You are on page 1of 7

JURNAL SIMETRIK VOL 5, NO.

2 DESEMBER 2015, ISSN : 2302-9579

ANALISIS RANGKAIAN MULTIVIBRATOR ASTABLE DAN TRANSISTOR


DAYA 2N3055 SEBAGAI INVERTER 150 WATT / 220 VOLT

Ari Permana L1), S. J. Wattimena2)


1,2)
Teknik Elektro Politeknik Negeri Ambon
E-mail. ai.mana@ymail.com

Abstract
Inverter adalah sebuah rangkaian yang dapat merubah tegangan arus searah DC menjadi tegangan
bolak-balik AC, juga dapat diaplikasikan untuk rumah tinggal, sehingga bila terjadi pemadaman atau
gangguan dari PLN seperti yang sering kita alami. Di dalam penggunaannya sebagai inverter terdapat
rangkaian Multivibrator Astable yang merupakan osilator elektronik yang akan menghasilkan tegangan output
yang secara terus menerus dari penguat transistor sehingga rangkaian ini memiliki dua keadaan yang nantinya
akan memberi sinyal pulsa yang berfungsi sebagai pembangkit.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah Riset and development (riset dan pengembangan) yaitu suatu
metode yang dipakai untuk mengembangkan model, alat atau aplikasi tertentu berdasarkan proses penelitian.
Hasil pengujian dengan beban 0 watt sampai 150 watt, pada percobaan dengan beban 0 watt sampai 35watt
tegangan keluaran mengalami penurunan dari 206 volt sampai 169 volt, selanjutnya saat diberikan beban 40
watt tegangan keluaran mengalami peningkatan sebesar 175 volt dan selanjutnya saat diberikan beban 50 watt
sampai 150 watt tegangan keluaran kembali mengalami penurunan dengan nilai tegangannya sebesar 159 volt
sampai 112 volt, dengan nilai rata-rata dari tegangan keluaran sebesar 171 volt, sedangkan setiap pada
penambahan beban dari pengujian dengan beban 0 watt sampai 150 watt arus input mengalami peningkatan
sebesar 1,29 amper sampai 8,55 amper dengan rata-rata arus inputnya sebesar 3,9 amper dan juga arus output
yang mengalami peningkatan dari 0-0,49 amper dengan rata-ratanya arus outputnya sebesar 0,17 amper.

Keywords : inverter, teknologi bidang elektronika, teknologi kelistrikan

1. Pendahuluan Untuk itu, melihat perkembangan dunia


Dengan semakin pesatnya kemajuan ilmu teknologi saat ini maka, penulis mencoba
pengetahuan dan teknologi terutama dibidang merancang atau membuat sebuah alat yang dalam
kelistrikan dan elektronik saat ini, sehingga penggunaannya yaitu sebagai inverteryang bekerja
mengakibatkan pemakaian peralatan yang bekerja sebagai pengubah tegangan arus searah DC menjadi
secara mekanis telah banyak digantikan dengan tegangan bolak-balik AC 220 volt, yang berguna
peralatan yang bekerja secara elektronika. Hal ini saat terjadi pemadaman lampu, untuk itu kita tidak
dikarenakan kestabilan serta keandalan dari sistem perlu lagi repot-repot mencari lilin saat terjadi mati
elektronika lebih unggul dibandingkan dengan sistem lampu, selama persediaan arus listrik dari batrei/accu
mekanis. masih tersedia untuk menyediakan tegangan ke jala-jala
Peralatan-peralatan yang bekerja secara listrik dirumah.
elektronika seperti inverter yang di manfaatkan
sebagai alat perubah tegangan searah DC menjadi 2. Tinjauan Pustaka
tegangan bolak balik, AC serta jenis-jenis 2.1 Inverter
komponen semi konduktor lainnya yang Inverter adalah konverter daya listrik yang
penggunaannya difungsikan sebagai penguat mengubah arus searah (DC) menjadi alternating current
rangkaian. Di dalam penggunaannya sebagai inverter (AC) tegangan input, tegangan output, dan frekuensi
terdapat rangkaian Multivibrator Astable yang tergantung pada desain yang dirancang pada saat
merupakan osilator elektronik yang akan mengembangkan alat. Dalam dunia kelistrikan inventer
menghasilkan tegangan output memang sangat populer digunakan dalam berbagai
yang secara terus menerus dari penguat transistor keperluan.
sehingga rangkaian ini memiliki dua keadaan yang Prinsip kerja sebuah inverter yaitu mengubah
nantinya akan memberi sinyal pulsa yang berfungsi tegangan DC 12 volt menjadi tegangan AC 220 volt.
sebagai pembangkit. Saat rangkaian diberi input 12 volt, maka tegangan
18
JURNAL SIMETRIK VOL 5, NO. 2 DESEMBER 2015, ISSN : 2302-9579

tersebut akan diubah menjadi tegangan output bernilai


220 volt, dan mampu menghidupkan lampu yang
membutuhkan tegangan AC 220 volt dari sumber
PLN melainkan dari sumber ACCU.
2.2 Multivibrator
Multivibrator adalah suatu rangkaian regeneratif Gambar 2.2 Sinyal Output pin 10 dan 11 IC 4047
dengan dua buah piranti aktif yang dirancang khusus, (www.JurnalLogic, Hal 86)
sehingga sala satu piranti menghantar pada saat piranti
yang lain di pancung. Ketiga jenis dasar
multivibrator adalah, Bistabil, Astabil, Monostabil.
Multivibrator dapat menyimpan bilangan biner,
mencacah pulsa, membentuk operasi aritmatika, serta
dapat melakukan fungsi-fungsi yang lain dalam sistem
digital.
2.3 Multivibrator Astabil IC CD4047
Multivibrator Dalam istilah elektronik berarti lebih
dari satu vibrator. Perangkat ini akan menciptakan
sinyal yang berubah secara teratur (Astable) IC
CD4047 dapat digunakan dalam pembuatan
TimerMonostable dan astable tetapi dengan penggunaan
komponen eksternal yang lebih sedikit. Gambar IC
CD4047 ditunjukan pada Gambar 2.1.
Tipikal : V= 0,5 V, t = 4,40 RC
Minimum: V = 0,33 V, t = 4,62 RC
Maksimum : V = 0,67 V, t = 4,62 RC.

Jadi jika tA = 4,40 RC digunakan, variasi


tersebut akan 5%, -0% karena variasi tegangan
transfer. Rangkaian Driver dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.1 IC CD4047 (Datasheet)

Gambar diatas menunjukkan terdapat tiga output, Q, Gambar 2.3. Rangkaian Driver Transistor.
scilator (OSC). Q adalah output normal, h (www.Jurnal logic, Hal 87)
invers dari Q yaitu jika h tinggi, Q rendah pada
Karena output oscilator IC CD4047B besarnya
frekuensi yang sama output OSC memberikan sinyal
bervariasi dari 0V sampai 5V, sehingga perlu
yang sangat dekat dengan dua kali dari Q. kelemahan
dikuatkan dengan rangkaian driver supaya amplitudo
dalam menggunakan IC CD4047 adalah bahwa kita
outputnya bisa bervariasi dari 0V sampai 12V.
tidak dapat mengubah siklus output astabil yang ada.
Rangkaian Pengikut Tegangan.
Selalu akan menjadi 50% da n 50% tinggi rendah.
Output osilator tidak dijamin untuk memiliki siklus
kerja 50%, tetapi ating dekat. Dan karena itu
frekuensi ditentukan oleh dua komponen – R1 dan
kapasitor. Sinyal output IC CD 4047 dari pin 10 dan 11
dilihat pada Gambar 2.2.

19
JURNAL SIMETRIK VOL 5, NO. 2 DESEMBER 2015, ISSN : 2302-9579

Gambar 2.4 Pengikut Tegangan


(www.Jurnal logic, Hal 87)
Maka dengan demikian tegangan output menyamai
tegangan input baik besarnya maupun tandanya.
Penguat tegangannya adalah 1, seperti diperlihat oleh

ACL = Vo/Vi = 1
2.4 Perhitungan Daya Input, Daya Output dan
Efisiensi.
Untuk bisa mengetahui seberapa besar daya input
didapat dari hasil perkalian tegangan input dikali arus
input, dan untuk mengetahui seberapa besar daya
output didapat dari hasil perkalian tegangan output
dikali arus output, sedangkan untuk efisiensi didapat Gambar 3.1. Tahapan Penelitian
dari hasil pembagian daya output dibagi daya input, 3.2 Jenis Data
untuk lebih jelas dapat dilihat pada rumus dibawah ini a). Data Primer adalah Data utama yang diperoleh dari
hasil pengujian
Pin = Vin.Iin b). Data Sekunder adalah Data yang didapat dari
Pout = Vout . Iout hasil studi pustaka dan digunakan sebagai data
pendukung
η= . 100
3.3 Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data yang dilakukan adalah
dimana :
a) Metode Observasi
Pin = daya input
Dengan pengumpulan data secara langsung pada
Vin = tegangan input lokasi yaitu bengkel Teknik Elektro pada
Iin = arus input Politeknik Negeri Ambon
Pout = daya output b) Metode Wawancara
Vout = tegangan output Melakukan Tanya jawab secara langsung dengan
Iout = arus output Masyarakat.
η = efisiensi 4. Hasil dan Pembahasan
3. Metodologi Penelitian 4.1 Gambar Rangkaian
Metodologi penelitian yang digunakan adalah Desain rangkaian inverter ditujukkan pada Gambar
Riset and development (riset dan pengembangan) yaitu 4.1.
suatu metode yang dipakai untuk mengembangkan
model, alat atau aplikasi tertentu berdasarkan proses
penelitian.
3.1 Tahapan Penelitian
Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini
ditunjukkan dalam Gambar 3.1.

20
JURNAL SIMETRIK VOL 5, NO. 2 DESEMBER 2015, ISSN : 2302-9579

tegangan input dan output inverter yang


dihubungkan dengan beban dan tanpa beban. Blok
pengukuran ditunjukan pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Blok Pengukuran Performance Inverter

Dari Gambar 4.2 diatas untuk mengukur arus


Gambar 4.1 Rangkaian Inverter input maka alat ukur ampere meter dihubung seri,
Rangkaian inverter diatas dibangun dengan dimana positif ampere meter dihubungkan dengan
pembangkit pulsa berupa rangkaian fre running positif pada akumulator, dan negative ampere meter
multifibrator dari IC CD4047. Pulsa gelombang dihubungkan dengan input positif rangkaian inverter,
persegi dari rangkaian multifibrator IC CD4047 untuk mengukur tegangan searah maka volt meter
tersebut digunakan untuk memberikan driver ke dihubung parallel, dimana positif volt meter dihubung
rangkaian sistem saklar transistor melalui transistor dengan input positif rangkaian inverter, dan negative
driver 2SC1061. Sistem saklar pada inverter DC ke AC volt meter dihubung dengan input negative
500 watt ini dibangun dengan 10 buah transistor yang rangkaian inverter, sedangkan untuk mengukur arus
terdiri dari 2 x 5 transistor sebagai saklar yang bekerja output maka alat ukur ampere meter dihubung seri,
secara bergantian. Sebagai step up converter berupa dimana positif ampere meter dihubungkan dengan
transformer CT 12 volt dengan output 220 volt. positif pada output rangkaian inverter, dan negative
Transformator ini berfungsi untuk menaikan tegangan ampere meter dihubungkan dengan beban, untuk
induksi dari 12 volt menjadi 220 volt AC mengukur tegangan bolak- balik maka alat ukur volt
Parameter yang diamat pada penelitian ini adalah meter dihubung parallel, dimana positif volt meter
adalah pada bagian output, frekuensi osilator, dihubung dengan beban, dan negative volt meter
tegangan dan arus input, arus dan tegangan output dihubung dengan output negative rangkaian inverter.
inverter. 4.3 Teknik Analisis

Tabel 4.1 Variabel yang diamati Data yang diperoleh dari penelitian ini akan diolah
dan dianalisis dengan cara :
a. Mempetakan besaran tegangan dan arus input,
No Variabel Satuan Peralatan arus dan tegangan output berdasarkan perubahan
besaran beban.
1 Frekuensi Hz Osciloscope b. Menghitung efisiensi berdasarkan perbandingan daya
output dan daya input.
2 Tegangan V Volt Meter
4.4 Hasil Pengujian
3 Arus A Ampere Meter Hasil p e n g u j i a n pengukuran pada b a g i a n
sekunder transformator (output inverter) yang berupa
frekuensi, arus, tegangan. seperti pada
4.2 Rancangan yang digunakan
Pada pengukuran performance inverter ini yang Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Pada IC CD4047
diamati dan dicatat adalah besarnya arus dan

21
JURNAL SIMETRIK VOL 5, NO. 2 DESEMBER 2015, ISSN : 2302-9579

Beban Output Pin 10 & 11


No.
(Watt) Tegangan (V) Frekuensi (Hz)
1 Tanpa beban 5,8 45,30
2 5 5,8 45,30
3 10 5,8 45,30
4 15 5,8 45,30
5 20 5,8 45,30
6 25 5,8 45,30
7 30 5,8 45,30
8 35 5,8 45,30
9 40 5,8 45,30
10 50 5,8 45,30 Gambar 4.3 Bentuk Gelombang Pada Pin 10
11 60 5,8 45,30
12 100 5,8 45,30
13 150 5,8 45,30

Berdasarkan hasil pengujian yang terlihat


pada Tabel 4.2 diatas, pada pengujian dengan
beban 0 watt sampai 150 watt dapat dilihat bahwa
output tegangan dan frekuensi IC CD4047 pada kaki
pin 10 dan pin 11 nilai tegangan dan frekuensinya
tetap sama dimana untuk tegangan sebesar 5,8
volt dan frekuensi sebesar 45,30 Hz.
Bentuk gelombang IC CD4047 pada kaki pin 10
ditunjukan pada Gambar 4.3 dan pin 11 ditunjukan pada Gambar 4.4 Bentuk Gelombang Pada Pin 11
Gambar 4.4 dibawah ini.

Berdasarkan hasil pengujian yang terlihat dari


oscilloscope pada IC CD4047 pin 10 dan pin 11 bentuk Hasil pengukuran arus dan tegangan input dan
gelombangnya dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan output dengan pengujian tanpa beban sampai dengan
Gambar 4.4 dimana frekuensinya sebesar 45,30 H z dan beban 150 watt dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.
tegangan Vrms sebesar 3,80 Volt.
Tabel 4.3 Besaran Input dan Output Inverter
Input Output
No Beban
(Watt) Tegangan (V) Arus (A) Tegangan(V) Arus(A)
1 Tanpa beban 12 1,29 206 0
2 5 12 2,1 196 0,04
3 10 12 2,78 186 0,09
4 15 12 2,17 194 0,05
5 20 12 2,91 185 0,10
6 25 12 3,58 176 0,15
7 30 12 3,43 178 0,14
8 35 12 4,10 169 0,18
9 40 12 3,66 175 0,15
10 50 12 4,96 159 0,24
11 60 12 5,08 157 0,25
12 100 12 6,52 140 0,35
13 150 12 8,55 112 0,49
Rata-rata 12 3,9 171 0,17

22
JURNAL SIMETRIK VOL 5, NO. 2 DESEMBER 2015, ISSN : 2302-9579

Dari hasil pengujian yang terlihat pada tabel 4.3 Gambar 4.6 Karakteristik input dan output tegangan
diatas, dapat dilihat bahw a dari pengujian dengan
beban 0 watt sampai 150 watt, pada percobaan dengan Dari Gambar 4.6 menunjukan bahwa garis yang
beban 0 watt sampai 35watt tegangan keluaran berwarna merah adalah arus outputmya (Ao) dan besar
mengalami penurunan dari 206 volt sampai 169 volt, arus output pada percobaan dengan beban 0 watt
selanjutnya saat diberikan beban 40 watt tegangan sampai 150 watt yaitu 0 amper sampai 0,49 amper dan
keluaran mengalami peningkatan sebesar 175 volt dan garis yang berwarna biru adalah arus inputnya (Ai) dan
selanjutnya saat diberikan beban 50 watt sampai 150 besar arus input pada percobaan dengan beban 0 watt
watt tegangan keluaran kembali mengalami penurunan sampai 150 watt yaitu 1,29 amper sampai 8,55 ampere
dengan nilai tegangannya sebesar 159 volt sampai
112 volt, dengan nilai rata-rata dari tegangan
Hasil perhitungan untuk daya input dan output
keluaran sebesar 171 volt, sedangkan setiap pada
dan kestabilan inverter dengan pengujian tanpa beban
penambahan beban dari pengujian dengan beban 0
sampai dengan beban 150 watt dapat dilihat pada
watt sampai 150 watt arus input mengalami
Tabel 4.4 dibawah ini. perhitungan untuk menentukan
peningkatan sebesar 1,29 amper sampai 8,55 amper
daya input (Pin), daya output (Pout), dan efisiensi
dengan rata-rata arus inputnya sebesar 3,9 amper dan
juga arus output yang mengalami peningkatan dari 0- adalah sebagai berikut.
0,49 amper dengan rata-ratanya arus outputnya
sebesar 0,17 amper. Pin = Vin.Iin ........................................(4.1)

Dari hasil pengukuran arus dan tegangan input


dan output pada Tabel 4.3 dengan beban 5 watt
menunjukan besar tegangan input (Vin) 12 volt,arus
input (Iin) 2,1 amper, sedangkan tegangan output
(Vout) 196 volt dan arus output (Iout) 0,04 amper,
maka untuk menentukan daya input, daya output dan
efisiensi dari inverter adalah sebagai berikut.

Pin = Vin.Iin
= 12 . 2,1
= 25,2 watt
Gambar 4.5 Karakteristik input dan output tegangan Pout = Vout.Iout
Dari Gambar 4.5 menunjukan bahwa garis
= 196.0,04
yang berwarna merah adalah tegangan outputmya
= 7,8 watt
(Vo) dan besar tegangan output pada percobaan
dengan beban 0 watt sampai 150 watt sama yaitu η =
12 volt dan garis yang berwarna biru adalah
tegangan inputnya (Vi) dan besar tegangan
inputpada percobaan dengan beban 0 watt sampai =
150 watt yaitu 206 volt sampai 112 volt
= 30.9 %

Tabel 4.4 Hitungan daya input, daya output dan


kestabilan inverter
Beban Pi Po Efisiensi
No
(Watt) (Watt) (Watt) (%)
1 Tanpa beban 15,4 0 0
2 5W 25,2 7,8 30,9
3 10 W 33,3 16,7 50,1
4 15 W 26,0 9,7 37,3
5 20 W 34,9 18,5 53,0

23
JURNAL SIMETRIK VOL 5, NO. 2 DESEMBER 2015, ISSN : 2302-9579

6 25 W 42,9 26,1 61,5 tegangan keluaran mengalami penurunan dari 206


7 30 W 41,1 24,9 60,5 volt sampai 169 volt, selanjutnya saat diberikan
beban 40 watt tegangan keluaran mengalami
8 35W 49,2 30,4 61,7
peningkatan sebesar 175 volt dan selanjutnya saat
9 40 W 43,9 26,2 59,6 diberikan beban 50 watt sampai 150 watt
10 50 W 59,5 38,1 64,0 tegangan keluaran kembali mengalami penurunan
11 60 W 60,9 39,2 64,3 dengan nilai tegangannya sebesar 159 volt sampai
12 100 W 78,2 49 62,6 112 volt, dengan nilai rata-rata dari tegangan
13 150 W 102,6 54,8 53,4 keluaran sebesar 171 volt, sedangkan setiap
penambahan beban dari pengujian dengan beban 0
Rata-Rata 50,6 watt sampai 150 wattarus input mengalami
peningkatan sebesar 1,29 amper sampai 8,55 amper
Dari hasil pengujian pada Tabel 4.4 untuk dengan rata-rata arus inputnya sebesar 3,9 amper
mengetahui efisiensi dari inverter berdasarkan hasil dan juga arus output yang mengalami peningkatan
pengujian dengan beban 0 watt sampai 150 Watt dari 0 amper sampai 0,49 amper dengan rata-rata
dapat dilihat bahwa efisiensi tertinggi pada beban arus outputnya sebesar 0,17amper, dari hasil percobaan
60watt dengan nilai efisiensi 64,3%, sedangkan nilai dapat dilihat efisiensi tertinggi 64,3 % dengan beban
efisiensi rata-rata dari inverter sebesar 50,6%. 60 watt sedangkan efisiensi terendah pada percobaan
tanpa beban sebesar 0 % pada percobaan dengan beban
5 watt efisiensinya yaitu 30,9 % dan efisiensi rata-rata
dari inverter yaitu 50,6 %.
6. Daftar Pustaka
Franky Chandra & Deni Arifianto, 2010, Dasar-
Dasar elektronik, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta
selatan.
Firda Yusuf 2012, Komponen Elektronik.
Jayadin Ahmad, 2007, Ilmu Elektronik (ELDAS),
Gambar 4.6. Efisiensi Inverter Jakarta utara Richard Blocher. 2006, Dasar
Dari Gambar 4.7 menunjukan bahwa garis yang Elektronika-Ed II, Yogyakarta.
berwarna merah adalah daya output (Po) dan besar
www.http:// Jurnal Logic. 2013.
daya output pada percobaan dengan beban 0 watt
sampai 150 watt yaitu 0 watt sampai 54,8 watt dan
garis yang berwarna biru adalah daya input (Pi) dan
besar daya inputpada percobaan dengan beban 0 watt
sampai 150 watt yaitu 15,4 watt sampai 102,6
sedangkan garis yang berwarna hijau adalah efisiensi
dari efisiensi dari inverter.

5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian yang
telah dilakukan, dapat diambil kesimpulansebagai
berikut:
Dengan rangkaian multivibrator astable dan
transistor, dapat merubah tegangan DC ke AC
220Volt sebagai inverter, namun pada hasil percobaan
setelah diukur tegangan keluaran hanya mencapai 206
Volt,pada saat pengujian semakin besar beban yang
dipakai, maka semakin kecil tegangan output serta
semakin besar arus output dan arus input, dapat dilihat
dari pengujian dengan beban 0-150 watt, pada
percobaan dengan beban 0 watt sampai 35 watt

24

You might also like