Professional Documents
Culture Documents
FUNGSI
Ilmu ekonomi pada dasarnya mempelajari gejala-gejala dalam masyarakat
(variabel-variabel) yang saling mempengaruhi. Gejala-gejala tersebut dapat
dinyatakan dengan satuan-satuan/ukuran-ukuran seperti harga barang-barang,
upah pekerja, jumlah barang yang dibeli dan dijual, pendapatan nasional, dll.
Proses saling mempengaruhi tersebut dalam ekonomi dipelajari keserasiannya
(consistency-nya). Karena sifatnya yang kuantitatif maka salah satu cara untuk
menyelidiki proses saling mempengaruhi itu adalah dengan penggunaan fungsi.
Unsur-unsur yang membentuk sebuah fungsi adalah konstanta atau tetapan dan
variabel. Sebuah konstanta adalah jumlah yang nilainya tetap dalam suatu situasi
tertentu. Bilangan konstanta dapat dibedakan menjadi konstanta absolut (nilainya
selalu tetap) dan konstanta parametrik atau parameter (nilainya dapat berubah
pada situasi lain). Sedangkan variabel adalah suatu jumlah yang mempunyai nilai
yang berubah-ubah pada tiap situasi.
Bentuk fungsi yang sederhana adalah y = a + bx, maka x dan y adalah
variabel sedang a dan b adalah konstanta.
FUNGSI KOMPOSISI
Jika diberikan bentuk f ; y = f(x) dan g ; y = g(x) keduanya merupakan
suatu fungsi, maka operasi penjumlahan, selisih, hasil kali dan hasil bagi fungsi f
dan fungsi g, berturut-turut didefinisikan sebagai berikut;
a. (f+g)(x)=f(x)+g(x)
b. (f-g)(x)=f(x)-g(x)
c. (fxg)(x)=f(x)xg(x)
d. (f†g)(x)=f(x) † g(x), dan g(x) tidak sama denga 0
(g o f)(x) = g(f(x))
1
ke g ke g(f(x)). Pemetaan berantai ini baru dapat dilakukan bila bayangan x pada
pemetaan f(x) berada pada daerah asal fungsi g.
Contoh : Diberikan suatu fungsi f(x) = 4𝑥 2 - 6 dan g(x) = 3x, dapat ditentukan
untuk masing-masing keadaan yaitu;
1. (g o f) (2) = g [𝑓(2)]
= g[4(2)2 − 6] = g(16-6)
= g (10)
=3(10)=30
Dengan cara lain :
(g o f) (2) = g[𝑓(𝑥)]
= g (4𝑥 2 - 6) = 3 (4𝑥 2 - 6)
= 12𝑥 2 - 18
=12 (2)2 – 18
=12 (4) – 18 = 30
2. (f o g) (2) = f [𝑔(2)]
= f [3(2)] = f (6) = 4 (6)2 - 6
= 144 – 6 = 138
Dengan cara lain :
(f o g) (2) = f[𝑔(𝑥)]
= f(3x) = 4(3𝑥)2 - 6
= 36𝑥 2 - 6 = 36 (2)2 – 6
= 144 – 6 = 138
Dari soal diatas dapat ditunjukkan bahwa pemajemukan dua fungsi tidak
bersifat komutatif (g o f) ≠ (f o g), akan tetapi pemajemukan suatu fungsi akan
bersifat asosiatif. Dengan demikian untuk tiga atau lebih fungsi akan mengikuti
kaidah asosiatif; (f o g) o h = f o (g o h).
FUNGSI INVERS
2
2. Menyelesaikan persamaan dalam bentuk x → x = f(y)
3. Menukarkan x dengan y sehingga diperoleh y = g(x) yang
merupakan invers f(x)
4. Memeriksa (g o f )(x)= (f o g)(x)
a. f(x) = 𝑥 2
Langkah 1, y = 𝑥 2
Langkah 2, 𝑥 2 = y –> x = √𝑦
Langkah 3, y = √𝑥
Sehinggah g(x) = √𝑥 invers dari f(x)
Langkah 4, memeriksa fungsi komposisinya;
(g o f)(x) = g(𝑥 2 ) = √(𝑥 2 ) = x
(f o g)(x) = f(√𝑥)2 = x
(g o f)(x) = (f o g)(x), maka fungsi inversnya ; 𝑓 −1 (x) = √𝑥
b. f(x) = 𝑥 2 +1
Langkah 1, y = 𝑥 2 + 1
Langkah 2, 𝑥 2 = y-1 → √(𝑦 − 1)
Langkah 3, y= √(𝑥 − 1)
Sehingga g(x) = √(𝑥 − 1) invers dari f(x)
Langkah 4 memeriksa fungsi komposisinya;
(g o f)(x) = g(𝑥 2 + 1) = √((𝑥 2 + 1)-1) = √𝑥 2 = x
(f o g)(x) = f (√(𝑥 − 1) = [√(𝑥 − 1)2 + 1] = (x-1) + 1= x
(g o f)(x) = (f o g)(x), maka fungsi inversnya, 𝑓 −1 (x) = √(𝑥 − 1)
3
FUNGSI LANJUTAN
𝑄 = 𝑎 − 𝑏𝑃
𝑎 1
𝑃= − 𝑄
𝑏 𝑏
Penawaran akan suatu produk (barang dan jasa) adalah jumlah produksi
yang ditawarkan produsen pada masyarakat pada berbagai tingkat harga.
𝑄 = −𝑎 + 𝑏𝑃
𝑎 1
𝑃= + 𝑄
𝑏 𝑏
4
ditawarkan, bahwa apabila harga turun jumlah barang yang ditawarkan akan
berkurang dan sebaliknya. Bentuk kurva penawaran akan menaik dari kiri bawah
ke kanan atas dan berlereng postif.
Jawab :
𝑃−𝑃1 𝑄−𝑄1 𝑃2−𝑃1
a) = 𝑄2−𝑄1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃 − 𝑃1 = 𝑄2−𝑄1 (𝑄 − 𝑄1)
𝑃2−𝑃1
5−8
𝑃−8= (𝑄 − 140)
350 − 140
−3
P – 8 = 210 (𝑄 − 140)
P = −1⁄70 (𝑄 − 140) + 8
P = −1⁄70 𝑄 + 10
Jadi, fungsi permintaanya : Q = -70P + 700
5
Contoh : Fungsi penawaran barang dicerminkan dari gejala yaitu bila barang
tersebut dijual seharga Rp 200,- per unit akan laku 500 unit. Jika pada setiap
kenaikan sebesar 200 rupiah jumlah yang terjual sebanyak 1000 unit.
a) Bagaimanakah bentuk fungsi penawaran barang tersebut
b) Berapa jumlah barang yang ditawarkan jika P = 350 per unit
c) Gambarkan fungsi penawaran !
Jawab :
𝑃2−𝑃1 ∆𝑃
a) P – P1 = 𝑄2−𝑄1 (𝑄 − 𝑄1) atau P – P1 = ∆𝑄 (𝑄 − 𝑄1)
200
P – 200 = (𝑄 − 500)
1000
P = 1⁄5 (Q-500) + 200
P = 1⁄5Q + 100
Jadi, fungsi penawaran : Q = 5P -500
6
II. KESEIMBANGAN HARGA
Hal yang sangat penting tentang konsep permintaan dan penawaran adalah
terjadinya keseimbangan harga sebagai akibat tarik menarik gaya-gaya fungsi
permintaan dan penawaran. Dengan kata lain harga terbentuk dari adanya proses
tawar-menawar antara konsumen dan produsen di pasar. Namun demikian, ada
batas tertinggi harga yang konsumen bersedia membeli dan ada batas terendah
produsen juga bersedia menawarkan. Diantara keduanya inilah terbentuk harga.
Contoh : Fungsi permintaan pasar atas suatu barang dicerminkan oleh persamaan
P = -1/2 Q + 12, sedangkan penawaranya P = 1/3Q + 2.
Jawab :
7
Penawaran : P = -1/3Q + 2 Qs = 3P – 6
Syarat keseimbangan Qd = Qs
-2P + 24 = 3P – 6
-5P = - 30 → diperoleh P = 6
P = 6 , diperoleh Q = 3 (6) – 6 = 18-6 = 12
Jadi, keseimbangan pasar Qe = 12 dan Pe = 6
b)
III. PERPAJAKAN
Penarikan pajak terhadap suatu barang akan berpengaruh terhadap posisi
keseimbangan pasar, yaitu akan mempengaruhi harga keseimbangan maupun
jumlah keseimbangan. Dengan demikian, adanya pemungutan pajak atas
penjualan suatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut lebih tinggi.
Beban pajak yang dipungut pemerintah tersebut ternyata tidak sepenuhnya
ditanggung oleh produsen, tetapi sebagian akan ditanggung oleh konsumen.
Besarnya pajak yang ditanggung oleh konsumen adalah selisih antara harga
keseimbangan sebelum pajak dengan harga keseimbangan sesudah pajak.
Sedangkan besarnya pajak yang ditanggung oleh produsen adalah selisih antara
besar pajak yang diterima (pemerintah) dengan bagian pajak yang ditanggung
konsumen.
A. Pajak per Unit
Pajak per unit adalah pajak yang dikenakan terhadap setiap hasil penjualan
barang. Dalam hal ini, besarnya pajak per unit dinyatakan dengan notasi “t”.
Adanya pajak per unit sebesar “t” ini, maka harga akan naik sebesar “t” untuk
8
setiap jumlah barang yang ditawarkan. Secara matematis, kurva fungsi penawaran
akan bergeser (naik) sebesar “t”. Dengan demikian, jika fungsi penawaran
sebelum pajak P=f (Q), maka sesudah dikenakan pajak menjadi :
P = f (Q) + t
Dalam bentuk yang lain, jika fungsi penawaran dinyatakan Q = f(P), maka
fungsi penawaran seperti rumus 1 dapat dibentuk sebagai (P-t) = f (Q). Dengan
mengatur kembali beberapa variabel, diperoleh fungsi penawaran sesudah
dikenakan pajak menjadi Q = f(P-t).
Seperti yang terlihat pada gambar, pengaruh pajak akan menggeser titik
keseimbangan semula dari titik E0 menjadi di titik Ee. Harga keseimbangan
sesudah pajak akan menjadi lebih mahal daripada harga keseimbangan sebelum
pajak dan sebaliknya akan mengakibatkan jumlah permintaan barang menjadi
lebih kecil dibanding sebelumnya.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, seluh beban pajak penjualan tidak
seluruhnya ditanggung oleh produsen akan tetapi dialaihkan sebagian beban pajak
tadi kepada konsumen. Sehingga beban pajak total yang ditanggung konsumen
dapat dinyatakan sebagai berikut :
Tk = (Pe – Po) x Q
Dimana : Tk = beban pajak yang ditanggung konsumen
Po = harga keseimbangan sebelum pajak
Pe = harga keseimbangan sesudah pajak
Q = tingkat output equilibrium sesudah pajak
9
Adapun besarnya bagian beban pajak yang ditanggung oleh produsen
sendiri adalah selisih antara besar pajak yang dikenakan dengan bagian pajak yang
ditanggung oleh konsumen, ini berarti besar pajak beban pajak yang ditanggung
oleh produsen adalah :
Tp = (Po – P1) x Q
Dimana : Tp = beban pajak yang ditanggung produsen
Po = harga keseimbangan sebelum pajak
P1 = harga dari proyeksi jumlah keseimbangan Q
Q = tingkat output equilibrium sesudah pajak
Besarnya pajak total yang diterima oleh pemerintah dapat dihitung dari
penjulamlahan beban pajak konsmuen dan beban pajak produsen. Dapat pula
ditentukan dari besarnya pajak t per unit untuk setiap jumlah barang dikalikan
dengan kuantitas dari barang yang ditawarkan yaitu :
T = Tk + Tp
Atau
T=txQ
Dengan T = penerimaan pajak yang diterima pemerintah
t = tingkat pajak per unit
Q = tingkar output equilibrium sesudah pajak.
10
-Q + 20 = Q + 2 2Q = 18
Q=9
Pada Q = 9, P = 9 + 2 = 11. Jadi,
Titik keseimbangan Qo = 9 dan Po = 11 Eo (9,11)
b) Pajak mempengaruhi penawaran, jadi
Permintaan P = -Q + 20 (tetap)
Penawaran P = (Q + 2) + t Q + 2 + 3 = Q + 5
-Q + 20 = Q + 5 2Q = 15, diperoleh Q = 7,5
Pada Q =7.5 maka P = (7.5 + 2) + 3 = 12,5 . jadi,
Titik keseimbangan Qe = 7,5 dan Pe = 12,5 Ee (7,5;12,5)
c) Tk = (Pe – Po) x Q (12,5-11) x 7,5 = 11,25
Tp = (Po – P1) x Q (11-9,5) x 7,5 = 11,25
T = Tk + Tp atau T=txQ
= 11,25 + 11,25 = 3 x 7,5
= 22,50 = 22,50
d)
B. Pajak Persentase
pajak presentase adalah pajak yang besarnya ditetapkan berdasarkan
presentase tertentu dari harga jual, bukan ditetapkan secara spesifik seperti
sebelumnya. Dalam hal ini, besarnya pajak persentase dinyatakan dengan notasi
“r”. adanya pajak persentase sebesar r ini, maka harga yang ditawarkan akan naik
sebesar r% untuk setiap jumlah barang yang ditawarkan.Jika fungsi penawaran
sebelum pajak P = f(Q), maka fungsi penawaran sesudah dikenakan pajak
menjadi:
11
Pr = f(Q)(1+r)
Pr= P(1+r) → Persamaan 1
t=rxP Persamaan 2
𝑟
r = 1+𝑟 𝑥𝑃r
𝑟
T = 1+𝑟 𝑥𝑃r x Q
Jawab :
a) Permintaan P = -Q + 29
12
Penawaran P = Q + 4
Qd = Qs
-Q + 29 = Q + 4 2Q = 25, diperoleh Q = 12,5
Q = 12,5 ; maka P = -12,5 + 29 = 16,5 . jadi
Titik keseimbangan Qo = 12,5 dan Po = 16,5 Eo (12,5;16,5)
b) Permintaan P = -Q + 29 (tetap)
Penawaran Pr = P (1 + r) = (Q + 4)(1 + 0,2) = (Q + 4) 6⁄5
-Q + 29 = (Q + 4) 6⁄5
-5Q + 145 = 6Q + 24 121 = 11Q sehingga Q = 11
Q = 11, maka P = -11 + 29 = 18. Jadi,
Titik keseimbangan Qe = 11 dan Pe = 18 Ee (11,18)
d)
IV. SUBSIDI
Merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen terhadap
barang yang dihasilkan. Adanya subsidi yang dikenakan terhadap suatu barang
beban produk akan menjadi lebih rendah sehingga produsen berani menjual
dengan harga yang lebih murah. Dengan demikian, adanya subsidi kurva fungsi
penawaran akan bergeser turun, sedangkan fungsi permintaanya tetap.
Subsidi per unit yang dikenakan terhadap setiap produk yang ditawarkan
dinyatakan dengan notasi “s”. Secara geometris, kurva fungsi penawaran akan
13
bergeser turun sebesar s untuk setiap tingkat kuantitas yang ditawarkan. Dengan
demikian, jika fungsi penawaran sebelum diberikan subsidi P = f(Q), maka
sesudah diberikan subsidi menjadi :
P = f(Q) – s persamaan 1
Dalam bentuk yang lain, jika fungsi penawaran dinyatakan Q = f(P), maka
fungsi penawaran seperti pada persamaan 1 dapat dibentuk sebagai (P + s) = f(Q).
Dengan mengatur kembali beberapa variable diperoleh fungsi penawaran sesudah
diberikan subsidi menjadi Q = f(P + s).
Jawab :
a) Permintaan P = -1/2Q + 10 Q = -2P + 20
Penawaran P = 1/6Q + 2 Q = 6P-12
Qd = Qs
-2P + 20 = 6P-12 8P = 32 diperoleh P = 4
P = 4 ,maka Q = 6(4)-12 = 12
Jadi titik keseimbangan Qo = 12 dan Po = 4 Eo(12,4)
14
P = 2,5 maka Q = 6(2,5) = 15
Jadi Titik keseimbanganQe = 15 dan Pe = 2,5Ee(15;2,5)
V. FUNGSI PRODUKSI
15
1. Kurva Total Physical Product atau TPP adalah kurva yang menunjukkan
tingkat produksi total pada berbagai tingkat penggunaan input variabel
sedangkan input lain dianggap tetap :
𝑇𝑃𝑃 = 𝑃 = 𝑓(𝑄)
2. Kurva Average Physical Product atau APP adalah kurva yang
menunjukkan hasil rata-rata per unit variabel pada berbagai tingkat
penggunaan input yaitu :
𝑇𝑃𝑃
𝐴𝑃𝑃 =
𝑄
3. Kurva Marginal Physical Product atau MPP adalah kurva yang
menunjukkan tambahan kenaikan dari Total Physical Product yaitu ΔTPP
yang disebabkan oleh penggunaan tambahan satu unit input variabel yaitu
:
∆𝑇𝑃𝑃
𝑀𝑃𝑃 =
∆𝑄
Input Produksi TPP APP MPP
(Q)
1 7 7 13
2 24 12 20
3 45 15 21
4 64 16 16
5 75 15 5
6 72 14 Negatif
16
a) Fungsi produksi rata-ratanya dan hitunglah produksi total dan
produksi rata-rata pada input Q = 2 Unit
b) Berapa produksi marginalnya jika digunakan tambahan input
sebanyak 1 unit?
Pendapatan total (Total Revenue atau TR) adalah besarnya hasil pendapatan
yang diterima oleh produsen dari hasil penjualan sejumlah barang yang
diproduksi. Jika dinyatakan secara matematis TR adalah hasil kali jumlah barang
yang terjual dengan harga jual per unit yang terjadi karena adanya permintaan.
TR=f(Q)=P.Q
P= harga permintaan
17
Dari pendapatan total tersebut dapat dicari pendapatan rata-rata atau
Average Revenue (AR). Pendapatan rata-rata dinyatakan sebagai pendapatan per
unit barang yang terjual. Secara matematis AR merupakan hasil bagi dari
pendapatan total dengan kuantitas barang yang terjual.
AR=TR/Q=P
Jadi dapat diketahui bahwa AR akan menjadi sama dengan P yaitu harga
permintaan.. pendapatan rata-rata ini kemungkinan berbeda-beda besarnya pada
berbagai tingkat kuantitas barang dan bergantung pada bentuk fungsi pedapatan
totalnya.
Jawab :
a. Diketahui fungsi permintaan P = 10 – Q
Pendapatan total TR = P.Q = (10 – Q)Q= 10Q – Q2
b. TR maksimum terjadi pada Q = -b/2a -> Q = -10/2(-1)=5 unit
Jadi, Rmax = 10(5) – (5)2=50 – 25 = 25
c. Pendapatan rata-rata, AR = TR/Q = (10Q – Q²)/Q=10-Q
Pada Q = 5, -> AR = 10 – (5) = 5
d.
18
dalam menghasilkan (memproduksi) output barang dan jasa. Biaya total ini terdiri
dari biaya tetap (fix cost atau FC) dan biaya variabel (variabel cost atau VC).
Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang
diproduksi. Biaya ini berakumulasi dengan jalannya waktu. Biaya ini tidak
berubah dalam jumlah, tetapi secara proporsional menjadi makin kecil per unit
bila jumlah unit diproduksi semakin bertambah. Sedangkan biaya variabel
merupakan biaya yang tergantung pada jumlah unit yang diproduksi. Biaya per
unitnya seragamm, akan tetapi biaya totalnya makin besar bila jumlah produksi
semakin bertambah.
TC=f(Q)=FC+VC
AC=TC/Q
19
Contoh : Biaya total yang dikeluarkan oleh produsen dicerminkan oleh
persamaan TC = 2Q + 2. Hitunglah biaya total dan biaya rata-rata pada tingkat
produksi sebesar Q =3 unit dan gambarkan kurvanya!
Diketahui fungsi biaya total TC = 2Q + 2
Pada Q = 3 unit, TC = 2(3) + 2 = 8
AC = TC/Q = 2+2/Q
Pada kurva fungsi biaya total non linear yang berbentuk parabolik, fungsi
biaya totalnya merupakan fungsi kuadrat yaitu TC = aQ²+bQ+c. Dimana Q adalah
variabel kuantitas atau jumlah barang dan a,b,c merupakan konstanta. Dari fungsi
tersebut maka diperoleh fungsi biaya rata-rata yaitu AC = aQ+b+c/Q.
Contoh : biaya total yang dikeluarkan oleh produsen dicerminkan oleh persamaan
TC = Q² - 6Q + 12. Pada tingkat berapa unit biaya total minimum? Hitunglah
besarnya biaya total dan biaya rata-rata pada tingkat produksi tersebut dan
gambarkan!
Biaya minimum terjadi pada Q = -b/2a -> Q = +6/2 = 3 unit. Jadi pada Q = 3 unit :
TCmin = (3)²-6(3)+12
=9 – 18 + 12 = 3
AC = (Q² - 6Q + 12)/Q
20
= Q – 6 + 12/Q
= 3 – 6 + 12/3 =1
Bentuk umum fungsi biaya total non linear pangkat tiga (kubik) adalah
TC=aQ³+bQ²+cQ+d. Dimana TC adalah biaya total, Q adalah variabel kuantitas
dan a,b,c,d merupakan konstanta. Dari fungsi tersebut maka akan diperoleh fungsi
biaya rata-ratanya yaitu AC=aQ²+bQ+c+d/Q.
Jawab :
Biaya pada Q = 0 sehingga TC = Q³ = 0
Pada Q = 2 unit, TC = 2³ = 8
AC = TC/Q = Q³/Q = Q² = 2² = 4
Jawab :
Biaya total TC = 2e0,1Q .
Pada Q = 2, TC = 2e0,1(2) = 2e0,2 = 2,443
21
2e0,1Q
AC = = 1,443/2 = 1,221
𝑄
π=TR-TC
22
dimana perusahaan mengalami break-even point tersebut dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut :
Q=FC/P-AVC
Contoh : dari seorang pengusaha dapat dicatat bahwa harga barang yang
diproduksi dicerminkan oleh persamaan P = 8 – Q. Sedangkan biaya rata-rata per
unit produk sama besar dengan satu unit produknya (AC=Q). Hitunglah berapa Q
yang bisa mendorong pengusaha mencapai laba maksimum
Jawab :
a. TR = 4.000Q
AVC = 15% X 4.000 = 600, jadi :
VC = AVC(Q) = 600Q
FC = 850.000
TC = FC + VC = 850.000 + 600Q
Pulang-pokok: TR = TC
4.000Q = 850.000 + 600Q
3.400Q = 850.000 -> Q = 850.000/3.400 = 240 unit
23
=170.000
c. Harga naik menjadi P = 4.200 maka TR = P.Q = 4.200Q
AVC = 15% X 4.200 = 630
VC = AVC(Q) = 630Q
FC = 850.000 (tidak berubah) sehingga
TC = FC + VC = 850.000 + 630Q
Pulang-pokok: TR = TC
4.200Q = 850.000 + 630Q
3.570Q = 850.000 -> Q = 850.000/3.570 = 238 unit
Utilitas total U merupakan fungsi dari jumlah barang atau jasa yang
dikonsumsi. Jika hanya ada satu barang atau jasa yang dikonsumsi, sementara
konsumsi-konsumsi yang lain tetap, maka fungsi utilitas dapat dinyatakan dalam
bentuk U=f(Q).
𝛥𝑈
𝑀𝑈 =
𝛥𝑄
Jawab :
24
X. FUNGSI ANGGGARAN
Fungsi anggaran disini terdiri dari dua macam teori, yaitu teori konsumen
dan teori produsen:
a. Teori Konsumen
Secara matematis fungsi anggaran dapat diturunkan dalam hubungan berikut ini:
𝐵 𝑃𝑥
𝐵 = 𝑥. 𝑃𝑥 + 𝑦. 𝑃𝑦 atau 𝑦 = 𝑃𝑦 − 𝑃𝑦 . 𝑥
Rumus tersebut tidak lain merupakan bentuk fungsi linear y=b+ax, dengan
konstanta (intercept) b=(B/Px) dan derajat kemiringan (slope) a= -(Px/Py).
b. Teori Produsen
Fungsi anggaran (garis isocost) dapat diturunkan dari rumus budge-line dalam
bentuk lain:
𝐸 𝑃𝑥
𝐸 = 𝑥. 𝑃𝑥 + 𝑦. 𝑃𝑦 atau 𝑦 = 𝑃𝑦 − 𝑃𝑦 . 𝑥
25
Dimana : E= pengeluaran (expenditure)
Y = jumlah input barang y
X = jumlah input barang x
Py = harga input barang y per unit
Px = harga input barang x per unit
Contoh : Seseorang mempunyai uang sebesar 24.000 rupiah untuk membeli dua
macam produk (x,y) yang masing-masing berharga 6.000 rupiah dan 3.000 rupiah
Jawab :
26
XI. FUNGSI KONSUMSI DAN FUNGSI TABUNGAN
A. Fungsi Konsumsi
C=Co+bY
B=MPC=ΔC/ΔY
B. Fungsi Tabungan
S=Y-C
S=Y-(Co+bY)
27
S= -Co+(1-b)Y
1-b=MPS=ΔS/ΔY
1 1
𝑘= =
1 − 𝑀𝑃𝐶 1 − 𝑏
Faktor 1/1-b disebut multiplier. Bilangan ini mengukur efek ganda dari
tiap rupiah pengeluaran otonom (otonomous spending) terhadap keseimbangan
pendapatan nasional. Oleh karena b=MPC dan MPC+MPS=1, maka multiplier
dapat juga dihitung dari bentuk 1/MPS.
28
XII. PENDAPATAN DISPOSABEL
C=Co+bYd
Yd=Y-T+R
T = To + tY
Jawab:
29
XIII. FUNGSI INVESTASI
I = Io + aY
I = Io – ri
30
Contoh : fungsi permintaan akan investasi suatu negara dicerminkan oleh
persamaan I = 1.500 – 3.000i. berapa besarnya investasi pada saat tingkat suku
bunga sebesar 10% per tahun?
M = Mo + mY
M = Impor otonom
Y = Pendapatan Nasional
m = marginal propensity to import = ΔM/ΔY
Contoh : bentuklah persamaan impor suatu negara bila diketahui impor otnomnya
25 dan marginal propensity to impor-nya 0,05. Berapa nilai impornya jika
pendapatan nasional sebesar 600?
Diketahui :
Mo = 25
m = 0,05
M = Mo + mY = 25 + 0,05Y
Apabila pendapatan nasinal Y sebesar 600, maka :
M = 25 + 0,05Y = 25 + 0,05(600) = 25 + 30 = 55
31
sektor. Keseimbangan pendapatan nasional ini dapat diterangkan dengan
menggunakan fungsi-fungsi dibawah ini :
Y = C + G + I + (X-M)
32
DAFTAR PUSTAKA
Johannes & Handoko Sri, Budiono. 1984. Pengantar Matematika Untuk Ekonomi.
Jakarta : PT. Pertja
Mairy, Du. 2011. Matematika Terapan Untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta :
BPFE Yogyakarta
33