Professional Documents
Culture Documents
2. Horizon Astronomi
Untuk menentukan letak benda-benda dilangit maka kita harus menggunakan bidang
datar yang tidak brubah-ubah dan tidak tergantung kepada sipengamat. Horizon astronomi adalah
tempat bidang yang datar yang dibuat dari mata si pengamat sampai menyentuh lengkung langit.
3. Horizon Sejati
Horizon sejati adalah bidang datar yang ditarik memotong melalui titik pusat bumi dan
memotong garis vertikal tegak lurus (90').
Di samping ke-3 tersebut diatas kita mengenal titik Zenit yang ada tepat diatas kita
(tempat berdiri) dan titik yang berada dibawah kaki kita terus menembus bola langit yang berada
dibawah disebut nadir, titik nadir dan zenith dihubungkan dengan garis lurus melalui tempat kita
berdiri dan tentu saja melalui pusat bumi.
Zenith adalah titik yang berada di bola langit tepat diatas sipengamat, jika kita buat garis
vertikal maka garis ini akan membentuk sudut 90' (tegak lurus) dengan horizon sejati.
Nadir adalah titik yang berada pada bola langit bawah, bila ditarik garis melalui
pengamat ketitik ini membentuk garis yang tegak lurus terhadap horizon sejati
Vertikal adalah garis atau bidang yang berdiri tegak lurus dengan garis atau bidang sejati.
Pada sistem koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya berdasarkan pandangan
pengamat saja. Sistem koordinat horizon tidak dapat menggambarkan lintasan peredaran semu
bintang, dan letak bintang selalu berubah sejalan dengan waktu. Namun, sistem koordinat
horizon penting dalam hal pengukuran adsorbsi cahaya bintang.
Sistem koordinat horizon memakai bidang horizon sebagai bidang dasar terhadap mana
posisi-posisi bintang–bintang ditentukan. Untuk menyatakan posisi-posisi bintang di bola langit
itu, maka sistem koordinat horizon menggunakan dua buah unsur, yaitu:
1. Tinggi bintang
2. Azimuth bintang
Ordinat-ordinat dalam tata koordinat horizon adalah:
1. Bujur suatu bintang dinyatakan dengan azimut (Az). Azimut umumnya diukur dari selatan ke
arah barat sampai pada proyeksi bintang itu di horizon, seperti pada gambar azimut bintang
adalak 220°. Namun ada pula azimut yang diukur dari Utara ke arah timur, oleh karena itu
sebaiknya Anda menuliskan keterangan tentang ketentuan mana yang Anda gunakan.
2. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan tinggi bintang (a), yang diukur dari proyeksi bintang
di horizon ke arah bintang itu menuju ke zenit. Tinggi bintang diukur 0° – 90° jika arahnya ke
atas (menuju zenit) dan 0° – -90° jika arahnya ke bawah.
Letak bintang dinyatakan dalam (Az, a). Setelah menentukan letak bintang, lukislah
lingkaran almukantaratnya, yaitu lingkaran kecil yang dilalui bintang yang sejajar dengan
horizon (lingkaran PQRS).
Disetiap tempat di permukaan Bumi mempunyai lingkaran meridian yang berbeda-beda
tergantung bujur tempat itu (yang berbujur sama mempunyai lingkaran meridian yang sama).
Pada dasarnya garis Utara-Selatan adalah perpanjangan sumbu Bumi yang melalui kutub Utara
dan kutub Selatan. Titik Utara di Kutub Utara sering disebut Titik Utara Sejati (True North), dan
sebaliknya Titik Selatan Sejati (True South), yang mana letaknya berbeda dengan Kutub Utara
Magnetik dan Kutub Selatan Magnetik. Apabila dilihat dari zenith maka dengan putaran searah
jarum jam akan mendapatkan arah Utara, Timur, Selatan dan Barat dengan besar perbedaan
sudutnya sebesar 90o.
Dengan mengenal istilah tersebut akan memudahkan kita dalam memahami tata
koordinat horison dengan ordinatnya yaitu, Azimuth dan Tinggi (A,h). Tinggi benda langit dapat
digambarkan pada bola langit dengan membuat lingkaran besar yang melalui zenith, benda langit
itu dan tegak lurus pada horison (lingkaran vertikal), diukur dari horison dengan nilainya 0o-90o.
Untuk menyatakan Azimuth terdapat 2 versi:
Keuntungan dalam penggunaan sistem koordinat horison yaitu pada penggunaannya yang
praktis, sistem koordinat yang sederhana dan secara langsung dapat dibayangkan letak objek
pada bola langit. Namun tedapat juga beberapa kelemahan pada Sistem koordinat ini, yaitu pada
tempat yang berbeda maka horisonnya pun berbeda serta terpengaruh oleh waktu dan gerak
harian benda langit.
B. Sistem Koordinat Ekuator
Di bawah ini diberikan deskripsi istilah-istilah yang dipakai pada bola langit:
- Titik kardinal: empat titik utama arah kompas pada lingkaran horison, yaitu Utara, Timur,
Selatan dan Barat.
- Lingkaran kutub, lingkaran jam atau bujur langit: lingkaran besar melalui kutub-kutub
langit. Lingkaran ekliptika: lingkaran tempat kedudukan gerak semu tahunan Matahari.
Perpotongan bidang orbit Bumi (ekliptika) dengan bola langit.
- Kutub-kutub langit: titik-titik pada bola langit tempat bola langit berotasi. Perpotongan bola
langit dengan sumbu Bumi. Kutub langit di belahan langit Selatan disebut Kutub Langit
Selatan (KLS) dan di belahan langit Utara disebut Kutub Langit Utara (KLU).
Sistem koordinat ekuator adalah sistem koordinat langit yang paling sering digunakan.
Sistem koordinat ini merupakan sistem koordinat yang bersifat geosentrik. Mirip dengan sistem
koordinat geografi yang dinyatakan dalam bujur dan lintang, sistem koordinat ekuator
dinyatakan dalam asensio rekta dan deklinasi. Kedua sistem koordinat tersebut menggunakan
bidang fundamental yang sama, dan kutub-kutub yang sama. Ekuator langit sebenarnya adalah
perpotongan perpanjangan bidang ekuator Bumi pada bola langit, dan kutub-kutub langit
sebenarnya merupakan perpanjangan poros rotasi Bumi (yang melewati kutub-kutub Bumi) pada
bola langit.
Tata koordinat ekuator ini juga merupakan sistem koordinat yang paling penting dalam
astronomi. Letak bintang-bintang, nebula, galaksi dan lainnya umumnya dinyatakan dalam tata
koordinat ekuator. Pada tata koordinat ekuator, lintasan bintang di langit dapat ditentukan
dengan tepat karena faktor lintang geografis pengamat (φ) diperhitungkan, sehingga lintasan edar
bintang-bintang di langit (ekuator Bumi) dapat dikoreksi terhadap pengamat. Sebelum
menentukan letak bintang pada tata koordinat ekuator, sebaiknya kita mempelajari terlebih
dahulu sikap bola langit, yaitu posisi bola langit menurut pengamat pada lintang tertentu.
Sistem koordinat ini dapat menyatakan letak benda langit dalam skala waktu relatif
panjang. Sekalipun perubahan unsur-unsur koordinatnya relatif kecil terhadap waktu. Dalam
setiap pembahasan sistem koordinat benda langit, setiap benda langit selalu dipandang
terproyeksi pada suatu bidang bola khayal yang digambarkan sebagai bola langit. Bola yang
memuat bidang khayal tersebut disebut bola langit. Ukuran bola Bumi diabaikan terhadap bola
langit sehingga setiap pengamat di muka Bumi dianggap berada di pusat bola langit. Seperti
halnya pada pembahasan mengenai bola pada umumnya, setiap lingkaran pada bola langit yang
berpusat di pusat bola dan membagi bola menjadi dua bagian yang sama besar disebut lingkaran
besar, sedangkan lingkaran lainnya disebut lingkaran kecil.
Selama jangka waktu yang lama, presesi dan angguk kepala efek mengubah orbit Bumi
dan dengan demikian lokasi nyata dari bintang-bintang. Demikian juga, gerak bintang-bintang
itu sendiri akan mempengaruhi koordinat mereka seperti yang terlihat dari Bumi. Ketika
mempertimbangkan pengamatan dipisahkan oleh interval waktu yang panjang, maka perlu untuk
menentukan suatu zaman (sering J2000.0 , untuk data yang lebih tua B1950.0 ) ketika
menentukan koordinat planet, bintang, galaksi, dll
Bintang Waktu berada di puncak pada pengamat meridian suatu (HA = 0 h), maka RA = LST
Positif. Right Now vernal equinox titik berada di puncak pada meridian m (LST = 0 h) ( sudut :
RA, berlawanan ; HA dan LST, searah jarum jam )
Dengan t adalah waktu lokal. Misal jika HA00 = +3h, maka sudut jam bintang pada pukul
03.00 adalah +6h (sedang terbenam). Ingat, saat kulminasi atas maka HA = 00h. Dengan
demikian didapatkan hubungan komplit bujur pada tata koordinat ekuator
LST + t = α + HAt
Patut diingat bahwa HA00 ialah posisi bintang pada pukul 00.00 waktu lokal, sehingga
posisi bintang pada sembarang waktu ialah:
HAt = HA00 + t
Dengan α ordinat tetap, HAt ordinat tampak, LST koreksi tahunan, dan t koreksi waktu
harian. Contoh pada gambar di bawah. Pada tanggal 21 Maret, LST-nya adalah 12h. Jadi letak
bintang R dengan koordinat (α, δ) sebesar (16h,-50º)akan nampak di titik R pada pukul 00.00
waktu lokal. Perhatikan bahwa LST diukur dari titik A kearah barat sampai pada titik Aries .
Tampak bintang R berada pada bujur (HA00) -60° atau -4 jam. Jadi, bintang R akan berkulminasi
atas di titik Ka pada pukul 04.00 dan terbenam di horizon pada pukul 10.00. Asensiorekta diukur
dari titik Aries berlawanan pengukuran LST sampai pada proyeksi bintang di ekuator. Jadi telah
jelas bahwa.
HA = LST – α
Dengan -xh = 24h - xh
Lingkaran kecil KaKb merupakan lintasan gerak bintang, yang sifatnya nyaris tetap.
Untuk bintang R, yang diamati dari ϕ = 40° LS akan lebih sering berada pada di atas horizon
daripada di bawah horizon. Pembahasan lebih lanjut pada bagian bintang sirkumpolar.
Tinggi bintang atau altitude, yaitu sudut kedudukan suatu bintang dari horizon dapat
dicari dengan aturan cosinus segitiga bola. Tinggi bintang, a, yaitu
a = 90° -ζ
Di bawah ini diberikan deskripsi istilah-istilah yang dipakai pada bola langit:
o Titik kardinal: empat titik utama arah kompas pada lingkaran horison, yaitu Utara, Timur,
Selatan dan Barat.
o Lingkaran kutub, lingkaran jam atau bujur langit: lingkaran besar melalui kutub-kutub
langit.
o Lingkaran ekliptika: lingkaran tempat kedudukan gerak semu tahunan Matahari.
Perpotongan bidang orbit Bumi (ekliptika) dengan bola langit.
o Kutub-kutub langit: titik-titik pada bola langit tempat bola langit berotasi. Perpotongan bola
langit dengan sumbu Bumi. Kutub langit di belahan langit Selatan disebut Kutub Langit
Selatan (KLS) dan di belahan langit Utara disebut Kutub Langit Utara (KLU).
o Pada sistem koordinat ekuator, koordinat yang digunakan adalah koordinat Aksensiorekta
(?) dan Deklinasi (d). Aksensiorekta adalah panjang busur yang dihitung dari titik Aries atau
disebut juga dengan titik gamma (g) pada lingkaran ekuator langit sampai ke titik kaki
dengan arah penelusuran ke arah timur, dengan rentang antara 0 s.d. 24 jam atau 00 s.d.
3600.
o Sedangkan deklinasi adalah panjang busur dari titik kaki pada lingkaran ekuator langit ke
arah kutub langit sampai ke letak benda pada bola langit. Deklinasi bernilai positif jika ke
arah KLU dan bernilai negatif jika ke arah KLS, dengan rentang antara 00 s.d. 900 atau 00
s.d. -900.
Dalam penggunaan sistem koordinat ekuator, terdapat hubungan antara waktu matahari dengan
waktu bintang (waktu sideris). Dimana Waktu Menengah Matahari (WMM) = sudut jam
Matahari + 12 jam. Hubungan ini tentunya berkaitan juga dengan tanggal-tanggal istimewa titik
Aries terhadap Matahari. Tanggal-tanggal istimewa tersebut adalah :
Sekitar tanggal 21 Maret (TMS), Matahari berimpit dengan Titik Aries. Jam 0 WMM = jam
12 waktu bintang.
Sekitar tanggal 22 Juni (TMP), saat Matahari di kulminasi bawah, titik Aries berhimpit
dengan titik Timur. Jam 0 WMM = jam 18 waktu bintang.
Sekitar tanggal 23 September (TMG), saat Matahari di kulminasi bawah, titik Aries berada
di titik kulminasi atas. Jam 0 WMM = jam 0 waktu bintang.
Sekitar tanggal 22 Desember (TMD), saat Matahari di kulminasi bawah, titik Aries
berhimpit dengan titik Barat. Jam 0 WMM = jam 06 waktu bintang.
Sudut antara kutub Bumi (poros rotasi Bumi) dan horizon disebut tinggi kutub (φ) . Jika
diperhatikan lebih lanjut, ternyata nilai φ = ϕ, dengan φ diukur dari Selatan ke KLS jika
pengamat berada di lintang selatan dan φ diukur dari Utara ke KLU jika pengamat berada di
lintang utara. Jadi untuk pengamat pada ϕ = 90° LU lingkaran ekliptika akan berimpit dengan
lingkaran horizon, dan kutub lintang utara berimpit dengan zenit, sedangkan pada ϕ = 90° LS
lingkaran ekliptika akan berimpit dengan lingkaran horizon, dan kutub lintang selatan berimpit
dengan zenit.
- Tentukan selisih hari terhadap salah satu dari 4 tanggal patokan terdekat yakni: 21 Maret, 22
Juni, 23 September atau 22 Desember.
- Tentukan perbedaan waktu titik Aries dengan Matahari selama selisih waktu no.1 di atas
dengan mengalikan setiap beda 1 hari sebesar 4 menit.
- Tentukan jam 0 WMM waktu setempat yang bersesuaian dengan waktu sideris pada tanggal
yang bersangkutan dengan menambahkan (jika melewati salah satu tanggal patokan di atas) atau
mengurangkan (jika mendahului) dengan selisih waktu no. 2 di atas yang paling dekat dengan
tanggal patokan terdekat yang dipakai.
Patokan tanggal hubungan Waktu Sideris (Siderial Time) dengan Waktu Matahari
Menengah
Tentukan waktu sideris jam yang diinginkan dengan menambahkan dengan WMM pada
jam yang ditentukan.
Ekliptika adalah jalur yang dilalui oleh suatu benda dalam mengelilingi suatu titik pusat
sistem koordinat tertentu. Ekliptika pada benda langit merupakan suatu bidang edar berupa garis
khayal yang menjadi jalur lintasan benda-benda langit dalam mengelilingi suatu titik pusat
sistem tata surya.
Dalam sistem ini penentuan posisi benda langit yang diperlukan adalah bujur ekliptika
atau ecliptic longitude dan lintang ekliptika atau ecliptic latitude. Tata koordinat di Bidang
Kosmografi di dalam astronomi, tata koordinat langit adalah tata koordinat yang digunakan
untuk memetakan posisi di langit. Umumnya digunakan dua koordinat yang didefinisikan pada
dua lingkaran besar acuan pada bola langit dan dinyatakan dalam satuan sudut. Kedua lingkaran
besar tersebut adalah:
a. Bidang Fundamental yaitu lingkaran besar yang tegak lurus garis penghubung kedua kutub
tata koordinat. Koordinat pertama dihitung dari bidang fundamental ke arah kutub atau
sebaliknya.
b. Lingkaran bujur nol yaitu lingkaran besar yang melewati kedua kutub tata koordinat dan
didefinisikan sebagai titik awal. Koordinat kedua dihitung dari lingkaran bujur nol ke lingkaran
bujur obyek.
Pada sistem koordinat ekliptika, bumi menjadi pusat koordinat karena koordinat tata bola
langit merupakan proyeksi dari tata koordinat Bumi. Matahari dan planet-planet lainnya nampak
bergerak mengitari bumi. Bidang datar xy adalah bidang ekliptika, sama seperti pada ekliptika
heliosentrik.
Bidang eliptika membentuk sudut 23,50 terhadap bidang equator. Akibatnya kita
mengamati, seolah-olah Matahari bergeser sekali ke belahan langit utara dan sekali ke belahan
langit selatan dalam waktu satu tahun. Pergeseran posisi ini menyebabkan pergantian musim.
Lingkaran ekliptika dan lingkaran equator, berpotongan di dua titik yaitu vernal equinox pada
tanggal 21 Maret dan Autumnal equinox tanggal 23 September. Lintang ekliptika (β)
didefinisikan sebagai jarak busur dari proyeksi benda langit pada lingkaran ekliptika hingga
benda langit tersebut. Rentang nilai β adalah -900 (Kutub Ekliptika Selatan, KES) hingga 900
(Kutub Ekliptika Utara, KEU). Bujur ekliptika (λ) didefinisikan sebagai jarak busur dari titik
kearah Timur (seperti arah pengukuran asensiorekta pada lingkaran equator) hingga proyeksi
benda langit pada lingkaran ekliptika. Rentang nilai λ adalah 00 hingga 3600.Seandainya bumi
dijadikan sebagai titik pusat sistem koordinat, maka ekliptika merupakan bidang edar yang
dilalui oleh benda-benda langit seperti planet dan matahari untuk mengelilingi bumi. Dan bila
Matahari dijadikan sebagai titik pusat sistem koordinat, maka ekliptika merupakan bidang yang
terbentuk sebagai lintasan orbit bumi yang berbentuk elips dengan Matahari berada pada titik
pusat elips tersebut.
Ekliptika dan equator / khatulistiwa langit saling berpotongan membentuk sudut 23,50
pada horizon dengan titik perpotongan sebagai titik musim semi (Aries)dan titik musim rontok
(R). Untuk menentukan posisi benda langit pada tata koordinat ekliptika yaitu dengan
menggunakan pangjang astronomi dan lebar astronomi.
Sama halnya dengan sistem ekuator, sistem koordinat ekliptika juga merupakan sistem
yang tetap tidak dipengaruhi oleh gerak semu harian bumi. Sistem ini biasanya digunakan untuk
menentukan kedudukan benda benda langit anggota tata surya seperti satelit, planet dan matahari
karena anggota tata surya kedudukannya tetap berada di selatan ekliptika.
Dalam sistem ini penentuan posisi benda langit yang diperlukan adalah bujur ekliptika
atau ecliptic longitude dan lintang ekliptika atau ecliptic latitude.
Sistem koordinat Ekliptika atau sistem koordinat gerhana merupakan sistem koordinat
alam semesta yang menggunakan Ekliptika (berekliptika) sebagai satah asasi. Ekliptik ini adalah
rute matahari yang muncul mengikuti seluruh Bola langit sepanjang tahun. Ia juga merupakan
persilangan antara satah orbit Bumi dengan bola langit. Sudut lintang nya dipanggil lintang
Ekliptika atau lintang cakrawala (diwakili oleh β) yang diukur positif ke arah utara. Sudut
panjang nya pula disebut garis bujur Ekliptika atau panjang cakrawala (diwakili oleh λ) yang
diukur ke arah timur dari 0° sampai 360°. Seperti jarak hamal dalam Sistem koordinat ekuator,
garis bujur Ekliptika 0° mengarah ke arah matahari dari bumi di ekuinoks musim semibelahan
bumi utara. Pilihan ini membuat koordinat bintang tetap tunduk pada liukan ekuinoks, agar kala
referensi harus dinyatakan selalu.
1. Lingkaran primer dalam sistem koordinat Ekliptika, SK-ekl. adalah lingkaran Ekliptika
atau disebut Ekliptika.
2. Lingkaran Ekliptika merupakan lingkaran besar hasil perpotongan bidang Ekliptika
(bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari) dengan Bola langit.
3. Titik kutub lingkaran Ekliptika adalah titik Kutub Utara Ekliptika (KEU) dan titik Kutub
Selatan Ekliptika (KES).
4. Dalam SK-ekl, posisi benda langit (*) digambarkan dalam λ dan β.
5. λ adalah bujur SK-ekl, yang diukur dari titik Aries (γ) ke posisi * sepanjang bidang
ekliptika ke arah timur.
6. β adalah lintang SKH, yang diukur dari bidang ekliptika. Positif (+) untuk diatas bidang
ekliptika, dan negatif (-) untuk dibawah bidang ekliptika.
7. Titik Aries merupakan salah satu titik potong antara ekuator langit dengan lingkaran
Ekliptika (atau disingkat dengan nama Ekliptika), tempat menyeberang Matahari dari
belahan langit selatan ke belahan langit utara
8. Lintang dan bujur Ekliptika titik Aries masing-masing adalah nol derajat (β Aries = 0°
dan λ Aries = 0°).
9. Ekliptika dengan Ekuator Langit membentuk sudut kemiringan ekliptika, e, sebesar
23°.5 .
10. Bujur Ekliptika sebuah benda langit mempunyai harga 0° <= λ<= 360° (<= : kurang dari
atau sama dengan) atau bila dinyatakan dalam jam adalah 0 jam <= λ <= 24 jam.
11. Harga lintang Ekliptika sebuah benda langit terletak antara +90° (titik Kutub Utara
Ekliptika) dari -90° (titik Kutub Selatan Ekliptika) atau -90° <= β <= +90°.
Berikut ini dibahas beberapa sistem koordinat yang penting dalam ilmu hisab, yaitu:
Keempat sistem koordinat di atas termasuk ke dalam koordinat bola. Sebenarnya masih
ada sistem koordinat lainnya, seperti Sistem Koordinat Ekuator Toposentrik (Topocentric
Equatorial Coordinate) namun Insya Allah dibahas pada kesempatan lain.
Sekilas, banyaknya sistem koordinat di atas bisa membuat rumit. Namun pembagian
sistem koordinat di atas berasal dari benda langit manakah yang dijadikan pusat koordinat,
apakah bidang datar sebagai referensi serta bagaimana cara mengukur posisi benda langit
lainnya. Penting pula untuk diketahui bahwa seluruh benda langit dapat dianggap seperti titik.
Bisa pula dianggap seperti benda yang seluruhnya terkonsentrasi di pusat benda tersebut. Jika
kita memperoleh jarak bumi-bulan, maka yang dimaksud adalah jarak antara pusat bumi dengan
pusat bulan.
Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik dan Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik
sebenarnya identik. Yang membedakan keduanya hanyalah manakah yang menjadi pusat
koordinat. Pada Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik, yang menjadi pusat koordinat adalah
matahari (helio = matahari). Sedangkan pada Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik, yang
menjadi pusat koordinat adalah bumi (geo = bumi). Karena itu keduanya dapat digabungkan
menjadi Sistem Koordinat Ekliptika. Pada Sistem Koordinat Ekliptika, yang menjadi bidang
datar sebagai referensi adalah bidang orbit bumi mengitari matahari (heliosentrik) yang juga
sama dengan bidang orbit matahari mengitari bumi (geosentrik).
Pada koordinat ini, matahari (sun) menjadi pusat koordinat. Benda langit lainnya seperti bumi
(earth) dan planet bergerak mengitari matahari. Bidang datar yang identik dengan bidang xy
adalah bidang ekliptika yatu bidang bumi mengitari matahari.
Pada sistem koordinat ini, bumi menjadi pusat koordinat. Matahari dan planet-planet lainnya
nampak bergerak mengitari bumi. Bidang datar xy adalah bidang ekliptika, sama seperti pada
ekliptika heliosentrik.
Ketika bumi bergerak mengitari matahari di bidang Ekliptika, bumi juga sekaligus berotasi
terhadap sumbunya. Penting untuk diketahui, sumbu rotasi bumi tidak sejajar dengan sumbu
bidang ekliptika. Atau dengan kata lain, bidang ekuator tidak sejajar dengan bidang ekliptika,
tetapi membentuk sudut kemiringan (epsilon) sebesar kira-kira 23,5 derajat. Sudut kemiringan
ini sebenarnya tidak bernilai konstan sepanjang waktu. Nilainya semakin lama semakin
mengecil. Masalah ini Insya Allah akan dibahas pada kesempatan lain.
Disini, LST adalah Local Sidereal Time, yang sudah penulis bahas sebelumnya pada tulisan
tentang Macam-Macam Waktu (/syariah/ilmu-hisab/macam-macam-waktu.htm)
Pada sistem koordinat ini, pusat koordinat adalah posisi pengamat (bujur dan lintang) yang
terletak di permukaan bumi. Kadang-kadang, ketinggian pengamat dari permukaan bumi juga
ikut diperhitungkan. Bidang datar yang menjadi referensi seperti bidang xy adalah bidang
horison (bidang datar di sekitar pengamat di permukaan bumi).
Jarak benda langit ke pengamat dalam sistem koordinat ini seringkali diabaikan, karena telah
dapat dihitung sebelumnya dalam sistem koordinat ekliptika.
D. Gerak Benda Langit Di Lihat Dari Tempat Yang Berbeda
Bumi kita berputar seperti gasing. Gerak putar Bumi pada sum vcg6
bu putarnya ini dinamakan gerak rotasi. Untuk menyelesaikan satu putaran (satu periode rotasi),
dibutuhkan waktu 23 jam 56 menit 4.1 detik. Gerak rotasi Bumi inilah yang menyebabkan
terjadinya siang dan malam dan pergerakan semu benda-benda langit.
Gerak semu langit adalah gerak yang kita amati dari Bumi, dimana benda-benda langit
terlihat terbit di timur dan tenggelam di barat. Gerak semu ini teramati karena Bumi kita yang
ber-rotasi dengan arah sebaliknya, dari barat ke timur. Lintasan gerak benda-benda langit yang
terbit di timur dan terbenam di barat, dinamakan lintasan harian benda langit. Lintasan harian ini
terlihat berbeda jika kita mengamatinya dari lintang berbeda. Jika kita berada tepat di
khatulistiwa, kita akan mengamati lintasan haria benda-benda langit tersebut, tegak lurus
terhadap horizon / ufuk.
Jika kita berada di bumi belahan selatan (sebelah selatan khatulistiwa), kita akan
mengamati lintasan harian benda-benda langit tidak lagi tegak lurus terhadap horizon, tapi
condong ke arah utara. Besarnya kemiringan lintasan harian ini tergantung sejauh mana kita dari
khatulistiwa. Semakin ke arah selatan, maka garis lintasan gerak harian benda-benda langit akan
semakin condong ke arah utara. Begitu juga sebaliknya jika kita bergerak ke arah utara. Semakin
ke utara dari khatulistiwa, maka semakin besar kecondongan lintasan harian benda-benda langit
itu ke arah selatan.
Gerak semu langit tidak sama periodenya dengan gerak Matahari di langit (diamati dari
Bumi). Gerak semu langit periodenya 23 jam 56 menit 4.1 detik, sedangkan gerak harian
Matahari di langit periodenya 24 jam. Terdapat perbedaan sekitar 4 menit. Perbedaan ini
menyebabkan penampakan langit sedikit berbeda dilihat pada jam yang sama tiap harinya.
Sebagai contoh: misalnya sebuah bintang hari in terbit pukul 18:00 sore. Maka keesokan harinya
ia akan terbit pukul 17:56, lusa pkul 17:52, dst. Bintang itu akan terbit 4 menit lebih cepat dari
hari sebelumnya. Karena itu, perlahan-lahan penampakan langit akan bergeser dari hari ke hari.
Kira-kira enam bulan dari sekarang, bagian langit yang berada di atas kepala kita pada
(misalnya) jam 9 malam, akan berada di bawah kaki kita. Dengan kata lain, jika kita mengamati
langit dengan waktu pengamatan yang terpisak 6 bulan,kita akan mengamati dua belahan bola
ulangit yang berbeda.
Objek-objek langit seperti Matahari, Bulan, dan planet-planet, memiliki geraknya sendiri
diantara bintang-bintang. Matahari bergerak secara perlahan ke arah timur relatif terhadap
bintang-bintang. Karena itu, untuk menyelesaikan satu putaran mulai dari misalnya posisi tepat
di atas kepala kita, terbenam, terbit, kembali di atas kepala kita, matahari membutuhkan waktu
24 jam (selang waktu sehari semalam). Bintang-bintang membutuhkan waktu sama dengan
periode rotasi Bumi, 23j 56m 4.1d.
Bulan membutuhkan waktu sedikit bervariasi, kira-kira 50 menit lebih panjang dari 24
jam. Planet-planet bergerak di langit dengan kecepatan yang lebih besar lagi variasinya,
tergantung pada seberapa dekat planet tersebut ke Matahari, dan dimana posisinya (dalam
orbitnya) relatif terhadap Bumi.
Dari penjelasan di atas dapat ke tiga koordinat bola langit tersebut dapat ditentukan
perbedaannya sebagai berikut:
Sistem Bidang Acuan Arah Acuan Lintang Bujur
Horison Bidang Horison Titik Utara Tinggi: h Azimut : A
+ :kearah Zenit Ke Timur
- kearah Nadir 0-3600
Ekuator Ekuator Langit Vernal Equnox Deklinasi: Asensioreta:
+: ke arah KLU Ke Timur 0-24 jam
-: kea rah KLS
- : kearah KES
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bola langit merupakan suatu ruang berbentuk bola di mana semua benda langit tampak
atau diproyeksikan pada bidang melengkung tersebut.Untuk menentukan posisi atau letak benda-
benda langit digunakan koordinat-koordinat tertentu yang disebut dengan tata kooerdinat bola
langit. tata koordinat bola langit terdiri dari tata koordinat horison, tata koordinat equator, dan
tata koordinat ekliptika.
Kumpulan sejumlah besar bintang dalam kesatuan akibat gravitasi disebut galaksi.
Galaksi terdiri dari ratusan bintang (baik bintang ganda maupun bintang tunggal), Cluster,
nebula, planet dan medium antar bintang. Galaksi berdasarkan bentuk dibedakan menjadi tiga
yaitu galaksi eliptikal (bentuknya elips), galaksi spiral, dan galaksi tidak beraturan.
Untuk memudahkan dalam menentukan posisi dan letak suatu benda langit maka
diperlukan yang sebut dengan koordinar bola langit. Koordinar bola langit ini dibagi menjadi tiga
yaitu koordinat Horizon, koordinat Ekuator, dan koordinat Eliptikal. Dari ketiga jenis koordinat
bola langit ini yang sering digunakan yaitu koordinat ekuator sehingga disebut koordinat
geosentrik. Koordinat horizon mudah untuk dilukis tetapi hanya dapat digunakan pada waktu dan
tempat tertentu saja (dalam kurun waktu yang pendek). Koordinat ekuator dapat digunakan
dalam jangka waktu yang lama, tetapi cara melukisnya cukup rumit.
Saran
Untuk memahami isi dari tata koordinat bola langit dalam menentukan posisi bintang dan
benda-benda langit lainnya, disarankan untuk membaca referensi yang telah teruji validitasnya
guna memberi kemudahan dalam mempelajari tata koordinat-koordinat tertentu, karena
diperlukan pemahaman yang mendalam dan pengetahuan yang mendasar baik dari segi geografis
maupun matematis.
Dengan semakin canggihnya ilmu pengetahuan dan teknologi, para astronom semakin terus
melakukan penelitian mengenai berbagai benda yang ada dilangit. Oleh sebab itu, kita sebagai
mahasiswa cukup dengan banyak menggali informasi mengenai keberadaan benda-benda langit.
Tentunya kita juga perlu mengetahui dan memahami serta mampu menggambarkan posisi benda
langit tersebut berada.
DAFTAR PUSTAKA
http://fisika-astronomy.blogspot.co.id/2012/11/sistem-dan-tata-koordinat-benda-langit.html