You are on page 1of 12

SISTEM SUSTAINABLE AGRIBISNIS VETERINER

Idustri Peternakan Kambing Perah Peranakan Etawa Senduro (Etsen) dan Perkebunan
Kacang Tanah

Oleh :
Farid Abdurrahman
061614353001

PASCASARJANA AGRIBISNIS VETERINER


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2016
1. Pendahuluan
a. Latar belakang
Letak geografis Indonesia membawa pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat
dan keadaan alamnya. Keadaan iklim Indonesia yang beriklim tropis menjadi salah satu
keunggulan Indonesia untuk mengembangkan potensi pertaniannya. Sektor pertanian
menjadi sumber mata pencaharian sebagian besar penduduk Indonesia selain itu pertanian
menjadi salah satu sektor yang menyediakan banyak lapangan kerja untuk masyarakat
Indonesia. Pertanian terdiri atas beberapa subsektor yang meliputi subsektor pangan,
subsektor hortikultura, subsektor kehutanan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan
dan subsektor perikanan.
Pengertian agribisnis mengacu kepada semua aktivitas mulai dari pengadaan,
prosesing, penyaluran sampai pada pemasaran produk yang dihasilkan oleh suatu usaha
tani atau agroindustri yang saling terkait satu sama lain. Konsep agribisnis berkelanjutan
(Sustaineble) diperlukan dalam menjalankan suatu usaha di bidang pertanian dimana
konsep ini bertujuan untuk menciptakan usaha yang dijalankan dapat terus berlanjut dalam
berproduksi. Agribisnis berkelanjutan merupakan pengelolaan sumber daya alam dan
orientasi perubahan teknologi dan kelembagaan yang dilaksanakan sedemikian rupa dapat
menjamin pemenuhan dan pemuasan kebutuhan manusia secara berkelanjutan bagi
generasi sekarang dan mendatang (FAO, 1989). Agribisnis di sektor peternakan dan
pertanian mampu mengkonservasi tanah, air, tanaman dan sumber genetik binatang, tidak
merusak lingkungan, secara teknis tepat guna, secara ekonomi layak dan secara sosial
dapat diterima.
Kebutuhan protein hewani akan selalu meningkat seiring dengan bertambahnya
populasi penduduk dan pendapatan serta kesadaran masyarakat akan gizi semakin tinggi,
sehingga perlu dilakukan pemenuhan kebutuhan protein hewani dengan cara
meningkatkan produksi ternak yang berupa daging, susu, dan telur. Kebutuhan protein
hewani yang berasal dari susu sudah umum diketahui bahwa ternak penghasil susu utama
di Indonesia adalah sapi perah jenis PFH, namun produksi susunya relatif masih rendah
yang disebabkan berbagai faktor. Perlu dicari ternak perah alternatif yang cocok untuk
dikembangkan dan dapat diterima oleh masyarakat, yakni salah satunya optimalisasi
pengembangan kambing perah.
Kambing adalah salah satu penyedia protein hewani asal ternak berupa daging atau
susu. Salah satu jenis kambing yang ada di Indonesia adalah jenis kambing peranakan
etawa senduro atau biasa disebut kambing etawa senduro (etsen). Kambing etawa senduro
(etsen) merupakan kambing yang berasal dari kecamatan Senduro di kabupaten Lumajang
propinsi Jawa Timur.. Keunggulan kambing Etsen dapat dinilai dari ketebalan postur dada
kambing dengan berat dapat mencapai 120 kg. Bentuk ambing kambing Etsen yang ideal
untuk diperah, dengan bentuk ambing yang besar. Kambing Etsen dapat menghasilkan
rata-rata 2 liter per hari. Sehinngga dengan demikian kambing Etsen dapat menjadi
prospek pengembangan agribisnis dalam bidang pemenuhan sumber protein hewani.
Kacang-kacangan telah lama dikenal sebagai sumber protein yang saling
melengkapi dengan biji-bijian, seperti beras dan gandum. Komoditi ini juga ternyata
potensial sebagai sumber zat gizi lain selain protein, yaitu mineral, vitamin B, karbohidrat
kompleks dan serat makanan. Disamping diolah secara tradisional dengan direbus,
dikukus, dan disayur, sebenarnya potensi penggunaannya sangat luas untuk menghasilkan
produk baru. Misalnya sebagai bahan baku tepung campuran (flour mix) yang dapat
digunakan dalam pembuatan berbagai produk pangan, termasuk makanan bayi. Kacang-
kacangan dapat menyumbang banyak protein dan zat gizi lain bagi masyarakat di negara
maju dan negara berkembang. Karena kandungan seratnya tinggi, maka kacang-kacangan
juga dapat dijadikan sumber serat.
Sehingga potensi industri peternakan kambing perah Etsen dan komuditas petani
kacang tanah memiliki peluang yang besar untuk menjadi suatu industri berkelajutan
(sustainable) yang memiliki usaha terus berkambang dan berdaya saing pasar.

b. Tujuan
Tujuan dari industri sustainable peternakan kambing perah Etsen dan perkebunan
kacang tanah untuk menciptakan indutri yang berkesinambungan dan berkelanjutan yang
mampu bersaing dalam pasar dan berkembang untuk memperkuat sektor ekonomi,
kehidupan sosial dan kelestarian alam.
2. Pembahasan Sistem Agribisnis
a. Draft Sistem Industri Sustaineble Agribisnis Peternakan Kambing Esten

Budidaya dan Perbibitan


Kambing Etsen

Kambing Limbah Pertanian


Pedaging
perah kacang tanah

Kambing Feses dan


Jantan dan Betina Urine Limbah :
induk afkir prosuktif Biji kacang Daun, bungkil dan
kulit kacang
genset Biogas

Susu
Pengemukan Mesin
pres
pengor
Susu fresh Mesin Pupuk cair engan
fermentasi milk evaporator dan pupuk
organik
Kacang Minyak
Bakteri telur kacang
Aqiqoh, Starter
Qurban Susu Bubuk
dan RPH
Yoghurt
dan kefir
Pengemasan

Pengemasan

Pemasaran

b. Budidaya kambing Etsen


Seleksi ternak
Seleksi ternak dilakukan dengan melihat ciri fisik dan keturunan dari induk.
Seleksi dilakukan untuk meningkatkan kualitas mutu genetik pada keturunan
kambing etsen. Seleksi ternak juga digunakan sebagai pemilahan ternak
produksi, bunting, cempe dan betina kering.
Pemeliharan dan perawatan
Pemeliharaan dilakukan dengan cara pemberian pakan dan minum secara
teratur, kebersiahan kandang dan hewan, kambing laktasi berproduktif,
pengawinan, pemerahan, perawatan cempe dan pengemukan.

Dari skema diatas diketahui kambing etawa betina mengandung cempe (hamil)
selama 150 hari (5 bulan). Betina akan mengalami masa laktasi (produksi susu
banyak) selama 3 bulan. 3 bulan dari masa melahirkan, betina dapat dikawinkan
lagi. Masa laktasi adalah masa kambing perah mampu menghasilkan susu.
Sesaat setelah melahirkan, ambing kambing sudah menghasilkan cairan yang
disebut kolostrum. Kolostrum bisa keluar dengan cara diisap oleh cempe atau
diperah. Untuk kambing-kambing perah, sebaiknya kolostrum dikeluarkan
dengan cara diperah dan diberikan kepada cempe dengan menggunakan ambing
buatan berupa botol susu bayi. Tujuannya untuk menghindari kotornya ambing
yang akan menyebabkan susu kambing yang akan dihasilkan tercemar.
Kolostrum dihasilkan oleh ambing selama 2-7 hari, setelah itu ambing akan
menghasikan susu normal. Atas dasar pertimbangan ekonomi, sebaiknya cempe
diberi susu buatan, sedangkan susu kambing yang dihasilkan seluruhnya dijual
(Sodiq dan Abidin.2008).
Kesehatan ternak
Kesehatan merupakan faktor penting dalam peternakan kambing Etsen,
terutama kesehatan induk produktif dan pedet. Sistem kesehatan meliputi
biosecurity kandang, vaksinasi, pemantauan dan perawatan hewan sakit,
penaggulanagan wabah.
Recording
Pencatatan/recording pada ternak kambing perah sebagai analisa usaha agar
hasil sesuai dengan yang diharapkan. Recording berupa pencatatan jumlah
ternak, ternak produktif, umur ke buntingan, umur ternak, periode kebuntingan,
jumlah anak, jumlah susu, serta catatan kesehatan ternak.

c. Perkebunan Kacang Tanah


Kacang tanah merupakan salah satu komoditas palawija yang mempunyai nilai
ekonomi tinggi dalam usaha pertanian. Kebutuhan akan kacang tanah (Arachis
hypogaea L.) sebagai salah satu produk pertanian tanaman pangan setahun, diduga
masih perlu ditingkatkan sejalan dengan kenaikan pendapatan dan atau jumlah
penduduk. Kacang tanah di bidang industri, digunakan sebagai bahan untuk membuat
keju, mentega, sabun dan minyak goreng.
Penanaman kacang tanah di Indonesia kebanyakan dilakukan ditanah kering
(tegalan) atau disawah. Buah kacang tanh ini merupakan makanan yang sehat, karena
mengandung protein nabati dan lemak yang dibutuhkan manusia. Rasanya pun enak
dan gurih. Adapun kegunaan kacang tanah sebagai berikut :
Makanan Manusia
Biji kacang tanah mengandung zat-zat yang berguna dan berisiskan senyawa-
senyawa tertentu yang sangat dibutuhkan organ-organ tubuh manusia untuk
kelangsungan hidup,terutama kandungan protein, karbohidrat dan lemak. Unsur
kandungan protein sekitar 25 – 30 %. Karbohidrat sekitar 12% dan minyak sekitar 40
– 50 %. Sebagai bahan makanan, biji kacang tanh dapat diolah sebagai kacang rebus,
kacang goreng, kacang atom, kacang telur, dan lain sebagainya. Kacang tanah tersebut
juga dapat diolah sebagai bumbu pecel, gado-gado, bahan sayur, keju serta oncom yang
banyak mengandung zat putih telur dan vitamin B.
Makanan Ternak
Daun kacang tanah banyak mengandung protein dan zat kapur. Oleh karena itu
bahan tersebut baik sekali untuk makanan ternak. Sebagai makan ternak, daun kacang
tanah tidak boleh diberikan kepada ternak dalam keadaan segar (baru dipangkas) atau
dalam jumlah yang berlebihan, karena dapat menyebabkan sakit perut (bloat) bagi
ternak.
Bahan Minyak Goreng
Biji kacang tanah dapat diolah dan diproses menjadi minyak goreng. Setiap 100
kg kacang tanah, dapat menghasilkan minyak antara 40 – 60 liter. Proses pengolahan
minyak akan menghasilkan ampas yang disebut bungkil kacang tanah dan dapat
dipergunakan sebaagai makanan ternak.

d. Sustaineble Agribisnis
Konsep sustainable development atau pembangunan berkelanjutan mengacu
kepada upaya mempertahankan prinsip pembangunan yang berkesinambungan dari
waktu ke waktu. Ada banyak definisi terkait sustainable development saat ini beredar
dan banyak pula penafsiran yang berbeda telah diterapkan pada tataran praktis (Gibson,
2005).
Memahami defenisi tentang sustainable development merupakan hal yang
penting, karena memahami defenisi merupakan dasar dimana sarana (strategi,
kebijakan dan mekanisme) dapat digunakan untuk mencapai pembangunan yang
berkelanjutan, yang meliputi bagaimana manusia dan kondisi lingkungan menjadi
kajian yang tidak pernah ada habisnya dan dapat dilihat atau dipahami sebagai dasar
intervensi selanjutnya.
Disiplin ilmu yang beraneka ragam memiliki pengaruh dan kontribusi pada
dialog sustainable development. Masing masing perspektif membuat asumsi yang
berbeda tentang hubungan antara lingkungan dan manusia (Lee et al, 2000: 9), dan
nantinya dapat dijadikan dasar untuk prioritas dan rekomendasi dalam hal kebijakan
atau program yang akan dijalankan.
Pada umumnya, pembangunan berkelanjutan terbentuk dari tiga faktor atau
pilar, seperti yang terlihat pada gambar 1. faktor-faktor atau pilar-pilar tersebut
mengkonfirmasi kebutuhan akan pertimbangan aspek sosial, ekologi dan ekonomi
secara bersama-sama dan menyeluruh agar industri tetap berjalan dan berkelanjutan.
Prinsip-prinsip pembangunan industri berkelanjutan yang mungkin lebih baik
digambarkan oleh saling lingkaran dengan pembangunan berkelanjutan sebagai mana
lingkaran berpotongan. Penggambaran tersebut memberikan perhatian pada tujuan
pembangunan berkelanjutan sebagai berusaha untuk memaksimalkan tujuan di semua
tiga bidang pada waktu yang sama dan kemungkinan menghasilkan keuntungan saling
mendukung satu sama lain yang dapat dilakukan melalui tindakan pembangunan
berkelanjutan. Daerah kecil yang merupakan arsiran terhadap seluruh lingkup atau pilar
menggambarkan sifat berkelanjutan dari banyak kegiatan, tetapi juga membuka ide
potensi untuk memperluas daerah ini arsiran menjadi lebih positif.

Dimensi Ekonomi (profit)


Efisiensi
Daya saing
Nilai tambah dan laba
Pertumbuhan
stabilitas

Dimensi Lingkungan Alam


Dimensi Sosial (People)
(Planet)
Kemiskinan
Keragaman hayati
Partisipasi
Konservasi lingkungan
Stabilitas sosial
Kesehatan lingkungan

Dimensi ekonomi berkaitan degan konsep maksimisasi aliran pendapatan yang


dapat diperoleh dengan setidaknya mempertahankan asset produksi yang menjadi basis
dalam memperoleh pendapatan tersebut. Indikator utama dimensi ekonomi ini ialah
tingkat efisiensi, dan daya saing, besaran dan pertumbuhan nilai tambah (termasuk
laba), dan stabilitas ekonomi. Dimensi ekonomi menekankan aspek pemenuhan
kebutuhan ekonomi (material) manusia baik untuk generasi sekarang maupun generasi
mendatang.
Dimensi sosial adalah orientasi kerakyatan, berkaitan dengan kebutuhan akan
kesejahteraan sosial yang dicerminkan oleh kehidupan sosial yang harmonis (termasuk
tercegahnya konflik sosial), preservasi keragaman budaya dan modal sosio-
kebudayaan, termasuk perlindungan terhadap suku minoritas. Pengentasan kemiskinan
dan stabilitas sosial-budaya merupakan indikator-indikator penting yang perlu
dipertimbangkan dalam pelaksanaan pembangunan.
Dimensi lingkungan alam menetapkan kebutuhan akan stabilitas ekosistem
alam yang mencangkup sistem kehidupan biologis dan material alam. Termasuk dalam
hal ini ialah terpeliharanya keragaman hayati dan daya lentur biologis (sumberdaya
genetik), sumberdaya tanah, air dan agroklimat serta kesehatan dan kenyamanan
lingkungan. Penekanan di lingkungan pada preservasi daya lentur (resilience) dan
dinamika ekosistem untuk beradaptasi terhadap perubahan, bukan pada konservasi
suatu kondisi ideal statis yang mustahil dapat diwujudkan.
e. Konsep Agribisnis berkelanjutan kambing perah Etsen dan kacang tanah
Sistem sustainable agribisnis industri kambing perah Etsen yang merupakan
usaha budidaya dan pembibitan ternak kambing Etsen serta pengolahan hasil ternak
berupa susu kambing yang diintegrasikan dengan tanaman kacang tanah yang
melibatkan unsur sosial, ekonomi dan lingkungan.

Economic
 Mempertahankan stabilitas setiap tahap usaha dari hulu hingga hilir.
 Membentuk Karyawan dan manajemen yang fanatic/setia terhadap
perusahaan.
 Meningkatkan inovasi, efisiensi dan nilai jual produk kambing Etsen dan
kacang tanah.
Social-economic
 Tenaga Kerja dan SDM di rekrut dari masyarakat/pemuda di sekitar
perusahaan.
 Di bentuk Balai Latihan Kerja/BLK bersama dengan Pemerintah sesuai
kualifikasi perusahaan (mengurangi pengangguran di masyarakat)
 Menghimpun dan membina sistem plasma-inti.
 Memprioritaskan memenuhi kebutuhan pangan/gizi masyarakat sekitar
perusahaan.
 Pembentukan Corporate Social Responsibility (CSR) yang
menghubungkan dengan peternak plasma dan petani kacang tanah sekitar
industri.
Environmental-Economic
 Menerapkan Efisiensi Sumberdaya yang berasal dari by-product setiap
tahap kegiatan unit usaha.
 Harmonisasi Produk disetiap tahap untuk meminimalisir pengeluaran biaya
perusahaan
Environmental
 Menerapkan system pengolahan di setiap tahap usaha mencegah polusi dan
emisi di udara, tanah ataupun air dengan memanfaatkan teknologi tepat
guna.
 Menerapkan system “Zero waste” melalui integrasi kacang tanah-kambing
etsen.
 Melakukan Biodeversity usaha.
Social-Environmental
 Menerapkan ISO dan Biosafety-Biosecurity.
 Rutin dengan Kegiatan Pelestarian Lingkungan bersama (pemuda/Karang
Taruna, PKK,LSM) melalui CSR perusahaan.
 Menerapkan rambu pada AMDAL Perusahaan.
Social
 Membentuk Serikat Buruh demi memenuhi HAM bagi karyawan.
 Pengembangan usaha dengan membina UKM masyarakat yg tersertifikasi
HACCP dokter hewan, sentra UKM hasil samping ternak kambing dan
kacang tanah.
Limbah kambing berupa feses dan urin dapat diolah menjadi pupuk organik. Prinsip
pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara anaerobik untuk
menghasilkan gas metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon dioksida. Suhu yang
baik untuk proses fermentasi adalah 30-55°C, dimana pada suhu tersebut mikroorganisme
mampu merombak bahan bahan organik secara optimal. Ada tiga kelompok bakteri yang
berperan dalam proses pembentukan biogas yaitu kelompok bakteri fermentative, kelompok
bakteri asetogenik dan kelompok bakteri metana. Potensi Gas yang dihasilkan produksi kotoran
kambing 1 kg kotoran dihasilkan 0.016 m3 gas (Soetanto, 2007). Pupuk organik yang berasal
dari biogas sangat baik untuk dijadikan pupuk karena mengandung berbagai macam unsur yang
dibutuhkan oleh tumbuhan seperti P, Mg, Ca, K, Cu dan Zn. Kandungan unsur hara dalam
limbah (slurry) hasil pembuatan biogas terbilang lengkap dan baik untuk pemupukan tanaman.

Hasil sampingan dari minyak dapat dibuat bungkil (ampas kacang yang sudah dipipit
atau diambil minyaknya) dan dibuat oncom melalui fermentasi jamur. Manfaat daunnya selain
dibuat sayuran mentah ataupun direbus, digunakan juga sebagai bahan pakan ternak serta
pupuk hijau. Sebagai bahan pangan dan pakan ternak yang bergizi tinggi, kacang tanah
mengandung lemak (40,50 persen), protein (27 persen), karbohidrat serta vitamin (A, B, C, D,
E dan K), juga mengandung mineral antara lain kalcium, klorida, ferro, magnesium, phospor,
kalium dan sulphur.

Bungkil kacang tanah adalah merupakan limbah dari pengolahan minyak kacang tanah.
Bungkil kacang tanah disukai ternak dan merupakan supplemen protein tumbuhan yang
berkualitas baik. Kacang tanah yang tidak dikuliti mengandung serat kasar tinggi, mereka
mempunyai TDN yang tinggi karena tingginya kandungan lemak (36%). Seperti kedelai,
kacang tanah juga defisien dalam carotin, vitamin D, kalsium (Ca) (0,22%), dan mengandung
phospor yang tidak terlalu tinggi(0,66%). Jerami kacang tanah merupakan sisa pemanenan
kacang tanah yang terdiri dari batang dan daun. Jerami atau tangkai tanaman yang kering dari
tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea) memiliki nilai gizi lebih tinggi daripada jerami
lainnya. Kandungan nutrisinya jerami kacang tanah Bahan Kering (BK) sebanyak 35 %, PK
sebanyak 15,1 %, SK sebanyak 22,7 %, TDN sebanyak 65 %, Ca sebanyak 1,51 % dan P
sebanyak 0,20 %.

3. Kesimpulan

Industri kambing perah etsen dengan kacang tanah dalam sustaineble agribisnis akan
menjadikan perkembangan yang berlanjut dan berkembang. Hal ini dikarenakan keterlibatan
aspek sosial, ekonomi dan lingkungan dalam industri kambing perah etsen yang diintergrasi
dengan pertanian kacang tanah khususnya pada bidang produksi memberikan hasil kinerja yang
lebih efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Hardianto, Rully. 2008. Pengembangan Teknologi Sistem Integrasi Tanaman-Ternak Model


Zero Waste. http://porotani.wordpress.com. Diakses pada 19 Oktober 2016
pukul 11.10 WIB.
Ismail I.G dan A. Djajanegara. 2004. Kerangka Dasar Pengembangan SUT Tanaman Ternak
(Draft). Proyek PPATP. Jakarta.
Setiawan, A.I. 2002. Beternak Kambing Perah Peternakan Ettawa. Penebar Swadaya. Jakarta
Setiawan.T. dan A. Tanius. 2008. Beternak Kambing Perah Peranakan Etawa. PT. Penebar
Swadaya. Jakarta. Sudomo, A. 2011. Biosecurity dan Biosafety.
Sodiq, A. dan Z. Abidin. 2008. Meningkatkan Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa.
Agromedia Pustaka. Jakarta.

You might also like