You are on page 1of 6

PANDUAN

SKRINING PASIEN

RS AS-SYIFA
KABUPATEN BENGKULU SELATAN
TAHUN 2017
BAB I
DEFINISI

A. Pengertian
Skrining merupakan pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat dari
orang yang memiliki keadaan patologis yang tidak terdiagnosis atau mempunyai resiko tinggi (Kamus
Dorland ed . 25 : 974). Menurut Rohjati P (2008),skrining merupakan pengenalan diri secara pro aktif
pada ibu hamil untuk menemukan adanya masalah atau faktor resiko.
Sehingga skrining dapat dikatakan sebagai suatu upaya mengidentifikasi penyakit atau kelainan
pasien sehingga didapat keterangan tentang kondisi dan kebutuhan pasien saat kontak pertama.
Keterangan hasil skrining digunakan untuk mengambil keputusan untuk menerima pasien rawat inap
atau pasien rawat jalan dan merujuk ke pelayanan kesehatan lainnya dengan menyesuaikan kebutuhan
pasien dengan misi dan sumber daya rumah sakit.
Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase,evaluasi visual atau pengamatan,pemeriksaan fisik
atau hasil pemeriksaan fisik,psikologik,laboratorium klinik sebelumnya. Skrining dilakukan apabila pasien
tiba di rumah sakit ,pada saat pasien di tranportasi emergensi atau di sumber rujukan.

B. Tujuan
Pasien diterima sesuai dengan sumber daya yang tersedia di rumah sakit sehingga pasien
dapat dilayani sesuai dengan fasilitas yang tersedia di RS sehingga diperoleh informasi yang tepat
tentang masalah kesehatan yang dihadapi pasien. Dengan skrining awal sangat perlu dilakukan untuk
menentukan dan mengambil keputusan tentang pengobatan dan tindak lanjut.
BAB II
RUANG LINGKUP

Skrining dilakukan pada area :


1. Parkir
2. Informasi
3. Poliklinik
4. IGD

Skrining dilakukan melalui :


1. Sumber daya rumah sakit
2. Evaluasi visual atau pengamatan
3. Pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologis
4. Pemeriksaan laboratorium atau diagnostik imajing sebelumnya.
BAB III
TATA LAKSANA

A. Skrining di LuarRumahSakit
Skrining dilaksanakan diarea sekitar rumah sakit. Skrining ini biasa dilakukan oleh satpam,
tukang parkir, cleaning service dan orang awam yang bekerja di lingkungan rumah sakit. Skrining ini
biasanya dilakukan melalui evaluasi visual atau pengamatan:
1. Pasien yang secara pengamatan visual dalam keadaan gawat dan memerlukan pertolongan secara
langsung diarahkan ke IGD.
2. Pasien yang secara pengamatan visual tidak memerlukan pertolongan segera akan diarahkan ke
klinik
3. Jika rumah sakit belum mempunyai spesialistik tertentu maka pasien disarankan untuk dirujuk.

B. Skrining di DalamRumahSakit
1. Petugas informasi dan pendaftaran/admission
Skrining dilakukan melalui evaluasi visual atau pengamatan langsung dan melihat hasil dari
pemeriksaan laboratorium atau diagnostik imajing sebelumnya. Setelah dilakukan skrining pasien
akan diarahkan ke rawat jalan, IGD atau rawat inap, sesuai dengan fasilitas dan pelayanan
spesialistik yang ada di RS As-Syifa. Jika fasilitas dan pelayanan spesialistik tertentu tidak ada
maka pasien disarankan untuk dirujuk.
2. Petugas IGD
Skrining dilakukan melalui kriteria triage dan hasil atau pemeriksaan fisik di ruang triage oleh
dokter/perawat, apakah pasien dipulangkan, dirawat atau dirujuk.
BAB IV
DOKUMENTASI

Semua hasil skrining dicatat dalam rekam medis IGD dan


polikinik.Indikatormutudankeselamatanpasien yang digunakan di RS As-
Syifadalammemberikanpelayananadalahangkaketerlambatanpenanganankegawatdaruratandengandilakukans
kriningawalmasuksangatmenentukanketepatandankeselamatandalampemberianpelayanankesehatanpenderit
agawatdaruratmaupunrawatjalanRS As-Syifa.
Dalam pelaksanaan indicator mutu dan skrining awal masuk IGD ataupun rawat jalan menggunakan
kurva harian dalam format tersendiri dan dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada panitia mutu dan
Direktur RS As-Syifa.
BAB V
PENUTUP

Dengan ditetapkannya buku Panduan Skrining dibuat sebagai acuan dalam pelaksanaan merujuk
dan menerima rujukanpasien diRS As-Syifa.

You might also like