You are on page 1of 6

Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.1 No. 4 Th.

2013

KAJIAN PERMEABILITAS BEBERAPA JENIS TANAH DI LAHAN PERCOBAAN


KWALA BEKALA USU MELALUI UJI LABORATORIUM DAN LAPANGAN

(Permeability Study of Several Soil Types in Kwala Bekala Field Trials USU Through
Laboratory and Field Test)

Nanda Akbar Siregar1, Sumono1, Achwil Putra Munir1


1)Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian USU
Jl. Prof. Dr. A. Sofyan No. 3 Kampus USU Medan 20155

Diterima 15 Oktober 2013/ Disetujui 5 November 2013

ABSTRACT
Permeability of the soil is one of the important factor in designing drainage channels. The difference in the value of the
permeability of the soil in the laboratory and in the field is due to of the different conditions in the test procedure. This
study was aimed to determine the value of the rate of soil permeability on Andepts, Inceptisol, and the Ultisol through
laboratory and field testing. Results of laboratory studies showed the value of the permeability rate was 1.34 cm/h at
Andepts, 3.20 cm/h at g Inceptisol, and 1.06 cm/h at Ultisol. The field results showed that value of the permeability rate
was 1.26 cm/h at Andepts, 2.23 cm/h at Inceptisol, and 0.98 cm/h at Ultisol. Factors affecting the value of the
permeability differences among the three types of ground, among others, were the depth and the effective porosity of the
soil. Difference in the value of soil permeability results in the laboratory and in the field was because of the thickness of
the soil.
Key Words: Permeability, Effective Depth, Porosity, Drainage.

PENDAHULUAN dalam partikel melalui rongga dari satu titik yang


lebih tinggi ke titik yang lebih rendah. Komposisi
Tanah bersama air dan udara merupakan tersebut yang akan memungkinkan adanya aliran
sumber daya alam utama yang sangat penting air di dalam tanah ataupun kemampuan tanah
dalam kehidupan terutama di bidang pertanian. dalam melewatkan air. Sifat tanah yang
Tanah yang ditempati ataupun digunakan untuk memungkinkan air melewatinya pada berbagai
berbagai usaha guna memenuhi kebutuhan hidup laju alir tertentu disebut permeabilitas tanah. Sifat
manusia, terwujudnya adalah melalui berbagai ini berasal dari sifat alami granular tanah,
proses dan tahapan-tahapan yang panjang dan meskipun dapat dipengaruhi oleh faktor lain
dalam jangka waktu yang sangat lama. Oleh (seperti air terikat di tanah liat). Jadi, tanah yang
karena itu, keadaan tanah harus selalu dijaga berbeda akan memiliki permeabilitas yang
dan dilestarikan agar dapat selalu dimanfaatkan berbeda (Das, 1995).
sesuai dengan fungsinya, begitu juga dengan air Salah satu sifat fisik tanah yang penting
dan udara yang berpengaruh dalam adalah kemampuan untuk meloloskan aliran air
pembentukan maupun aktivitas tanah melalui ruang pori yang disebut dengan
(Hanafiah, 2005). permeabilitas tanah. Permeabilitas adalah
Tanah adalah produk transformasi mineral kualitas tanah untuk meloloskan air atau udara
dan bahan organik yang terletak di permukaan yang diukur berdasarkan besarnya aliran melalui
sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi satuan tanah yang telah dijenuhi terlebih dahulu
oleh faktor-faktor genetis dan lingkungan, yakni: per satuan waktu tertentu (Susanto, 1994).
bahan induk, iklim, organisme hidup (makro dan Permeabilitas sangat dipengaruhi oleh
mikro), topografi, dan waktu yang berjalan sifat-sifat fisik tanah. Perubahan pada suhu air
selama kurun waktu yang sangat panjang sedikit mempengaruhi permeabilitas. Dalam
(Hillel, 1981). tanah yang jenuh air permeabilitas bervariasi di
Tanah adalah kumpulan partikel padat antara limit yang luas, mulai kurang dari 25 cm
dengan rongga yang saling berhubungan. tiap tahun pada tanah liat yang padat sampai
Rongga ini memungkinkan air dapat mengalir di dengan beberapa ribu meter per tahun dalam

138
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.1 No. 4 Th. 2013

formasi kerikil. Untuk tanah yang tak jenuh air muka air konstan, penggaris sebagai alat
kadar kelembaban (moisture content) adalah pengukur tinggi air, kalkulator sebagai alat hitung,
salah satu dari faktor dominan yang dan alat tulis sebagai pencatat data.
mempengaruhi nilai laju permeabilitas tanah Penelitian dilakukan di laboratorium
(Israelsen and Hansen, 1962). dengan menggunakan ring sampel dan langsung
Pengukuran permeabilitas tanah sangat di lapangan dengan menggunakan permeameter
penting untuk beberapa kepentingan di bidang yang dibenamkan ke dalam tanah seperti pada
pertanian, misalnya masuknya air ke dalam gambar di bawah ini:
tanah, gerak air ke akar tanaman, aliran air
drainase, evaporasi air pada permukaan tanah,
kesemuanya itu dapat dipengaruhi oleh
permeabilitas tanah yang mana berkaitan pula Graduate formeasuring
dengan peranan konduktivitas hidroliknya. Water feed line water added

(Soepardi, 1975). Overflow


Permeabilitas dapat mempengaruhi
kesuburan tanah. Permeabilitas berbeda dengan
drainase yang lebih mengacu pada proses Water
pengaliran air saja, permeabilitas dapat Water
mencakup bagaimana air, bahan organik, bahan
hL
mineral, udara dan partikel – partikel lainnya L
Soil
yang terbawa bersama air yang akan diserap Canal bed

masuk ke dalam tanah (Rohmat, 2009).


Setiap jenis tanah memiliki kemampuan Porous disk
L

permeabilitas yang berbeda – beda. Beberapa Graduate


jenis tanah untuk pertanian di antaranya Andepts,
Inceptisol, dan Ultisol yang perlu diketahui (a) - Laboratory (b) - Field
kemampuan permeabilitasnya untuk berbagai Di Gambar : Nanda Akbar NS Siregar
KET
keperluan seperti merancang saluran drainase, Di Periksa : Prof. Dr. Ir. Sumono, MS

pencucian salinitas tanah, dan sebagainya. Tanggal : 13 Oktober 2013 Prodi : Keteknikan Pertanian A4
CONSTAN HEAD PERMEAMETER
Penentuan kemampuan permeabilitas
tanah dapat dilakukan dengan pengukuran di
laboratorium dan lapangan yang memiliki Dalam menghitung gerakan air melalui
kelebihan dan kekurangan seperti kemudahan tanah pada kondisi jenuh dikenal hukum Darcy
dalam penggunaan alat dan keakuratan hasil. yang biasa digunakan dalam menghitung
Secara ideal pengukuran melalui kedua permeabilitas. Hukum Darcy merupakan satu
pengujian tersebut pada lahan yang sama harus ukuran pengaliran air pada tanah jenuh dan
memberikan nilai yang tidak terlalu berbeda. dirumuskan sebagai berikut:
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan k
nilai laju permeabilitas tanah Andepts, Inceptisol,
dan Ultisol melalui uji laboratorium dan uji di mana:
lapangan. k = koefisien permeabilitas (cm/jam)
Q = debit air (cm3/jam)
A = luas permukaan tanah (cm2)
METODOLOGI hL = tinggi muka air dan tebal tanah (cm)
L = tebal/kedalaman tanah (cm)
Bahan - bahan yang digunakan adalah air, (Israelsen and Hansen, 1962).
kertas label, sampel tanah Andepts, Inceptisol, Sifat fisik tanah sangat mempengaruhi
dan Ultisol serta data jenis tanah. besarnya laju permeabilitas tanah. Sifat fisik
Alat - alat yang digunakan adalah ring tanah yang diukur di laboratorium yaitu tekstur
sampel yang akan digunakan untuk media tanah, tanah, struktur tanah, kandungan bahan organik
permeameter sebagai alat untuk mengukur laju tanah, kerapatan massa, kerapatan partikel, dan
permeabilitas, timbangan sebagai alat porositas. Sifat fisik tanah yang diukur di
penimbang tanah, bor tanah sebagai alat ukur lapangan yaitu kedalaman efektif tanah.
kedalaman efektif tanah di lapangan, tabung ukur Parameter Penelitian
untuk mengukur air yang ditambahkan secara
1. Tekstur tanah
kontinu di tabung permeameter, stopwatch
sebagai alat untuk menghitung waktu Tekstur tanah dianalisis di laboratorium
penambahan air secara kontinu dalam tinggi dengan metode hygrometer.

139
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.1 No. 4 Th. 2013

2. Struktur tanah = Kerapatan partikel tanah (g/cm3)


Struktur tanah dianalisis di laboratorium (Hillel, 1981).
dengan metode by feeling. 7. Kedalaman efektif tanah
3. Bahan organik tanah Dilakukan pengukuran kedalaman efektif
Kandungan bahan organik dianalisis di secara langsung di lapangan dengan
laboratorium dengan metode walk clay and black. menggunakan bor tanah
4. Kerapatan massa
Dilakukan analisis kerapatan massa, rumus HASIL DAN PEMBAHASAN
yang digunakan sebagai berikut:
Sifat - Sifat Fisik Tanah

Tekstur Tanah
Dimana: Hasil analisa tekstur tanah dapat dilihat
= kerapatan massa (bulk density) (g/cm3) pada Tabel 1. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa
Mp = Massa padatan tanah (g) tanah Andepts memiliki tekstur lempung berpasir,
Vt = Volume total tanah (cm3) tanah Inceptisol memiliki tekstur lempung liat
(Hillel, 1981). berpasir, dan tanah Ultisol memiliki tekstur
5. Kerapatan Partikel lempung liat berpasir yang dapat ditentukan
Dilakukan analisis kerapatan pertikel, rumus dengan menggunakan segitiga USDA.
yang digunakan sebagai berikut Jika dilihat dari persentase kandungan
pasirnya, tanah Ultisol memiliki kandungan pasir
yang lebih besar dibandingkan pada tanah
Andepts dan Inceptisol. Dengan demikian
Dimana: berdasarkan kandungan pasirnya tanah
= Kerapatan partikel tanah (g/cm3) Inceptisol lebih sulit untuk meloloskan air
Mp = Massa padatan tanah (g) dibandingkan tanah Andepts dan Ultisol. Hal ini
Vp = Volume tanah kering (cm3) sesuai dengan pernyataan Hanafiah (2005) yang
(Hillel, 1981). menyatakan bahwa tanah yang mengandung
6. Porositas persentase pasir cukup besar dalam teksturnya
Dilakukan analisis porositas tanah, rumus akan mudah melewatkan air dalam tanah.
yang digunakan sebagai berikut: Namun kemampuan tanah meloloskan air, tidak
hanya bergantung kepada tekstur tanahnya.
Banyak faktor lain yang berpengaruh secara
langsung seperti porositas, bahan organik, dan
Dimana: kontinuitas pori – pori tanah.
= porositas (%)
= kerapatan massa (bulk density) (g/cm3)

Tabel 1. Hasil analisa tekstur tanah


Jenis tanah Fraksi Tekstur tanah
Pasir (%) Debu (%) Liat (%)
Andepts 71,12 9,72 19,16 Lempung berpasir
Inceptisol 67,12 6,72 26,16 Lempung liat berpasir
Ultisol 74,12 1,72 24,16 Lempung liat berpasir

Struktur Tanah Hal ini sesuai dengan literatur Arsyad (1989)


Hasil analisa struktur tanah dapat dilihat yang menyatakan bahwa semakin padat dan
pada Tabel 2. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa keras struktur tanah maka porositasnya semakin
tanah Andepts memiliki struktur granular, tanah kecil dan semakin remah struktur tanah maka
Inceptisol memiliki struktur remah, dan tanah porositasnya semakin besar. Selain itu,
Ultisol memiliki struktur gumpal bersudut. perkembangan akar pada tanah berstruktur
Berdasarkan struktur tanahnya, tanah ringan/remah lebih cepat per satuan waktu
Inceptisol lebih mudah untuk meloloskan air dibandingkan akar tanaman pada tanah kompak,
dibandingkan tanah Andepts dan Ultisol. Hal ini sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada
dikarenakan struktur yang remah memiliki ruang setiap pori-pori tanah yang memang tersedia
pori yang lebih banyak dibandingkan tanah yang banyak pada tanah remah.
padat sehingga berpengaruh terhadap porositas.

140
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.1 No. 4 Th. 2013

Tabel 2. Hasil analisa struktur tanah Kerapatan Partikel Tanah


Jenis tanah Struktur tanah Hasil analisa kerapatan partikel tanah
Andepts Granular dapat dilihat pada Tabel 5. Dari Tabel 5 dapat
Inceptisol Remah dilihat hasil pengukuran kerapatan partikel pada
Ultisol Gumpal bersudut ketiga jenis tanah, di mana nilai kerapatan
partikel yang terbesar terdapat pada tanah
Bahan Organik Tanah Inceptisol dan nilai kerapatan partikel yang
Hasil analisa kadar C-Organik tanah dapat terkecil terdapat pada tanah Ultisol. Menurut
dilihat pada Tabel 3. Dari Tabel 3 didapat hasil Hanafiah (2005) particle density sangat
pengukuran kandungan bahan organik dari ketiga berhubungan dengan bulk density, jika bulk
jenis tanah, di mana kandungan bahan organik density tanah sangat besar maka particle density
yang terbesar terdapat pada tanah Andepts dan juga besar.
kandungan bahan organik yang terkecil terdapat
pada tanah Ultisol. Dengan kandungan bahan Tabel 5. Hasil analisa kerapatan partikel tanah
organik yang lebih besar pada tanah Andepts (Particle density)
maka kemampuan menahan air lebih besar Jenis tanah Particle density
dibandingkan pada tanah Inceptisol dan Ultisol. (g/cm3)
Hal ini sesuai dengan pernyataan Hakim, dkk Andepts 2,35
(1986) yang menyatakan bahwa bahan organik Inceptisol 2,89
memiliki pengaruh terhadap sifat fisik tanah di Ultisol 2,27
antaranya kemampuan menahan air meningkat,
warna tanah menjadi coklat hingga hitam, Porositas Tanah
merangsang granulasi agreggat dan Hasil analisa nilai porositas tanah dapat
memantapkannya, dan menurunkan plastisitas, dilihat pada Tabel 6. Dari Tabel 6 dapat dilihat
kohesi, dan sifat buruk lainnya dari liat. nilai porositas tanah Inceptisol lebih besar
dibandingkan nilai porositas tanah Andepts dan
Tabel 3. Hasil analisa kandungan bahan organik Ultisol. Menurut Hardjowigeno (2003) salah satu
Tanah faktor yang mempengaruhi nilai porositas tanah
Jenis tanah Kadar C- Kandungan adalah tekstur tanah. Tanah yang memiliki
organik (%) bahan organik kandungan pasir lebih banyak mempunyai pori-
(%) pori makro (ukuran pori yang lebih besar) tetapi
Andepts 1,35 2,33 memiliki ruang pori yang kecil sehingga
Inceptisol 0,83 1,43 porositasnya menjadi rendah. Tekstur tanah
Ultisol 0,52 0,90 Inceptisol memiliki kandungan pasir yang lebih
kecil dibandingkan tanah Andepts dan Ultisol
Kerapatan Massa Tanah sehingga menyebabkan porositasnya menjadi
Hasil analisa kerapatan massa tanah lebih besar.
dapat dilihat pada Tabel 4. Dari Tabel 4 dapat Besarnya porositas tanah yang ditentukan
dilihat hasil pengukuran kerapatan massa yang oleh kerapatan massa tanah dan kerapatan
berbeda di antara ketiga jenis tanah, di mana partikel tanah berpengaruh kepada laju
nilai kerapatan massa yang terbesar terdapat permeabilitas, di mana semakin besar porositas
pada tanah Inceptisol dan nilai kerapatan massa maka semakin besar pula laju permeabilitas
yang terkecil terdapat pada tanah Andepts dan tanahnya, begitu juga sebaliknya.
Ultisol. Hal ini menunjukkan tanah Inceptisol lebih
padat dibandingkan dengan tanah Andepts dan Tabel 6. Hasil analisa porositas tanah
Ultisol. Menurut Hardjowigeno (2003) bulk Jenis tanah Porositas (%)
density dipengaruhi oleh padatan tanah, di mana Andepts 53
tanah yang lebih padat mempunyai bulk density Inceptisol 58
yang lebih besar. Ultisol 52

Tabel 4. Hasil analisa kerapatan massa tanah Kedalaman Efektif Tanah


(Bulk density) Pengukuran kedalaman efektif tanah dapat
Jenis tanah Bulk density (g/cm3) dilihat pada Tabel 7. Dari Tabel 7 dapat dilihat
Andepts 1,1 hasil pengukuran kedalaman efektif ketiga jenis
Inceptisol 1,2 tanah, di mana kedalaman efektif tanah Inceptisol
Ultisol 1,1 lebih besar dibandingkan kedalaman efektif tanah
Andepts dan Ultisol. Hal ini berarti ketersediaan
air dan pertumbuhan akar pada tanah Inceptisol

141
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.1 No. 4 Th. 2013

lebih besar sehingga mempengaruhi daya serap tanah tersebut, maka semakin cepat pula
air oleh tanah yang menyebabkan tanah lebih permeabilitas tanah tersebut.
mudah menyerap air. Hal ini sesuai dengan Dari hasil analisa dan pengukuran laju
literatur Hardjowigeno (2003) yang menyatakan permeabilitas di laboratorium dan di lapangan
bahwa tanah dengan kedalaman dangkal akan didapat hasil pengukuran di laboratorium selalu
membatasi ketersediaan air dan pertumbuhan lebih besar dibandingkan di lapangan. Beberapa
akar. Demikian juga, tanah dangkal pada area hal yang dapat mempengaruhi lebih rendahnya
yang datar dengan permeabilitas rendah akan permeabilitas di lapangan di antaranya adalah
mungkin tergenang secara musiman. Menurut kedalaman (ketebalan) tanahnya dan udara yang
Israelsen and Hansen (1962) tebal/kedalaman terjebak pada lapisan tanah pada saat masuknya
tanah (L) sangat berpengaruh terhadap laju aliran air ke dalam tanah. Israelsen and Hansen
permeabilitas tanah (k), di mana hukum Darcy (1962) menyatakan di dalam hukum Darcy
menjelaskan hubungan yang searah antara bahwa semakin besar kedalaman (ketebalan)
tebal/kedalaman tanah (L) dengan laju tanah maka semakin besar pula laju
permeabilitas tanah (k), semakin besar permeabilitasnya. Akan tetapi, kedalaman
tebal/kedalaman tanah (L) maka semakin besar (ketebalan) tanah tersebut juga dapat
pula laju permeabilitas tanah (k) tersebut menghambat keluarnya udara dari pori – pori
tanah. Terhambatnya udara dalam pori – pori
Tabel 7. Hasil pengukuran kedalaman efektif tanah menyebabkan aliran air menjadi lebih
tanah lambat karena terputusnya kontinuitas pori dalam
Jenis tanah Kedalaman efektif (cm) menyalurkan air.
Andepts 103 Laju permeabilitas merupakan parameter
Inceptisol 128 penting dalam irigasi dan drainase. Selama
Ultisol 94 proses drainase, permeabilitas sangat
. menentukan besar kecilnya aliran air yang
Laju Permeabilitas Tanah didrainase. Israelsen and Hansen (1962)
Hasil analisa dan pengukuran laju menyatakan bahwa di dalam studi irigasi dan
permeabilitas tanah di laboratorium dan di drainase, permeabilitas adalah variabel yang
lapangan dapat dilihat pada Tabel 8. dominan. Permeabilitas tanah sangat penting di
dalam desain sistem drainase untuk mengatasi
Tabel 8. Hasil analisa laju permeabilitas tanah banjir serta reklamasi tanah salin dan alkali.
Jenis tanah Laju permeabilitas Kategori1
tanah (cm/jam) KESIMPULAN DAN SARAN
Lab. Lapangan
Andepts 1,34 1,26 Agak Kesimpulan
lambat 1. Tekstur dari tanah Andepts adalah lempung
Inceptisol 3,20 2,23 Sedang berpasir, tekstur dari tanah Inceptisol adalah
Ultisol 1,06 0,98 Agak lempung liat berpasir, dan tekstur dari tanah
lambat Ultisol adalah lempung liat berpasir.
1Kategori menurut Uhland and O’neal (1951) 2. Struktur dari tanah Andepts adalah granular,
struktur dari tanah Inceptisol adalah remah,
Dari hasil analisa dan pengukuran laju dan struktur dari tanah Ultisol adalah gumpal
permeabilitas di laboratorium dan lapangan dapat bersudut.
dikategorikan bahwa laju permeabilitas pada 3. Tanah Andepts memiliki kandungan bahan
tanah Andepts dan Ultisol tergolong agak lambat organik sebesar 2,33 %, tanah Inceptisol
dan laju permeabilitas pada tanah Inceptisol memiliki kandungan bahan organik sebesar
tergolong sedang. Dengan demikian tanah 1,43 %, dan tanah Ultisol memiliki kandungan
Inceptisol memiliki laju permeabilitas lebih besar bahan organik sebesar 0,9 %.
dibandingkan tanah Andepts dan Ultisol. Laju 4. Tanah Andepts memiliki bulk density sebesar
permeabilitas yang lebih besar pada tanah 1,1 g/cm3, particle density sebesar
Inceptisol disebabkan oleh porositas tanah 2,35 g/cm3, dan porositas sebesar 53 %,
tersebut lebih besar dibandingkan porositas pada tanah Inceptisol memiliki bulk density sebesar
tanah Andepts dan Ultisol. Hal ini sesuai dengan 1,2 g/cm3, particle density sebesar
literatur Hanafiah (2005) yang menyatakan 2,89 g/cm3, dan porositas sebesar 58 %, dan
bahwa porositas atau ruang pori adalah rongga tanah Ultisol memiliki bulk density sebesar
antar tanah yang biasanya diisi air atau udara. 1,1 g/cm3, particle density sebesar
Pori sangat menentukan sekali dalam 2,27 gr/cm3, dan porositas sebesar 52 %.
permeabilitas tanah, semakin besar pori dalam

142
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.1 No. 4 Th. 2013

5. Kedalaman efektif tanah Andepts adalah


103 cm, kedalaman efektif tanah Inceptisol Hanafiah, A. K., 2005. Dasar – Dasar Ilmu
adalah 128 cm, dan kedalaman efektif tanah Tanah. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Ultisol adalah 94 cm.
6. Nilai laju permeabilitas tanah dengan metode Hardjowigeno, S., 2003. Klasifikasi Tanah dan
uji laboratorium adalah 1,34 cm/jam pada Pedogenesis. Akademika Pressindo,
tanah Andepts, 3,20 cm/jam pada tanah Jakarta.
Inceptisol, dan 1,06 cm/jam pada tanah
Ultisol, dengan metode uji lapangan adalah Hillel, D., 1981. Soil and Water. Academic Press,
1,26 cm/jam pada tanah Andepts, New York.
2,23 cm/jam pada tanah Inceptisol, dan
0,98 cm/jam pada tanah Ultisol. Israelsen, O. W., and Hansen, V. E., 1962.
Irrigation Principles and Practices. Willey,
Saran New York.

Sebaiknya dalam pengukuran di lapangan Rohmat, A., 2009. Tipikal Kuantitas Infiltrasi
alat yang sudah ada perlu dimodifikasi lebih Menurut Karakteristik Lahan. Erlangga,
lanjut untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti Jakarta.
terutama dalam pengukuran tinggi muka air
maupun penambahan air untuk pengambilan Soepardi, G., 1975. Konduktivitas Hidrolik.
debit. Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Susanto, 1994. Pelestarian Sumber Daya Tanah


DAFTAR PUSTAKA
dan Air. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta.
Arsyad, S., 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB
Uhland R.E., and O’neal A.M. 1951. Soil
Press, Bogor.
Permeability Determinations For Use In Soil
and Water Conservation. SCS-TP-101, 36
Das, B. M., 1995. Mekanika Tanah (Prinsip-
Prinsip Rekayasa Geoteknik). Jilid 2. pp., Illus, New York.
Erlangga, Jakarta.

143

You might also like