You are on page 1of 19

Bab 1.

Pendahuluan

1.1.Latar Belakang
Latar belakang Ekskursi Geologi Regional ini secara umum adalah Penelitian
Lapangan dalam Pelatihan Keterampilan Lapangan ( Field Skill ) dalam bidang
geologi, dan sebagai syarat pemenuhan satu Sistem Kredit Semester (1 SKS)
semester satu, di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Univeritas Negeri Gorontalo.
Penelitian lapangan oleh mahasiswa dimaksudkan sebagai penerapan ilmu dan
pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan di Program Studi Teknik Geologi
Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian dilakukan di daerah Kabupaten Luwuk da
Kabupaten Luwuk Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Daerah tersebut dipilih
karena memenuhi materi mata kuliah tersebut.
1.2.Maksud dan Tujuan
Maksud dari dilakukannya ekskursi geologi regional ini adalah untuk
melakukan penelitian geologi permukaan secara umum sebagai salah satu upaya
untuk menyajikan informasi geologi yang ada, serta melakukan suatu analisa
berdasar atas data pada daerah telitian.
Tujuannya yaitu untuk mengetahui kondisi geologi yang meliputi aspek
geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, sejarah geologi dan potensi bahan
galian.
Selain itu, penelitian ini dilengkapi dengan kunjungan ke salah satu perusahaan
industri minyak dan gas bumi yaitu PT. Donggi Senoro Liquified Nitrogen Gas (PT.
DSLNG) yang tujuannya untuk mengetahui seluk beluk dari produksi hingga
penjualan dari minyak dan gas bumi.
1.3.Alat dan Bahan
Untuk membantu dalam kegiatan Ekskursi Geologi Regional ini berupa
memudahkan kebutuhan akuisisi data, maka digunakan berbagai alat dan bahan
antara lain :
- Kompas Geologi (Tipe Brunton)
Digunakan untuk mengambil data struktur geologi juga kebutuhan ploting
lokasi penelitian.
- Palu Geologi (Tipe Pointed Tip)

1
Membantu dalam pembuatan hand specimen untuk analisis data atau
kelengkapan data yang belum dapat di identifikasi di lapangan.
- Peta Lokasi Penelitian, (berupa Peta Geomorfologi dan Peta Geologi)
Untuk membantu dalam penentuan lokasi dan tracking tahap perencanaan
lintasan dan salah satu sumber informasi awal penelitian.
- Komparator Batuan
Digunakan untuk membantu dalam analisis petroskopis litologi di lapangan.
- Sample Bag
Digunakan untuk tempat sampel.
- Alat Tulis Geologi (ATG)
Digunakan untuk pencatatan data lapangan dan pembutan sketsa di
lapangan.
- Clipboard
Selain untuk membantu dalam pencatatan data, juga memuhdahkan dalam
pengukura struktur bidang di lapangan.
- Kamera
Digunakan untuk mengambil gambar outcrop di lapangan dan foto hand
specimen.
- Safety Field Work Equipments
Digunakan untuk membantu praktikan untuk memudahkan akuisisi data dan
keselamatan kerja di lapangan.
1.4.Letak dan Kesampaian Daerah
Ekskursi Geologi Regional dilakukan disepanjang jalan Trans-Sulawesi
Kabpaten Banggai Sulawesi Tengah. Yang dimulai dari Pelabuhan Ferry Pagimana
menuju PT. Donggi Senoro Liquified Nitrogen Gas. Pelabuhan Ferry Pagimana
dapat ditempuh dalam sepuluh jam dari Pelabuhan Ferry Gorontalo.

2
Gambar 1.1 Peta Kesampaian Daerah Ekskursi Geologi Regional

3
Bab 2. Tinjauan Pustaka
2.1.Gambaran Umum Daerah Ekskursi
Sulwesi dan pulau-pulu di sekitarnya dibagi menjadi tiga mandala (provinsi)
geologi, yang secara orogeny bagian timur berumur lebih tua sedangkan bagian
barat lebih muda. Mandala-mendala tersebut adalah mandala Sulawesi
Barat,mandala Sulawesi Timur dan mandala Banggai-Sula. Pembagian ersebut
iddsarkan pada stratigrafi, struktur dan sejarah masing-masing mandala.
Mandala Sulawesi Barat merupakan suatu palung Kapur hingga Paleogen yang
telah berkembang menjadi suatu jalur tengah gunungapi di dalam zaman yang lebih
muda.
Mandala Sulawesi Timur tercirikan oleh gabungan ofiolit dan batuan
metamorphosis, bagian barat mandala ini terutama terdiri atas sekis. Endapan-
endapan laut dalam yang luas dengan sisipan rijang terdapat di mandala ini.
Mandala Banggai-Sula mempunyai urutan sedimen yang menonjol, yang di
endapakan selama Jura dan Kapur. Urutan ini menindih batuan sedimen yang
diendapkan tak selaras di atas batuan gunungapi dan kompleks alas batuan
metamorf dan batuan bersifat granit.
Daerah Ekskursi Geologi regional termasuk ke dalam dua mandala, yaitu mandala
Sulawesi Timur dan mandala Bangai-Sula.

Gambar 2.1. Peta Sulawesi dan mandala geologinya (Sukamto, 1975)

4
2.1.1. Track 1, Pagimana – Luwuk
Track satu, ialah track yang dilakukan di sepanjang jalan Trans-Sulawesi
Kabupaten Banggai, bertujuan untuk mengidentifikasi data geologi yang terekam
pada litologi, struktur geologi dan stratigrafi yang ada pada outcrop di lapangan
ekskursi geologi regional.
2.1.2. Track 2, PT. Donggi Senoro Liquified Nitrogen Gas
PT. Donggi Senoro Liquified Nitrogen Gas ialah perusahaan pengahasil gas
alam cair Indonesia. Proyek gas DSLNG merupakan salah satu kegiatan utama
koridor Sulawesi dalam Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI). DSLNG memberi peluang bagi pengembangan beberapa cadangan gas
alam berskala kecil yang belum dikembangkan.
Lading gas DSLNG terletak di Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi
Tengah, sekitar dua puluh kilometer sebelah tenggara Kota Luwuk, yaitu kota
utama di Kabupaten Banggai.
Pabrik LNG ini berdiri di atas lahan seluas lebih dari tiga ratus hektar, di
pesisir pantai yang menghadap Selat Peleng, yang menawarkan jalur pelayaran di
lautan yang dalam dari Surabaya dan Makassar ke Luwuk dan Manado.
2.2.Geologi Regional Daerah Ekskursi
2.2.1 Fisiografi
Morfologi daerah Luwuk dapat dibagi menjadi tiga satuan yaitu
pegunungan dan kras, perbukita dan dataran rendah.
Pegunungan dan Kras, menempati bagian tengah daerah Ekskursu dengan
puncak tertingginya mencapai 2,255 m di atas muka laut. Morfologi pegunungn
dicirikan oleh tonjolan yang kasar dan merlereng terjal. Kras berupa dolina, gua dan
sungai bawah tanah, dengan batuan yang membentuk morfologi pegunungan ini
adalah batuan ultramafic, batuan mafik, dan batu gamping pada daerah kras.
Lembah sungai yang mengalir di daerah ini berbentuk V, dan banyak dijumoai air
terjun.
Satuan perbukitan menempati daerah di antara pegunungan dan dataran,
ketingiannya berkisar antara 50 sampai 700 m di atas muka laut. Satuan morfologi
ini berlereng landau sampai agak curam dengan batuan yang membentuk morfologi
ini ialah batu gamping, batuan ultramafic dan mafik, batuan gunungapi dan sedimen

5
klastika. Pola aliran sungai di daerah ini dapat digolongkan sejajar atau hamper
sejajar.
Dataran rendah, menempati daerah pantai, terutama di bagian utara daerah
ekskursi ketinggiannya berkisar antara 0 dan 50 m di atas muka laut. Dataran
terdapat di daerah Ampana, Balingara, Bunta, Siuna dan Binsil; kesemuanya
terdapat di pantai utara. Sungai yang mengalir di daerah ini umumnya berkelok dan
berlembah lebar dan satuan morfologi ini dibentuk oleh endapan sungai dan pantai.
2.2.2 Stratigrafi
Lembar Luwuk secara regional masuk ke dalam Mendala Sulawesi Timur,
Banggai-Sula dan Sulawesi Barat.
Formasi Meluhu (TRJm), merupakan formasi berumur Trias yang disusun
oleh batuan metamorf, dengan letebalam formasi mencapai 750 meter. Formasi ini
bersentuhan tektonik dengan kompleks ultramafik.
Formasi Nambo (Jnm), merupakan formasi berumur Jura tengah hingga
Jura akhir yang tersusun dari batuan napal dan serpih. Ketebalan formasi ini
mencapai 300 meter.
Formasi Nanaka (Jn), merupakan formasi yang berumur Jura akhir, tersusun
dari batu pasir kuarsa dengan perselingan batu pasir lempungan. Ketebalan formasi
mencapai 800 meter. Formasi ini tertindih yak selaras oleh formasi Salodik (Tems).
Formasi Salodik (Tems), merupakan batugamping yang kaya akan fosil,
dengan umur diperkirakan Eosen hingga Miosen Akhir. Ketebalan formasi ini bias
mencapai 1500 meter.
Formasi Kintom (Tmpk), formasi ini tersusun dari konglomerat, batu pasor
dan napal di bagian bawahnya. Formasi ini berumur Miosen akhir hingga Pliosen
ini mempunyai ketebalan hingga 1200 meter. Formasi ini tertindi tak selaras oleh
formasi Terumbu koral Kuarter.
Terumbu Koral Kuarter (Ql) merupakan formasi yang tersusun leh
batugamping, dan diduga masih terbentuk sampai sekarang. Ketebalan formasi ini
mencapai 400 meter.
Aluvium (Qa), tersusun dari hasil endapan sungai dan pantai. Terdiri dari
pasir, kerikil, lumpur dan sisa tumbuhan,

6
Gambar 2.2 Peta geologi daerah Ekskursi Geologi Regional (Rusmana, 1993)
2.2.3 Banggai Basin
Banggai basin adalah basin yang mencakup area onshore dan offshore
daerah Sulawesi bagian Timur, termasuk di dalamnya adalah platform Banggai-
Sula (Pane, 1996) (Gambar 2.5). Secara lebih spesifik Formasi Salodik (Tems)
dibagi lagi menjadi menjadi tiga platform atau bagian yaitu Minahaki (Upper
Plaform Limestone Unit), Matindok (Middle Platform Limestone Unit) dan Tomori
(Lower Platform Limestone Unit). Tomori (Lower Platform Limestone Unit) terdiri
dari batugamping bioklastik dengan lingkungan pengendapan laut dangkal.
Matindok (Middle Platform Limestone Unit) didominasi oleh batu lempung dengan
sedikit batu pasir. Sedangkan Minahak ( Upper Platform Limestone Unit ) tersusun
atas batu gamping dengan porositas yang bagus.

7
Gambar 2.3 Peta lokasi eksplorasi di Cekungan Banggai (Pane, 1996)
Pada periode 1983-1993 telah dilakukan 11 sumur pemboran di Banggai
Basin yang menghasilkan 7 sumur pemboran yang dites menghasilkan oil atau
hidrokarbon ke permukaan. Sumur-sumur yang menunjukkan oil shows adalah :
Matindok-1, Minahaki-1, Mantawa-1, Tiaka-1, Tiaka-2, Tiaka-4 dan Dongkala-1.
Sedangkan Boba-1, Tiaka-3, Kalomba-1 dan Dongkala-1 tidak menghasilkan oil
shows atau diklasifikasikan sebagai dry wells (Pane,1996).
2.2.4 Struktur dan Tektonika
Daerah Luwuk terdapat di pulau Sulawesi tepatnya di bagian Tengah,
terdapat di daerah subduksi, dan berasosiasi dengan batuan mafik dan ultramafik.
Struktur geologi di daerah ini dicerminkan oleh sesar, lipatan dan kekar.
Sesar yang dijumpai berupa sesar naik, sesar bongkah dan sesar geser jurus.
Sesar naik diwakili oleh Sesar Poh, Sesar Batui dan Sesar Lobu. Kesemuanya
diduga mempunyai arah gaya dari tenggara. Gaya tersebut menyebabkan
terbentuknya sesar naik dan struktur pergentengan di bagian tengah serta sesar geser
jurus mengiri di bagian timurnya. Sesar bongkah yang utama adalah Sesar Salodik,
berarah barat-timur, melibatkan batuan sedimen Tersier.
Struktur lipatan yang ditemukan di daerah ini digolongkan menjadi jenis
lipatan lemah terbuka yaitu lipatan dengan kemiringan lapisan maksimum 30o dan

8
lipatan kuat tertutup dengan kemiringan lapisan lebih dari 30 o. Struktur lipatan di
daerah ini membentuk antiklin dan sinklin dengan sumbu berarah timurlaut-
baratdaya.
Hipotesis perkembangan tektonik oleh Audley-Charles (1972)
menggambarkan bahwa mendala Sulawesi Barat, mendala Sulawesi Timur dan
mendala Banggai-Sula dahulunya terpisahkan satu sama lain, karena suatu
perkembangan tektonik bagian-bangian tersebut menjadi satu kesatuan seperti
sekarang ini. Mendala Sulawesi Timur digambarkan bahwa pada zaman
Mesozoikum merupakan pinggiran utara benua Australia, pernyataan ini didasarkan
oleh kesamaan fasies, struktur dan anomali gaya berat. Sedangkan batuan sedimen
berumur Jura sampai Kapur di mendala Banggai-Sula bergeser ke arah barat
sepanjang jalur sesar sorong yang disebabkan perpecahan besar daratan Gondwana
yang disusul dengan perputaran

Gambar 2.4 Perkembangan tektonik (Audley-Charles, 1972)

9
Bab 3. Metode dan Tahapan Ekskursi

3.1.Metode
Ekskursi Geologi Regional ini menggunakan metode penelitian yaitu dengan
menggunakan sistem Pemetaan Geologi.
Metode yang digunakan ialah Pengamatan Langsung dilapangan dan
Pengolahan Studio, persiapan hingga pengolahan data lapangan di olah dengan
analisis petroskopis dan studio, analisis petroskopis berdasarkan klasifikasi batuan
sedimen dan beku (Harsolumakso, 2016) sementara analisis studio digunakan
dalam pembuatan peta baik geomorfologi, penyaluran, stasiun dan pembuatan
kolom stratigrafi dengan software pendukung seperti ArcGIS 10.3 (ESRI®
ArcMapTM), Global Mapper 16 (Blue Marble Geographics) dan Google Earth Pro
(Google Inc).
3.2.Tahapan Ekskursi
Ekskursi Geologi Regional dilakukan di sepanjang jalan Trans-Sulawesi
Kabupaten Banggai tepatnya dari Pelabuhan Ferry Pagimana menuju Kota Luwuk
yang termasuk dalam wilayah administratif Provinsi Provinsi Sulawesi Tengah.
Pengambilan data lapangan didasarkan pada satuan yang dianggap representativ
pada setiap stasiun lapangan daerah penelitian yang didasarkan pada genesa awal
morfologi dan penyebaran singkapan batuan.

Tahapan penelitian terdiri atas tahap persiapan lapangan, pengumpulan data,


analisis dan interpretasi data serta penyelesaian dan penyusunan laporan.

3.2.1 Tahap Persiapan Lapangan


Pada Tahap ini berhubungan mengenai segala sesuatu yang perlu
dipersiapkan sebelum berangkat kelapangan seperti persuratan , akomodasi dan
sebagainya.
3.2.2 Tahap Pengumpulan Data
Adapun data yang diambil dilapangan adalah
a. Sebelum melakukan pengambilan data dilakukan pemplotan pada peta
untak menentukan lokasi pengamatan.
b. Melakukan measuring section dengan mengukur slope, arah, tebal dan
kedudukan lapisan (strike dan dip), apakah curam, landai, vertikal, atau

10
horizontal. Arah lintasan yang akan diukur sedapat mungkin tegak lurus
terhadap jurus perlapisan.
c. Melakukan deskripsi petroskopis pada litologi batuan yang ada.
d. Melakukan indentifikasi gejala struktur yang berkembang.
e. Pengambilan contoh batuan dan mendiskripsi batuan
f. Menentukan bentuk geomorfologi dan mencari data-data struktur geologi.
3.2.3 Tahap Analisis dan Interpretasi Data
Setelah melaksanakan pengukuran, dan mengambil data-data yang cukup di
lapangan, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data-data tersebut, untuk
dijadikan sebagai dasar dalam perhitungan ketebalan dan pembuatan kolom
stratigrafi.
Adapun tahapannya yaitu :
a. Pembuatan dan pengolahan data litologi, struktur geologi dan stratigrafi
pada daerah ekskursi
b. Pembandingan dengan Geologi Regional pada setiap data yang ada.
c. Membuat deskripsi tentang mekanisme kerja di PT. Donggi Senoro LNG.
3.2.4 Tahap Penyelesaian dan Penyusunan Laporan
Tahap terakhir adalah pembuatan laporan lapangan yang merupakan hasil
dari penelitian lapangan.

11
Tahap Persiapan
Persiapan Peralatan Studi Pustaka
Lapangan Lapangan

Morfologi
Tahap Struktur Geologi
Pengambilan Sampel
Pengumpulan
Kunjungan Ke PT.DS.LNG Stratigrafi
Data

Data Primer Data Sekunder

Tahap Analisis Geomorfologi Stratigrafi

dan Interpretasi
Sejarah Geologi
Data
Mekanisme Kerja PT. DS.LNG Geologi Regional

Tahap Penyelesaian dan Penyusunan Laporan

Gambar 3.1 Diagram alir tahapan penelitian

12
Bab 4. Hasil dan Pembahasan

4.1.Hasil Ekskursi
4.1.1. Track 1
4.1.1.1.Stasiun 1
Hari/Tanggal : Selasa, 28 Maret 2017 Lokasi : Pagimana, Kab. Banggai
Provinsi Sulawesi Tengah
Cuaca : Agak mendung Koordinat :
Elevasi : 17 mdpl S 0o 48’ 42.9”
E 122o 41’ 11.4”
Dari observasi terlihat singkapan batuan beku dan batuan sedimen yang
telah mengalami berbagi proses deformasi karena terlihat dari banyaknya gejalan
struktur baik indikasi perlipatan dan juga tersesarkan. Dari litologi yang ada dapat
terlihat batupasir, batugamping kristallin, dan konglomerat dan batuan beku. Arah
singkapan relative timur-barat.
a. Satuan batugamping kristallin
Batugamping terumbu yang telah mengalami diagenesis sehingga telah
menjadi batugamping kristallin, terisi oleh mineral karbonat yang
mencirikan mineral kalsit.
b. Satuan batupasir
Fragmen batupasir kasar, semen silica sebagian sudah terisi oleh mineral
karbonat yang telah mengalami solusional karena batuan ini tersingkap
batugamping kristallin di atasnya, warna cokelat, pemilahan baik,
subrounded-rounded, tertutup, porositas sedang, massif-getas, 1/16-2 mm,
nama batuan batu pasir. Terdapat sisipan lempung dan silt. Sebagian
mengalami backing effect karena terintrusi batuan beku.
c. Satuan batuan beku
Terlihat batuan ini mengintrusi batu pasir dengan bentuk konkordan atau
sill. Warna kehitaman-kecokelatan, afanitik, euhedral, ekuigranular,
mineral berupa piroksin, ampibol, kuarsa dan biotit di duga batuan
andesititk ke basaltik.
4.1.1.2.Stasiun 2

13
Hari/Tanggal : Selasa, 28 Maret 2017 Lokasi : Pagimana, Kab. Banggai
Provinsi Sulawesi Tengah
Cuaca : Agak mendung Koordinat :
Elevasi : 10 mdpl S 0o 48’ 42”
E 122o 42’ 43.2”
Dari observasi terlihat singkapan batuan sedimen yang telah mengalami
berbagi proses deformasi karena terlihat dari banyaknya gejala struktur baik
indikasi perlipatan dan juga tersesarkan. Dari litologi yang ada dapat terlihat
batupasir. Arah singkapan relatif utara-selatan.
a. Satuan Batulempung
Batugamping terumbu yang telah mengalami diagenesis sehingga telah
menjadi batugamping kristallin, terisi oleh mineral karbonat yang
mencirikan mineral kalsit.
b. Satuan batupasir
Fragmen batupasir kasar, semen silica, warna cokelat, pemilahan baik,
subrounded-rounded, tertutup, porositas sedang, massif-getas, 1/16-2 mm,
nama batuan batu pasir. Terdapat sisipan lempung dan silt.
4.1.1.3.Stasiun 3
Hari/Tanggal : Selasa, 28 Maret 2017 Lokasi : Pagimana, Kab. Banggai
Provinsi Sulawesi Tengah
Cuaca : Agak mendung Koordinat :
Elevasi : 15 mdpl S 0o 46’ 33.4”
E 122o 47’ 40.5”
Dari observasi terlihat singkapan batuan metamorf dan batuan beku
ultrabasa arah singkapan batuan relatim tenggara-barat laut.
a. Satuan Peridotit
Warna hijau terang, fanaretik, euhedral, ekuigranular, aliran, mineral
utama olivine, piroksin, ampibol.
b. Satuan Serpentinit
Hijau kebiruan, lepidoblastik, foliasi, terdapat glukopan,
4.1.2. Track 2

14
Pada saat kunjungan ke PT. Donggi Senoro ialah pengenalan secara umum
bagaimana prosedur kerja di PT.DS.LNG, bagaimana bentuk Corporate Social
Responsibility (CSR) dan mekanisme ekplorasi dan penambangan minyak dan gas
bumi.
a. Pengantar dan Prosedur PT. DS.LNG
b. Bentuk Corporate Social Resposibility (CSR)
c. Mekanisme ekplorasi dan penambangan minyak dan gas bumi
4.2.Pembahasan
4.2.1. Track 1
a. Stasiun 1
Pada stasiun 1 terdapat singkapan batupasir dan batuan beku, dimana
terdapat kontak antara batupasir dan batuan beku. Batuan beku pada daerah ini
merupakan sebuah intrusi sill (sejajar dengan singkapan), dan pada batuan beku
terdapat kekar – kekar yang besar dan jenis kekarnya yaitu kekar berlembar.
Batupasir pada daerah ini merupakan batupasir pejal, karena di akibatkan oleh
kontak metamorf. Batupasir daerah ini terdapat dua warna yang berbeda yaitu
warna putih dan abu – abu terang, dimana warna putih merupakan warna akibat
dari oksidasi dan warna abu – abu terang merupakan warna asli dari singkapan
batupasir.
Pada ujung kiri stasiun 1, terdapat singkapan serpih, dimana sebagian dari
singkapan ini sudah mengalami longsoran dan pada ujung atas singkapan
terdapat konglomerat. Pada singkapan serpih ini terdapat struktur geologi
berupa sesar, lipatan dan patahan. Sesar pada daerah ini merupakan sesar yang
berarah barat laut – tenggara.
Berdasarkan regional satuan-satuan termasuk kedalam formasi Poh (Tomp)
yang berumur Akhir Oligosen – Awal Miosen (E. Rusmana, dkk. 1993).
b. Stasiun 2
Pada stasiun 2 terdapat singkapan sedimen batupasir dan sisipan lempung.
Berdasarkan regional satuan-satuan termasuk kedalam formasi Poh (Tomp)
yang berumur Akhir Oligosen – Awal Miosen (E. Rusmana, dkk. 1993).
c. Stasiun 3

15
Pada stasiun 3 ini terdapat singkapan batuan malihan yang sudah
mengalamai metamorfosa berulang – ulang kali. Singkapan ini merupakan
singkapan serpentinit, karena terdapat mineral serpentin (warna hijau), dan
juga mineral glukopan (warna biru).
Berdasarkan regional satuan-satuan termasuk kedalam formasi Komplek
Mafik yang berumur Awal Kapur (E. Rusmana, dkk. 1993).
4.2.2 Track 2
a. Pengantar dan Prosedur PT. DS.LNG
PT. Donggi - Senoro LNG (DSLNG), merupakan perusahaan pengelola
kilang gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) di Desa Uso, Kecamatan
Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
LNG adalah LIQUEFIED NATURAL GAS, dimana artinya adalah gas
alam yang dicairkan. Pencairan gas alam menjadi LNG bertujuan untuk
memudahkan dalam penyimpanan dan transportasi.
 Process Train
Process Train adalah unit pengolahan gas alam hingga menjadi LNG
serta produk-produk lainnya (pencairan fraksi berat dari gas alam).
Dalam pengolahan gas alam di process train dilakukan proses
pemurnian, pemisahan H2O dan Hg, serta pendinginan dan penurunan
tekanan secara bertahap hingga hasil akhir proses berupa LNG. Terdiri
beberapa tahapan yaitu :
- Plant 1 - Gas Purification
Proses di Plant 1 adalah pemurnian gas dengan pemisahan
kandungan CO2 (Carbon Dioksida) dari gas alam. Kandungan
CO2 tersebut harus dipisahkan agar tidak mengganggu proses
selanjutnya. Pemisahan CO2 dilakukan dengan proses absorbsi
larutan Mono Ethanol Amine (MEA), yang sekarang diganti dengan
Methyl De Ethanol Amine (MDEA) produksi Ucarsol. Proses ini
dapat mengurangi CO2 sampai di bawah 50 ppm dari aliran gas
alam. Batas maksimum kandungan CO2 pada proses selanjutnya
adalah 50 ppm.
- Plant 2 - Gas Dehydration And Mercury Removal

16
Selain CO2, gas alam juga mengandung uap air (H2O) dan Mercury
(Hg) yang akan menghambat proses pencairan pada suhu rendah.
Pada Plant 2, kandungan H2O dan Hg dipisahkan dari gas alam.
Kandungan H2O pada gas alam tersebut akan menjadi padat dan
akan menghambat pada proses pendinginan gas alam selanjutnya.
Pemisahan kandungan H2O (Gas Dehydration) dilakukan dengan
cara absorbsi menggunakan molecullar sieve hingga kandungan
H2O maksimum 0,5 ppm.
Kandungan mercury (Hg) pada gas alam tersebut jika terkena
peralatan yang terbuat dari aluminium akan terbentuk amalgam.
Sedangkan tube pada Main Heat Exchanger 5E-1 yang merupakan
alat pendingin dan pencairan utama untuk memproduksi LNG
adalah terbuat dari aluminium. Pemisahan kandungan Hg (Mercury
Removal) dilakukan dengan cara absorbsi menggunakan adsorben
. Bed Mercury Removal yang berisi Sulfur Impregnated Activated
Charcoal dimana merkuri akan bereaksi membentuk senyawa HgS,
hingga kandungan Hg maksimum 0,1 ppm.
- Plant 3 – Fractination
Sebelum gas alam didinginkan dan dicairkan pada Main Heat
Exchanger 5E-1 pada suhu yang sangat rendah hingga menjadi
LNG, proses pemisahan (fractination) gas alam dari fraksi-fraksi
berat (C2, C3, ..., dst) perlu dilakukan. Proses fraksinasi tersebut
dilakukan di Plant 3.
Pemisahan gas alam dari fraksi beratnya dilakukan pada Scrub
Column 3C-1. Setelah dipisahkan dari fraksi beratnya, gas alam
didinginkan terlebih dahulu hingga temperatur sekitar -50°C dan
selanjutnya diproses di Plant 5 untuk didinginkan lebih lanjut dan
dicairkan. Sedangkan fraksi beratnya dipisahkan lagi sesuai dengan
titik didihnya dengan beberapa alat (Deethanizer, Deprophanizer
dan Debuthanizer) untuk mendapatkan prophane, buthane dan
condensate.
- Plant 4 – Refrigeration

17
Selain penurunan tekanan, proses pencairan gas alam dilakukan
dengan menggunakan sistem pendingin bertingkat. Bahan pendingin
yang digunakan: Propane dan Multi Component Refrigerant (MCR).
MCR adalah campuran Nitrogen, Methane, Ethane, Prophane dan
Buthane yang digunakan untuk pendinginan akhir dalam proses
pembuatan LNG. Plant 4 menyediakan pendingin Prophane dan
MCR. Baik prophane maupun MCR sebagai pendingin diperoleh
dari hasil sampingan pengolahan LNG.
b. Bentuk Corporate Social Resposibility (CSR)
PT. DSLNG telah melakukan berbagai macam bentuk CSR, yaitu baik
berupa penangkan fauna endemic yaitu burung maleo dan pengadaan
dan perbaikan tranportasi darat.

18
Bab 5 Kesimpulan
Berdasarkan geologi regional daerah ekskursi geologi regional termasuk
kedalam Peta Geologi Regional Lembar Luwuk (E. Rusmana, dkk. 1993).

Litologi yang ditemukan pada daerah ekskursi terdiri atas berbagai macam
satuan antara lain satuan batupasir, satuan batugamping kristallin, batupasir dengan
sisipan napal yang diduga merupakan anggota formasi Poh (Tomp). Selain itu
ditemukan batuan ultrabasa berupa peridotid dan batuan metamorf yaitu serpentinit
yang termasuk kedalam formasi Kompleks Mafik (Ku).

Berdasarkan geologi regional daerah ini sudah mulai tebentuk pada zaman
mesozoikum atau tepatnya lower cretaceous.

Selain itu dari geologi regional dapat di identifikasi bahwa daerah ekskursi
berpotensi memiliki sumber cadakan hidrokarbon yang secara regional dibuktikan
dengan adanya cekungan banggai. Sehingga, di daerah ekskursi terdapat
perusahaan pengolahan minyak dan gas bumi yaitu PT. Donggi Senoro Liqufied
Nitrogen Gas yang menjadi perusahaan hilir dalam mekanisme industry
hidrokarbon.

Perusahaan ini, menjadi marketer dalam bidang gas bumi atau tepatnya
Liquified Nitrogen Gas (LNG).

19

You might also like