Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Ibu Nur Khofidho PDF
Jurnal Ibu Nur Khofidho PDF
2089-7669
ABSTRACT
Remaja adalah masa transisi psi- yang akan dikandungnya kelak (Sri
kologis dan sosial dari kanak-kanak ke Noor V, 2011).
dewasa yang akan berlangsung hingga Status gizi kurang terjadi bila tu-
akhir usia belasan atau awal dua pu- buh kekurangan satu atau lebih zat-zat
luhan. Ada beberapa faktor yang mem- gizi esensial. Faktor primer yang mem-
pengaruhi cepat lambatnya pubertas pengaruhi adalah jika susunan makanan
antara lain nutrisi, genetik, kondisi salah kualitas dan kuantitas yang dise-
kesehatan, sosial, prilaku nutrisi, dan babkan oleh kurangnya penyediaan
faktor lingkungan. Nutrisi merupakan pangan, kurang baiknya distribusi pa-
faktor yang paling kuat dan paling jelas ngan, kemiskinan, ketidaktahuan, kebi-
mempengaruhi pubertas. Perempuan asaan makan yang salah dan sebagai-
sangat peka terhadap gizi karena me- nya. Faktor sekunder meliputi semua
reka akan mengkontribusi pada janin faktor yang menyebabkan zat-zat gizi
35
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 4 April 2013 ISSN.2089-7669
METODE PENELITIAN
Tabel 4.2
Penelitian ini merupakan Peneliti- Distribusi frekuensi Responden Anemia
an kuantitatif dengan studi korelasi meng- Remaja Putri di SMK Swadaya Semarang
gunakan pendekatan cross sectional meng- Tahun 2013
gunakan uji Chi-square
Populasi pada penelitian ini adalah No Anemia F %
1 Anemia 60 71,4
Seluruh remaja putri di SMK Swadaya 2 Tidak anemia 24 28,6
Wilayah Kerja kota Semarang Tahun Total 84 100
2013. Responden yang menjadi sampel
adalah remaja putri yang bersedia men- Berdasarkan tabel 4.2 menun-
jadi responden dan sesuai dengan kri- jukan bahwa dari 84 responden, yang
teria inklusi dan menggunakan metode memiliki status gizi kurang atau kurus
sample random sampling. sebanyak 44 orang (52,4%) sedangkan
Pengumpulan data dilakukan dengan responden yang memiliki status gizi
cara menimbang satu persatu BB res- normal yaitu sebanyak 36 orang (42,9%),
ponden dengan timbangan injak, me- dan responden yang memiliki status
ngukur TB dengan microtoise dan gizi lebih atau gemuk sebanyak 4 orang
memeriksa kadar Hb dengan Hb digital (4,8%).
dan mencatat hasil pengukuran satu Berdasarkan tabel 4.3 menun-
persatu. Pengukuran yang dimaksud ada- jukan bahwa dari 84 responden, yang
lah pengukuran BB, TB, dan kadar Hb. mengalami anemi yaitu 60 orang
Analisis univariat dilakukan untuk (71,4%) sedangkan yang tidak ane-mia
menggambarkan status gizi dan anemia sebanyak 24 orang (28,6%).
responden menggunakan tabel freku-
Tabel 4.3
ensi. Analisis bivariat menggunakan uji Hubungan Antara Status Gizi Dengan
Chi-squareTest untuk mengetahui hu- Kejadian Anemia Di SMK Swadaya
bungan anatara status gizi dengan Semarang 2013
kejadian anemia pada remaja putri.
Anemia Pada remaja
N Status Tidak Jmlh
HASIL DAN PEMBAHASAN o Gizi Anemia
anemia
Berikut akan diuaraikan hasil pe- F % F % F %
1 Krs
nelitian tentang kejadian anemi di- 37 61,7 7 29,2 44 52,4
masyarakat khususnya yang terjadi 2 Nml
pada responden. 22 36,7 14 58,3 36 42,9
3 Gmk
Analisa Data. 1 1,7 3 12,5 4 4,8
gizi kurus dan tidak anemia sebanyak 7 Hasil analisis hubungan antara
orang (29,2%), sedangkan remaja yang Status Gizi dengan anemia pada remaja
memiliki status gizi normal dan tidak putri di SMK Swadaya Tahun 2013.
anemia 14 orang (58,3%) lebih banyak diperoleh bahwa proporsi re-maja de-
dibandingkan dengan remaja yang ngan status gizi kurus + gemuk (tidak
memiliki status gizi normal dan anemia baik) dan anemia yaitu 38 orang
sebanyak 22 orang (36,7%). Sedang- (63,3%) lebih banyak di bandingkan
kan remaja yang memiliki status gizi dengan remaja yang memiliki status
gemuk dan anemia satu orang (1,7%) gizi tidak baik dan tidak anemia
lebih sedikit dibanding remaja yang sebanyak 10 orang (41,7%), sedangkan
memiliki status gizi gemuk dan tidak remaja yang memiliki status gizi
anemia sebanyak 3 orang (12,5%). normal dan tidak anemia sebanyak 14
Hubungan Status Gizi dengan orang (58,3%) lebih banyak diban-
anemia pada remaja putri dilakukan dingkan remaja yang memiliki status
penggabungan sel karena pada tabel 3 x gizi normal dan anemia sebanyak 22
2 terdapat 2 sel (33,3%) dengan nilai orang (36,7%). Namun berdasarkan
harapan (E) < 5 yaitu 2,9 pada status hasil uji statistik tidak ada hubungan
gizi gemuk dan anemia serta 1,1 pada yang bermakna antara status gizi dan
status gizi gemuk dan tidak anemia. anemia (ρ value = 0,089 > 0,05).
Menurut Hastono (2001) jika ada sel
yang mempunyai nilai harapan (ekspetasi) PEMBAHASAN
<5 lebih dari 20% jumlah seluruh sel
maka peneliti harus menggabungkan Status Gizi
kategori yang berdekatan dalam rangka Berdasarkan hasil penelitian dari
memperbesar frekuensi harapan dari 84 responden di SMK Swadaya Sema-
sel-sel tersebut yaitu dengan mengga- rang pada tabel 4.2 dapat dijelaskan
bungkan baris atau kolom sehingga bahwa sebagian responden mempunyai
tidak ada sel yang memiliki ekspetasi status gizi kurus yaitu sebanyak 44
<5. Setelah dila-kukan penggabungan orang (52,4%). Dari data frekuensi pola
pada kategori status gizi kurus dan makan responden didapatkan hasil
gemuk, meng-hasilkan tabel 2 x 2. sebagian besar responden memiliki
Berikut adalah tabel hubungan antara pola makan yang tidak teratur, asupan
status Gizi dengan kejadian anemia zat makanan dan jumlah kalori yang
pada remaja putri setelah dilakukan tidak adekuat ini dapat menyebabkan
penggabungan sel : gangguan status gizi, hal ini sesuai
Tabel 4.4
dengan pendapat Merryana (2012)
Hubungan Antara Status Gizi Dengan yang me-nyebutkan bahwa status gizi
Kejadian Anemia Di SMK Swadaya kurang atau kurus disebabkan karena
Semarang 2013
Anemia Pada remaja
pola makan yang tidak benar, kebiasa-
No
Status
Anemia
Tidak Jumlah an makan yang buruk, dan ketidak-
Gizi anemia sukaan yang berlebihan terhadap ma-
F % F % F %
1 Krs + kanan tertentu. Tubuh yang langsing
38 63,3 10 41,7 48 57,1
Gmk sering menjadi idaman bagi para
2 Normal 22 36,7 14 58,3 36 47,6
Total 60 100 24 100 84 100 remaja terutama wanita remaja hal ini
α = 0,05 ρ value = 0,089 sering menjadi fakor penyebab ter-
jadinya defisiensi zat gizi, karena untuk
38
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 4 April 2013 ISSN.2089-7669
39
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 4 April 2013 ISSN.2089-7669
dengan kejadian anemia hal ini sama putri, adapun kesimpulan dapat dije-
dengan sebuah studi di Massachusets laskan sebagai berikut:
Dandekar US. Asso-ciation between a. Postur tubuh yang kurus banyak
serum ferritin and body composition in didominasi oleh remaja dengan
young women [Thesis]. Amherst: asumsi postur tubuh yang ideal
University of Massachusetts Amherst adalah postur tubuh yang langsing,
(2009) yang juga menunjukan tidak untuk mendapatkan postur tubuh
mendapatkan hubungan yang bermakna yang diinginkan banyak remaja
antara IMT dan persen lemak tubuh yang tidak memperhatikan asupan
dengan kadar ferritin. Berdasarkan makanan dan kebutuhan gizinya.
hasil penelitian Anindya (2011) dengan b. Sebagian besar responden menga-
judul “Hubungan Status Antropometri lami anemia karena mereka mem-
Dan Asupan Gizi. punyai pola makan yang buruk
Dengan Kadar Hb Dan Ferri-tin dalam jumlah, jenis, dan fre-
Remaja Putri” yang dilakukan di pede- kuensinya, nutrisi yang zat besi
saan Wardha, dengan hasil tidak di- yang masuk tidak sesuai dengan
dapatkan asosiasi yang bermakna an- yang dibutuhkan oleh tubuh, hal
tara IMT dengan anemia. Pada studi ini menyebabkan defisiensi absor-
yang juga dilakukan di Amerika pada psi fe yang akhirnya menyebabkan
anak-remaja usia 2-16 tahun, dimana anemia.
pada studi ini ditemukan bahwa anak c. Tidak ada hubungan antara status
dan remaja dengan status gizi over- gizi dengan anemia pada remaja
weight (per-sentil IMT ≥ 95 %) dan putri di SMK Swadaya Se-marang
berisiko overweight (persentil IMT ≤ tahun 2013 dengan nilai sign-
85 <95 %) berisiko mengalami defi- ifikansi ρ value = 0,089 (>0,05) .
siensi besi. Beberapa faktor diusulkan
un-tuk menjelaskan adanya hubungan SARAN
antara defisiensi besi dengan over- a. Bagi seluruh responden remaja putri
weight diantaranya adalah pengaruh Dari hasil penelitian menunjuk-an
genetik, ketidakaktifan fisik, asupan bahwa masih banyak respon-den
yang tidak adekuat dimana terbatasnya yang memiliki kebiasaan pola
asupan makanan yang kaya dengan makan yang kurang baik dan
besi. Ras juga diduga mempengaruhi sebaiknya remaja putri me-ngubah
hubungan antara status besi, dalam hal pola makannya, sehing-ga asupan
ini ferritin, karena pada ras tertentu makanan terjadi se-cara adekuat
kadar ferritin lebih tinggi dari ras dan zat makanan yang dikonsumsi
lainnya. Kadar ferritin juga dipengaruhi dapat diserap secara sempurna
oleh adanya infla-masi dalam tubuh. dalam tubuh.
b. Bagi responden remaja putri yang
SIMPULAN mengalami anemia
Berdasarkan hasil penelitian dan Responden sebaiknya memerik-
pembahasan maka dapat disim-pulkan sakan diri ke tempat pelayanan
dengan tabulasi silang. Hasil tabulasi kesehatan agar dapat diketahui
silang tersebut yaitu adanya hubungan penyebab anemia yang mereka
antara pola makan dan status gizi derita sehingga dapat segera dio-
dengan kejadian anemia pada remaja bati.
40
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 4 April 2013 ISSN.2089-7669
41
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 4 April 2013 ISSN.2089-7669
42