You are on page 1of 6
Jumal Natur Indonesia 192) Fobra 201 112317 ISSN 1810479, Keputsan Alzeitas! No 63/DIRTLKep 208 Biodisel dari Minyak Nyamplung (Callophyllum inophyllum) dan Spiritus dengan Katalisator Kapur Tohor ‘Tjukup Marnoto” dan Endang Sulistyawati Jurusan Teknik Kini, Fakultas Teknologl Indust, Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jalan SWK 104 Lingkar Utara, Condongcatur, Yogyakarta 55263 Diorina 18-08-2010 Diss 27-11-2010, ABSTRACT plant. The plants non In si esel has been done by many institutions: however the materials used are usualy competed therefore hes lssor esonomical the seeds are usualy town away th contaln high oll elativly. This pants relstively luting mostly planted as shading plantin rural area and also as landslide resisting lu. The use of Callaphylum inophyilum plant in buring wood. The technology for producing biodiesel ‘Gnd can be easly Introduced tothe eociely. Biodiesel produced from easily obtained and low cost ‘echerss ul Improve a society's energy independency and wol-being This paper presen te process of producing Biodiesel rom Callophyllum inophylium olf and rubbing alcohol using superficial ime (CaO) as the solid catalyst {hat ls cheap and easly obtained, therefore this technology can be easily transferred to the eociety Improve the economical value of the plant. Referring tothe varieties used, relatively ol torubbing eleohol and the amount of catalyst used was 02-0.5% ofthe rubbing ‘ati of Callophyllum inophy! ‘ool Physical cherateratlon of tho produced bled point Pil.ce was 195°C and pour point was «°C. wl ‘good condition was at 1:3 mol specie gravity at OG0'F was 0.870 fa Keywords: bodisel, calophylum inaphyum, renewable energy PENDAHULUAN Energimerupakan kebutuhanhidup orang banyak, ‘sehingga keperluan akan energjterus meningkat ssuel ‘dengan perkernbangan penduduk dunia dan teknolog ‘Sampalsaatini,umumnya kebutuhan energi dipenuhi ‘leh sumber energfosl, seperti bahan baka minyak ‘dan batubara, Keboradaan sumber energiosi'semakin ‘menipis sedangkan jumiah penduduk dunia semakin ‘meningkat. Sehingga porucicarsumbersumberanerg ‘allernatf yang baru dan terbarukan. Banyak peneli- Peneit dl dunis yargymeakukan peneltian energi baru anteroarukan seperti suber engi panas mathar, ‘sean, hidre, angin, geotermal, maupun bioenerg. Bienergiclantaranya bomassa, biotermal,biostanol dan biodisel. Biodisel dbuat dari transesterifikasi minyak nati dan alkohol. ‘Beberapa bahan baku untuk pembuatan biodlsel Antara lain minyak kelapa sawit, kedelal, bunga ‘matahar, jarak pagar, dan beberapa jens tumbunan lainnya (Alonso ef al 2007; Han ot al., 2005; Handayani, 2008; Kouzu et al, 2008; Ni & Meunier 2007: Xuejun Lu a al, 2008; Yeeswono a al, 2008). Sap: SETAE Ema: yukup@ gmail.com ‘Ada dua kendala utama dalam pembuatan blocs! yaltu dari seg! bahan baku dan proses pembuatan seperti penggunaan bahan baku minyak sawit atau ‘minyak bunga mataharieiyanya fuktuatit karena juga digunakan sebagai bahan pangan sehingga tidak cekonomis, sedangkan minyak jarak memilik kendala pada pasokan bahan baku (Suhaya, 2008). Peru cicar dan diteliti minyak tanaman lainnya yang dapat dijadikan bahan baku biodisol seperti nyamplung (Callophyltum inophyllum). Minyak syamplung tumumnya bolum dips! Karana tidak dkonsums oleh manusia, Pohon dan buah nyamplung citunjukkan ada Gambar 1 Sambar Foo poten cen bush nyeroIe Masyarakat Indonesia memanfaakan tumbuhan fyamplung atau kosambi (Indonesia), bintangor (Malaysia), poon (India) yang mempunyai nama latin Callophylum inophyllum, hanya untuk ambi kayunya ‘sebagai kayu bakar atau Kontak ingan dan sebagai tanaman hias maupun perindang. Buah nyampiung masih kurang dimanfaatkan dan hanya terbuang ppercuma, padahal kandungan minyak nabat di dalam bbuah nyamplung antara 40% -73% (Elbert etal, 2003). TTanaman ini sangat mudah tumbuh berkembang dan belum terhat hama tanaman yang berart, sehingga ‘sangat mudah untuk eibudidayakan. Kendala yang ada pada pemanfaatan buah nyamplung yaitutanaman ini bberbuah musiman, roses pembuatan biodsel dkenal dengan proses transesterifkasi antara asam lemak bebas dalam ‘minyak nabat dengan alkohol. Akohol yang relat balk dan sering cigunakan adalah metanol dan etanol. Etanol ering dimanfaatan sebagai pembuatan inumankeras yang memabukan, olen karena itu penjualan etanol dlikenakan cukai sehingga harganya relaif mahal. Penjualan etanol yang tidak dlkenakan cukai dan ‘muh didapat ingkungan masyarakat adalah spits yaltu eampuran etanol, sedikit metanol, dan minyak tanah agar tidak imanfaatkan untuk membuatminuman yang memabukan, atau tidak disalah gunakan. “Tekrologipambuatan hosel hisa manggunakan katals air dan padat homogen dan heterogen), Kebanyakan proses tersebut menggunakan katalis calf, dengan kendala yaitu pada pemisahan gliserol sebagai hasil -samping karena muah aru dalam air yang terkandung dalam katalis, Penggunaan katals padat (heterogen) lebih memudahkan pemisahan gliserol dan katalis, ‘sehingga menghasikan giseol lebih murni banding proses katalis car. Gliserol mempunya rial ekonomis tinggi maka proses penggunaan ketal padat akan lebih rmenguntungkan (Kouzu eta, 2008; Marchett tal 2008). Dengan tyluan memasyarakatkan pengadaan biodisel, peneliian ini akan dicoba menggunakan ‘pirtus untuk transesteriikasi minyak nyamplung dengan katalis padat kapur tohor. Bahan-bahan ini ‘semuanya relat muran dan murda cidapat. Pada prinsipnya, proses transesteifikasi adalah ‘mengeluarkan glicerin dari minyak dan mereaksikan sam lemakbebasnya dengan alkohol menjadi akohot ester (Faty Acid Methy/ Ester staubiodisel(Yoeswono etal, 2008), Biodisel dari minyaknyamplung 119 ‘Teknologi ini sangat mudah dikenalkan dan iterapkan kopada masyarakat luas, dnarapkan akan ‘meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, FReaksi transesterikasi minyak nabati dengan ‘metanal mengikut persamaan reaksi sebagai berkut HOE nc0Oe Kans coor + CoH FE IRCOORH + oH coors, com Spiritus adalah bahan bakar yang terdin! dari ‘campuran etanol, metanol dan minyak anh (kerosin). Alkohol (metanol dan etancl) mempunyaisifat aseotop dengan air sehingga sprtus mengandung sedikit alr, rminyak tanah atau kerosin saling melarukan dengan stor dan keduanya tidak lartterhadap ar dan gisero TTercampurnya sedikit Kerosin pada biodisel tidak bermasalah pada penggunaan bahan bakar cisel, arena minyak solar sebagai bahan bakar disel juga Dahan dasamya sama dengan kerosin (NN, 1985) sehingga tidak perl lakukan pemisahan. Sedangkan penggunaan glserol harus dpisahkan dengan katals yang digunakan. Reaksi tranesterifiasi minyak ‘yamplung dengan spirtus menggunakan katas kaput tohor mengikut persamaan reaksi sebagai berkut RcoOE HoH ? (0, I RCOOCH + SeHhaH se RCOOR, + COH RCOOCH Gor Mina sroyimag Baad ‘leer Biot) Gero, ‘aot a sangha Mean Meer Bde) Ge BAHAN DAN METODE ‘Bahan yang digunakan dalam peneliian adalah rminyak nyamplung, spirtus, dan Kapur tohor (CaO). Minyak nyamplung, dibuat dar bijh nyampung kering dan ditekan untuk keluar minyaknya,untukmengetahui komposisi kimia minyak nyamplung dianalisa rmenggunakan gas kromatografi(GC). ‘Spiritus, cidapat dar pengecer dengan komposis! yang tera pada label adalah Etanol 89,45%4; methanol 2.119%; dan kerosin 8.44% (%h volume). Katalis kapur {ohor adalah (CaO) hasilkalsinasibatu gamping yang 114 Jummal Natur Indonesia 130) 112117 didapat dari pembakaran batu gamping atau disebut tobong gaming dl jalan Ring-Road Selatan Yogyakarta Penggunaan kaput tohor pada bahan bangunan biasanya setelah dbakar Kemudian dsiram dengan air sehingga cedkitmengandung Ca(OH), Kapur Tahoe yang digunakan pada peneli pembakaran yang belum dsiram dengan air (suka ai). ‘Aat-alatyang digunakan dalam peneltan ini yaitu labu Ieher tiga sebagai reaktor (batch), pengaduk, pendingin balik, termometer, water, bath, stopwatch, tachometer, dan timbangan elektrk. Skema rengkaian alat-olat vana dlaunakan dapat dihat pada Gambar2. Pembuatan minyak bijh nyampung dilakukan dengan mengambil bij buah nyamplung yang ada didalam tampurung, kemudian dipotong-potong dan dijemur sehart atau diangin-angin (dikeringkan), kemudian dipres dan keluar minyaknya (Gambar 3). ‘Transesteriikasi minyak nyamplung dliakukan {dengan memanaskan minyak pada suhu sekitar 60°C didalam labu. Bersamaan itu spintus dan kataisator dipanaskan dengan perbandingan berat tertentu di dalam erlenmeyer pada suhu 60°C. kemudian ia aT aT dalam erp Ba ¥ Baa ayaIA, PION TP ¥ Tear SRABIGN dengan dng £ Tran kenge, menghasitan minyak Bi “enous Sambar Stara pau ming BV ARRBING ‘Gamba 3, Seema ankaian aa penton {sel Komponiia mie ag Na el (sstoraAON “aa pala tear 160 fea cou acsm otasehorest) 181 ‘em sta (atm oktaesanea) C180 ‘Asam arcana docosanos) C230 ‘Som hnehotaoat am Farekossros) C220 ‘am aga gram encsancal, C200 direaksikan kedua reaktan tersebut dengan perbandingan antara minyak dan spirits tertentu dan diaduk dengan kecepatan 2000 rpm, konaisi dijaga konstan, Sampel diambil sebanyak 15 ml, pada selang aku terentu, Kemudianlapisan bidise!dipisahkan {dari gliserol menggunakan corong pemisah, alu dicuch engan aquadest. Ester dan air pencuci dipisahkan dengan cara sentifugasi dengan kecepatan putaran 11600 rpm selama 15 menit. Hasil biodisel dianalsis menggunakan GC, analisa secara fisik dlakukan ‘dengan metode-metode ASTM D 1298, D83, dan 097, HASIL DAN PEMBAHASAN, Hasil analisa bahan baku minyak nyamplung _dengan gas kromatogra(6C) dtunjukkan pada Gambar 4, Kandungan lemak pada minyak nyamplung cdtunjukkan pada Tabel 1 Asam lemak yang terkandung ‘adalah asam stearat (16,67%) dan asam oleat (68,37%). Berdasarkan data-data komposisi kimia ‘aapat ititung bert olekul minyakenyamplung yalty 704.2 glmol. Peneliian dilakukan dengan variasi perbandingan mol minyak nyamplung dengan spiritus (1:9, 1:5, 1:7, 199 dan 1:11), dan variasi kadar katalis temadap spictus (0,3%, 0.5 %, 1%, 1,5%, dan 2% berat CaO spritus) ‘Variabel perbandingan mollakukan pada kadar atalle 0,5% borat CaQVepietus yaitu kadar katals terbaik pada penelian ini, sedangkan varias! kadar katalisilakukan pada perbandingan mol minyak dan esiest0 ‘00 mo mo 80 camber 4, Hat anatea GC minye amoung aaa ia a2 ‘eer Bae yang spirtusstokhiomet. Hasi biodsel dari berbaga varias dliakukan analisa dengan GC, beberapa has analisa ditunjukkan pada Gambar § dan 6. Pengolahan data-data tersebut, dapat diitung konsentrasi hhasil biodisel dan gliserol juga konversi reaksi ‘tancestorfikae, hasinya dturjukkan pada Gambar7 ans, PPengaruh penggunaan kadar katals yang dlikukan pada rasio mol minyak nyamplung:spiritus sama ddongan 1:5, pengadukan 2000 rpm dan temperatur operas! 60°C, terhadap konversi transesterifkasi rminyak nyamplung, konsentrasibiodisel dan gliserol dapat dilhat pada Gambar 7. Konversi reaksi pada varias! kadar katalisantara 0,3% hingga 2% adalah 0.6416 hingga 0,6842 atau rela sama bahkan pada kadar 2% kemball 0.5415. Namun demikian pada konsentrasi semakin tinggi hasi gliserol menurun, padahalsecarastokhiometproduk gliserl semestinya hhampir sama, hal ini dkarenakan semakin banyak kadar katalis maka glserol akan tejerep pada katlis bersama air, sehingga setelah disaring perolehan

You might also like