You are on page 1of 3

DIABETES MELLITUS DAN TERAPI INSULIN

Diabetes melitus adalah suatu sindroma klinik yang berlangsung kronis dan progresif ditandai
oleh poliuri, polidipsi, dan polifagi, disertai peningkatan glukosa darah atau hiperglikemia
(glukosa darah puasa e”126 mg/dL atau postprandial e”200 mg/ dL atau glukosa sewaktu e”200
mg/dL) . kondisi ini dapat disebabkan oleh ketidak mampuan pankreas memproduksi insulin
yang cukup, atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif (resistensi insulin).

Insulin merupakan hormon yang terbentuk secara alami dan diproduksi oleh pankreas. Insulin
dibutuhkan untuk mengangkut gula dari darah ke dalam sel-sel tubuh yang kemudian
digunakan untuk menghasilkan energi.
Terapi insulin
Insulin diinjeksikan secara subkutan (di bawah kulit). Lokasi injeksi umumnya di perut,
bokong, paha, dan lengan atas. Dengan menggilir lokasi injeksi, pasien dapat menghindari
lipohipertropi, yaitu peningkatan pertumbuhan atau ukuran sel-sel lemak di bawah kulit. Ketika
terjadi lipohipertropi, area di bawah kulit pada lokasi injeksi menjadi berlemak. Karena itu,
untuk memperoleh laju absorpsi yang baik dan untuk menghindari perubahan pada kulit lokasi
injeksi, penting untuk menggilir lokasi injeksi insulin.
Seperti telah diketahui, pada pasien DM terjadi gangguan pengeluaran insulin basal (puasa)
dan prandial (setelah makan) untuk mempertahankan kadar gula darah dalam batas normal baik
pada keadaan puasa maupun setelah makan. Dengan mengetahui mekanisme tersebut, maka
telah dipahami bahwa hakikat pengobatan DM adalah menurunkan kadar glukosa darah baik
puasa maupun setelah makan. Dalam rangka mencapai sasaran pengobatan yang baik, maka
diperlukan insulin dengan karakteristik insulin menyerupai orang sehat(insulin fisiologis),
yaitu kadar insulin yang sesuai dengan kebutuhan puasa dan setelah makan. Pemberian insulin
basal dan insulin prandial, merupakan salah satu strategi pengobatan untuk memperbaiki kadar
gula darah puasa atau sebelum makan. Oleh karena glukosa darah setelah makan merupakan
keadaan yang dipengaruhi oleh kadar glukosa darah puasa, maka diharapkan dengan
menurunkan kadar glukosa darah basal, kadar glukosa darah setelah makan juga ikut turun.
Tipe Insulin dan Cara Pemberian Insulin
Cara pemberian insulin yang umum dilakukan adalah dengan semprit dan jarum, pen insulin,
atau pompa insulin (CSII). Sampai saat ini, penggunaan CSII di Indonesia masih sangat
terbatas. Pen insulin kini lebih popular dibandingkan semprit dan jarum. Cara penggunaannya
lebih mudah dan nyaman, serta dapat dibawa kemana-mana. Kelemahannya adalah kita tidak
dapat mencampur dua jenis insulin menjadi berbagai kombinasi, kecuali yang sudah tersedia
dalam sediaan tetap (insulin premixed).
Berikut tipe-tipe insulin dan frekuensi penggunaan insulin
Tipe insulin Nama dagang Penjelasan
Rapid-acting insulin analogues Superior Insulin dalam hal
- Aspart Novorapid kecepatan profil aksi kerja
- Lispro Humalog (rapid action)
- Gluisine Apidra dengan penurunan risiko
hipoglikemia
2-5 jam setelah makan atau
malam hari
Premixed insulin/protamin Novolog Mix Biasanya digunakan dua kali
- Aspart+aspartprotamine sehari sebelum sarapan dan
- Lispro+lisproprotamin Humalog Mix makan malam;
menyediakan cakupan post
prandial dengan 2 injeksi per
hari

Long Acting Insulin analogues Lantus - Dapat digunakan dengan 1


- Glargine suntikan per hari pada pasien
- Detem Levemir dengan diabetes tipe 2
reproduktifitas yang sangat
baik dari profil serapan
dalam individu; mungkin
dapat menambah kurangnya
berat badan dibandingkan
dengan insulin lainnya
No recommended Humulin R Novolin R Onset aksi terlalu lambat dan
- Regular human insulin persistensi efeknya
- NPH insulin Humulin N Novolin N terlalu lama untuk meniru
fisiologi prandial yang
normal
Profil; Hasilnya adalah
gangguan efikasi dan
peningkatan
risiko hipoglikemia tertunda
Endocr Prac.2009;15(No.6) Dikutip dari AACE/ACE Consensus Statement,2009

You might also like