You are on page 1of 2

Pernafasan secara dalam dan lambat (Martini, 2006).

Terapi relaksasai banyak digunakan dalam


kehidupan sehari – hari untuk dapat mengatasi bebrbagai masalah misalnya stress, ketegangan
otot, nyeri, hipertensi, gangguan pernafasan, dan lain – lain (Martini, 2006). Relaksasi secara
umum merupakan keadaan menurunnya kognitif, fisiologi, dan perilaku (Potter dan Perry, 2006).
Tubuh memeberi beberapa respon khas letika proses relaksasi yakni menurunnya denyut nadi,
jumlah pernafasan, penurunan tekanan darah, dan konsunsi oksigen (Potter dan Perry 2006).

Berdasarkan penelitian, slow deep breathing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
tekanan darah pada pasien hipertensi primer yang diberikan latihan selama 10 – 15 menit.
Latihan slow deep breathing yang dilakukan sebanyak 6 kali permenit selama 15 menit memberi
pengaruh terhadap tekanan darah, meningkatkan sensitifitas baru reseptor dan dapat menurunkan
aktifitas system saraf simpatis sert meningkatkan, aktifitas system saraf parasimpatis pada
penderita hipertensi primer (Sepdianto, dkk., 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Khausik, et al (2006) pemberian latihan slow deep
breathing pada penderita hipertensi primer selama 15 menit dapat memberi dampak terhadap
tekanan darah sistolik dan diastolic, suhu tuhuh, denyut nadi serta pernafasan. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Erlita Tawang 2013 menyatakan bahwa teknik relaksasi nafas dalam sangat
efektif menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Penelitian yang dilakukan oleh Hastuti
2015 yang berjudul “Penurunan Tekanan Darah Dengan Menggunakan Teknik Slow Deep
Breathing Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Bendosari Kabupaten Sukoharjo”. Menunjukan
bahwa ada pengaruh terapi slow deep breathing terhapad penurunan tekanan darah pada pasien
hipertensi di Puskesmas Bendosari Kabupaten Sukoharjo.

Hasil study pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan Januari 2017 di
Puskesmas IV Denpasar Selatan di dapatkan data bahwa kasus hipertensi masuk kedalam
daftar 10 besar penyakit sepanjang tahun 2014 hingga 2016. Data kasus hipertensi pada
tahun 2014 berjumlah 812 kasus dan meningkat pada tahun 2015 menjadi 1105 kasus.
Dilakukan wawancara oleh peneliti dengan 10 pasien yang mengalami hipertensi yang
sedang memeriksakan dirinya di Puskesmas IV Denpasar Selatan. Hasil wawancara
menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan oleh pasien hipertensi untuk menurunkan
tekanan darah adalah dengan minum obat anti hipertensi, mengurangi konsumsi garam,
dan belum pernah melakukan teknik slow deep breathing untuk menurunkan tekanan
darah. Hal ini menunjukan perlu di kembanggkannya pemberian terapi non farmakologis
berupa latihan slow deep breathing di Puskesmas IV Denpasar Selatan.

Berdasarkan latar belakang diatas, peniliti tertarik untuk melakukkan penelitian mengenai
pengaruh pemberian latihan slow deep breathing terhadap tekanan darah pada penderita
hipertensi di Puskesmas IV Denpasar Selatan.

You might also like