Professional Documents
Culture Documents
Idustri Peternakan Kambing Perah Peranakan Etawa Senduro (Etsen) dan Perkebunan
Kacang Tanah
Oleh :
Farid Abdurrahman
061614353001
b. Tujuan
Tujuan dari industri sustainable peternakan kambing perah Etsen dan perkebunan
kacang tanah untuk menciptakan indutri yang berkesinambungan dan berkelanjutan yang
mampu bersaing dalam pasar dan berkembang untuk memperkuat sektor ekonomi,
kehidupan sosial dan kelestarian alam.
2. Pembahasan Sistem Agribisnis
a. Draft Sistem Industri Sustaineble Agribisnis Peternakan Kambing Esten
Susu
Pengemukan Mesin
pres
pengor
Susu fresh Mesin Pupuk cair engan
fermentasi milk evaporator dan pupuk
organik
Kacang Minyak
Bakteri telur kacang
Aqiqoh, Starter
Qurban Susu Bubuk
dan RPH
Yoghurt
dan kefir
Pengemasan
Pengemasan
Pemasaran
Dari skema diatas diketahui kambing etawa betina mengandung cempe (hamil)
selama 150 hari (5 bulan). Betina akan mengalami masa laktasi (produksi susu
banyak) selama 3 bulan. 3 bulan dari masa melahirkan, betina dapat dikawinkan
lagi. Masa laktasi adalah masa kambing perah mampu menghasilkan susu.
Sesaat setelah melahirkan, ambing kambing sudah menghasilkan cairan yang
disebut kolostrum. Kolostrum bisa keluar dengan cara diisap oleh cempe atau
diperah. Untuk kambing-kambing perah, sebaiknya kolostrum dikeluarkan
dengan cara diperah dan diberikan kepada cempe dengan menggunakan ambing
buatan berupa botol susu bayi. Tujuannya untuk menghindari kotornya ambing
yang akan menyebabkan susu kambing yang akan dihasilkan tercemar.
Kolostrum dihasilkan oleh ambing selama 2-7 hari, setelah itu ambing akan
menghasikan susu normal. Atas dasar pertimbangan ekonomi, sebaiknya cempe
diberi susu buatan, sedangkan susu kambing yang dihasilkan seluruhnya dijual
(Sodiq dan Abidin.2008).
Kesehatan ternak
Kesehatan merupakan faktor penting dalam peternakan kambing Etsen,
terutama kesehatan induk produktif dan pedet. Sistem kesehatan meliputi
biosecurity kandang, vaksinasi, pemantauan dan perawatan hewan sakit,
penaggulanagan wabah.
Recording
Pencatatan/recording pada ternak kambing perah sebagai analisa usaha agar
hasil sesuai dengan yang diharapkan. Recording berupa pencatatan jumlah
ternak, ternak produktif, umur ke buntingan, umur ternak, periode kebuntingan,
jumlah anak, jumlah susu, serta catatan kesehatan ternak.
d. Sustaineble Agribisnis
Konsep sustainable development atau pembangunan berkelanjutan mengacu
kepada upaya mempertahankan prinsip pembangunan yang berkesinambungan dari
waktu ke waktu. Ada banyak definisi terkait sustainable development saat ini beredar
dan banyak pula penafsiran yang berbeda telah diterapkan pada tataran praktis (Gibson,
2005).
Memahami defenisi tentang sustainable development merupakan hal yang
penting, karena memahami defenisi merupakan dasar dimana sarana (strategi,
kebijakan dan mekanisme) dapat digunakan untuk mencapai pembangunan yang
berkelanjutan, yang meliputi bagaimana manusia dan kondisi lingkungan menjadi
kajian yang tidak pernah ada habisnya dan dapat dilihat atau dipahami sebagai dasar
intervensi selanjutnya.
Disiplin ilmu yang beraneka ragam memiliki pengaruh dan kontribusi pada
dialog sustainable development. Masing masing perspektif membuat asumsi yang
berbeda tentang hubungan antara lingkungan dan manusia (Lee et al, 2000: 9), dan
nantinya dapat dijadikan dasar untuk prioritas dan rekomendasi dalam hal kebijakan
atau program yang akan dijalankan.
Pada umumnya, pembangunan berkelanjutan terbentuk dari tiga faktor atau
pilar, seperti yang terlihat pada gambar 1. faktor-faktor atau pilar-pilar tersebut
mengkonfirmasi kebutuhan akan pertimbangan aspek sosial, ekologi dan ekonomi
secara bersama-sama dan menyeluruh agar industri tetap berjalan dan berkelanjutan.
Prinsip-prinsip pembangunan industri berkelanjutan yang mungkin lebih baik
digambarkan oleh saling lingkaran dengan pembangunan berkelanjutan sebagai mana
lingkaran berpotongan. Penggambaran tersebut memberikan perhatian pada tujuan
pembangunan berkelanjutan sebagai berusaha untuk memaksimalkan tujuan di semua
tiga bidang pada waktu yang sama dan kemungkinan menghasilkan keuntungan saling
mendukung satu sama lain yang dapat dilakukan melalui tindakan pembangunan
berkelanjutan. Daerah kecil yang merupakan arsiran terhadap seluruh lingkup atau pilar
menggambarkan sifat berkelanjutan dari banyak kegiatan, tetapi juga membuka ide
potensi untuk memperluas daerah ini arsiran menjadi lebih positif.
Economic
Mempertahankan stabilitas setiap tahap usaha dari hulu hingga hilir.
Membentuk Karyawan dan manajemen yang fanatic/setia terhadap
perusahaan.
Meningkatkan inovasi, efisiensi dan nilai jual produk kambing Etsen dan
kacang tanah.
Social-economic
Tenaga Kerja dan SDM di rekrut dari masyarakat/pemuda di sekitar
perusahaan.
Di bentuk Balai Latihan Kerja/BLK bersama dengan Pemerintah sesuai
kualifikasi perusahaan (mengurangi pengangguran di masyarakat)
Menghimpun dan membina sistem plasma-inti.
Memprioritaskan memenuhi kebutuhan pangan/gizi masyarakat sekitar
perusahaan.
Pembentukan Corporate Social Responsibility (CSR) yang
menghubungkan dengan peternak plasma dan petani kacang tanah sekitar
industri.
Environmental-Economic
Menerapkan Efisiensi Sumberdaya yang berasal dari by-product setiap
tahap kegiatan unit usaha.
Harmonisasi Produk disetiap tahap untuk meminimalisir pengeluaran biaya
perusahaan
Environmental
Menerapkan system pengolahan di setiap tahap usaha mencegah polusi dan
emisi di udara, tanah ataupun air dengan memanfaatkan teknologi tepat
guna.
Menerapkan system “Zero waste” melalui integrasi kacang tanah-kambing
etsen.
Melakukan Biodeversity usaha.
Social-Environmental
Menerapkan ISO dan Biosafety-Biosecurity.
Rutin dengan Kegiatan Pelestarian Lingkungan bersama (pemuda/Karang
Taruna, PKK,LSM) melalui CSR perusahaan.
Menerapkan rambu pada AMDAL Perusahaan.
Social
Membentuk Serikat Buruh demi memenuhi HAM bagi karyawan.
Pengembangan usaha dengan membina UKM masyarakat yg tersertifikasi
HACCP dokter hewan, sentra UKM hasil samping ternak kambing dan
kacang tanah.
Limbah kambing berupa feses dan urin dapat diolah menjadi pupuk organik. Prinsip
pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara anaerobik untuk
menghasilkan gas metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon dioksida. Suhu yang
baik untuk proses fermentasi adalah 30-55°C, dimana pada suhu tersebut mikroorganisme
mampu merombak bahan bahan organik secara optimal. Ada tiga kelompok bakteri yang
berperan dalam proses pembentukan biogas yaitu kelompok bakteri fermentative, kelompok
bakteri asetogenik dan kelompok bakteri metana. Potensi Gas yang dihasilkan produksi kotoran
kambing 1 kg kotoran dihasilkan 0.016 m3 gas (Soetanto, 2007). Pupuk organik yang berasal
dari biogas sangat baik untuk dijadikan pupuk karena mengandung berbagai macam unsur yang
dibutuhkan oleh tumbuhan seperti P, Mg, Ca, K, Cu dan Zn. Kandungan unsur hara dalam
limbah (slurry) hasil pembuatan biogas terbilang lengkap dan baik untuk pemupukan tanaman.
Hasil sampingan dari minyak dapat dibuat bungkil (ampas kacang yang sudah dipipit
atau diambil minyaknya) dan dibuat oncom melalui fermentasi jamur. Manfaat daunnya selain
dibuat sayuran mentah ataupun direbus, digunakan juga sebagai bahan pakan ternak serta
pupuk hijau. Sebagai bahan pangan dan pakan ternak yang bergizi tinggi, kacang tanah
mengandung lemak (40,50 persen), protein (27 persen), karbohidrat serta vitamin (A, B, C, D,
E dan K), juga mengandung mineral antara lain kalcium, klorida, ferro, magnesium, phospor,
kalium dan sulphur.
Bungkil kacang tanah adalah merupakan limbah dari pengolahan minyak kacang tanah.
Bungkil kacang tanah disukai ternak dan merupakan supplemen protein tumbuhan yang
berkualitas baik. Kacang tanah yang tidak dikuliti mengandung serat kasar tinggi, mereka
mempunyai TDN yang tinggi karena tingginya kandungan lemak (36%). Seperti kedelai,
kacang tanah juga defisien dalam carotin, vitamin D, kalsium (Ca) (0,22%), dan mengandung
phospor yang tidak terlalu tinggi(0,66%). Jerami kacang tanah merupakan sisa pemanenan
kacang tanah yang terdiri dari batang dan daun. Jerami atau tangkai tanaman yang kering dari
tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea) memiliki nilai gizi lebih tinggi daripada jerami
lainnya. Kandungan nutrisinya jerami kacang tanah Bahan Kering (BK) sebanyak 35 %, PK
sebanyak 15,1 %, SK sebanyak 22,7 %, TDN sebanyak 65 %, Ca sebanyak 1,51 % dan P
sebanyak 0,20 %.
3. Kesimpulan
Industri kambing perah etsen dengan kacang tanah dalam sustaineble agribisnis akan
menjadikan perkembangan yang berlanjut dan berkembang. Hal ini dikarenakan keterlibatan
aspek sosial, ekonomi dan lingkungan dalam industri kambing perah etsen yang diintergrasi
dengan pertanian kacang tanah khususnya pada bidang produksi memberikan hasil kinerja yang
lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA