You are on page 1of 32

Step 2

1. What the relation of woman with the sympthom?


Polimenorea
Terdapat siklus menstruasi yang memendek dari biasanya yaitu kurang dari 21 hari,
sedangkan jumlah pendarahan relatif tetap.Polimenorea merupakan gangguan hormonal denagn
umur korpusluteum memendek, sehingga siklus menstruasi pun lebih pendek.
Ada 2 macam polimenorea:
1) Siklus pendek tapi teratur, kemungkinannya:
- Stadium proliferasi pendek
- Stadium sekresi pendek
- Kedua siklus pendek
Yang paling sering di jumpai adalah pemendekan siklusproliferasi. Kalau siklus lebih
pendek dari 21 hari makakemungkinan besar stadium sekresinya pendek. Hal
inimenyebabkan infertilitas.
2) Siklus yang tadinya normal jadi pendek Gejalanya disebabkan oleh emendekan stadiu
sekresi karenacorpus luteum cepat mati. Ini sering terjadi karena disfungsiovarium pada:
-klimeterium
-pubertas
-penyakit (tbc)
Penanganan : stadium proliferasi data di perpanjang denganesterogen dan stadium
sekresi dengan kombinasi esterogen dan progesterone

Hipermenorea (menoragia)
Jadwal siklus haid tetap , tetapi kelainan terletak pada jumlahpendarahan lebih banyak dan
dapat disertai gumpalan darah danlamanya pendarahan lebih dari 8 hari. Terjadinya
hipermenoreaberkaitan dengan kelainan pada rahim,yaitu mioma uteri, polipendomentrium,
dan gangguan perlepasan endomentrium.
Penyebab:
- Hypopasia uteri
Menurut beratnya hypopsia dapat mengakibatkan:
 Amenorrhoe (uterus sangat kecil)
 Hypermenorrhoe
 Menorrhagia karena tonus otot rahim kurang
- Ashteni
Menoragia terjadi karena tonus otot kurang
- Selama atau sesudah menderita suatu penyakit atau karenaterlalu lelah juga kerena
tonus otot kurang
- Myoma uteriDisebabkan oleh:
 Kontraksi otot rahim kurang
 Cavum uteri luas
 Bendungan pembuluh darah balik
- Hypertensi
- Decompensatio cordis
- Infeksi : endomentritis, salpingitis
- Penyakit darah : hemofili.
- Keadaan psikologinya adalah stress dan penggunaan obat-obatan terlarang
http://www.scribd.com/doc/87553687/00-Gangguan-Haid-Dan-Siklus-Haid

Pendarahan diluar haid


Metroragia
Metrorargia merupakan pendarahan yang terjadi di luar haid dengan penyebab kelainan
hormonal atau kelainan organ genitalia .Pengobatan dengan cara memberikan antibiotic
Penyebab dari metroragi adalah
- Penggunaan kontrasepsi farmasi atau terapi hormone
- Efek samping dari obat-obatan
- Kelainan aksis HPO

Perdarahan bukan haid


Perdarahan bukan haid digolongkan sebagai pendarahan yang tidak ada hubungannya dengan haid dan
dapat disebabkan kelainanorganic dan kelainan hormonal. Bentuk pendarahan bukan haid dapat
berupa kontk berdarah, spotting di luar haid, pendarahan disfungsional.
1) Penyebab organic pendarahan bukan haid
- Vagina : varises pecah, metastase-korio karsinoma,keganasan vagina.
- Serviks : karsinoma portio,perlukaan serviks, polipserviks
- Rahim : polip endomentrium, karsinoma korpusuteri, submukosa mioma
uteri
- Tuba falopii : karsinoma tuba, hamil ektopik tuba.
- Ovarium : radang ovarium, tumor ovarium2)
2) Penyebab pendarahan disfungsional
Pendarahan disfungsional adalah pendarahan tanpa di jumpai kelainan organik alat
genetalia, tapi gangguan matarantai hormonl aksis hipotalamus-hipofisis dan ovarium.
Pendarahandisfungsional mempunyai 2 bentuk:
- Perdarahan disfungsional dengan ovulasi (ovutatiordisfungtional
bleeding)
- Perdaraha disfugsional tanpa ovulasi (anovutatiordisfungtional bleeding)
http://www.scribd.com/doc/87553687/00-Gangguan-Haid-Dan-Siklus-Haid
2. Whats make the menstruation ciklus is ireguler?

Secara umum, penyebab perdarahan uterus abnormal adalah kelainan organik (tumor,
infeksi), sistemik (kelainan faktor pembekuan), dan fungsional alat reproduksi.

Hipermenore
Hipermenore adalah perdarahan haid yang jumlahnya banyak, ganti pembalut 5-6 kali per
hari, dan lamanya 6-7 hari. Penyebabnya adalah kelainan pada uterus (mioma, uterus
hipoplasia atau infeksi genitalia interna), kelainan darah, dan gangguan fungsional. Keluhan
pasien berupa haid yang banyak. Pada setiap wanita berusia 35 tahun harus dilakukan
kuretase diagnostik untuk menyingkirkan keganasan.
Hipomenore
Hipomenore adalah perdarahan haid yang jumlahnya sedikit, ganti pembalut 1-2 kali per
hari, dan lamanya 1-2 hari. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen & progesteron,
stenosis himen, stenosis serviks uteri, sinekia uteri (sindrom Asherman). Sinekia uteri
didiagnosis dengan histerogram atau histeroskopi.

Metroragia
Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid.
Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih
diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan organik
(polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional dan
penggunaan estrogen eksogen.

Menoragia
Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang
cukup banyak. Penyebabnya adalah kelainan pada uterus (mioma, uterus hipoplasia atau
infeksi genitalia interna), kelainan darah, dan gangguan fungsional. Penyebab dan
pengobatan kasus ini sama dengan hipermenorea.

Amenore
Bila tidak haid lebih dari 3 bulan baru dikatakan amenore, diluar amenore fisiologik.
Penyebabnya dapat berupa gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus
(endometrium) dan vagina. Kasus-kasus yang harus dikirim ke dokter ahli adalah adanya
tanda-tanda kelaki-lakian (maskulinisasi), adanya galaktorea, cacat bawaan, uji estrogen &
progesteron yang negatif, adanya penyakit lain (tuberkulosis, penyakit hati, diabetes
melitus, kanker), infertilitas atau stress berat.

Anamnesis yang perlu dicari adalah usia menars, pertumbuhan badan, adanya stress berat,
penyakit berat, penggunaan obat penenang, peningkatan atau penurunan berat badan yang
mencolok. Pemeriksaan ginekologik yang dilakukan adalah pemeriksaan genitalia interna /
eksterna. Pemeriksaan penunjang berupa uji kehamilan dan uji progesteron.

Sumber : Kapita Selekta Kedokteran. Editor Mansjoer Arif (et al.) Ed. III, cet. 2. Jakarta :
Media Aesculapius. 1999.

Definisi Menometrorrhagia
Menorrhagia adalah pengeluaran darah yang terlalu banyak biasanya disertai bekuan darah
sewaktu menstruasi pada siklus haid yang teratur.
(Metrorrhagia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan
haid.
( Ginekologi, FK UNPAD )
Menometrorrhagia adalah perdarahan uterus berlebihan yang terjadi pada dan diantara
periode haid.
( Kamus Kedokteran DORLAN )
Perdarahn Uterus Abnormal
Sebab- sebab organis
Perdarahan dari uterus, tuba, dan ovarium disebabkan oleh:
a. serviks uteri, seperti polip serviks, erosion persionis uteri, ulkus pada porsio, dan CA
serviks
b. korpus uteri, seperti polip endometrium, abortus imminens, mola hidatidosa,
koriokarsinoma, hyperplasia endometrium, sarcoma uteri, mioma uteri
c. tuba fallopii, seperti KET, radang tuba, tumor tuba
d. ovarium, seperti radanng ovarium, tumor ovarium, dan lain- lain

 Sebab- sebab fungsional


Disebut juga dengan perdarahan disfungsional yaitu perdarahan uterus yang tidak ada
hubungannya dengan sebab- sebab organic.
( Schroder )

 Perdarahan pervaginam sebelum menarche merupakan keadaan yang tidak normal. 3


 Pada masa reproduksi, yang dimaksud dengan perdarahan uterus abnormal adalah meliputi
perubahan-perubahan yang terjadi dalam hal frekuensi, durasi atau jumlah darah yang
keluar dalam siklus haid serta kejadian perdarahan diluar siklus haid.4
 Pada masa pasca menopause, yang dimaksud dengan perdarahan uterus abnormal adalah
terjadinya perdarahan per vagina setelah wanita yang bersangkutan berhenti haid selama
lebih dari 12 bulan atau terjadinya perdarahan uterus pada wanita masa pasca menopause
yang mendapatkan terapi sulih hormonal selama lebih dari 12 bulan.5

 Sebelum menarche
• Keganasan
• Trauma
• Kekerasan seksual
 54% kasus disebabkan oleh adanya lesi traktus genitalis dan 21% diantaranya bersifat
ganas.3

 Masa Reproduksi
 Disebut abnormal, bila siklus haid berlangsung dengan frekuensi kurang dari 21 hari atau
melebihi 35 hari atau bila durasi haid berlangsung kurang dari 2 hari atau lebih dari 7 hari.6
 Peristiwa kehamilan merupakan keadaan yang harus dipikirkan pertama kali bila seorang
wanita pada masa reproduksi datang dengan keluhan perdarahan uterus abnormal (Solusio
plasenta, Kehamilan ektopik, Abortus, Plasenta previa, Penyakit trofoblas). 7, 8

 Selanjutnya, harus diteliti lebih jauh penyebab perdarahan uterus abnormal yang bersifat
iatrogenik. 9
• Antikoagulan
• Antipsikotik
• Kortikosteroid
• Suplemen herbal
• Terapi sulih hormon
• Pil kontrasepsi
 Tamoxife

 Masa pasca menopause


 Evaluasi penderita perdarahan uterus pasca menopause meliputi pemeriksaan bimanual dan
hapusan papaniculoau untuk melihat adanya lesi vulva, vagina , tanda trauma, polip atau
displasia servik. Displasia servik jarang mengakibatkan perdarahan uterus abnormal namun
sering berkaitan dengan perdarahan pasca sanggama.14 Biakan servik perlu dikerjakan pada
penderita dengan resiko tinggi infeksi atau bila memperlihatkan gejala infeksi.
Ginekologi, FK UNPAD )

3. What the maning interpretation of phisical test, anemic and obesitation?


Dewasa ini para wanita hidup lenih lama daripada organ-organ reproduksinya secara faal
dan mempunyai harapan hidup 20-30 tahunlebih lama setelah menopause. Keadaan ini
menyebabkan terjadinya peningkatan penjualan dan pemakaian preparat estrogen untuk
pengobatan klimakterium diikuti dengan meningkatnya angka kejadian kanker
endometrium. Resiko relatif meningkat menjadi 0,17-8,0 pada wanita yang menggunakan
estrogen konjugasi, namun menurun bila dikombinasikan dengan progesteron menjadi 0,3%.

ANEMIA

Menorrhagia is the most common cause of anemia (reduction in red blood cells) in
premenopausal women. A blood loss of more than 80mL (around three tablespoons) per
menstrual cycle can eventually lead to anemia. Most cases of anemia are mild. Nevertheless,
even mild anemia can reduce oxygen transport in the blood, causing fatigue and a
diminished physical capacity. Moderate-to-severe anemia can cause shortness of breath,
rapid heart rate, lightheadedness, headaches, ringing in the ears (tinnitus), irritability, pale
skin, restless legs syndrome, and mental confusion. Heart problems can occur in prolonged
and severe anemia that is not treated.

http://health.nytimes.com/health/guides/symptoms/menstrual-periods-heavy-
prolonged-or-irregular/print.html

Obesity :

obesity can make hormone estrogen and progesteron in body imbalance,because


fatty contains androsterediol change to estradiol and make hormone estrogen
increaed than progesteron,and if endometrium expose estrogen can make hiperplasi
and make abdominal pain caused press the organns parametrium. . if estrogen
decreased it can make descuamate stratum fungsional in endometrium. But usually
unfollow ovulation.
having too much estrogen and not enough progesterone. Women who have mentioned
hormone imbalance over time may be more likely to get endometrial cancer after age 50.
This hormone imbalance can happen if a woman:

 Is obese. Fat cells make extra estrogen, but the body doesn't make extra
progesterone to balance it out.
 Takes estrogen without taking a progestin - Estrogen only hormone replacement
therapy (HRT).
 Has polycystic ovary syndrome (PCOS) and chronic anovulation, which causes
hormone imbalance.

In general estrogens are responsible for the lining of the uterus (endometrium) grow thicker.
Progesterone "opposes" estrogen - progesterone level goes up then drops at the end of each
menstrual cycle, making the thick endometrium layer shed away. This is what we know as
menstrual bleeding.

When there is too much estrogen in the body, progesterone can't do its job. The
endometrium gets thicker and thicker. If the lining builds up and stays that way, then cancer
cells can start to grow. Over time, the endometrium cells can become cancerous.

SUMBER : http://www.women-health-info.com/272-Endometrial-cancer.html
4. What the relation histori her mom die of servical cancer with patien?

The cervix is the lower part of the uterus, the place where a baby grows during pregnancy.
Cervical cancer is caused by several types of a virus called human papillomaviruses (HPV). The
virus spreads through sexual contact. Most women's bodies are able to fight HPV infection. But
sometimes the virus leads to cancer. You're at higher risk if you smoke, have many children, use
birth control pills for a long time, or have HIV infection.

Cervical cancer may not cause any symptoms at first, but later, you may have pelvic pain or
bleeding from the vagina. It usually takes several years for normal cells in the cervix to turn into
cancer cells. Your health care provider can find abnormal cells by doing a Pap test - examining
cells from the cervix under a microscope. By getting regular Pap tests and pelvic exams you can
find and treat changing cells before they turn into cancer.

A vaccine for girls and young women protects against the four types of HPV that cause most
cervical cancers.

SUMBER : NIH: National Cancer Institute


http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/cervicalcancer.html

5. Why her frekuens of mentstruation of vagina discharge ,foul smelling ?


VAGINAL DISCHARGE

Heavy periods with smelly discharge: You periods seem to be getting heavier by the month,
there is bleeding in between periods, particularly after sexual intercourse. There is a heavy, f
smelling discharge. These may be signs of early stages of cervical cancer, a condition
called cervical dysplasia. Ask your doctor to perform aPap smear test.

Fishy Gray, fishy smelling vaginal discharge that is worse after having sex or washing with soap. Th
discharge may also be itchiness or irritation in and around the vulva and vagina. You may have bacteria
vaginosis, see vaginitis.

Greenish Gray/greenish discharge as well as itchiness around the vagina or vulva. There may be a burn
discharge sensation when urinating and discomfort during sex. You could havetrichomoniasis, a type of
vaginitis which is sexually transmitted. Ask your doctor to perform an STD test. Trichomonas
treated with antibiotics; your partner will also need to be tested.

Cottage Thick white discharge which looks like cottage cheese, may smell yeasty like bread. Usually
cheese accompanied by itching and a burning sensation when urinating. The vulva can also look
discharge swollen and sore. See: yeast infection symptoms (Candida).

Watery Bleeding between periods with abnormal vaginal discharges. Discharge may be watery, pinki
discharge foul smelling or blood tinged. The vulva may be persistently itchy (pruritus). Rule out: vagina
cancer symptoms.

Increased Bleeding between periods or heavier periods than normal with increased vaginal discharge.
vaginal There may be a burning feeling in the vagina and urethra which could be mistaken for a urina
discharge tract infection (cystitis). There may also be irritation around the anus and a need to urinate
frequently. These are symptoms of gonorrhea, a sexually transmitted disease.

Discharge Unusual vaginal discharge, burning pain when urinating, lower abdominal pain and a frequen
with burning need to urinate; these are all signs of a sexually transmitted disease calledchlamydia.
pain Sometimes there may be no symptoms. Ask your doctor for a chlamydia screening. Treatmen
consists of antibiotics with a follow up test a few weeks later. Your partner will also need to b
tested.

SUMBER : http://www.womens-health-advice.com/reproductive-disorders.html

6. Why uterus anteflexi position,size about an adult fist,and hcg test is( -)?
7. The interpretation of usg and histopatologi test?

ULTRASOUND

Imaging techniques are often used to detect certain conditions that may be causing
menstrual disorders. Imaging can help diagnose fibroids, endometriosis, or structural
abnormalities of the reproductive organs.

Ultrasound and Sonohysterography. Ultrasound is the standard imaging technique for


evaluating the uterus and ovaries, detecting fibroids, ovarian cysts and tumors, and finding
obstructions in the urinary tract. It uses sound waves to produce an image of the organs.
Ultrasound carries no risk and causes very little discomfort.

SUMBER : http://health.nytimes.com/health/guides/symptoms/menstrual-periods-heavy-
prolonged-or-irregular/print.html

Histopathology is the microscopic examination of biological tissues to observe the


appearance of diseased cells and tissues in very fine detail.
The main use of histopathology is in clinical medicine where it typically involves the
examination of a biopsy (i.e. a surgically removed sample or specimen taken from a
patient for the purposes of detailed study) by a specialist physician called a pathologist.

SUMBER : http://www.ivy-rose.co.uk/HumanBody/Histology/What-is-
Histopathology.php

Faktor resiko :
>30 th , obesitas, nulipara.

8. Relation of maried 7year wih consesived?


9. Why patien severe abdominal pain the usualy would disturb?

Endometriosis

Nyeri perut (abdomen) bagian bawah dan di daerah panggul (pelvic) yang progresif dan dekat
paha yang terjadi pada dan selama menstruasi (dismenorea). Kemungkinan disebabkan
vaskularisasi dan perdarahan dalam sarang endometriosis pada waktu sebelum dan semasa
menstruasi.[3]
Dispareunia (nyeri ketika melakukan hubungan seksual), disebabkan karena adanya
endometriosis di kavum Douglasi.
Mioma

rasa nyeri ok gangguan sirkulasi darah,+ nekrosis setempat dan peradangan


Gynecologic problems are those related to the female reproductive system. Some common
problems are caused by such conditions as infections, injuries, or hormonal changes. These
common problems include pelvic pain; inflammation of the uterus, fallopian tubes, vagina, or
vulva: and non-cancerous uterine growths, such as fibroids. Other common problems are related
to menstruation - for example, premenstrual syndrome and pain during menstrual periods
(dysmenorrhea). Although some problems may be mild and correct themselves, others, such as
infections may be serious and require medical attention.

pelvic Pain

The pelvis, which contains the uterus, fallopian tubes, ovaries, vagina, bladder, and rectum, is
the lowest part of the trunk, below the abdomen and between the hip bones. Women often pain
in this area. Such pain varies in type and intensity, and the cause can be hard to identify.

Pelvic pain is frequently, but not always, caused by problems related to the reproductive system.
Other causes of pelvic pain are related to the intestines or urinary tract. Psychologic factors can
make pain seem worse or even cause a sensation of pain where no physical problem exists.

Diagnosis
When a woman suddenly develops very severe pain in the lower abdomen or pelvic area, a
doctor must quickly decide whether the situation is an emergency requiring immediate surgery.
Examples of emergencies are appendicitis, perforation of the intestine, a twisted ovarian cyst,
an ectopic pregnancy, and a ruptured fallopian tube.

Fibroids

A fibroid is a rtoncancerous growth composed of muscle and fibrous tissue that occurs in the
wall of the uterus.

Fibroids occur in at least 20 percent of all women over age 35 and are more common among
black women than among white women. The size of fibroids ranges from microscopic to as large
as a cantaloupe. The cause is unknown, but fibroids seem to be affected by estrogen levels,
often growing larger during pregnancy and shrinking after menopause.

Symptoms

Even when large, fibroids may produce no symptoms. Symptoms depend on the number of
fibroids, their size, and their location in the uterus, as well as their status-whether they are
growing or degenerating. Symptoms may include heavy or prolonged menstrual bleeding or, less
often, bleeding between menstrual periods; pain, pressure, or heaviness in the pelvic area
during or between menstrual periods; a need to urinate more frequently; swelling of the
abdomen; and rarely, infertility caused by blockage of the fallopian tubes or distortion of the
uterine cavity. Menstrual bleeding may be heavy because fibroids increase the surface area of
the uterine lining and the amount of tissue shed during menstruation. The heavy bleeding can
cause anemia. A fibroid that has previously produced no symptoms occasionally causes
problems during pregnancy, such as a miscarriage, early labor, or postpartum hemorrhage
(excessive blood loss after delivery).

http://generalhealthtopics.com/common-gynecologic-problems-325.html

10. relation patient condition with symphthom her fell since young?
11. Dd?
Pathological Bleeding
Secara umum, penyebab perdarahan uterus abnormal adalah kelainan organik (tumor,
infeksi), sistemik (kelainan faktor pembekuan), dan fungsional alat reproduksi.

Hipermenore
Hipermenore adalah perdarahan haid yang jumlahnya banyak, ganti pembalut 5-6 kali per
hari, dan lamanya 6-7 hari. Penyebabnya adalah kelainan pada uterus (mioma, uterus
hipoplasia atau infeksi genitalia interna), kelainan darah, dan gangguan fungsional. Keluhan
pasien berupa haid yang banyak. Pada setiap wanita berusia 35 tahun harus dilakukan
kuretase diagnostik untuk menyingkirkan keganasan.

Hipomenore
Hipomenore adalah perdarahan haid yang jumlahnya sedikit, ganti pembalut 1-2 kali per
hari, dan lamanya 1-2 hari. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen & progesteron,
stenosis himen, stenosis serviks uteri, sinekia uteri (sindrom Asherman). Sinekia uteri
didiagnosis dengan histerogram atau histeroskopi.

Metroragia
Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid.
Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih
diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan organik
(polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional dan
penggunaan estrogen eksogen.

Menoragia
Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang
cukup banyak. Penyebabnya adalah kelainan pada uterus (mioma, uterus hipoplasia atau
infeksi genitalia interna), kelainan darah, dan gangguan fungsional. Penyebab dan
pengobatan kasus ini sama dengan hipermenorea.

Amenore
Bila tidak haid lebih dari 3 bulan baru dikatakan amenore, diluar amenore fisiologik.
Penyebabnya dapat berupa gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus
(endometrium) dan vagina. Kasus-kasus yang harus dikirim ke dokter ahli adalah adanya
tanda-tanda kelaki-lakian (maskulinisasi), adanya galaktorea, cacat bawaan, uji estrogen &
progesteron yang negatif, adanya penyakit lain (tuberkulosis, penyakit hati, diabetes
melitus, kanker), infertilitas atau stress berat.

Anamnesis yang perlu dicari adalah usia menars, pertumbuhan badan, adanya stress berat,
penyakit berat, penggunaan obat penenang, peningkatan atau penurunan berat badan yang
mencolok. Pemeriksaan ginekologik yang dilakukan adalah pemeriksaan genitalia interna /
eksterna. Pemeriksaan penunjang berupa uji kehamilan dan uji progesteron.

Sumber : Kapita Selekta Kedokteran. Editor Mansjoer Arif (et al.) Ed. III, cet. 2. Jakarta :
Media Aesculapius. 1999.
Metrorrhagia
Metrorrhagia adalah perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid namun
keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun berupa bercak.
Metrorrhagia dapat disebabkan oleh kehamilan seperti abortus ataupun kehamilan ektopik6 dan
dapat juga disebabkan oleh faktor luar kehamilan seperti ovulasi, polip endometrium dan karsinoma
serviks.Akhir-akhir ini, estrogen eksogen menjadi penyebab tersering metrorrhagia.Terapi yang
diberikan tergantung etiologi.

Menorrhagia

Definisi
Menorrhagia adalah pengeluaran darah haid yang terlalu banyak dan biasanya disertai
dengan pada siklus yang teratur.Menorrhagia biasanya berhubungan dengan nocturrhagia
yaitu suatu keadaan dimana menstruasi mempengaruhi pola tidur wanita dimana waita
harus mengganti pembalut pada tengah malam.Menorrhagia juga berhubungan dengan
kram selama haid yang tidak bisa dihilangkan dengan obat-obatan.Penderita juga sering
merasakan kelemahan, pusing, muntah dan mual berulang selama haid.

Etiologi
Menorrhagia dikelompokan dalam 4 kategori yaitu,Gangguan pembekuan,Walaupun
keadaan perdarahan tertentu seperti ITP dan penyakit von willebrands berhubungan dengan
peningkatan menorrhagia, namun efek kelainan pembekuan terhadap individu bervariasi.
Pada wanita dengan tromboitopenia kehilangan darah berhubungan dengan jumlah
trombosit selama haid.

Terapi
Terapi menorrhagia sangat tergantung usia pasien, keinginan untuk memiliki anak, ukuran
uterus keseluruhan, dan ada tidaknya fibroid atau polip. Spektrum pengobatannya sangat
luas mulai dari pengawasan sederhana, terapi hormon, operasi invasif minimal seperti
pengangkatan dinding endometrium (endomiometrial resection atau EMR), polip
(polipektomi), atau fibroid (miomektomi) dan histerektomi (pada kasus yang refrakter).
Dapat juga digunakan herbal yarrow, nettle’s purse, agrimony, ramuan cina, ladies mantle,
vervain dan raspbery merah yang diperkirakan dapat memperkuat uterus.Vitex juga
dianjurkan untuk mengobati menorrhea dan sindrom pre-mentrual.Dianjurkan juga
pemberian suplemen besi untuk mengganti besi yang hilang melalui perdarahan. Vitamin
yang diberikan adalah vitamin A karena wanita dengan lehilangan darah hebat biasanya
mengalami penurunan kadar vitamin A dan K yang dibutuhkan untuk pembekuan darah.
Vitamin C, zinc dan bioflavinoids dibutuhkan untuk memperkuat vena dan kapiler.

Prognosis
Prognosis pada semua ketidakteraturan adalah baik bila diterapi dari awal.
Hipomenorrhea (kriptomenorrhea)
Hipomenorrhea adalah suatu keadan dimana jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc),
kadang-kadang hanya berupa spotting.Dapat disebabkan oleh stenosis pada himen, servik
atau uterus.Pasien dengan obat kontrasepsi kadang memberikan keluhan ini.Hal ini juga
dapat terjadi pada hipoplasia uteri dimana jaringan endometrium sedikit.

Dismenorrhea

Definisi
Dismenorrhea adalah nyeri sewaktu haid.Dismenorrhea terdiri dari gejala yang kompleks
berupa kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki dan biasanya disertai
gejala gastrointestinal dan gejala neurologis seperti kelemahan umum.

Klasifikasi
Dismenorrhea primer (idiopatik)

Dismenorrhea primer adalah dismenorrhea yang mulai terasa sejak menarche dan tidak ditemukan
kelainan dari alat kandungan atau organ lainnya. Dismenorrhea primer terjadi pada 90% wanita dan
biasanya terasa setelah mereka menarche dan berlanjut hingga usia pertengahan 20-an atau hingga
mereka memiliki anak. Sekitar 10% penderita dismenorrhea primer tidak dapat mengikuti kegiatan
sehari-hari.Gejala nya mulai terasa pada 1 atau 2 hari sebelum haid dan berakhir setelah haid
dimulai.Biasanya nyeri berakhir setelah diberi kompres panas atau oleh pemberian analgesik.Faktor-
faktor yang mempengaruhi yaitu hiperaktivitas uterus, endotelin, prostaglandin, vasopressin dan
kerusakan saraf perifer.Hiperaktivitas uterus berhubungan dengan aliran darah uterus.Hiperaktivitas
uterus terjadi pada endometriosis dan adenomiosis.Uterus yang berkontraksi menyebabkan
“angina” sehingga terjadilah nyeri.
Endotelin adalah uterotonin poten pada uterus yang tidak hamil.Endotelin berperan menginduksi
kontraksi otot polos pada perbatasan dengan kelenjar endometrium.Tempat yang paling banyak
mengandung ikatan endotelin adala epitel kelenjar pada tempat tersebut.Endotelin tersebut dapat
menginduksi pelepasan PGF2α dan menginduksi kelenjar lainnya untuk menghasilkan endorpin
lainnya (parakrin). Iskemi yang terjadi akibat kontraksi selanjutnya merangsang pelepasan endorpin
dan PGF2α sehingga akan menyebabkan disperistaltis lebih lanjut.
Endometrium wanita dengan dismenorrhea menghasilkan PGF2α lebih banyak daripada wanita
normal. PGF2α adalah oksitoksi dan vasokonstriktor yang poten yang bila diberikan pada uterus akan
menghasilkan nyeri dan mengakibatkan pengeluaran darah haid. Alasan mengapa PGF2α lebih tinggi
pada wanita tertentu belum diketahui dengan pasti.Pada beberapa wanita, prostaglandin dapat
mengakibatkan otot polos dalam sistem gastrointestinal berkontraksi sehingga menyebabkan mual,
muntah dan diare.Vasopresin merupakan vasokonstriktor yang menstimulasi miometrium
berkontraksi. Pada hari pertama menstruasi,kadar vasopresin meningkat pada wanita dengan
dismenorrhea.Kerusakan saraf perifer pada miometrium dan serviks oleh persalinan. Hal ini
menjelaskan mengapa pada wanita yang telah melahirkan dismenorrhea dapat berkurang.

Dismenorrhea sekunder

Dismenorrhea sekunder biasanya terjadi kemudian setelah menarche6. Biasanya disebabkan hal
lain. Nyeri biasanya bersifat regular pada setiap haid namun berlangsung lebih lama dan bisa
berlangsung selama siklus.Nyeri mungkin nyeri pada salah satu sisi abdomen.
Dismenorrhea sekunder dapat disebabkan oleh endometriosis dimana jaringan uterus tumbuh di
luar uterus dan ini dapat terjadi pada wanita tua maupun muda. Implan ini masih bereaksi terhadap
estrogen dan progesteron sehingga dapat meluruh sat haid. Hasil peluruhan bila jatuh ke dalam
rongga abdomen dan merangsang peritoneum akan menghasilkan nyeri. Endometriosis ditemukan
pada 10-15% wanita usia 25-33 tahun2. Dismenorrhea sekunder dapat juga disebabkan fibroid,
penyakit radang panggul; IUD; tumor pada tuba fallopi, usus atau vesika urinaria; polip uteri;
inflmatory bowel desease; skar atau perlengketan akibat operasi sebelumnya dan adenomiosis yaitu
suatu keadaan dimana endometrium tumbuh menembus miometrium.

Perbedaan gambaran klinis dismenore primer dan sekunder


Dismenore primer Dismenore sekunder
Onset singkat setelah menarche Onset dapat terjadi kapan saja setelah
menarche (khasnya setelah 25 tahun).
Nyeri kram di perut bawah atau pelvis dengan Waktu dari nyeri berubah-ubah sepanjang
awal keluarnya darah selama 8-72 jam. siklus menstruasi.
Pola nyeri sama setiap siklus. Memburuk setiap waktu, dapat unilateral,
dapat memburuk pada waktu berkemih
Nyeri pada paha dan pinggang, sakit kepala, Dijumpai gejala ginekologi: dispareunia
diare, mual dan muntah dapat dijumpai. danmenorragia.
Tidak dijumpai kelainan patologis pelvis. Dijumpai abnormalitas pelvis patologis.

Pemeriksaan laboratorium dan radiologis tidak dibutuhkan dalam mendiagnosis dismenore


primer.Pemeriksaan yang mendetail hanya dilakukan bila dari gejala klinis disangkakan suatu
dismenore sekunder.
Pengobatan Dismenore Primer
Tujuan pengobatan dismenore primer adalah mengurangi nyeri atau gejala yang timbul oleh karena
peningkatan produksi prostaglandin, sehingga pemberian obat yang menghambat sintesis
prostaglandin dan mempunyai efek analgesik merupakan pilihan.
Pengobatan dengan menggunakan analgesik, OAINS dan penghambat spesifik COX-2 bekerja dengan
mengurangi aktivitas cyclo-oxygenase sehingga menghambat produksi prostaglandin, sedangkan
kontrasepsi oral bekerja dengan menghambat terjadinya ovulasi.Penghambat spesifik COX-2 yang
sudah dilaporkan adalah rofecoxib dan valdecoxib.Pada pemberian kontrasepsi oral dosis rendah
menunjukkan perbaikan dismenore dihubungkan dengan rasa nyeri yang terjadi.
Pengobatan lain yang umum dipakai adalah latihan fisik, pemanasan daerah pelvis, intervensi
tingkah laku, suplemen diet atau obat tradisional. Latihan fisik dapat meningkatkan aliran darah ke
daerah pelvis sehingga menstimulasi pelepasan β endorfin yang bekerja sebagai analgesik
nonspesifik. Penempelan panas dengan suhu 39°C selama 12 jam terbukti sama efektifnya dengan
penggunaan ibuprofen.

Dismenore Sekunder
Pengobatan terutama ditujukan mencari dan menghilangkan penyebabnya, di samping pemberian
obat-obat bersifat simtomatik.

Peranan Vitamin E dalam Pengobatan Dismenore Primer


Vitamin E adalah pemutus rantai antioksidan yang larut dalam lemak, dengan aktivitas antioksidan
yang terdiri dari 4 komponen tocopherols (α,β,γ,δ) dan 4 komponen tocotrienols (α,β,γ,δ) dengan
struktur komponen dan aktifitas antioksidan yang dilihat pada gambar dibawah ini. Komponen yang
paling banyak ditemukan secara alamiah adalah α-tocopherol yang bekerja mencegah terjadinya
peroksida dari asam lemak jenuh.

Vitamin E bekerja dengan mempengaruhi pelepasan asam arakidonat dari fosfolipid dan konversi
menjadi prostaglandin terhambat melalui enzim phospholipase A2 dan
cyclooxygenase.Prostaglandin F2α adalah hormon yang paling berperan dalam menyebabkan
dismenore karena terjadi vasokonstriksi dan kontraksi miometrium.15,24 Vitamin E juga berperan
dalam menghambat protein kinase C yang merupakan suatu protein yang mengatur kerja enzim
phospholipase A2.

Mioma uteri

Definisi : neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat sehingga dalam
kepustakaan disebut jug leiomioma, fibromioma, atau fibroid
Etiologi : Idiopatik

Klasifikasi :

Menurut tempatnya di uterus dan menurut arah pertumbuhannya, maka mioma uteri dibagi 4 jenis
antara lain:

1. Mioma submukosa

2. Mioma intramural

3. Mioma subserosa

4. Mioma intraligamenter

Jenis mioma uteri yang paling sering adalah jenis intramural (54%), subserosa (48%), submukosa
(6,1%) dan jenis intraligamenter (4,4%)

 Mioma submukosa

Berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Jenis ini dijumpai 6,1% dari
seluruh kasus mioma. Jenis ini sering memberikan keluhan gangguan perdarahan. Mioma jenis lain
meskipun besar mungkin belum memberikan keluhan perdarahan, tetapi mioma submukosa,
walaupun kecil sering memberikan keluhan gangguan perdarahan. Mioma submukosa umumnya
dapat diketahui dari tindakan kuretase, dengan adanya benjolan waktu kuret, dikenal sebagai
currete bump dan dengan pemeriksaan histeroskopi dapat diketahui posisi tangkai tumor.Tumor
jenis ini sering mengalami infeksi, terutama pada mioma submukosa pedinkulata. Mioma
submukosa pedinkulata adalah jenis mioma submukosa yang mempunyai tangkai. Tumor ini dapat
keluar dari rongga rahim ke vagina, dikenal dengan nama mioma geburt atau mioma yang dilahirkan,
yang mudah mengalami infeksi, ulserasi dan infark. Pada beberapa kasus, penderita akan mengalami
anemia dan sepsis karena proses di atas.

 Mioma intramural

Terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium. Karena pertumbuhan tumor, jaringan otot
sekitarnya akan terdesak dan terbentuk simpai yang mengelilingi tumor. Bila di dalam dinding rahim
dijumpai banyak mioma, maka uterus akan mempunyai bentuk yang berbenjol-benjol dengan
konsistensi yang padat. Mioma yang terletak pada dinding depan uterus, dalam pertumbuhannya
akan menekan dan mendorong kandung kemih ke atas, sehingga dapat menimbulkan keluhan miksi.

 Mioma subserosa

Apabila mioma tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus diliputi
oleh serosa. Mioma subserosa dapat tumbuh di antara kedua lapisan ligamentum latum menjadi
mioma intraligamenter.

 Mioma intraligamenter

Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke ligamentum atau
omentum kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga disebut wondering parasitis fibroid.
Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma pada servik dapat
menonjol ke dalam satu saluran servik sehingga ostium uteri eksternum berbentuk bulan sabit.
Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri dari bekas otot polos dan jaringan ikat
yang tersusun seperti kumparan (whorie like pattern) dengan pseudokapsul yang terdiri dari jaringan
ikat longgar yang terdesak karena pertumbuhan.

Histopatologi :

Mioma memiliki reseptor estrogen yang lebih banyak dibandingkan miometrium normal. Menurut
letaknya, mioma terdiri dari mioma submukosum, intramural, dan subserosum. Mioma uteri lebih
sering ditemukan pada nulipara, factor keturunan juga berperan. Mioma uteri terdiri dari otot polos
dan jaringan ikat yang tersusun seperti konde diliputi pseudokapsul. Perubahan sekunder pada
mioma uteri sebagian besar bersifat degenerative karena berkurangnya aliran darah ke mioma uteri.
Perubahan sekunder meliputi atrofi, degenerasi hialin, degenerasi kistik, degenerasi membatu,
degenerasi merah, dan degenerasi lemak.

Manifestasi Klinis :

Tergantung letak mioma, besarnya, perubahan sekunder, dan komplikasi serta hanya terdapat pada
35 – 50% penderita. Manifestasi klinis digolongkan menjadi :

 Perdarahan abnormal  dismenore, menoragi, dan metroragi

 Rasa nyeri

 Gejala dan tanda penekanan, seperti retensio urine, hidronefrosis, dan hidroureter

 Abortus spontan

 Infertilitas

Diagnosis :

Penderita datang dengan keluhan ada benjolan di perut bagian bawah, rasa berat, perdarahan
abnormal, retensio urine, dll. Pada PF seperti pemeriksaan bimanual didapatkan tumor pada uterus
yang sering teraba berbenjol/bertangkai. Dengan sonde didapatkan kavum uteri lebih luas.

Pemeriksaan fisik

Mioma uteri mudah ditemukan melalui pemeriksaan bimanual rutin uterus.Diagnosis mioma uteri
menjadi jelas bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih massa yang lebih licin, tetapi
sering sulit untuk memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari uterus.

Temuan laboratorium

Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini disebabkan perdarahan uterus yang
banyak dan habisnya cadangan zat besi. Kadang-kadang mioma menghasilkan eritropoeitin yang
pada beberapa kasus menyebabkan polisitemia. Adanya hubungan antara polisitemia dengan
penyakit ginjal diduga akibat penekanan mioam terhadap ureter yang menyebabkan peninggian
tekanan balik ureter dan kemudian menginduksi pembentukan eritropoetin ginjal.
Pemeriksaan penunjang

 Ultrasonografi

Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam menetapkan adanya mioma


uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama bermanfaat pada uterus yang kecil. Uterus atau massa
yang paling besar baik diobservasi melalui ultrasonografi transabdominal. Mioma uteri secara khas
menghasilkan gambaran ultrasonografi yang mendemonstrasikan irregularitas kontur maupun
pembesaran uterus. Adanya kalsifikasi ditandai oleh fokus – fokus hiperekoik dengan bayangan
akustik. Degenerasi kistik ditandai adanya daerah yang hipoekoik.

 Hiteroskopi

Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa, jika tumornya kecil serta
bertangkai. Tumor tersebut sekaligus dapat diangkat.

 MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Sangat akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan lokasi mioma tetapi jarang diperlukan.
Pada MRI, mioma tampak sebagai massa gelap berbatas tegas dan dapat dibedakan dari
miometrium normal. MRI dapat mendeteksi lesi sekecil 3 mm yang dapat dilokalisasi dengan jelas,
termasuk mioma submukosa. MRI dapat menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus-kasus yang
tidak dapat disimpulkan.

DD :

Kehamilan, inversio uteri, adenomiosis, koriokarsinoma, karsinoma korpus uteri, kista ovarium, dan
sarkoma uteri

Penatalaksanaan :

a. Pada mioma kecil dan tidak menimbulkan keluhan, tidak diberikan terapi, hanya diobservasi tiap
3 – 6 bulan untuk menilai pembesarannya. Mioma akan lisut setelah menopause.

b. Pemberian GnRH agonis selama 6 minggu

c. Miomektomi dengan/tanpa histerektomi bila besar uterus melebihi seperti kehamilan 12 – 14


minggu

d. Radioterapi

e. Estrogen untuk pasien setelah menopause dan observasi setiap 6 bulan

 Konservatif

Penderita dengan mioma kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan pengobatan, tetapi harus diawasi
perkembangan tumornya. Jika mioma lebih besar dari kehamilan 10-12 minggu, tumor yang
berkembang cepat, terjadi torsi pada tangkai, perlu diambil tindakan operasi.
 Terapi medikamentosa

Terapi yang dapat memperkecil volume atau menghentikan pertumbuhan mioma uteri secara
menetap belum tersedia padasaat ini. Terapi medikamentosa masih merupakan terapi tambahan
atau terapi pengganti sementara dari operatif. Preparat yang selalu digunakan untuk terapi
medikamentosa adalah analog GnRH, progesteron, danazol, gestrinon, tamoksifen, goserelin,
antiprostaglandin, agen-agen lain (gossipol,amantadine).

 GnRH analog

Penelitian multisenter yang dilakukan pada 114 penderita dengan mioma uteri yang diberikan
GnRHa leuprorelin asetat selam 6 bulan, ditemukan pengurangan volume uterus rata-rata 67% pada
90 wanita didapatkan pengecilan volume uterus sebesar 20% dan pada 35 wanita ditemukan
pengurangan volume mioma sebanyak 80%.

Efek maksimal dari GnRHa baru terlihat setelah 3 bulan dimana cara kerjanya menekan produksi
estrogen dengan sangat kuat, sehingga kadarnya dalam darah menyerupai kadar estrogen wanita
usia menopause. Setiap mioama uteri memberikan hasil yang berbeda-beda terhadap pemberian
GnRHa.

Mioma submukosa dan mioma intramural merupakan mioma uteri yang paling rensponsif terhadap
pemberian GnRH ini. Keuntungan pemberian pengobatan medikamentosa dengan GnRHa adalah:

1. Mengurangi volume uterus dan volume mioma uteri.

2. Mengurangi anemia akibat perdarahan.

3. Mengurangi perdarahan pada saat operasi.

4. Tidak diperlukan insisi yang luas pada uterus saat pengangkatan mioma.

5. Mempermudah tindakan histerektomi vaginal.

6. Mempermudah pengangkatan mioma submukosa dengan histeroskopi.

 Progesteron

Goldhiezer, melaporkan adanya perubahan degeneratif mioma uteri pada pemberian progesteron
dosis besar. Dengan pemberian medrogestone 25 mg perhari selama 21 hari dan tiga pasien lagi
diberi tablet 200 mg, dan pengobatan ini tidak mempengaruhi ukuran mioma uteri, hal ini belum
terbukti saat ini.

 Danazol

Merupakan progesteron sintetik yang berasal dari testosteron. Dosis substansial didapatkan hanya
menyebabkan pengurangan volume uterus sebesar 20-25% dimana diperoleh fakta bahwa danazol
memiliki substansi androgenik. Tamaya, dkk melaporkan reseptor androgen pada mioma terjadi
peningkatan aktifitas 5 -reduktase pada miometrium dibandingkan endometrium normal. Mioma
uteri memiliki aktifitas aromatase yang tinggi dapat membentuk estrogen dari androgen.
 Gestrinon

Merupakan suatu trienik 19-nonsteroid sintetik, juga dikenal dengan R 2323 yang terbukti efektif
dalam mengobati endometriosis. Menurut Coutinho(1986), melaporkan 97 wanita, A(n=34)
menerima 5 mg gestrinon peroral 2x seminggu, kelompok B(n=36) menerima 2,5 mg gestrinon
peroral 2x seminggu, dan kelompok C(n=27) menerima 2,5 mg gestrinon pervaginam 3x seminggu.

Data masing-masing dievaluasi setelah 4 bulan didapatkan volume uterus berkurang 18% pada
kelompok A, 27% pada kelompok B, tetapi pada kelompok C meningkat 5%. Setelah masa
pengobatan selama 4 bulan berakhir, 95% pasien amenore, Coutinho menyarankan penggunaan
gestrinon sebagai terapi preoperatif untuk mengontrol perdarahan menstruasi yang banyak
berhubungan dengan mioma uteri.

 Tamoksifen

Merupakan turunan trifeniletilen yang mempunyai khasiat estrgenik maupun antiestrogenik, dan
dikenal sebagai “selective estrogen receptor modulator” (SERM). Beberapa peneliti melaporkan pada
pemberian tamoksifen 20 mg tablet perhari untuk 6 wanita premenopause dengan mioma uteri
selama 3 bulan dimana volume mioma tidak berubah, dimana kerjanya konsentrasi reseptor
estradiol total secara signifikan lebih rendah. Hal ini terjadi karena peningkatan kadar progesteron
bila diberikan berkelanjutan.

 Goserelin

Merupakan suatu GnRH agonis, dimana ikatan reseptornya terhadap jaringan sangat kuat, sehingga
kadarnya dalam darah berada cukup lama. Pada pemberian goserelin dapat mengurangi setengah
ukuran mioma uteri dan dapat menghilangkan gejala menoragia dan nyeri pelvis. Pada wanita
premenopause dengan mioma uteri, pengobatan jangka panjang dapat menjadi alternatif tindakan
histerektomi terutama menjelang menopause. Pemberian goserelin 400 mikrogram 3 kali sehari
semprot hidung sama efektifnya dengan pemberian 500 mikrogram sehari sekali dengan cara
pemberian injeksi subkutan.

Untuk pengobatan mioma uteri, dimana kadar estradiol kurang signifikan disupresi selama
pemberian goserelin dan pasien sedikit mengeluh efek samping berupa keringat dingin. Pemberian
dosis yang sesuai, agar dapat menstimulasi estrogen tanpa tumbuh mioma kembali atau
berulangnya peredaran abnormal sulit diterima. Peneliti mengevaluasi efek pengobatan dengan
formulasi depot bulanan goserelin dikombinasi dengan HRT (estrogen konjugasi 0,3 mg) dan
medroksiprogesteron asetat 5 mg pada pasien mioma uteri, parameter yang diteliti adalah volume
mioma uteri, keluhan pasien, corak perdarahan kandungan mineral, dan fraksi kolesterol. Kadar HDL
kolesterol meningkat selama pengobatan, sedangkan plasma trigliserid meningkat selama
pemberian terapi.

 Antiprostaglandin

Dapat mengurangi perdarahan yang berlebihan pada wanita dengan menoragia, dan hal ini
beralasan untuk diterima atau mungkin efektif untuk menoragia yang diinduksi oleh mioma uteri.
Ylikorhala dan rekan-rekan, melaporkan pemberian Naproxen 500-1000 mg setiap hari untuk terapi
selama 5 hari tidak memiliki efek pada menoragia yang diinduksi mioma, meskipun hal ini
mengurangi perdarahan menstruasi 35,7% wanita dengan menoragia idiopatik.

 Embolisasi Arteri Uterina

Suatu tindakan yang menghambat aliran darah ke uterus dengan cara memasukkan agen emboli ke
arteri uterina. Dewasa ini embolisasi arteri uterina pada pasien yang menjalani pembedahan mioma.
Arteri uterina yang mensuplai aliran darah ke mioma dihambat secara permanen dengan agen
emboli (partikel polivynil alkohol). Keamanan dan kemudahan embolisasi arteri uterina tidak dapat
dipungkiri, karena tindakan ini efektif. Proses embolisasi menggunakan angiografi digital substraksi
dan dibantu fluoroskopi. Hal ini dibutuhkan untuk memetakan pengisian pembuluh darah atau
memperlihatkan ekstrvasasi darah secara tepat.

Agen emboli yang digunakan adalah polivinyl alkohol adalah partikel plastik dengan ukuran yang
bervariasi. Katz dkk memakai gel form sebagai agen emboli untuk embolisasi arteri uterina. Tingkat
keberhasilan penatalaksanaan mioma uteri dengan embolisasi adalah 85 - 90%.

 Terapi inovatif berdasarkan aktivitas mekanisme molekular.

Setelah didapatkan mekanisme molekulaer mioma uteri, terapi yang lebih baik dapat secara khusus
memecahkan masalah ini. Seperti penyakit lainnya, bila didapatkan kelainan gen yang spesifik akan
membuka kemungkinan terapi gen di masa yang akan datang. Sebelum terapi gen digunakan lebih
luas, kemungkinan kita harus melewati terapi yang ditujukan sebagai anti spesific growth factor
angiogenesis yang terdapat di dalam endometrium dan miometrium.

Sejumlah molekul telah diidentifikasi dalam menghambat proses proliferasi sel endotel dan
menghambat angiogenesis. TGF-ß dan sekresi reseptor bFGF berada di uterus dan menghambat
proses ini. Selain itu fragmen 16-kd prolaktin, angiostatin, thrombospondin-I, platelet faktor 4, tissue
inhibitor of metalloproteinase (TIMPs 1,2 dan 3), interferon dan placentalproliferin-related protein
secara negatif mengatur angiogenesis dan dapat dieksploitasi terapi. Agen farmakologi yang
berlawanan dengan faktor angiogenik ataupun obat-obatan yang dapat memblok produksi faktor ini,
berikatan atau menurunkan bentuk aktifnya, atau berikatan dengan reseptornya, juga bermanfaat.
Stimulasi angiogenesis yang merupakan target antagonis potensial, termasuk TGF-ß, bFGF, VEGF dan
PDGF. Terapi gen didefinisikan sebagai transfer rentetan DNA esensial atau terapetik ke dalam sel
pasien untuk mendapatkan keuntungan klinis. Perubahan ini dapat menghasilkan meningkatkan
produksi produk sel yang penting, penghambatan ekspresi gen yang bersangkutan, dan induksi
respon imun serta penghancuran sel-sel yang rusak dengan kematian sel yang terprogram. Bentuk
gen terapi yang paling sering adalah pembentuk, penggunaan transfer gen untuk menggantikan
produk gen yang abnormal atau hilang. Walaupun transfer gen dapat dilakukan dilakukan dengan
efikasi yang sama pada sel somatik dan sel germ, terapi ditargetkan semata-mata pada sel somatik
dan tidak melibatkan pemusnahan secara langsung, atau perbaikan sel-sel yang mengalami kelainan.

Tekhnologi DNA recombinant menyediakan alat-alat untuk memungkinkan terapi gen. Ketika lokasi
gen yang sama dikenali, terdapat empat langkah dasar dimana segmen DNA dikloning, digestion,
ligation, transformation, dan selection. Pada langkah pertama digestion, DNA dipotong untuk
mengeluarkan fragmen atau gen yang diinginkan, dibantu dengan penggunaan sebuah kelas enzim
yang disebut restriction endonucleases, yang memecah rentetan DNA dengan tepat. Setelah segmen
DNA yang diinginkan didapatkan, segmen digabungkan atau diligasi untuk membantu vector
recombinant, yang mana di sini berperanan enzim kelas dua yang disebut DNA ligases. Pada akhir
langkah kedua ini, “gene” yang diminati bergabung ke dalam vektor yang dapat bereplikasi sendiri.
Ada dua tipe vektor yang sering digunakan dalam gen terapi, vektor plasmid dan vektor viral.
Plasmid DNA mudah tumbuh pada bakteri termasuk seluruh elemen yang penting sebagai ekspresi
mamalia, termasuk promoter, enhancer sequences dan transcipt processing signals. Vektor viral
termasuk sinyal yang menjamin recombinant viral genome bergabung dalam progeny viral particles.
Langkah ketiga, transformasi terjadi dimana vektor dipindahkan dari test tube ke dalam sel host
yang dapat bereplikasi. Akhirnya metode selection atau indentification dilakukan untuk menentukan
sel host mana berisi recombinant DNA Human Vektor Recombinant dapat digunakan untuk
mentransfer sel-sel DNA manusia untuk terapi gen. Fungsi normal gen dan protein encoded nya
harus diketahui sebelum gen dianggap sebagai target dari terapi gen. Terapi gen sitotoksik telah
menunjukkan keberhasilan dalam menghambat pertumbuhan tumor, serta proliferasi sel benigna.
Baru-baru ini FDA menyetujui terapi gen sitotoksik pada tumor otak dan tumor ovarium. Tidak
seperti tumor ganas, mioma uteri menimbulkan gangguan bila ukurannya besar sehingga
menimbulkan penekanan pelvis, obstruksi saluran kencing, atau frekuensi buang air kecil yang
menjadi lebih sering, dan buang air besar menjadi sulit, bila tumbuh di sepanjang endometrium
menyebabkan perdarahan uterus yang abnormal. Terapi gen sitotoksik dapat mengecilkan massa
mioma uteri tanpa harus melakukan intervensi bedah mayor. Penelitian terbaru menunjukkan
efektifitas terapi gen sitotoksik pada sel-sel mioma yang berasal dari tikus Eker (sel ELT-3). Sel-sel
ditranfer dengan encoding DNA plasmid ß-galactosidase, SV-tk transgene, atau plasmid kontrol.
Ekspresi gen reporter diperiksa dengan memonitor aktifitas enzim ß-galactosidase untuk
menentukan presentasi sel-sel transfected yang diharapkan mengekspresikan timidine kinase.
Efisiensi transfeksi ini 16,7% pada leiomyocyte manusia dan 39,8% pada sel-sel ELT-3.

Komplikasi :

 Degenerasi ganas

 Torsi yang menimbulkan nekrosis, sindrom abdomen akut

Prognosis :

Rekurensi setelah miomektomi terdapat pada 15 – 40% penderita dan 2/3 nya memerlukan
pembedahan lagi

ENDOMETRIOSIS

Dalam ilmu kedokteran, dikenal berbagai jenis penyakit. Salah satu jenisnya adalah penyakit
yang menyerang sistem reproduksi pada wanita, yaitu endometriosis. Endometriosis selama kurang
lebih 30 tahun terakhir ini menunjukkan angka kejadian yang meningkat. Endometriosis diperkirakan
terjadi pada 10-15% wanita subur yang berusia 25-44 tahun. Sekitar 20% dari wanita dalam usia
tempo melahirkan anak. Sekitar 5-15% kasus endometriosis ditemukan pada operasi pelvik. Sekitar
30-40% dari wanita dengan endometriosis adalah mandul, karena endometriosis menghalangi jalan
sel telur dari ovarium ke rahim. [7]

I. DEFINISI
Endometriosis adalah suatu keadaan di mana bercak-bercak endometrium (endo = dalam,
metri = rahim) yang terdiri dari kelenjar-kelenjar dan stroma yang masih berfungsi tumbuh di luar
uterus, pada atau kawasan lain tubuh, padahal dalam keadaan normal endometrium hanya
ditemukan di dalam lapisan rahim. Biasanya, endometrium lepas setiap bulan disaat menstruasi;
tetapi pada endometriosis, endometrium yang salah letak tidak mampu keluar dari tubuh [7]

II. EPIDEMIOLOGI
Setiap bulan ovarium menghasilkan hormon yang merangsang sel-sel pada lapisan rahim
untuk membengkak dan menebal (sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan).
Endometriosis juga memberikan respon yang sama terhadap sinyal ini, tetapi mereka tidak mampu
memisahkan dirinya dari jaringan dan terlepas selama menstruasi. Kadang terjadi perdarahan ringan
tetapi akan segera membaik dan kembali dirangsang pada siklus menstruasi berikutnya. Proses yang
berlangsung terus menerus ini menyebabkan pembentukan jaringan parut dan perlengketan di
dalam tuba dan ovarium, serta di sekitar fimbrie tuba. Perlengketan ini bisa menyebabkan pelepasan
sel telur dari ovarium ke dalam tuba falopii terganggu atau tidak terlaksana. Perlengketan itulah
menyebabkan terhalangnya perjalanan sel telur yang telah dibuahi menuju ke rahim. Namun,
hubungan antara endometriosis dan kemandulan masih diselidiki. [8]

Endometriosis juga bisa terjadi pada usia remaja. Endometriosis jarang ditemukan pada
orang-orang Negro, dan lebih sering ditemukan pada wanita-wanita dari golongan sosio-ekonomi
kuat. Endometriosis lebih sering ditemukan pada wanita yang tidak kawin, pada umur muda, dan
yang tidak mempunyai banyak anak. Karena fungsi ovarium yang secara siklis yang terus menerus
tanpa diselingi oleh kehamilan. [9]

Endometriosis bisa diturunkan dan lebih sering ditemukan pada keturunan pertama (ibu,
anak perempuan, saudara perempuan). Faktor lain yang meningkatkan resiko terjadinya
endometriosis adalah memiliki rahim yang abnormal, melahirkan pertama kali pada usia diatas 30
tahun dan kulit putih. [5]

Endometrium paling sering ditemukan pada : ovarium (indung telur), peritoneum dan
ligamentum sakrouterinum, kavum Douglasi, dinding belakang uterus, tuba Fallopii, plika
vesikouterina, ligamentum rotondum dan sigmoid, septum rektovaginal, kanalis inguinalis, apendiks,
umbilikus, seriks uteri, vagina, kandung kencing, vulva, perineum, parut laparotomi, kelenjar limfe,
2 
lengan, paha, pleura (walaupun sangat jarang).

III. PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa ahli mengemukakan teori berikut:
A. Teori ”Sistem Kekebalan”.
Kelainan sistem kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi tumbuh di daerah selain
rahim.

B. Teori ”Genetik”.
Keluarga tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan kepekaan yang tinggi
terhadap endometriosis. Bahwa anak atau saudara penderita endometriosis berisiko
besar mengalami endometriosis sendiri. Kajian terbaru (2005) diterbitkan dalam
“American Journal of Human Genetics” mendapati kaitan antara endometriosis dan
kromosom 10q26. Satu kajian mendapati bahwa, kemungkinannya adalah 5,7 : 1. [6]

C. Teori “Retrograde Menstruation" (menstruasi yang bergerak mundur), dari John A.


Sampson di tahun 1920-an.
Teori ini paling banyak penganutnya. Menurut teori ini, endometriosis terjadi karena sel-
sel endometrium yang dilepaskan pada saat menstruasi mengalir kembali (regurgitasi)
melalui tuba ke dalam rongga pelvis. Sudah dibuktikan bahwa dalam darah menstruasi
terdapat sel-sel endometrium yang masih hidup. Sel-sel endometrium yang masih hidup
ini kemudian dapat mengadakan implantasi di pelvis.

D. Endometriosis merupakan keadaan yang disebabkan oleh esterogen berlebihan yang


dihasilkan oleh tubuh wanita, dan timbul kebanyakan semasa melahirkan anak.[4]
E. Endometriosis dapat ditularkan melalui torehan pembedahan selepas pembedahan
pada penderita endometriosis. [6]
F. Kadang-kala endometriosis mungkin berpindah melalui darah atau oleh sistem lymphatic
kepada organ pinggiran (peripheral), seperti : paru-paru, otak.
G. Resiko tinggi terjadinya endometriosis ditemukan pada : wanita yang ibu atau saudara
perempuannya menderita endometriosis, siklus menstuasi 27 hari atau kurang, menarke
(menstruasi yang pertama) terjadi lebih awal, menstruasi berlangsung selama 7 hari atau
lebih, orgasme ketika menstruasi. [5]

IV. GEJALA
Gejala yang paling umum adalah :

A. Nyeri perut (abdomen) bagian bawah dan di daerah panggul (pelvic) yang progresif dan
dekat paha yang terjadi pada dan selama menstruasi (dismenorea). Kemungkinan
disebabkan vaskularisasi dan perdarahan dalam sarang endometriosis pada waktu
sebelum dan semasa menstruasi.[3]
B. Dispareunia (nyeri ketika melakukan hubungan seksual), disebabkan karena adanya
endometriosis di kavum Douglasi.
C. Nyeri ketika buang air besar atau kecil (disuria), khususnya pada saat menstruasi.
Disebabkan karena adanya endometriosis pada dinding rektosigmoid.
D. Poli- dan hipermenorea [1]
E. Infertilitas (kemandulan), apabila mobilitas tuba terganggu karena fibri=osis dan karena
perlekatan jaringan disekitarnya.
F. Menstruasi yang tidak teratur (misalnya spotting sebelum menstruasi)
G. Haid yang banyak (menorragia)
H. Mual dan muntah-muntah [5]
V. KOMPLIKASI
A. Obstruksi ginjal dan penurunan fungsi ginjal karena endometriosis dekat colon atau
ureter
B. Torsi ovarium atau rupture ovarium sehingga terjadi peritonitis karena endometrioma.
C. Catamenial seizure atau pneumotoraks karena eksisi endometriosis.[2]

VI. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik, dan dipastikan
dengan pemeriksaan laparoskopi (pemeriksaan yang sangat berguna untuk membedakan
endometriosis dari kelainan-kelainan di pelvis). Laparoskopi turut membenarkan rawatan
pembedahan bagi endometriosis. Kuldoskopi kurang bermanfaat terutama jika kavum Douglasi ikut
serta dalam endometriosis. Pada endometriosis yang ditemukan pada lokasi seperti : forniks vaginae
posterior, perineum, parut laparotomi. Biopsi endometrium dapat memberi kepastian mengenai
diagnosis. Pemeriksaan laboratorium pada endometriosis tidak memberi tanda yang khas, hanya
apabila ada darah dalam tinja atau air kencing pada waktu haid dapat menjadi petunjuk tentang
adanya endometriosis pada rektosigmoid atau kandung kencing. Sigmoidoskopi dan Sistokospi dapat
memperlihatkan tempat perdarahan pada waktu haid. Pembuatan foto Rontgen dengan
memasukkan barium dalam kolom dapat memberi gambaran dengan filling defect pada
rektosigmoid dengan batas-batas yang jelasdan mukosa yang utuh. Pada pemeriksaan panggul akan
teraba adanya benjolan lunak yang seringkali ditemukan di dinding belakang vagina atau di daerah
ovarium. Pemeriksaan penunjang yang lain adalah : USG rahim, barium enema, CT scan atau MRI
perut. Untuk menentukan berat ringan endometriosis digunakan klasifikasi dari American Fertility
Society.[5]

VII. TREATMENT (PENGOBATAN)


Pengobatan tergantung kepada gejala, rencana kehamilan, usia penderita dan beratnya
penyakit. Pengobatan endometriosis terdiri atas :

A. Pencegahan
Kehamilan adalah satu-satunya cara pencegahan yang paling baik untuk
endometriosis. Gejala-gejala endometriosis memang berkurang atau hilang pada pada
waktu dan sesudah kehamilan karena regresi dalam sarang-sarang endometriosis. Dan
jangan melakukan pemeriksaan yang kasar atau melakukan kerokan pada waktu
menstruasi, karena dapat menyebabkan mengalirnya darah menstruasi dari uterus ke
tuba dan ke rongga panggul.

B. Observasi (pengawasan) dan pemberian analgetika

Pengobatan ini akan berguna bagi wanita-wanita dengan gejala dan kelainan fisik
yang ringan. Pada wanita yang sudah agak berumur, observasi bisa dilakukan sampai
menopause, karena sesudah itu gejala endometriosis hilang sendiri. Pada wanita yang
lebih muda, observasi dilakukan secara periodik dan teratur untuk meneliti
perkembangan penyakitnya dan jika perlu mengubah sikap ekspektatif. Dan dapat diberi
pengobatan paliatif berupa pemberian analgetika untuk mengurangi rasa nyeri.

C. Terapi hormonal

1. Dasar terapi
Sebagai dasar pengobatan hormonal endometriosis adalah bahwa pertumbuhan
dan fungsi jaringan endometriosis, seperti jaringan endometriosis yang normal,
dikontrol oleh hormon-hormon steroid. Dengan data klinik sebagai berikut :
endometriosis sangat jarang timbul sebelum menars, menopause, baik alami
maupun karena pembedahan, biasanya menyebabkan kesembuhan, sangat jarang
terjadi kasus endometriosis baru setelah menopause, kecuali jika ada pemberian
estrogen eksogen.

Karsinoma serviks uteri

Etiologi:

Idiopatik, tapi angka kejadian nya berkaitan erat dengan berbagai factor ekstrinsik seperti angka
kejadian tinggi pada mereka yang kawin dari pada yang tidak kawin. Terutama pada gadis dengan
coitus pertama < 16 tahun. Paritas yang tinggi, hygiene seksual yang jelek, promiskuitas, jarang
dijumpai pada suami yang disunat, sering ditemukan pada wanita yang mengalami infeksi virus HPV
(Human Papiloma Virus) dan kebiasaan merokok.

Patologi:

Karsinoma serviks timbul di batas antara epitel yang melapisi ektoserviks (porsio) dan endoserviks
kanalis servikalis yang disebut sebagai squamo-columnar junction (SCJ). Histologik antara squamous
complex dari portio dengan epitel kuboid pendek selapis bersilia dari endoserviks kanalis serviks.
Pada wanita muda SCJ timbul di luar ostium eksternum, sedang pada wanita berumur > 35 tahun
SCJ berada di dalam kanalis servikalis.

Tumor dapat tumbuh:

1. eksofitik mulai dari SCJ kea rah lumen vagina sebagai masa proliferatif yang mengalami
infeksi sekunder dan nekrosis.
2. endofitik mulai dari SCJ tumbuh kedalam stroma serviks dan cenderung untuk mengadakan
infiltrasi menjadi ulkus
3. ulseratif mulai dari SCJ dan cenderung merusak jaringan serviks dengan melibatkan awal
fornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas
Sarcoma uterus

penyebarannya melalui pembuluh darah, membesar setelah menopause.

sarcoma pada uterus dapat berupa 1) leiomiosarkoma yang murni timbul dari miometrium 2)
sarcoma endometrium yang berasal dari stroma endometrium tanpa elemen kelenjar.

Penyebarannya sangat cepat karena melalui pembuluh darah, diagnosis dini sangat sulit dibuat dan
biasanya ditemukan saat operasi pada mioma uterus. Perlu diingatkan, pembesaran cepat dari
uterus pada wanita dengan mioma uteri dalam masa menopause, perlu dicurigai akan kemungkinan
pertumbuhan maligna (degenerasi sarkomatosa). Penanganan pada dasarnya adalah TAH+BSO
dilanjutkan dengan tambahan khemoterapi.

Miometrium (fibromioma/leiomioma/fibroid)

Neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya.

Patogenesis:

Reseptor estrogen pada mioma lebih banyak daripada miometrium yang normal, menurut meyer
asal mioma adalah sel imatur, bukan dari selaput otot yang matur.

Patologi anatomi:

Menurut letaknya, mioma dapat kita dapati sebagai:

1. Mioma submukosum: berada dibawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus
2. mioma intramural: mioma terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium
3. mioma subserosum: apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada
permukaan uterus, diliputi oleh serosa.

 Mioma submukosum dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan


melalui saluran serviks (myomgeburt)
 Mioma subserosum dapat tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum latum
menjadi mioma intra ligamenter.
 Mioma subserosum juga dapat tumbuh pada jaringan lain misalnya ke ligamentum
atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus, sehingga disebut
wandering/parasitic fibroid.

Mioma uteri paling banyak pada umur 35-45 tahun, pertumbuhan mioma diperkirakan memerlukan
waktu 3 tahun untuk membentuk sebesar tinju. Setelah menopause lisut, mioma uteri paling sering
ditemukan pada wanita nulipara atau kurang subur.

Perubahan sekunder pada mioma uteri pada umumnya bersifat degenerasi karena berkurangnya
pemberian darah pada sarang mioma, perubahan sekunder yang terjadi yaitu:

1. atrofi: sesudah menopause atau sesudah kehamilan mioma uteri menjadi kecil.
2. degenerasi hialin; terjadi pada penderita usia lanjut, tumor kehilangan struktur aslinya
menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil daripadanya
seolah-olah memisahkan satu kelompok serabut atot dari kelompok lainnya.
3. degenerasi kistik: dapat meliputi sebagian daerah kecil maupun luas, dimana sebagian dari
mioma menjadi cair sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi seperti
agar-agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga
menyerupai limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini tumor sukar dibedakan dari
kista ovarium atau suatu kehamilan.
4. degenerasi membatu (calcireous degeneration): terutama terjadi pada usia lanjut dimana
terdapat gangguan sirkulasi sehingga terjadi pengendapan garam kapur pada sarang mioma
maka mioma menjadi lebih keras dan memberikan bayangan pada foto rontgen.
5. degenerasi merah (carneous degeneration): perubahan biasanya terjadi pada kehamilan dan
nifas. Patogenesis: diperkirakan karena suatu nekrosis subakut sebagai gangguan
vaskularisasi, pada pembelahan didapati seperti daging berwarna merah disebabkan pigmen
hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi merah tampak khas apabila terjadi pada kehamilan
muda disertai emesis, haus, sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan
nyeri pada perabaan. Penanpilan klinik ini seperti pada putaran tangkai tumor ovarium atau
mioma bertangkai.
6. degenerasi lemak: kelanjutan dari degenerasi hialin.

Komplikasi:

degenerasi ganas

mioma uteri menjadi leiomioma sarkoma, kecurigaan akan keganasan uterus apabila terjadi
pembesaran sarang mioma dalam menopause.
Torsi (putaran tangkai)

Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut sehingga
mengalami nekrosis. Sehingga terjadi sindrom abdomen akut.. jika torsi terjadi perlahan-lahan
gangguan akut tidak terjadi.

Gejala dan tanda

Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan ginekologi
karena tumor ini tidak mengganggu.

Perdarahan abnormal

Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore, menoragia dan dapat terjadi
metroragia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan ini adalah:

 pengaruh ovarium sehingga terjadilah hiperflasia endometrium sampai


adenokarsinoma endometrium
 permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa
 atrofi endometrium diatas mioma submukosum
 miometrium tidak bisa berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma
diantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat terjepit pembuluh
darah yang melalui nya dengan baik.

Rasa nyeri

Karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis dan peradangan. Pada
pengeluaran mioma submukosum yang akan menyempitkan kanalis servikalis juga dapat
menyebabkan dismenore.

Gejala dan tanda penekanan

Penekanan pada kantung kemih dapat menyebabkan poliuri, penekanan pada uretra dapat
menyebabkan retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter, hidronefrosis, pada
rektum dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh limfe di
panggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul.

Infertilitas dan abortus


Infertilitas dapat terjadi apabila mioma menutup atau menekan pars interstitial tuba, sedagkan
mioma submukosum juga memudahkan terjadinya abortus oleh karena distorsi rungga uterus.

Diagnosis

Sering kali penderita sendiri megeluh dan akan rasa berat dan adanya benjolan pada perut bagian
bawah. Pemeriksaan bimanual akan mengungkapkan tumor padat uterus, yang umumnya terletak
digaris tengah ataupun agak ke samping, seringkali teraba terbenjol-benjol. Mioma subserosum
dapat mempunyai tangkai yang berhubungan dengan uterus. Mioma intramural akan menyebabkan
rongga uteru bertambah besar. Yang ditegakkan dengan pemeriksaan sonde.. mioma submukosum
kadang kala dapat teraba dengan jari yang dimasukan ke dalam kanalis servikalis. Dan teraba
benjolan pada permukaan kavum uteri.

Diagnosis banding:

 mioma subserosum dengan kehamilan


 mioma submukosum yang dilahirkan harus dibedakan dengan inversio
uteri
 mioma intramural harus dibedakan dengan adenomiosis, khorikarsinoma,
karsinoma korporis atau suatu sarkoma uteri.
Usg abdominal dan transvaginal dapat membantu dan menegakkan dugaan klinis.

Step 3
1. What the relation of age woman with the sympthom?
 Lipid : andro sretridiolsterediolkortisoldrop progesteron
Faktor2
2. Whats make the menstruation ciklus is ireguler and large amount of blood?
 Jenis2 gangguan siklus .Diluar haid : ggn pada organ( mioma) , disfnx. Pada hormon (
ggn sistem hormon estrogen )Di dalam : hipermennorrhea(mioma uteri) dan
polimenorrhea(gangguan hormon)
 Organ yang memproduksu hormon terganggu (misal Fsh) mempengaruhi hormon2
lain yang bekerja pada organ kehamilan.
 Dapat jg di sebabkan Gguan sistem koagulasi. (faktor 8,9)

3. What the meaning interpretation of phisical test, anemic and obesitation?


 AnemiaDarah banyak keluar neovaskularisasi pembentukan jaringn
baru(kelenjar,vasa,sel) memacu Cancer.
 Obesitaslipid  eksogen,endogen,liver bentuk hormon ldl steroid
4. What the relation histori her mom die of servical cancer with patien?
 Riwayat cancer pada ibu merupakan faktor resiko cancer pada keturunan
nya,ditambah faktor lain seperti obesitas. Lebih mudah terkena pada usia 30(masa
reproduksi).
 Estrogen naikmerangsang uterusendimetrium lisis  sumbat uterus
 Abrasi kromosomabrasilengan q tggukode genetik terganggugaguan pada
proses central dogma

5. Why her frekuens of mentstruation of vagina discharge ,foul smelling ?


 Discharge disebabkan adanya masa sehingga menyumbat endrometrium yg luruh
darah yg tersumbat di cav utetus,mengalami gguan flora normal,dan infeksi akibat
darah yang mengendap lama. Bisa juga menyebkan inadekuat kontraksi uterus dan
fase mens lama
6. Why uterus anteflexi position,size about an adult fist,and hcg test is( -)?
 Hcg untuk memastikan apakah pada pasien ini hamil atau cancer?
 Uterus membesar bisa karena adanya masa,hamil,endometritis
Kemungkinan Masa yang ada di uterus , Spesifik?
7. The interpretation of usg and histopatologi test?
Alasan : (kedua px tsb adalah gold standar pada px penunjang) kelainan organ
reproduksi,uterus membesar dilakukan px usg dengan cara trans abdominal. Histo
untuk px biopsi jaringn supaya tahu ada gangguan atau tidak.
8. Relation of maried 7year wih consesived?
Jika ada suatu masa pada uterus dapat memacu peluruhan terutama pada trimester awal
sehingga besar resikonya terjadi abortus.
9. Why patien severe abdominal pain the usualy would disturb?
 Masa menyebabkan uterus mebesar dan menekan organ sekitar misalkan abdomen,
saraf,vasa,dan vu sehingga akan timbul nyeri.
 Adanya peradangan akibat infeksi.
 Peluruhan endometrium.
 Masauterus membesar peluruhan endometrum semakin banyak semakin
nyeri.
10. relation patient condition with sympthom her fell since young?
 Sejak muda sudah memiliki resiko terhadap cancer ditambah pola hidup yang tidak
ideal sehingga timbul saat ini di usia yang produktif.
11. Differential diagnosis
Mioma uteri
 Definisi: Tumor jinak uterus yg di liputi oseudo kapsul dari otot polos yg imatur.
 Etiologi: Idiopatik. 1.translokasi kromosom 12 dan 14 , trisomi kromosom 12, delesi
kromosom 3 dan 7.
 Manifestasi: Frequent, retensi urin, konstipasi, dan nyeri abdomen.
 Klasifikasi: Submukosa di bawa endometrium(Sering terjadi), Intramural di dinding,
Subserosa keluar dinding,Intra ligamental jaringan lain.
 Px penunjang: Usg mri histopatologi.

Ca servik
 Definisi: Tipe ca gana dari epitel squamosa yang ada di canalis di servicalis dan
vagina.
 Etiologi: Idiopatik
 Resiko: Wanita yang menderita Human papiloma virus tipe 16 dan 18 dan coitus <
16 tahun.

You might also like