You are on page 1of 6

Abses Bukalis Sinistra : Laporan Kasus

(Fibroma in Lower Left Labial Mucosa: A Case Report)

Abdul Rochim, Bestarika Yuri, Varina Zata, Dimas Ananta


Klinik Bedah Mulut
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121

Abstract
Fibroma is a benign neoplasia derived from fibrous connective tissue. Fibroma can be
caused by hereditary factors or external factors such as trauma or local irritation [5]. Fibroma may
be the result of only one trauma or repetition, chronic infection or inflammation [6]. In this case the
81-year-old male patient came to Jember Dental Hospital and Mouth Hospital, with clinical
symptoms of pink lumps on the left lower labial mucosa, pungent consistency, negative
fluctuations, positive mobility, 4.5 cm long, 2 wide cm, height 1 cm, no pain, clear boundaries, and
smooth surface. Based on anamnesis and clinical examination, the lump is since ± 10 years ago.
The lump is initially recurrent, sometimes enlarged when bitten with pain and heal itself. Patient
has never treated it until now. The present condition of the lump remains and does not shrink in
size and the patient does not feel pain.

Keywords: Fibroma

Abstrak

Fibroma merupakan suatu neoplasia jinak yang berasal dari jaringan ikat fibrous. Fibroma
dapat disebabkan oleh faktor herediter atau faktor eksternal seperti trauma atau iritasi lokal [5].
Fibroma dapat berupa hasil dari trauma yang hanya sekali atau pengulangan, infeksi atau
inflamasi kronis [6]. Pada kasus ini pasien laki-laki berusia 81 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi
dan Mulut Universitas Jember, dengan gejala klinis benjolan berwarna merah muda pada mukosa
labial bawah kiri, konsistensi kenyal, fluktuasi negatif, mobilitas positif, panjang 4,5 cm, lebar 2 cm,
tinggi 1 cm, tidak sakit, batas jelas, dan permukaan halus. Berdasarkan anamnesa dan
pemeriksaan klinis, benjolan tersebut sejak ±10 tahun yang lalu. Benjolan tersebut awalnya
bersifat kambuhan, terkadang membesar saat tergigit disertai rasa sakit dan sembuh sendiri.
Pasien tidak pernah mengobatinya hingga sekarang. Kondisi sekarang benjolan tersebut tetap ada
dan tidak mengecil ukurannya serta pasien tidak merasakan sakit.

Kata Kunci: Fibroma


PENDAHULUAN superfisial fasial. Abses bukalis sebagian
Gigi dan mukosa merupakan besar disebabkan oleh penyebaran infeksi
pertahanan pertama yang hampir tidak gigi maksila dan molar mandibular [3].
tertembus apabila sistem kekebalan hospes Gejala klinis abses ini terbentuk di
dan pertahanan seluler berfungsi dengan bawah mukosa bukal dan menonjol ke
baik. Apabila sifat mikroflora berubah, arah rongga mulut. Pada perabaan tidak
baik kualitas maupun kuantitasnya; apabila jelas ada proses supuratif, fluktuasi negatif
mukosa mulut dan pulpa terpenetrasi; dan gigi penyebab kadang-kadang tidak
apabila sistem kekebalan dan pertahanan jelas. Masa infeksi/pus dapat turun ke
selular terganggu; atau kombinasi dari hal- spasium terdekat lainnya [2].
hal tersebut diatas, maka infeksi dapat Pemeriksaan radiografi diperlukan
terjadi [5]. Infeksi adalah proses invasif sebagai pemeriksaan penunjang dalam
oleh mikroorganisme dan berproliferasi di menentukan diagnosa dan perawatan yang
dalam tubuh sehingga menyebabkan suatu akan dilakukan. Gambaran radiografi dari
penyakit [6]. suatu abses berupa radiolusen berbatas
Infeksi odontogenik merupakan difus disekitar gigi penyebab.
infeksi rongga mulut yang paling sering Berdasarkan pemeriksaan kasus,
terjadi. Infeksi odontogenik dapat didapatkan pasien laki-laki berusia 81
merupakan awal atau kelanjutan penyakit tahun, dengan gejala klinis benjolan
periodontal, perikoronal, trauma, atau berwarna merah muda pada mukosa labial
infeksi pasca pembedahan. Infeksi bawah kiri, konsistensi kenyal, fluktuasi
odontogenik juga lebih sering disebabkan negatif, mobilitas positif, panjang 4,5 cm,
oleh beberapa jenis bakteri seperti lebar 2 cm, tinggi 1 cm, tidak sakit, batas
streptococcus. jelas, dan permukaan halus.
Abses adalah kumpulan pus yang
terletak dalam suatu kantung yang Laporan Kasus
terbentuk dalam jaringa yang disebabkan ANAMNESA Seorang laki-laki
oleh bakteri, parasit atau benda asing berumur 81 tahun dating ke Bagian Bedah
lainnya. Abses merupakan reaksi Mulut RSGM Universitas Jember pada
pertahanan tubuh yang bertujuan untuk tanggal 2 April 2018 pukul 10.00 WIB
mencegah agen-agen infeksi menyebar ke dengan keluhan utama terdapat benjolan
bagian tubuh lainnya [7]. pada mukosa labial bawah bagian kiri
Abses bukalis adalah abses yang sejak ±10 tahun yang lalu. Benjolan
terletak antara otot businator dan kulit tersebut awalnya bersifat kambuhan,
terkadang membesar saat tergigit disertai sakit, benjolan berbatas jelas, dan memiliki
rasa sakit dan sembuh sendiri. Pasien tidak permukaan yang halus.
pernah mengobatinya hingga sekarang.
Kondisi sekarang benjolan tersebut tetap
ada dan tidak mengecil ukurannya serta
pasien tidak merasakan sakit. Pasien
belum pernah melakukan pengobatan ke
sarana kesehatan apapun, baik puskesmas
ataupun praktek dokter gigi pribadi
Pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum baik, tekanan darah 130/80 Gambar 1. Mukosa labial bawah kiri
tampak lebih menonjol
mmHg, nadi 74 x/menit, dan respirasi 20
x/ menit.
Pemeriksaan ekstraoral, secara visual
terlihat adanya pembengkakan tanpa ada
perubahan warna sehingga wajah nampak
asimetris pada sisi kiri. Palpasi pada
bagian pipi kiri menunjukkan adanya
pembengkakan yang menonjol ke arah
rongga mulut, terdapat peningkatan suhu,
Gambar 2. Benjolan pada mukosa mukosa
fluktuasi negative. Perabaan (-) pada labial bawah kiri
kelenja limfe submandibular dexter,
Pasien didiagnosis abses bukalis
kelenjar submandibula sinister, dan
sinistra. Perawatan yang dilakukan adalah
kelenjar submental tidak teraba, tidak
medikasi dengan merespkan antibiotic dan
sakit. Selain itu, kelenjar saliva
anti nyeri kemudian menginstruksikan
sublingualis, kelenjar parotis, dan kelenjar
pasien untuk control 7 hari kemudian.
submandibula hasilnya normal, tidak ada
Pada hari ke 7, pasien datang untuk
pembengkakan dan tidak sakit.
control. Hasil pemeriksaannya….
Pemeriksaan intra oral, pada bagian
dalam mukosa labial bawah kiri terdapat
Diskusi
benjolan dengan ukuran panjang 4,5cm,
Abses adalah rongga yang berisi
lebar 2cm, tinggi 1cm, bewarna
nanah dan dikelilingi dengan jaringan
kemerahan, konsistensi kenyal, tidak ada
inflamasi yang terbentuk dari hasil infeksi
fluktuasi, benjolan dapat digerakkan, tidak
yang terlokalisasi. Akumulasi nanah dalam mengalami perforasi pulpa, dan
suatu rongga dibentuk oleh jaringan mengalami infeksi yang menjalar hingga
berdasarkan proses infeksi [1]. ke apikal gigi 25. Pus yang terbentuk di
Abses spasium bukal terletak apikal gigi 25 berusaha mencari jalan
antara otot businator dan kulit superfisial keluar hingga menyebar ke apikal gigi
fasial. Otot businator terletak superior tetangganya, dalam kasus ini apikal gigi
sepanjang maksila dari premolar dan 26.
terletak di inferior bagian permukaan Pola penyebaran abses dipengaruhi
lateral mandibula. Infeksi pada gigi molar oleh 3 kondisi, yaitu virulensi bakteri,
maksila sering menembus tulang dan ketahanan jaringan, dan perlekatan otot.
superior terhadap insersi otot businator Virulensi bakteri yang tingi mampu
yang akan menimbulkan infeksi pada menyebabkan bakteri bergerak secara
spasium bukal [3] . Pada kasus ini, infeksi leluasa ke segala arah, Ketahanan jaringan
pada premolar kedua yang menjalar ke sekitar yang tidak baik menyebabkan
periodontal gigi molar 1 maksila jaringan menjadi rapuh dan mudah
menembus tulang dan superior terhadap dirusak, sedangkan perlekatan otot
insersi otot businator sehingga mempengaruhi arah gerak pus. Sebelum
menimbulkan infeksi pada spasium bukal. mencapai “dunia luar”, perjalanan pus ini
Gejala klinis abses ini terbentuk di bawah mengalami beberapa kondisi, karena
mukosa bukal dan menonjol ke arah sesuai perjalanannya, dari dalam tulang
rongga mulut. Pada perabaan tidak jelas melalui cancelous bone, pus bergerak
ada proses supuratif, fluktuasi negatif dan menuju ke arah korteks tulang. Tulang
gigi penyebab kadang-kadang tidak jelas. yang dalam kondisi hidup dan normal,
Masa infeksi/pus dapat turun ke spasium selalu dilapisi oleh lapisan tipis yang
terdekat lainnya. Pada pemeriksaan tervaskularisasi dengan baik guna
estraoral tampak pembengkakan difus, menutrisi tulang dari luar, yang disebut
tidak jelas pada perabaan [2]. periosteum. Karena memiliki vaskularisasi
Gambaran radiografi dari suatu abses yang baik ini, maka respon inflamasi juga
berupa radiolusen berbatas difus di sekitar terjadi ketika pus mulai mencapai korteks,
gigi penyebab. Pada kasus ini, terdapat dan melakukan eksudasinya dengan
gambaran radiolusen berbatas difus di melepas komponen inflamasi dan sel
apikal gigi 25 dan 26, terdapat radiolusen plasma ke rongga subperiosteal (antara
pada atap pulpa gigi 25. Hal ini korteks dan periosteum) dengan tujuan
menunjukkan bahwa gigi 25 sudah menghambat laju pus yang kandungannya
berpotensi destruktif tersebut. Peristiwa ini Pada kasus yang dilaporkan,
menibulkan rasa sakit, terasa hangat pada diagnosa yang ditegakkan merupakan
region yang terlibat, bisa timbul fibroma mukosa labial. Penegakan
pembengkakan, peristiwa ini disebut diagnosa dilakukan pemeriksaan intraoral,
periostitis. Bila ternyata respon inflamasi dan pemeriksaan ekstraoral. Berdasarkan
tidak mampu menghambat aktivitas klinis lesi berupa nodul yang berukuran
bakteri penyebab, maka dapat berlanjut ke 4x2x1 berwarna merah mudah dengan
kondisi yang disebut abses subperiosteal. konsistensi kenyal pada mukosa labial
Abses subperiosteal terjadi di rongga yang bawah bagian kiri. Perawatan yang
sama, yaitu di sela-sela antara korteks dilakukan dengan menghilangkan sumber
tulang dengan lapisan periosteum. Pada iritasi, diikuti dengan eksisi (surgical).
kondisi ini pus berhasil “menembus”
korteks dan memasuki rongga Daftar Pustaka
subperiosteal. Karena lapisan periosteum [1]. Dahong, Fonny. 2009. Abses
adalah lapisan yang tipis, maka dalam Dentogen Subkutan. Jurnal
beberapa jam saja akan mudah tertembus Dentofasial: 8(2).
oleh pus. Jika periosteum sudah tertembus [2]. Fragiskos, D Fragiskos. 2007. Oral
oleh pus yang berasal dari dalam tulang Surgery. Berlin: Springer
tadi, proses infeksi ini akan menjalar [3]. Karasutisna, Tis., Daud, Moch
menuju spasia fasial terdekat, karena telah Endang., Soepardi, Tet. 2001.
mencapai area jaringan lunak [8]. Dalam Infeksi Odontogenik. Bandung:
kasus ini spasium terdekat dari gigi Bagian Bedah Mulut Universitas
penyebabnya adalah spasium bukalis . Padjajaran
Perawatan yang dilakukan adalah [5] Pedersen, G.W. 1996. Buku Ajar
medikasi dengan meresepkan amoxicillin Praktis Bedah Mulut. Jakarta:EGC.
tabs 500 mg sebagai antibiotik dan asam [6] Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku
mefenamat tabs 500 mg sebagai antinyeri. Ajar Fundamental Keperawatan :
Kemudian jika inflamasi sudah mereda, Konsep, Proses, Dan Praktik.Edisi
pasien dirujuk ke Klinik Konservasi untuk 4.Volume 1. Jakarta. EGC.
dilakukan perawatan saluran akar karena [7] Rakhma, T dan Tri, R. 2011.
jaringan gigi yang tersisa masih banyak. Perawatan Saluran Akar Satu
Kunjungan pada Gigi molar Pertama
Kesimpulan Mandibula Nekrosis Pulpa dengan
Abses Periapikal dan
Fistula.Yogyakarta: FKG UGM.
[8] Saleh, Edwyn. 2017. Abses Rongga
Mulut. Yogyakarta: Bagian Bedah
Mulut UMY.

You might also like