You are on page 1of 2

TUGAS BAB KE -7 ETIKA BISNIS NAMA : KUSPRATAMA

NPM : 17/421632/PEK/23209

ETIKA DISKRIMINASI PEKERJAAN

Diskriminasi adalah “membedakan satu objek dengan objek lainnya”. Dalam pengertian
ini diskriminasi merupakan suatu tindakan yang secara moral tidak netral dan tidak dapat
disalahkan. Dalam pengertian modern, istilah ini secara moral tidak netral karena biasanya
mengacu pada tindakan membedakan seseorang dari orang lain bukan berdasarkan keunggulan
yang dimiliki, tetapi berdasarkan prasangka atau berdasarkan sikap-sikap yang secara moral
berbeda. Sifat diskriminasi tenaga kerja melibat tiga elemen dasar yaitu :
1. Keputusan yang merugikan pegawai, karena tidak berdasarkan pada kemampuan yang
dimilikinya,
2. Keputusan yang merugikan pegawai karena diambil berdasarkan prasangka stereotype
yang salah, atau sikap lain yang secara moral tidak benar terhadap anggota kelompok
tertentu dimana pegawai tersebut berasal,
3. Keputusan yang memiliki pengaruh negatif atau dapat merugikan kepentingan-
kepentingan pegawai yang dapat mengakibatkan mereka kehilangan pekerjaan.

Dengan melihat indikator statistik tentang distribusi anggota kelompok dalam organisasi
yang bersangkutan dapat diperkirakan tentang terjadinya diskriminasi pada kelompok tertentu
dalam suatu organisasi. Indikator bahwa telah terjadi apabila terdapat proporsi yang tidak
seimbang atas anggota kelompok tertentu yang memegang jabatan yang kurang diminati dalam
suatu insitusi tanpa mempertimbangkan preferensi ataupun kemampuan mereka. Argumen yang
menentang diskriminasi secara umum dapat di bagi menjadi tiga kelompok (a) argumen utilitarian,
yang menyatakan bahwa diskriminasi mengarahkan pada penggunaan sumber daya manusia secara
tidak efisien, (b) argumen hak, menyatakan bahwa diskriminasi melanggar hak asasi manusia, dan
(c) argumen keadilan, menyatakan bahwa diskriminasi mengakibatkan munculnya perbedaan
distribusi keuntungan dan beban masyarakat.:
1. Argumen utilitarian yang menentang diskriminasi rasial dan seksual didasarkan pada
gagasan bahwa produktivitas masyarakat akan optimal jika pekerjaan diberiakn
berdasarkan kompetensi (atau “kebaikan”). Pekerjaan-pekerjaan yang berbeda, menurut
argumen ini memerlukan keahlian dan sifat kepribadian yang berbeda jika kita ingin agar
semuanya seproduktif mungkin.
2. Argumen hak yang menentang diskriminasi rasial dan seksual salah satunya menyatakan
bahwa diskriminasi salah karena melanggar hak moral dasar manusia. Teori Kant,
misalnya, menyatakan bahwa manusia haruslah diperlakukan sebagai tujuan dan tidak
boleh hanya sebagai sarana.
3. Argumen keadilan melihat diskriminasi melanggar prinsip keadilan. Diskriminasi
melanggar prinsip ini dengan cara menutup kesempatan bagi kaum mnoritas untuk
menduduki posisi tertentu dala suatu lembaga dan berarti mereka tidak memperoleh
kesempatan yang sama dengan orang lain.
Study case : Walmart’s Employee Discrimination

Wal-Mart merupakan perusahaan ritel terbesar di dunia dengan 8400 toko dan memiliki 40%
saham SEIYU, rantai supermarket di Jepang. Wal-Mart memiliki beberapa kasus seperti pelanggaran
pekerja di bawah umur, tidak dibayarnya upah pekerja, memaksa pekerja untuk bekerja tanpa istirahat
makan yang menyebabkan Wal-Mart harus membayar sebesar ratusan hingga milyaran dolar untuk
menyelesaikan kasus. Namun, kasus yang terbesar merupakan kasus diskriminasi terhadap pekerja wanita.
Enam orang wanita menuntut Wal-Mart karena telah melakukan tindakan diskriminasi terhadap mereka.
Mereka juga menyatakan diri mereka sebagai wakil dari para pekerja wanita lainnya di Wal-Mart. Keenam
wanita ini menyewa beberapa ahli antara lain Richard Drogin, Marc Bendick, dan William T. Bielby. Ada
dua perpektif dalah hal etika dalam kaitannya dengan hubungan kerja;

1. Concequentialist approach yang lebih cenderung serupa dengan argumen utilitarianisme yang
menekankan bahwa memperlakukan karyawan dengan baik dapat menciptakan kondisi kerja yang
kondusif yang berdampak pada kenaikan produktifitas. Keputusan untuk memerlakukan karyawan
dengan baik lebih disebabkan oleh dorongan untuk mendapatkan konsekuensi positif yaitu dengan
naiknya produktifitas dan berdampak langsung pada bisnis.
2. Dentologist approach yang menekankankan bahwa memperlakukan pekerja dengan baik adalah hal
yang memang seharusnya dilakukan karena hal tersebut adalah sebuah kebenaran. Sesuai dengan
argumen hak bahwa manusia harus menjadi subjek dari sebuah keputusan etis, bukan menjadi
sekadar menjadi sarana. Sehingga perlakuan baik terhadap karyawan adalah sebuah kewajiban tanpa
harus mengaitkan dengan konsekuensi yang ditimbulkannya. Demikian pula sebaliknya, karyawan
juga harus memperlakukan perusahaan dengan baik karena hal itu benar. Dengan kata lain pendekatan
ini lebih mengedepankan pelaksanaan hak dan kewajiban dari kedua bela pihak.

Pertimbangan konprehensif ini sangat dibutuhkan agar pengambil keputusan tidak terkena
normative myopia yaitu kehilafan dalam mengenali issu etis. Perbaikan Walmart setelah dituntut oleh para
pegawainya dengan mengeluarkan peraturan “Global Statement Ethics” untuk lebih mengkomunikasikan
standar etika bisnis perusahaan kepada seluruh fasilitas Wal-Mart dan para stakeholder, dan
menggunakannya sebagai guidelines yang dapat diakses siapa saja dan dipertanggungjawabkan secara
hukum. Perlu adanya eksternal audit, dari pemerintah daerah, organisasi/serikat buruh, untuk mengawasi
penyimpangan yang terjadi di Wal-Mart khususnya masalah tenaga kerja. Dalam mengelola human
resources perlu lebih diperhatikan, karena banyak kasus yang merujuk butuhnya training dan development
yang lebih baik bagi para pekerja, agar performanya dalam melaksanakan pekerjaan lebih maksimal. Perlu
dikenalkan diversity bagi karyawan, yang menjadikan pekerja lebih giat dalam bekerja. Dengan
keanekaragaman yang diperlakukan sederajat juga memberi motivasi bagi pekerja.

You might also like