You are on page 1of 6

Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

Profil perdarahan uterus abnormal di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou


Manado periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2014

1
Muhammad Rifki
2
Maria Loho
2
Frank M. M. Wagey

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: muh.rifki12041@gmail.com

Abstract: Abnormal Uterine Bleeding (AUB) is the most common cause of abnormal
vaginal bleeding among women in reproductive age. Approximately 30% of women come
to health care center with complaints of AUB during their reproductive period. The causes
of AUB include a broad spectrum of diseases. The main classification of AUB according
to FIGO has 9 categories of causes that is the acronym as "PALM-COEIN". This was a
descriptive retrospective study using data of medical records of patients with abnormal
uterine bleeding. The results showed that of: 51 cases with AUB, most were at the age of
41-50 years (24 cases; 47.06%), with the youngest age was 14 years and the oldest age
was 55 years. Most of the cases had normal body mass index, multiparity, and housewife.
PALM-COEIN classification showed that most were leiomyoma (29 cases; 56.86%) and
ovulatory dysfuntion (11 cases; 21.57%). Conclusion: Of the 51 patients with AUB at the
Obstetrics and Gynecology Department of Prof. Dr. R. D Kandou Hospital Manado from
January 2013 to December 2014, most cases were aged 41-50 years, multiparity, normal
BMI, leiomyoma, treatment with D & C, and the pathological tesult was hyperplasia
Keywords: abnormal uterine bleeding (AUB)

Abstrak: Perdarahan Uterus Abnormal (PUA) merupakan penyebab tersering perdarahan


abnormal per vaginam pada masa reproduksi wanita. Sekitar 30% wanita datang ke pusat
pelayanan kesehatan dengan keluhan PUA selama masa reproduktif. Penyebab terjadinya
PUA mencakup spektrum yang luas dari berbagai penyakit. Klasifikasi utama yang
digunakan untuk PUA berdasarkan FIGO terdapat 9 kategori penyebab yaitu akronim dari
“PALM-COEIN”. Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif, dengan menggunakan data
rekam medik pasien dengan PUA. Hasil penelitian memperlihatkan dari 51 kasus dengan
PUA didapatkan paling sering pada usia 41-50 tahun sebanyak 24 kasus (47,06%), dengan
usia termuda 14 tahun dan usia tertua 55 tahun. Kasus PUA terbanyak dengan Indeks
Massa Tubuh normal, paritas multipara, dan pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga.
Klasifikasi penyebab dengan PALM-COEIN sebagian besar ialah jenis leiomioma
sebanyak 29 kasus (56,86%) dan jenis ovulatory dysfuntion sebanyak 11 kasus (21,57%).
Simpulan: Dari 51 kasus PUA di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP Prof. R. D.
Kandou Manado kurun waktu Januari 2013 sampai Desember 2014 ditemukan terbanyak
pada usia 41-50 tahun, multipara, IMT normal, jenis PUA leiomioma, pengobatan D & C,
dengan hasil PA hiperplasia.
Kata kunci: perdarahan uterus abnormal (PUA)

1
Rifki, Loho, Wagey: Profil perdarahan uterus...

Gangguan haid atau disebut juga dengan kehamilan mola, atau kehamilan ektopik.
perdarahan uterus abnormal (PUA) Walaupun demikian, kemungkinan
merupakan keluhan yang sering perdarahan karena polip servisis uteri,
menyebabkan seorang wanita datang erosio porsio uteri, dan karsinoma servisis
berobat ke dokter atau tempat pertolongan uteri tidak dapat disingkirkan begitu saja
pertama. Di RSUD Dr.Soetomo Surabaya tanpa pemeriksaan yang teliti. Perdarahan
pada tahun 2007 dan 2008 didapatkan dalam menopause perlu mendapat
angka kejadian perdarahan uterus abnormal perhatian khusus karena gejala ini
sebanyak 12,48% dan 8,8% dari seluruh mempunyai arti klinik yang penting.4
kunjungan poli kandungan.1 PUA pada wanita tidak hamil di usia
Gangguan haid ini mempunyai reproduktif memiliki patologi yang sangat
manifestasi klinis yang bermacam-macam luas. Terdapat banyak sekali terminologi
tergantung kondisi serta penyakit yang yang digunakan baik untuk mendeskripsi-
dialami seorang wanita. Hampir semua kan gejala maupun mengenai gangguannya
wanita pernah mengalami gangguan haid sendiri sehingga dirasa cukup membi-
selama masa hidupnya. Gangguan ini dapat ngungkan dalam manajemen klinis dan
berupa kelainan siklus atau perdarahan. dalam menerjemahkan sebuat riset dan uji
Masalah ini dihadapi oleh wanita usia klinis.5
remaja, reproduksi dan klimakterik.2 PUA didefinisikan sebagai perdarahan
Perdarahan Uterus Abnormal dari korpus uteri meliputi semua kelainan
merupakan sebab tersering perdarahan haid baik dalam hal jumlah maupun
abnormal per vaginam pada masa lamanya. Hal ini digambarkan sebagai
reproduksi wanita. Dilaporkan gangguan kronis kalau itu telah hadir untuk mayoritas
ini terjadi pada 5-10% wanita. Lebih dari 6 bulan sebelumnya, dan akut jika cukup
50% terjadi pada masa perimenopause, berat perdarahan memerlukan pengobatan
sekitar 20% pada masa remaja, dan kira- cepat atau intervensi. Manifestasi klinis
kira 30% pada wanita usia reproduktif. Ras dapat berupa perdarahan banyak, sedikit,
bukan faktor penting, tetapi insidensi siklus haid yang memanjang atau tidak
leiomyoma pada wanita ras Afrika lebih beraturan.5
tinggi dan mereka memiliki kadar estrogen Menstruasi dianggap normal bila
yang lebih banyak, karena itu mereka perdarahan uterus terjadi setiap 21 – 35 hari
cenderung untuk lebih sering mengalami dan tidak berlebihan. Durasi normal
episode perdarahan abnormal pervaginam.3 perdarahan menstruasi adalah anatar dua
Secara klinis PUAl bukan merupakan dan tujuh hari perdarahan uterus abnormal
masalah baru lagi karena penanggu- terjadi ketika baik frekuensi atau jumlah
langannya dapat dilakukan menurut gejala perdarahan uterus abnormal berbeda dari
yang ditemukan. Dasar penanggulangannya yang disebutkan diatas.6
ialah memperbaiki keadaan umum, Penyebab terjadinya perdarahan uterus
menghentikan perdarahan dan mengem- abnormal dapat ditemukan diberbagai
balikan siklus haid menjadi normal. Tetapi wanita dan usia, tetapi terkadang muncul
selama ini pengobatan terhadap PUA hanya pada saat saat tertentu antara lain:
bersifat simtomatis, sedangkan sesungguh- anovulasi (penyebab tersering), defek
nya pilihan pengobatan yang rasional ialah koagulasi, dan perimenopause (pemen-
yang bersifat kausal dan berdasar pada dekan fase proliferasi dan disfungsi korpus
patofisiologinya.3 luteum).6
Perdarahan pervaginam yang sifatnya
tidak normal sering dijumpai. Perdarahan Pola Perdarahan Uterus Abnormal
tersebut dapat berhubungan dengan siklus PUA terjadi tanpa kelainan pada
haid ataupun tidak. Perdarahan yang saluran reproduksi, penyakit medis tertentu
didahului oleh haid yang terlambat atau kehamilan.7 Perdarahan akut dan
biasanya disebabkan oleh abortus, banyak merupakan perdarahan menstruasi
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

dengan jumlah darah haid > 1 tampon per Berdasarkan International Federation
jam dan atau disertai dengan gangguan of Gynecology and Obstetrics (FIGO),
hipovolemik.7 Perdarahan ireguler meliputi terdapat 9 kategori utama disusu sesuai
metroragia, menometroragia, oligomenore, dengan akronim “PALM COEIN” yakni ;
perdarahan haid yang lama (> 12 hari), polip, adenomiosis, leiomioma, malignancy
perdarahan antara 2 siklus haid dan pola dan hiperplasia, coagulopathy, ovulatory
perdarahan lain yang ireguler. Pasien usia dysfunction, endometrial, iatrogenik, dan
perimenars yang mengalami gangguan haid not yet classified.10
tidak dimasukkan dalam kelompok ini Kelompok PALM merupakan kelainan
karena kelainan ini terjadi akibat belum struktur yang dapat dinilai dengan berbagai
matangnya poros hipothalamus – hipofisis teknik pencitraan dan atau pemeriksaan
– ovarium.7 histopatologi antara lain: Polip,
Menoragia merupakan perdarahan adenomiosis,lLeiomioma, dan malignancy
menstruasi dengan jumlah darah haid > 80 and hyperplasia. Kelompok “COEIN”
cc atau lamanya > 7 hari pada siklus yang merupakan kelainan non strruktural yang
teratur. Bila perdarahannya terjadi > 12 hari tidak dapat dinilai dengan teknik pencitraan
harus dipertimbangkan termasuk dalam atau histopatologi. Sistem klasifikasi
perdarahan ireguler.8 tersebut disusun berdasarkan pertimbangan
Perdarahan karena efek samping bahwa seorang pasien dapat memiliki satu
kontrasepsi dapat terjadi pada pengguna atau lebih faktor penyebab PUA antara lain
PKK, suntikan depo medroksi progesteron Coagulopaty, Ovulatory dysfuntion,
asetat (DMPA) atau AKDR. Perdarahan Endometrial, Iatrogenik, dan Not Yet
pada pengguna PKK dan suntikan DMPA Classified.11
kebanyakan terjadi karena proses
perdarahan sela. Infeksi Chlamydia atau Penatalaksanaan
Neisseria juga dapat menyebabkan Pada dasarnya tujuan penatalaksanaan
perdarahan pada pengguna PKK, PUA ialah:Memperbaiki keadaan umum,
sedangkan pada pengguna AKDR Menghentikan perdarahan, dan Mengem-
kebanyakan perdarahan terjadi karena balikan fungsi hormon reproduksi.12
endometritis.8 Secara singkat langkah-langkah
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Klasifikasi 1. Perbaikan keadaan umum: Pada
Klasifikasi PUA terbagi menjadi 3 perdarahan yang banyak sering
yaitu: ditemukan keadaan umum yang buruk.
1.
PUA akut: Perdarahan haid yang banyak Pada keadaan PUA akut anemia yang
sehingga perlu dilakukan penanganan terjadi harus segera diatasi dengan
yang cepat untuk mencegah kehilangan transfusi darah. Pada PUA kronis
darah. PUA akut dapat terjadi pada keadaan anemia ringan seringkali dapat
kondisi PUA kronik atau tanpa riwayat diatasi dengan diberikan sediaan besi,
sebelumnya.9 sedangkan anemia berat membutuhkan
2.
PUA kronik: Merupakan terminologi transfusi darah.13
untuk PUA yang telah terjadi lebih dari 2. Penghentian perdarahan: dapat
3 bulan. Kondisi ini biasanya tidak dilakukan dengan pemakaian hormon
memerlukan penanganan yang cepat steroid seks, penghambat sintesis
dibandingkan PUA akut.9 prostaglandin, antifibrinolitik,
3.
Perdarahan tengah (intermenstrual pengobatan D & C, dan pengobatan
bleeding): terjadi di antara 2 siklus haid operatif.14
yang teratur. Perdarahan dapat terjadi 3. Mengembalikan keseimbangan fungsi
kapan saja atau dapat juga terjadi di hormon reproduksi yang meliputi
waktu yang sama setiap siklus.9 pengembalian siklus haid abnormal
menjadi normal, pengubahan siklus
Rifki, Loho, Wagey: Profil perdarahan uterus...

anovulatorik menjadi ovulatorik atau Tabel 1. Distribusi penderita Perdarahan


perbaikan suasana sehingga terpenuhi Uterus Abnormal berdasarkan karakteristik
persyaratan untuk pemicuan ovulasi.15 pasien

METODE PENELITIAN Karakteristik N %


Jenis penelitian ini ialah deskriptif Umur
<20 7 13,72
retrospektif dengan menggunakan data
21-30 6 11,76
rekam medik pasien di RSUP Prof.dr.R.D. 31-40 10 19,61
Kandou Manado. Subjek penelitian ialah 41-50 24 47,06
penderita PUS di Bagian/SMF Obstetri dan 51-60 4 7,85
Ginekologi RSUP Prof. dr. R.D. Kandou >60 0 0
Manado selama periode 1 Januari 2013 – Total 51 100
31 Desember 2014. Paritas
Nulipara 13 25,49
HASIL DAN BAHASAN Primipara 4 7,84
Dari penelitian yang telah dilakukan Multipara 34 66,67
bulan Oktober 2015 di Bagian Obstetri dan Total 51 100
Ginekologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou IMT
<18,5 2 11,76
Manado ditemukan 51 kasus Perdarahan
18,5 – 24,9 8 47,05
Uterus Abnormal (PUA). Data dikumpul- 25,0 – 29,9 1 5,89
kan dari rekam medik kemudian disajikan >30,0 6 35,29
dalam bentuk tabel. Total 17 100
Pada Januari 2013 sampai Desember Pekerjaan
2014 di Bagian Obstetri dan Ginekologi IRT 34 66,67
RSUP Prof. R. D. Kandou Manado (Tabel Swasta 4 7,84
1) ditemukan bahwa penderita PUA PNS 6 11,76
terbanyak pada usia 41-50 tahun sebanyak Mahasiswa 7 13,73
24 kasus (47,06%), diikuti oleh usia 31-40 Total 51 100
tahun sebanyak 10 kasus, usia ≤20 tahun
sebanyak 7 kasus, usia 21-30 tahun Tabel 2. Distribusi penderita PUA berdasarkan
sebanyak 6 kasus, usia 51-60 tahun Klasifikasi penyebab PALM-COEIN
sebanyak 4 kasus; tidak ditemukan pada
usia >60 tahun. Dari penelitian yang telah PALM-COEIN N %
dilakukan sebelumnya, prevalensi PUA Polip 1 1,96
dalam kelompok usia reproduksi sekitar Adenomiosis 1 1,96
30%.10 Leiomioma 29 56,86
Pada Tabel 1 dapat dilihat juga bahwa Malignancy dan Hyperplasia 6 11,76
dari 51 kasus yang diteliti, paritas Coagulopaty 1 1,96
terbanyak ditemukan pada wanita dengan Ovulatory Dysfuntion 11 21,57
multipara sebanyak 34 kasus dan wanita Endometrial 0 0
dengan nulipara sebanyak 13 kasus. Indeks Iatrogenik 2 3,92
Massa Tubuh (IMT) pasien ditemukan Not Yet Classified 0 0
terbanyak pada wanita dengan IMT normal. Total 51 100
Berdasarkan pekerjaannya, profesi Ibu
Rumah Tangga ditemukan sebanyak 34 Pada Tabel 2 didapatkan bahwa
kasus, pelajar sebanyak 7 kasus, PNS penyebab PUA berdasarkan klasifikasi
sebanyak 6 kasus dan swasta sebanyak 4 PALM-COEIN yaitu leiomioma
kasus. (PUA-L) sebanyak 30 kasus (58,82%),
ovulatory dysfuntion (PUA-O) sebanyak 11
kasus (21,57%), iatrogenik (PUA-I)
sebanyak 2 kasus (3,92%), polip (PUA-P),
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

coagulopaty (PUA-C) dan adenomiosis Tabel 4. Distribusi penderita Perdarahan


(PUA-A) masing-masing 1 kasus (1,96%), Uterus Abnormal berdasarkan hasil PA
sedangkan endometrial dan not yet
classified tidak ditemukan. Studi yang Hasil PA N %
dilakukan di Afrika Selatan menyebutkan Ketidakseimbangan Hormonal 1 25
bahwa insidensi leiomioma pada wanita ras Hiperplasia 2 50
Afrika lebih tinggi dan mereka memiliki
Ca Endometrium 1 25
kadar estrogen yang lebih tinggi sehingga
cenderung untuk lebih sering mengalami Total 4 100
episode perdarahan abnormal pervaginam.8
Dari Tabel 3 didapatkan bahwa SIMPULAN
penanganan menggunakan Dilatasi dan Dari hasil penelitian dan bahasan dapat
Kuretase (D&C) merupakan penanganan disimpulkan bahwa dari 51 kasus
terbanyak dalam penanganan PUA Perdarahan Uterus Abnormal di Bagian
Obstetri dan Ginekologi RSUP Prof. R. D.
Tabel 3. Distribusi penderita PUA berdasarkan Kandou Manado kurun waktu Januari 2013
jenis penanganan sampai Desember 2014 yang terbanyak
ditemukan pada usia 41-50 tahun,
Penanganan N %
multipara, IMT normal, jenis PUA
Medikamentosa 22 43,13 leiomioma, pengobatan dengan D & C, dan
D&C 25 49,02 hasil PA ialah hiperplasia.
Operatif 4 7,85
Total 51 100 SARAN
Penderita dengan gejala perdarahan
Dalam penelitian ini ditemukan pada uterus yang abnormal agar lebih dini
sebanyak 25 kasus dengan penanganan memeriksakan ke dokter spesialis Obstetri
D&C, 22 kasus dengan pemberian dan Ginekologi mengingat banyaknya jenis
medikamentosa, dan 4 kasus dengan dari perdarahan uterus abnormal dengan
penanganan operatif. Pada dasarnya pada penanganan yang berbeda-beda.
PUA langkah ialah memperbaiki keadaan
umum, termasuk pengatasan anemia. DAFTAR PUSTAKA
Langkah kedua ialah menghentikan 1. Hendarto H. Gangguan Haid/Perdarahan
perdarahan, baik secara hormonal maupun Uterus Abnormal. In: Mochammad
operatif. Setelah keadaan akut teratasi, Anwar, Ali Baziad, R. Prajitno
sebagai langkah ketiga, dilakukan upaya Prabowo, editors. Ilmu Kandungan
pengembalian fungsi normal siklus haid (3rd ed). Jakarta; PT Bina Pustaka
dengan cara mengembalikan keseimbangan Sarwono Prawirohardjo, 2011; p.
fungsi hormon reproduksi.13 162-9.
2. Morgan G. Obstetri dan Ginekologi
Tindakan dengan teknik D&C dapat
Panduan Praktik (2nd ed). Jakarta;
menghentikan perdarahan karena EGC, 2009.
menghilangkan daerah nekrotik pada 3. Elief P. Perdarahan Uterus Abnormal. 2012.
endometrium. Dengan cara tersebut [cited 21 Oktober 2015]. Available
perdarahan akut berhasil dihentikan pada from:
40-60% kasus.14 http://perdarahanuterusabnormal.com/
Pada Tabel 4 dapat dilihat dari 51 article/manifestasi-klinis/.
kasus PUA yang memiliki hasil 4. Geffen D. Abnormal uterine Bleeding. 2011.
Laboratorium PA hanya 4 kasus. Hasil Lab [cited 21 Oktober 2015]. Available
PA dengan Hiperplasia ditemukan from:
sebanyak 2 kasus dan hasil lab PA dengan http://cambridgemedicine.com/2011/0
2/15/907/.
ketidakseimbangan hormonal dan Ca
5. Faizal M. Resiko Keganasan Perdarahan
Endometrium masing-masing 1 kasus.
Rifki, Loho, Wagey: Profil perdarahan uterus...

Uterus Abnormal Berdasarkan FIGO Classification System (PALM-


Karakteristik Histopatologi Sediaan COEIN) for Causes of Abnormal
Kuretase Di RSUD DR. Moewardi Uterine Bleeding in Nongravid
Surakarta [Skripsi]. Surakarta: Women of Reproductive Age.
Universitas Sebelas Maret; 2015. American Society for Reproductive
6. Livingstone M, Fraser S. Mechanisms of Medicine;April 2011.p. 3-13.
Abnormal Uterine Bleeding. 2010.h. 11. Obgynmag. Penanganan Perdarahan Uterus
60-7. [cited 22 Oktober 2015]. Abnormal Sebelum Menopause. Ilmu
Availabloe from: Kebidanan dan Penyakit Kandungan.
http://humupd.oxfordjournals.org/con Desember 2011. [cited 23 Oktober
tent/8/1/60.full.pdf. 2015]. Available from:
7. John W. Abnormal Uterine Bleeding; A http://obgynmag.0rg.co.id/2011/12/pe
Management Algorithm. Journal Of nanganan-perdarahan-uterus-
The American Board Of Family abnormal.html
Medicine. December 2010.h. 590- 12. Diagnosis of abnormal uterine bleeding in
602. [cited 22 Oktober 2015]. reproductive-aged women. American
Available from: College of Obstetricians and
http://www.jabfm.org/content/19/6/59 Gynecologists; 2012.p.197–206.
0.full. 13. The Royal College of Obstetricians and
8. Egrave B. Epidemiology of abnormal Gynecologist. The management of
uterine bleeding. Januari 2010.h. 887- heavy menstrual bleeding. Nice
90. [cited 23 oktober 2015]. Journal Guideline; 2007.
and Research in Clinical Obstetrics 14. Wilkinson JP, Kadir RA. Management of
and Gynaecology. Abnormal Uterine Bleeding in
9. Baziad A, Hestiantoro A, Wiweko B. adolescents. J Padiatr Adolesc
Panduan Tata Laksana Perdarahan Gynecol. 2010;23(6)(suppl):S22-S30.
Uterus Abnormal. Hasil Lokakarya 15. Midwifery J. Abnormal Uterine Bleeding.
Himpunan Endokrinologi- Journal of Midwifery & Women's
Reproduksi dan Fertilitas. Health. 2010. p. 191-3. [cited 22
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Oktober 2015]. Available from:
Indonesia. Aceh, 2011. http://www.medscape.com/viewarticl
10. Malcolm M, Hilary O.D. Critchley, e/717971.
Michael S Broder, Ian S Fraser.

You might also like