Professional Documents
Culture Documents
NOMOR : 436/KPTS/DIR/2011
TENTANG
PEDOMAN BERBAGI HASIL HUTAN KAYU
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
1. Meningkatkan peran dan tanggung jawab Perusahaan, Masyarakat Desa Hutan, dan
Pihak yang berkepentingan terhadap pengelolaan sumberdaya hutan dalam rangka
keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan.
2. Meningkatkan pendapatan Perusahaan dan Masyarakat Desa Hutan secara simultan
dan berkelanjutan.
3. Meningkatkan kontribusi Perusahaan terhadap Pemerintah Daerah dalam rangka
pembangunan wilayah.
4. Meningkatkan hubungan kerjasama antara Perusahaan dengan Masyarakat Desa
Hutan dan Pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan sumberdaya hutan/
5. Menumbuhkembangkan rasa memiliki terhadap keberlanjutan fungsi dan manfaat
sumberdaya hutan bagi Perusahaan, Masyarakat Desa Hutan, dan pihak yang
berkepentingan.
BAB III
OBYEK BERBAGI
Pasal 3
1) Hasil hutan kayu yang menjadi obyek berbagi adalah kayu perkakas dan kayu bakar
dari kawasan hutan produksi yang dikelola melalui proses Pengelolaan Sumberdaya
Hutan Bersama Masyarakat.
2) Kayu perkakas dan kayu bakar sebagaimana tersebut pada ayat 1 adalah kayu yang
berasal dari tebangan yang direncanakan meliputi tebang habis dan tebang
penjarangan.
BAB IV
NILAI DAN PROPORSI BERBAGI
Pasal 4
Pembagian peran, tanggung jawab dan hasil kegiatan ditetapkan berdasarkan musyawarah
dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang berlaku dan dituangkan dalam
perjanjian.
P = (U – Ut) x 25% x FK
U
Keterangan :
P adalah proporsi hak Kelompok Masyarakat Desa Hutan terhadap hasil
tebangan penjarangan lanjutan yang pertama kali dilaksanakan (dalam
persentase)
U adalah umur tegakan saat pelaksanaan tebang penjarangan
Ut adalah umur tanaman atau tegakan pada saat dilakukan kesepakatan
perjanjian kerjasama (dalam tahun)
25 % adalah proporsi terbesar hak Lembaga Masyarakat Desa Hutan atas hasil
tebangan penjarangan lanjutan.
FK (Faktor Koreksi) = FKp x Fke x Fkt
FKp = Faktor koreksi keamanan pangkuan
Fke = Faktor koreksi keamanan petak yang akan ditebang
penjarangan
Fkt = Faktor koreksi keberhasilan tanaman
Pasal 6
1) Proporsi hak Lembaga Masyarakat Desa Hutan terhadap hasil hutan kayu yang
perjanjian kerjasamanya dilakukan pada kondisi hutan berupa tanah kosong maupun
tegakan adalah 100% (seratus persen) dari hasil tebangan penjarangan pertama yang
berupa kayu bakar; sebesar-besarnya 25% (dua puluh lima persen) dari setiap hasil
tebangan penjarangan lanjutan dan dari hasil tebang habis.
2) Proporsi hak Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) terhadap hasil hutan kayu jati
atau kayu selain jati dan tebang habis yang perjanjian kerjasamanya dilakukan pada
kondisi hutan berupa tegakan diperhitungkan dengan rumusan sebagai berikut :
P = (D – Ut) x 25% x FK
D
Keterangan :
Pa adalah proporsi hak Kelompok Masyarakat Desa Hutan terhadap hasil
tebangan akhir (dalam persentase)
D adalah Daur (umur tegakan) pada saat pelaksanaan tebang habis
Ut adalah umur tanaman atau tegakan pada saat dilaksanakan kesepakatan
perjanjian kerjasama (dalam tahun)
25 % adalah proporsi terbesar hak Lembaga Masyarakat Desa Hutan atas hasil
tebangan penjarangan lanjutan.
FK (Faktor Koreksi) meliputi FKp, Fke, Fkt dan Fkm
FKp = Faktor koreksi keamanan pangkuan
Fke = Faktor koreksi keamanan petak yang akan ditebang habis
Fkt = Faktor koreksi keberhasilan tanaman untuk tahun ke-2, 3, dan 6
Fkm = Faktor koreksi hasil monitoring dan evaluasi PHBM
(Fkt2 x 10) + (Fkt3 x 10) + (Fkt6 x 15) + (Fkp x 25) + (Fke x 30) + (Fkm x 10)
FK Jati =
100
(1 x 10) + (0,8 x 10) + (0,7 x 15) + (0,9 x 25) + (0,9 x 30) + (0,8 x 10)
FK Jati =
100
86
FK Jati = = 0,86
100
(Fkt2 x 20) + (Fkt3 x 15) + (Fkt6 x 15) + (Fkp x 20) + (Fke x 20) + (Fkm x 10)
FK Jati =
100
(1 x 20) + (0,8 x 15) + (0,7 x 15) + (0,9 x 20) + (0,9 x 20) + (0,8 x 10)
FK Rimba =
100
87
FK Rimba = = 0,87
100
a. Jika terjadi pencurian yang mengakibatkan berkurangya jumlah pohon pada petak
pangkuan maka proporsi Lembaga Masyarakat Desa Hutan terhadap tebangan hasil
penjarangan lanjutan dan tebang habis maka diatur sebagai berikut :
Tanaman tahun ke – 3
Tanaman tahun ke – 6
BAB VI
SYARAT DAN KETENTUAN KERJASAMA
Pasal 8
BAB VII
MEKANISME BERBAGI
Bagian Pertama
Umum
Pasal 9
1) Kayu yang menjadi Hak Lembaga Masyarakat Desa Hutan adalah sebagai berikut :
a. Kayu Jati dan Rimba yang berasal dari tebangan penjarangan frekuensi pertama
(sesuai tabel penjarangan masing-masing jenis) kecuali penjarangan JPP dan FGS,
diserahkan oleh Perusahaan kepada Lembaga Masyarakat Desa Hutan di lokasi
tebangan dengan Berita Acara penyerahan yang ditandatangani kedua belah
pihak.
b. Kayu bakar dan kayu perkakas dari tebangan penjarangan lanjutan dan tebang
habis diberikan dalam bentuk uang tunai.
2) Nilai kayu yang menjadi Hak Lembaga Masyarakat Desa Hutan dari tebangan
penjarangan lanjutan dan tebang habis ditetapkan setelah proses produksi kayu
selesai dilengkapi dengan Berita Acara yang ditandatangani kedua belah pihak.
Bagian Kedua
Prosedur Mendapatkan Sharing
Pasal 10
Bagian Ketiga
Pembayaran
Pasal 11
1) Nilai kayu dalam bentuk uang tunai sebagaimana tersebut pasal 9 ayat 2 dibayarkan
setelah proses produksi selesai dan dikoreksi oleh Tim KPH dan Unit.
2) Pembayaran tersebut ayat 1 oleh Administratur/KKPH diserahkan kepada Lembaga
Masyarakat Desa Hutan dengan Berita Acara (BA) dan disaksikan oleh anggota
kelompok dan pengurus Lembaga Pemerintah Desa serta Dinas/Instansi terkait.
3) Ketentuan sebagaimana tersebut pada ayat 1 dan 2, diatur lebih lanjut dalam
perjanjian kerjasama antara Perusahaan dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan.
Bagian Keempat
Pemanfaatan Dana Sharing
Pasal 12
1) Pemanfaatan dana sharing harus termuat di dalam AD/ART yang mencakup kegiatan
antara lain :
a. Pengamanan hutan.
b. Pemberdayaan lembaga koperasi
c. Pembangunan Infrastruktur Desa
d. Kesehatan dan pendidikan
e. Bantuan sosial kemasyarakatan
f. Pengembangan kelembagaan usaha produktif lainnya
g. Monitoring dan evaluasi
h. dll.
BAB VIII
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 13
1) Kegiatan monitoring dan evaluasi proses berbagi hasil hutan kayu dan pemanfaatan
hasil berbagi dilaksanakan secara berkala setiap 2 (dua) tahun sekali oleh Perusahaan
bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan secara transparan.
2) Hasil kegiatan monitoring dan evaluasi dituangkan dalam buku laporan kegiatan
dilampiri Berita Acara yang ditandatangani oleh pihak-pihak sebagaimana tersebut
pada ayat 1.
BAB IX
BIAYA
Pasal 14
Biaya untuk melaksanakan proses berbagi hasil hutan kayu ditanggung bersama oleh
Perusahaan dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan.
BAB X
PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 15
1) Apabila dalam proses berbagi hasil hutan kayu terjadi sengketa atau perselisihan
antara pihak-pihak yang bekerjasama diselesaikan melalui musyawarah dan mufakat.
2) Apabila tidak tercapai kesepakatan dalam musyawarah sebagaimana dimaksud pada
ayat 1, penyelesaian sengketa dilakukan melalui Pengadilan Negeri setempat.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Dengan ditetapkannya keputusan ini maka Keputusan Direksi PT. Perhutani (Persero)
No.001/KPTS/DIR/2002 Tentang Pedoman Berbagi Hasil Hutan Kayu dinyatakan tidak
berlaku. Keputusan Direksi ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di : JAKARTA
Tanggal : 18 Juli 2011
ttd
HARYONO KUSUMO