You are on page 1of 15

30

2. Sampel
Menurut Sastroasmoro (2008) Sampel adalah bagian dari populasi
yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili
populasinya. Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan adalah
Cluster Random Sampling yaitu pengambilan sampel dengan
melakukan randomisasi terhadap kelompok, bukan terhadap subjek
secara individual menurut Azwar tahun 2001 dalam Siswanto et al
2013.

Adapun penelitian ini menggunakan rumus Slovin karena dalam


penarikan sampel, jumlahnya harus proporsional agar hasil penelitian
dapat digeneralisasikan dan perhitungannya pun tidak memerlukan
tabel jumlah sampel, namun dapat dilakukan dengan rumus dan
perhitungan sederhana.

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑒)2

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Error margine (5%)

Diketahui:

Populasi = 75 perawat

81
𝑛=
1 + 81 (0,052 )

75
𝑛= = 67 perawat
1,2025

Jadi, jumlah sampel yang seharusnya dibutuhkan adalah 67 perawat.

FIKes UIA 2017


31

Ni
Besar sampel tiap ruangan ni = 𝑥𝑛
N

Keterangan:

ni = Jumlah sampel tiap ruangan

Ni = Jumlah populasi tiap ruangan

N = Jumlah populasi seluruh sampel

n = Jumlah sampel seluruhnya

Sampel tiap ruangan:

Tabel 3.1 Sampel Tiap Ruangan


No Ruangan Jumlah
1. High Care Unit (HCU) 4 Perawat
2. Rawat Inap 26 Perawat
3. Bersalin 10 perawat
4. Rawat Jalan 7 perawat
5. Instalasi Gawat Darurat (IGD) 10 perawat
6. Perinatologi 5 perawat
7. Bedah 5 perawat
Total 67 perawat

D. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2001) Variabel penelitian adalah variabel
segala bentuk data, informasi yang sudah ditetapkan oleh peneliti untuk
dilakukan analisis data atau kesimpulan (Siswanto et al, 2013). Dalam
penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu:
1. Variabel Independen (X)
Menurut Sugiyono (2001) Variabel independen adalah variabel
yang sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent,
dalam bahasa Indonesia sering juga disebut sebagai variabel bebas,
variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Siswanto et al,

FIKes UIA 2017


32

2013). Variabel independen atau variabel bebas pada penelitian ini


adalah motivasi perawat (x).

2. Variabel Dependen (Y)


Menurut Sugiyono (2001) Variabel dependen adalah variabel yang
sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam
bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas (Siswanto et al,2013). Variabel dependen atau
variabel terikat pada penelitian ini adalah pelaksanaan komunikasi
efektif dalam keselamatan pasien.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka
peneliti tidak akan mendapatkan apa yang memenuhi standar data yang
ditetapkan (Siswanto et al, 2013).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner


dengan skala (likert). Menurut Sugiyono (2012), skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok
orang tentang fenomenal sosial. Kuesioner motivasi perawat terdiri dari 25
butir, pernyataan positif 12 butir dan pertanyaan negatif 13 butir.
Kuesioner pelaksanaan komunikasi efektif dalam keselamatan pasien
terdiri dari 20 butir, pernyataan positif 12 butir dan pertanyaan negatif 8
butir.
Pernyataan untuk motivasi perawat yang dijawab oleh responden
mendapat nilai sesuai dengan alternatif jawaban yang bersangkutan.
Kriteria penilaian dari pernyataan tersebut memiliki 5 alternatif jawaban,
yaitu untuk pertanyaan positif mempunyai nilai SS = 5, S = 4, KS = 3, TS
= 2, dan STS = 1. Sedangkan untuk pertanyaan negatif mempunyai nilai
SS = 1, S = 2, KS = 3, TS = 4 , dan STS = 5.

FIKes UIA 2017


33

Berikut ini digambarkan rentang skala pada model likert

Tabel 3.2 Rentang Skala Likert Motivasi Perawat


Pernyataan Sangat Setuju Kurang Tidak Sangat
pendapat Setuju Setuju Setuju Tidak
Setuju
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5

Pernyataan untuk pelaksanaan komunikasi efektif memiliki 4


alternatif jawaban, yaitu untuk pertanyaan positif mempunyai nilai SL = 4,
SR = 3, K= 2, dan TP = 1. Sedangkan untuk pertanyaan negatif
mempunyai nilai SL = 1, S = 2, K= 3, dan TP = 4.

Tabel 3.3 Rentang Skala Likert Pelaksanaan Komunikasi Efektif


Pernyataan Selalu Sering Kadang- Tidak
pendapat kadang pernah
Positif 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Motivasi perawat


No Indikator Pernyataan
Jumlah butir
Positif Negatif
Teori Abraham Maslow
1. Kebutuhan Fisiologis 1,20 15 3 butir
2. Kebutuhan rasa aman 24 14,19 3 butir

3. Kebutuhan diterima oleh orang 2,4,21 3,10,11 6 butir


lain
4. Kebutuhan penghargaan 6,16 7,22,23,25 6 butir
5. Kebutuhan aktualisasi diri 5,12,13,18 8,9,17 7 butir
Total 12 butir 13 butir 25 butir

FIKes UIA 2017


34

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Pelaksanaan Komunikasi Efektif


No Indikator Pernyataan Jumlah
Positif Negatif butir
1. Elemen-elemen penilaian komunikasi efektif
a. Penulisan secara lengkap hasil komunikasi 2,7 8 3 butir
melalui lisan atau telepon
b. Konfirmasi kembali hasil komunikasi 12,14 11 3butir
melalui lisan atau telepon
c. Memverifikasi terhadap akurasi dari 4,5, 1,3,6, 8 butir
komunikasi lisan maupun telepon 15 13,16
d. Pembacaan ulang dan pengejaan terhadap
obat golongan NORUM 9,10,18 17 4 butir
e. Pembuatan dan sosialisasi SOP verifikasi
terhadap akurasi komunikasi lisan 19,20 2 butir

Total 12 butir 8 butir 20 butir

F. Validitas dan Reabilitas Instrumen


1. Validitas

Validitas merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk


mengukur ketepatan dan kecermatan data yang diteliti. Validitas dapat
diartikan sebagai aspek kecermatan pengukuran. Validitas tidak hanya
menghasilkan data yang tepat, tetapi juga memberikan gambaran yang
cermat mengenai data tersebut. Data yang valid memiliki tingkat
kesalahan lebih kecil, hasil dari validitas mendekati keadaan sebenarnya.
Sehingga, validitas selalu disertai keterangan penjelas atau pertanyaan,
yang merujuk pada topik dan alat ukur (Jenita, 2017).

Untuk mengukur apakah suatu kuesioner dianggap valid, maka


perlu uji coba dan dilakukan analisis. Bila kuesioner tersebut telah
memiliki validitas konstruk, berarti semua item (pertanyaan) yang ada
dalam kuesioner itu mengukur apa yang kita ukur. Maka perlu diuji
dengan uji korelasi antara skor tiap-tiap item dengan skor total kuesioner.

FIKes UIA 2017


35

n. ∑ XY − (∑ 𝑋 )(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑛. ∑ 𝑋 − (Σ𝑋)2 }{𝑛. ∑ 𝑌 2 − (Σ𝑌)2 }

Keterangan:

n : jumlah responden

X : jumlah skor tiap butir

Y : skor total seluruh butir

rxy : koefisien korelasi antar indikator

2. Uji Validitas

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Product Moment antara skor


tiap butir pertanyaan dari variabel motivasi perawat dan pelaksanaan
komunikasi efektif dalam keselamatan pasien akan diuji nilai
korelasinya. Realibilitas nilai korelasi Product Momen menggunakan
bantuan program SPSS (Statistical Product for Service Solution).
Hasilnya kemudian dibandingkan dengan nilai koefisien korelasi dari
tabel nilai Product Momen, untuk ukuran sampel sebanyak 30 responden
dan tingkat nyata (level of significant) = 5%.

Tabel 3.6 Validitas Instrumen Motivasi Perawat


No. Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan
1 0,445 0,361 Valid
2 0,325 0,361 Tidak Valid
3 0,492 0,361 Valid
4 0,446 0,361 Valid
5 0,369 0,361 Valid
6 0,423 0,361 Valid
7 0,381 0,361 Valid
8 0,269 0,361 Tidak Valid
9 0,520 0,361 Valid
10 0,667 0,361 Valid
11 0,650 0,361 Valid
12 0,407 0,361 Valid
13 -0,050 0,361 Tidak Valid
14 -0,058 0,361 Tidak Valid
15 0,461 0,361 Valid

FIKes UIA 2017


36

16 0,127 0,361 Tidak Valid


17 0,100 0,361 Tidak Valid
18 -0,209 0,361 Tidak Valid
19 0,676 0,361 Valid
20 -0,231 0,361 Tidak Valid
21 0,066 0,361 Tidak Valid
22 0,620 0,361 Valid
23 0,509 0,361 Valid
24 0,378 0,361 Valid
25 0,419 0,361 Valid

Berdasarkan tabel instrumen motivasi perawat di atas terdapat 9


butir pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan nomor
2,8,13,14,16,17,18,20, dan 21. Pernyataan nomor 2 “Hubungan saya
dengan dokter, perawat lain, dan tenaga kesehatan lain sangat baik”.
Pernyataan nomor 8 “Bimbingan supervisi tidak berpengaruh pada hasil
kerja saya”. Pernyataan nomor 13 “Saya puas dengan hasil kerja saya”.
Pernyataan nomor 14 “Alat pelindung diri yang disediakan di RS tempat
saya bekerja belum memadai”. Pernyataan nomor 16 “Lingkungan di RS
tempat saya bekerja cukup aman bagi kesehatan”. Pernyataan nomor 17
“Saya mengembangkan potensi diri untuk menjadi perawat yang tidak
teladan. Pernyataan nomor 18 “Saya akan merasa senang bila harus
menyelesaikan pekerjaan tambahan dengan segera. pernyataan nomor 20
“Besarnya pendapatan yang saya terima tiap bulan dapat membeli
makanan yang cukup baik bagi saya dan keluarga saya. Pernyataan
nomor 21 “Saya mengikuti pelatihan “patient safety” tanpa paksaan dari
atasan. Sisanya 15 butir pernyataan dinyatakan valid.

Tabel 3.7 Validitas Instrumen Pelaksanaan Komunikasi Efektif


No. Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan
1 0,682 0,361 Valid
2 0,637 0,361 Valid
3 0,113 0,361 Tidak Valid
4 0,630 0,361 Valid
5 0,818 0,361 Valid
6 0,607 0,361 Valid
7 0,254 0,361 Tidak Valid
8 0,384 0,361 Valid
9 0,464 0,361 Valid

FIKes UIA 2017


37

10 0,289 0,361 Tidak Valid


11 0,544 0,361 Valid
12 0,717 0,361 Valid
13 0,362 0,361 Valid
14 0,133 0,361 Tidak Valid
15 0,153 0,361 Tidak Valid
16 0,510 0,361 Valid
17 0,439 0,361 Valid
18 0,334 0,361 Tidak Valid
19 0,838 0,361 Valid
20 0,470 0,361 Valid

Berdasarkan tabel instrumen motivasi perawat di atas terdapat 6


butir pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan nomor
3,7,10,14,15,dan 18. Pernyataan nomor 3 “Saya menggunakan singkatan-
singkatan di RS yang dapat membingungkan staf”. Pernyataan nomor 7
“Menulis secara lengkap hasil kolaborasi dengan dokter secara lisan
melalui telepon”. Pernyataan nomor 10 “Menyampaikan kondisi pasien
yang sesungguhnya pada dokter penanggung jawab”. Pernyataan nomor
14 “Membaca kembali secara lengkap apabila menerima hasil
pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan lain secara lisan melalui
telepon”. Pernyataan nomor 15 “Saling bertukar informasi mengenai
kondisi pasien terhadap dokter penanggung jawab”. Pernyataan nomor 18
“Mengeja hasil kolaborasi dengan dokter apabila terdapat obat golongan
Nama Obat Rupa Obat Ucapan Mirip (NORUM)”. Sisanya 14
pernyataan dinyatakan valid.

3. Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu


alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat
pengukur bisa dipakai dua kali atau lebih untuk mengukur gejala yang
sama dan hasil yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur
tersebut reliabel (Siswanto et al, 2013).

FIKes UIA 2017


38

Untuk menginterprestasikan tingkat reliabilitas instrumen dapat


ditemukan berdasarkan analog pada dasarnya kriteria interprestasi
koefisien korelasi yang disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.8 Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi


Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,000-0,199 Sangat Rendah
0,200-0,399 Rendah
0,400-0,599 Sedang (Cukup Kuat)
0,600-0,799 Kuat
0,800-1,000 Sangat Kuat

4. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan upaya untuk menstabilkan dan melihat
adakah konsistensi responden dalam menjawab pernyataan, yang
berkaitan dengan konstruksi dimensi variabel dalam bentuk kuesioner
(Jenita, 2017). Pada penelitian ini reliabilitas menggunakan rumus
koefisien Alpha Cronbach sebagai berikut:

Reliabilitasnya menggunakan rumus Cronbach Alpha:

𝑘 ∑ 𝜎𝑏2
𝑟=( ) (1 − )
(𝑘−1) 𝜎12

Keterangan:

𝑟 = Koefisien reliabilitas pertanyaan

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal


∑ 𝜎𝑏2 = Total varians butir

𝜎12 = Varians butir

FIKes UIA 2017


39

Berdasarkan hasil pengolahan untuk koefisien reliabilitas dengan


rumus Alpha Cronbach didapat:

Tabel 3.9 Reliabilitas Motivasi Perawat


Cronbach's Alpha N of Items
0.796 16

Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa instrumen motivasi


perawat dapat diandalkan karena melebihi nilai 0,600 dengan interprestasi
koefisien korelasi “kuat”.

Tabel 3.10 Reliabilitas Pelaksanaan Komunikasi Efektif


Cronbach's Alpha N of Items
0.775 14

Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa instrumen motivasi


perawat dapat diandalkan karena melebihi nilai 0,600 dengan interprestasi
koefisien korelasi “kuat”.

G. Metode Pengumpulan Data dan Metode Pengolahan Data

1. Sumber data

Menurut Arikunto (2010) sumber data penelitian adalah subjek


darimana data dapat diperoleh (Siswanto et al, 2013). Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan jenis data kuantitatif dari sumber
primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek
penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat
pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi
yang dicari. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer
adalah seluruh data dari kuesioner yang disebarkan kepada responden
di Rumah Sakit Jati Sampurna yaitu perawat.

FIKes UIA 2017


40

2. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk pengumpulan data.


Kuesioner adalah salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk
pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah pertanyaan yang sudah
dipersiapkan sebelumnya, dan harus diisi oleh responden (Siswanto et
al, 2013).

a. Motivasi Perawat.
Dorongan tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan
manusia yang mampu mendorong dirinya sehingga dapat memiliki
perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhan.
Kuesioner dengan pilihan:

Teori motivasi Abraham Maslow


1) Kebutuhan fisiologis
2) Kebutuhan rasa aman
3) Kebutuhan diterima oleh orang lain
4) Kebutuhan penghargaan
5) Kebutuhan aktualisasi diri

b. Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif adalah penyampaian pesan kepada orang lain
dengan saling bertukar informasi, ide, kepercayaan, perasaan, dan
sikap sehingga dapat memberikan hasil yang sesuai dengan harapan.
Kuesioner dengan pilihan :
Elemen-elemen penilaian komuniakasi efektif.
1) Penulisan secara lengkap hasil komunikasi melalui lisan atau
telepon
2) Konfirmasi kembali hasil komunikasi melalui lisan atau
telepon..
3) Memverifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan maupun
telepon.

FIKes UIA 2017


41

4) Pembacaan ulang dan pengejaan terhadap obat golongan


NORUM.
5) Pembuatan dan sosialisasi SOP verifikasi terhadap akurasi
komunikasi lisan.

3. Teknik Pengolahan Data

Sebelum dianalisis, peneliti melakukan pengolahan data dengan cara:

a. Coding
Coding yaitu dengan memberikan kode yang di dapat berupa
angka atau nilai terhadap data yang terdiri dari beberapa
kategori sehingga mempermudah pada analisa data.
b. Editing
Menyeleksi data yang telah didapat dari hasil kuesioner untuk
mendapatkan data yang akurat.
c. Entry Data
Entry data adalah kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer,
kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa
juga membuat tabel kontingensi.
d. Cleaning Data
Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data
sudah di entry (masukan) apakah ada kesalahan atau tidak.
Kesalahan mungkin terjadi pada saat memasukkan data ke
komputer.
e. Pengolahan Data
Pengolahan data yaitu setelah melakukan pengkodean dan
scoring, pada scoring pada semua data. Selanjutnya akan
diolah menggunakan komputer dengan program SPSS 16.

FIKes UIA 2017


42

H. Teknik Analisa Data


Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil kuesioner atau angket, wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

1. Analisis Univariat
Analisis univariat merupakan analisa data yang menganalisis satu
variabel, analisis ini berfungsi untuk meringkas hasil pengukuran
menjadi informasi yang bermanfaat, bentuk ringkasan berupa tabel,
statistik dan grafik (Jenita, 2017). Penyajian data dipaparkan dengan
jumlah (f) dan presentase (%), lalu ditafsirkan dalam kalimat
kualitatif. Untuk menghitung distribusi frekuensi masing-masing
variabel digunakan rumus sebagai berikut:

𝑓
𝑃 = × 100%
𝑛

Keterangan:

P : Presentase (%)

f : Frekuensi Data Kelompok

n : Jumlah sampel

2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisa data yang menganalisis dua
variabel. Analisa jenis ini sering digunakan untuk mengetahui
hubungan dan pengaruh x dan y antar variabel satu dengan variabel
lainnya (Jenita, 2017). Dalam penelitian ini dilakukan analisis bivariat
untuk mencari hubungan antara variabel satu dengan variebel
dependen dan independen yang dilakukan dengan uji Chi-Square,
yang rumusnya sebagai berikut:

FIKes UIA 2017


43

2
(𝑓𝑜 − 𝑓𝑒)2
𝑥 =Σ
𝑓𝑒

Keterangan:

𝜒 2 = nilai Chi Square

fo = frekuensi yang diobservasi

fe = frekuensi yang diharapkan

Hipotesis :

1) H0 : Tidak terdapat hubungan motivasi perawat dengan


pelaksanaan komunikasi efektif dalam keselamatan pasien.
2) H1 : Terdapat hubungan motivasi perawat dengan pelaksanaan
komunikasi efektif dalam keselamatan pasien.

Pengambilan keputusan didasarkan pada besarnya nilai yaitu bila


nilai p value < 0,05 maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan
motivasi perawat dengan pelaksanaan komunikasi efektif dalam
keselamatan pasien di Rumah Sakit Jati Sampurna. Apabila nilai p
value > 0,05 maka terima Ho, artinya tidak terdapat hubungan
motivasi perawat dengan pelaksanaan komunikasi efektif dalam
keselamatan pasien.

Jika terdapat hubungan maka untuk mengetahui kriteria keeratan


hubungannya diuji melalui koefisiensi kontingensi, dengan formula:

𝜒2
𝐶 =√ 2
𝜒 +𝑁

Dibandingkan dengan:

𝑚−1
𝐶𝑚𝑎𝑥 = √
𝑚

FIKes UIA 2017


44

Keterangan:

𝜒 2 = Nilai chi-square

𝑁 = Jumlah keseluruhan

𝑚 = Minimal banyaknya baris atau kolom

I. Etika Penelitian

Etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat


penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan
langsung dengan manusia, maka segi etika yang harus diperhatikan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Inform Consent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan seseorang peneliti
dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuan infomed consent
adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan hak-hak sebagai responden.
2. Anonymity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan penelitian tidak akan mencantumkan
namanya, tetapi lembar tersebut diberi kode.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi seseorang responden dijamin peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian

FIKes UIA 2017

You might also like