You are on page 1of 2

2.

4 Manifestasi Klinis Infeksi Odontogenik

Gambaran Klinis Infeksi muncul sebagai pembengkakan moderet pada daerah


submandibular, yang menyebar menyebabkan edema yang lebih besar, yaitu indurasi dan
kemerahan pada kulit bagian terluar.1
Tanda dan Gejala Infeksi Odontogenik
1.Adanya respon inflamasi

Inflamasi merupakan respon tubuh terhadap agen penyebab infeksi. Saat


keadaan ini berlangsung, substansi yang beracun akan dilapisi dan dinetralkan. Serta
dilakukan juga perbaikan jaringan. Respon inflamasi ini berlangsung dengan proses
yang cukup kompleks dan dapat disimpulkan dalam beberapa tanda:2

a. Adanya hiperemi yang disebabkan oleh vasodilatasi arteri dan kapiler serta
peningkatan permeabilitas dari venula dengan berkurangnya aliran darah pada
vena.

b. Berkumpulnya leukosit pada sekitar jaringan serta keluarnya eksudat yang kaya
akan protein plasma, antibodi dan nutrisi.

c. Berkurangnya faktor permeabilitas, leukotaksis yang mengikuti migrasi leukosit


polimorfonuklear dan kemudian monosit pada daerah yang luka.
d. Jalinan fibrin dari eksudat mulai terbentuk, lalu menempel pada dinding lesi.
e. Fagositosis dari bakteri dan organisme lainnya.
f. Pengawasan oleh makrofag dari debris yang nekrotik.

 Gejala Klinis sebagai bentuk respon inflamasi sistemik;3


a) Suhu diatas 38C atau dibawah 36C
b) Denyut jantung lebih dari 90x/min
c) Pernapasan lebih dari 20x/min atau hipertensi dengan PaCO2 kurang dari 32 mmHg

d) Pada pemeriksaan darah, akan didapatkan sel darah putih >12000/mm3,


<4000/mm3, atau terdapat >10% immature neutrophils
2. Adanya gejala infeksi

Gejala infeksi dapat ditandai dengan adanya rubor, tumor, dolor, kalor dan
fungsio laesa. Rubor merupakan kemerahan yang terlihat pada daerah permukaan
infeksi yang disebabkan oleh vasodilatasi. Tumor atau edema merupakan
pembengkakan daerah infeksi, kalor merupakan panas yang disebabkan oleh aliran
darah dan meningkatnya metabolisme. Dolor merupakan rasa sakit yang diakibatkan
dari rangsangan pada saraf sensorik yang disebabkan oleh pembengkakan atau
perluasan infeksi. Rasa sakit juga dapat disebabkan oleh aksi faktor bebas atau faktor
aktif seperti kinin, histamin, metabolit atau bradikinin pada akhiran saraf. Fungsio
laesa merupakan kehilangan fungsi, seperti misalnya ketidakmampuan mengunyah
dan kemampuan bernafas yang terhambat. Kehilangan fungsi pada daerah inflamasi
disebabkan oleh faktor mekanis dan refleks inhibisi dari pergerakan otot yang
disebabkan oleh rasa sakit.2

3. Limphadenopati
Kelenjar limfe pada infeksi akut akan membesar, lunak dan sakit. Kulit
disekitarnya memerah dan jaringan yang berhubungan akan membengkak. Kelenjar
limfe pada infeksi kronis lebih atau kurang keras tergantung derajat inflamasi,
seringkali tidak lunak dan pembengkakan jaringan di sekitarnya biasanya tidak
terlihat. Daerah indikasi terjadinya infeksi tepat pada lokasi pembesaran kelenjar
limfe. Jika organisme penginfeksi menembus sistem pertahanan tubuh pada kelenjar,
maka supurasi kelenjar akan terjadi menyebabkan terjadinya reaksi seluler dan
produksi pus. Proses ini dapat terjadi secara spontan dan memerlukan insisi dan
drainase.2

Daftar Pustaka
1. Fragiskos D. Oral Surgery. New York: Elsevier; 2007: 205-13.

2. Balaji S. Textbook of oral and maxillofacial surgery 2nd ed. New Delhi: Elsevier; 2013:
116-22.

3. Mardiyantoro F. Penyebaran Infeksi Odontogen dan Tatalaksana: Dasar Pemahaman


Tentang Infeksi Pada Rongga Mulut dan Sekitarnya. Malang: UB Press; 2017.

You might also like