You are on page 1of 15

SISTEM NEUROLOGI

Posted on November 26, 2013 by donibuulolo


BAB II

SISTEM SARAF NEUROLOGI

1. Anatomi dan fisiologi sistem saraf


Sistem saraf adalah sistem yang berfungsi untuk mengatur dan
mengkordinasikan seluruh aktivitas tubuh manusia. Sistem saraf dikategorikan
secara anatomi dan fungsional.

Secara anatomi, susunan saraf dibagi menjadi dua yaitu :

a) Sususnan Saraf Pusat ( SSP ), yang terdiri dari otak dan sumsum
tulang belakang

b) Susunan Saraf tepi, yang terdiri dari saraf kranial dan saraf spinal

Secara fungsional, sistem saraf dibagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Sistem saraf somatic


2. Sistem saraf otonom, yang dibagi lagi menjadi saraf simpatis dan saraf
parasimpatis yang kerjanya berlawanan
Secara anatomi sistem saraf pusat dibagi menjadi dua yaitu otak dan sumsum
tulang belakang atau medulla spinalis. Sistem saraf pusat merupakan pusat
pengendali sistem saraf yang lain. Saraf pusat berfungsi :

ü Sebagai tempat menerima impuls/rangsang/berita dari saraf perifer

ü Memproses impuls/berita tersebut


ü Memberikan jawaban atas impuls/rangsang/berita tersebut.

Otak kita dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

ü Otak besar / cerebrum

ü Otak kecil / cerebellum

ü Batang otak / brain sitem

Jika tulang tengkorak dipotong membujur, akan terlihat beberapa bagian-bagian


seperti : meningen atau selaput otak, cairan otak, cerebrum / otak besar, corpus
callosum, hipotalamus, batang otak dan cerebellum / otak kecil. Meningen /
selaput otak dibagi menjadi 3 lapisan yaitu :

 durameter, yang merupakan lapisan paling luar dari otak,


 arachnoid, yang merupakan lapisan tengah,
 piamater yang merupakan lapisan yang melekat di otak
Fungsi meningen adalah melindungi otak dari trauma atau infeksi. Cairan otak /
liquor serebrospinalis terdapat di antara selaput otak piameter dan arachnoid.
Yang berfungsi sebagai peredam getaran dan media pengangkut zat yang tidak
lagi dibutuhkan otak, menuju peredaran darah. Pada keadaan normal, cairan
otak berwarna jernih, mengandung zat-zat berupa glukosa, elektrolit dan sel-sel.
Corpus callosum merupakan salah satu bagian penting di otak, karena
merupakan penghubung hemisfer (belahan otak) kanan dan hemisfer kiri otak
yang terdiri dari serabut-serabut otot.
Bagian otak berikutnya adalah Hipotalamus yang berfungsi untuk :

 Mengatur suhu tubuh


 Mengatur rasa
 Mengatur pengeluaran beberapa hormon seperti vasopresin dan oksitosin
Vasoperin adalah anti-diuretik hormon atau disingkat ADH yang berfungsi
menekan pembentukan air kemih atau air seni, sedangkan oksitosin adalah
hormon yang merangsang kontraksi uterus atau rahim.
Otak besar / cerebrum dibagi menjadi hemisfer kanan yang juga disebut otak
kanan, dan hemisfer kiri disebut juga otak kiri. Otak besar / cerebrum
merupakan bagian terpenting karena bertanggung jawab terhadap memori,
kecerdasan, kesadaran, dan emosi. Hemisfer kiri bertanggung jawab dalam hal
kecerdasan dan kemampuan berpikir, sedangkan hemisfer kanan bertanggung
jawab pada hal-hal yang berhubungan dengan kesenian, imajinasi, dan emosi.
Hemisfer kiri berfungsi untuk mengendalikan gerakan sisi tubuh sebelah
KANAN, sedangkan hemisfer kanan berfungsi untuk mengendalikan gerakan
sisi tubuh sebelah KIRI.

Cerebrum / otak besar dibagi menjadi bagian-bagian yang dinamakan lobus.


Terdiri dari :

 Lobus frontalis. yang merupakan lobus yang terletak pada bagian depan
otak, berfungsi untuk mengatur pergerakan otot, emosi, dan ekspresi.
 Lobus parietalis, yaitu lobus yang terletak di bagian tengah otak,
berfungsi untuk mengatur pengecapan atau rasa.
 Lobus temporalis, yaitu lobus yang terletak pada bagian tepi otak,
berfungsi untuk mengatur pendengaran, emosi, dan memori.
 Lobus oksipitalis, yaitu lobus yang terletak pada bagian belakang otak,
berfungsi untuk mengatur penglihatan.
Batang otak atau brain stem berfungsi untuk mengatur denyut jantung dan
pernapasan. Serebelum / otak kecil yang berfungsi untuk mengkordinasi
gerakan halus dan berfungsi sebagai pusat keseimbangan. Kerusakan pada otak
kecil akan menyebabkan kesulitan berjalan yaitu menjadi terhuyung-huyung dan
cenderung jatuh ke belakang, selain itu kerusakan otak kecil akan
mengakibatkan tremor atau gemetar sehingga sulit mengambil suatu benda.
Sistem peredaran darah otak. Otak mendapat suplai darah dari 2 sistem yakni
Sistem Karotis dan Sistem Vertebral. Pembuluh darah yang terdapat dalam
sistem karotis adalah Arteri Karotis Komunis, dan pembuluh darah yang
terdapat dalam sistem vertebral adalah Arteri Vertebralis. Arteri
Karotis memperdarahi otak besar terutama pada lobus frontalis dan temporalis
bagian interior, sedang Arteri Vertebralis memperdarahi batang otak, otak kecil,
lobus oksipitalis, dan bagian-bagian talamus.
Lingkaran Wilis Lingkaran Wilis, disebut juga sirkulus arteriosus yang
merupakan lintasan vaskular khusus untuk menjamin logistik yang sempurna.
Pembagian darah untuk otak dan batang otak dialirkan oleh 2 pasang arteri
besar, yaitu arteri karotis interna kanan dan kiri di satu pihak. dan arteri
vertebralis kanan dan kiri di lain pihak.
Berikut ini adalah gambaran otak secara inferior dan terlihat Lingkaran Wilis
yang terdiri dari : arteri komunikans anterior, arteri serebri anterior kiri, arteri
karotis interna kiri, arteri komunikans posterior kiri, arteri serebri posterior kiri
kemudian arteri serebri posterior kanan, arteri komunikans posterior kanan,
arteri karotis interna kanan, arteri serebri anterior kanan dan kembali ke arteri
komunikans anterior yang membentuk lingkaran. Sumsum tulang belakang
disebut juga medulla spinalis, dibagi menjadi 5 segmen yaitu:
 8 segmen servical yang terletak di bagian leher
 12 segmen thoracal di bagian dada
 5 segmen lumbal di bagian pinggang
 5 segmen sakral yang terletak di bagian tulang kelangkang dan
 1 segmen koksigeal di bagian tungging
ü Susunan Saraf Tepi

Susunan saraf tepi terbagi menjadi saraf Kranial dan saraf Spinal. Saraf kranial
merupakan saraf yang terdiri dari 12 pasang saraf yang keluar dari otak. Kedua
belas pasang saraf kranial tersebut terdiri dari :

1. Saraf olfaktorius yang berfungsi dalam penciuman


2. Saraf optikus yang berfungsi dalam penglihatan dan keseimbangan
3. Saraf okulomotorius yang berfungsi untuk pergerakan bola mata, fokus
penglihatan, dan pengaturan ukuran dari pupil
4. Saraf troklearis yang berfungsi untuk pergerakan bola mata
5. Saraf trigeminus yang berfungsi untuk mengunyah dan sebagai sensorik
muka
6. Saraf abdusen yang berfungsi mengatur pergerakan dari mata
7. Saraf fasialis yang berfungsi mengatur rasa pengecapan dan pergerakan
dari ekspresi wajah
8. Saraf vestibulokoklearis yang berfungsi untuk memelihara
keseimbangan dan pendengaran
9. Saraf glosofaringeus yang berfungsi dalam sekresi air liur, rasa
pengecapan, dan pergerakan faring
10. Saraf vagus yang berfungsi untuk pergerakan dan sekresi
11. Saraf aksesorius yang mengatur pergerakan dari kepala, bahu,
faring, dan laring
12. Saraf hipoglosus yang mengatur pergerakan lidah
Saraf spinal terdiri dari 31 pasang saraf, yaitu :
 8 pasang saraf servikal yang keluar dari segmen servikal
 12 pasang saraf thorakal yang keluar dari segmen thorakal
 5 pasang safar lumbal yang keluar dari segmen lumbal
 5 pasang saraf sakral yang keluar dari segmen sakral dan
 1 pasang saraf koksigeal yang keluar dari segmen koksigel
Saraf kranial dan saraf spinal pada saraf tepi. mengandung saraf sensorik aferen
dan saraf motorik / eferen yang mempunyai tugas sbb :

1. Saraf sensorik atau saraf aferen, merupakan saraf yang menghantarkan


rangsang/impuls/berita dari saraf perifer ( luar tubuh ) ke otak untuk
diproses; misalnya rasa nyeri, sedangkan
2. Saraf motorik atau eferen adalah saraf yang menghantarkan jawaban /
perintah dari otak ke saraf perifer ( organ ). misalnya perintah; untuk
menurunkan denyut jantung
Saraf tepi mempunyai fungsi :

1. Untuk menerima impuls / berita dari reseptor di kulit dan menghantarkan


ke susunan saraf pusat melalui serabut saraf aferen
2. Untuk memberikan jawaban atau berita yang telah diproses di susunan
saraf pusat tersebut dan dihantarkan kembali ke efektor atau otot melalui
serabut saraf eferen.
Setelah anda mengerti mengenai sistem saraf pusat dan saraf tepi selanjutnya
kita pelajari sel saraf yang disebut juga neuron. Otak manusia terdiri dari
berbiliun-biliun neuron.

Fungsi neuron adalah untuk menerima dan mengirim sinyal kepada sel-sel lain
melalui serabut-serabut saraf. Informasi yang disampaikan akan diproses
menjadi sandi dalam bentuk rangkaian listrik atau kimia.
Neuron atau sel saraf terdiri dari :

1. Nukleus / inti sel


2. Dendrit yang terlihat bercabang-cabang
3. Badan sel
4. Akson
5. Nodus Ranvier, dan
6. Terminal sinaps
Sinaps adalah hubungan antar neuron yang disebut juga kompleks antar neuron
atau sambungan sinaps. Jika sinaps diperbesar, akan tampak 3 bagian yaitu
bagian pre sinaps, bagian celah sinaps dan bagian post sinaps.
Dendrit berfungsi untuk menerima informasi baik dari lingkungan sendiri
maupun dari neuron lainnya contohnya interneuron.
Badan sel mengandung informasi genetik dalam bentuk DNA. Badan sel terdiri
dari nukleus ( inti sel ) dan badan Nissl. Badan Nissl merupakan tempat sintesis
zat kimia penghantar sinyal yang disebut neurotransmitter.
Akson / Neurit berfungsi untuk menghantarkan sinyal listrik dari segmen awal
ke terminal sinaps.
Kita akan sedikit mengenal mengenai neuroglia yang merupakan unsur seluran
susunan saraf yang tidak mempunyai tugas menghantarkan impuls saraf.
adapun sel-sel yang termasuk dalam neuroglia adalah :

1. Astrosit, yang berfungsi


 Merupakan sel neuroglia yang mendukung jaringan susunan saraf pusat (
SSP )
 Merupakan neuron pada pembuluh darah
1. Oligodendrosit, yang berfungsi :
 Sebagai pembentuk mielin ( selubung akson pada sel saraf )
 Pengatur transportasi metabolism
 Pemberi nurtrisi untuk neuron di sekitarnya
1. Mikroglia, yang berfungsi Sebagai sel pembersih yang memakan dan
menghancurkan mikroba / benda asing yang masuk (scavenger cell)
Neurotransmiter

Neurotransmitter berguna untuk menghantarkan impuls, Neurotransmiter adalah


zat-zat kimia yang bekerja pada sinaps. Neurotransmiter bertugas membawa
impuls atau berita dari satu sel saraf untuk diteruskan ke sel saraf lainnya
dengan jalur yang dimulai dari bagian pre-sinaps melalui celah sinaps lalu ke
post-sinaps. Berikut ini adalah perjalanan sebuah neurotransmiter. Dimulai dari
ion Calsium atau Ca menuju terminal atau ujung presinaps yang membuat suatu
tempat pelepasan. proses ini disebut release sites, yang mana proses ini akan
merangsang gudang vesikel yang berisi neurotransmiter untuk masuk ke tempat
pelepasan. apabila sudah masuk ke tempat pelepasan maka gudang vesikel akan
terbuka dan melepaskan neurotransmiter. Kemudian neurotransmiter akan
menju reseptor nya yang berada pada post sinaps melalui celah sinaps atau
kembali ke presinaps melalui mekanisme ‘pompa reuptake’. Begitu kembali ke
bagian presinaps, Neurotransimiter akan diambil kembali oleh gudang vesikel
untuk dilepaskan pada kesempatan lain atau didegredasi oleh enzim. Contohnya
enzim monoamin oksidase (MAO), yang mengdegradasi neurotransmiter
serotonin dan katekolamin.

Beberapa jenis neurotransmiter yang penting digolongkan menjadi :

1. Asetilkolin
2. Katekolamin
3. Asam amino
4. Peptida
5. Asetilkolin
Asetilkolin disintesis oleh enzim kolin-asetiltransferase dan dipecah oleh enzim
asetilkolinesterase. Pada umumnya neurotransmiter asetilkolin mempunyai efek
perangsangan / eksitasi yang mendadak dan singkat terhadap reseptornya.
Asetilkolin memiliki efek inhibisi terhadap otot jantung.

1. Katekolamin
Katekolamin merupakan neurotransmiter golongan amin. Yang termasuk
golongan ini adalah dopamin, epinefrin dan nor-epinefrin. Pembentukan
neurotransmiter dimulai dari asam amino-fenilalanin yang diubah menjadi
tirosin melalui proses hidroksilase atau proses penambahan ion OH . Kemudian
tirosin dihidroksilase diubah menjadi DOPA. Selanjutnya DOPA diubah
menjadi dopanmin melalui proses dekarboksilase atau pengurangan atom
karbon, dan dopamin diubah menjadi norepinefrin dengan bantuan β-
hidroksilase dan akhirnya norepinefrin diubah menjadi epinefrin dengan
bantuan enzim N-metiltransferase.

Dopamin banyak terdapat di jaringan hipotalamus. Epinefrin dalam konsentrasi


tinggi terdapat di glandula suprarenalis atau kelenjar di atas ginjal dan
norepinefrin terdapat pada susunan saraf simpatis dan batang otak, Di dalam
tubuh, Metabolisme dopamin dan norepinefrin dilakukan oleh enzim Mono
Amin Oksidase (MAO) dan Katekol-O-metil-transferase (COMT) yang bekerja
dengan cara meng-inaktivasi dan mendegradasi neurotransmiter tersebut.
Aktivitas reseptor dopamin yang berlebihan disebut hiperdopaminergik, diduga
sebagai pencetus skizofrenia, yaitu gangguan jiwa yang disertai dengan
kekacauan proses berpikir-alam perasaan-dan perbuatan.
1. Asam Amino
Neurotransmiter yang tergolong dalam asam amino yang akan dibahas adalah
serotonin, GABA, histamin, serta glutamat dan aspartat.

Serotonin
Serotonin disebut juga 5-hidroksitriptamin atau disingkat 5-HT yang dibentuk
dari triptofan. Serotonin memiliki efek vasokonstriksi. Terdapat dengan
konsentrasi tinggi di hipotalamus, batang otak dan sumsum tulang belakang
sedangkan kadar yang kecil terdapat pada gastrointestinal.

Ada 4 macam serotonin yang disebut 5 HT1, 5 HT2, 5 HT3, 5HT4. Fungsi
keempat serotonin tersebut adalah sebagai berikut:

 5 HT1 berperan dalam vasokonstruksi selektif pembuluh darah cranial.


 5 HT2 berperan dalam vasokonstriksi dan agregasi platelet
 5 HT3 berperan dalam nausea dan emesis atau mual dan muntah
 5 HT4 berperan dalam motilitas atau pergerakan saluran cerna
ü Sistem Saraf Berdasarkan Sistem Fungsionalnya

Seperti telah dibahas sebelumnya, Saraf dibagi menjadi saraf somatik dan saraf
otonom dimana saraf otonom dibagi menjadi saraf simpatis dan saraf
parasimpatis. Saraf somatik merupakan sistem saraf yang bekerja dibawah
kehendak kita seperti terjadinya gerakan tangan, gerakan kaki, dan mulut.
Sistem saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja di luar kehendak kita.
Organ tubuh yang diatur oleh saraf otonom adalah :

1. Kelenjar, seperti kelenjar ludah, lambung, keringat, dan medula adrenal


2. Jaringan otot polos
3. Jantung
Contohnya : sistem pernapasan, denyut jantung, dan sistem pencernaan.

Sistem saraf otonom terbagi menjadi saraf simpatis dan parasimpatis. Saraf
simpatis terletak pada bagian thorako-lumbal medula spinalis atau disebut juga
thorako-lumbal, sedangkan saraf parasimpatis terletak pada otak dan pada
bagian sakral medula spinalis atau disebut juga cranio-sakral.
Saraf simpatis dan parasimpatis bekerja berlawanan. Berikut ini diberikan
beberapa contoh dari kerja sistem saraf simpatis dan parasimpatis.

1. Pada mata
Saraf simpatis akan menyebabkan terjadinya dilatasi pupil, sedangkan
saraf parasimpatis akan menyebabkan terjadinya konstriksi pupil.
2. Pada organ jantung :
3. Pada trakea dan bronkus
 Saraf simpatis menyebabkan dilatasi atau pelebaran pembuluh arteri
koroner jantung, sedangkan saraf parasimpatis menyebabkan konstriksi
atau pengerutan pembuluh arteri koroner jantung.
 Saraf simpatis juga menyebabkan peningkatan denyut jantung, sedangkan
saraf parasimpatis akan menurunkan denyut jantung
Saraf simpatis akan menyebabkan dilatasi pada trakea dan bronkus, sedangkan
saraf parasimpatis menyebabkan konstriksi pada trakea dan bronkus.

1. Pada organ lambung:


 Saraf simpatis akan menurunkan gerakan peristaltik lambung, sedangkan
 Saraf parasimpatis meningkatkan gerakan peristaltik lambung
ü Patologi Sistem Saraf

Berikut ini adalah klasifikasi penyakit pada sistem saraf, yang dibagi menjadi 4
yaitu:

1. Penyakit infeksi pada saraf. Seperti meningitis dan ensefalitis


2. Penyakit Degeneratif atau kemunduruan fungsi. Seperti Parkinson,
Alzheimer, dan Demensia
3. Penyakit Epilepsi
4. penyakit Kejiwaan. Seperti neurosis dan psikosis
1. Penyakit Infeksi pada Sistem Saraf
Penyakit degeneratif pada sistem saraf misalnya parkinson, Alzheimer, dan
Demensia. Penyakit parkinson di definisikan sebagai suatu keadaan dengan
kekakuan otot-otot, wajah seperti topeng, tremor yang cendrung berkurang pada
gerakan-gerakan sekehendak, hilangnya gerakan-gerakan terpadu dan otomatis.
hipersekresi liur yang disebabkan karena rusaknya globus pallidus.

Parkinson diklasifikasian menjadi :


a) parkinsonisme primer

b) parkinsonisme sekunder

c) sindrom paraparkinson

Alzheimer didefinisikan sebagai gangguan mental progresif yang ditandai


dengan terjadinya kebingungan. demensia, disorientasi, agnosia, gangguan
bicara. kesulitan melakukan gerak tertentu. dan terjadinya halusinasi karena
atrofi difus kulit otak besar yang seringkali terjadi pada seluruh lobus frontalis
dan temporalis disertai dengan degenerasi serabut saraf.

Demensia didefinisikan sebagai sindrom akibat penyakit gangguan otak yang


biasanya bersifat kronik-progresif, dimana terdapat gangguan fungsi luhur
kortikal yang multipel. Demensia ini umumnya disertai dan ada kalanya diawali
dengan kemerosotan dalam pengendalian emosi, perilaku sosial, atau motivasi
hidup

1. Penyakit Epilepsi
Epilepsi disebut juga penyakit ayan yang didefinisikan sebagai gangguan kronik
sistem saraf pusat di otak yang ditandai dengan kejang, gangguan sensorik, serta
hilangnya kesadaran.

Faktor presipitasi / pencetus epilepsi adalah :

Faktor sensori : misalnya cahaya yang berkedip-kedip, bunyi yang mengejutkan,


dan air panas
Faktor sistemik : misalnya karena demam, infeksi, obat-obatan seprti gol.
fenotiazin,klorpropamid, keadaan hipoglikemik, dan kelemahan fisik
Faktor mental : misalnya karena stres dan gangguan emosi

1. Penyakit Kejiwaan
Penyakit kejiwaan misalnya psikosi dan neurosis. Psikosi didefinisikan sebagai
gangguan jiwa yang serius dan yang mengganggu kemampuan berfikir, emosi,
berkomunikasi, mengingat kembali, menafsirkan kenyataan dan berperilaku
secara wajar.

Jenis-jenis psikosi adalah :

a) Psikosis depresif

b) Psikosis katatonik

c) Psikosis histerik

Neurosis di definisikan sebagai gangguan jiwa non psikosis yang ditandai


dengan kecemasan. Kecemasan dapat dirasakan dan diekspresikan secara
langsung pada tubuh.

Jenis-jenis neurosis :

Neurosis depresif
 Neurosis obsesif-konvulsif
 Neurosis fobik
 Neurosis ansietas
Gejala khusus pada penyakit saraf Gejala-gejalan khusus pada penyakit sistem
saraf misalnya hiperemesis, hiperalgesia dan algesia Hiperemesis adalah suatu
gejalan dimana seseorang mengalami muntah yang berlebihan. Adanya
gangguan pada susunan saraf pusat yang meningkatkan tekanan intrakranial
akan menyebabkan muntah. Algesia didefinisikan sebagai repson nyeri yang
bersifat normal ( mis: akibat benturan,adanya luka), sedankan hiperalgesia
didefinisikan sebagai respon berlebihan terhadap stimulus yang secara normal
menimbulkan nyeri.

Hiperalgesia terbagi menjadi :

1. hiperalgesia primer
2. hiperalgesia sekunder

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr.wb


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.karena atas berkah rahmat
dan hidayahNya jugalah penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dalam
bentuk yang sederhana.
Shalawat serta salam mudah-mudahan terlimpah kepada nabi
Muhammad SAW.yang membawa umat manusia dari alam gelap gulita menuju
alam yang terang benderang seperti sekarang ini.
Walaupun dalam penyusunan makalah ini memenuhi banyak kendala yang
dihadapi namun berkat dukungan dan motivasi dari semua pihak sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “PEMERIKSAAN
NEUROLOGIS (TINGKAT KESADARAN (GCS)”.Dimana untuk
menyelesaikan tugas KDM 1.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh sebab
itu,dengan penuh kerendahan hati,penulis sangat membutuhkan kritik dan saran
dari semua pihak yang sifatnya membangun untuk sempurnanya makalah
ini.Didalam menyelesaikan makalah ini masih banyak hambatan dan kendala
yang dihadapi,namun berkat dukungan dan kerja sama yang baik dari semua
pihak hingga penulis dapat menyelsaikan makalah ini tepat
pada waktunya.Oleh karena itu,penulis mengucapkan banyak terimakasih buat
semua pihak yang terlibat.
Billahi fii sabilil haq fastabiqul khairat

Wassalamu alaikum wr.wb

Medan, 2 Desember 2013

DONI PUTRA ALVONSIUS, A.MK, CWCCA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Sistem persarafan berfungsi sebagai pengatur berbagai aktivitas tubuh.Sistem


persarafan terdiri atas saraf pusat dan saraf perifer.Dalam pengkajian sistem
persarafan,pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan fungsi
kesadaran,mental,dan gerakan sensasi.Pengkajian terhadap riwayat cedera
kepala,pembedahan pada persarafan,pingsan,maupun stroke perlu
ditanyakan.Gangguan persarafan dapat menyebabkan gangguan dalam
beraktivitas. Dalam rangka menegakkan diagnosis penyakit saraf diperlukan
pemeriksaan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan mental dan
laboratorium (penunjang). Pemeriksaan neurologis meliputi: pemeriksaan
kesadaran, rangsang selaput otak, saraf otak, sistem motorik, sistem sensorik
refleks dan pemeriksaan mental (fungsi luhur).
Selama beberapa dasawarsa ini ilmu serta teknologi kedokteran maju dan
berkembang dengan pesat. Banyak alat dan fasilitas yang tersedia, dan
memberikan bantuan yang sangat penting dalam mendiagnosis penyakit serta
menilai perkembangan atau perjalanan penyakit. Saat ini kita dengan mudah
dapat mendiagnosis perdarahan di otak, atau keganasan di otak melalui
pemeriksaan pencitraan. Kita juga dengan mudah dapat menentukan
polineuropati dan perkembangannya melalui pemeriksaan kelistrikan.

Sampai saat ini kita masih tetap dan harus memupuk kemampuan kita untuk
melihat, mendengar, dan merasa, serta mengobservasi keadaan pasien. Dengan
pemeriksaan ana mnesis, fisik dan mental yang cermat, kita dapat menentukan
diagnosis, dan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan.

1.2. TUJUAN DAN MANFAAT MAKALAH

Adapun tujuan dan manfaat makalah ini adalah :


ü Kita dapat mengetahui bagaimana cara pemeriksaan neurologis

ü Kita dapat mengetahui fisiologi dari pemeriksaan neurologis

ü Kita dapat mengetahui patofisiologi dari pemeriksaan neurologis

ü Untuk mengetahui tehnik pemeriksaan neurologis

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.co.id/search?q=pemeriksaan+fisik+neurologi&ie=utf-
8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemeriksaan_fisik
http://chearifin.blogspot.com/2011/01/pemeriksaan-fisik-neurologi.html
Medical Knowledge, Training Departement P.I

You might also like