You are on page 1of 163
= | > Seip as Mahasiswa Kebi eae ™ Wahyudin Rajab, M.Epid | PENERBIT BUKU KEDOKTERAN IF lece EGC 1872 BUKUAJAR EPIDEMIOLOGI UNTUK MAHASISWA KEBIDANAN Oleh: Wahyudin Rajab, M.Epid Editor: Monica Ester Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Buku Kedokteran EGC © 2008 Penerbit Buku Kedokteran EGC P.O. Box 4276/Jakarta 10042 Telepon: 6530 6283 Anggota IKAPI Desain kulit muka: Yohanes Duta Kurnia Utama Penata letak: Dhana Rizal Anggoro Hak cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Cetakan I: 2009 Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Wahyudin Rajab Buku ajar epidemiologi untuk mahasiswa kebidanan / penulis, Wahyudin Rajab ; editor, Monica Ester. — Jakarta : EGC, 2009. vii, 185 him. ; 14x21 cm. ISBN 978-979-044-030-2 1. Epidemiologi. I. Judul. IJ. Monica Ester. 614.4 isi diluar tanggung jawab percetakan Kata Pengantar ....... v Bab _1 Konsep Dasar Epidemiologi... 1 Bab 2 Riwayat Alamiah Penyakit.... 15 Bab 3 Penyebab Penyakit.... 25 Bab 4 Rancangan Penelitian Epidemiologi.. 41 Bab_5 Variabel Penelitian Epidemiologi Deskriptif .. 57 Bab 6 Penyajian Hasil Penelitian Epidemiologi.... 65 Bab 7 Ukuran dalam Epidemiologi...... Bab 8 Epidemiologi Kesehatan Reproduksi...... 113 . 125 141 155 165 Bab 9 Surveilans Epidemiologi ... Bab 10 Investigasi Wabah Bab 11 Skrining. Bab 12 Pencatatan dan Pelaporan Epidemiolog' vii aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa mampu: 1. ayaen Menjelaskan pengertian epidemiologi. Menjelaskan sejarah epidemiologi. Menjelaskan tujuan dan manfaat epidemiologi. Menjelaskan studi epidemiologi. Menjelaskan ruang lingkup epidemiologi. Menjelaskan perkembangan epidemiologi. 2 Buku Ajar Epidemiologi PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI Kata epidemiologi berasal dari Bahasa Yunani, epi berarti pada/tentang, demos berarti penduduk, dan logos berarti ilmu. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk. Selain definisi asal kata, banyak de- finisi epidemiologi yang dibuat oleh ahli kesehatan. Definisi yang dibuat tersebut terkait dengan keadaan dan waktu, dikenal ada dua definisi yaitu: 1. Definisi lama (sebelum tahun 1960): Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran dan perluasan suatu penularan penyakit da- lam suatu kelompok penduduk atau masyarakat. Dasarnya adalah sebelum tahun 1960 penyakit menular merupakan penyakit yang paling banyak dialami penduduk dunia. 2. Definisi baru (setelah tahun 1960): Beberapa tokoh yang terkenal dalam ilmu penyakit memberi definisi mengenai epidemiologi se- bagai berikut. a. Mag Mahon & Pugh (1970). Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit terhadap manusia. Omran (1974). Epidemiologi adalah suatu studi mengenai ke- jadian dan distribusi kesehatan, penyakit, dan perubahan pada penduduk. . Mausner & Kramer (1985). Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan determinan penyakit dan kecelakaan pada populasi manusia. |. Last (1988). Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan de- terminan tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasinya untuk menang- gulangi masalah kesehatan. Dari beberapa definisi baru tersebut dapat kita asumsikan bahwa penyakit pada populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak dan penyakit pada manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor pencegahan yang dapat diidentifikasi melalui penelitian (peng- amatan) secara sistematik pada populasi, tempat, dan waktu. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi, determinan, fre- kuensi penyakit, dan faktor yang memengaruhi status kesehatan pada populasi manusia. Definisi ini mengisyaratkan bahwa epidemiologi pada dasarnya merupakan ilmu empirik kuantitatif, yang banyak melibatkan s 9 a aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Konsep Dasar Epidemiologi 5 Edward Jenner (1749-1823), berjasa dalam penemuan vaksin cacar yang efektif. Louis Pasteur (1822- 1895), mendemonstrasikan imunisasi rabies yang efektif. Robert Koch (1843-1910), berjasa dalam penemuan vaksin BCG. Kelahiran Statistik Kehidupan Dekade ini merupakan awal ditemukannya ilfnu statistik yang sangat dibutuhkan oleh epidemiolog. Dengan pengamatan dan pencatatan data suatu kejadian penyakit, dapat diambil suatu kesimpulan atau prediksi/ estimasi tentang kejadian dari awal sampai akhir penyakit tersebut. Tokoh yang terkenal pada era ini diuraikan di bawah. John Graunt (1662), orang terpenting yang berkonstribusi bagi ilmu epidemiologi pada tahap awal. Beliau merupakan penjual pakaian di kota London yang menjadi orang pertama kali mengkuantitatifkan pola penya- kit penduduk. John Graunt pula yang menekankan pentingnya pengum- pulan data secara rutin, sehingga pendapatnya menjadikan dasar epidemio- logi modern. Prakarsa yang luar biasa ini membuat John Graunt dikenal sebagai pencipta dasar statistik estimasi populasi dan konstruksi life table. William Farr (1880), adalah ahli statistik Inggris yang dianggap sebagai bapak statistik kehidupan dan surveilans modern. Hasil kerja kerasnya sangat berguna bagi kehidupan di dunia. William Farr berhasil mengem- bangkan analisis dari statistik kematian yang digunakan untuk mengeva- luasi masalah kesehatan penduduk. Selain itu ia mengembangkan konsep populasi berisiko yang hasilnya terkenal dengan metode pemilihan kasus dan kontrol. Epidemiologi Klasik Era ini adalah era tentang penelusuran terjadinya penyakit yang sering timbul di masyarakat luas dan penyebabnya yaitu perilaku yang tidak baik dalam hal menjaga kesehatan. Tokoh yang berperan penting dalam era ini ~ diuraikan di bawah ini. John Snow (1813-1858), terkenal sebagi bapak epidemiologi lapangan, karena hasil penelusuran atau investigasinya mengenai penyebab kematian yang disebabkan oleh muntah-berak dan berhasil menyusun postulat bah- wa kolera ditularkan melalui air yang tercemar. Metode investigasinya merupakan landasan langkah investigasi wabah. 6 Buku Ajar Epidemiologi P. L. Panum, dikenal karena berhasil melakukan penelitian dalam studi epidemiologi klasik tentang campak. Epidemiologi Modern Perkembangan pada bagian ini mengarah pada pemahaman hubungan sebab-akibat terhadap berbagai peristiwa penyakit serta gangguan kesehatan. Hal ini lebih menuntun para ahli untuk menggunakan model pendekatan sistem. Analisis didasarkan pada sekelompok faktor yang saling berkaitan erat dalam bentuk hubungan yang konsisten. Tokoh yang menonjol pada era ini diuraikan berikut. Doll dan Hill (1950), melalui studinya mengenai hubungan merokok dan kanker paru dan sampai sekarang ini tidak ada yang menyangkal hasil studinya bahwa merokok dapat mengakibatkan kanker paru. Salk melakukan studi uji komunitas vaksin polio dan Framinghart heart study, terkenal dengan studi Kohort penyakit kardiovaskuler. Dari berbagai perkembangan tersebut di atas, para ahli kesehatan masya- takat khususnya epidemiologi mulai mengembangkan metode epidemio- logi, yaitu suatu metode pendekatan ilmiah yang diarahkan pada analisis faktor penyebab serta hubungan sebab-akibat. Di samping itu dikembang- kan epidemiologi sebagai bagian dari ilmu kesehatan masyarakat. TUJUAN DAN MANFAAT EPIDEMIOLOGI Bagi seorang tenaga kesehatan, khususnya bidan, yang akan diterjunkan ke masyarakat hendaknya memahami tujuan dan manfaat ilmu epidemiologi bagi kesehatan masyarakat, khususnya ibu dan anak. Tujuan dan manfaat tersebut antara lain diuraikan di bawah ini. Mempelajari Riwayat Alamiah Penyakit Pengetahuan tentang riwayat alamiah suatu penyakit penting untuk meng- gambarkan perjalanan penyakit, terutama yang berkaitan dengan orang (man), waktu (time) dan tempat (place). Dengan mengetahui riwayat ala- miah penyakit tersebut dapat diupayakan tindakan pencegahan atau peng- hentian perjalanan penyakit tersebut. Epidemiologi dapat digunakan untuk Konsep Dasar Epidemiologi 7 memahami kecenderungan dan prediksi kejadian penyakit. Misalnya, pe- nyakit demam berdarah yang terjadinya antara peralihan musim hujan ke musim kemarau. Di sini petugas kesehatan sudah dapat memahami siklus alamiah penyakitnya dan dapat memotong rantai terjadinya penyakit ter- sebut. Selain itu, epidemiologi sangat bermanfaat untuk perencanaan dan pe- layanan kesehatan. Misalnya, membuat program perencanaan kesehatan menjadi efisien dan akurat. Menentukan Masalah Komunitas Kejadian-kejadian yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan di antaranya penyakit, kondisi, kecelakaan, gangguan, kelainan atau keca- catan apapun yang menyebabkan kesakitan, kematian dan masalah ke- sehatan yang terjadi pada komunitas atau wilayah tertentu. Harus ditelusuri mengapa masalah tersebut terjadi sehingga masalah dapat dicegah di lain waktu. Dengan menjelaskan mengapa terjadi suatu masalah kesehatan tersebut dan mengetahui penyebabnya, dapat disusun langkah-langkah pencegahan dan penanggulangannya agar tidak meluas dan dapat dilakukan tindakan preventif serta kuratif. Melihat Risiko dan Pengaruhnya Dengan menjelaskan masalah kesehatan yang terjadi, dapat pula diketahui faktor risiko yang dapat memengaruhi individu dan pengaruhnya pada populasi yang ada. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan penilaian kesehatan, skrining kesehatan, pemeriksaan medis, dan lain sebagainya. Menilai dan Meneliti Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui masalah kesehatan dan melihat perkembangan masalah tersebut melalui penilaian/evaluasi dan penelitian. Dengan demikian tenaga kesehatan mengetahui seberapa baiknya kese- hatan masyarakat termasuk pelayanan kesehatannya mengelola masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Selain itu dapat diketahui kebutuhan masyarakat serta dapat mempelajari efektivitas, efisiensi, kualitas, kuan- titas, akses, dan ketersediaan pelayanan untuk menanggulangi masalah kesehatan. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Konsep Dasar Epidemiologi 9 Perbedaan deskriptif dan analitik Deskriptif 1, Hanya menggambarkan mengenai kejadian atau masalah kesehatan (menggunokan pertanyaan who, where, when). 2. Kegiatannya diawali mulai dari pengumpulan, pengolahan, enyajian, dan interpretasi data dan hanya dilaksanakan pada satu auaeee populasi/masyarakat, 3, Merumuskan hipotesis, namun tidak untuk diuji/dibuktikan. Analitik 1. Selain menggambarkan mengenai kejadian atau masalah kesehatan, juga menjelaskan mengapa (why) suatu masalah/kejadian tersebut timbul. 2. Kegiatan yang diawali dari pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan interpretasi data dan dilakukan pada dua kelompok populasi/ masyarakat. 3 Bermaksud membuktikan/mengyji hipotesis. Epidemiologi Analitik Studi epidemiologi analitik adalah studi epidemiologi yang menekankan pada pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya masalah kesehatan (determinan), besarnya masalah/kejadian (frekuensi), dan penyebaran serta munculnya masalah kesehatan (distribusi) dengan tujuan menentukan hubungan sebab-akibat antara faktor dan penyakit. RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI Kegiatan epidemiologi meliputi berbagai aspek kehidupan masyarakat, baik yang berhubungan dengan bidang kesehatan maupun di luar bidang kesehatan. Berbagai bentuk dan jenis kegiatan dalam epidemiologi saling berhubungan satu dengan yang lainnya sehingga tidak jarang dijumpai bentuk kegiatan yang tumpang tindih. Ruang lingkup epidemiologi adalah sebagai berikut. 1. Subjek dan objeknya adalah masalah kesehatan. Awalnya subjek dan objek masalah kesehatan hanya penyakit infeksi dan menular. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Konsep Dasar Epidemiologi 11 Dengan mencermati keadaan transisi demografi tersebut, seorang ahli kesehatan masyarakat Omran (1974) menyimpulkan tahap transisi epidemiologi sebagai berikut. 1. Masa wabah dan kelaparan. a. Nutrisi buruk dan bahaya kelaparan tinggi b. Penyakit endemik meningkat c. Penyakit infeksi/menular merajalela d. Mortalitas meningkat e. Dampaknya, angka harapan hidup rendah (sekitar 20-40 tahun) Masa menurunnya penyakit menular a. Penyakit infeksi dan kelaparan menurun/berkurang dalam jumlah dan frekuensinya b. Kelahiran meningkat sehingga penduduk bertambah c. Extended family dominan dan nuclear family mulai di perkotaan d. Wanita mulai terlibat kegiatan di rumah e. Dampaknya, angka harapan hidup meningkat dari 40 tahun menjadi 55 tahun Masa penyakit degeneratif dan buatan manusia . Sosial-ekonomi dan lingkungan membaik . Penyakit infeksi menurun . Tingkat fertilitas rendah . Kelahiran dan kematian rendah . Penyakit kronis penyebab utama kematian . Keluarga kecil mulai menjadi norma . Emansipasi wanita meningkat . Dampaknya, angka harapan hidup meningkat lebih dari 70 tahun mo moan ee aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 10. Konsep Dasar Epidemiologi 13 A. Edwed Jener B. John Snow C. John Gordon D. William Farr Kata kunci epidemiologi A. Distribusi B. Distribusi dan frekuensi C. Frekuensi, distribusi, dan determinan D. Semua pernyataan di atas salah Tokoh epidemiologi yang merupakan orang pertama yang melakukan kuantifikasi kejadian kematian dan kesakitan adalah A. Aristoteles B. Hippocrates C. John Snow D. John Gordon Hasil penelitian epidemiologi bermanfaat untuk A Mencari etiologi penyakit B. Mengevaluasi program pelayanan kesehatan C. Mengidentifikasi besarnya masalah kesehatan D.Semua jawaban di atas benar Model determinan murni pada penyakit yang disebabkan bakteri banyak dipengaruhi oleh pemikiran A. John Snow B. Robert Koch C. William Farr D.Galen Uraikan dengan singkat dan jelas 1, ey » Tiga pokok penting pengertian epidemiologi definisi baru. Dua macam studi epidemiologi. Dua tokoh epidemiologi modern. Dua tokoh epidemiologi tentang statistik kehidupan. Pengertian distribusi. Tiga tahap transisi epidemiologi. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Riwayat Alamiah Penyakit 17 Berdasarkan bagan di atas, riwayat perjalanan penyakit dapat dibagi menjadi lima katagori yaitu: 1. Tahap prapatogenesis: Manusia (host) masih dalam keadaan sehat, namun pada tahap ini pula manusia telah terpajan dan berisiko ter- hadap penyakit yang ada di sekelilingnya, karena a. Telah terjadi interaksi dengan bibit penyakit (agent) b. Bibit penyakit belum masuk ke manusia (host/pejamu) ¢. Manusia masih dalam keadaan sehat belum ada tanda penyakit d. Belum terdeteksi baik secara klinis maupun laboratorium Tahap inkubasi: Pada tahap ini bibit penyakit telah masuk ke manu- sia, namun gejala belum tampak. Jika daya tahan pejamu tidak kuat akan terjadi gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh. 3. Tahap penyakit dini: Tahap ini mulai timbul gejala penyakit, sifatnya masih ringan, dan umumnya masih dapat beraktivitas. 4. Tahap penyakit lanjut: Pada tahap ini penyakit makin bertambah hebat, penderita tidak dapat beraktivitas sehingga memerlukan pera- watan. 5. Tahap akhir penyakit: Pada tahap akhir perjalanan penyakit ini manusia berada dalam lima keadaan yaitu sembuh sempurna, sem- buh dengan cacat, carrier, kronis, atau meninggal dunia. Walaupun pada umumnya riwayat perjalanan penyakit akan melalui tahap-tahap seperti bagan di atas. Namun ada beberapa penyakit.atau ke- jadian penyakit yang tidak sesuai dengan bagan di atas sehingga dikenal istilah atau kejadian di bawah ini: 1. 2. Self limiting disease: Proses penyakit berhenti sendiri, dan semua fungsi tubuh normal kembali Penyakit inapparent: Penyakit yang berlangsung tanpa gejala klinis, penderita penyakit tertentu sudah mulai menularkan penyakitnya se- belum masa inkubasi selesai (mis., campak, polio, rubela, cacar air), atau penderita penyakit tertentu menularkan penyakitnya setelah gejala klinis muncul (mis., filariasis, batuk rejan, malaria). Masa latent: Masa antara masuknya agent sampai penderita dapat menularkan penyakitnya. Periode menular: Penderita mampu menularkan penyakit ketika keadaan penderita pulih/sembuh (konvalesens) dan pulih/sembuh sesudah penyakit tidak menunjukkan gejala klinis (penderita men- jadi carrier). aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Riwayat Alamiah Penyakit 21 SOAL EVALUASI Pilih salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang benar. 1. Minum tablet Fe bagi ibu hamil untuk mencegah anemia termasuk dalam kegiatan A.Promosi kesehatan B. Perlindungan khusus C. Membatasi ketidakmampuan D. Diagnosis dini dan pengobatan segera Pencegahan primer dilakukan pada masa A. Subklinis B. Patogenesis awal C. Rehabilitasi D.Prapatiygenesis Termasuk Yalam usaha pencegahan primer adalah A.Mengembalikan fungsi sosial penderita ke fungsi semula B. Memperpendek masa sakit yang timbul C. Mendeteksi dini penyakit D.Memberi imunisasi pada penyakit tertentu Deteksi dini suatu penyakit termasuk pencegahan A. Primer B. Sekunder C. Primer dan sekunder D.Tertier Seorang yang pernah sakit dan setelah sembuh menjadi mata-rantai penularan penyakit karena membawa agent dalam tubuhnya disebut A. Reservoar B. Carrier C. Induk semang D. Hospes perantara Masa inkubasi adalah A.Masa dari mulai masuknya bibit penyakit sampai munculnya reaksi antigen-antibodi B, Masa dari mulai munculnya gejala sampai sembuh, cacat, atau meninggal aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. PENYEBAB PENYAKIT Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan konsep dasar timbulnya penyakit. 2. Menjelaskan model faktor yang menyebabkan penyakit. 3. Menjelaskan hubungan host, agent, dan environment yang menye- babkan penyakit. 4. Menjelaskan proses perjalanan penyakit. 25 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Penyebab Penyakit 29 Host (Pejamu) Agent Environment (Penyebab (Lingkungan) penyakit) Gambar 3-3 Segitiga epidemiologi. 4. Adanya faktor yang berkontribusi dan berperan dalam timbulnya penyakit, misalnya kondisi umum, daya tahan, dan lain-lain (faktor kontributor). Melihat perkembangan penyakit pada masanya, ternyata konsep pe- nyebab tunggal mulai ditinggalkan. Alasannya, orang mulai menyadari bahwa berkembangnya penyakit tidak dapat dijelaskan hanya dengan mengenali jenis kumannya saja, namun.diperlukan faktor lain yang turut memengaruhi sehingga dikenal konsep/model penyebab majemuk. Berikut ini ditampilkan beberapa model multiple causation (penyebab majemuk) yang merupakan model yang sering digunakan dalam melihat terjadinya penyebab penyakit. Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan pada satu komponen akan mengubah keseimbangan ketiga komponen. Dari hasil interaksi antara tiga faktor host, agent, dan environment itu penyakit ber- peluang untuk terjadi dan kemudian berkembang dan menyebar. Model ini cocok untuk menerangkan penyakit infeksi. Model jaring sebab-akibat (web of causation) menjelaskan bahwa pe- nyebab penyakit terdiri dari berbagai faktor yang majemuk, faktor atau komponen tersebut saling terkait dan membentuk jaringan sebab-akibat yang cukup rumit. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. re 9. Penyebab Penyakit 33 Faktor keturunan. Ada beberapa penyakit keturunan yang dapat ditularkan dari kedua orang tuanya (mis., penyakit asma, diabetes melitus). Mckanisme kekebalan tubuh/imunitas. Daya tahan tubuh seseorang tidak sama, namun faktor imunitas sangat berperan penting dalam proses kejadian penyakit pada seseorang dan sebaliknya apabila host mempunyai imunitas akan terhindar dari penyakit. Imunitas terbagi atas. a, Imunitas alamiah (tanpa intervensi) . ¢ Aktif alamiah yang bertahan lama dan membentuk antibodi (mis., air susu ibu untuk bayinya). ¢ Pasif alamiah pada bayi yang hilang setelah 4 bulan, tidak bertahan lama (mis., pemberian toksoid kepada ibu akan ber- dampak pada bayi yang lahir) b. Imunitas didapat (dengan intervensi) * Aktif didapat yang dibuat pejamu setelah imunisasi. + Pasif didapat yang bertahan 4-5 minggu (ATS dan ABU). c. Herd immunity (kekebalan kelompok) yang berpengaruh dalam timbulnya penyakit pada suatu kelompok di suatu populasi. Orang yang terkena varisela akan mempunyai kekebalan terhadap vari- sela. Usia. Terdapat penyakit pada usia tertentu (mis., penyakit difteri atau campak akan menyerang anak-anak balita). Jenis kclamin. Terdapat penyakit yang menyerang jenis kelamin ter- tentu (mis., kanker prostat yang dialami oleh pria dan kanker serviks yang dialami wanita). Ras (perbedaan cara, nilai sosial, dan faktor genetika). Sosial-ekonomi (cara hidup, tingkat pendidikan, dan ekonomi). Status perkawinan (mortalitas berkaitan dengan status perkawinan). Penyakit terdahulu. Penyakit kronis lebih rentan terhadap suatu infeksi. Gaya hidup berhubungan dengan sosial-ekonomi, tingkat pendidik- an, ras, atau golongan etnis. 10. Hereditas (berkaitan dengan ras). 11. Nutrisi (sistem pertahanan tubuh secara umum). Bibit penyakit (agent) adalah suatu substansi tertentu yang keberada- annya atau ketidakberadaannya diikuti kontak efektif pada manusia dapat aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Penyebab Penyakit 37 SOAL EVALUASI Pilih salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang benar. i Peningkatan kejadian penyakit secara bermakna yang terjadi pada suatu daerah tertentu dalam kurun waktu tertentu disebut A. Epidemi B. Endemi C. Pandemi D.Bukan salah satu di atas Penentu perbedaan epidemi dengan pandemi adalah A.Jumlah penderita B. Jumlah kematian C. Luasnya wilayah wabah D.Jenis penularan Peningkatan kejadian penyakit secara bermakna yang timbul secara serentak dan mengenai beberapa negara, disebut A.Epidemi B. Endemi C. Pandemi D.Bukan salah satu di atas Penyakit yang bukan penyebabnya ganda adalah A.TBC B. Diabetes C. Hipertensi D.Jantung koroner Substansi yang ada atau tidak ada bila diikuti kontak efektif pada manusia yang rentan akan menyebabkan terjadinya penyakit. Ini merupakan definisi dari A. Host B. Agent C. Lingkungan D.Semua pernyataan di atas benar Micobacterium tuberculosis yang dapat menyebabkan penyakit TBC merupakan contoh dari jenis A. Metazoa B. Bakteria aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. RANCANGAN PENELITIAN EPIDEMIOLOGI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa mampu: 1. 2. wy Menjelaskan pengertian dan alasan perlunya rancangan/desain epidemiologi. Menjelaskan pentingnya pemikiran alamiah epidemiologi sebagai dasar rancangan/desain. Menjelaskan macam rancangan/desain epidemiologi. Menjelaskan rancangan studi deskriptif (epidemiologi deskriptif). Menjelaskan rancangan studi analitik (epidemiologi analitik). 41 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Rancangan Penelitian Epidemiologi 45 Perbedaan studi deskriptif dan analitik Deskriptif 1. Hanya erica keadaan suaty masalah (who, where, when). 2. Pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan interpretasi data hanya pada satu kelom sok mempercket 3. Tidak membuktikan hipotesis. aie Juga wet sealen ate suatu masalah yang timbul. 2 ee lan, lap, enecale n, pave dan interpretasidata dilakukan pada dua kelompok masyarakat. 3. Bertujuan membuktikan hipotesis. (siapa), tempat (di mana), dan waktu (kapan). Selain itu, studi deskriptif adalah studi yang memberi bukti untuk mengembangkan hipotesis. Man- faat dan kegunaannya adalah memberi informasi untuk pelayanan kese- hatan dan administrator bagi pengalokasian sumber daya dan perencanaan program pencegahan dan pendidikan. Tujuan studi deskriptif dalam epidemiologi adalah: 1. Menggambarkan karakteristik distribusi dari berbagai penyakit/ masalah kesehatan dari suatu kelompok populasi yang terkena. 2. Memperhitungkan besar dan pentingnya berbagai masalah kesehat- an pada kelompok populasi. 3. Mengidentifikasi kemungkinan determinan, masalah, dan faktor tisiko. Macam studi deskiptif adalah laporan kasus, rangkaian kasus, dan studi korelasi penyakit. Di bawah ini akan disajikan contoh dari uiap Jjenis ter- sebut. Laporan kasus dan rangkaian kasus Bittiyek ahlittwcngatieyap laporan kiss, bULiAn:sebagal auAta pEHCLIMAN, karena dari bentuk laporan ini kita tidak mengetahui hubungan sebab- akibat karena dilakukan tanpa menggunakan kontrol. Tetapi merupakan dokumen yang berharga karena dapat menggugah kita untuk waspada terhadap kemungkinan dan mendorong kita untuk melakukan penelitian. Gambaran tentang pengalaman menarik dari seorang pasien atau aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Rancangan Penelitian Epidemiologi 49 Dari gambar di atas dapat diambil langkah-langkah yang harus diperhati- kan dalam menggunakan rancangan ini yaitu: 1. Pilih satu kelompok dari kasus. 2. Pilih satu kelompok kontrol yang tepat. 3. “Melihat" ke belakang apakah terdapat pemajanan pada masing- masing kelompok Ketepatan pemilihan kasus dan kontrol merupakan hal terpenting dalam studi ini. Oleh karena itu, kasus harus benar-benar mewakili variabel yang akan diteliti. Kontrol tidak boleh dipilih atas dasar keterpajanan variabel yang diteliti dan harus sama dengan kasus kecuali mereka tidak menderita penyakit yang akan diteliti. Nilai untuk hasil hubungan tersebut dikenal dengan odds ratio (OR) yang merupakan estimasi dari risiko relatif (RR) pada studi kasus kontrol. OR adalah suatu rasio odds pemajanan dari kelompok kasus dengan odds pemajanan dari kelompok kontrol, yang menggambarkan besarnya kemungkinan berkembangnya penyakit pada kelompok yang terpajan relatif dibandingkan yang tidak terpajan Kelebihan rancangan ini adalah: 1. Merupakan satu-satunya cara untuk meneliti kasus yang jarang atau yang masa latennya panjang. 2. Hasil dapat diperoleh dengan cepat. 3. Biaya yang dibutuhkan relatif sedikit. 4. Subjek penelitian sedikit. Kekurangannya: 1. Validasi mengenai informasi kadang sukar diperoleh. 2. Sukar untuk meyakinkan dua kelompok tersebut sebanding. 3. Tidak dapat dipakai lebih dari satu variabel dependen. Rancangan kohort Rancangan kohort adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan antara penyebab dari suatu penyakit dan penyakit yang diteliti dengan membandingkan kelompok terpajan dan kelompok yang tidak terpajan berdasarkan status penyakitnya. Ciri khas dari rancangan kohort: 1. Berasal dari kata romawi kuno yang berarti kelompok tentara yang berbaris maju ke depan. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Rancangan Penelitian Epidemiologi 53 SOAL EVALUASI Pilih salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang benar. 1. Penyakit degeneratif lebih banyak dijumpai pada A. Anak B. Remaja C. Dewasa D.Lansia Yang tidak termasuk dari ciri epidemiologi deskriptif adalah A. Menekankan pada pencarian jawaban tentang penyakit B. Tidak memerlukan pengujian hipotesis C. Hanya menggambarkan tentang kejadian penyakit D.Tidak memerlukan pertanyaan why Persalinan oleh dukun di desa 63% lebih tinggi dibanding di kota (32%). Hal ini mencerminkan karakter distribusi menurut A.Tempat B. Waktu C. Orang D. Bukan salah satu di atas Studi epidemiologi yang mengamati penyebaran penyakit menurut karakteristik orang, tempat, dan waktu disebut A. Studi deskriptif B. Studi analitik C. Studi kohort D. Studi eksperimen Adanya intervensi atau perlakuan yang disengaja pada subjek penelitian merupakan ciri dari studi A. Studi cross sectional B. Studi kasus kontrol C. Studi korelasi D. Studi eksperimen Ukuran asosiasi yang digunakan pada studi kasus kontrol untuk menghitung besarnya hubungan antara pemajanan dengan outcome adalah A. Relative risk B. Relative rate aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. VARIABEL PENELITIAN EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa mampu: 1 2. 3. 4. Menjelaskan hal-hal yang terkait dengan variabel epidemiologi. Menjelaskan pengertian desain epidemiologi deskriptif. Menjelaskan manfaat studi deskriptif. Menjelaskan tujuan studi epidemiologi. 57 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Variabel Penelitian Epidemiologi Deskriptif 61 Di beberapa negara maju yang sistem pencatatan kesehatannya sudah baik dan sudah lama, menunjukkan angka insiden dan prevalens yang jelas dan teratur dari tahun ke tahun. Di Indonesia masih sukar untuk melihat hal tersebut (mis., cacar, polio). » Variabel waktu bermanfaat dalam: 1, Memprediksi puncak insiden. 2. Merencanakan upaya penanggulangan. 3. Melakukan evaluasi dampak penanggulangan yang telah dilak- sanakan. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 74 Buku Ajar Epidemiologi merupakan areal diagram sehingga bila interval kelas dilakukan pemadatan dengan memperbandingkan nilai interval kelas dengan frekuensi kelas, akan didapatkan nilai yang tidak sama. Kegunaannya membandingkan nilai satu kelompok dengan kelompok lainnya. Distribusi Tinggi Badan 110 Orang Mahasiswa Akbid Cipto Tahun 2003 JLH TB 150-154 155-159 160-164 m 165-169 mi 170-174 175-179 Cases of rash illness, elementary school, sample city, Feb. 22-Mar. 23, 1970. 48. Gambar 6-7 Contoh histogram. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 78 Buku Ajar Epidemiologi * Jumlah Penderita DHF, Diare, dan ISPA di Puskesmas Melati Tahun 2007 1000 “ |—ISPA f |—Diare oF DHF 0 Lt SOPWS HYG PSO Gambar 6-11 Contoh grafik garis berganda. Reported rubella case rates by 13 four-week perios, U.S., 1968. e 8 a a 20 CASES PER 1#2000POPOLLATION 1 Oo a at ata atta tty ts a al me PRRR MP PRE ORR PERIOD ENDING ‘Source: Rubella Survellance Unit Cantor for Disease Contral Gambar 6-12 Contoh grafik garis skala aritmatik. Grafik garis skala aritmatik Sumbu Y mempunyai nilai yang sama untuk tiap jarak. Panjang sumbu jangan melebihi nilai yang ditampilkan, dan kelas interval sama dengan yang digunakan di dalam tabel. Grafik garis skala semilogaritmik Pada grafik garis skala semilogaritmik, sumbu Y mempunyai ukuran unit logaritmik, sumbu X ukuran aritmatik, membandingkan beberapa seri data, menonjolkan perubahan relatif daripada angka absolut, dan efektif meng- gambarkan perubahan tingkat morbiditas dan mortalitas. Sumbu Y meng- gunakan rate. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 82 Buku Ajar Epidemiologi Jumlah Akseptor KB di Puskesmas Melati Tahun 2007 (Subdivided bar) OluD |W Suntikan ‘Pil ‘m@Pil mSuntikan IUD | Gambar 6-16 Contoh diagram batang subdivided bar. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Ukuran dalam Epidemiologi 101 dari Register Kanker Swedia, antara tahun 1991-2003, sebelas orang di antara pekerja ini terserang tumor otak. C/ tumor otak yang terjadi pada pekerja pabrik plastik ini selama 13 tahun adalah WL Cl= = 0,004 atau 0,04% 3076 Dalam investigasi wabah penyakit menular, periode pengamatan yang dipakai biasanya adalah selama periode wabah berlangsung, atau periode waktu ketika kasus primer terjadi. Dalam kejadian yang demikian ini cumulative incidence (risk) seringkali disebut attack rate, walaupun bentuknya bukan rate yang sesungguhnya. Contoh: Selama tiga bulan terjadi wabah kolera di desa Warna Sari, Kecamatan Belimbing. Dari 3800 penghuni desa tersebut, 162 di antaranya terserang kolera. 182 = 0,043 atau 4,3% 3800 Cl atau attack rate = Incidence rate atau incidence density Incidence rate dari kejadian penyakit adalah potensi perubahan status penyakit per satuan waktu, relatif terhadap besarnya populasi individu yang sehat pada waktu itu. Rumusnya, Jumlah kasus baru yang terjadi selama Incid density (ID) periode tertentu Incidence density (ID) = — Th orang-waktu yang disumbangkan oleh seluruh individu yang diamati selama periode waktu tersebut Jumlah orang-waktu yang disumbangkan oleh seluruh individu yang di- amati disebut time at risk. Jumlah ini merupakan jumlah dari waktu saat individu masih belum terserang penyakit. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Epidemiologi Kesehatan Reproduksi 117 vensi berhasil menurunkan komplikasi kehamilan yang disebabkan preeklampsia/eklampsia. Uji intervensi. Contoh: pada identifikasi masalah ditemukan | dari 3 wanita di Amerika merokok, 1 di antara 4 wanita tetap merokok pada masa hamil dan prevalensnya terus meningkat. Pada tahun 1988 dilakukan surveilans di 4 negara bagian Amerika dengan menggunakan pregnency risk assesment monitoring system. Inter- vensi: uji efek penghentian kebiasaan merokok melalui konseling pada wanita yang ingin berhenti merokok, dibandingkan wanita yang masih tetap merokok. Hasil: wanita yang berhenti merokok sejak 5 bulan kehamilannya akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal yang sama dengan ibu yang tidak merokok, te- tapi ibu yang tidak berhenti merokok pada saat hamil akan melahir- kan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Evaluasi: Setiap 1$ yang digunakan untuk program intervensi berhenti merokok akan menyelamatkan 5$ untuk perawatan BBLR. RUANG LINGKUP PENELITIAN KESEHATAN REPRODUKSI Kesehatan reproduksi sangat luas sehingga diperlukan suatu lingkup yang fokus ketika melakukan penelitian atau pengkajian yang lebih dalam. Lingkup yang ada dalam kesehatan reproduksi adalah: 1. So O&O pS a 9. Kajian mengenai perkembangan seksual Kajian mengenai kegiatan seksual Kajian mengenai kontrasepsi Kajian mengenai fertilitas Kajian mengenai kehamilan yang tidak dikehendaki Kajian mengenai abortus Kajian mengenai mortalitas/morbiditas yang disebabkan dampak negatif keschatan reproduksi Kajian mengenai alat reproduksi pria dan wanita Kajian mengenai layanan kesehatan ibu dan anak (KIA) dan kelu- arga berencana (KB) Aplikasi epidemiologi dalam kesehatan reproduksi adalah mempelajari hal-hal berikut, di antaranya: aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Surveilans Epidemiologi 131 Untuk mempertimbangkan perlunya dilakukan surveilans terhadap penyakit perlu didasari oleh: 1. Adakah kepentingan dari sisi kesehatan masyarakat/medis berkaitan dengan penyakit (tertentu)? 2. Dapatkah aksi/intervensi kesehatan masyarakat/medis dilakukan? 3. Apakah data yang relevan mudah didapat? 4. Apakah intervensi tersebut bernilai (aspek uang, SDM, dll)? Untuk lebih memahami hal tersebut di atas lihat Gambar 9-6. Fungsi dari surveilans terdiri dari 2 bagian yaitu fungsi inti dan penunjang. Fungsi inti meliputi deteksi, pelaporan, investigasi dan konfirmasi, analisis dan interpretasi, dan aksi/respons. Fungsi penunjang meliputi pelatihan, supervisi, sumber daya, dan standar/panduan. PRIORITAS Apakah penyakit tersebut merupakan prioritas? TUJUAN Apa tujuan survellans? (mis., memonitor kasus dan kematian akibat DHF sehingga dapat mengevaluasi program penanggulangan) POPULASI Populasi mana yang akan dideteks! kasusnya? TARGET (mis., semua? Kelompok risiko tinggi?) INDIKATOR Apa indikator penyakit yang dipakai 7 (mis., Jumiah kasus baru TB per 100.000 populas! + jumiah kasus kematian TB) DATAMINIMUM & | Data apa yg dibutuhkan untuk mengembangkan ‘SUMBER DATA indikator dan apa sumber data yang ada? wHoicsR @ Gambar 9-6 Pertimbangan perlunya dilakukan surveilans terhadap penyakit. 132 Buku Ajar Epidemiologi Unsur-unsur yang mendukung kegiatan surveilans dapat berjalan dengan baik memerlukan data yang baik, tepat, dan benar, di antaranya adalah: Pencatatan kematian Laporan penyakit Pemeriksaan laboratorium Penyelidikan kasus Penyelidikan wabah Survei Penyelidikan tentang distribusi dari vektor dan reservoar penyakit Penggunaan obat-obatan, serum, dan vaksin Keterangan tentang penduduk serta lingkungan Untuk mendukung tercapainya unsur-unsur tersebut di atas diperlukan unsur dasar dari kegiatan di antaranya: Jaringan yang baik dari orang-orang yang bermotivasi tinggi Definisi kasus dan mekanisme pelaporan yang jelas Sistem komunikasi yang efisien Epidemiologi dasar namun “berbunyi” Ada dukungan laboratoris Umpan balik yang baik dan respons yang cepat Langkale -langkah kegiatan perencanaan sistem surveilans: 1. Tetapkan objek Menjabarkan definisi kasus Menentukan sumber data atau mekanisme Mengembangkan instrumen pengumpulan Metode uji lapangan Mengembangkan cara analitik pendekatan Mekanisme diseminasi Menjamin manfaat analisis dan interpretasi Analisis data surveilans terbagi atas 2 yaitu secara sederhana dan lebih lanjut. Per AMa we AvaYNe SN AA WE Bahan dengan hak cipta Surveilans Epidemiologi 133 Cara Menganalisis Data Surveilans secara Sederhana Berpikir epidemio- logis Gambar 9-7 Cara menganalisis data surveilans secara sederhana. Cara Menganalisis Data Surveilans Lebih Lanjut Gambar 9-8 Cara menganalisis data surveilans lebih lanjut. 134 Buku Ajar Epidemiologi OV ONAA RON Evaluasi sistem surveilans Sensitifitas Ketepatan waktu Representatif Nilai duga positif Daya terima Keluwesan Kesederhanaon Untung rugi Tindakan yang tepat Kegunaan hasil kegiatan surveilans epidemiologi di antaranya adalah: 1. 2. Mengetahui dan melengkapi gambaran epidemiologi dari suatu penyakit Menentukan penyakit mana yang diprioritaskan untuk diobati/ diberantas Untuk meramalkan terjadinya wabah Untuk menilai dan memantau pelaksanaan program pemberantasan penyakit menular dan program-program keschatan lainya seperti program mengatasi kecelakaan, program kesehatan gizi, program gizi, dil. Mengetahui jangkauan dari pelayanan kesehatan PENYELENGGARAAN SURVEILANS Jenis penyelenggaraan terdiri dari tiga macam penyelenggaraan surveilans epidemiologi yaitu: 1. Surveilans pasif 2. Surveilans aktif 3. Surveilans sentinel (khusus dan terpadu) Surveilans Pasif dan Aktif Surveilans pasif adalah surveilans yang pasif dalam pengumpulan atau pelaporan data surveilans epidemiologi, bukan pada analisis maupun pada Surveilans Epidemiologi 135 diseminasi informasi epidemiologinya. Sedangkan surveilans aktif adalah surveilans yang aktif dalam pengumpulan data (menjemput bola). Data kelengkapan laporan menjadi wajib dilakukan agar kuantitas dan kualitas datanya tetap terjaga atau terukur. Kelengkapan yang dimaksud adalah kelengkapan unit sumber data, bukan pada unit surveilans di kabupaten/ kota atau di provinsi. Ciri surveilans pasif adalah, pertama unit surveilans epidemiologi mem- biarkan penderita melaporkan diri pada klinik/rumah sakit/unit pelayanan yang berfungsi sebagai unit-unit surveilans terdepan dalam pengumpulan data surveilans. Kedua, unit surveilans epidemiologi membiarkan klinik/ rumah sakit/unit pelayanan sebagai unit surveilans terdepan melaporkan data surveilans yang ada di tempatnya Ciri surveilans aktif adalah, pertama unit surveilans melakukan skrining dari rumah ke rumah, sehingga tidak ada satu pun kasus yang lepas dari pendataan. Kedua, unit surveilans. mendatangi setiap unit sumber data untuk meminta data surveilans epidemiologi yang dibutuhkan sehingga tidak ada satu pun sumber data yang tidak terekam datanya. Indikator umum surveilans pasif meliputi kelengkapan (90%), ketepatan (80%), kesamaan dalam definisi dan diagnosis, dam kebenaran data yang tinggi. Distribusi Diare Pasca Banjir Kab. Bandung, 1995 60 B38 20 10 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 minggu Gambar 9-9 Contoh hasil kegiatan surveilans aktif dan pasif. 138 Buku Ajar Epidemiologi SOAL EVALUASI Pilih salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang benar. 1. Indikator umum dari survailans pasif adalah A. Kelengkapan 90% B. Ketepatan 80% C. Kesamaan definisi D.Semua pernyataan di atas benar 2. Melakukan pemantauan yang menjangkau lingkup yang luas dengan hanya berfokus pada pemantauan terhadap indikator kesehatan kunci pada keseluruhan populasi atau hanya pada sebagian populasi merupakan definisi dari A. Survailans pasif B. Survailans sentinel C. Survailans aktif D.Semua pernyataan di atas salah Petunjuk untuk pertanyaan berikut: A. Jika 1, 2, dan 3 benar B. Jika | dan 3 benar C. Jika 2 dan 4 benar D. Jika hanya 4 yang benar E. Semua benar 3. Unit surveilans melakukan skrining dari rumah ke rumah sehingga tidak ada satu pun kasus yang lepas dari pendataan. Ciri ini sangat cocok sebagai bentuk survailans 1. Survailans pasif 2. Survailans sentinel 3. Survailans health provider 4. Survailans aktif 4. Yang termasuk jenis surveilans sentinel adalah 1. Sentinel health event 2. Sentinel site 3. Sentinel provider 4. Sentinel base camp INVESTIGASI WABAH Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa mampu: 1. yeen Menjelaskan pengertian wabah. Menjelaskan cara penanggulangan wabah. Menjelaskan cara mengungkapkan wabah. Menjelaskan alasan menyelidiki kemungkinan wabah. Menjelaskan langkah investigasi wabah. 141 142 Buku Ajar Epidemiologi INVESTIGASI WABAH Sejarah dirintisnya metode investigasi wabah di mulai dengan adanya penemuan kuman kolera oleh John Snow sehingga ia terkenal dengan metode investigasi wabah kolera di London (1854). Banyak definisi yang diberikan mengenai wabah baik kelompok maupun para ahli di antaranya: 1. Definisi umum: kejadian penyakit melebihi dari normal (kejadian yang biasa terjadi) 2. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989): wabah berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang se- jumlah besar orang di daerah yang luas 3. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (1981): wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit 4. Undang-undang RI No 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit me- nular: wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka 5. Benenson (1985): wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada penduduk suatu daérah, yang nyata jelas melebihi jumlah yang biasa = 6. Last (1981): wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masya- rakat, dapat berupa penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau kejadian lain yang berhubungan dengan kesehatan, yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa Selain kata wabah dikenal pula letusan (outbreak) dan kejadian luar biasa (KLB). Di Indonesia pernyataan adanya wabah hanya boleh di- tetapkan oleh Menteri Kesehatan. Apabila peningkatan penderita penyakit yang memenuhi kriteria definisi wabah di atas, akan dinyatakan sebagai suatu letusan penyakit bila kejadian tersebut terbatas dan dapat ditang- gulangi sendiri olch pemerintah dacrah dan dinyatakan scbagai KLB bila penanggulangannya membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat (Dirjen P2M & PLP tahun 1981). Pengungkapan adanya wabah yang sering dilakukan atau didapatkan adalah dengan deteksi dari analisis data surveilans rutin atau adanya Investigasi Wabah = 143 laporan petugas, pamong, atau warga yang cukup peduli. Alasan dilakukan penyelidikan adanya kemungkinan wabah adalah: 1. Mengadakan penanggulangan dan pencegahan: a. Ganas tidaknya penyakit b. Sumber dan cara penularan c. Ada/tidaknya cara penanggulangan dan pencegahan 2. Kesempatan mengadakan penclitian dan pelatihan 3. Pertimbangan program 4. Kepentingan umum, politik, dan hukum LANGKAH INVESTIGASI WABAH Langkah melakukan insvestigasi wabah dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang sistematik yang terdiri dari: 1. Persiapan investigasi di lapangan Memastikan adanya wabah Memastikan diagnosis Membuat definisi kasus Menemukan dan menghitung kasus Epidemiologi deskriptif (waktu, tempat, orang) Membuat hipotesis Menilai hipotesis (penelitian kohort dan penelitian kasus-kontrol) ‘Memperbaiki hipotesis dan mengadakan penelitian tambahan 10. Melaksanakan pengendalian dan pencegahan 11. Menyampaikan hasil penyelidikan Yeranayr Persiapan Investigasi di Lapangan Hal-hal yang harus diperhatikan pada Langkah 1 ini adalah: 1. Persiapan dapat dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu investigasi, administrasi, dan konsultasi 2. Dibutuhkan pengetahuan perlengkapan, dan alat yang sesuai 3. Prosedur administrasi 4. Peran masing-masing petugas yang terjun Pemiastian Adanya Wabah Dalam menentukan apakah ada wabah, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 144 Buku Ajar Epidemiologi Dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan jumlah beberapa minggu atau bulan sebelumnya. Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah melampaui jum- lah yang diharapkan Sumber informasi bervariasi bergantung pada situasinya a. Catatan hasil surveilans b. Cacatan keluar dari rumah sakit, statistik kematian, register, dll. c. Bila data lokal tidak ada, dapat digunakan rate dari wilayah di dekatnya atau data nasional d. Boleh juga dilaksanakan survei di masyarakat menentukan kon- disi penyakit yang biasanya ada Pseudo-epidemik: a. Perubahan cara pencatatan dan pelaporan penderita b. Adanya cara diagnosis baru c. Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat d. Adanya penyakit lain dengan gejala yang serupa e. Bertambahnya jumlah penduduk yang rentan Pemastian Diagnosis Semua temuan klinis harus dapat memastikan diagnosis wabah, hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: - a. Untuk memastikan bahwa masalah tersebut telah didiagnosis dengan patut b. Untuk menyingkirkan kesalahan laboratorium yang menyebabkan peningkatan kasus yang dilaporkan c. Semua temuan klinis harus disimpulkan dalam distribusi frekuensi d. Kunjungan terhadap satu atau dua penderita Pembuatan Definisi Kasus Pembuatan definisi kasus adalah seperangkat kriteria untuk menentukan apakah seseorang harus dapat diklasifikasikan sakit atau tidak. Kriteria klinis dibatasi oleh waktu, tempat, dan orang. Penyelidikan sering mem- bagi kasus menjadi pasti (compirmed), mungkin (probable), meragukan (possible), sensitivitas dan spesifisitas. Investigasi Wabah = 145 Tabel 10-1 Contoh frekvensi gejala yang diderita oleh 235 orang karyawan yang menyatakan sakit pada kejadian letusan penyakit diare di sebuah peruschaan perakitan motor di Jakarta tahun 1976. Penderita en yoy gejala Macam gejala | sumtoh | eet a a La Pasng | ass [6 sokienggoek | 0 | 0 | Sumber: Buchari Lapau dkk. (1976) Penyelidikan Letusan Penyakit Diare di Perusahaan Perakitan Motor, Jakarta, Universitas Indonesia, Fakulias Kesehatan Masyarakat. Penemuaan dan Penghitungan Kasus Metoda untuk menemukan kasus harus sesuai dengan penyakit dan ke- jadian yang diteliti di fasilitas kesehatan yang mampu memberikan diagnosis. Informasi berikut ini dikumpulkan dari setiap kasus: 1. Data identifikasi (nama, alamat, nomor telepon) Data demografi (umur, jenis kelamin, ras, dan pekerjaan) Data klinis Faktor risiko, yang harus dibuat khusus untuk tiap penyakit Informasi pelapor untuk mendapatkan informasi tambahan atau memberi umpan balik weer Epidemiologi Deskriptif Gambaran wabah berdasarkan waktu Perjalanan wabah berdasarkan waktu digambarkan dengan grafik histo- gram yang berbentuk kurva epidemi, gambaran ini membantu: 146 — Buku Ajar Epidemiologi 1. Memberi informasi sampai di mana proses wabah itu dan bagaimana kemungkinan kelanjutannya 2. Memperkirakan kapan pemaparan terjadi dan memusatkan penyeli- dikan pada periode tersebut, bila telah diketahui penyakit dan masa inkubasinya 3. Menarik kesimpulan tentang pola kejadian, dengan demikian me- ngetahui apakah bersumber tunggal, ditularkan dari orang ke orang, atau campuran keduanya. Kemungkinan periode pemaparan dapat dilakukan dengan: 1. Mencari masa inkubasi terpanjang, terpendek, dan rata-rata 2. Menentukan puncak wabah atau kasus mediannya, dan menghitung mundur satu masa inkubasi rata-rata 3.° Dari kasus paling awal kejadian wabah, dihitung mundur masa inkubasi terpendek. Masa inkubasi penyakit adalah waktu antara masuknya agens penyakit sampai timbulnya gejala pertama. Informasi tentang masa inkubasi ber- manfaat bila penyakit belum diketahui sehingga mempersempit diagnosis diferensial dan mémperkirakan periode pemaparan. Cara menghitung median masa inkubasi: 1. Susun teratur (array) berdasarkan waktu kejadiannya . Buat frekuensi kumulatifnya 3. Tentukan posisi kasus paling tengah (median) Tentukan kelas median Median masa inkubasi ditentukan dengan menghitung jarak antara waktu pemaparan dan kasus median we Gambaran wabah berdasarkan tempat Gambaran wabah berdasarkan tempat menggunakan gambaran grafik ber- bentuk Spot map. Grafik ini menunjukkan kejadian dengan titik/simbol tempat tertentu yang menggambarkan distribusi geografi suatu kejadian menurut golongan atau jenis kejadian namun mengabaikan populasi (tidak menggambarkan risiko). Gambaran wabah berdasarkan ciri orang Variabel orang dalam epidemiologi adalah karakteristik individu yang ada hubungannya dengan keterpajanan atau kerentanan terhadap suatu pe- nyakit. Di sini akan diamati karakteristik yang ada pada individu yang Investigasi Wabah 147 merupakan subjek pengamatan peneliti, sehingga kita akan mengetahui kesimpulan dari yang kita amati tersebut. Misalnya karakteristik inang (umur, jenis kelamin, ras/suku, status kesehatan) atau berdasarkan pe- maparan (pekerjaan, rekreasi, penggunaan obat-obatan). Pembuatan Hipotesis Dalam membuat hipotesis suatu wabah, hendaknya petugas memformula- sikan hipotesis yang meliputi sumber agens penyakit, cara penularan (dan alat penularan atau vektor), dan pemaparan yang mengakibatkan sakit. Melihat pernyataan cara memformulasikan hipotesis di atas sebuah hipo- tesis dapat dikembangkan dengan berbagai cara: 1. Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit itu. a. Apa reservoar utama agens penyakitnya? b. Bagaimana cara penularannya? c. Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan? d. Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular? ‘Wawancara dengan beberapa penderita 3. Dalam penyelidikan sulit yang menghasilkan sedikit petunjuk, penyelidik mengumpulkan beberapa penderita untuk mencari ke- samaan pemaparan. 4. Penyelidik kadang melakukan kunjungan rumah untuk menemukan petunjuk 5. Wawancara dengan petugas kesehatan setempat 6. Epidemiologi deskriptif sering menghasilkan hipotesis Penilaian Hipotesis Hipotesis dapat dinilai dengan cara di bawah ini: 1. Membandingkan hipotesis dengan fakta yang ada 2. Analisis epidemiologi untuk kuantifikasi hubungan dan menyelidiki peran kebetulan 3. Uji kemaknaan statistik, Kai Kuadrat, kunci dari epidemiologi ana- litik adalah adanya kelompok pembanding, sehingga dapat diukur antara pemaparan dan penyakit dan diuji hipotesis tentang hubungan sebab-akibat 148 — Buku Ajar Epidemiologi Tabel 10-2 Uji kemaknaan statistik. Status keterpoparan Tak sokit Jumlah Terpapor Tok terpapar Jumlah T {lad - be] - (T/2)}? V,x V,xH, x H, ¢ Perbaikan Hipotesis dan Penelitian Tambahan Dalam hal ini penclitian tambahan akan mengikuti hal di bawah ini 1. Penelitian epidemiologi (epidemiologi analitik) 2. Penelitian laboratorium (pemeriksaan serum) dan lingkungan (pemeriksaan tempat pembuangan tinja) Namun dalil epidemiologi lapangan adalah bila hipotesis yang baik tidak dapat dikembangkan dari wawancara kasus dengan staf lokal dan dari hasil epidemiologi deskriptif, yang bila diteruskan dengan analitik akan membuang waktu saja. Pengendalian dan Pencegahan Langkah yang dilakukan dalam pencegahan dan pengendalian harus secepat mungkin dan diarahkan pada agens penyakit, sumbernya, atau reservoarnya. Penyampaian Hasil Penyelidikan Ada dua cara diseminasi atau penyampaian hasil penyelidikan yaitu laporan lisan pada pejabat setempat dan laporan tertulis. Isi laporan tersebut adalah sebagai berikut 1. Pendahuluan (gambaran peristiwa) 2. Latar belakang (geografis, politis, ekonomis, demografis, historis) 3. Uraian tentang investigasi yang dilakukan (alasan, metode, sumber informasi) 152 Buku Ajar Epidemiologi 12. Metode untuk menemukan kasus harus sesuai dengan penyakit dan kejadian yang diteliti, informasi yang harus dikumpulkan dari setiap kasus adalah sebagai berikut, kecuali A. Data identifikasi B. Data demografi C. Kesanggupan provider D.Informasi faktor risiko Investigasi Wabah = 153. KEPUSTAKAAN Azrul Azwar (2001) Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Binarupa. Buchari Lapau dkk. (1976) Penyelidikan Letusan Penyakit Diare di Perusahaan Perakitan Motor. Jakarta: Universitas Indonesia, Fakultas Kesehatan Masyarakat. Kennetr J. Rothman (1998) Modern Epidemiology. Philadelphia: Lippincott Raven. Kleinbaum, David. G, Lae. Kupper (1982) Epidemiologic Reseach, Principles and Quantitative Methods. New York: Van Noosstrand Reinhold. Murti, Bhisma (1997) Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Noor, Nasri K. (1997) Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: Rineka Cipta. Noor, Nasri K. (1997) Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta. Rajab, Wahyudin (2003) Kumpulan Makalah Seminar Perkumpulan Ahli Epidemiologi Indonesia (tidak dipublikasikan). Vaughan. J. P. (1990) Manual of Epidemiology for District Health Management. Printed in England. SKRINING Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa mampu: L 2. Menjelaskan pengertian dan tujuan skrining. Menyebutkan kriteria penyakit yang tepat untuk program skrining. Menjelaskan kriteria uji skrining yang baik. Menghitung dan menginterpretasi perhitungan validitas. Menjelaskan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam evaluasi program skrining. 155 156 Buku Ajar Epidemiologi PENGERTIAN Skrining adalah suatu penerapan uji/tes terhadap orang yang tidak me- nunjukkan gejala dengan tujuan mengelompokkan mereka ke dalam kelompok yang mungkin menderita penyakit tertentu. Skrining merupakan deteksi dini penyakit, bukan merupakan alat diagnostik. Bila hasil skrining positif, akan diikuti uji diagnostik atau prosedur untuk memastikan adanya penyakit. Populasi yang dites A # SeAme @ # Pads tedstanpa ene Tes negatif z= @A e @®@A@A@ Negatit Tes skrining Positif Orang yg dianggap Orang yang dianggap bebas mempunyai penyakit/terjadi dari penyakit yang dalam peningkatan risiko dalam studi masa yang akan datang Skrining — sti tes positif A ada tes; eane @Ae@@ AS AA® @ ®e@ A cS) A diagnostik @ i \ Sakit atau ada INTERVENSI ee ada faktor risiko or u PENGOBATAN risiko penyakit Gambar 11-1 Skrining deteksi penyakit yang muncul pada populasi yang sehat (orang sehat ditambah orang yang sakit yang tidak terdiag- nosis). Skrining 157 Tujuan skrining untuk mendapatkan keadaan penyakit dalam keadaan dini untuk memperbaiki prognosis, karena perigobatan dilakukan sebelum penyakit mempunyai manifestasi klinis. Programskrining sangatdibutuhkan karena adanya isu yang mendasari: 1, 2. 3. Penemuan gejala penyakit secara dini akan lebih baik dibandingkan dengan dalam waktu yang lama (deteksi dini vs. lead time). Pencegahan sebelum terjadinya penyakit akan lebih baik dibandingkan dengan sudah terjadinya penyakit (keuntungan vs. Tisiko). | Pencegahan membutuhkan biaya yang lebih ringan (efisiensi vs. biaya). Evaluasi yang matang perlu dilakukan sebelum skrining masal dilaku- kan. Jenis penyakit yang tepat untuk skrining: 1. Penyakit serius. Alasan mengapa penyakit serius merupakan penya- kit yang tepat dalam program skrining adalah: a. Cost-effective b. Biaya skrining harus sesuai dengan hilangnya konsekuensi ke- sehatan c. Aspek etik, konsekuensi tidak terdiagnosis, dan pengobatan dini harus lebih menguntungkan daripada akibat yang didapat dari prosedur skrining. d. Menyelamatkan hidup (mis., kanker paru, kanker serviks, PKU) Pengobatan sebelum gejala muncul (fase preklinik) harus lebih menguntungkan dalam pengertian mortalitas dan morbiditas diban- ding sctelah gejala yang muncul. Kegiatan skrining yang dilakukan harus memperhatikan tahap mana yang lebih menghasilkan manfaat baik dari segi materi dan material. Pengobatan pada fase preklinik terdeteksi (detectable pre-clinical phase, DPCP) Icbih baik sebelum gejala muncul. Misalnya, pada kasus kanker serviks DPCP panjang sampai dengan 10 tahun, dengan uji skrining Papanicolaou smear akan efektif atau kanker paru dengan DPCP pendek, skrining tidak efektif. Prevalens penyakit preklinik harus tinggi pada populasi yang di- skrining. Kegiatan skrining sangat bermanfaat bila kejadian di masyarakat sering dijumpai dan dapat terdeteksi dengan cepat se- hingga kegiatan ini dengan biaya program skrining yang murah dapat dideteksi kasus yang terjadi di masyarakat. Skrining terbatas aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. image not available Pencatatan dan Pelaporan Epidemiologi 169 1. Mendokumentasikan segala bentuk pelayanan kesehatan 2. Mendorong setiap petugas kesehatan mengetahui jangkauan pe- layanan dan masalah kesehatan 3. Mengambil tindakan segera dan tepat berdasarkan informasi Bentuk kegiatan tersebut di atas dalam pencatatan dan pelaporan epide- miologi yang didapat dari surveilans di puskesmas, dibuat dalam sistem pencatatan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) dan sistem informasi manajemen puskesmas (SIMPUS). Di bawah ini akan dijelaskan mengenai SP2TP. Sistem pencatatan pelaporan terpadu puskesmas merupakan kegiatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga, dan upaya pelayanan kesehatan di masyarakat (SK Menkes No 63/Menkes/SK/II/1981 ). Apabila dijabar- kan lagi, sistem merupakan kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen, saling berkaitan dan terintergrasi pada tujuan. Sedangkan terpadu merupa- kan gabungan berbagai kegiatan yang dapat menghindarkan duplikasi kegiatan. Jenis data dalam SP2TP terdiri dari data umum dan demografi, data ketenagaan, data sarana, dan data kegiatan pokok. Dalam komponen SP2TP ada 2 sub-sistem yaitu: 1. Sistem pencatatan: family folder, kartu pasien, register, dan format rekapitulasi. a. Kartu pasien: kartu individu, kartu ibu, anak, penderita TBC, dan lain-lain yang berisi identitas, data medis, dan pengobatan. b. Register: buku pencatatan yang disusun secara sistematis memuat data seluruh kunjungan pasien dengan berbagai permasalahan. Contoh register: - Register rawat jalan: mencatat kunjungan pasien balai peng- obatan yang meliputi nama, umur, diagnosis, tindakan, dan lain-lain. Register kohort ibu: mencatat kunjungan ANC ibu hamil atau nifas, yang meliputi nama, umur, paritas, kondisi ibu, dan lain- lain. Register kohort bayi: mencatat kunjungan bayi yang meliputi nama, umur, berat badan, tinggi badan, imunisasi, dan lain- lain. - Register obat: mencatat jumlah penggunaan obat dan lain-lain. Register imunisasi: mencatat jumlah penggunaan vaksin. 170 Buku Ajar Epidemiologi - Register laboratorium: mencatat jumlah kunjungan dan jenis pemeriksaan c. Format rekapitulasi adalah catatan seluruh kunjungan pasien pada unit pelayanan tertentu dengan diagnosis dan tindakan/ pelayanan yang diberikari. Sistem pelaporan (alur pelaporan, frekuensi, laporan berpotensi KLB) a. Alur pelaporan dimulai dari puskesmas pembantu (pustu), pus- kesmas kelurahan (puskel), posyandu, bidan desa, yang diserah- kan ke puskesmas untuk diolah, dianalisis, dan disajikan demi kepentingan puskesmas dalam mengambil tindakan. b. Frekuensi pelaporan: - Laporan bulanan (laporan bulanan data kesakitan [LB.1], laporan bulanan data kematian [LB.2], laporan bulanan data layanan kesehatan [LB.3], laporan bulanan data obat-obatan [LB.4}) - Laporan triwulan (LT.1.K untuk Dinas Kesehatan Tingkat II, LT.P untuk Dinas Tingkat Provinsi, LT.1.D untuk Departemen Kesehatan Pusat) - Laporan semester terpadu berisi kegiatan gizi, KIA, kesling sarana dan prasarana. - Laporan tahunan berisi seluruh kegiatan dan masalah yang ada. Laporan berpotensi KLB: bila terjadi KLB/wabah untuk pertama kalinya dilaporkan dalam W1 (laporan berpotensi KLB mingguan), W2 (laporan 24 jam [laporan KLB/wabah dilaporkan dalam waktu 24 jam secepat mungkin diikuti investigasi]). Contoh kegiatan yang dilaporkan berkaitan dengan wabah/KLB, misalnya surveilans pada penyakit menular perlu kewaspadaan ketat. Di antaranya penyakit yang dapat menimbulkan KLB/wabah: a. Penyakit karantina/wabah penting (kolera, polio, difteri) b. Penyakit berpotensi wabah/KLB menjalar cepat dan mortalitas tinggi sehingga memerlukan tindakan segera (DHF, campak, rabies, dan diare) c. Penyakit berpontensi KLB/wabah lainnya yang dianggap penting (malaria, hepatitis, tifus, tetanus, antraks, dan keracunan) |. Penyakit menular yang tidak berpontensi wabah/KLB namun tetap diprogramkan (HIV/AIDS, TBC, GO, filariasis) a aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. [Indeks A Agent, pada segitiga epidemiologi, 29, 31 Air borne transmission, 34 Akibat pemaparan, pada ukuran epidemiologi, 96 Analisis regresi logistik, 67 Anemia, 114 Angka kematian balita, 115 Angka kematian bayi, 115 Angka kematian ibu, 115 Antenatal care, 116 Antigenesitas, 34, 36 Area map, 85 B Bibit penyakit, 33, 35 golongan abiotis, 34 golongan biotis, 34 Box whisker plot, 86 176 Buku Ajar Epidemiologi c Carrier, 17 Case fatality rate, 105 Cause spesific death rate, 104 Contagion germ, 4, 27 Crude death rate, 103 Cumulative incidence, 100 D Data, 66 pengolahan, 66 penyajian tabuler, 67 penyajian tekstuler, 67 Death rate, 103 Determinan, 3 pada kesehatan reproduksi, 115 Diagnosis dini, pada tingkatan pencegahan penyakit, 18, 20 Diagram batang, 79 Diagram garis, 75 Diagram koordinat geografik, 85 Diagram pinca, 79 Diagram tebar, 83 Diagram, tipe dan manfaat, 90 Distribusi, 3 pada kesehatan reproduksi, 115 E Eksperimen murni, 51 Eksperimen semu, 52 Endemi, 4, 36 Epidemi, 4, 36 Epidemiologi, 2 analitik, 9 definisi, 2 deskriptif, 8,58 Indeks 177 generasi pertama, 3 kesehatan reproduksi, 114 Klasik, 5 klinis, 10 komunitas, 9 konsep contagion germ, 4 lapangan, 5 model tradisional, 31 modern, 6 pemikiran ilmiah, 43 penyakit menular, 10 penyakit tidak menular, 10 tuang lingkup, 10 transisi, 10 tujuan dan manfaat, 6 ukuran, 96 F Faktor risiko, 119 kriteria menurut Bradford Hill, 119 macam, 119 Frekuensi penyakit, pada ukuran epidemiologi, 96 skala perubahan, 60 ukuran, 98 Frekuensi poligon, 75 Frekuensi, 3 pada kesehatan reproduksi, 115 G Gambaran penyakit, pada tujuan dan manfaat epidemiologi, 8 Grafik garis berganda, 77 Grafik garis skala aritmatik, 78 Grafik garis skala semilogaritmik, 78 Grafik garis tunggal, 77 Grafik, 72 178 Buku Ajar Epidemiologi contoh, 73 tipe dan manfaat, 90 Group death rate, 103 H Hemoragi post-partum, 116 Hipotesis, 147 pembuatan, 147 penilaian, 147 perbaikan dan penelitian tambahan, 148 Histogram, 73 Host, pada segitiga epidemiologi, 29, 31 I Identifikasi sindrom, pada tujuan dan manfaat epidemiologi, 8 Imunisasi rabies, 5 Imunitas, 33 alamiah, 33 didapat, 33 Incidence density, 101 Incidence rate, 51, 101 Infant mortality rate, 104 Infeksi nosokomial, 4 Infektivitas, 34, 36 Inhalasi, pada jalur penularan, 34 Inkubasi, pada perjalanan penyakit, 17 Insidens, 100 cumulative incidence, 100 incidence rate, 101 Investigasi wabah, 5, 142 tangkah, 143 K Kasus klasik, 27 Kejadian luar biasa, 149 Indeks 179 laporan, 168 Kesehatan reproduksi, 114 manfaat epidemiologi, 116 penyakit dan masalah, 119 ruang lingkup, 117 tujuan epidemiologi, 116 Konvalesens, 17 Korelasi sebab-akibat, 51 L Laporan kasus, 45 Lingkungan, 35 biologi, 35 fisik, 35 non-fisik, 35 pada segitiga epidemiologi, 29 M Masa inkubasi penyakit, 146 Masa latent, pada pada perjalanan penyakit, 17 Masalah kesehatan masyarakat, 27 Masalah komunitas, pada tujuan dan manfaat epidemiologi, 7 Master tabel, 68 Maternal mortality rate, 105 Morbiditas, 103 Mortalitas, 103 case fatality rate, 105 cause spesific death rate, 104 crude death rate, 103 group death rate, 103 infant mortality rate, 105 maternal mortality rate, 104 neonatal mortality rate, 105 proportional mortality ratio, 104 spesific death rate, 103 180 Buku Ajar Epidemiologi N Neonatal mortality rate, 105 oO Odds ratio, 49 Osgive, 75 P Pandemi, 36 Pareto chart, 88 Patogenesis, 18, 32 Patogenesitas, 34, 36 Pelaporan, 168 puskesmas, 168 Pembatasan kecacatan, pada tingkatan pencegahan penyakit, 18, 21 Pencatatan, 167 puskesmas, 168 Pencegahan penyakit, 18 Pendidikan seks, 114 Penelitian epidemiologi, 42 rancangan, 42 Peningkatan kesehatan, pada tingkatan pencegahan penyakit, 18, 20 Penularan, jalur inhalasi, 34 penyakit infeksi, 34 Penyajian data tabuler, 67 pembuatan, 68 Penyajian data tekstuler, 67 Penyajian data, 66 Penyakit degeneratif dan buatan manusia, 11 Penyakit dini, pada perjalanan penyakit, 17 Penyakit inapperent, pada perjalanan penyakit, 17 Penyakit infeksi, 34 antigenesitas, 34 * infektivitas, 34 Indeks 181 jalur kulit, 35 jalur pencernaan, 35 komponen, 35 patogenesitas, 34 virulensi, 34 Penyakit lanjut, pada perjalanan penyakit, 17 Penyakit menular, 11 Penyakit, 26 faktor kejadian, 33 konsep dasar, 26 model penyebab, 28 penyebab majemuk, 28 penyebab tunggal, 27 penyebab, 27 syarat penyebab, 28 Penyebab dan sumber penyakit, pada tujuan dan manfaat epidemiologi, 8 Penyebab penyakit, 29 model jaring sebab-akibat, 29 model roda, 30 Periode akut, pada perjalanan penyakit, 18 Periode kronis, pada perjalanan penyakit, 18 Periode menular, pada perjalanan penyakit, 17 Perjalanan penyakit, 16 Perlindungan terhadap penyakit, pada tingkatan pencegahan penyakit, 18, 20 Pictogram, 85 Potensi dampak, pada ukuran epidemiologi, 96 Prapatogenesis, pada perjalanan penyakit, 17 Pregnancy risk assessment monitoring system, 117 Prepatogenesis, 18 Prevalens, 99 Proporsi, pada ukuran epidemiologi, 96 Proportional mortality ratio, 104 Pseudo-epidemik, 144 Psikesomatik, 27 Indeks 183 Skrining, 156 isu dasar, 157 kriteria, 158 penyakit yang tepat, 157 Specific death rate, 103 Sporadik, 36 Spot map, 86 Statistik, 5 ‘Stem and leaf, 88 Studi deskriptif, 58 manfaat, 58 Studi epidemiologi analitik, 46 rancangan cross sectional, 47 rancangan kasus kontrol, 48 rancangan kohort, 49 rancangan studi cksperimen, 51 Studi epidemiologi deskriptif, 44 laporan kasus dan rangkaian kasus, 45 studi korelasi, 46 tujuan, 45 Studi korelasi, 46 Surveilans, 126 ciri, 126 contoh tujuan, 127 dasar pertimbangan, 131 epidemiologi, 126 evaluasi sistem, 134 fungsi, 131 hasil kegiatan, 134 indikator, 132 kelemahan data, 136 pasif dan aktif, 134 penyelenggaraan, 134 sentinel, 136 tujuan Khusus, 128 unsur, 127 Surveilans modern, 5 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. e } ew y \ J ~ 4 = | Nanasiswa NED Wahyudin Rajab, M.Epid SS ue ue CCU Unum u SMe Un ue cee Rea Me oan Meare a Cus nse eee AUER ee ee eels AME Me WC UeS culePo as UN ) ene eSl ke ny Sue Weiner us eicen ease ae cee SICA un se ulele Uoce mi acum a Mure LU uly youll Buku epidemiologi khusus untuk mahasiswa kebidanan ini ditulis oleh seorang pendidik Pe RU uae ee ee eee Ru ee epidemiologi. 9"789790' ll, ISBN 978-979-044-030-2

You might also like