You are on page 1of 10

MAKALAH AKHIR TAHAP PEMBELAJARAN BERSAMA

(QUALITY EDUCATION)

Disusun Oleh :
Rusni’a - 170410170023

Program Studi Ilmu Pemerintahan

UNIVERSITAS PADJADJARAN

TAHUN AKADEMIK 2017/2018


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................... ii
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... ii
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan .................................................................. ii

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemiskinan.............................................................................. 1
B. Jenis-Jenis Kemiskinan ............................................................................ 1
C. Tujuan Pendidikan ..................................................................................... 2
D. Masalah Pendidikan di Indonesia .............................................................. 3
E. Solusi Pendidikan di Indonesia..................................................................... 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 6
B. Saran .......................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemiskinan merupakan masalah yang sangat kompleks. Sejak zaman dulu,


kemiskinan sudah dirasakan nenek moyang kita. Kemiskinan sejak zaman dahulu hingga
sekarang belum bisa terpecahkan secara tuntas. Kemiskinan juga tidak sekedar masalah
negara-negara miskin saja. Kemiskinan menyangkut negara kaya akan sumberdaya alam.
Kemiskinan juga masih ditemukan dalam negara-negara maju. Kemiskinan memang sangat
komplek, karena menyangkut berbagai aspek kehidupan manusia.

Hal ini terlihat di kota-kota besar Indonesia, seperti Jakarta; seseorang dianggap
miskin karena tidak memiliki radio, televisi atau mobil. Sehingga lama kelamaan benda-
benda sekunder tersebut dijadikan tolak ukur bagi keadaan sosial-ekonomi seseorang.
Secara sosiologis, sebab-sebab timbulnya problema tersebut karena salah satu lembaga
kemasyarakatan tidak berfungsi dengan baik, yaitu lembaga kemasyarakatan di bidang
ekonomi.

Masalah kemiskinan merupakan masalah yang mengglobal. Menurut Martin dan


Schuman, kemiskinan di tingkat global terjadi fenomena perbandingan antara 20”80, yaitu
20% penduduk dunia menguasai 80% kekayaan dunia, sementara 80% sisanya hanya
menguasai 20% kekayaan dunia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kemiskinan?
2. Apa saja jenis-jenis kemiskinan?
3. Apa penyebab kemiskinan yang terjadi di Indonesia?
4. Bagaimana solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan


1. Mengetahui dan memahami pengertian kemiskinan
2. Mengetahui dan memahami jenis-jenis dari kemiskinan yang ada
3. Mengetahui dan memahami penyebab dari kemiskinan
4. Mengetahui dan memahami solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup


memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu
memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Seseorang bukan
merasa miskin karena kurang makan, pakaian atau perumahan. Tetapi karena harta
miliknya dianggap tidak cukup untuk memenuhi taraf kehidupan yang ada.

Pengertian Kemiskinan menurut Para Ahli :


1. Friedman : kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan untuk
memformulasikan kekuasaan sosial berupa asset, sumber keuangan, organisasi
sosial politik, jaringan sosial, barang atau jasa, pengetahuan dan keterampilan, serta
informasi.
2. Hall dan Midgley : kemiskinan dapat didefenisikan sebagai kondisi deprivasi
materi dan sosial yang menyebabkan individu hidup di bawah standar kehidupan
yang layak, atau kondisi di mana individu mengalami deprivasi relatif
dibandingkan dengan individu yang lainnya dalam masyarakat.
3. Faturachman dan Marcelinus Molo : kemiskinan adalah ketidakmampuan
seseorang atau beberapa orang (rumah tangga) untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya.

Menurut bahasa, miskin berasal dari bahasa Arab yang sebenarnya menyatakan
kefakiran yang sangat. Allah Swt. menggunakan istilah itu dalam firman-Nya:

‫“ أَ ْو ِم ْس ِكينًا ذَا َمتْ َربَة‬..atau orang miskin yang sangat fakir” (QS al-Balad [90]: 16)

Dalam pengertian yang lebih definitif, Syekh An-Nabhani mengategorikan yang punya
harta (uang), tetapi tak mencukupi kebutuhan pembelanjaannya sebagai orang fakir.
Sementara itu, orang miskin adalah orang yang tak punya harta (uang), sekaligus tak punya
penghasilan. (Nidzamul Iqtishadi fil Islam, hlm. 236, Darul Ummah-Beirut). Pembedaan
kategori ini tepat untuk menjelaskan pengertian dua pos mustahiq zakat, yakni al-fuqara
(orang-orang faqir) dan al-masakiin (orang-orang miskin), sebagaimana firman-Nya dalam
QS at-Taubah [9]: 60.
Tidak ada satu dabbah pun di bumi kecuali Allah yang menjamin rezekinya (QS Hud
[11]: 6). Ayat ini “menjamin” siapa yang aktif bergerak mencari rezeki, bukan yang diam
menanti.

B. Jenis-Jenis Kemiskinan
Secara umum kemiskinan dapat digolongkan dalam empat jenis yaitu:

1. Kemiskinan absolut : Kemiskinan absolut merupakan tingkat ketidakberdayaan


individu atau masyarakat dalam memenuhi kebutuhan minimum mulai panganm
sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup
dan bekerja.
2. Kemiskinan relatif : Kemiskinan relatif adalah terkait dengan kesenjangan
distribusi pendapatan dengan rata-rata distribusi, dimana pendapatannya berada
pada posisi di atas garis kemiskinan, namun relatif rendah dibanding pendapatan
masyarakat sekitarnya.
3. Kemiskinan struktural : Kemiskinan struktural adalah kondisi atau situasi miskin
karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh
masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan pada pendapatan.
4. Kemiskinan kultural : Kemiskinan kultural terkait dengan faktor sikap individu atau
masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti malas, boros, tidak kreatif
sehingga menyebabkan miskin.

C. Penyebab Kemiskinan
1. Pola pikir masyarakat yang masih menetap
2. Rendahnya tingkat pendidikan
3. Secara makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola
kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan timpang,
penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah yang terbatas dan
kualitasnya rendah.
4. Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia karena
kualitas sumber daya manusia yan rendah berarti produktivitas juga rendah,
upahnya pun rendah.
D. Dampak dari Kemiskinan

Kemiskinan pada akibatnya memiliki dampak bagi orang yang menyandangnya,


beberapa dampak atau akibat dari kemiskinan, di antaranya:

1. Pengangguran
Pengangguran merupakan dampak dari kemiskinan, berhubung pendidikan dan
keterampilan merupakan hal yang sulit diraih masyarakat, maka masyarakat sulit
untuk berkembang dan mencari pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan.
Dikarenakan sulit untuk bekerja, maka tidak adanya pendapatan membuat
pemenuhan kebutuhan sulit, kekurangan nutrisi dan kesehatan, dan tak dapat
memenuhi kebutuhan penting lainnya.
2. Kriminalitas
Kriminalitas merupakan dampak lain dari kemiskinan. Kesulitan mencari nafkah
mengakibatkan orang lupa diri sehingga mencari jalan cepat tanpa memedulikan
halal atau haramnya uang sebagai alat tukar guna memenuhi kebutuhan.
3. Putusnya sekolah
Putusnya sekolah dan kesempatan pendidikan sudah pasti merupakan dampak
kemiskinan. Mahalnya biaya pendidikan menyebabkan rakyat miskin putus sekolah
karena tak lagi mampu membiayai sekolah. Putus sekolah dan hilangnya
kesempatan pendidikan akan menjadi penghambat rakyat miskin dalam menambah
keterampilan, menjangkau cita-cita dan mimpi mereka.
4. Kesehatan
Kesehatan sulit untuk didapatkan karena kurangnya pemenuhan gizi sehari-hari
akibat kemiskinan membuat rakyat miskin sulit menjaga kesehatannya. Belum lagi
biaya pengobatan yang mahal di klinik atau rumah sakit yang tidak dapat dijangkau
masyarakat miskin. Ini menyebabkan gizi buruk atau banyaknya penyakit yang
menyebar.
5. Buruknya generasi penerus
Buruknya generasi penerus adalah dampak yang berbahaya akibat kemiskinan. Jika
anak-anak putus sekolah dan bekerja karena terpaksa, maka akan ada gangguan
pada anak- anak itu sendiri seperti gangguan pada perkembangan mental, fisik, dan
cara berfikir mereka.
E. Solusi Menangani Kemiskinan

Menyadari sangat kompleksnya masalah dan faktor penyebab kemiskinan, maka


pengentasan kemiskinan tidak bisa dipecahkan dari aspek ekonomi saja. Menurut Suyono
(2003), penuntasan kemiskinan menuju keluarga sejahtera perlu memasukkan variabel non
ekonomi. Hal ini disebabkan karena penuntasan kemiskinan tidak sekedar meningkatkan
pendapatan, tetapi perlu dilakukan secara holistik yang menyangkut aspek kehidupan dasar
manusia.

Hakikat penyabab kemiskinan sesungguhnya adalah melekat dalam diri individu


atau sosial yang bersangkutan. Masalah kemiskinan sangat terkait dengan peningkatan
kualitas sumberdaya manusia. Oleh karena itu pengentasan kemiskinan adalah bagaimana
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, sehingga mereka mampu berdaya, berdiri di
atas kakinya sendiri, memiliki daya tawar dan daya saing untuk mampu hidup mandiri.
Dengan kata lain penuntasan kemiskinan dapat diatasi melalui pendekatan pemberdayaan.

Pemberdayaan dalam menuntaskan kemiskinan dapat dilakukan dengan cara


mengubah mind set individu dan masyarakat untuk berdaya dan mandiri. Pemberdayaan
juga dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas yang dapat meningkatkan partisipasi
individu dan masyarakat. Bentuk aktivitas pemberdayaan tersebut diantaranya :

1. Kegiatan pendidikan dan latihan yang dapat mendorong kemampuan dan


keterampilan yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan masyarakat.
2. Kegiatan pendampingan yang dilakukan secara berkelanjutan
3. Menumbuhkan lembaga-lembaga non-formal dalam masyarakat
4. Menciptakan berbagai kesempatan kerja
5. Menghidupkan kembali budaya dan kearifan-kearifan lokai sebagai modal
sosial

Melalui kegiatan pemberdayaan, individu dan masyarakat disadarkan akan potensi,


kebutuhan, dan masalah yang ada pada diri dan lingkungannya. Selanjutnya mereka
didorong untuk mau melakukan perubahan yang dimulai dari dalam dirinya. Perubahan
dimulai dari hal-hal kecil yang mudah dan bisa dilakukan individu dan lingkungannya.

Selain itu, Islam pun memberikan solusi untuk penanggulangan kemiskinan dengan
dua model:(1) wajib dilakukan dan (2) anjuran. Adapun yang harus dilakukan adalah zakat
(QS At-Taubah/9: 103), infak wajib yang sifatnya insidental (QS Al-Baqarah/2: 177),
menolong orang miskin sebagai ganti kewajiban keagamaan, misalnya membayar fidyah
(QS Al-Baqarah/2: 184), dan menolong orang miskin sebagai sanksi terhadap pelanggaran
hukum agama (misalnya membayar kafarat dengan memberi makan orang miskin) (QS Al-
Maidah/5: 95).

‫ف تَ ْع ِرفُ ُه ْم‬ ِ ُّ‫سبُ ُه ُم ْال َجا ِه ُل أ َ ْغنِيَا َء ِمنَ التَّعَف‬


َ ْ‫ض يَح‬ ِ ‫ض ْربًا فِي ْاْل َ ْر‬ َ َ‫َّللاِ ََل يَ ْست َِطيعُون‬
َّ ‫سبِي ِل‬ ِ ْ‫اء الَّذِينَ أُح‬
َ ‫ص ُروا فِي‬ ِ ‫ِل ْلفُقَ َر‬
َّ ‫اس ِإ ْل َحافًا ۗ َو َما ت ُ ْن ِفقُوا ِم ْن َخيْر فَإِ َّن‬
‫َّللاَ ِب ِه َع ِليم‬ َ َّ‫ِبسِي َما ُه ْم ََل َي ْسأَلُونَ الن‬

(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka
tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya
karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-
sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang
baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui.
(Q.S. Al-Baqarah/2: 273),

‫س ِميع َع ِليم‬ َّ ‫سكَن لَ ُه ْم ۗ َو‬


َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ص ِل َعلَ ْي ِه ْم ۖ ِإ َّن‬
َ َ‫ص ََلتَك‬ َ ُ ‫صدَقَةً ت‬
َ ‫ط ِه ُر ُه ْم َوتُزَ ِكي ِه ْم ِب َها َو‬ َ ‫ُخذْ ِم ْن أ َ ْم َوا ِل ِه ْم‬

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. QS
At-Taubah/9: 103

‫َّللاَ ََل يُغَيِِّ ُر َما بِقَ ْو ٍم َحتَّى يُغَيِِّ ُروا َما بِأ َ ْنفُس ِِه ْم‬
َّ َّ‫إِن‬

… Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, hingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..(QS. Al-Ra’d,13:11)

Bahkan Al-Quran tidak memberi peluang bagi seseorang untuk menganggur sepanjang
saat yang dialami dalam kehidupan dunia ini. Firman Allah SWT:

ْ ‫فَ ِإذَا َف َر ْغتَ َفا ْنص‬


‫َب‬

Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan) tetaplah bekerja keras untuk
(urusan yang lain) (QS. Al-Insyirah; 94: 7).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Soetomo. 2008. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Soyomukti. 2016. Pengantar Sosiologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Soekanto S., & Sulistyowati B. 2015. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajagrafindo
Persada

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: Rajagrafindo Persada

http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/tazkiya/article/view/206

https://mufdil.wordpress.com/2012/10/22/solusi-al-quran-dalam-upaya-pengentasan-
kemiskinan-oleh-mufdil-tuhri/

You might also like