You are on page 1of 26

TUGAS SGD MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT JANTUNG PADA KEHAMILAN

KELOMPOK IV
Riyanto Faizin (131811123015)
Citra Danurwenda Rahmah (131811123031)
Moch. Fahrur Rozy (131811123032)
Ester Widhiastuti (131811123048)
Restu Yogi Fahlevi (131811123072)
Muhammad Sangga Perkasa (131811123079)
Melania Mone (131811123082)

UNIVERSITAS AIRLANGGA
PRODI PENDIDIKAN NERS
ALIH JENIS
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok
dalam bentuk makalah dengan judul Asuhan Keperawatan Penyakit jJantung Pada
Kehamilan yang kami ajukan untuk memenuhi tugas dari Ibu Dr. Esti Yunitasari, S.Kp.,
M.Kes. Diharapkan tugas ini dapat memberikan informasi dan menambah wawasan
pengetahuan kepada kita semua tentang Asuhan Keperawatan Penyakit Jantung Pada
Kehamilan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari banyaknya kekurangan,
sehubungan dengan hal ini, kritik dan saran dari para pembaca senantiasa kami harapkan
sebagai bahan evaluasi guna memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam penyusunan makalah ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, 20 Agustus 2018

Kelompok 4

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi manusia, karena jantung
diperlukan untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh mendapatkan
oksigen dan sari makanan yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Karena itu,
jantung perlu dijaga agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Kehamilan akan
menyebabkan perubahan fisiologis yang luas pada system kardiovaskular dan
berakibat terjadinya gangguan pada jantung dan aliran darah sehingga perlu
dipertimbangkan jika terjadi kehamilan. Pada wanita sehat dapat beradaptasi terhadap
perubahan hemodinamik (denyut jantung, sistem pernafasan, volume darah, hormon
dan lain sebagainya).

Pada masanya, wanita akan memasuki fase kehamilan. Pada saat tersebut,
terjadi perubahan fisiologis maupun anatomik di dalam tubuh seorang. Volume plasma
darah mengalami peningkatan hingga 40 % pada usia kehamilan 24 minggu
(Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, 2012). Pengaruh penyakit jantung
pada kehamilan adalah dapat menyebabkan terjadinya abortus, prematuritas,
dismaturitas dan lahirmati (IUFD) (Dewi dan Sunarsih, 2011). Selama kehamilan,
risko terjadinya gangguan jantung akibat perubahan hemodinamika tersebut cukup
kerap terjadi. Di RS Soetomo Surabaya, Sebesar 46,74 % ibu mengalami komplikasi
jantung saat hamil (Suyono dan Karyono, 2010).
Setiap tahunnya, wanita lebih banyak mengalami penyakit jantung daripada
penyakit kanker leher rahim (Robertson, 2016). Asosiasi Jantung Amerika (The
American Heart Association/AHA) mengemukakan bahwa 56 % penyebab kematian
perempuan adalah penyakit kardiovaskular pada tahun 2012. Sementara di Indonesia,
berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi perempuan yang menderita
penyakit jantung sebesar 0,5 % sementara lelaki hanya 0,4 % (Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014).Hasil penelitian yang dilakukan di RSUP
Dr. Kariadi Semarang, menunjukkan terdapat 59 kasus (66%) hamil dengan penyakit

3
jantung yang disertai gagal jantung. Sebanyak 35,6% terjadi komplikasi
kardiovaskuler maternal. Angka kematian ibu sebanyak 8,5%.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari penyakit jantung pada kehamilan?

2. Apa etiologi dari penyakit jantung pada kehamilan ?

3. Apa manifestasi klinis penyakit jantung pada kehamilan ?

4. Bagaimana patofisiologi dari penyakit jantung pada kehamilan ?

5. Bagaimana WOC dari penyakit jantung pada kehamilan ?

6. Apa klasifikasi penyakit jantung pada kehamilan?

7. Apa komplikasi dari penyakit jantung pada kehamilan ?

8. Apa saja pemeriksaan diagnostik penyakit jantung pada kehamilan ?

9. Bagaimana penatalaksanaan penyakit jantung pada kehamilan ?

10. Bagaimana pengkajian pada klien penyakit jantung pada kehamilan ?

11. Apa diagnosa keperawatan klien penyakit jantung pada kehamilan?

12. Bagaimana intervensi keperawatan untuk klien penyakit jantung pada kehamilan?

C. TUJUAN

a. Tujuan umum

Mampu mengetahui dan memehami konsep dasar penyakit sistem reproduksi


dan asuhan keperawatan sistem reproduksi khususnya penyakit jantung pada
kehamilan.

b. Tujuan khusus

4
1. Mengetahui dan memahami pengertian penyakit jantung pada kehamilan

2. Mengetahui dan memahami etiologi penyakit jantung pada kehamilan

3. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis penyakit jantung pada


kehamilan

4. Mengetahui dan memahami patofisilogi penyakit jantung pada kehamilan

5. Mengetahui dan memahami WOC penyakit jantung pada kehamilan

6. Mengetahui dan memahami klasifikasi penyakit jantung pada kehamilan

7. Mengetahui dan memahami komplikasi penyakit jantung pada kehamilan

8. Mengetahui dan memahami pemeriksaan diagnostik penyakit jantung pada


kehamilan

9. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan penyakit jantung pada


kehamilan

10. Mengetahui dan memahami pengakajian, diagnosa dan intervensi


keperawatan pada klien penyakit jantung pada kehamilan.

D. MANFAAT

Dapat menjadi bahan pembelajaran bagi mahasiswa mengenai konsep tentang


penyakit jantung pada ibu hamil serta mengetahui asuhan keperawatan yang harus
diterapkan pada klien dengan penyakit jantung pada ibu hamil secara komprehensif.

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

1.A. Pengertian
Dalam Gaya Hidup dan Penyakit Modern, penyakit pada kardiovaskuler
adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan fungsi kerja jantung karena
tidak adekuatnya aliran darah (IKAPI, 2008). Penyakit jantung telah menjadi salah
satu penyebab utama kematian wanita usia subur dalam dekade terakhir.
Etiologinya berubah, karena kebanyakan wanita hamil yang memiliki masalah
jantung kini memiliki kelainan jantung konginetal. Penyakit jantung yang terjadi
akibat pewarisan genetik dan gaya hidup, seperti penyakit arteri koroner, kini
prevalensinya meningkat pada wanita usia reproduktif, kemungkinan akibat
perubahan gaya hidup (Nuning, 2009).
Adaptasi fisiologis kehamilan dapat menyebabkan perubahan signifikan dalam
sistem kardiovaskular yang memungkinkan wanita untuk meningkatkan kebutuhan
metabolik akibat pertumbuhan janin. Wanita dengan fungsi struktur jantung normal
dapat beradaptasi dengan baik sedangkan wanita dengan penyakit jantung akan
mengalami dekompensasi yang dapat mengakibatkan komplikasi dalam kehamilan
bahkan menyebabkan kematian janin dan ibu. Perubahan hemodinamik yang terjadi
menimbulkan gejala yang serupa dengan gejala penyakit jantung. Perubahan sistem
kardiovaskular yang terjadi pada awal trimester pertama kehamilan yang tidak
terdiagnosis sebelumnya akan mengakibatkan cadangan jantung berkurang
(Rampengan, 2014).
Peningkatan kerja jantung disebabkan oleh karena:
a. Peningkatan konsumsi oksigen karena pertumbuhan janin
b. Pembesaran rahim dan payudara yang membutuhkan oksigen yang lebih besar
c. Peningkatan berat badan ibu hamil berkisar 10-14 kg
d. Lapisan plasenta bekerja seperti fistula arterio-vena

6
1.B. Etiologi
Penyebab dari penyakit jantung sendiri di bagi menjadi dua :

a. Kelainan Primer
Kelainan primer dapat berupa kelainankongenital, bentuk kelainan katub,
iskemik dan cardiomiopati. Jadi kelainan primer ini sendiri lebih disebabkan
karena kelainan padafisiologi jantungnya.
b. Kelainan Sekunder
Kelainan sekunder berupa penyakit lain, seperti hipertensi, anemia berat,
hipervolumia, perbesaran rahim, dll . Untuk kelainan sekunder ini sendiri lebih
disebabkan oleh penyakit-penyakit lain.

1.C. Manifestasi Klinis


Tanda penyakit jantung yang menyertai kehamilan menurut Nuning (2009):

a. Bising jantung, baik baru atau sudah ada sebelumnya, perubahan intensitas
(misalnya bising pada regurgitasi aorta dan mitral menurun ketika bising
pada stenosis aorta dan mitral mengeras)
b. Distensi vena (vena leher)
c. Perubahan bunyi jantung
d. Disritmia yang menetap
e. Jari tabuh (clubbing)

Gejalanya antara lain:

a. Cepat merasa lelah


b. Jantungnya berdebar-debar (palpitasi), nyeri dada terutama saat beraktivitas
fisik
c. Edema tungkai atau terasa berat saat kehamilan muda
d. Mengeluh tentang bertambah besarnya rahim yang tidak sesuai kehamilan
e. Sesak nafas saat istirahat, sesak nafas hebat atau merasa ingin pingsan saat
beraktivitas fisik

7
f. Kesulitan bernafas saat tidur telentang (ortopnea) atau saat malam hari
(paroxysmal nocturnal dyspnea)
g. Batuk darah (hemoptisis)

1.D. Patofisiologi
Etiologi kelainan jantung dapat primer maupun sekunder, sebagian besar
disebabkan Demam Rheumatik, kelainan primer dapat akibat kelainan congenital,
bentuk kelainan katup (paling sering yaitu stenosis mitral, insufisiensi mitral, stenosis
aorta, insufisiensi aorta, gabungan insufisiensi aorta dan stenosis aorta, penyakit katup
pulmonal, dan trikuspidal), iskhemik dan cardiomiopati sedangkan sekunder akibat
penyakit lain seperti hipertensi, anemia berat dan lain – lain.

Pada saat kehamilan curah jantung meningkat hingga 30 sampai 50 persen.


Hampir separuh dari peningkatan total tersebut terjadi pada 8 minggu, dan maksimal
pada pertengahan kehamilan. Peningkatan dini curah jantung terjadi akibat
meningkatnya isi sekuncup disertai berkurangnya resistensi vaskuler dan penurunan
tekanan darah. Pada tahap kehamilan selanjutnya juga terjadi peningkatan denyut nadi
istirahat, dan isi sekuncup semakin meningkat, mungkin berkaitan dengan
meningkatnya pengisisan diastolic akibat meningkatnya volume darah. Karena pada
awal kehamilan terjadi perubahan hemodinamik yang signifikan, wanita dengan
disfungsi jantung yang berat dapat mengalami perburukan gagal jantung sebelum
pertengahan kehamilan. Pada wanita yang lain, gagal jantung terjadi pada trimester
ketiga saat hypervolemia normal pada kehamilan mencapai puncaknya. Akan tetapi,
pada sebagian besar kasus gagal jantung terjadi peripartum saat timbul tambahan
beban hemodinamik. Kondisi ini merupakan saat kemampuan fisiologis jantung
mengubah curah jantung secara cepat sering kesulitan menghadapi penyakit jantung
structural (Leveno, Kenneth J, 2009). Di negara yang sedang berkembang penyakit
jantung rematik masih merupakan endemik dan tidak mendapatkan penanganan yang
memadai.

8
1.E. WOC/ Pathway

9
Sumber : Jones, 1992 dalam Sumitra, 2016.

1.F. Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan fungsional
Menentukan fungsi jantung adalah penting bagi pasien hamil dengan penyakit
jantung. Status fungsional untuk pasien dengan penyakit jantung umumnya

10
dikelompokkan menurut sistem klasifikasi New York Heart Association (NYHA).
Pasien dengan NYHA kelas I atau II memiliki risiko komplikasi yang lebih sedikit
jika dibandingkan dengan pada kelas III atau IV (Soewarto, 2012).

KELAS DESKRIPSI
Pasien dengan penyakit jantung tetapi tanpa adanya pembatasan
aktivitas fisik.
Kelas I Aktivitas fisik biasa tidak menimbulkan kelelahan, palpitasi,
dispneu atau nyeri angina.
Pasien dengan penyakit jantung mengakibatkan sedikit keterbatasan
aktivitas fisik.
Kelas II Akan merasa lebih baik dengan istirahat. Aktivitas fisik
biasa menimbulkan kelelahan, palpitasi, dispneu ataupun
nyeri angina.
Pasien dengan penyakit jantung dengan adanya keterbatasan aktivitas
fisik. Nyaman
Kelas III saat istirahat. Aktivitas fisik yang kurang dari biasanya
menyebabkan kelelahan, palpitasi, dispneu ataupun nyeri
angina.
Pasien dengan penyakit jantung ditandai ketidakmampuan untuk
melakukan semua
Kelas IV aktivitas fisik. Gejala insufisiensi jantung dapat muncul saat
istirahat. Jika aktivitas fisik dilakukan, ketidaknyamanan
meningkat.

Klasifikasi berdasarkan etiologi


Berdasarkan etiologinya, penyakit jantung pada kehamilan dapat diklasifikasikan
menjadi
1. Penyakit jantung kongenital
a. Penyakit jantung kongenital asianotik
b. Penyakit jantung kongenital sianotik
2. Penyakit jantung didapat (acquired heart disease)
a. Penyakit jantung rematik
b. Penyakit jantung koroner
3. Penyakit jantung spesifik pada kehamilan, yaitu kardiomiopati peripartum

1.G. Komplikasi
Selama kehamilan, penurunan resistensi vaskular sistemik dan peningkatan
curah jantung memperparah sianosis dan hipoksia yang sudah terjadi. Komplikasi
ibu umumnya bergantung pada klasifikasi fungsional pada ibu (klasifikasi NYHA).
Kelas I-II memiliki angka mortalitas ibu <1%. Sementara kelas III-IV memiliki
angka mortalitas ibu 7% atau lebih. Komplikasi juga meliputi : 1) dekompensasi

11
kordis, 2) IUGR (Intrauterin Growth Restriction/Retardation), 3) IUFD (Intra
Uterin Fetal Death), 4) abortus, 5) prematuritas, 6) dismaturitas, 7) BBLR (Berat
Badan Lahir Rendah) (Angelina dkk, 2011).
a. Dekompensasi Kordis
Dalam kehamilan prekordium mengalami pergeseran ke kiri dan pula sering
terdengar bising sistolik di daerah apeks dan katup pulmonal. Kita harus
waspada dalam mebuat diagnosis penyakit jantung dalam kehamilan. Jadi
hendaknya jangan kita membuat diagnosis penyakit jantung pada wanita yang
tidak menderitanya, dan sebaiknya penyakit jantung yang ada jangan sampai
tidak dikenal. Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa penyakit jantung
menjadi lebih berat pada kehamilan bahkan dapat terjadi dekompensasi kordis.
Apabila tenaga cadangan jantung dilampaui, maka tejadi dekompensasi kordis
(jantung tidak dapat lagi menunaikan tugasnya) (Prawirohardjo, 2008).
b. IUGR
Setiap ibu memerlukan penatalaksanaan sesuai dengan status anatomis dan
fungsionilnya. Kerjasama yang erat antara dokter kardiologi dan dokter obstetri
merupakan hal yang penting. Pada kasus kehamilan dengan penyakit jantung,
kemungkinan terjadi IUGR pada bayi. Penatalaksanaan antenatal pertama yang
disertai dengan pengkajian riwayat dengan cermat dan rujukan yang bersifat
segera ke klinik pengobatan ibu. Kemudian bekerjasama dengan dokter
kardiolog tersier. Penting juga untuk persiapan orang tua untuk kasus bayi yang
mengalami IUGR (Angelina, 2011).
c. IUFD
Penyakit jantung memberi pengaruh tidak baik kepada kehamilan dan janin
dalam kandungan. Apabila ibu menderita hipoksia dan sianosis, hasil konsepsi
dapat menderita pula dan mati. Selain itu, janin dapat menderita hipoksia dan
gawat janin dalam persalinan, sehingga neonatus lahir mati atau dengan nilai
APGAR rendah. Pemeriksaan antenatal yang disertai dengan pengkajian
riwayat dengan cermat dan rujukan yang bersifat segera ke klinik pengobatan,
kemudian bekerjasama dengan dokter kardiolog tersier (Prawiroharjo, 2008)
(Angelina dkk, 2011).
d. Abortus
Abortus pada kehamilan dengan penyakit jantung dapat terjadi apabila ibu
(penderita) menderita hipoksia dan sianosis. Pemeriksaan antenatal yang

12
disertai dengan pengkajian riwayat dengan cermat dan rujukan yang bersifat
segera ke klinik pengobatan, kemudian bekerjasama dengan dokter kardiolog
tersier (Angelina dkk, 2011).
e. Prematuritas
Secara klinis tampak bahwa makin meningkat kelas fungsional penyakit
jantung yang diderita, maka volume plasma cenderung lebih rendah.
Ditemukan komplikasi prematuritas pada penderita penyakit jantung dalam
kehamilan. Penatalaksanaan dari tim multidisipliner dibutuhkan dipusat
spesialis yang merawat kehamilan yang beresiko tinggi pada jantung (Angelina
dkk, 2011).
f. Dismaturitas
Penyakit jantung berpengaruh tidak baik bagi kehamilan, dan janin dalam
kandungan. Apabila ibu menderita hipoksia dan sianosis, hasil konsepsi dapat
menderita pula dan mati, yang kemudian dapat disusul pula dengan abortus.
Apabila konseptus dapat hidup terus, anak dapat lahir cukup bulan akan tetapi
dengan berat badan rendah (dismaturitas). Perlu penatalaksanaan dari tim
multidisipliner dibutuhkan di pusat spesialis yang merawat kehamilan yang
berisiko tinggi pada jantung (Prawirohardjo, 2008).
g. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
Ditemukan komplikasi BBLR pada kehamilan dengan penyakit jantung. Perlu
penatalaksanaan dari tim multidisipliner dibutuhkan di pusat spesialis yang
merawat kehamilan yang beresiko tinggi pada jantung (Prawirohardjo, 2008).

1.H. Pemeriksaan Diagnostik


Pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan untuk mengetahui mengenai penyakit
jantung selama masa kehamilan menurut (Rampengan, 2014) adalah sebagai berikut :
1. Elektrokardiografi

Sebagian besar pasien hamil mengalami perputaran jantung ke kiri dan pada
EKG terdapat deviasi aksis kiri 15–20, khususnya selama trimester ketiga,
ketika diafragma terdorong keatas oleh uterus.

Temuan yang umum meliputi perubahan sementara dari segmen ST dan


gelombang T, adanya gelombang Q dan gelombang T terbalik pada lead III,

13
dan adanya penguatan (atenuasi) gelombang Q pada sadapan AVF, serta
gelombang T terbalik pada sadapan V1, V2, dan terkadang V3.

2. Ekokardiografi

Ekokardiografi dilakukan pada semua pasien hamil dengan tanda-tanda atau


gejala-gejala kardiovaskular yang baru ataupun yang belum jelas. Dengan
kemampuan M-Mode, 2-D dan Doppler (pulsed, continous wave dan colour
flow) dapat ditentukan kelainan struktural termasuk ukuran jantung, tekanan
arteri pulmonal, kontraktilitas ventrikel, adanya trombus, fungsi katup maupun
iskemia miokard.

3. Pemeriksaan dengan latihan

Pemeriksaan dengan latihan/ Exercise testing berguna untuk menilai secara


obyektif dari kapasitas fungsional, kronotropik dan respon tekanan darah.
Pemeriksaan ini menjadi bagian penting pada pasien dengan penyakit
jantung bawaan dan penyakit katup asimptomatis. Pada pasien dengan
kelainan jantung yang telah diketahui, diperlukan pemeriksaan sejak
sebelum kehamilan untuk menilai risiko komplikasi akibat kehamilan.

4. Pemeriksaan dengan Paparan Radiasi

Pemeriksaan radiografi toraks rutin harus dihindari, terutama pada trimester


pertama. Efek radiasi pada janin tergantung pada dosis radiasi dan usia
kehamilan saat terkena paparan. Jika memungkinkan, prosedur ini ditunda
setidaknya setelah masa organogenesis terlampaui (usia kehamilan 12
minggu).

1.I. Penatalaksanaan
Penanganan wanita hamil dengan penyakit jantung, yang sebaiknya dilakukan
dalam kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau kardiolog, banyak ditentukan
oleh kemampuan fungsionil jantungnya. Pengobatan dan penatalaksanaan penyakit
jantung dalam kehamilan tergantung pada derajat fungsionilnya, dan ini harus
ditentukan pada setiap kunjungan periksa hamil. Berikut penatalaksanaan penyakit

14
jantung dalam kehamilan tergantung pada derajat fungsionilnya menurut
Prawirohardjo (2007) :

Kelas Penatalaksanaan
Kelas I Tidak ada pengobatan tambahan yang dibutuhkan
Kelas II Umumnya penderita pada keadaan ini tidak membutuhkan
pengobatan tambahan tetapi mereka harus menghindari
aktivitas yang berlebihan, terutama pada kehamilan usia 28 – 32
minggu. Bila kondisi sosial tidak menguntungkan atau terdapat
tanda – tanda perburukan dari jantung maka penderita harus
dirawat.
Kelas III Yang terbaik bagi penderita dalam keadaan seperti ini adalah
dirawat di rumah sakit selama hamil, terutama pada usia
kehamilan 28 minggu. Biasanya dibutuhkan pemberian
diuretika.
Kelas IV Penderita dalam keadaan seperti ini memiliki resiko yang besar
dan harus dirawat di rumah sakit selama kehamilannya.

1.J. Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian

 Data Demografi
 Nama
 Umur
 Pekerjaan
 Alamat
 Pengkajian Fisik
 Keadaan umum
 Pemeriksaan Head to Toe
 Pola Fungsi
a. Aktifitas dan istirahat
 Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal
 Dispnea nokturnal karena pengerahan tenaga
b. Sirkulasi
 Takikardia, palpitasi, disritmia
 Sesak nafas
 Riwayat penyakit jantung kongenital

15
 Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding
dengan uterus.
 Dapat mengalami pembesaran jantung dan murmur diastolik
 Peningkatan tekanan darah
 Nadi mungkin menurun
 Dapat mengalami memar spontan, perdarahan lama.
 Riwayat hipertensi kronis
c. Eliminasi
 Menurunnya keluaran urine
d. Makanan dan cairan
 Obesitas
 Mual dan muntah
 Malnutrisi
 Dapat mengalami edema ekstrimitas bawah
e. Nyeri dan rasa nyaman
Dapat mengeluh nyeri dada dengan atau tanpa aktivitas
f. Pernafasan
 Takipnea
 Dispnea
2. Rencana asuhan keperawatan

a. Penurunan Curah Jantung

NOC : Cardiac pump effectiveness

Circulation status

NIC : cardiac care

b. Pola Nafas Tidak Efektif

16
NOC : Respiratory status : Ventilation
Respiratory status : Airway patency
NIC : Airway Management

Oxygen Therapi

Vital Sign Monitoring

c. Anxietas

NOC : Anxiety level

NIC : Anxiety Management

BAB III

17
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian

1. Identitas
Identitas pasien dan penanggung jawab.

2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu hamil dengan penyakit jantung biasanya akan memiliki keluhan nyeri dada
hebat di sebelah kiri dada. Tanyakan usia kehamilan, sejak kapan mengalami
sesak dan nyeri dada.

b. Riwayat kesehatan lalu


Tanyakan apa klien memiliki riwayat penyakit.

c. Riwayat kesehatan keluarga


Apakah ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama, apakah keluarga
mempunya riwayat penyakit menular atau kronis serta alergi.
d. Riwayat menstruasi
Menarche, siklus, lama haid, teraturtidak, ada keluhan atau tidak.

3. Pola Fungsi Gordon


a. Pola nutrisi sebelum dan sesudah hamil
b. Pola eliminasi (BAB dan BAK) sebelum dan sesudah hamil
c. Pola istirahat sebelum dan sesudah hamil
d. Personal hygiene sebelum dan sesudah hamil
e. Pola seksualitas sebelum dan sesudah hamil
f. Pola aktivitas
4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum, kesadaran, status mental biasanya cemas, tanda-tanda vital,
antopometri, pemeriksaan head to toe (fokus jantung: nadi dan karakternya, irama,
tekanan darah, JVP, dan bunyi jantung).

5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium, EKG, dan echocardiografi.

6. Analisa Data

18
No
Data Penyebab Masalah
.
1. DS: Perubahan pada Abdomen Pola nafas tidak
Pasien mengeluh sesak efektif
DO: Menekan diafragman
 TD: 110/ 70
 N: 90x/mnt irregular lemah Pergerakan thorak terbatas
 RR: 29x/ menit
 Tampak pernafasan cuping Ekspansi paru kurang
hidung maksimal
 Usia kehamilan 32 minggu
 TFU 4 jari bpx (McD 31 cm) Sulit bernafas

Pola nafas tidak efektif

2 DS: Perubahan kondisi tubuh Ansietas


Pasien mengatakan cemas dengan
kondisi kehamilan saat ini Dugaan akan kegagalan
DO:
 Pasien tampak cemas Koping individu kurang
 Sering mengulang efektif
pertanyaan kepada petugas
 Pasien didiagnosa menderita Cemas
penyakit jantung

3 DS: Perubahan kebutuhan darah Resiko


Pasien mengeluh sesak dan nyeri meningkat pada ibu hamil penurunan curah
dada sebelah kiri jantung
DO: Perubahan sirkulasi
 TD: 110/ 70 meningkat
 N: 90x/mnt irregular lemah
 RR: 29x/mnt Dilatasi kardiomiophaty dan
 Murmur diastolic (+) Penyempitan katub
 Hasil pemeriksaan
penunjang: ST elevasi, dilatasi Preload tidakcukup
kardiomiophaty dan
penyempitan katup Stroke volume turun

Resiko penurunan curah


jantung

B. Diagnosa Keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan posisi tubuh


2. Ansietas berhubungan dengan perubahan kondisi tubuh
3. Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan preload
jantung

19
C. Intervensi Keperawatan

No. Tujuan Kriterian hasil Intervensi keperawatan Rasional


1. Pola nafas Keluhan sesak 1. Posisikan pasien 1. Memberikan
ruang dan menjaga
kembali nafas tidak ada semi fowler
ekspansi paru
efektif dalam Pernafasan cuping 2. Berikan bantuan maksimal sehingga
sesak hilang
15 menit hidung tidak ada O2 sesuai indikasi
2. Membantu
RR : 16-20x/ mnt 3. Edukasi pasien dalam memenuhi
pemenuhan
dan keluarga
kebutuhan oksigen
tentang 3. Memberikan
informasi yang
kemungkinan
cukup agar pasien
penyebab sesak dan keluarga dapat
menghindari
4. Monitoring
penyebab sesak
tanda-tanda vital secara mandiri
4. Mengevaluasi
dalam 15 menit
keberhasilan
5. Kolaborasi intervensi
5. Memberikan
dalam pemberian
penaganan medis
terapi lanjutan secara maksimal

2. Kecemasan Keluhan akan 1. Memberikan 1. informasi yang


hilang dalam kecemasan
edukasi tentang efek cukup akan
15 menit berkurang.
Pasien mampu penyakit jantung memberikan
menjelaskan
pada wanita hamil pemahaman
kembali edukasi
dari petugas 2. Memberikan tentang kondisi
dengan benar.
edukasi tentang pasien yang
Pasien tampak
tenang dan tidak aktifitas yang boleh sekarang dan
mengulang-ulang
dilakukan mengurangi
pertanyaan lagi.
3. Memberikan kecemasan
dorongan keluarga 2. Agar pasien dan
agar menemani keluarga mampu
kepusat kesehatan menghindari resiko
untuk periksa secara mandiri
4. Memberikan 3. Memberikan
kesempatan pasien motivasi kepada

20
dan keluarga untuk pasien dan keluarga
bertanya 4. Memberikan
5. Meminta pasien informasi yang
dan keluarga untuk dibutuhkan
menjelaskan 5. Mengevaluasi
kembaliin formasi pemahaman pasien
yang sudah dan keluarga
diberikan

3. Tidak terjadi Tekanan darah 1. Edukasi penjelasan


penurunan Sistol antara tentang penyakit
curah jantung 100mmHg – 120
dalam 30 mmHg 2. Monitoring tanda-
menit Nadi 60x-100x/ tanda vital dalam
mnt
Tidak ada tanda 30 menit
anemia. 3. Kolaborasi dalam
Perfusi perifer 90-
100% pemberian terapi
Akral hangat, bidang jantung
kering, merah.

D. Implementasi Keperawatan

No Tgl/Jam Implementasi Respon paraf


.
1. 1. Memposisikan pasien semi 1. Pasien merasa nyaman
fowler pada posisi semi fowler
2. Memberikan bantuan O2 sesuai 2. Keluhan sesak berkurang
dengan O2 nasal canul
indikasi
3lpm
3. Memberi edukasi pasien dan 3. Pasien dan keluarga
keluarga tentang kemungkinan mengerti tentang
penyebab sesak informasi yang diberikan
4. Memonitoring tanda-tanda vital oleh petugas
dalam 15 menit 4. TD: 100/70mmHg, N:
5. Berkolaborasi dalam pemberian 86x/mnt, RR: 20x/mnt, S:
36,6 0C akral hangat
terapi lanjutan
5. Kolaborasi terlaksana
terapi terlampir
2. 1. Memberikan edukasi tentang 1. Pasien dan keluarga
efek penyakit jantung pada mengerti
wanita hamil 2. Pasien dan keluarga
2. Memberikan edukasi tentang mengerti
aktifitas yang boleh dilakukan 3. Keluarga siap dan

21
3. Memberikan dorongan bersedia bekerja sama
keluarga agar menemani untuk menjaga kesehatan
kepusat kesehatan untuk pasien
periksa 4. Keluarga dan pasien
4. Memberikan kesempatan telah diberi penjelasan
pasien dan keluarga untuk 5. Pasien dan keluarga
bertanya mampu menjelaskan
5. Meminta pasien dan keluarga kembali dengan bahasa
untuk menjelaskan kembali pemahaman sendiri
informasi yang sudah diberikan. dengan benar.
3. 1. Memberi Edukasi penjelasan 1. Pasien dan keluarga
tentang penyakit mengerti tentang materi
yang diberikan
2. Memonitoring tanda-tanda vital 2. TD: 100/70mmHg, N:
dalam 30 menit 86x/mnt, RR: 20x/mnt, S:
36,6 0C akral hangat
3. Berkolaborasi dalam pemberian 3. Kolaborasi terlaksana
terapi bidang jantung terapi terlampir

E. Evaluasi Keperawatan

Tgl
No / Perkembangan Pelaksana
Jam
1. S: Pasien merasa nyaman pada posisi semi fowler dan sudah
tidak sesak
O: Terpasang O2 nasal canul 3 lpm
TD: 100/70mmHg, N: 86x/mnt, RR: 20x/mnt, S: 36,6 0C
akral hangat kolaborasi terlaksana terapi terlampir
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan Intervensi
2. S: Pasien dan keluarga mengatakan mengerti dan paham
tentang materi yang diberikan petugas
Pasien mengungkapkan bahwa tidak cemas lagi
O: Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali dengan
bahasa pemahaman sendiri dengan benar.
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
3. S: Pasien dan keluarga mengerti tentang materi yang
diberikan
O: TD: 100/70mmHg, N: 86x/mnt, RR: 20x/mnt, S: 36,6 0C
akral hangat kolaborasi terlaksana terapi terlampir
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan Intervensi

22
BAB IV
KESIMPULAN

23
A. Kesimpulan
Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita oleh
banyak orang di masyarakat, termasuk ibu hamil. Kehamilan dengan penyakit jantung
selalu saling mempengaruhi karena kehamilan dapat memberatkan penyakit jantung yang
dideritanya. Penyakit jantung dalam kehamilan merupakan salah satu penyebab kematian
maternal non-obstetrik yang cukup penting.
Perubahan sistem kardiovaskuler maupun hematologis selama kehamilan dapat
mempersulit penegakan diagnosis penyakit jantung dan dapat memperberat penyakit
jantung sehingga memberikan dampak pada ibu yang sebelumnya sudah memiliki
kelainan anatomi maupun fungsi jantung. Periode intrapartum dan postpartum
merupakan masa kritis dimana kematian terbanyak terjadi pada periode ini. Manifestasi
yang timbul berupa kegagalan fungsi jantung yang meningkatkan kesakitan dan kematian
pada ibu dan janin.
Wanita dengan penyakit jantung dapat hamil dengan selamat tanpa atau sedikit
komplikasi. Melalui persiapan dan perawatan kesehatan jantung sebelum, selama,
dan sesudah kehamilan, seorang wanita dapat hamil dengan aman dan nyaman.
Penanganan yang tepat dari tenaga kesehatan dan dorongan serta kerja sama yang penuh
dari pihak keluarga sendiri, ibu hamil dengan penyakit jantung dapat diselamatkan, baik
sang ibu atau bayinya.

B. Saran
1. komunikasi, edukasi dan informasi untuk ibu hamil dengan penyakit jantung
merupakan hal yang sangat penting, untuk itu, program yang berkaitan dengan
kesehatan ibu hamil yang menderita penyakit jantung diberikan sebelum
kehamilan, saat kehamilan dan pasca kehamilan. Hal ini sebagai upaya
pencegahan kematian ibu dan janin.

2. Bagi petugas kesehatan diharapkan agar dapat dengan tepat mengidentifikasi dan
mendiagnosa penyakit yang menjadi resiko kegawatan pada ibu hamil serta
memberikan penanganan yang sesuai.

3. Bagi ibu hamil agar mampu menjaga diri secara mandiri dan melaksanakan anjuran
serta menghindari larangan yang telah di beri tahukan sehingga terjaga kesehatan
ibu dan janin yang sedang dikandung.

24
4. Bagi keluarga ibu hamil dengan penyakit jantung agar terus memberiakn motivasi
dan kerja sama dalam menjaga kondisi kesehatan pada ibu hamil baik secara fisik
maupun mental.

5. Bagi pembaca dimohon untuk memberikan tambahan yang membangun dalam


bidang pengetahuan khususnya dalam melengkapi makalah ini karena dalam
makalah ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Angelina, Bhetsy dkk. (2011). Patologi pada Kehamilan :Manajemen dan Asuhan
Kebidanan. Jakarta: EGC

25
Dewi, Sunarsih. (2011). Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
IKAPI. (2008). Gaya Hidup dan Penyakit Modern.Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Kemenkes RI. (2014). Pusat Data dan Informasi. Jakarta
Leveno, Kenneth J. (2009). Obstetri williams edisi 21. Jakarta : EGC.
Nuning, Astuti Zuni. (2009). Patofisiologi Dalam Kebidanan. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Rampengan, S. H., (2014). Penyakit Jantung Pada Kehamilan. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Soewarto, Soetomo. dkk. (2012). Tatalaksana Kehamilan Dengan Penyakit Jantung. Malang:
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia.
Sumitra. (2016). Asuhan Keperawatan Penyakit Jantung Rematik (Online).
(https://id.scribd.com/document/333248505/. Di akses pada tanggal 20 Agustus 2018
pukul 10.25 WIB).

Suryono & Karyono, J., (2010). Association Between Heart Disease In Pregnancy With
Cardiac Events. Folia Medica Indonesiana, Volume 46, pp. 139-145.
Wiyati PS., Wibowo B. (2013). Luaran Maternal dan Perinatal pada Hamil dengan Penyakit
Jantung di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Majalah Obstetri & Ginekologi, Vol. 21

26

You might also like