Professional Documents
Culture Documents
0)
Istilah sebelumnya :
Deskripsi :
Nyeri kepala yang hebat, nyeri selalu unilateral di orbital, supraorbital, temporal atau kombinasi dari
tempat – tempat tersebut, berlangsung 15-180 menit dan terjadi dengan frekuensi dari sekali tiap
dua hari sampai 8 kali sehari. Nyeri disertai dengan injeksi di kening dan wajah, miosis, ptosis dan
atau edema palpebra, dan atau gelisah atau agitasi
Kriteria diagnosis :
Catatan :
Selama (tetapi kurang dari setengah) dari waktu kambuhnya 3.1 nyeri kepala klaster, serangan-
serangan dapat lebih ringan dan atau pada durasi yang lebih singkat atau lebih lama
1. Nyeri kepala klaster sulit dihilangkan dengan terapi abortif (gagal terapi abortif )
2. Nyeri kepala klaster terjadi setiap hari dan lebih lama dari 15 menit
3. Pasien nyeri kepala klaster bersedia minum obat setiap hari dan mau menerima
kemungkinan efek samping obat
Kriteria diagnosis :
a. Serangan – serangan yang memenuhi kriteria untuk 3.1 nyeri kepala klaster
b. Paling sedikit dua periode klaster yang berlangsung selama 7-365 hari (ketika tidak diobati)
dan dipisahkan oleh periode remisi bebas nyeri ≥ 1 bulan
Deskripsi :
Serangan nyeri kepala klaster terjadi lebih dari 1 tahun tanpa remisi, atau disertai remisi-remisi yang
berlangsung kurang dari 1 bulan
Kriteria diagnosis :
a. Serangan – serangan yang memenuhi kriteria untuk 3.1 nyeri kepala klaster dengan kriteria b
b. Terjadi tanpa periode remisi atau dengan periode remisi yang berlangsubg kurang dari 1
bulan, selama 1 tahun
Terapi akut (abortif) nyeri kepala klaster kronis sama dengan terapi akut (abortif) pada nyeri kepala
klaster episodik.
Jika pengobatan konservatif dan preventif gagal, maka dapat dipertimbangkan untuk dilakukan
“histamine desensitization” atau tindakan operasi
Indikasi operasi :
1. Nyeri kepala tipe kronis tanpa remisi nyeri selama satu tahun
2. Terbatas nyeri unilateral
3. Stabil secara fisiologis dan sehat secara mental dan medis
1. Neurektomi oksipital
2. Pemotongan/dekompresi n. Intermedius
3. Pemotongan/dekompresi n. Petrosus superfisialis major
4. Termokoagulasi ganglion gasseri (ganglio-rhizolysis)
5. Radiofrequency terhadap lesi
6. Dekompresi n. Trigeminus
7. Injeksi gliserol pada ganglion gasseri
8. Sphenopalatine ganglionectomy (conventional surgery)
9. Section of the trigeminal nerve (efek samping : anestesi kornea)
1. Tidak ada prosedur yang memberikan perbaikan yang berlangsung lama dan konsisten
2. Tindakan bedah dicadangkan untuk pasien yang tidak responsif terhadap pengobatan medis
yang maksimal
3. Lesi – lesi radiofrequency pada ganglion trigeminal memberi hasil yang paling memuaskan
4. Keberhasilan tergantung pada terjadinya anestesia di area yang terkena, namun
menyebabkan hilangnya reflek kornea dan bahaya infeksi dan ulseratif kornea
3.2 Hemikrania paroksismal (G44.03)
Deskripsi :
Hemikrania paroksismal merupakan nyeri kepala hebat, nyeri unilateral dengan nyeri lokasi di
orbital, supraorbital, tempral atau kombinasi dari lokasi tersebut. Berlangsung selama 2-30
menit dan terjadi beberapa kali dalam sehari, serangan nyeri kepala berikatan dengan injeksi
konjungtival ipsilateral, lakrimasi, kongesti nasal, rhinorrhoea, berkeringat pada dahi dan wajah,
miosis, ptosis dan atau edema palpebra. Hemikrania paroksismal mempunyai respons absolut
terhadap indometasin
Kriteria diagnosis
A. Paling sedikit terdapay 20 serangan yang memenuhi kriteria B-E
B. Serangan nyeri hebat di orbital, supraorbital dan atau temporal yang bersifat unilateral dan
berlangsung selama 2-30 menit
C. Nyeri kepala disertai setidaknya satu dari gejala berikut :
1. Injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi ipsilateral
2. Kongesti nasal dan atau rhinorrhiea ipsilateral
3. Edema palpebra ipsilateral
4. Keringat didahi dan wajah ipsilateral
5. Kemerahan di dahi dan wajah ipsilateral
6. Perasaan penuh di telina ipsilateral
7. Miosis dan atau ptosis ipsilateral
D. Frekuensi serangan leboh dari 5 kali per hari selama lebih dari separuh waktu, meskipun
periode dengan frekuensi lebih rendah dapat terjadi
E. Serangan dapat dicegah secara komplit dengan dosis terapi indometasin
F. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain
Catatan :
1. Pada orang dewasa, pemberian indometasin per oral sebaiknya dimulai dengan dosis 150
mg per hari dan dapat ditingkatkan sampai 225 mg perhari. Dosis indometasin injeksi
adalah 100-200 mg
Kriteria diagnosis :
a. Serangan yang memenuhi kriteria pada 3.2 hemikrania paroksismal
b. Setidaknya terdapat 2 periode serangan yang berlangsung selama 7 sampai 365 hari
(ketika tidak diberi obat) dan dipisahkan oleh periode remisi bebas nyeri ≥ 1 bulan
Kriteria diagnosis :
a. Serangan yang memenuhi kriteria 3.2 hemikrania paroksismal dan kriteria B dibawah
ini
b. Terjadi tanpa periode remisis, atau dengan remisi yang berlangsung < 1 bulan
selama 1 tahun
Terapi profilaksis :
1. Indometasin
2. Verapamil, sustained release 120 mg/hari per oral sekali sehari atau immediate
release ; 40 mg per oral 3 kali sehari dapat dipakai sebagai terapi profilaksis atau lini
kedua
3. NSAID, ibuprofen 400 – 800 mg per oral tiap 8 jam
4. Topiramat
5. Carbamazepin
6. Piroksikam
7. Amitriptilin
Kriteria diagnosis :
A. Serangan memenuhi kriteria 3.3,1 SUNCT dan terjadi saat serangan
B. Setidaknya ada 2 periode serangan terjadi selama 7 hari sampai 1 tahun dan
dipisahkan dengan periode remisi bebas nyeri selama ≥ 1 bulan
3.3.1.2 SUNCT Kronis
Deskripsi :
Serangan SUNCT terjadi lebih dari 1 tahun tanpa remisi, atau dengan remisi yang terjadi
kurang dari 1 bulan
Kriteria diagnosis :
A. Serangan memenuhi 3.3.1 SUNCT dan kriteria B dibawah ini
B. Terjadi tanpa periode remisi, atau dengan remisi selama < 1 tahun, setidaknya
dalam 1 tahun
3.3.2 SUNA
Kriteria diagnosis :
A. Serangan yang memenuhi kriteria 3.3 SUN dan kriteria B dibawah ini
B. Hanya disertai satu atau tanpa gejala injeksi konjungtival atau lakrimasi
3.3.2.1 SUNA episodik
Deskripsi :
Serangan SUNA terjadi selama 7 hari hingga 1 tahun, dipisahkan dengan periode bebas
nyeri sekurang- kurangnya 1 bulan
Kriteria diagnosis :
A. Serangan memenuhi kriteria 3.3.3 SUNA dan terjadi saat serangan
B. Setidaknya 2 periode serangan terjadi selama 7 hari sampai 1 tahun dan dipisahkan
dengan periode remisi bebas nyeri selama ≥ 1 bulan
3.3.2.2 SUNA Kronis
Deskripsi :
Serangan SUNA terjadi lebih dari 1 tahun tanpa remisi, atau dengan remisi yang terjadi
kuranf dari 1 bulan
Kriteria diagnosis :
A. Serangan memenuhi kriteria 3.3.2 SUNA dan kriteria B dibawah ini
B. Terjadi tanpa periode remisi, atau dengan remisi selama < 1 tahun, setidaknya
dalam 1 tahun
Sindrom SUNCT pernah ditemukan bersamaan dengan tumor hipofisis, pernah pula
bersamaan dengan sinusitis
1. Lidokain i.v atau infus subkutan, 2 g dilarutkan dalam 100 ml normal saline dengan
kecepatan pemberian 6 ml/jam ( 2 mg/ menit ) selama 5-14 hari (grade C)
2. Prednison
3. Metilprednison
4. Fenitoin
5. Celecoxib
6. Superior trigeminal nerve blockade (STGB)
7. Hypothalamic deep brain stimulation (HDBS)
Terapi profilaksis
Kriteria diagnosis
A. Nyeri kepala unilateral yang memenuhi kriteria B-D
B. Keluhan menetap lebih dari 3 bulan, dengan eksaserbasi pada intensitas nyeri derajat
sedang atau berat
C. Setidaknya satu dari gejala berikut ini :
Sekurang-kurangnya pada sisi ipsilateral nyeri kepala didapatkan salah satu gejala berikut ini
1. Injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi ipsilateral
2. Kongesti nasal dan atau rhinorrhiea ipsilateral
3. Edema palpebra ipsilateral
4. Keringat didahi dan wajah ipsilateral
5. Kemerahan di dahi dan wajah ipsilateral
6. Perasaan penuh di telina ipsilateral
7. Miosis dan atau ptosis ipsilateral
D. Mempunyai respons terhadap dosis terapeutik indometasin secara absolut
E. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain
Catatan :
1. Pada orang dewasa, pemberian indometasin per oral sebaiknya dimulai dengan dosis 150
mg per hari dan dapat ditingkatkan sampai 225 mg perhari. Dosis indometasin injeksi
adalah 100-200 mg
Kriteria diagnosis :
A. Memenuhi kriteria 3.4 hemikrania kontinua
B. Nyeri kepala tidak terjadi setiap hari atau berkelanjutan, tetapi memiliki periode
remisi ≥ 1 hari tanpa pengobatan
Kriteria diagnosis :
C. Memenuhi kriteria 3.4 hemikrania kontinua
D. Nyeri kepala terjadi setiap hari atau berkelanjutan, tetapi memiliki periode remisi ≥
1 hari
1. Indometasin
2. Supraorbital occipital nerve blockade (SONB)
3. Great occipital nerve blockade (GONB)
4. Celecoxib
5. Piroksikam
6. Minor occipital nerve blockade (MONB)
7. Oksigen
8. Sumatriptan
9. Metilprednisolon
10. Ibuprofen
11. Dorsal root ganglion blockade (DRGB)
12. Sphenopalatine ganglion blockade (SPGB)
13. Ergotamin
Terapi profilaksis :
1. indometasin
2. melatonin
3. gabapentin
4. topiramat
5. onabotA
6. celecoxib
7. verapamil
8. piroksikam
9. occipital nerve stimulation (ONS)
10. SONB
11. GONB
12. Acemethacin
13. Amitriptilin
14. DRGB
15. SPGB
16. Valproat
17. Litium
18. Triamsinolon (injeksi intraoklear)
19. Fentanil
20. Tilidin
Deskripsi :
Serangan nyeri kepala yang diduga keras sebagai subtipe dari trigeminal autonomic cephalgia,
akan tetapi tidak persis memenuhi kriteria diagnosis dengan segala yang tercantum diatas, dan
tidak memenuhi kriteria untuk kelainan nyeri kepala lainnya
Kriteria diagnosis :
A. Serangan memenuhi semua, kecuali A-D untuk 3.1 nyeri kepala kluster, kriteria A-E untuk
3.2 hemikrania paroksismal, kriteria A-D untuk 3.3 SUN atau kriteria A-D untuk 3.4
hemikrania kontinua
B. Tidak berikatan dengan gangguan lain
C. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain