You are on page 1of 30

ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

PENGENDALIAN KUALITAS KEMASAN PLASTIK


POUCH MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCCES
CONTROL (SPC) DI PT INCASI RAYA PADANG
Rendy Kaban
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang

Email: rendhy_ntoro@cutey.com

Abstract
PT Incasi Raya is one of the major companies in Indonesia which produce edible oils. One of
the stages in the production activities are packaging products. Used packaging made of
plastic material, with the capacity and different type. Plastic pouch is one of the few types of
packaging used in the packaging of edible oils. Quality packaging affects the distribution of
production to the consumer. If the packaging is damaged, then the product can not be
distributed to consumers. Therefore, the quality of the packaging must be kept for the
successful marketing of the product. One way to implement a quality control methods
Statistical Processing Control (SPC). The data used in this study is a secondary data provided
by the company. Data collected is the number of production reject every month in packaging
activities. The data processing of the data collection that is making control map p. The
results of data processing show that many reject the production of packaging that are
outside the control limits. Data that are outside the control limits indicates there is a problem
in the quality control of the company. Of all types of packaging, only one or two months of
production reject packs that are in the control limits. This suggests that the dominant
packaging reject each month of production is outside the control limits. Reject the production
was analyzed using a causal diagram. Factors influencing the presence reject packaging
production is based on the analysis of human, machine, environment, materials, and
methods within the company. After analyzing of the causal diagram, the data is revision.
Making a map of the proposed p controls the data that has been revised is the end result of
the data processing is done. Quality control companies are advised to be on the boundary
control such as control map p recommended.
Keyword : Reject Production, Packaging, Control Limits, Plastik, Edible Oils

Abstrak
PT Incasi Raya merupakan salah satu perusahaan besar di Indonesia yang memproduksi
minyak goreng. Salah satu hal tahapan dalam kegiatan produksinya adalah pengemasan
produk. Kemasan yang digunakan terbuat dari bahan plastik, dengan kapasitas dan jenis
yang berbeda-beda. Plastik pouch merupakan salah satu dari beberapa jenis kemasan yang
digunakan dalam pengemasan minyak goreng. Kualitas kemasan sangat berpengaruh
terhadap pendistribusian hasil produksi kepada konsumen. Apabila kemasan mengalami
kerusakan, maka produk tersebut tidak dapat didistribusikan kepada konsumen. Oleh karena
itu, kualitas dari kemasan harus dijaga untuk keberhasilan pemasaran produk. Salah satu
cara pengendalian kualitas menerapkan metode Statistical Processing Control (SPC). Data
yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diberikan oleh perusahaan.
Data yang dikumpulkan adalah jumlah reject produksi setiap bulan dalam kegiatan
pengemasan. Pengolahan data dilakukan dari pengumpulan data yaitu pembuatan peta
kontrol p. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa banyak kemasan reject produksi yang
berada diluar batas kontrol. Data yang berada diluar batas kontrol menandakan terdapat
masalah pada pengendalian kualitas perusahaan. Dari semua jenis kemasan, hanya satu
atau dua bulan saja jumlah kemasan reject produksi yang berada dalam batas kontrol. Hal
ini menunjukkan bahwa dominan tiap bulannya kemasan reject produksi berada diluar batas
kontrol. Terjadinya reject produksi dianalisis menggunakan diagram sebab akibat. Faktor-
faktor yang mempengaruhi adanya kemasan reject produksi berdasarkan analisis adalah
manusia, mesin, lingkungan, material, dan metode dalam perusahaan. Setelah dilakukan

518 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 1, April 2014:518-547


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

analisis dengan diagram sebab akibat, dilakukan revisi data. Pembuatan peta kontrol p
usulan dari data yang telah direvisi merupakan hasil akhir dari pengolahan data yang
dilakukan. Pengendalian kualitas perusahaan disarankan berada pada batas kendali seperti
peta kontrol p usulan.
Kata Kunci : Reject Produksi, Kemasan, Batas Kontrol, Plastik, Minyak Goreng

1. PENDAHULUAN produksi perusahaan tersebut selalu tinggi di


pasaran. Oleh karena itu, kualitas produk
Pendahuluan berisikan latar belakang,
yang dihasilkan harus di jaga agar
perumusan masalah, tujuan penelitian dan
pelanggan merasa puas menggunakan
batasan masalah pada penyelesaian kasus.
produk tersebut. Kualitas minyak goreng
yang dihasilkan cukup memuaskan di
1.1 Latar Belakang
pasaran, namun salah satu kendala adalah
Saat ini, berbagai perusahaan industri kualitas kemasan yang kurang bagus
sedang mengalami perkembangan yang sehingga hasil produksi yang dihasilkan tidak
sangat pesat, terutama dalam bidang sesuai dengan target produksi. Pengendalian
manufaktur dan jasa. Oleh karena kualitas terhadap kemasan minyak goreng
perkembangan yang sangat pesat, setiap tersebut harus diperhatikan, hal ini karena
perusahaan memiliki pesaing yang apabila produk telah dibawa ke pasaran
memproduksi produk yang sama dengan namun masih mengandung kemasan yang
produk yang dihasilkan. Untuk menarik rusak maka konsumen akan mengembalikan
perhatian konsumen, berbagai cara produk tersebut ke perusahaan. Kemasan
dilakukan oleh perusahaan, seperti rusak minyak goreng dapat terjadi karena
meningkatkan kualitas produk, memberi kerusakan pada proses produksi (reject
variasi produk, produk yang dihasilkan produksi) maupun kerusakan oleh pabrik
memiliki keunikan, sehingga konsumen (reject pabrik). Hal ini sangat perlu
merasa tertarik. Dari uraian tersebut, diperhatikan agar pelanggan tidak kecewa
konsumen biasanya lebih mengutamakan menggunakan produk yang dihasilkan oleh
kualitas produk yang dihasilkan. Agar perusahaaan.
kualitas produk yang dihasilkan lebih Pengendalian mutu merupakan teknik
maksimal, diperlukan suatu metode dan kegiatan operasional yang digunakan
pengendalian mutu untuk meningkatkan untuk memenuhi persyaratan mutu. Dalam
kualitas produksi. pengendalian mutu banyak metode yang
Setiap perusahaan memiliki batas dapat digunakan dalam penyelesaian
toleransi terhadap kualitas produk yang ia masalah kualitas produk. Metode yang
miliki. Apabila kualitas produk berada di luar digunakan kali ini adalah metode SPC
batas toleransi maka perusahaan harus (Statistical Processing Control). SPC
mengendalikan keadaan tersebut agar (Statistical Processing Control) merupakan
perusahaan tidak mengalami kerugian. suatu teknik statistik yang digunakan secara
Kualitas produk tidak sesuai dengan yang luas untuk memastikan bahwa proses
diharapkan dapat terjadi karena kesalahan memenuhi standar. Pengendalian kualitas
yang terjadi pada mesin, operator, maupun yang digunakan dalam melaksanakan
lingkungan kerja. Jika kesalahan terjadi pengendalian kualitas pada PT. Incasi Raya
pada mesin, maka harus dilakukan suatu dilakukan secara atribut, yaitu pengukuran
tindakan perbaikan pada mesin, begitu juga kualitas terhadap karakteristik produk yang
dengan operator dan lingkungan kerja, jika tidak dapat atau sulit diukur. Karakteristik
kesalahan terjadi pada bagian ini, maka yang dimaksud disini adalah kualitas produk
perusahaan harus melakukan suatu yang baik atau cacat.
perbaikan terhadap operator dan lingkungan
pekerjaan. 1.2 Perumusan Masalah
PT. Incasi Raya merupakan suatu
Perumusan masalah yang akan dibahas di
perusahaan manufaktur yang memproduksi
dalam laporan kerja praktek ini adalah
minyak goreng untuk memenuhi kebutuhan
apakah pengendalian kualitas kemasan
hidup manusia. Minyak goreng yang
plastik pouch pada PT. Incasi Raya berada
dihasilkan disebarkan ke banyak daerah di
dalam batas kendali, apa saja faktor-faktor
Indonesia, baik yang di daerah Sumatera
yang menyebabkan terjadinya reject
Barat maupun diluar dari daerah Sumatera
produksi dan bagaimana tindakan terhadap
Barat. Permintaan pasar terhadap hasil
reject produksi.

Pengendalian Kualitas Kemasan....(Kaban) 519


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

1.3 Tujuan Penelitian Menurut Juran adapun pengertian


Tujuan penelitian dalam penulisan kualitas menurut para ahli sebagai berikut
laporan kerja praktek ini sebagai berikut: [6]:
1. Menganalisa pengendalian kualitas 1. Kualitas adalah keseluruhan fitur dan
kemasan plastik pouch pada PT. Incasi karakteristik produk atau jasa yang
Raya terhadap batas kendali. mampu memuaskan kebutuhan yang
2. Menganalisa hal-hal yang menyebabkan terlihat atau yang tersamar.
terjadinya reject produksi kemasan 2. Kualitas adalah “conformance to
plastik pouch pada PT. Incasi Raya. requirement”, yaitu sesuai dengan yang
diisyaratkan atau distandarkan. Suatu
1.4 Batasan Masalah Produk memiliki kualitas apabila sesuai
dengan standar kualitas yang telah
Batasan masalah pada pembuatan
ditentukan.
laporan kerja praktek ini adalah :
3. Kualitas adalah kesesuaian dengan
1. Penelitian dilakukan hanya pada reject
kebutuhan pasar.
produksi, tanpa melibatkan reject pabrik.
4. Kualitas suatu produk adalah keadaan
2. Kemasan yang diteiliti hanya terhadap
fisik, fungsi, dan sifat suatu produk
kemasan plastik pouch.
bersangkutan yang dapat memenuhi
selera dan kebutuhan konsumen dengan
memuaskan sesuai dengan nilai uang
2. TINJAUAN PUSTAKA
yang telah dikeluarkan.
Adapun teori-teori yang melandasi
penyelesaian laporan kerja praktek ini Kualitas tidak bisa dipandang sebagai
sebagai berikut: suatu ukuran yang sempit, yaitu kualitas
produk semata-mata. Hal itu bisa dilihat dari
2.1 Kualitas beberapa pengertian tersebut diatas, dimana
kualitas tidak hanya kualitas produk saja
Kualitas merupakan suatu istilah relatif akan tetapi sangat kompleks karena
yang sangat bergantung pada situasi. melibatkan seluruh aspek dalam organisasi
Ditinjau dari pandangan konsumen, secara serta diluar organisasi. Meskipun tidak ada
subyektif orang mendefinisikan kualitas definisi mengenai kualitas yang diterima
adalah sesuatu yang cocok dengan selera secara universal, namun dari beberapa
(fitness for use). Produk dikatakan definisi kualitas menurut para ahli di atas
berkualitas apabila produk tersebut terdapat beberapa persamaan, sebagaimana
mempunyai kecocokan penggunaan bagi yang diringkas dalam Nasution yaitu:
dirinya. Pandangan lain mengatakan kualitas kualitas mencakup usaha memenuhi atau
adalah barang atau jasa yang dapat melebihi harapan pelanggan, kualitas
menaikkan status pemakai. Ada juga yang mencakup produk, tenaga kerja, proses dan
mengatakan barang atau jasa yang lingkungan, dan kualitas merupakan kondisi
memberikan manfaat pada pemakai yang selalu berubah (misalnya apa yang
(measure of utility and usefulness). Kualitas dianggap merupakan kualitas saat ini
barang atau jasa dapat berkenaan dengan mungkin dianggap kurang berkualitas pada
keandalan, ketahanan, waktu yang tepat, masa mendatang)[8].
penampilannya, integritasnya,
kemurniannya, individualitasnya, atau 2.2 Pengendalian Kualitas
kombinasi dari berbagai faktor tersebut [2].
Uraian di atas menunjukkan bahwa Pengendalian kualitas merupakan salah
pengertian kualitas dapat berbeda-beda satu teknik yang perlu dilakukan mulai dari
pada setiap orang pada waktu khusus sebelum proses produksi berjalan, pada saat
dimana kemampuannya (availability), proses produksi, hingga proses produksi
kinerja (performance), keandalan berakhir dengan menghasilkan produk akhir.
(reliability), kemudahan pemeliharaan Pengendalian kualitas dilakukan agar dapat
(maintainability) dan karakteristiknya dapat menghasilkan produk berupa barang atau
diukur. Ditinjau dari sudut pandang jasa yang sesuai dengan standar yang
produsen, kualitas dapat diartikan sebagai diinginkan dan direncanakan, serta
kesesuaian dengan spesifikasinya. Suatu memperbaiki kualitas produk yang belum
produk akan dinyatakan berkualitas oleh sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
produsen, apabila produk tersebut telah dan sebisa mungkin mempertahankan
sesuai dengan spesifikasinya [6]. kualitas yang sesuai. Adapun pengertian
pengendalian menurut para ahli adalah
sebagai berikut:

520 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 1, April 2014:518-547


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

1. Pengendalian dan pengawasan adalah dengan rencana yang telah ditetapkan,


kegiatan yang dilakukan untuk menjamin dimana penyimpangan-penyimpangan yang
agar kepastian produksi dan operasi yang terjadi diusahakan diminimumkan.
dilaksanakan sesuai dengan apa yang Pengendalian kualitas juga menjamin barang
direncanakan dan apabila terjadi atau jasa yang dihasilkan dapat
penyimpangan, maka penyimpangan dipertanggungjawabkan seperti halnya pada
tersebut dapat dikoreksi sehingga apa pengendalian produksi, dengan demikian
yang diharapkan dapat tercapai [9]. antara pengendalian produksi dan
2. Pengendalian kualitas adalah pengawasan pengendalian kualitas erat kaitannya dalam
mutu, merupakan usaha untuk pembuatan barang.
mempertahankan mutu/kualitas barang
yang dihasilkan, agar sesuai dengan 2.4 Faktor-Faktor Pengendalian
spesifikasi produk yang telah ditetapkan Kualitas
berdasarkan kebijaksanaan pimpinan
Menurut Montgomery faktor-faktor yang
perusahaan [9].
mempengaruhi pengendalian kualitas yang
3. Pengendalian Kualitas adalah teknik dan
dilakukan perusahaan adalah [7]:
aktivitas operasional yang digunakan
1. Kemampuan Proses, batas-batas yang
untuk memenuhi standar kualitas yang
ingin dicapai haruslah disesuaikan
diharapkan.” Berdasarkan pengertian di
dengan kemampuan proses yang ada.
atas, maka dapat ditarik kesimpulan
Tidak ada gunanya mengendalikan suatu
bahwa pengendalian kualitas adalah
proses dalam batas-batas yang melebihi
suatu teknik dan aktivitas/tindakan yang
kemampuan atau kesanggupan proses
terencana yang dilakukan untuk
yang ada.
mencapai, mempertahankan, dan
2. Spesifikasi yang berlaku, Spesifikasi hasil
meningkatkan kualitas suatu produk dan
produksi yang ingin dicapai harus dapat
jasa agar sesuai dengan standar yang
berlaku, bila ditinjau dari segi
telah ditetapkan dan dapat memenuhi
kamampuan proses dan keinginan atau
kepuasan konsumen [3].
kebutuhan konsumen yang ingin dicapai
dari hasil produksi tersebut. Dalam hal ini
2.3 Tujuan Pengendalian Kualitas
haruslah dapat dipastikan dahulu apakah
Menurut Assauri adapun tujuan dari spesifikasi tersebut dapat berlaku dari
pengendalian kualitas adalah [9]: kedua segi yang telah disebutkan di atas
1. Agar barang hasil produksi dapat sebelum pengendalian kualitas pada
mencapai standar kualitas yang telah proses dapat dimulai.
ditetapkan. 3. Tingkat ketidaksesuaian yang dapat
2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat diterima, Tujuan dilakukannya
menjadi sekecil mungkin. pengendalian suatu proses adalah dapat
3. Mengusahakan agar biaya desain dari mengurangi produk yang berada di
produk dan proses dengan bawah standar seminimal mungkin.
menggunakan kualitas produksi tertentu Tingkat pengendalian yang diberlakukan
dapat menjadi sekecil mungkin. tergantung pada banyaknya produk yang
4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat berada dibawah standar yang dapat
menjadi serendah mungkin. diterima.
4. Biaya kualitas, biaya kualitas sangat
Tujuan utama pengendalian kualitas mempengaruhi tingkat pengendalian
adalah untuk mendapatkan jaminan bahwa kualitas dalam menghasilkan produk
kualitas produk atau jasa yang dihasilkan dimana biaya kualitas mempunyai
sesuai dengan standar kualitas yang telah hubungan yang positif dengan
ditetapkan dengan mengeluarkan biaya yang terciptanya produk yang berkualitas.
ekonomis atau serendah mungkin.
Pengendalian kualitas tidak dapat dilepaskan 2.5 Langkah - Langkah Pengendalian
dari pengendalian produksi, karena Kualitas
pengendalian kualitas merupakan bagian
Standarisasi sangat diperlukan sebagai
dari pengendalian produksi. Pengendalian
tindakan pencegahan untuk memunculkan
produksi baik secara kualitas maupun
kembali masalah kualitas yang pernah ada
kuantitas merupakan kegiatan yang sangat
dan telah diselesaikan. Hal ini sesuai dengan
penting dalam suatu perusahaan. Hal ini
konsep pengendalian mutu berdasarkan
disebabkan karena kegiatan produksi yang
sistem manajemen mutu yang berorientasi
dilaksanakan akan dikendalikan, supaya
pada strategi pencegahan, bukan pada
barang atau jasa yang dihasilkan sesuai
strategi pendeteksian saja. Berikut ini adalah

Pengendalian Kualitas Kemasan....(Kaban) 521


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

langkah-langkah yang sering digunakan masalah yang ada diisi dalam suatu
dalam analisis dan solusi masalah mutu [7]: formulir daftar rencana tindakan.
1. Memahami kebutuhan peningkatan 5. Melaksanakan perbaikan
kualitas. Implementasi rencana solusi terhadap
Langkah awal dalam peningkatan kualitas masalah mengikuti daftar rencana
adalah bahwa manajemen harus secara tindakan peningkatan kualitas. Dalam
jelas memahami kebutuhan untuk tahap pelaksanaan ini sangat dibutuhkan
peningkatan mutu. Manajemen harus komitmen manajemen dan karyawan
secara sadar memiliki alasan-alasan serta partisipasi total untuk secara
untuk peningkatan mutu dan peningkatan bersama-sama menghilangkan akar
mutu merupakan suatu kebutuhan yang penyebab dari masalah kualitas yang
paling mendasar. Tanpa memahami telah teridentifikasi.
kebutuhan untuk peningkatan mutu, 6. Meneliti hasil perbaikan.
peningkatan kualitas tidak akan pernah Setelah melaksanakan peningkatan
efektif dan berhasil. Peningkatan kualitas kualitas perlu dilakukan studi dan
dapat dimulai dengan mengidentifikasi evaluasi berdasarkan data yang
masalah kualitas yang terjadi atau dikumpulkan selama tahap pelaksanaan
kesempatan peningkatan apa yang untuk mengetahui apakah masalah yang
mungkin dapat dilakukan. Identifikasi ada telah hilang atau berkurang. Analisis
masalah dapat dimulai dengan terhadap hasil-hasil temuan selama tahap
mengajukan beberapa pertanyaan pelaksanaan akan memberikan
dengan menggunakan alat-alat bantu tambahan informasi bagi pembuatan
dalam peningkatan kualitas seperti keputusan dan perencanaan peningkatan
brainstromming, check Sheet, atau berikutnya.
diagram Pareto. 7. Menstandarisasikan solusi terhadap
2. Menyatakan masalah kualitas yang ada. masalah.
Masalah-masalah utama yang telah Hasil-hasil yang memuaskan dari
dipilih dalam langkah pertama perlu tindakan pengendalian kualitas harus
dinyatakan dalam suatu pernyataan yang distandarisasikan, dan selanjutnya
spesifik. Apabila berkaitan dengan melakukan peningkatan terus-menerus
masalah kualitas, masalah itu harus pada jenis masalah yang lain.
dirumuskan dalam bentuk informasi- Standarisasi dimaksudkan untuk
informasi spesifik jelas tegas dan dapat mencegah masalah yang sama terulang
diukur dan diharapkan dapat dihindari kembali.
pernyataan masalah yang tidak jelas dan 8. Memecahkan masalah selanjutnya.
tidak dapat diukur. Setelah selesai masalah pertama,
3. Mengevaluasi penyebab utama selanjutnya beralih membahas masalah
Penyebab utama dapat dievaluasi dengan selanjutnya yang belum terpecahkan (jika
menggunakan diagram sebab-akibat dan ada).
menggunakan teknik brainstromming.
Dari berbagai faktor penyebab yang ada, 2.6 Alat Bantu dalam Pengendalian
kita dapat mengurutkan penyebab- Kualitas
penyebab dengan menggunakan diagram
Pengendalian kualitas secara statistik
pareto berdasarkan dampak dari
dengan menggunakan SPC (Statistical
penyebab terhadap kinerja produk,
Processing Control) mempunyai 7 alat
proses, atau sistem manajemen mutu
statistik utama yang dapat digunakan
secara keseluruhan.
sebagai alat bantu untuk mengendalikan
4. Merencanakan solusi atas masalah.
kualitas, antara lain yaitu; check Sheet,
Diharapkan rencana penyelesaian
histogram, control chart, diagram pareto,
masalah berfokus pada tindakan-tindakan
diagam sebab akibat, scatter diagram, dan
untuk menghilangkan akar penyebab dari
diagram proses [5].
masalah yang ada. Rencana peningkatan
untuk menghilangkan akar penyebab

522 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 1, April 2014:518-547


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Gambar 1. Alat Bantu Pengendalian Kualitas

1. Lembar Pemeriksaan (Check Sheet) c. Menyusun data secara otomatis


Check Sheet atau lembar pemeriksaan sehingga lebih mudah untuk
merupakan alat pengumpul dan dikumpulkan.
penganalisis data yang disajikan dalam d. Memisahkan antara opini dan fakta.
bentuk tabel yang berisi data jumlah
barang yang diproduksi dan jenis 2. Diagram Sebar (Scatter Diagram)
ketidaksesuaian beserta dengan jumlah Scatter diagram atau disebut juga
yang dihasilkannya. dengan peta korelasi adalah grafik yang
Tujuan digunakannya check sheet ini menampilkan hubungan antara dua
adalah untuk mempermudah proses variabel apakah hubungan antara dua
pengumpulan data dan analisis, serta variabel tersebut kuat atau tidak, yaitu
untuk mengetahui area permasalahan antara faktor proses yang mempengaruhi
berdasarkan frekuensi dari jenis atau proses dengan kualitas produk. Pada
penyebab dan mengambil keputusan dasarnya diagram sebar (scatter
untuk melakukan perbaikan atau tidak. diagram) merupakan suatu alat
Pelaksanaannya dilakukan dengan cara interpretasi data yang digunakan untuk
mencatat frekuensi munculnya menguji bagaimana kuatnya hubungan
karakteristik suatu produk yang antara dua variabel dan menentukan
berkenaan dengan kualitasnya. Data jenis hubungan dari dua variabel
tersebut digunakan sebagai dasar untuk tersebut, apakah positif, negatif, atau
mengadakan analisis masalah kualitas. tida ada hubungan. Dua variabel yang
Adapun manfaat dipergunakannya check ditunjukkan dalam diagram sebar dapat
sheet yaitu sebagai alat untuk : berupa karakteristik kuat dan faktor yang
a. Mempermudah pengumpulan data mempengaruhinya.
terutama untuk mengetahui
bagaimana suatu masalah terjadi. 3. Diagram Sebab-Akibat (Cause and Effect
b. Mengumpulkan data tentang jenis Diagram)
masalah yang sedang terjadi. Diagram ini disebut juga diagram tulang
ikan (fishbone chart) dan berguna untuk

Pengendalian Kualitas Kemasan....(Kaban) 523


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

memperlihatkan faktor-faktor utama digunakan pertama kali oleh Joseph


yang berpengaruh pada kualitas dan Juran. Diagram pareto adalah grafik
mempunyai akibat pada masalah yang balok dan grafik baris yang
kita pelajari. Selain itu, kita juga dapat menggambarkan perbandingan masing-
melihat faktor-faktor yang lebih terperinci masing jenis data terhadap keseluruhan.
yang berpengaruh dan mempunyai akibat Dengan memakai diagram pareto, dapat
pada faktor utama tersebut yang dapat terlihat masalah mana yang dominan
kita lihat pada pnah-panah yang sehingga dapat mengetahui prioritas
berbentuk tulang ikan. penyelesaian masalah. Fungsi Diagram
Diagram sebab-akibat ini pertama kali pareto adalah untuk mengidentifikasi
dikembangkan pada tahun 1950 oleh atau menyeleksi masalah utama untuk
seorang pakar kualitas dari Jepang yaitu peningkatan kualitas dari yang paling
Dr. Kaoru Ishikawa yang menggunakan besar ke yang paling kecil.
uraian grafis dari unsur-unsur proses
untuk menganalisa sumber-sumber 5. Diagram Alir/ Diagram Proses (Process
potensial dari penyimpangan proses. Flow Chart)
Faktor-faktor penyebab utama ini dapat Diagram alir secara grafis menunjukkan
dikelompokkan dalam : sebuah proses atau sistem dengan
a. Material (bahan baku). menggunakan kotak dan garis yang
b. Machine (mesin). saling berhubungan. Diagram ini cukup
c. Man (tenaga kerja). sederhana, tetapi merupakan alat yang
d. Method (metode). sangat baik untuk mencoba memahami
e. Environment (lingkungan). sebuah proses atau menjelaskan
langkah-langkah sebuah proses.
Adapun kegunaan dari diagram sebab-
akibat adalah: 6. Histogram
a. Membantu mengidentifikasi akar Histogram adalah suat alat yang
penyebab masalah. membantu untuk menentukan variasi
b. Menganalisa kondisi yang sebenarnya dalam proses. Berbentuk diagram batang
yang bertujuan untuk memperbaiki yang menunjukkan tabulasi dari data
peningkatan kualitas. yang diatur berdasarkan ukurannya.
c. Membantu membangkitkan ide-ide Tabulasi data ini umumnya dikenal
untuk solusi suatu masalah. dengan distribusi frekuensi. Histogram
d. Membantu dalam pencarian fakta lebih menunjukkan karakteristik-karakteristik
lanjut. dari data yang dibagi-bagi menjadi kelas-
e. Mengurangi kondisi-kondisi yang kelas. Histogram dapat berbentuk
menyebabkan ketidaksesuaian produk “normal” atau berbentuk seperti lonceng
dengan keluhan konsumen. yang menunjukkan bahwa banyak data
f. Menentukan standarisasi dari operasi yang terdapat pada nilai rata-ratanya.
yang sedang berjalan atau yang akan Bentuk histogram yang miring atau tidak
dilaksanakan. simetris menunjukkan bahwa banyak
g. Merencanakan tindakan perbaikan. data yang tidak berada pada nilai rata-
ratanya tetapi kebanyakan data nya
Adapun langkah-langkah dalam membuat berada pada batas atas atau bawah.
diagram sebab akibat adalah sebagai
berikut: 7. Peta Kendali (Control Chart)
a. Mengidentifikasi masalah utama. Peta kendali adalah suatu alat yang
b. Menempatkan masalah utama secara grafis digunakan untuk memonitor
tersebut disebelah kanan diagram. dan mengevaluasi apakah suatu
c. Mengidentifikasi penyebab minor dan aktivitas/ proses berada dalam
meletakkannya pada diagram utama. pengendalian kualitas secara statistika
d. Mengidentifikasi penyebab minor dan atau tidak sehingga dapat memecahkan
meletakkannya pada penyebab masalah dan menghasilkan perbaikan
mayor. kualitas. Peta kendali menunjukkan
e. Diagram telah selesai, kemudian adanya perubahan data dari waktu ke
dilakukan evaluasi untuk menentukan waktu, tetapi tidak menunjukkan
penyebab sesungguhnya. penyebab penyimpangan meskipun
penyimpanan itu akan terlihat pada peta
4. Diagram Pareto (Pareto Analysis) kendali.
Diagram pareto pertama kali
diperkenalkan oleh Alfredo Pareto dan

524 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 1, April 2014:518-547


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

2.7 Pengertian Statistical Processing sering kali mencapai 3 sampai 4 kali


Control biaya buruh, sehingga dengan perbaikan
yang telah dilakukan dalam hal
Statistical Processing Control merupakan
pemanfaatan bahan dapat memberikan
sebuah teknik statistik yang digunakan
penghematan yang menguntungkan.
secara luas untuk memastikan bahwa proses
3. Biaya-biaya pemeriksaan, karena
memenuhi standar. Dengan kata lain, selain
Statistical Quality Control dilakukan
Statistical Process Control merupakan
dengan jalan mengambil sampel-sampel
sebuah proses yang digunakan untuk
dan mempergunakan sampling
mengawasi standar, membuat pengukuran
techniques, maka hanya sebagian saja
dan mengambil tindakan perbaikan selagi
dari hasil produksi yang perlu untuk
sebuah produk atau jasa sedang diproduksi
diperiksa. Akibatnya maka hal ini akan
[5]. Statistical Process Control merupakan
dapat menurunkan biaya-biaya
kumpulan dari metode-metode produksi dan
pemeriksaaan.
konsep manajemen yang dapat digunakan
untuk mendapatkan efisiensi, produktifitas
2.9 Manfaat Statistical Processing
dan kualitas untuk memproduksi produk
Control
yang kompetitif dengan tingkat yang
maksimum. Menurut Assausri manfaat/ keuntungan
Pengertian lain dari Statistical Process melakukan pengendalian kualitas secara
Control ialah suatu terminology yang mulai statistik adalah [9]:
digunakan sejak tahun 1970-an untuk 1. Pengendalian (control), di mana
menjabarkan penggunaan teknik-teknik penyelidikan yang diperlukan untuk dapat
statistika dalam memantau dan menetapkan statistical control
meningkatkan performansi proses mengharuskan bahwa syarat-syarat
menghasilkan produk yang berkualitas [3]. kualitas pada situasi itu dan kemampuan
Statistical Process Control biasanya prosesnya telah dipelajari hingga
digunakan dalam permasalahan mendetail. Hal ini akan menghilangkan
pengendalian kualitas. Statistical Process beberapa titik kesulitan tertentu, baik
Control melibatkan penggunaan signal-signal dalam spesifikasi maupun dalam proses.
statistik untuk meningkatkan performa dan 2. Pengerjaan kembali barang-barang yang
untuk memelihara pengendalian dari telah scrap-rework. Dengan dijalankan
produksi pada tingkat kualitas yang lebih pengontrolan, maka dapat dicegah
tinggi. terjadinya penyimpangan-penyimpangan
dalam proses. Sebelum terjadi hal-hal
2.8 Manfaat Statistical Processing yang serius dan akan diperoleh
Control kesesuaian yang lebih baik antara
kemampuan proses (process capability)
Menurut Assausri manfaat/ keuntungan
dengan spesifikasi, sehingga banyaknya
melakukan pengendalian kualitas secara
barang-barang yang diapkir (scrap) dapat
statistik adalah [9]:
dikurangi sekali. Dalam perusahaan
1. Pengendalian (control), di mana
pabrik sekarang ini, biaya-biaya bahan
penyelidikan yang diperlukan untuk dapat
sering kali mencapai 3 sampai 4 kali
menetapkan statistical control
biaya buruh, sehingga dengan perbaikan
mengharuskan bahwa syarat-syarat
yang telah dilakukan dalam hal
kualitas pada situasi itu dan kemampuan
pemanfaatan bahan dapat memberikan
prosesnya telah dipelajari hingga
penghematan yang menguntungkan.
mendetail. Hal ini akan menghilangkan
3. Biaya-biaya pemeriksaan, karena
beberapa titik kesulitan tertentu, baik
Statistical Quality Control dilakukan
dalam spesifikasi maupun dalam proses.
dengan jalan mengambil sampel-sampel
2. Pengerjaan kembali barang-barang yang
dan mempergunakan sampling
telah scrap-rework. Dengan dijalankan
techniques, maka hanya sebagian saja
pengontrolan, maka dapat dicegah
dari hasil produksi yang perlu untuk
terjadinya penyimpangan-penyimpangan
diperiksa. Akibatnya maka hal ini akan
dalam proses. Sebelum terjadi hal-hal
dapat menurunkan biaya-biaya
yang serius dan akan diperoleh
pemeriksaaan.
kesesuaian yang lebih baik antara
kemampuan proses (process capability)
dengan spesifikasi, sehingga banyaknya
barang-barang yang diapkir (scrap) dapat
dikurangi sekali. Dalam perusahaan
pabrik sekarang ini, biaya-biaya bahan

Pengendalian Kualitas Kemasan....(Kaban) 525


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

2.10 Manfaat Statistical Processing b. Proses


Control Proses produksi tidak selalu berada
dalam keaadaan terkendali, karena
Terdapat dua jenis metode pengendalian
lemahnya prosedur, operator yang
kualitas secara statistika yang berbeda,
tidak terlatih pemeliharaaan mesin
yaitu [9]:
yang tidak cocok dan sebagainya,
1. Acceptance Sampling
maka variasi produksinya biasanya
Didefinisikan sebagai pengambilan satu
jauh lebih besar dari yang semestinya.
sampel atau lebih secara acak dari suatu
partai barang, memeriksa setiap barang
2.11 Pembagian Pengendalian Kualitas
di dalam sampel tersebut dan
Statistik
memutuskan berdasarkan hasil
pemeriksaan itu, apakah menerima atau Terdapat dua jenis metode pengendalian
menolak keseluruhan partai. Jenis kualitas secara statistika yang berbeda,
pemeriksaan ini dapat digunakan oleh yaitu [9]:
pelanggan untuk menjamin bahwa 1. Acceptance Sampling
pemasok memenuhi spesifikasi kualitas Didefinisikan sebagai pengambilan satu
atau oleh produsen untuk menjamin sampel atau lebih secara acak dari suatu
bahwa standar kualitas dipenuhi sebelum partai barang, memeriksa setiap barang
pengiriman. Pengambilan sampel di dalam sampel tersebut dan
penerimaan lebih sering digunakan memutuskan berdasarkan hasil
daripada pemeriksaan 100% karena pemeriksaan itu, apakah menerima atau
biaya pemeriksaan jauh lebih besar menolak keseluruhan partai. Jenis
dibandingkan dengan biaya lolosnya pemeriksaan ini dapat digunakan oleh
barang yang tidak sesuai kepada pelanggan untuk menjamin bahwa
pelanggan. pemasok memenuhi spesifikasi kualitas
2. Process Control atau oleh produsen untuk menjamin
Pengendalian proses menggunakan bahwa standar kualitas dipenuhi sebelum
pemeriksaan produk atau jasa ketika pengiriman. Pengambilan sampel
barang tersebut masih sedang diproduksi penerimaan lebih sering digunakan
(WIP/work in process). Sampel berkala daripada pemeriksaan 100% karena
diambil dari outpu proses produksi. biaya pemeriksaan jauh lebih besar
Apabila setelah pemeriksaan sampel dibandingkan dengan biaya lolosnya
terdapat alasan untuk mempercayai barang yang tidak sesuai kepada
bahwa karekteristik kualitas proses telah pelanggan.
berubah, maka proses itu akan 2. Process Control
diberhentikan dan dicari penyebabnya. Pengendalian proses menggunakan
Penyebab tersebut dapat berupa pemeriksaan produk atau jasa ketika
perubahan pada operator, mesin atau barang tersebut masih sedang diproduksi
pada bahan. Apabila penyebab ini telah (WIP/ work in process). Sampel berkala
dikemukakan dan diperbaiki, maka diambil dari output proses produksi.
proses itu dapat dimulai kembali. Dengan Apabila setelah pemeriksaan sampel
memantau proses produksi tersebut terdapat alasan untuk mempercayai
melalui pengambilan sampel secara acak, bahwa karekteristik kualitas proses telah
maka pengendalian yang konstan dapat berubah, maka proses itu akan
dipertahankan. Pengendalian proses diberhentikan dan dicari penyebabnya.
didasarkan atas dua asumsi penting, Penyebab tersebut dapat berupa
yaitu: perubahan pada operator, mesin atau
a. Variabilitas pada bahan. Apabila penyebab ini telah
Mendasar untuk setiap proses dikemukakan dan diperbaiki, maka
produksi. Tidak peduli bagaimana proses itu dapat dimulai kembali. Dengan
sempurnanya rancangan proses, pasti memantau proses produksi tersebut
terdapat variabilitas dalam melalui pengambilan sampel secara acak,
karakteristik kualitas dari tiap unit. maka pengendalian yang konstan dapat
Variasi selama proses produksi tidak dipertahankan. Pengendalian proses
sepenuhnya dapat dihindari dan didasarkan atas dua asumsi penting,
bahkan tidak pernah dapat yaitu:
dihilangkan sama sekali. Namun a. Variabilitas
sebagian dari variasi tersebut dapat Mendasar untuk setiap proses
dicari penyebabnya serta diperbaiki. produksi. Tidak peduli bagaimana
sempurnanya rancangan proses, pasti

526 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 1, April 2014:518-547


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

terdapat variabilitas dalam dengan mengurangi produk yang cacat.


karakteristik kualitas dari tiap unit. Banyak keuntungan yang dapat diperoleh
Variasi selama proses produksi tidak dengan menggunakan peta kontrol,
sepenuhnya dapat dihindari dan diantaranya adalah untuk mengindikasikan
bahkan tidak pernah dapat hal-hal berikut (Basterfield, 1994):
dihilangkan sama sekali. Namun 1. Kapan mengambil tindakan koreksi
sebagian dari variasi tersebut dapat 2. Tipe dari tindakan pencegahan yang
dicari penyebabnya serta diperbaiki. diperlukan
b. Proses 3. Kapan meninggalkan proses sendirian
Proses produksi tidak selalu berada (membiarkan proses berjalan apa
dalam keaadaan terkendali, karena adanya)
lemahnya prosedur, operator yang 4. Kemampuan proses
tidak terlatih pemeliharaaan mesin 5. Cara atau alat yang memungkinkan
yang tidak cocok dan sebagainya, untuk pengembangan atau peningkatan
maka variasi produksinya biasanya mutu
jauh lebih besar dari yang semestinya. 6. Bagaimana untuk menset spesifikasi
produk
2.12 Pengendalian Proses Statistik
dengan Peta Kontrol Secara garis besar, peta kontrol dapat
dikelompokkan atas dua bagian yaitu peta
Peta kontrol merupakan alat yang
kontrol variabel dan peta kontrol atribut.
digunakan dalam pemecahan masalah dan
perbaikan mutu. Peta kontrol ini disebut
2.12.1 Peta Kontrol Variabel
juga dengan bagan kendali shewhart karena
teknik ini pertama kali dikembangkan oleh Peta kontrol variabel merupakan peta
Dr. Walter A. Shewhart pada tahun 1920-an. kontrol untuk karakteristik mutu yang dapat
Kendatipun peta kontrol ini nampaknya diukur dalam skala numerik, seperti
sederhana, namun banyak ahli teknik, panjang, ketebalan dan kadar keasaman.
karyawan bagian produksi dan para Manfaat peta kontrol ini adalah [1]:
pemeriksa berpendapat bahwa dalam 1. Untuk perbaikan mutu
menggunakan bagan/peta ini diperlukan 2. Untuk menentukan besarnya kemampuan
pandangan yang sama yaitu bahwa mutu proses (process capability)
terukur suatu produk yang dihasilkan selalu 3. Untuk mengambil keputusan dalam
beragam sebagai akibat dari faktor acak. kaitannya dengan spesifikasi produk
Beberapa sistem sebab acak (System of berkaitan dengan penentuan SL
change causes) yang stabil adalah bawaan (Specification Limit), yaitu batas
(inherent) dalam suatu skema produksi dan penyimpangan maksimum yang masih
pemeriksaan tertentu. Keragaman dan pola diizinkan untuk individual produk terbagi
yang stabil ini tidak dapat dihindari. Alasan atas USL (Upper Specification Limit) dan
keragaman yang terjadi di luar pola yang LSL (Lower Specification Limit)
stabil ini dapat ditemukan dan dikoreksi. 4. Untuk mengambil keputusan dalam
Fungsi utama dari peta kontrol adalah kaitannya dengan proses produksi,
menentukan tipe variasi mana yang muncul mencari sebab-sebab terusut (assignable
dan apakah dibutuhkan penyesuaian dalam causes) dan menghilangkannya
proses. Hal ini bisa saja hanya untuk 5. Untuk mengambil keputusan dalam
menyetel suatu proses yang beroperasi di kaitannya dengan item yang diproduksi
dalam kontrol (hanya terdapat common
causes variation) atau menyesuaikan suatu Menurut Besterfield tahapan-tahapan
proses yang beroperasi di luar kendali yang dilakukan dalam membuat peta kontrol
(hadirnya assignable causes variation). Peta variabel adalah [1]:
kontrol merupakan acuan terhadap proses 1. Pilih karakteristik mutu yang digunakan
yang sedang beroperasi. Karakteristik mutu yang akan digunakan
Proses kontrol dicapai dengan
dalam peta kontrol X dan R/S harus
pengambilan sapel secara periodic selama
dapat diukur dan dinyatakan dalam
proses kemudian sample-sampel tersebut
angka. Satuan besaran yang digunakan
diplot ke dalam sebuah peta untuik melihat
dapat berupa besaran pokok dan besaran
apakah proses-proses tersebut berada pada
turunan.
batas kontronya dan Statistical Process
2. Pilih subgrub yang rasional
Control tersebut merupkan salah satu upaya
Subgrub yang rasional maksudnya variasi
pencegahan terhadapa ketidaksesuaian dan
yang ada dalam subgrub tersebut
mencegah terjadinya permasalahan kualitas
disebabkan oleh chance causes (kondisi

Pengendalian Kualitas Kemasan....(Kaban) 527


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

ini tentu tidak selamanya dapat atau


dipenuhi). Untuk lebih memudahkan
usaha agar subgrub yang diambil berasal UCL X = X + 3 σX (5)
dari lot yang homogen (diproduksi dalam
kondisi yang sama material, mesin,
LCL X = X - 3 σX (6)
operator, dan lain sebagainya).
dengan
Memilih subgrub dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu: 
σX = (7)
a. Instant-Time-Method
b. Period-Time-Method
n
g

Keputusan untuk menentukan ukuran R i


subgrub bergantung pada pertimbangan R i 1
(8)
berikut: g
a. Peningkatan ukuran subgrub
menyebabkan batas kontrol makin UCLR = D4 R (9)
mendekati garis sentral sehingga peta CLR = R (10)
kontrol menjadi sensitif terhadap
variasi yang kecil sekalipun LCLR = D3 R (11)
b. Jika ukuran subgrub meningkat, maka atau
biaya pemeriksaan per subgrub juga UCLR = R + 3 σR (12)
akan meningkat
LCLR = R - 3 σR (13)
c. Jika pemeiksaaan bersifat merusak,
maka ukuran subgrub sebaiknya kecil
(antara 2 atau 3) Peta Kontrol X dan S
d. Ukuran subgrub sama dengan 5, g
umumnya digunakan dalam industri
e. Sebaiknya ukuran subgrub sama
X i

dengan 4 atau lebih, karena secara X  i 1


(14)
g
statistik rata-rata dari data ( X ) yang
berada dalam subgrub ini akan UCL X = X + A3 S (15)
terdistribusi mendekati sebaran
normal CL X = X (16)
f. Jika ukuran subgrub lebih dari 10,
LCL X = X - A3 S (17)
maka peta X dan S lebih baik g
digunakan dibandigkan peta X dan R S i

3. Kumpulkan data S i 1
(18)
Gunakan lembar pengamatan (check
g
sheet) dimana check sheet tersebut UCLS = B4 S (19)
selain memuat nomor subgrub, tanggal,
waktu dan hasil pengukuran sebaiknya CLS = S (20)
dilengkapi dengan keterangan-
LCLS = B3 S (21)
keterangan tentang kondisi saat
dilakukan pengukuran, guna
dimana
memudahkan dalam menentukan jenis
penyebab variasi n
 n 
4. Tentukan garis sentral dan batas kontrol n xi2    xi 
Peta kontrol X dan R Si  i 1  i 1  (22)
g nn  1
X i Keterangan :
X  i 1
(1) X = Rata-rata dari rata-rata subgrub
g
R = Rata-rata dari rentang (range)
UCL X = X + A2 (2) subgrub

CL X = X (3) S = Rata-rata dari standar deviasi tiap


subgrub
LCL X = X - A2 (4)

528 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 1, April 2014:518-547


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

= Rata-rata subgrub ke-i Sd = Standar deviasi subgrub yang


Xi
berada di luar batas kontrol dan
Ri = Range subgrub ke-i memiliki assignable causes
Si = Standar deviasi subgrub ke-i 6. Terapkan dan capai tujuan
σX = Standar deviasi populasi X
σR = Standar deviasi populasi R Pernyataan-pernyataan tentang kontrol
g = banyak subgrub ada dua yaitu [1]:
n = ukuran sampel dalam subgrub 1. Proses Dalam Kontrol
Dalam menarik kesimpulan tentang peta
5. Lakukan revisi terhadap garis sentral dan kontrol, biasanya terjadi 2 jenis
batas kontrol kesalahan yaitu:
g a. Kesalahan Type I (Type I Error), yaitu
X  X d
menyimpulkan bahwa variasi yang
disebabkan oleh assignable causes,
X new  i 1
(23) padahal disebabkan oleh chance
g  gd causes atau menyatakan proses
berada di luar kontrol, padahal
X  X new (24)
sebenarnya berada di dalam kontrol.
UCL X = X 0  A 0 (25) Peluang untuk kesalahan seperti ini
biasanya sekitar 0.27 %.
CL X = X0 (26) b. Kesalahan Type II (Type II Error),
yaitu menyimpulkan bahwa variasi
UCL X = X 0  A 0 (27)
yang disebabkan oleh chance causes,
R padahal disebabkan oleh assignable
0  0 (28) causes atau menyatakan proses
d2 berada di dalam kontrol, padahal
g sebenarnya berada di luar kontrol.
R  Rd Peluang untuk kesalahan seperti ini
biasanya sekitar 99.73 %.
R new  i 1
(29)
2. Proses di Luar Kontrol
g  gd
Proses dinyatakan di luar kontrol jika
R0  R new . (30) suatu titik subgrub berada di luar batas
kontrol. Selain itu perlu juga dilakukan
UCLR = D2  0 (31) analisa pada titik-titik yang berada di
dalam kontrol dengan cara membagi tiga
CLR = d2  0 (32) daerah di bawah dan di atas garis sentral
menjadi level A, B, C seperti yang
LCLR = D1  0 (33)
diperlihatkan pada gambar berikut:
g

S  Sd
S new  i 1
(34) UCL = 3σ
g  gd A

S 0  S new (35) 2/3 UCL = 2σ

B
S
0  0 (36)
1/3 UCL = 1σ

c4 C

UCLS = B6  0 (37) C

CLS = c4  0
1/3 LCL = 1σ
(38)
B
LCLS = B5  0 (39) 2/3 LCL = 2σ

Keterangan : A
LCL = 3σ
X d = Rata-rata subgrub yang berada di
luar batas kontrol dan memiliki
assignable causes
gd = Banyak subgrub yang berada di Gambar 2. Pembagian Daerah untuk
luar batas kontrol dan assignable Analisa Peta Kontrol
causes

Pengendalian Kualitas Kemasan....(Kaban) 529


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Kondisi-kondisi proses yang berada di a. Peningkatan kemampuan pekerja


luar kontrol berdasarkan pembagian daerah (Downward Trend).
tersebut adalah: b. Penurunan kemampuan pekerja akibat
a. 7 titik berurutan berada pada salah satu lelah, bosan atau tidak konsentrasi
sisi, di atas atau dibawah garis sentral (Upward Trend)
b. 10 dari 11 titik berurutan berada pada c. Peningkatan dalam homogenitas
salah satu sisi, di atas atau dibawah garis material.
sentral
c. 12 dari 14 titik berurutan berada pada 3. Recurring Cycle
salah satu sisi, di atas atau dibawah garis Reccuring cycle terjadi jika sebaran dari
sentral
titik-titik dalam peta kontrol X atau
d. 6 titik berurutan nilainya terus meningkat
peta R memperlihatkan sebuah
atau menurun
gelombang atau adanya titik-titik periodik
e. 2 dari 3 titik berada di daerah A
yang rendah dan tinggi. Untuk peta
f. 4 dari 5 titik berurutan berada di daerah
B dan A kontrol X , kondisi ini biasanya
disebabkan oleh:
Analisa kondisi proses di luar kontrol juga a. Efek-efek musiman dari material.
dapat dilakukan dengan melihat pola dari b. Efek berulang-ulang dari temperatur
titik-titik sebaran nilai subgrub, biasanya dan kelembaban (Cold Monitoring
terdapat lima pola data yaitu [1]: Start Up)
1. Perubahan atau penaikan tiba-tiba dalam c. Kejadian harian atau mingguan yang
tingkatan (Change or Jump in Level). bersifat kimia, mekanis maupun
Tipe ini dihubungkan dengan suatu psikologis.
perubahan tiba-tiba dalam tingkatan
Untuk peta kontrol R, kondisi ini biasanya
untuk peta X , peta R atau keduanya.
disebabkan oleh:
Jika kondisi ini ditemukan pada peta
a. Kelelahan dan pemulihan saat istirahat
kontrol X , maka biasanya menunjukkan pagi, siang maupun sore.
adanya: b. Pertukaran operator yang terlalu
a. Suatu perubahan yang disengaja sering
ataupun tidak disengaja dalam jalinan
proses. 4. Two Population (Mixture)
b. Seorang operator yang baru atau tidak Situasi two population ini terjadi jika
berpengalaman. terdapat banyak titik-titik didekat atau
c. Suatu material kasar yang berbeda. bersisian dengan limit kontrol. Untuk peta
d. Suatu kegagalan minor dari sebuah
kontrol X , kondisi ini biasanya
bagian mesin.
disebabkan oleh:
a. Perbedaan yang besar dalam mutu
Jika kondisi ini ditemukan pada peta
material.
kontrol R, maka biasanya menunjukkan
b. Dua atau lebih mesin dalam peta yang
adanya:
sama.
a. Operator yang tidak berpengalaman.
c. Perbedaan yang besar dalam
b. Variasi yang besar dari material.
peralatan dan metoda pengujian.
2. Perubahan tetap dalam tingkatan (Trend
Untuk peta kontrol R, kondisi ini biasanya
or Steady Change in Level)
disebabkan oleh:
Perubahan yang tetap dalam peta kontrol
a. Pekerja yang berbeda menggunakan
merupakan hal yang sangat umum dalam
peta yang sama.
fenomena industri. Beberapa penyebab
b. Material dari pemasok yang berbeda.
munculnya kondisi ini pada peta kontrol
X adalah: 5. Mistakes
a. Penggunaan alat atau cetakan Kesalahan merupakan hal yang sangat
b. Penurunan kemampuan cetakan memalukan dalam jaminan mutu. Pola
c. Kegagalan viskositas dalam proses diluar kontrol yang disebabkan oleh
semen. kesalahan ini biasanya disebabkan oleh :
d. Perubahan temperatur dan a. Peralatan pengukuran yang tidak
kelembaban. dikalibrasi
Jika kondisi ini ditemukan pada peta b. Kesalahan dalam perhitungan
kontrol R, maka biasanya menunjukkan c. Kesalahan dalam menggunakan
adanya: peralatan pengujian

530 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 1, April 2014:518-547


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

d. Mengambil sampel dari populasi yang Yang termasuk ke dalam peta kontrol ini
berbeda. adalah:
a. Peta p, menunjukan proposi tidak
Adapun manfaat peta kontrol variabel ini sesuai dalam tiap subgrup. Peta ini
adalah: dapat digunakan untuk ukuran
1. Untuk perbaikkan mutu. subgrup yang tetap maupun
2. Untuk menentukan besarnya proses bervariasi.
capability/kemampuan proses.
3. Untuk mengambil keputusan dalam p
D

 np (41)
kaitannya dengan spesifikasi produk. n n
4. Untuk mengambil keputusan dalam
kaitannya dengan proses produksi seperti p(1  p)
melihat pola variasi jika pola tersebut UCL = p3 (42)
menunjukkan kondisi diluar kontrol maka
n
dilakukan upaya pencarian sebab terusut CL = p (43)
dan menghilangkan.
5. Untuk mengambil keputusan dalam p(1  p)
kaitannya dengan item yang diproduksi LCL = p 3 (44)
n
2.12.2 Peta Kontrol Atribut Apabila akan melakukan revisi maka
persamaan yang akan digunakan
Peta kontrol atribut dalam pengendalian yaitu:
mutu digunakan untuk mengetahui apakah
karakteristik mutu produk sesuai atau tidak
p new 
 np  np d
(45)
dengan spesifikasi. Peta kontrol ini biasanya
dipakai karena dua alasan berikut [1]:
n  n d

1. Jika pengukuran tidak mungkin dilakukan Keterangan :


atau tidak ada satuan yang dapat p = Rata-rata proporsi non
mewakili pengukuran karena karakteristik
conforming untuk banyak
itu yang diukur tidak mempunyai nilai
sampel
numerik, contohnya pemeriksaan visual
n = Banyaknya unit dalam sampel
terhadap warna, part yang hilang,
goresan atau kerusakan, kategori produk npd = Banyaknya unit tidak sesuai
(good, fair, dan poor) dan lain dalam sampel yang dibuang
sebagainya.
nd = jumlah sampel yang dibuang
2. Jika pengukuran dapat dilakukan tetapi
tidak dilakukan dengan alasan biaya,
waktu, ketersedian tenaga kerja ataupun b. Peta np, menunjukan banyaknya item
kebutuhan. tidak sesuai. Peta ini hanya dapat
digunakan jika ukuran subgrup
Peta kontrol atribut, secara garis besar konstan, karena jika ukuran
dikelompokan atau dua jenis yaitu [1]: subgrupnya bervariasi maka garis
1. Peta untuk unit yang tidak sesuai (Non sentral dan batas kontrol akan
Conforming Chart) bervariasi pula sehingga peta ini tidak
Peta jenis ini didasarkan atas distribusi akan berarti.
binomial.
UCL = npo  3 npo (1  npo ) (46)
n!
P( d )  P0d q0nd (40) CL = npo (47)
d!(n  d )!
Keterangan: LCL = npo  3 npo (1  npo ) (48)
P(d) = Probabilitas untuk d unit yang
Keterangan:
tidak sesuai
n = Banyaknya unit dalam sampel
n = jumlah nonconforming untuk
d = Banyaknya unit yang tidak sesuai banyak sampel
dalam sampel p0 = Proporsi (fraksi) tidak sesuai
dalam populasi
P0 = Proporsi (fraksi) tidak sesuai
dalam populasi
q0 = Proporsi (fraksi) yang sesuai (1- Kegunaan peta kontrol p dan np antara
Po) dalam populasi lain:
a. Menentukan rata-rata tingkat mutu

Pengendalian Kualitas Kemasan....(Kaban) 531


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

b. Membawa ke pusat perhaian Keterangan:


manajemen terhadap perubahan
c= Rata-rata jumlah nonconforming
perubahan proses (proporsi)
untuk satu subgrup
c. Memperbaiki mutu produk, karena
C = Banyaknya unit nonconforming
penggunaan peta kontrol p dapat
dalam sampel
memotivasi manajemen personalia
g = Banyaknya subgrup
untuk mengeluarkan ide mengenai
perbaikan mutu. cd = jumlah nonconforming dalam
d. Mengevaluasi performansi mutu dari subgrup yang dibuang
manajemen personalia dan
operasional. g d = jumlah subgrup yang dibuang
e. Memberikan saran untuk
b. Peta u, menunjukan banyaknya
menggunakan peta kontrol X dan R
ketidak sesuaian per unit. Secara
f. Menentukan kriteria penerimaan
matematis peta u ini ekuivalen dengan
produk sebelum diserahkan ke
peta c tetapi bedanya pada peta u
konsumen.
ukuran subgrupnya lebih dari 1, bisa
konstan maupun bervariasi.
2. Peta untuk ketidaksesuaian (Non
Conformities Chart)
u
c (55)
Peta jenis ini didasarkan pada distribusi
poisson: n
(nP0 ) nP0 u
P (c )  e (49) UCL = u 3 (56)
c! n
Keterangan:
P(c) = Probabilitas untuk c CL = u (57)
ketidaksesuaian
u
C = Jumlah dari kejadian berdasarkan LCL = u 3 (58)
klarifikasi yang diberikan terjadi n
dalam sebuah sampel Keterangan:
nP0 = rata-rata jumlah kejadian C = jumlah nonconforming dalam satu
berdasarkan klarifikasi yang subgrup
diberikan terjadi dalam sebuah N = Banyaknya yang diinspeksi dalam
sampel subgrup
e = 2.718281 U = jumlah nonconforming/unit dalam
satu subgrup
Yang termasuk ke dalam peta kontrol ini
adalah: u= Rata-rata jumlah nonconforming/
a. Peta c, menunjukan banyaknya unit untuk banyak subgrup
ketidaksesuaian dalam tiap unit yang
diperiksa. Pada peta c ini ukuran Ada dua kondisi yang harus dipenuhi agar
subgrupnya adalah 1. peta c dan peta u dapat digunakan yaitu:

c
c (50)
a. Rata-rata jumlah ketidaksesuaian
harus jauh lebih kecil dari jenis
g ketidaksesuaian yang mungkin terjadi.
b. Tiap-tiap kemunculan ketidaksesuaian
UCL = c3 c (51) tidak tergantung dengan yang lainnya.

CL = c (52) Pengklasifikasian ketidaksesuaian


dikelompokan dalam tiga kriteria yaitu:
LCL = c  3 c (53) 1. Ketidaksesuaian kritis (critical
Apabila akan melakukan revisi maka conformities)
persamaan yang akan digunakan Yaitu jika ketidaksesuaian tersebut
yaitu: membahayakan bagi penggunanya

c new 
c  c d
(54)
atau menyebabkan produk tidak
berfungsi.
g  gd 2. Ketidaksesuaian mayor (major
nonconformities)
Yaitu jika ketidaksesuaian
mengakibatkan berkurangnya kinerja
produk.

532 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 1, April 2014:518-547


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

3. Ketidaksesuaian minor (minor perusahaan itu sendiri. Data sekunder yang


nonconformities) diperoleh dari perusahaan tersebut adalah :
Yaitu jika ketidaksesuaian tidak 1. Rekapitulasi data reject produksi
mengakibatkan berkurangnya kinerja kemasan plastik pouch Gurih 1 Liter
pruduk, tapi hanya mempengaruhi sepanjang tahun 2013
penampilan produk. 2. Rekapitulasi data reject produksi
kemasan plastik pouch Gurih 2 Liter
Process capability (kemampuan proses) sepanjang tahun 2013
dari atribut ini ditentukan oleh garis 3. Rekapitulasi data reject produksi
sentralnya, semakin kecil garis sentral maka kemasan plastik pouch Sari Murni 1 Liter
kemampuan proses akan semakin baik. sepanjang tahun 2013
4. Rekapitulasi data reject produksi
kemasan plastik pouch Sari Murni 2 Liter
3. METODOLOGI PENELITIAN sepanjang tahun 2013
Metodologi penelitian ini berisi lokasi dan
3.4 Pengolahan dan Analisis Data
waktu penelitian, obyek penelitian, metode
pengumpulan data, pengolahan dan analisis Pengolahan data yang dilakukan dari data
data. yang telah dikumpulkan adalah:
1. Perhitungan proporsi reject produksi
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 2. Perhitungan central line (CL)
3. Perhitungan upper control limit (UCL)
Penelitian ini dilaksanakan di PT Incasi
4. Perhitungan lower control limit (LCL)
Raya edible oils Padang. Penelitian
dilaksanakan pada pertengahan Januari
Analisis pemecahan masalah yang
2014 sampai akhir januari 2014.
dilakukan antara adalah analisis yang
dilakukan menggunakan Diagram Sebab
3.2 Obyek Penelitian
Akibat.
PT Incasi Raya Edible Oils Padang Secara garis besar langkah-langkah yang
memiliki beberapa jenis kemasan, seperti dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat
kemasan jerigen dengan kapasitas yang pada Gambar 3.
berbeda-beda dan kemasan plastik pouch
dengan kapasitas yang berbeda-beda.
Obyek penelitian yang digunakan dalam 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini adalah kemasan plastik pouch.
4.1 Pengumpulan Data
Jenis-jenis kemasan plastik pouch yang
diteliti adalah : Pengumpulan data yang dilakukan adalah
1. Kemasan plastik pouch Gurih 1 Liter pengumpulan data sekunder reject produksi
2. Kemasan plastik pouch Gurih 2 Liter dan reject pabrik dari perusahaan tersebut
3. Kemasan plastik pouch Sari Murni 1 Liter dari bulan Januari 2013 sampai November
4. Kemasan plastik pouch Sari Murni 2 Liter 2013. Reject produksi merupakan kemasan
rusak yang terjadi saat proses produksi
3.3 Metode Pengumpulan Data berlangsung, sedangkan reject pabrik
merupakan kemasan rusak yang berasal dari
Metode pengumpulan data dapat
pabrik pemesanan kemasan tersebut. Tabel
dilakukan dengan cara primer maupun
1, Tabel 2, Tabel 3 dan Tabel 4 adalah
sekunder. Pengumpulan data secara primer
rekapitulasi pengumpulan data yang
merupakan pengumpulan data secara
dilakukan.
langsung, sedangkan pengumpulan data
secara sekunder merupakan pengumpulan
data yang dilakukan secara tidak langsung,
misalnya data yang diperoleh dari data

Pengendalian Kualitas Kemasan....(Kaban) 533


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Mulai

Studi
Studi Literatur
Pendahuluan

Pengumpulan data
Data sekunder jumlah reject produksi dari bulan
Januari 2013 sampai November 2013

Pengolahan Data
1. Perhitungan LC. UCL, dan LCL
2. Pembuatan peta kontrol

Pembuatan Diagram Sebab Akibat


Pembuatan diagram sebab akibat
berdasarkan faktor-faktor penyebab
terjadinya reject produksi

Analisis Diagram Sebab Akibat


Melakukan analisis terhadap sebab dan
akibat terjadinya reject produksi

Pembuatam Peta Kontrol Usulan


1. Pembuangan data yang berada diluar batas kontrol
2. Pembuatan peta kontrol usulan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3. Flowchart Metodologi Penelitian

Tabel 1. Rekapitulasi Jumlah Reject Produksi Plastik Pouch Gurih 1L


Bulan Total Reject Produksi Produksi Persentase Reject Produksi (%)
Januari 414,499 1,019 413,480 0.25
Februari 278,506 1,104 277,402 0.40
Maret 94,019 389 93,630 0.41
April 245,676 769 244,907 0.31
Mei 335,922 803 335,119 0.24
Juni 532,254 1,105 531,149 0.21
Juli 409,828 374 409,454 0.09
Agustus 247,603 466 247,137 0.19
September 445,910 675 445,235 0.15
Oktober 606,595 659 605,936 0.11
November 754,694 393 754,301 0.05

534 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 1, April 2014:518-547


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Tabel 2. Rekapitulasi Jumlah Reject Produksi Plastik Pouch Gurih 2L


Bulan Total Reject Produksi Produksi Persentase Reject Produksi (%)
Januari 68,463 208 68,255 0.30
Februari 73,013 770 72,243 1.05
Maret 179,711 640 179,071 0.36
April 71,490 250 71,240 0.35
Mei 64,380 79 64,301 0.12
Juni 299,990 322 299,668 0.11
Juli 158,450 78 158,372 0.05
Agustus 32,603 66 32,537 0.20
September 102,226 185 102,041 0.18
Oktober 192,800 227 192,573 0.12
November 225,191 89 225,102 0.04

Tabel 3. Rekapitulasi Jumlah Reject Produksi Plastik Pouch Sari Murni 1L


Bulan Total Reject Produksi Produksi Persentase Reject Produksi (%)
Januari 295,144 838 294,216 0.28
Februari 183,319 785 182,436 0.43
Maret 379,414 1,101 378,276 0.29
April 205,687 765 204,876 0.37
Mei 263,018 420 262,560 0.16
Juni 544,810 1,115 543,648 0.20
Juli 369,983 322 369,442 0.09
Agustus 269,109 507 267,084 0.19
September 490,036 793 489,192 0.16
Oktober 652,088 702 651,312 0.11
November 584,366 529 583,764 0.09

Tabel 4. Rekapitulasi Jumlah Reject Produksi Plastik Pouch Sari Murni 2L


Bulan Total Reject Produksi Produksi Persentase Reject Produksi (%)
Januari 165,562 579 164,886 0.35
Februari 115,669 540 115,068 0.47
Maret 253,985 853 253,122 0.34
April 149,249 555 148,674 0.37
Mei 327,628 536 326,994 0.16
Juni 400,810 477 400,320 0.12
Juli 266,684 225 266,442 0.08
Agustus 235,924 377 235,530 0.16
September 360,798 423 360,360 0.12
Oktober 477,465 355 477,078 0.07
November 494,114 305 493,800 0.06

4.2 Pengolahan Data metode ini karena peta p dapat


menunjukkan proporsi kemasan reject
Pengolahan data dilakukan untuk melihat
dalam subgroup secara jelas. Peta ini dapat
peta kontrol kemasan plastik pouch yang
digunakan pada ukuran subgroup yang tetap
rusak terdapat dalam batas kendali atau
maupun bervariasi, sedangkan peta np
tidak pada PT. Incasi Raya. Pengolahan data
digunakan untuk subgrup yang konstan.
dilakukan terhadap kemasan rusak produksi
Oleh karena subgrup pada pengumpulan
dan kemasan rusak pabrik. Metode yang
data ini bervariasi, maka peta kendali yang
digunakan dalam penentuan peta kontrol
digunakan adalah peta p. Melalui peta
tersebut adalah metode SPC (Statistical
kontrol p, kita dapat melihat dan
Process Control) dengan menggunakan peta
menentukan jumlah kemasan reject yang
kontrol p. Peta kontrol p digunakan dalam

Pengendalian Kualitas Kemasan....(Kaban) 535


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

diluar batas kontrol tiap bulannya. 4.2.1 Pengolahan Kemasan Reject


Berdasarkan hasil pengolahan data melalui Produksi Gurih 1L
peta kontrol p, dilakukan revisi yang
Berdasarkan pengumpulan data yang
menghasilkan peta kontrol baru susulan.
telah dilakukan, dapat dilihat bahwa reject
Pada penelitian ini dilakukan penilaian
produksi cukup banyak terjadi setiap
besarnya reject produksi dan reject pabrik
bulannya. Pengolahan data yang dilakukan
dalam pengemasan minyak goreng dengan
dengan pembuatan peta kontrol p akan
menggunakan peta kontrol p untuk seluruh
memperlihatkan secara jelas bagaimana
jenis kemasan plastik pouch. Jika terdapat
prosporsi jumlah reject produksi. Titik-titik
data yang diluar batas kendali akan
yang berada diluar batas kontrol akan
dilakukan analisis terhadap hal tersebut, dan
direvisi dengan tujuan memberi usulan peta
membuat peta susulan yang dapat menjadi
kontrol p baru. Untuk melihat secara lebih
acuan dalam pengendalian kualitas. Adapun
jelas, berikut adalah pengolahan data
pengolahan data untuk masing-masing jenis
pembuatan peta kontrol p reject produksi
kemasan plastik pouch tersebut adalah
yang dapat dilihat pada Tabel 5.
sebagai berikut:

Tabel 5. Perhitungan Reject Produksi Plastik Pouch Gurih 1L


Bulan Total Reject Produksi Produksi Persentase Reject Produksi (%) Proporsi Reject Produksi (P) UCL LCL LC
Januari 414,499 1,019 413,480 0.25 0.00246 0.00197 0.00158 0.00178
Februari 278,506 1,104 277,402 0.40 0.00396 0.00202 0.00154 0.00178
Maret 94,019 389 93,630 0.41 0.00414 0.00219 0.00136 0.00178
April 245,676 769 244,907 0.31 0.00313 0.00203 0.00152 0.00178
Mei 335,922 803 335,119 0.24 0.00239 0.00199 0.00156 0.00178
Juni 532,254 1,105 531,149 0.21 0.00208 0.00195 0.00160 0.00178
Juli 409,828 374 409,454 0.09 0.00091 0.00197 0.00158 0.00178
Agustus 247,603 466 247,137 0.19 0.00188 0.00203 0.00152 0.00178
September 445,910 675 445,235 0.15 0.00151 0.00197 0.00159 0.00178
Oktober 606,595 659 605,936 0.11 0.00109 0.00194 0.00161 0.00178
November 754,694 393 754,301 0.05 0.00052 0.00192 0.00163 0.00178

Contoh Perhitungan Bulan Januari :


p(1  p)
̅

= = 0.00178 LCL = p 3
∑ n
0.00178(1  0.00178)
p(1  p) = 0.00178  3
UCL = p3 414,499
n
= 0.00158
0.00178(1  0.00178)
= 0.00178  3
414,499 Perhitungan nilai UCL, CL dan LCL pada
= 0.00197 bulan selanjutnya sama dengan perhitungan
nilai UCL, LC dan LCL pada bulan Januari.
Untuk melihat secara lebih jelas proporsi
LC = ̅ = 0.00178 kemasan reject, dibawah ini dapat dilihat
peta kontrol p untuk kemasan tersebut.

536 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 1, April 2014:518-547


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

0.00450
Proporsi
0.00400 Reject
Produksi
0.00350 (P)
UCL
0.00300

0.00250
P

0.00200 LCL

0.00150

0.00100 LC
0.00050

0.00000

Bulan

Gambar 4. Peta Kontrol P Kemasan Reject Produksi Gurih 1L

Berdasarkan pengolahan data yang telah 4.2.2 Pengolahan Kemasan Reject


dilakukan dan peta kontrol p yang telah Produksi Gurih 2L
dibuat, dapat dilihat bahwa hanya bulan
Pengolahan data yang dilakukan terhadap
Agustus yang terdapat pada batas kontrol.
kemasan reject produksi Gurih 2L sama
Hal ini merupakan suatu yang kurang
halnya dengan pengolahan pada kemasan
diperhatikan oleh perusahaan PT. Incasi
reject produksi Gurih 1L. Pengolahan data
Raya yang dapat berimbas terhadap
yang dilakukan terhadap kemasan reject
kerugian perusahaan.
produksi Gurih 2L dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Perhitungan Reject Produksi Plastik Pouch Gurih 2L


Bulan Total Reject Produksi Produksi Persentase Reject Produksi (%) Proporsi Reject Produksi (P) UCL LCL LC
Januari 68,463 208 68,255 0.30 0.00304 0.00249 0.00147 0.00198
Februari 73,013 770 72,243 1.05 0.01055 0.00248 0.00149 0.00198
Maret 179,711 640 179,071 0.36 0.00356 0.00230 0.00167 0.00198
April 71,490 250 71,240 0.35 0.00350 0.00248 0.00149 0.00198
Mei 64,380 79 64,301 0.12 0.00123 0.00251 0.00146 0.00198
Juni 299,990 322 299,668 0.11 0.00107 0.00223 0.00174 0.00198
Juli 158,450 78 158,372 0.05 0.00049 0.00232 0.00165 0.00198
Agustus 32,603 66 32,537 0.20 0.00202 0.00272 0.00125 0.00198
September 102,226 185 102,041 0.18 0.00181 0.00240 0.00157 0.00198
Oktober 192,800 227 192,573 0.12 0.00118 0.00229 0.00168 0.00198
November 225,191 89 225,102 0.04 0.00040 0.00227 0.00170 0.00198

Contoh Perhitungan Bulan Januari: LC = ̅ = 0.00198



̅ ∑
= = 0.00198
p(1  p)
p(1  p) LCL = p 3
UCL = p3 n
n
0.00198(1  0.00198)
0.00198(1  0.00198) = 0.00198  3
= 0.00198  3 68,463
68,463
= 0.00147
= 0.00249

Pengendalian Kualitas Kemasan....(Kaban) 537


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Perhitungan nilai UCL, CL dan LCL pada kemasan reject, dibawah ini dapat dilihat
bulan selanjutnya sama dengan perhitungan peta kontrol p untuk kemasan tersebut.
nilai UCL, LC dan LCL pada bulan Januari.
Untuk melihat secara lebih jelas proporsi

0.01200
Proporsi
Reject
0.01000 Produksi
(P)
0.00800 UCL

0.00600
P

0.00400 LCL

0.00200

0.00000 LC

Bulan

Gambar 5. Peta Kontrol P Kemasan Reject Produksi Gurih 2L

Berdasarkan pengolahan data yang telah 4.2.3 Pengolahan Kemasan Reject


dilakukan dan peta kontrol p yang telah Produksi Sari Murni 1L
dibuat, dapat dilihat bahwa hanya bulan
Pengolahan data yang dilakukan terhadap
Agustus dan September yang terdapat pada
kemasan reject produksi Sari Murni 1L sama
batas kontrol. Hal ini merupakan hal yang
halnya dengan pengolahan pada kemasan
kurang diperhatikan oleh perusahaan PT.
reject produksi Gurih 1L dan Gurih 2L.
Incasi Raya sehingga berimbas terhadap
Pengolahan data yang dilakukan terhadap
kerugian perusahaan. Perusahaan harus
kemasan reject produksi Sari Murni 1L dapat
mengambil tindakan agar pengendalian
dilihat pada Tabel 7.
kualitas terdapat pada batas kendali.

Tabel 7. Perhitungan Reject Produksi Plastik Pouch Sari Murni 1L


Bulan Total Reject Produksi Produksi Persentase Reject Produksi (%) Proporsi Reject Produksi (P) UCL LCL LC
Januari 295,144 838 294,216 0.28 0.00284 0.00210 0.00162 0.00186
Februari 183,319 785 182,436 0.43 0.00428 0.00216 0.00156 0.00186
Maret 379,414 1,101 378,276 0.29 0.00290 0.00207 0.00165 0.00186
April 205,687 765 204,876 0.37 0.00372 0.00214 0.00157 0.00186
Mei 263,018 420 262,560 0.16 0.00160 0.00211 0.00161 0.00186
Juni 544,810 1,115 543,648 0.20 0.00205 0.00203 0.00168 0.00186
Juli 369,983 322 369,442 0.09 0.00087 0.00207 0.00165 0.00186
Agustus 269,109 507 267,084 0.19 0.00188 0.00211 0.00161 0.00186
September 490,036 793 489,192 0.16 0.00162 0.00204 0.00167 0.00186
Oktober 652,088 702 651,312 0.11 0.00108 0.00202 0.00170 0.00186
November 584,366 529 583,764 0.09 0.00091 0.00203 0.00169 0.00186

Contoh Perhitungan Bulan Januari:


p(1  p)
̅

= = 0.00186 UCL = p3
∑ n
0.00186(1  0.00186)
= 0.00186  3
295,144
= 0.00210

538 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 1, April 2014:518-547


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

LC = ̅ = 0.00186
Perhitungan nilai UCL, CL dan LCL pada
bulan selanjutnya sama dengan perhitungan
p(1  p) nilai UCL, LC dan LCL pada bulan Januari.
LCL = p 3 Untuk melihat secara lebih jelas proporsi
n kemasan reject, dibawah ini dapat dilihat
0.00186(1  0.00186) peta kontrol p untuk kemasan tersebut.
= 0.00186  3
295,144
= 0.00162

0.00450
Proporsi
0.00400 Reject
0.00350 Produksi (P)

0.00300 UCL

0.00250
P

0.00200 LCL
0.00150
0.00100 LC
0.00050
0.00000

Bulan

Gambar 6. Peta Kontrol P Kemasan Reject Produksi Sari Murni 1L

Berdasarkan pengolahan data yang telah 4.2.4 Pengolahan Kemasan Reject


dilakukan dan peta kontrol p yang telah Produksi Sari Murni 2L
dibuat, dapat dilihat bahwa hanya bulan
Pengolahan data dilakukan untuk setiap
Agustus yang terdapat pada batas kontrol.
jenis kemasan agar permasalahan yang ada
Kondisi hanya 1 bulan yang berada pada
dalam kemasan reject produksi tersebut
peta kontrol p berulang terjadi. Hal ini
dapat dilihat secara jelas. Pengolahan
merupakan masalah yang seharusnya
kemasan reject produksi Sari Murni 2L
dipecahkan oleh perusahaan PT. Incasi
disajikan dalam Tabel 8 dan Gambar 7.
Raya.

Tabel 8. Perhitungan Reject Produksi Plastik Pouch Sari Murni 2L


Bulan Total Reject Produksi Produksi Persentase Reject Produksi (%) Proporsi Reject Produksi (P) UCL LCL LC
Januari 165,562 579 164,886 0.35 0.00350 0.00190 0.00131 0.00161
Februari 115,669 540 115,068 0.47 0.00467 0.00196 0.00126 0.00161
Maret 253,985 853 253,122 0.34 0.00336 0.00185 0.00137 0.00161
April 149,249 555 148,674 0.37 0.00372 0.00192 0.00130 0.00161
Mei 327,628 536 326,994 0.16 0.00164 0.00182 0.00140 0.00161
Juni 400,810 477 400,320 0.12 0.00119 0.00180 0.00142 0.00161
Juli 266,684 225 266,442 0.08 0.00084 0.00184 0.00138 0.00161
Agustus 235,924 377 235,530 0.16 0.00160 0.00186 0.00136 0.00161
September 360,798 423 360,360 0.12 0.00117 0.00181 0.00141 0.00161
Oktober 477,465 355 477,078 0.07 0.00074 0.00178 0.00143 0.00161
November 494,114 305 493,800 0.06 0.00062 0.00178 0.00144 0.00161

Pengendalian Kualitas Kemasan....(Kaban) 539


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Contoh Perhitungan Bulan Januari :


∑ p(1  p)
̅ = = 0.00161 LCL = p 3
∑ n
0.00161(1  0.00161)
p(1  p) = 0.00161  3
UCL = p3 165,562
n
= 0.00131
0.00161(1  0.00161)
= 0.00161  3 Perhitungan nilai UCL, CL dan LCL pada
165,562
bulan selanjutnya sama dengan perhitungan
= 0.00190 nilai UCL, LC dan LCL pada bulan Januari.
Untuk melihat secara lebih jelas proporsi
LC = ̅ = 0.00161 kemasan reject, dibawah ini dapat dilihat
peta kontrol p untuk kemasan tersebut.

0.00500
Proporsi
0.00450 Reject
0.00400 Produksi (P)
0.00350 UCL
0.00300
0.00250
P

LCL
0.00200
0.00150
0.00100 LC
0.00050
0.00000

Bulan

Gambar 7. Peta Kontrol P Kemasan Reject Produksi Sari Murni 2L

Berdasarkan pengolahan data yang telah 4.2.5 Analisis Digram Sebab Akibat
dilakukan dan peta kontrol p yang telah (Cause Effect)
dibuat, dapat dilihat bahwa hanya bulan Mei
Berdasarkan diagram sebab akibat
dan Agustus yang terdapat pada batas
diatas, dapat dilakukan perencanaan
kontrol. Kondisi hanya 1 bulan atau 2 bulan
pengendalian reject produksi oleh
yang berada pada peta kontrol p berulang
perusahaan PT. Incasi Raya untuk
terjadi. Hal ini merupakan masalah yang
mengurangi terjadinya reject produksi. Hal
seharusnya dipecahkan oleh perusahaan PT.
ini dilakukan agar reject produksi dapat
Incasi Raya.
diminimalisir sehingga tidak menyebabkan
Hal ini merupakan suatu permasalahan
kerugian terhadap perusahaan tersebut.
yang harus diperhatikan oleh perusahaan
Diagram sebab akibat disajikan pada
PT. Incasi Raya supaya perusahaan tidak
Gambar 8.
mengalami kerugian pada proses
pengemasan yang dilakukan. Adapun
penyebab kemasan reject tersebut dapat
dilihat pada Gambar 8.

540 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 1, April 2014:518-547


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Lingkungan Bahan Material Metode

Terkena Cairan
Terlalu Tipis Perawatan mesin kurang

Pengawasan kerja rendah


Terlalu Panas

Kemasan Reject
Kurang
Dikibas
kelalaian
kerusakan
mesin Kesalahan
Posisi
ceroboh Kemasan
Karet Vakum
Aus

Mesin Manusia
Gambar 8. Diagram Sebab Akibat Reject Produksi

Penjelasan dari masing-masing sebab 2. Mesin


akibat terjadinya reject produksi seperti Mesin yang digunakan dalam
pada Gambar 8 sebagai berikut: pengemasan ini adalah mesin rotary
1. Bahan leepack. Mesin tersebut sudah dipakai
Bahan material yang digunakan terbuat selama bertahun-tahun dengan
dari plastik. Kemasan plastik tersebut perawatan yang kurang memadai.
cukup tipis, namun kesesuaian ketebalan Perawatan berkala yang dilakukan hanya
seluruh plastik membuat kemasan pembersihan mesin, dan mesin tersebut
tersebut cukup kuat digunakan sebagai akan terus digunakan sampai mesin
kemasan dengan kapasitas minyak tersebut rusak. Salah satu kerusakan
goreng yang tidak lebih dari 2 Liter. mesin yang sering terjadi adalah
Kesalahan produksi yang terjadi pada kerusakan pada karet vacuum. Apabila
produksi plastik tersebut menyebabkan karet vacuum telah aus, gerak karet
ada sebagian plastik yang tidak memiliki tersebut dalam menangkap plastik pouch
ketebalan yang sama. Apabila ketebalan menjadi tidak stabil. Keadaan ini akan
plastik tidak sama maka plastik tersebut menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian
akan mudah rusak ketika proses antara kerja vacuum dengan rotary
pengisian minyak goreng pada mesin leepack sehingga kemasan plastik pouch
pengemasan. Selain terjadi kerusakan dapat rusak karena kinerja rotary
pada proses pengemasan, kondisi plastik leepack. Hal ini dapat diatasi dengan cara
yang tidak sama tebal juga dapat rusak melakukan penggantian karet vacuum
saat proses distribusi dilakukan. Hal ini secara berkala sebelum karet vacuum
menyebabkan terjadinya kemasan reject mengalami keausan sehingga tidak
produksi. Untuk mengantisipasi hal ini, berimbas pada kerusakan kemasan
perusahaan seharusnya teliti dalam plastik pouch.
membeli kemasan tersebut dari
perusahaan pemasok plastik tersebut. 3. Manusia
Manusia dalam hal ini adalah operator
yang ada dalam proses pengemasan
tersebut. Dalam pekerjaan ini operator

Pengendalian Kualitas Kemasan....(Kaban) 541


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

sangat berperan dalam jalannya proses saat proses pengemasan terjadi. Untuk
pengemasan. Apabila operator tidak mengatasi hal ini, pekerja hendaknya
berkerja dengan baik, hal ini akan memposisikan kemasan tersebut
mempengaruhi terhadap banyaknya ditempat yang terhindar dari cahaya
kemasan rusak yang dihasilkan. matahari dan menjaga agar bahan baku
Kesalahan yang dilakukan oleh operator tersebut tidak terkena cairan.
antara lain kemasan plasik pouch
diposisikan secara tidak tepat pada mesin 5. Metode
pengemasan, pengibasan kemasan yang Metode kurang berperan dalam kegiatan
kurang sebelum diletakkan pada mesin proses pengemasan perusahaan tersebut,
pengemasan, dan kelalaian dalam salah satunya adalah metode perawatan
bekerja. Kemasan yang tidak diposisikan mesin. Perawatan mesin secara berkala
dengan tepat menyebabkan vacumm tidak diterapkan dalam perusahaan ini.
tidak dapat menjangkau kemasan dengan Metode ini merupakan salah satu metode
baik. Jika terjadi demikian, maka yang cukup penting untuk menjaga
kemasan ini tidak akan terposisi secara performansi kinerja mesin tersebut.
baik pada rotary leepack sehingga Perawatan yang baik terhadap mesin
kemasan dapat mengalami kerusakan. akan menghasilkan output produksi yang
Sebelum kemasan diletakkan pada memiliki kualitas yang lebih tinggi.
mesin, kemasan terlebih dahulu Metode pengawasan kerja juga kurang
dikibaskan dengan tujuan kemasan yang diterapkan dalam perusahaan tersebut.
lengket antara satu dengan yang lainnya Pengawasan kerja yang kurang
berpisah secara baik. Apabila kemasan berpengaruh terhadap kinerja operator
tidak dikibaskan dengan baik, ada mesin pengemasan tersebut. Dengan
kemungkinan plastik tidak terpisah tidak adanya pengawasan kerja yang
dengan baik, hal ini menyebabkan tidak baik, operator kemungkinan
vacuum akan menjangkau plastik lebih melakukan pekerjaan yang tidak sesuai
dari satu. Keadaan ini juga dapat dengan standar kerja. Keadaan operator
menyebabkan kerusakan pada kemasan yang demikian akan mempengaruhi
saat proses pengemasan. Kelalaian terjadinya kesalahan kerja yang berimbas
operator merupakan salah satu faktor pada terjadinya kemasan reject produksi.
terjadinya kesalahan-kesalahan
sebelumnya. Untuk mengatasi hal ini, Berdasarkan pengolahan data yang telah
pimpinan harus mengawasi kerja dibuat dan analisis terhadap peta kontrol p,
operator agar operator bekerja dengan maka dapat dilakukan penentuan UCL dan
baik. LCL untuk peta kontrol yang baru dengan
melakukan revisi terhadap data tersebut
4. Lingkungan dengan cara membuang data yang berada
Lingkungan juga mempengaruhi diluar batas kontrol. Pengolahan data
terjadinya adanya kemasan reject dilakukan terhadap data baru, yaitu data
produksi. Ketika kemasan tersebut yang berada dalam batas kontrol setelah
diangkut ke lantai pengemasan, kemasan data diluar batas kontrol dibuang. Adapun
tersebut biasanya diletakkan di tempat pengolahan data yang dilakukan adalah
yang langsung terkena cahaya matahari sebagai berikut:
pagi. Kemasan yang terbuat dari plastik
akan mengalami perubahan jika terkena 4.2.6 Pengolahan Kemasan Reject
sinar matahari secara terus menerus. Hal Produksi Gurih 1L Setelah Revisi
ini dapat membuat daya tahan plastik
Perhitungan data setelah revisi dilakukan
menurun dan mudah rusak ketika
agar kita dapat melihat peta kontrol p
kemasan plastik tersebut mengalami
susulan yang dapat memberi gambaran
proses pengemasan. Kadangkala,
bagaimana seharusnya kemasan reject
kemasan plastik tersebut terkena air saat
produksi yang dimiliki oleh perusahaan.
berada di lantai proses pengemasan.
Adapun pengolahan yang dilakukan terhadap
Apabila plastik tersebut terkena air,
data yang telah direvisi dapat dilihat pada
vacuum tidak dapat menjangkau plastik
Tabel 9.
dengan baik. Hal ini juga dapat membuat
kemasan tersebut mengalami kerusakan

542 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 1, April 2014:518-547


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Tabel 9. Perhitungan Reject Produksi Plastik Pouch Gurih 1L Setelah Revisi


Bulan Total Reject Produksi Produksi Persentase Reject Produksi (%) Proporsi Reject Produksi (P) UCL LCL LC
Agustus 247,603 466 247,116 0.19 0.00188 0.00214 0.00162 0.00188

Contoh Perhitungan Bulan Agustus:


∑ p(1  p)
̅ = = 0.00188 LCL = p 3
∑ n
0.00188(1  0.00188)
p(1  p) = 0.00188  3
UCL = p3 247,603
n
= 0.00162
0.00188(1  0.00188)
= 0.00188  3 Untuk melihat secara lebih jelas proporsi
247,603
kemasan reject, dibawah ini dapat dilihat
= 0.00214 peta kontrol p untuk kemasan tersebut. Peta
kontrol p tersebut merupakan peta kontrol
LC = ̅ = 0.00188 usulan yang seharusnya dimiliki oleh
perusahaan tersebut. Peta kontrol p setelah
revisi dapat dilihat pada Gambar 9 dibawah
ini.

0.00250
Proporsi
Reject
0.00200 Produksi (P)

UCL
0.00150
P

LCL
0.00100

0.00050 LC

0.00000
Agustus
Bulan

Gambar 9. Peta Kontrol P Kemasan Reject Produksi Gurih 1L Setelah Revisi

Berdasarkan pengolahan data yang telah 4.2.7 Pengolahan Kemasan Reject


dilakukan dan peta kontrol p yang telah Produksi Gurih 2L Setelah Revisi
dibuat, dapat dilihat bahwa proporsi reject
Pengolahan data dan pembuatan peta
produksi terdapat pada batas kontrol.
kontrol p untuk kemasan reject produksi
Keadaan reject produksi yang berada diluar
Gurih 2L setelah revisi dapat dilihat pada
batas kontrol seharusnya dimiliki oleh PT.
Tabel 10.
Incasi Raya agar kualitas kemasan tetap
terjaga.

Pengendalian Kualitas Kemasan....(Kaban) 543


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Tabel 10 Perhitungan Reject Produksi Plastik Pouch Gurih 2L Setelah Revisi


Bulan Total Reject Produksi Produksi Persentase Reject Produksi (%) Proporsi Reject Produksi (P) UCL LCL LC
Agustus 32,603 66 32,537 0.20 0.00202 0.00258 0.00115 0.00186
September 102,226 185 102,041 0.18 0.00181 0.00227 0.00146 0.00186

Contoh Perhitungan Bulan Agustus:


∑ p(1  p)
̅ = = 0.00186 LCL = p 3
∑ n
0.00186(1  0.00186)
p(1  p) = 0.00186  3
UCL = p3 32,603
n
= 0.00115
0.00186(1  0.00186)
= 0.00186  3 Untuk melihat secara lebih jelas proporsi
32,603
kemasan reject, dibawah ini dapat dilihat
= 0.00258 peta kontrol p untuk kemasan tersebut. Peta
kontrol p tersebut merupakan peta kontrol
LC = ̅ = 0.00186 usulan yang seharusnya dimiliki oleh
perusahaan tersebut. Peta kontrol p setelah
revisi dapat dilihat pada Gambar 10 dibawah
ini.

0.00300
Proporsi Reject
0.00250 Produksi (P)

0.00200 UCL

0.00150
P

LCL
0.00100

0.00050 LC

0.00000
Agustus September
Bulan

Gambar 10. Peta Kontrol P Kemasan Reject Produksi Gurih 2L Setelah Revisi

Berdasarkan pengolahan data yang telah 4.2.8 Pengolahan Kemasan Reject


dilakukan dan peta kontrol p yang telah Produksi Sari Murni 1L Setelah
dibuat, dapat dilihat bahwa proporsi reject Revisi
produksi terdapat pada batas kontrol.
Pengolahan data dan pembuatan peta
Keadaan seperti inilah yang seharusnya
kontrol p untuk kemasan reject produksi
dimiliki oleh PT. Incasi Raya agar kualitas
setelah revisi dapat dilihat pada Tabel 11
kemasan tetap terjaga.
dibawah ini.

Tabel 11. Perhitungan Reject Produksi Plastik Pouch Sari Murni 1L Setelah Revisi
Bulan Total Reject Produksi Produksi Persentase Reject Produksi (%) Proporsi Reject Produksi (P) UCL LCL LC
Agustus 269,109 507 267,084 0.19 0.00188 0.00213 0.00163 0.00188

544 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 1, April 2014:518-547


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Contoh Perhitungan Bulan Agustus:


0.00188(1  0.00188)
̅

= = 0.00188 = 0.00188  3
∑ 269,109
= 0.00163
p(1  p)
UCL = p3
n Untuk melihat secara lebih jelas proporsi
kemasan reject, dibawah ini dapat dilihat
0.00188(1  0.00188) peta kontrol p untuk kemasan tersebut. Peta
= 0.00188  3 kontrol p tersebut merupakan peta kontrol
269,109
usulan yang seharusnya dimiliki oleh
= 0.00213 perusahaan tersebut. Peta kontrol p setelah
revisi dapat dilihat pada Gambar 11 dibawah
LC = ̅ = 0.00188 ini.

p(1  p)
LCL = p 3
n

0.00250
Proporsi Reject
Produksi (P)
0.00200

UCL
0.00150
P

0.00100 LCL

0.00050
LC

0.00000
Agustus
Bulan

Gambar 11. Peta Kontrol P Kemasan Reject Produksi Sari murni 1L Setelah Revisi

Berdasarkan pengolahan data yang telah 4.2.9 Pengolahan Kemasan Reject


dilakukan dan peta kontrol p yang telah Produksi Sari Murni 2L Setelah
dibuat, dapat dilihat bahwa proporsi reject Revisi
produksi terdapat pada batas kontrol.
Pengolahan data kemasan reject
Keadaan seperti inilah yang seharusnya
produksi Sari Murni 2L dan pembuatan peta
dimiliki oleh PT. Incasi Raya agar kualitas
kontrol p setelah data direvisi dapat dilihat
kemasan tetap terjaga.
pada Tabel 12 dibawah ini.

Tabel 12. Perhitungan Reject Produksi Plastik Pouch Sari Murni 2L Setelah Revisi
Bulan Total Reject Produksi Produksi Persentase Reject Produksi (%) Proporsi Reject Produksi (P) UCL LCL LC
Mei 327,628 536 326,994 0.16 0.00164 0.00183 0.00141 0.00162
Agustus 235,924 377 235,530 0.16 0.00160 0.00187 0.00137 0.00162

Pengendalian Kualitas Kemasan....(Kaban) 545


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Contoh Perhitungan Bulan Mei:


0.00162(1  0.00162)
̅

= = 0.00162 = 0.00162  3
∑ 327,628
= 0.00141
p(1  p)
UCL = p3
n Untuk melihat secara lebih jelas proporsi
kemasan reject, dibawah ini dapat dilihat
0.00162(1  0.00162) peta kontrol p untuk kemasan tersebut. Peta
= 0.00162  3 kontrol p tersebut merupakan peta kontrol
327,628
usulan yang seharusnya dimiliki oleh
= 0.00183 perusahaan tersebut. Peta kontrol p setelah
revisi dapat dilihat pada Gambar 12 dibawah
LC = ̅ = 0.00162 ini.

p(1  p)
LCL = p 3
n

0.00200

0.00180 Proporsi Reject


Produksi (P)
0.00160

0.00140
UCL
0.00120

0.00100
P

0.00080 LCL
0.00060

0.00040
LC
0.00020

0.00000
Mei Agustus
Bulan

Gambar 4.10 Peta Kontrol P Kemasan Reject Produksi Sari murni 2L Setelah Revisi

Berdasarkan pengolahan data yang telah 5.1 Kesimpulan


dilakukan dan peta kontrol p yang telah
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh
dibuat, dapat dilihat bahwa proporsi reject
dari pengolahan data dan analisis yang
produksi terdapat pada batas kontrol. Sesuai
dilakukan sebagai berikut:
dengan hal sebelumnya, keadaan seperti
Pengendalian kualitas pada perusahaan
inilah yang seharusnya dimiliki oleh PT.
PT Incasi Raya Edible Oils dengan metode
Incasi Raya agar kualitas kemasan tetap
statistical processing control kurang baik.
terjaga.
Dilihat dari peta kontrol yang telah dibuat,
jumlah reject produksi tiap bulan mayoritas
diluar batas kontrol.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis diagram sebab
Bagian penutup berisikan kesimpulan akibat, reject produksi disebabkan oleh
terhadap penelitian yang telah dilakukan beberapa faktor, yaitu: faktor mesin,
serta saran dari peneliti. manusia, material, lingkungan, dan metode.
Mesin merupakan faktor utama penyebab
terjadinya reject produksi.

546 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 13 No. 1, April 2014:518-547


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan terhadap
perusahaan yaitu PT Incasi Raya Edible Oils
harus meningkatkan pengendalian kualitas
kemasan plastik pouch agar reject produksi
tidak menyebabkan kerugian terhadap
perusahaan. Untuk mengurangi terjadinya
reject produksi maka perusahaan disarankan
melakukan maintenance mesin secara rutin
dan melakukan pengawasan yang lebih ketat
terhadap kinerja operator. Perusahaan juga
harus memperhatikan faktor lingkungan
pada pengemasan, metode perusahaan
dalam bekerja dan material plastik yang
digunakan.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terimakasih penulis ucapkan kepada
Bapak Dr. Rika Ampuh Hadiguna sebagai
dosen pembimbing penulisan jurnal ini dan
kakak Ketrin Fadeli ST sebagai pembimbing
dalam penelitian di PT Incasi Raya Edible
Oils Padang, sehingga penulis dapat
menyelesaikan jurnal ini dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

[1] D.H. Besterfield, Quality Control and


Industrial Statistic (2th Edition), New
Jersey: Prentice- Hall International,
Inc., 1994.
[2] V. Gasperz, Metode Analisis untuk
Peningkatan Kualitas, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2001.
[3] V. Gasperz, Total Quality Manajemen.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2005.
[4] K. Gerry, Tinjauan Tata Letak dalam
Perusahaan untuk Meningkatan Efisiensi
dengan menggunakan Load-Distance
Model, Bandung: Annur, 2010.
[5] J. Heizer dan B. Render, Manajemen
Operasi (Edisi Ke-7), Jakarta: Salemba
Empat, 2006.
[6] J.M. Juran, Juran’s Quality Control (4th
Edition), New York: McGrawHill, Inc.,
1998.
[7] D.C. Montgomery, Pengantar
Pengendalian Proses Statistik (Edisi Ke-
3), Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 1995.
[8] M.N. Nasution, Manajemen Mutu
Terpadu, Jakarta: Ghalia Indonesia,
2005.
[9] A. Sofjan, Manajemen Operasi Dan
Produksi. Jakarta: LP FE UI, 1998.

Pengendalian Kualitas Kemasan....(Kaban) 547

You might also like