Faktor Makro Yang Mempengaruhi Harga Saham

You might also like

You are on page 1of 6

MONETER, VOL. I NO.

2 OKTOBER 2014

ANALISIS FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI INDEKS HARGA SAHAM


GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

Ida Zuniarti

Program Studi Akuntansi


Akademi Manajemen Keuangan BSI Jakarta
ida.idz@bsi.ac.id

ABSTRACT

The existence of capital markets have an important role for the economy of a country because the
capital markets as a means for companies to obtain funds from investors (investors). These funds can be
used for business development, expansion, increase working capital and others, in addition to the capital
markets a means for people to invest in financial instruments such as stocks, bonds, mutual funds, and
others. Thus, the public can put its own funds in accordance with the characteristics of the benefits and
risks of each instrument. This study aims to determine whether macro factors such as inflation and
interest rate of Bank Indonesia (SBI) affect Composite Stock Price Index at the Indonesian Stock
Exchange, so that potential investors can take informed decision when going to invest in the stock
market. The research data were used adalalah secondary data, the method of data collection methods of
documentation, the method of data analysis using multiple linear regression analysis. The results showed
that simultaneous partial and variable levels of inflation and SBI significant effect on the Indonesia
Stock Exchange Composite Index for the period from December 2009 to July 2014.

Keywords: IHSG, Inflation Rate and Interest Rate of Bank Indonesia

I. PENDAHULUAN bangunan, mesin, dan sebagainya maupun


investasi finansial (finacial investment seperti
Bisnis dapat dilakukan baik untuk dalam investasi dalam bentuk surat berharga seperti
jangka pendek maupun jangak panjang, tentu saham maupun obligasi. Untuk melakukan
semuanya bertujuan untuk mendapatkan nilai investasi dalam saham maupun obligasi
tambah atau keuntungan di kemudian hari. masyarakat bisa melakukan dengan cara membeli
Keputusan orang untuk membeli sebidang tanah surat berharga tersebut di pasar modal/bursa efek.
adalah dengan harapan nantinya harga tanah Di Indonesia hanya ada satu bursa efek yaitu
tersebut menjadi lebih mahal. Demikian pula Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berada di
dengan keputusan orang menyimpan uangnya di Jakarta.
bank dengan harapan mendapatkan bunga dari Pasar modal mempunyai peran yang sangat
simpanannya itu. penting dalam pertumbuhan ekonomi. Pasar modal
Keputusan investasi merupakan keputusan dapat melengkapi peranan sistem perbankan
yang dibuat pada masa sekarang namun sebagai alternatif sumber pembiayaan sehingga
manfaatnya baru akan dirasakan pada masa yang ikut mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi
akan datang, sehingga keputusan ini harus yang lebih tinggi. Pasar modal (pasar saham dan
dilaksanakan secara hati-hati. Bisnis tersebut obligasi) dapat berlaku sebagai sumber
merupakan salah satu bentu dari investasi. pembiayaan alternatif selain bank, dengan
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa memanfaatkan dana yang bersumber dari
pengertian yang berhubungan dengan keuangan masyarakat yang membeli saham maupun
dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan obligasi.
akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu Masyarakat harus berhati–hati dalam
harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. membuat keputusan untuk melakukan kegiatan
Investasi merupakan salah satu pilihan cara investasi surat berharga, baik saham atau obligasi.
untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar Hal ini dilakukan supaya keputusan yang diambil
di kemudian hari. Hal yang harus diperhatikan tidak mengakibatkan kerugian di kemudian hari,
dalam melakukan investasi adalah memiliki karena seperti kita ketahui bahwa kesalahan dalam
ketersediaan dana maupun aset, serta komitmen pengambilan keputusan investasi akan berakibat
mengikatkan aset tersebut pada saat sekarang. fatal yaitu kerugian yang akan diderita invesor
Investasi dapat berbentuk riil (real seperti nilai saham atau obligasi yang semakin
investment) seper investasi dalam bentuk tanah, menurun, serta tidak tecapainya tujuan utama
200
MONETER, VOL. I NO. 2 OKTOBER 2014

investasi yaitu memperoleh suatu penghasilan, keuangan jangka panjang, seperti obligasi, saham
untuk itu investor harus mengetahui faktor-faktor dan sebagainya. (Martalena dan Malinda, 2011;3)
apa sajakah yang mempengaruhi naik turunnya
harga surat berharga di bursa efek. 2.2. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

II. TINJAUAN PUSTAKA Indeks harga saham adalah suatu indikator


yang menunjukkan pergerakan hrag saham. Indeks
2.1. Pengertian Pasar Modal berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya
pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar
Pasar modal merupakan tempat bertemunya pada suatu saat, apakah pasar sednagn aktif atau
permintaan dan penawaran terhadap modal, baik lesu. Pergerakan indeks menjadi indikator penting
dalam bentuk ekuitas maupun hutang jangka bagi para investor untuk menentukan apakah
panjang. (Martalena dan Malinda,2011;2) mereka akan menjual, menahan atau membeli
Bab I, pasal 1, angka 13, UU RI No. 8, 1995 suatu atau beberapa saham. Karena harga-harga
tentang pasar modal (Martalena dan saham bergerak dalam hitungan detik dan menit
Malinda,2011;2), menyatakan bahwa pasar modal maka nilai indeks pun bergerak turun-naik dalam
(capital market ) merupakan pasar untuk berbagai hitungan waktu yang cepat pula. (Martalena dan
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa Malinda;2011;99).
diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti Di Bursa Efek dapat enam jenis indeks, yaitu
(saham), reksadana, instrumen derivatif maupun (Martalena dan Malinda,2011;99)
instrumen lainnya. 1. Indeks individual, menggunakan indeks
Pasar modal merupakan sarana pendanaan harga masing-masing saham terhadap harga
bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya dasarnya, atau indeks masing-masing saham
pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan yang tercatat di BEI
berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal 2. Indeks harga saham sektoral, menggunakan
memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana semua saham yang termasuk dalam masing-
kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. masing sektor, misalnya sektor keuangan,
Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pertambangan, dan lain-lain. Di BEI, indeks
pasar modal merupakan instrumen jangka panjang sektoral terbagi atas sembilan sektor , yaitu
(jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, pertanian, pertambangan, industri dasar,
obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai aneka industri, konsumsi, properti,
instrumen derivatif seperti option, futures, dan infrastruktur, keuangan, perdagangan dan
lain-lain. jasa, dan manufaktur.
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 3. Indeks harga saham gabungan atau ISHG
1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar (composite share price index), menggunakan
modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan semua saham yang tercatat sebagai
Penawaran Umum dan perdagangan Efek, komponen penghitungan indeks.
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek 4. Indeks LQ 45, yaitu indeks yang terdiri 45
yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi saham pilihan dengan mengacu pada 2
yang berkaitan dengan Efek. variabel, yaitu likuiditas perdagangan dan
Pasar Modal memiliki peran penting bagi kapitalisasi pasar. Setiap 6 bulan, terdapat
perekonomian suatu negara karena pasar modal saham-saham baru yang masuk ke dalam LQ
menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai 45 tersebut.
sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana 5. Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic
bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari Index). JII merupakan indeks terakhir yang
masyarakat pemodal (investor). Dana yang dikembangkan oleh BEJ bekerja sama
diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk dengan Danareksa Investment Management.
pengembangan usaha, ekspansi, penambahan Indeks ini merupakan indeks yang
modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal mengakomodasi syariat investasi dalam
menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi Islam. Saham-saham yang masuk dalam
pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, Indeks Syariat adalah emiten yang kegiatan
reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, usahanya tidak bertentangan dengan syariah
masyarakat dapat menempatkan dana yang seperti :
dimilikinya sesuai dengan karakteristik a. Usaha perjudian dan permainan yang
keuntungan dan risiko masing-masing instrumen. tergolong judi atau perdagangan yang
Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara dilarang
para investor dengan perusahaan ataupun institusi b. Usaha lembaga keuangan konvensional
pemerintah melalui perdagangan instrumen (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi
201
MONETER, VOL. I NO. 2 OKTOBER 2014

c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi 2. Bunga pinjaman, merupakan harga yang


serta memperdagangkan makanan dan harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada
minuman yang tergolong haram. bank
d. Usaha yang memproduksi, mendistribusi
dan atau menyediakan barang-barang Kedua jenis bunga tersebut merupakan
ataupun jasa yang merusak moral dan komponen utama faktor biaya dan pendapatan
bersifat mudarat. bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya bagi
bank sedangkan bunga pinjaman merupakan
6. Indeks Papan saham yang secara khusus pendapatan bagi bank yang diterima dari nasabah.
didasarkan pada kelompok saham yang
tercatat di BEI, yaitu kelompok Papan Utama 2.4. Tingkat Inflasi
dan Papan Pengembangan.
Eachern (2000:133) menyatakan bahwa
Investasi yang dilakukan oleh para investor inflasi adalah kenaikan terus-menerus dalam rata-
merupakan bentuk penundaan konsumsi masa rata tingkat harga. Jika tingkat harga berfluktuasi,
sekarang untuk memperoleh konsumsi di masa bulan ini naik dan bulan depan turun, setiap
yang akan datang, dimana didalamnya terkandung adanya kenaikan kerja tidak berarti sebagai inflasi.
unsir risiko ketidakpastian sehingga dibutuhkan Sedangkan Sukirno (2004:15) memberikan
kompensasi atas penundaan tersebut. definisi bahwa inflasi adalah suatu proses
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu
melakukan investasi, yaitu : (Martalena dan perekonomian. Berdasarkan definisi tersebut maka
Malinda. 2011;2) dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum
1. Menentukan tujuan investasi, dengan inflasi adalah suatu gejala naiknya harga secara
pertimbangan: terus-menerus (berkelanjutan) terhadap sejumlah
a. Tingkat pengembalian yang diharapkan barang. Kenaikan yang sifatnya sementara tidak
b. Tingkat risiko dikatakan inflasi dan kenaikan harga terhadap satu
c. Ketersediaan jumlah dana yang jenis komoditi juga tidak dikatakan inflasi.
diinvestasikan Unsur ekspektasi inflasi dalam pembentukan
suku bunga perbankan masih diperhitungkan kecil.
2. Melakukan analisis Sedangkan faktor lainnya masih lebih besar,
a. Pendekatan fundamental seperti : kondisi likuiditas perbankan,
b. Pendekatan teknikal pengelolahan perbankan yang kurang efisien,
tersegmentasinya perbankan. Penggunaan suku
3. Membentuk portofolio bunga sebagai indikator ekspektasi inflasi sejalan
4. Mengevalusi kinerja portofolio dengan kebutuhan akan suatu instrumen yang
5. Merevisi kinerja portofolio secara efektif dapat menjelaskan fenomena
pergerakan inflasi sebagai sasaran akhir bagi
2.3. Suku Bunga kebijakan moneter.

Bunga merupakan sejumlah uang yang III. METODE PENELITIAN


dibayarkan sebagai kompensasi terhadap apa yang
dapat diperoleh dengan penggunaan uang tersebut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
(Riyanto,2001:105) data sekunder yang diakses dari web Bank
Bunga bank dapat diartikan sebagai balas Indonesia yaitu www.bi.go.id dan web Bursa Efek
jasa yang berdasarkan prinsip konvensional Indonesia, yaitu www.duniainvestasi.com
kepada nasabah yang membeli atau menjual Variabel-variabel penelitian meliputi variabel
produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai independen (variabel bebas) adalah Suku Bunga
harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang Bank Indonesia (SBI), dan Tingkat Inflasi periode
memiki simpanan) dengan yag harus dibayar oleh Desember 2009 s.d Juli 2014 ( 56 bulan),
nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh sedangkan variabel dependen (variabel terikat)
pinjaman). (Kasmir,2002:121). adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Prateknya bunga dapat dibedakan atas : periode Desember 2009 s.d Juli 2014 (56 bulan)
1. Bunga simpanan, yang diberikan kepada Berdasarkan jenis data dan analisis,
nasabah sebagai balas jasa atas simpanan penelitian ini termasuk penelitian kualitatif adalah
uang di bank, merpakan harga yang harus penelitian yang menggunakan data kualitatif (data
dibayar oleh bank kepada nasabahnya. yang berbentuk data, kalimat, skema, dan gambar)
yang berasal dari berbagai sumber.

202
MONETER, VOL. I NO. 2 OKTOBER 2014

Metode penelitian yang digunakan dalam dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov,


penelitian adalah analisis regresi linier berganda. dengan hasil sebagai berikut :
Metode tersebut digunakan untuk mengetahui ada Tabel 1 : Uji Normalitas
/ tidaknya pengaruh yang signifikan diantara One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
variabel bebas yaitu tingkat inflasi dan SBI IHSG
terhadap variabel terikat yaitu IHSG di BEI.
N 56
Data yang digunakan adalah closing price
Mean 3,98E+08
bulanan dari tingkat inflasi, SBI dan IHSG periode Normal Parameters a
Std. Deviation 6,80E+08
Juli 2009 sampai dengan Juli 2014.
Absolute .086
Most Extreme
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Differences Positive .068
Negative -.086
4.1. Uji Asumsi Klasik Kolmogorov-Smirnov Z .641

Asymp. Sig. (2-tailed) .806


Model regresi linier berganda dapat disebut
sebagai model yang baik jika model tersebut a. Test distribution is Normal.
memenuhi kriteria Best Linier Unbiased Estimator Sumber
Sumber : Hasil
: data Pengolahan
sekunder diolah data (2014)
(BLUE), hal ini dapat dicapai jika memenuhi
asumsi klasik. Berdasarkan nilai pada tabel 1 dapat
Uji asumsi klasik dilakukan dalam rangka diketahui bahwa uji Kolmogorov-Smirnov
untuk mengetahui bahwa estimasi regresi yang menghasilkan nilai asym sig 0,806 yang lebih
diperoleh merupakan hasil estimasi terbaik. Yang besar dari 0,05 ini berarti variance data
dimaksud dengan tidak adanya penyimpangan berdistribusi normal.
(unbias) dari suatu penaksir (estimator) adalah
nilai hasil estimasi sama dengan nilai parameter B. Uji Multikolinieritas
yang sebenarnya (true value).
Penelitian ini menggunakan empat uji asumsi Multikolinieritas merupakan suatu keadaan
klasik, yaitu uji normalitas, uji multikolonieritas, dimana satu atau lebih variabel bebas terdapat
dan uji heteroskedastisitas. korelasi dengan variabel lainnya. Suatu model
yang baik harus terbebas dari masalah
A. Uji Normalitas multikolinieritas. Dalam penelitian ini uji
multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan
Uji normalitas bertujuan untuk menguji Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu lebih besar dari 10, maka terjadi multikolinieritas.
atau residual memiliki distribusi normal atau Hasil uji multikolinieritas sebagai berikut :
tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas

Tabel 2 : Uji Multikolinieritas


Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig. Collinearity Statistics
Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -1581,680708 47049,0055 -0,03362 0,9732974
Tingkat Inflasi -514649,3177 283143,6662 -0,279607865 -1,81763 0,0742876 0,687886648 1,453728
SBI 593973,1687 826515,2054 0,110550526 0,718648 0,4752434 0,687886648 1,453728
a. Dependent Variable: IHSG
Sumber : Hasil
Sumber : data Pengolahan
sekunder diolah data (2014)
Berdasarkan nilai uji multikolinieritas pada residual satu pengamatan ke pengamatan yang
tabel 2 diperoleh hasil nilai VIF menunjukkan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
angka lebih kecil dari 10, sehingga model regresi ke pengamatan lain tetap, maka disebut
bebas dari masalah multikolinieritas. homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
C. Uji Heteroskedastisitas seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas.
Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan dilakukan dengan uji glejser, dengan hasil sebagai
tujuan untuk mengetahui apakah dalam model berikut :
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
203
MONETER, VOL. I NO. 2 OKTOBER 2014

Tabel 3 : Uji Heteroskedastisitas


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta


1 (Constant) -477,115454 535,7188 -0,89061 0,377165
Tingkat Inflasi -6019,880285 3881,479 -0,270480951 -1,55092 0,126871
SBI 19955,74771 10010,76 0,347653662 1,993429 0,051373
a. Dependent Variable: RES2
Sumber : data s ekunder diolah
Sumber : Hasil Pengolahan data (2014)

Berdasarkan nilai pada tabel 3 dapat diketahui Y1= 4,888.654 + 26,339.224X1 -36,685.208X2
bahwa nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 Berdasarkan persamaan regresi tersebut
sehinga variabel penelitian bebas dari gejala diperoleh konstanta sebesar 4,888.654 berarti
heteroskedastisitas. tanpa adanya tingkat inflasi dan SBI akan terjadi
perubahan IHSG sebesar 4,888.654 nilai koefisien
4.2. Uji Hipotesis tingkat inflasi sebesar 26,339.224, berarti bahwa
setiap terjadi perubahan tingkat inflasi sebesar satu
A. Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi dan persen dengan asumsi variabel lainnya tetap maka
Suku Bunga Bank Indonesia terhadap Indeks IHSG akan mengalami perubahan sebesar
Harga Saham Gabungan 26,339.224 dengan arah yang positif. Misalnya
tingkat inflasi naik satu persen maka nilai IHSG
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan akan mengalami kenaikan sebesar 26,339.224 dan
menggunakan persamaan regresi linear berganda sebaiknya. Sedangkan SBI mempunyai koefisien
dengan derajat keyakinan 95% atau derajat regresi sebesar -36,685.208 dan bertanda negatif,
penyimpangan sebesar 5%. berarti setiap perubahan SBI satu persen dengan
Pengujian hipotesis dilakukan dengan asumsi variabel lainnya tetap maka IHSG akan
menggunakan uji regresi linier berganda, mengalami perubahan sebesar 36, dengan arah
digunakan untuk untuk mengetahui apakah ada yang negatif. Misalnya SBI naik satu persen maka
pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat IHSG akan mengalami penurunan sebesar
yaitu Tingkat Inflasi(X1), SBI (X2) terhadap IHSG 36,685.208 dan sebaliknya.
(Y1), pada Bursa Efek Indonesia, sebagai berikut :
Ŷ1 = a +b1X1+b2X2 +e B. Analisis Kekuatan Pengaruh Tingkat Inflasi
Keterangan : dan Suku Bungan Bank Indonesia terhadap
Ŷ1 = IHSG Indeks Harga Saham Gabungan
X1 = Tingkat Inflasi
X2 = SBI Kekuatan pengaruh variabel tingkat inflasi
a = Bilangan Konstanta dan Suku Bunga Bank Indonesia terhadap Indeks
b1 = Koofisien regresi tingkat inflasi Harga Saham Gabungan dapat diketahui dari
b2 = Koofisien regresi SBI besarnya nilai koefisien determinan (R2), yang
e = Tingkat Kesalahan berada antara nol dan satu. Apabila nilai R2
semakin mendekati satu, berarti variabel‐variabel
Berdasarkan perhitungan regresi dengan bebas memberikan hampir semua informasi yang
program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut : dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat,
Tabel 4 : Hasil Uji Regresi Linier Berganda berikut hasil uji kekuatan Tingkat Inflasi dan
a
Coefficients Suku Bunga Bank Indonesia terhadapt Indeks
Standardiz Harga Saham Gabungan di BEI
ed
Unstandardized Coefficients
Model Coefficient t Sig.
s Tabel 5 : Hasil Uji Koefisien Determinasi Tingkat
B Std. Error Beta Inflasi dan SBI terhadap IHSG
(Constant) 4.888.654 943.277 5.183 .000 Model Summaryb
1 Tingkat
26.339.224 6.834.388 .615 3.854 .000 Adjusted Std. Error of
Inflasi Model R R Square
SBI -36.685.208 17.626.646 -.332 -2.081 .042 R Square the Estimate
a. Dependent Variable: IHSG
1 .472a .223 .193 610.929.397
Sumber
Sumber : Hasil
: data sekunder diolah Pengolahan
data (2014)
Berdasarkan tabel 4 diperoleh persamaan a. Predictors: (Constant), SBI, Tingkat Inflasi
regresi linier berganda sebagai berikut :
b. Dependent Variable: IHSG
Sumber : Hasil Pengolahan data (2014)
204
Sumber : data sekunder diolah
MONETER, VOL. I NO. 2 OKTOBER 2014

Berdasarkan data pada tabel 5 diketahui nilai Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa tingkat
koefisien determinasinya (R2) sebesar 0.223 inflasi menghasilkan nilai thitung sebesar 3.854
artinya sebesar 22.3% variasi (naik-turunnya) dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil
IHSG pada BEI dipengaruhi atau mampu dari 0.05 artinya variabel tingkat inflasi
dijelaskan oleh variabel tingkat inflasi dan SBI berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG di
sedangkan sisanya sebesar 76.7% dipengaruhi BEI. Variabel SBI menghasilkan nilai thitung
oleh faktor lain yang tidak masuk dalam model sebesar -2.081 dengan niai signifikansi sebesar
penelitian. 0.042 lebih kecil dari 0.05 artinya variabel SBI
berpengaruh signifikan terhadap IHSG di BEI.
4.3. Uji F (F-test)
V. PENUTUP
Uji ini dilakukan untuk menunjukkan apakah
variabel bebas yaitu tingkat inflasi dan SBI secara Berdasarkan pembahasan yang didasarkan
bersama‐sama mempunyai pengaruh terhadap data-data penelitian maka penulis menyimpulkan
variabel independen yaitu IHSG di BEI, dengan beberapa hal sebagai berikut
hasil sebagai berikut 1. Pada periode Desember 2009 sampai dengan
Tabel 6 : Hasil Uji F Juli 2014, secara simultan variabel tingkat
ANOVAb inflasi dan SBI berpengaruh signifikan
terhadap IHSG di BEI.
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
2. Pada periode Desember 2009 sampai dengan
Regressio Juli 2014, secara parsial variabel tingkat
5.662.486.513 2 2.831.243.257 7.586 .001a
n inflasi berpengaruh signifikan terhadap
1
Residual 1,98E+10 53 373.234.728 IHSG di BEI.
Total 2,54E+10 55 3. Pada periode Desember 2009 sampai dengan
Juli 2014, secara parsial variabel SBI
a. Predictors: (Constant), SBI, Tingkat Inflasi
berpengaruh signifikan terhadap IHSG di
b. Dependent Variable: IHSG BEI.
Sumber : Hasil
Sumber: data sekunder diolah Pengolahan data (2014) 4. Variasi faktor yang berpengaruh terhadap
IHSG di Bursa Indonesia periode Desember
Berdasarkan hasil ujil F pada tabel 6 2009 sampai dengan Juli 2014 sebesar 22.3%
diketahui nilai signifikansi sebesar sebesar 0.001, variasi (naik-turunnya) IHSG dipengaruhi
yang berarti nilai tersebut lebih kecil dari 0.05, atau mampu dijelaskan oleh variabel tingkat
artinya tingkat inflasi dan SBI secara bersama- inflasi dan SBI sedangkan sisanya sebesar
sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap 76.7% dipengaruhi oleh faktor lain yang
IHSG di BEI. tidak masuk dalam model penelitian.

4.4. Uji t (t-test) DAFTAR PUSTAKA

Uji ini dilakukan untuk menunjukkan apakah Eacern, William.A.Mc. 2000. Ekonomi Makro :
variabel bebas yaitu tingkat inflasi dan SBI secara Pendekatan Temporer.Terjemahan. Jakarta:
parsial mempunyai pengaruh terhadap variabel Salemba Empat.
independen yaitu IHSG di BEI, dengan hasil
sebagai berikut: Kasmir. 2002. Bank & Lembaga Keuangan
Tabel 7 : Hasil Uji t Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Martalena dan Maya Malinda. 2011. Pengantar
Coefficientsa
Pasar Modal. Yogyakarta: ANDI
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar–Dasar
B Std. Error Beta Pembelanjaan Perusahaan.Yogyakarta: BPFE.

(Constant) 4.888.654 943.277 5.183 .000 Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
1 Tingkat
26.339.224 6.834.388 .615 3.854 .000 http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Defaul
Inflasi
t.aspx [diakses tanggal 1 Agustus 2014]
SBI -36.685.208 17.626.646 -.332 -2.081 .042
a. Dependent Variable: IHSG http://www.duniainvestasi.com/bei/prices/stock
[diakses tanggal 1 Agustus 2014]
Sumber : Hasil
Sumber : data sekunder diolah Pengolahan data (2014)
205

You might also like