Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
1) Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
2) Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
3) Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami ganguan
pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemapuan untuk memenuhinya
secara mandiri.
4) Tindakan medis
Banyak tindakan medis akan berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh seperti : suction, NGT dan lain-lain.
5) Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian dueretik, laksative dapat berpengaruh pada
kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
6) Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh karena kehilangan darah
selama pembedahan.
2.1.4 Masalah- Masalah Gangguan keseimbangan mempengaruhi cairan
2.1.4.1 Hipovolemik
Suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstra seluler (CES) dan
dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan
sehingga menimbulkan syok hipovolemik.Mekanisme nya adalah peningkatan
rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung dan
tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone ADH dan adosteron. Gejala:
pusing, lemah, letih, anoreksia, mual muntah, rasa haus, gangguan mental,
konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR meningkat, suhu meningkat, turgor
kulit menurun, lidah terasa kering dan kasar, mukosa mulut kering. Tanda-tanda
penurunan berat badan dengan akut, mata cekung, pengosongan vena jugularis.
Pada bayi dan anak adanya penurunan jumlah air mata.
2.1.4.2 Hipervolemi
Penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat:
1) Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
2) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.
7
2.2.2 Diagnosa
2.2.2.1 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan asupan cairan
2.2.2.2 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
11
2.2.3 Intervensi
Kelebihan volume cairan Setelah mendapatkan asuhan NIC label: Fluid Management
keperawatan …x 24 jam, Pertahankan catatan intake dan Keseimbangan cairan dalam
diharapkan keadaan klien output yang akurat tubuh terpenuhi.
membaik dengan kriteria hasil: Monitor hasil laboratorium Terpantau kadar BUN,
yang sesuai dengan retensi hematokrit, dan osmolalitas
1) NOC label: Fluid Balance cairan (BUN, hematokrit, dan urin jika terjadi kelainan
Tekanan darah klien osmolalitas urin) Terpantau status
mendekati kisaran normal Monitor status hemodinamik hemodinamik jika terjadi
(sistol: 120-130 dan diastol: termasuk CVP, MAP, PAP, dan kelainan
80-90) (skala 5) PCWP Mengetahui keadaan umum
Denyut nadi mendekati Monitor vital sign secara cepat
kisaran 60-100 kali per Monitor indikasi Terpantau jika terjadi
menit(skala 5) retensi/kelebihan cairan retensi/kelebihan cairan
Intake dan keluaran selama (cracles, CVP, edema, distensi Dengan mengetahui lokasi
24 jam seimbang (skala 5) vena leher, asites) dan luas edema dapat
Berat badan stabil (sesuai Kaji lokasi dan luas edema dilakukan penanganan yang
rentang umur) (skala 5) Monitor masukan tepat
makanan/cairan dan hitung Terpantau agar cairan dalam
2) NOC label: Electrolyte and intake kalori tubuh seimbang
Acid/Base Balance Monitor status nutrisi Terpantau agar nutrisi
Laju pernapasan mendekati Kolaborasi pemberian diuretik terpenuhi
12-20 kali per menit (skala sesuai interuksi Diuretik dapat meningkatkan
5) Batasi masukan cairan pada pengeluaran cairan yang
Ritme pernapasan tidak keadaan hiponatremi dilusi berlebih
12
bradipnea, takipnea, atau dengan serum Na < 130 mEq/l Mencegah terjadinya edema
apnea. (skala 5) Kolaborasi dokter jika tanda Mencegah terjadinya
Serum sodium (Na) pada cairan berlebih muncul komplikasi lebih lanjut
cairan ekstraseluler memburuk
mendekati 135-145 mEq/L
(skala 5) NIC label: Fluid Monitoring
Serum potasium (K) pada Tentukan riwayat jumlah dan Mempertahankan
cairan ekstraseluler tipe intake cairan dan eliminasi keseimbangan cairan
mendekati 3,5- 5 mEq/L Tentukan kemungkinan faktor Mencegah terjadinya
(skala 5) resiko dari ketidakseimbangan komplikasi
Serum klorida (Cl) pada cairan (hipertermia, terapi
cairan ekstraseluler diuretik, kelainan renal, gagal
mendekati 95-105 mEq/L jantung, diaporesis, disfungsi
(skala 5) hati, dll)
Serum kalsium (Ca) pada Monitor berat badan Memantau keadaan umum
cairan ekstraseluler Monitor serum dan elektrolit status gizi pasien
mendekati 4,5-5,5 mEq/L urine Memantau status hidrasi
(skala 5) Monitor serum dan osmolalitas
Serum magnesium (Mg) urine Memantau derajat
pada cairan ekstraseluler Monitor BP, HR dan RR konsentrasi urin
mendekati 1,5-2,5 mEq/L Monitor tekanan darah Dapat mengetahui keadaan
(skala 5) orthostatik dan perubahan irama umum secara cepat
Serum bikarbonat (HCO3) jantung Dapat mengetahui keadaan
pada cairan ekstraseluler Monitor parameter umum secara cepat
13
2.2.4 Implementasi
Tahap awal tindakan keperawatan menurut perawat mempersiapkan segala
yang diperlukan dalam tindakan. Persiapan tersebut meliputi kegiatan-kegiatan:
Review tindakan keperawatan yang diidentifikasi pada tahap perencanaan,
menganalisa pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang mungkin timbul,
menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan, mempersiapkan
lingkungan yang konduktif sesuai dengan yang akan dilaksankan mengidenfikasi
aspek hukum dan etik terhadap risiko dari potensial tindakan.
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaan yang sudah berhasil dicapai, melalui evaluasi memungkinkan
perawat untuk memonitor “ kealpaan” yang terjadi selama tahap pengkajian,
analisa, perencanaan dan pelaksanaan tindakan.
17
o Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu
meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok),
capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.
o Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/
24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
2.4.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis mengenai seseorang,
keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang aktual dan pontesial. Diagnosa keperawatan ini dapat
memberikan dasar pemilihan intervensi untuk menjadi tanggung gugat perawatan
(Hidayat, 2008)
2.4.3.1 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan skunder terhadap diare.
2.4.3.2 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak
adekuatnya intake dan output
2.4.3.3 Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
skunder terhadap diare.
2.4.3 Intervensi
2.4.3.1 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan skunder terhadap diare
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal
Kriteria hasil :
Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : <>
Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak
cekung.
Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari.
Intervensi Rasional
1. Pantau tanda dan gejala kekurangan 1. Penurunan sisrkulasi volume cairan
cairan dan elektrolit menyebabkan kekeringan mukosa dan
pemekataj urin. Deteksi dini
memungkinkan terapi pergantian
cairan segera untuk memperbaiki
defisit
23
2.4.3.2 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak
adekuatnya intake dan output
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS kebutuhan
nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
Nafsu makan meningkat
BB meningkat atau normal sesuai umur
Intervensi Rasional
1. Monitor intake dan out put dalam 1. Mengetahui jumlah output dapat
24 jam. merencenakan jumlah makanan
2. Ciptakan lingkungan yang bersih, 2. situasi yang nyaman, rileks akan
jauh dari bau yang tak sedap atau merangsang nafsu makan.
sampah, sajikan makanan dalam
keadaan hangat
3. Berikan jam istirahat (tidur) serta 3. Mengurangi pemakaian energi yang
kurangi kegiatan yang berlebihan. berlebihan
4. Diskusikan dan jelaskan tentang 4. Serat tinggi, lemak,air terlalu panas
pembatasan diet (makanan berserat / dingin dapat merangsang mengiritasi
tinggi, berlemak dan air terlalu panas lambung dan sluran usus.
atau dingin).
5. Kolaborasi dengan tim kesehtaan 5. Mengandung zat yang diperlukan ,
lain : untuk proses pertumbuhan
24
2.4.4 Implementasi
Tahap awal tindakan keperawatan menurut perawat mempersiapkan segala
yang diperlukan dalam tindakan. Persiapan tersebut meliputi kegiatan-kegiatan:
Review tindakan keperawatan yang diidentifikasi pada tahap perencanaan,
menganalisa pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang mungkin timbul,
menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan, mempersiapkan
lingkungan yang konduktif sesuai dengan yang akan dilaksankan mengidenfikasi
aspek hukum dan etik terhadap risiko dari potensial tindakan.
2.4.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaan yang sudah berhasil dicapai, melalui evaluasi memungkinkan
25
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
26
27
sembuh, serta suhu yang semakin tinggi, keluarga memutuskan membawa klien
ke rumah sakit dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
Saat di IGD klien mendapatkan injeksi Ranitidin 1x1 mg, Antrain 1x1 g,
PO : Paracetamol 1x500 g, dan terpasang infus RL 0,9 % 20 Tpm di tangan
sebelah kanan. Kemudian klien dipindahkan ke ruang Bougenville untuk
mendapatkan tindakan lebih lanjut.
3.1.2.3 Riwayat Penyakit Sebelumnya
Keluarga klien mengatakan sebelumnya klien tidak pernah masuk Rumah
Sakit ataupun menjalani operasi.
3.1.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien mengatakan dalam keluarganya tidak mempunyai riwayat
penyakit keturunan seperti DM, Jantung namun memiliki riwayat penyakit
hipertensi.
Genogram Keluarga
Keterangan
: Pria
: Wanita
: meninggal
: Klien (61 Tahun)
: Tinggal serumah
Fungsi Kognitif klien terhadap Orientasi Waktu, Orang dan Tempat yaitu
klien baik, klien dapat mengetahui saat pengkajian pada pagi hari serta mengenali
keluarga dan perawat yang bertugas dan klien mengetahui bahwa klien sedang
dirawat di Rumah Sakit. Insight pasien juga baik dan untuk mekanisme
pertahanan diri pasien adaptif.
3.1.3.5 Tanda-tanda Vital
Pada saat pengkajian tanda-tanda vital didapatkan hasil: suhu yang diukur di
aksila menunjukkan hasil 36 0C, nadi yaitu 90 x/menit, pernapasan yaitu 20
x/menit, dan tekanan darah yaitu 110/70 mmHg.
3.1.3.6 Pernapasan (Breathing)
Pada pengkajian sistem pernapasan didapatkan: bentuk dada klien normal
simetris. Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak merokok, tidak ada batuk
darah, tidak ada sputum. Tidak ada sesak napas, tipe pernapasan dada, irama
pernapasan teratur (+/+), irama pernapasan vesikuler (di semua lapang paru),tidak
terdapat suara napas tambahan. Tidak Ada masalah keperawatan
3.1.3.7 Cardiovascular (Bleeding)
Pada sistem kardiovaskular atau bleeding, tidak didapatkan masalah. klien
juga tampak tidak pucat. Untuk CRT atau capillary refill time pada klien
didapatkan hasilnya lebih dari 2 detik. Ictus cordis pasien tidak terlihat, suara
jantung pasien pun terdengar normal (S1 dan S2 tunggal) dengan bunyi lub-dub.
Nadi teraba kuat dan teratur, akral hangat. Tidak ada keluhkan lainnya
dipemeriksaan kardiovaskular dan tidak ada masalah keperawatan yang muncul
3.1.3.8 Persarafan (Brain)
Pada sistem persarafan atau brain, nilai GCS klien untuk E adalah : 4
dengan hasil klien dapat membuka mata secara spontan untuk V adalah 5 dengan
hasil orientasi baik; M klien bernilai 6 dengan hasil dapat mengikuti perintah dan
dengan data tersebut didapatkan total nilai GSC adalah 15 (Compos menthis).
Pupil klien isokor dengan refleks cahaya untuk kanan dan kiri adalah positif.
Pemeriksaan persyarafan klien normal. Masalah Keperawatan tidak ada.
29
porsi makanan. Jenis makanan yang dikonsumsi pasien sebelum sakit adalah nasi
biasa, ikan, dan sayuran; sedangkan saat sakit adalah bubur lunak. Jenis minuman
yang biasa diminum pasien sebelum sakit yaitu air putih; sedangkan saat sakit
pasien minum air putih. Pasien dapat menghabiskan jumlah minuman sebelum
sakit adalah ± 8-10 gelas /24 jam, sedangkan saat sakit adalah 8 gelas /hari.
Berdasarkan data pengkajian tersebut tidak terdapat masalah keperawatan
3.1.4.3 Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit : siang 1-2 jam, malam: 7-8 jam dan saat sakit: siang 1 jam,
malam: 7-8 jam
MK : Tidak ada
3.1.4.4 Kognitif
Klien mengetahui bahwa sebenarnya kebersihan diri sangat penting dalam
memenuhi kebersihan diri.
MK : Tidak ada
3.1.4.5 Konsep Diri
Gambaran diri : klien dapat menerima kejadian yang dialaminya sekarang.
Ideal diri : klien ingin cepat pulang dan sembuh.
Identitas diri : klien adalah seorang wanita.
Harga diri : klien sangat diperhatikan keluarganya.
Peran : klien adalah seorang ibu dari anak-anaknya.
MK : Tidak ada
3.1.4.6 Aktivitas Sehari-hari
Sebelum sakit : berkumpul bersama keluarga.
Saat sakit : klien hanya melakukan aktivitas di tempat tidur seperti makan dan
minum.
MK : Tidak ada
3.1.4.7 Koping-Toleransi terhadap Stres
Jika ada masalah klien selalu berbicara kepada keluarganya.
3.1.4.8 Nilai-Pola Keyakinan
Selama dirawat diruangan tidak ada tindakan keperawatan yang bertentangan
dengan pola keyakinan yang dianut klien.
MK : Tidak ada
32
3.1.5 Sosial-Spiritual
3.1.5.1 Kemampuan Berkomunikasi
Klien mampu berkomunikasi dengan baik.
3.1.5.2 Bahasa Sehari-hari
Klien berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa banjar dan bahasa
indonesia
3.1.5.3 Hubungan dengan Keluarga
Baik, terlihat anak dan keluarga klien yang selalu mendampingi dan menjaga
klien selama di rumah sakit.
3.1.3.6 Hubungan dengan Teman/Petugas Kesehatan/Orang Lain
Baik, klien kooperatif dengan segala tindakan yang diberikan petugas kesehatan.
3.1.5.7 Orang Berarti/Terdekat
Anak-anaknya
3.1.5.8 Kebiasaan Menggunakan Waktu Luang
Klien menggunakan waktu luang hanya untuk beristirahat di tempat tidur.
3.1.5.9 Kegiatan Beribadah
Sebelum sakit : beribadah di Masjid dan Saat sakit : berdoa di tempat tidur
3.1.6 Data Penunjang
Tabel 1 Pemeriksaan Laboratorium
Dea Devega
NIM: 2015.C.07a.0642
34
Analisa Data
Berdasarkan data-data yang didapat dari hasil pengkajian maka dapat
dilakukan analisis data, yaitu.
Tabel Analisis Data
Data Subjektif dan Data
Kemungkinan Penyebab Masalah
Objektif
DS : Klien mengatakan sudah Infeksi bakteri Gangguan
BAB lebih dari 10 kali / hari. Keseimbangan
Menstimulus dinding usus cairan dan
DO : halus elektrolit
- Klien nampak lemah
- Turgor kulit menurun Peningkatan isi (rongga)
- Bibir klien nampak kering usus
- Konsistensi BAB cair
- Hasil pemeriksaan Hiperpristaltik
laboratorium menunjukkan
adanya bakteri E-Coli pada feses Peningkatan percepatan air
klien. dengan mukosa usus
- Balance Cairan= Intake –
Output – IWL = 990 – 500 – 84 Penyerapan air dan elektrolit
= 406 terganggu
Prioritas Masalah
Intervensi Keperawatan
Tabel Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
Gangguan Keseimbangan Setelah dilakukan tindakan1. Ukur tanda-tanda vital 1. Mengetahui keadaan umum
cairan dan elektrolit keperawatan 1x7 jam diharapkan klien
berhubungan dengan kebutuhan cairan dan elektrolit
Kaji tanda-tanda dehidrasi Memungkinkan terapi
kehingan cairan akibat diare klien terpenuhi. penggunaan cairan segera untuk
Kriteria hasil:
memperbaiki keseimbangan
1. – Klien nampak rileks
cairan.
2. – Bibir klien nampak lembab
3. – Turgor kulit membaik
Anjurkan keluarga bersama klien 2. Menambah cairan dan elektrolit
4. – Frekuensi BAB jadi 1x/hari
untuk minum air putih yang secara oral.
5. – Tanda-tanda vital dalam batas
banyak
normal
2. Berikan pendidikan kesehatan 3. Memotivasi keluarga dan klien
6. TD : 120/80 mmHg
tentang pentingnya cairan bagi agar dapat meningkatkan intake
7. N : 90x/menit
tubuh klien terhadap keluarga dan cairan pada klien.
8. S : 36ºC
klien.
9. RR : 20x/menit
Kolaborasi dengan tim medis 4. Mengganti cairan tubuh yang
dalam pemberian terapi cairan dan hilang.
obat.
37
Tanda tangan
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama Perawat
Selasa, 07 Diagnosa keperawatan 1 Selasa, 07 November 2017 / 13:00 WIB
November 2017 /
10:00 WIB 1. Mengukur tanda-tanda vital S : Klien mengatakan masih mencret-
2. Mengkaji tanda-tanda dehidrasi mencret (BAB) cair.
3. Menganjurkan keluarga bersama klien
untuk minum air putih yang banyak O:
4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang
- Klien nampak lemah
pentingnya cairan bagi tubuh klien terhadap
- Klien nampak tertidur
keluarga dan klien.
- Konsistensi BAB cair
5. Berkolaborasi dengan tim medis dalam
- Bibir klien nampak kering
pemberian terapi cairan dan obat.
- Turgor kulit menurun Dea Devega
Ringer Laktat 30 Tpm
- Hasil pemeriksaan laboratorium
Cefotaxim 1 x 1 mg
menunjukkan adanya bakteri E-Coli
pada feses klien.
- TTV :
RR : 20 x/menit TD : 110/70 mmHg
Nadi : 90x/m Suhu : 36oC
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan Intervensi
- Anjurkan keluarga bersama klien
39
Tanda tangan
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama Perawat
Selasa, 07 Diagnosa keperawatan 2 Selasa, 07 November 2017 / 14.00 WIB
November 2017 /
11:00 WIB 1. Mengkaji tingkat kemampuan toileting S : Klien mengatakan merasa nyaman
klien setelah dibersihakan bagian kemaluannya.
2. Menciptakan lingkungan yang aman
(tersedia pegangan) nyaman dan juga O:
privasi klien selama toileting.
- Klien nampak rileks
3. Melakukan tindakan vulva hygine. Dea Devega
- Klien terlihat lebih rapi
4. Melakukan tindakan bed making
- Klien nampak bersih
5. Memberikan pendidikan kesehatan
- Tempat tidur klien rapi dan bersih.
tentang pentingnya kebersihan diri serta
cara membersihkannya terhadap klien dan
keluarga. A : Masalah teratasi.
P : Hentikan Intervensi
40
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan dengan
mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai
permasalahan yang ada (Hidayat, 2008).
Pada kasus Ny H data yang ditemukan adalah Klien mengatakan BAB lebih
dari 10 kali dalam sehari, badan terasa lemas, perut terasa kram, berat badan
menurun, berat badan sebelumnya 40 Kg sesudah sakit 38 Kg tidak ada mual dan
muntah , RR 20 x/menit, suhu 36,0 °C N:90 x/menit TD:110/70 mmHg.
Pengkajian meliputi : Kepala : kulit kepala tampak bersih, rambut tidak mudah
dicabut. Mata: konjungtiva normal, kornea bening, pupil isokor. Hidung: tidak ada
secret. Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis. Dada:
bentuk simetris. Abdomend:tidak kembung, tidak teraba massa. Anus: tidak ada
haemoroid. Ektremitas: tidak ada kekakuan..
Menurut teori yang muncul pada pengkajian yang sering di temukan pada
klien dengan Diare Akut adalah BAB encer dengan frekuensi 4 kali atau lebih
dalam sehari, yang kadang disertai muntah, badan lesu atau lemah, panas, tidak
nafsu makan, darah dan lendir dalam kotoran. Rasa mual dan muntah-muntah,
demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula mengalami
sakit perut dan kejang perut, serta gejala- gejala lain seperti flu misalnya agak
demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit
kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi.
Berdasarkan data yang ditemukan pada Ny. H dalam pengkajian setelah di
analisis di temukan beberapa gejala yang sama seperti di teori yaitu: BAB lebih
dari 10 kali dalam sehari, badan terasa lemas, perut terasa kram, berat badan
menurun dan tidak ada di temukanya beberapa gejala seperti di teori yaitu panas,
tidak nafsu makan, darah dan lendir dalam kotoran, rasa mual dan muntah-
muntah,demam, penurunan nafsu makan.
Faktor pendukung yang di rasakan penulis dalam hal pengkajian adalah
adanya kerjasama pasien dan keluarga dalam memberikan waktu.
39
41
4.2 Perencanaan
Rencana keperawatan diartikan sebagai suatu kondisi dokumentasi tulisan
tangan dalam menyelesaikan masalah, tujuan, dan intervensi rencana keperawatan
pada pasien.
Prioritas keperawatan pada Diare adalah gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan Resiko peningkatan
suhu tubuh.
Pada kasus yang menjadi prioritas utama adalah gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap
diare yang dapat menyebabkan klien mengalami Syok Hipovolemik karena terlalu
banyak kehilangan cairan.
Prioritas kedua adalah Defisit perawatan diri berhubungan kelemahan yang
dimana dapat menyebabkan klien merasa tidak nyaman.
Faktor penghambat dalam menentukan intervensi keperawatan adalah
terbatasnya pengetahuan perawat dalam merencanakan asuhan keperawatan.
Faktor pendukung perencanaan adalah kebijaksanaan ruangan yang
memberikan keleluasaan pada penulis untuk melakukan aktivitas perawtan pasien.
4.4 Pelaksanaan
Pada kasus Ny. H penatalaksanaan asuhan keperawatan dikelola sesuai
rencana keperawatan yang telah disusun, berkolaborasi dengan tim dokter dalam
pemberian RL 30 tpm per IV agar kebutuhan cairan dan elektrolit klien terpenuhi,
dan juga pemberian antibiotik cefotaxime 3x 1mg yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya infeksi lebih lanjut dan membunuh bakteri.
Faktor pendukung dalam penatalaksanaan keperawatan adalah kerjasama
pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya.
4.5 Evaluasi
Menurut nursalam, Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi
proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan.
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
cairan akibat diare dapat teratasi sebagian setelah di berikan terapi RL per IV
30tpm dan klien tampak lebih nyaman.
43
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
5.1.1 Pengkajian
Pada pengkajian, tidak semua data yang muncul pada kasus sama dengan
teori.
Menurut teori yang muncul pada pengkajian yang sering di temukan pada
klien dengan Diare Akut adalah BAB encer dengan frekuensi 4 kali atau lebih
dalam sehari, yang kadang disertai muntah, badan lesu atau lemah, panas, tidak
nafsu makan, darah dan lendir dalam kotoran. Rasa mual dan muntah-
muntah,demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula
mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejala- gejala lain seperti flu
misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri
dan parasit kadang-kadangmenyebabkan tinja mengandung darah atau demam
tinggi. Sedangkan pada kasus data yang ditemukan adalah Klien mengatakan
BAB lebih dari 10 kali dalam sehari, badan terasa lemas, perut terasa kram.
Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan dengan
mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai
permasalahan yang ada.
Menurut teori penatalaksanaan medis pada pasien Diare yang bisa diberikan
berupa diare adalah pemberian cairan, dietetik (cara pemberian makanan) dan
obat-obatan. Pemberian cairan pada pasien diare dengan mempertahankan derajat
dehidrasi dan keadaan umum. Sedangkan pada kasus penatalaksanaan medis
yang dilakukan berupa pemasangan infus RL 30tpm, Injeksi cefotaxime , ranitidin
dan dexametason.
Fakor pendukung yang dirasakan penulis dalam hal pengkajian adalah
adanya kerjasama pada pasien dan keluarga dalam memberikan data.
5.1.2 Diagnosa Keperawatan
Dari tiga diagnosa menurut teori, hanya satu diagnosa keperawatan yang
sama dengan teori yaitu, Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
berhubungan dengan kehilangan cairan akibat diare
44
45
.
46
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Profesi Keperawatan
Laporan ini dapat memberi tambahan informasi tentang asuhan
keperawatan KDM pada Diare Akut. Dalam melakukan Asuhan Keperawatan
yang paling penting adalah membina hubungan saling percaya dengan klien.
5.2.2 Bagi Rumah Sakit
Sebagai sumber informasi bagi penentu kebijakan dalam upaya
meningkatkan program pelayanan asuhan keperawatan KDM pada Diare Akut.
5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah wawasan pembaca terutama untuk mahasiswa sebagai
masukan informasi tentang Asuhan Keperawatan KDM pada Diare Akut dan
dengan Asuhan Keperawatan KDM pada Diare Akut yang telah dilakukan oleh
penulis dapat kiranya menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi dari pendidikan
dalam mencetak sarjana yang profesional dalam bidangnya
5.2.4 Bagi Penulis
Agar mahasiswa dalam menghadapi kasus yang sama dapat memberikan
asuhan keperawatan yang lebih baik bagi klien yang mengalami Diare akut yang
di sertai gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
47
DAFTAR PUSTAKA
47