You are on page 1of 3

Diabetes dan infeksi : Patofisiologi individu dengan DM.

Namun, studi lain


melaporkan bahwa peningkatan glikasi dapat
menghambat produksi IL-10 oleh sel myeloid,
seperti interferon gama (IFN-γ) dan tumor
nekrosis faktor (TNF-α) oleh sel T. glikasi dapat
juga mereduksi ekspresi dari major
histocompatibility comples (MHC) kelas I pada
permukaan sel mieloid, gangguan imunitas sel.

Leukosit polimorfonuklear dan mononuklear

Penurunan mobilisasi dari leukosit


polimorfonuklear, kemotaksis dan aktivitas
fagositik dapat terjadi selama hiperglikemia.
Lingkungan hiperglikemik juga memblok fungsi
antimikrobial dengan menghambat glukosa-6-
fosfat degidrogenase (G6PD), peningkatan
apoptosis leukosist polimorfonuklear dan
Mekanisme utama bagaimana Diabatas dapat penurunan transmigrasi leukosit
menyebabkan infeksi dapat dilihat pada gambar polimorfomuklear melalui endotelium. Pada
jaringan yang tidak membutuhkan insulin
Komplemen
sebagai transpor glukosa, lingkungan
Sistem komplemen adalah salah satu dari hiperglikemik meningkatkan kadar glukosa
mekanisme utama yang berperan untuk intraseluler, yang dimetabolisme menggunakan
imunitas humoral. Sistem komplemen terdiri NADPH sebagai kofaktor. Penurunan kadar
dan serum dan protein permukaan yang fungsi NADPH mencegah regenerasi dari molekul yang
utamanya adalah mempromosi opsonisasi dan memainkan peran kunci dalam metabloisme
fagositosis mikroorganisme melalui makrofag antioksidan pada sel, sehingga meningkatkan
dan neutrofil dan menginduksi pelysisian suseptibilitas terhadap stes oksidatif.
mikroorganisme. Selain itu, aktivasi komplemen
Terkait dengan limfosit mononuklear, beberapa
menghasilkan sinyal kedua untuk aktivasi
studi telah menunjukkan bahwa ketika kadar
limfosit B dan produksi antibodi.
hemoglobin terglikasi (HbA1c) <8.0%, fungi
Dari beberapa studi telah menunjukkan bahawa proliferatif dan limfosit CD4 dan responnya pada
pada DM terjadi kekurangan komponen C4, antigen tidak mengalami gangguan.
penurunan C4 ini mungkin berhubungan dengan
Antibodi
difungsi polimorfonuklear dan penurunan
respon sitokin. Glikasi immunoglobulin terjadi pada pasien
dengan diabetes yang sama proporsinya dengan
Sitokin inflamatori
peningkatan HbA1c, dan ini dapat
Sel mononuklear dan monosit dari orang dengan membahayakan fungsi bioogis antibodi. Namun,
DM kurang mensekresi interleukin-1 (IL-1) dan relavansi klinisnya belum jelas, karena respon
IL-6 dalam respon terhadap stimulasi dari antibodi setelah vaksinasi dan infeksi adekuat
lipopolisakarida. Ini menunjukkan bahwa pada orang dengan DM.
produksi interleukin yang rendah sebagai
konsekuensi dari defek instrinsik pada sel
INFEKSI MAYOR YANG BERHUBUNGAN influenza dibanding pasien non diabetik.
DENGAN DIABETES MELITUS Diabetes juga kondis utama yang ada dan faktor
resiko untuk komplikasi pada pasien infeksi
Beberapa investigator mengklaim bahwa
H1N1.
perbedaan faktor resiko infeksi antara pasien
diabetes dan bukan diabetes ditunjukkan dari Asosiasi diabetes amerika (ADA) dan pusat
studi tidak terkontrol atau studi bias (orang kontrol dan pencegahan penyakit (CDC)
dengan DM memiliki kunjungan medis yang komunite advis praktek imunisasi (ACIP)
dapat meningkatkan probabilitas terdiagnosa merekomendasikan vaksinasi anti-
degan penyakit lain). Namun, kebanyakan studi pneumococcal dan influenza untuk orang
menyimpulkan adanya bukti klinis yang dengan DM. WHO merekomendasikan vaksinasi
menunjukkan prevalensi penyakit infeksi yang virus H1N1, dengan vaksin dosis tunggal untuk
lebih tinggi diantara individu dengan DM. mengurangi morbiditas dan mortalitas terkait
virus.

Vaksin ini menurunkan angka infeksi respirasi,


jumlah dan lama perawatan, kematian yang
disebabkan oleh infeksi traktus respiratorius,
biaya medis terkait influenza dan penumonia.
Meskipun bermanfaat, cakupan vaksin pada
orang dengan DM tetap tidak adekuat.

Tuberculosis

Pada tahun 2009, sekitar 9 juta kasus baru


tuberkulosis yang didiagnosis dan 1,7 juta orang
meninggal akibat infeksi ini. Pasien dengan
diabetes memiliki resiko paling tinggi terhadap
tuberkulosis dibandingkan dengan individu
tanpa DM. beberapa studi melaporkan bahwa
orang dengan DM memilki kemungkinan
berkembang menjadi tuberkulosis resisten obat
dan kergagalan terapi dan kematian lebih sering
Infeksi saluran napas pada pasien seperti ini. Sebagai tambahan,
infeksi tuberkulosis dan terapinya dan
Infeksi traktus respirasi berperan terhadap berkomplikasi pada control glikemik (rifampisin
jumlah signifikan dari kunjungan medis oleh meningkatkan metabolisme obat antidiabetik
orang dengan DM dibanding mereka yang tanpa oral).
DM
Diperkirakan bahwa DM menekan respon imun
Streptococcus pneumoniae dan influenza virus (gangguan kemotaksis, fagosistosis, dan
Infeksi respirasi yang paling sering berhubungan presentasi antigen dalam respon terhadap
dengan DM adalah disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan
Streptococcus pneumoniae dan virus influenza. mempengaruhi fungsi dan proliferasi sel T)
Orang dengan DM 6 kali lebih banyak memfasilitasi infeksi dan progress menjadi
membutuhkan perawatan selama epidemi penyakit simptomatik.
Hubungan antara dua penyakit ini meningkatkan Pasien dengan HIV harus diskrining untuk
beban besar pada sistem kesehatan masyarakat, diabetes pada saat diagnosis, saat onset, dan
khususnya pada negara berkembang dimana selama terapi HAART. Tes toleransi glukosa oral
tuberkulosis merupakan salah satu dari infeksi direkomendasikan untuk menilai resistensi
bakteri yang penting dan prevalensi DM tipe 2 insulin. Terapi DM pada HIV memiliki beberapa
yang meningkat. Oleh karena itu, skrining rutin keterbatasan. Contohnya, metformin
pasien dengan tuberkulosis untuk DM dan merupakan pilihan utama, dimana tidak
pasien DM untuk tuberkulosis harus ditolerasi oleh pasien cachexic atau pada mereka
diimplementasikan. dengan lipoatrofi. Efek samping
thiazolidinediones (seperti mobiditas
Infeksi Lain
kardiovaskular, osteoporosis) dapat mencegah
Human immunodeficiency virus penggunaannya pada pasien HIV dengan DM.
glidin dan sulfonilurea dapat tidak efektif karena
Sekitar 33 juta orang terinfeksi oleh Human resistensi insulin. Oleh karena itu, insulin
immunodeficiency virus (HIV) pada tahun 2007. merupakan pilihan utama untuk diabetes pada
Peninngkatan diagnosis dan terapi telah HIV.
diterjemahkan menjadi peningkatan jumlah
pasien berkembang ke komplikasi kronik
termasuk DM.

Peningkatan resiko diabetes berhubungan


terhadap HIV itu sendiri atau terapi HIV.
Resistensi insulin adalah mekanisme utama yang
mengimplikasi dalam patogenesis diabetes pada
pasien HIV. Resistensi insulin dihasilkan dari
kadar tinggi sitokim inflamasi yang mengganggu
tolenransi glukosa, membuat perkembangan ke
arah DM tipe 2. Lebih awal lagi, beberapa pasien
dilaporkan berkembang menjadi DM tipe 1
autoimun setelah restorasi imun selama terapi
Highly Active Antiretroviral Therapy (HAART).

Faktor resiko DM pada pasien HIV adalah : beban


virus tinggi, jumlah CD4 rendah, durasi infeksi
HIV lebih lama, usia lanjut, jenis kelamin laki-laki,
kelas sosioekonomi rendah dan akumulasi lemak
viseral.

Diabetes empat kali lebih sering pada pasien HIV


yang diterapi HAART. Protease inhibitor
menyebabkan resistensi insulin dengan
mengganggu GLUT-4 dan menghambat reseptor
yang meningkatkan pelepasan asam lemak dan
menginduksi resistensi insulin. NRTI juga
berkontribusi terhadap resistensi insulin.

You might also like