You are on page 1of 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN GIZI LANSIA

SATUAN ACARA PENYULUHAN


GIZI LANSIA

Disusun Oleh:
Arina Kusumastuty
P1403153

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
GIZI LANSIA

I. IDENTIFIKASI MASALAH
Mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan hidupnya,
karena di dalam makanan terdapat nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk
melakukan bermetabolisme. Lansia, menurut WHO adalah sesorang yang
berumur 60 tahun ke atas. Masalah gizi yang dihadapi oleh lansia berkaitan erat
dengan menurunnya aktivitas biologis tubuhnya.konsumsi pangan yang kurang
seimbang akan memperburuk kondisinya, yang memang secara alami mengalami
penurunan.
Susunan makanan sehari-hari untuk manula hendaknya tidak terlalu banyak
menyimpang dari kebiasaan makan, serta disesuaikan dengan keadaan
psikologisnya. Pola makan disesuaikan dengan kecukupan gizi yang dianjurkan
dan menu makanannya disesuaikan ketersediaan dan kebiasaan makan tiap
daerah.
Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok
besar, yaitu :

1.) Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah :


Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum,
ubi, roti, singkong dan lain-lain, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup,
madu dan lain-lain.
Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega,
margarine, susu dan hasil olahannya.

2.) Kelompok zat pembangun


Kelompok ini meliputi makanan – makanan yang banyak mengandung protein,
baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur, kacang
kacangan dan olahannya.
3.) Kelompok zat pengatur
Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin dan
mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.
Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari
kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan
kegiatan tubuh dalamkeadaan istirahat, misalnya untuk jantung, usus, pernapasan
dan ginjal.
Pada Ny. SS didapatkan jumlah makanan yang ia konsumsi sangat sedikit.
Klien tidak dapat makan dengan porsi yang banyak. Berdasarkan hal tersebut di
atas penyuluh mengambil topic gizi pada lansia.

II. PENGANTAR
Topik : Gizi Lansia
Sasaran : Ny. S. S
Jam : 15.00 wita
Hari/Tanggal : Jumat, 5 Februari 2016
Waktu : 20 menit
Tempat : Panti Jompo Bhakti Abadi

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan tentang kesehatan lansia diharapkan lansia dapat
memperbaiki kebutuhan gizinya.

IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan lansia mampu memahami
tentang:
1. Kebutuhan gizi pada lansia.
2. Faktor yang mempengaruhi perubahan kebutuhan gizi pada lansia.
3. Masalah Gizi pada Lansia
4. Pemantauan Status Nutrisi
5. Perencanaan Makanan untuk Lansia

V. MATERI
Terlampir

VI. METODE
Ceramah dan diskusi tanya jawab

VII. MEDIA
Lisan
VIII. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. 2 menit Pembukaan :
- Membuka penyuluhan dengan - Menjawab salam
mengucapkan salam dan
memperkenalkan diri
- Mengungkapkan tujuan penyuluhan
yaitu penyuluhan pada lansia tentang
kesehatan pada lansia.
2. 10 Penyampaian Materi
menit Menjelaskan tentang : - Memperhatikan
- Kebutuhan gizi pada lansia
- Menjelaskan tentang faktor yang
mempengaruhi perubahan kebutuhan
gizi pada lansia
- Masalah Gizi pada Lansia
- Pemantauan Status Nutrisi
- Perencanaan Makanan untuk Lansia
3. 5 menit Diskusi :
- Memberi kesempatan pada lansia - Bertanya dan menjawab
untuk bertanya dan memberikan
pertanyaan
4. 3 menit Penutup :
- Menutup pertemuan dengan - Memperhatikan
menyimpulkan materi yang telah - Menjawab salam
dibahas.
- Memberi salam penutup

IX. EVALUASI
Metode Evaluasi : Diskusi dan Tanya jawab
Jenis Pertanyaan : Lisan
Jumlah Pertanyaan : 2 soal
Soal : Terlampir

Lampiran soal
1. Nutrisi apa saja yang sebaiknya dihindari lansia?
2. Contoh menu makan siang yang terjangkau tapi sehat?

Lampiran jawaban
1. Gula dan minuman yang mengandung banyak gula, yang akan mengganggu
transport gula dalam darah, garam dapat mempertinggi resiko penyakit hipertensi,
merokok, minuman beralkohol, lemak hewan (yang menempel pada daging
hewan) karena akan memicu athlerosklerosis (penyumbatan pada pembuluh darah
ke jantung)

2. Contoh menu makan siang yang terjangkau tapi sehat


Jenis Takaran (gram) Takaran saji
Nasi 200 gr (2sendok nasi)
Tahu 25 gr (1 potong)
Pindang 50 gr (1 potong)
Sayur bayam 100 gr (1 mangkok)
Pepaya 100 gr (1 potong)
Susu 100 gr (1 gelas)
LAMPIRAN MATERI
GIZI LANSIA
Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan
kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan
tubuh untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan
kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses
beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya
selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat
memperpanjang usia.

A. Kebutuhan gizi pada lansia

1) Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal
pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan
berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4
kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya.. Kebutuhan kalori untuk
lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila
jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan
berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas.

2) Protein
Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya
akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena
pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah
berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa
penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya
ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa.

3) Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori
yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari
konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan
pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut
adalah asam lemak tidak jenuh. Minyak nabati merupakan sumber asam lemak
tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak
jenuh.

4) Karbohidrat dan serat makanan


Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau
konstipasi (susah BAB). Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan
kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-
buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi
suplemen serat (yang dijual secara komersial), konsumsi serat yang terlalu
banyak, dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga
tidak dapat diserap tubuh.
5) Vitamin dan mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang
mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E
umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan,
khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak
diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan
tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia.

6) Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan
tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu
pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal).
Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.

B. Faktor yang mepengaruhi Kebutuhan Gizi pada Lansia


Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi
pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut.
Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua.
Antara lain :

a. Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan
juga jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan
kering, wajah keriput serta muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada
lansia seringkali terlihat kurus.

b. Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi


mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.

c. Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan


seperti perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB
yang dapat menyebabkan wasir.

d. Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang


aktif dan kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan
sehari-hari.

e. Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan


salah satu masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok
usia lanjut, sehingga usia lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi
minum yang dapat menyebabkan dehidrasi.
C. Masalah Gizi pada Lansia

1.) Gizi berlebih


Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara maju dan kota-kota
besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan
berlebih, apalagi pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya
aktivitas fisik Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit,
misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.

2.) Gizi kurang


Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan
juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang
dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai
dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak
dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun,
kemungkinan akan mudah terkena infeksi.

3.) Kekurangan vitamin


Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah
dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang,
penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak
bersemangat.

D. Pemantauan Status Nutrisi


Penimbangan Berat Badan
Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali,
waspadai peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu.
Peningkatan BB lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan
berat badan dan penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan
kekurangan berat badan.

E. Perencanaan Makanan untuk Lansia

1.) Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang
terdiri dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

2.) Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan
hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering
dengan porsi yang kecil.

3.) Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat
memperlancar pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu
asin akan memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya
darah tinggi.
4.) Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang
berlemak seperti santan, mentega dll.

5.) Bagi pasien lansia yang prose penuaannya sudah lebih lanjut perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a) Makanlah makanan yang mudah dicerna


b) Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan
c) Bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu kurang baik,
makanan harus lunak/lembek atau dicincang
d) Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan.

6.) Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging
rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.

7.) Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau
dipanggang kurangi makanan yang digoreng
Daftar Pustaka

Sediaoetama, Achmad Djaeni. 1996. ILMU GIZI. Jakarta:Dian Rakyat


Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC
http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/02/27/gizi-pada-lansia/

You might also like