You are on page 1of 11

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

RAGAM KARYA ILMIAH

Disusun Oleh :

HANUNG FATHURROHMAN 155020301111048

VINDHI MONETA TANJUNG 155020301111056

MARIA ANTHEA HENED S 155020301111053

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2015/2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa Indonesia, sebagaimana bahasa pada umumnya, digunakan untuk
tujuan tertentu dan dalam konteks tertentu. Tujuan dan konteks ini akan
menentukan ragam bahasa indonesia yang harus digunakan. Seseorang yang
menggunakan bahasa Indonesia untuk orasi politik misalnya, akan menggunakan
ragam yang berbeda dari orang lain yang menggunakan untuk menyampaikan
khotbah Jum’at atau bahan kuliah. Mahasiswa disadarkan bahwa dalam dunia
akademik atau ilmiah, ragam bahasa Indonesia yang digunakan adalah ragam ilmiah,
baik dalam menulis karya ilmiahmaupun presentasi ilmiah. Kadang
kala,seseorang menggunakan bahasa yang tidak baku, dialek kedaerahan, bahasa
gaul seperti elo, gue, kaya’, dan lain-lain. Padahal dalam situasi resmi seperti
presentasi ilmiah, diskusi maupun pembicaran dilingkungan formal tidak cocok
digunakan.
Untuk memperdalam pemahaman mengenai bahasa Ilmiah maka kami
mengangkat sebuah judul makalah yaitu “Ragam Karya Ilmiah ”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan pokok
permasalahan sebagai berikut :

1.2.1 Apakah pengertian bahasa ragam ilmiah?


1.2.2 Bagaimanakah karakteristik bahasa ragam ilmiah?
1.2.3 Bagaimanakah ciri ragam bahasa ilmiah?
1.2.4 Bagaimanakah ragam bahasa pidato ilmiah?
1.2.5 Bagaimanakah penulisan karya ilmiah dengan ragam akademik?
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1.3.1 Mengetahui pengertian dari bahasa ragam karya ilmiah

1.3.2 Mengetahui karakteristik bahasa ragam karya ilmiah

1.3.3 Mengetahui Ciri ragam karya ilmiah


1.3.4 Memahami ragam bahasa pidato ilmiah

1.3.5 Memahami penulisan karya ilmiah dengan ragam akademik


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahasa Ragam Ilmiah
Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa
Indonesia yang digunakan dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah. Dimana
bahasa ragam ilmiah ini diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari
oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun
menurut metode (pendekatan rasional pendekatan empiris) dengan sistematika
penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya/ keilmiahannya. Sebagai bahasa yang digunakan untuk memaparkan
fakta, konsep, prinsip, teori, atau gabungan dari keempatnya, bahasa Indonesia
diharapkan dapat menjadi media yang efektif untuk komunikasi ilmiah, baik secara
tertulis maupun secara lisan.
B. Karakteristik Bahasa Ragam Ilmiah
a) Cendekia
Bahasa ilmiah itu mampu digunakan secara tepat untuk mengungkapkan
hasil berpikir logis. Bahasa yang cendekia mampu membentuk pernyataan yang
tepat dan seksama sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima
secara tepat oleh pembaca.
 Contoh A : Infeksi cendawan pembentuk mikoriza (CPM) akan mempengaruhi
serapan hara fosfor oleh tanaman inang melalui akar terutama tanaman yang
tumbuh pada tanah yang kekurangan fosfor yang dimungkinkan oleh adanya hifa
eksternal.
Contoh B : Infeksi cendawan pembentuk mikoriza (CPM) pada akar tanaman inang
akan meningkatkan serapan hara fosfor melalui hifa eksternalnya.
Kalimat pada contoh B secara jelas mampu menunjukkan hubungan sebab-
akibat tetapi tidak terungkap jelas pada contoh A.
 Contoh A: Karena sulit, maka pengambilan data dilakukan secara tidak langsung.
Contoh B : Karena sulit, pengambilan data dilakukan secara tidak langsung.
Kecendekiaan juga berhubungan dengan kecermatan memilih kata. Suatu kata
dipilih secara cermat apabila kata itu tidak mubazir, tidak rancu, dan bersifat
idiomatis. Pilihan kata maka dan bahwa pada contoh A termasuk mubazir.
 Contoh A : Hubungan rumusan masalah dengan simpulan tidak cocok.
Contoh B : Hubungan rumusan masalah dan simpulan tidak cocok.
Kata-kata yang barsifat idiomatis perlu dipilih secara cermat. Pilihan kata
idiomatis yang tidak cermat tampak pada contoh A.
b) Lugas dan Jelas
Bahasa Indonesia mampu menyampaikan gagasan ilmiah secara jelas dan
tepat. Untuk itu, setiap gagasan diungkapkan secara langsung sehingga akan
menghindari kesalah-pahaman dan kesalahan menafsirkan isi kalimat.
 Contoh A: Mahasiswa sering mendapatkan tugas yang tidak dapat dikatakan
ringan sehingga kemampuan berfikirnya menjadi berada di awing-awang.
Contoh B : Mahasiswa sering mendapatkan tugas yang berat sehingga kemampuan
berfikirnya menjadi menurun.
 Contoh A : Untuk mengetahui apakah baik dan buruknya pribadi seseorang dari
tingkah dan lakunya dalam sehari-hari.
Contoh B : Baik buruknya pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya
sehari-hari.
Contoh A tidak mampu mengungkapkan gagasan secara jelas, antara lain karena
kalimat terlalu panjang. Kalimat yang panjang itu manyebabkan kaburnya
hubungan antargagasan yang disampaikan.
c) Menghindari Kalimat Fragmentasi
Kalimat fragmentaris adalah kalimat yang belum selesai. Kalimat terjadi
antara lain karena adannya keinginan penulis menggunakan gagasan dalam
beberapa kalimat tanpa menyadari kesatuan gagasan yang diungkapkan.
 Contoh A : Harap dilaksanakan sebaik-baiknya (Kalimat Fragmentaris)
Contoh B : Tugas tersebut harap dilaksanakan sebaik-baiknya (Kalimat Lengkap)
d) Bertolak dari Gagasan
Penonjolan diarahkan pada gagasan atau hal yang diungkapkan dan tidak
pada penulis. Implikasinya, kalimat-kalimat yang digunakan didominasi oleh
kalimat pasif sehingga kalimat aktif dengan penulis sebagai pelaku perlu dihindari.
 Contoh A : Dari uraian tadi penulis dapat menyimpulkan bahwa menumbuhkan
dan membina anak berbakat sangat penting.
Contoh B : Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menumbuhkan dan
membina anak berbakat sangat penting.
Contoh kalimat A beroriantasi pada penulis. Contoh B berorientasi pada
gagasan.
e) Formal dan Objektif
Sifat formal dan objektif ditandai dengan kosa kata, bentukan kata, dan
kalimat. Kosakata yang digunakan bernada fornal da kalimat-kalimatnya
mengandung unsur yang lengkap.
 Contoh : Kata Formal Kata Informal
Membuat Bikin
Hanya Cuma
Memberi Kasi
 Contoh A : Abstrak artikel harus ditulis dalam sebuah paragraf. Penelitian pasti
diawali adanya masalah.
Contoh B : Abstrak artikel ditulis dalam sebuah paragraph. Penelitian diawali
adanya masalah.
Kata-kata yang menunjukkan sikap ekstrim dapat memberi kesan subjektif dan
emosional. Kata-kata seperti harus, wajib, tidak mungkin tidak, pasti, dan selalu
perlu dihindari. Penulisan kalimat A berikut perlu dihindari karena barsifat
subjektif/emosional.
f) Ringkas dan Padat
Sifat ringkas dan padat direalisasikan dengan tidak adanya unsur-unsur
bahasa yang mubazir. Itu berarti menuntut adanya penggunaan bahasa yang hemat.
 Contoh A : Nilai etis di atas menjadi pedoman bagi setiap warga negara Indonesia.
Contoh B : Nilai etis sebagaimana tersebut pada paparan di atas menjadi pedoman
dan dasar pegangan hidup dan kehidupan bagi setiap warg/a negara Indonesia.
Contoh A berikut termasuk bahasa ilmiah yang ringkas/padat. Hadirnya kata
yang bercetak miring pada kalimat B tidak memberi tambahan makna yang berarti.
Dengan demikian, hadirnya kata-kata tersebut mubazir.
g) Konsisten
Unsur bahasa dan ejaan dalam bahasa tulis ilmiah digunakan secara konsisten.
Sekali sebuah unsur bahasa, tanda baca, tanda-tanda lain, dan istilah digunakan
sesuai dengan kaidah, itu semua selanjutnya digunakan secara konsisten.
 Contoh : kata tugas untuk digunakan untuk mengantarkan tujuan dan kata tugas
bagi mengantarkan objek.
C. Ciri Ragam Bahasa Ilmiah
1. Struktur kalimat jelas dan bermakna lugas.
2. Struktur wacana bersifat formal, mengacu pada standar konvensi naskah.
3. Singkat, berisi analisis dan pembuktian, menyajikan konsep secara lengkap.
4. Cermat dalam menggunakan unsur baku (istilah/kata), ejaan, bentuk kata, kalimat,
paragraf, wacana.
5. Cermat dan konsisten menggunakan penalaran dari penentuan topik, pendahuluan,
deskripsi teori, deskripsi data, analisis data, hasil analisis sampai dengan
kesimpulan dan saran.
6. Menggunakan istilah khusus yang bersifat teknis dalam bidang ilmu tertentu.
7. Objektif dapat diukur kebenarannya secara terbuka oleh umum, menghindarkan
bentuk persona dan ungkapan subjektif.
8. Konsisten dalam pembahasan topik, pengendalian variabel, tujuan, penalaran,
istilah, sudut pandang, pendahuluan, landasan teori, deskripsi data, analisis data,
hasil analisis, sampai dengan kesimpulan dan saran.
D. Ragam Bahasa Pidato Ilmiah (Presentasi Ilmiah)
Ragam pidato ilmiah terdiri atas beberapa jenis, antara lain: presentasi makalah
ilmiah, presentasi skripsi, presentasi tesis, presentasi disertasi dan pidato
pengukuhan guru besar. Penulisan makalah ilmiah dilanjutkan dengan presentasi,
diskusi dan tanya jawab. Adapun penulisan skripsi, tesis dan disertasi dilanjutkan
dengan presentasi, pertanyaan ujian, dan diakhiri dengan penentuan kelulusan.
Untuk mendapat hasil yang optimal, seorang presenter ilmiah harus
memperhatikan beberapa hal, yaitu:
a. Etika ilmiah, makdsunya bahwa seseorang presenter ilmiah (1) harus menggunakan
ragam bahasa ilmiah, (2) penalaran ilmiah, (3) bersikap obejktif, (4) menggunakan
kalimat yang terukur kebenarannya, (5) mematuhi aturan formal presentasi, (6)
mempresentasikan seluruh materi (secara singkat) sesuai dengan waktu yang
ditentukan, (7) mengutip konsep, data, dan pendapat dengan menyebutkan
sumbernya, (8) mengutip data yang relevan dengan pembuktian, (9) tidak
mempresentasikan masteri di luar bahasa karya ilmiah, (10) dapat menjawab
pertanyaan pendengar atau penguji atas bahasa materi, konsep, data, kata, istilah,
penalaran, pembuktian, konsekuensi logis dari karya ilmiahnya, (11) mencermati
setiap respon pendengar (penguji).
b. Ketentuan lembaga (universitas), yaitu (1) mengikuti format penulisan sesuai
dengan ketentuan lembaga atau universitas, (2) mengikuti produser (aturan) yang
berlaku pada lembaga atau universitas, (3) mengikuti sistem yang berlaku pada
lembaga atau universitas.
c. Kemampuan personal, yakni, (1) bersikap simpatik, sopan dan hormat kepada
pendengar (penguji), (2) bersikap santun dalam setiap tutur kata, tidak
menunjukkan kemampuan diri berlebiha, (3) menghindari subjektivitas dengan
menggunakan akau, saya rasa, saya pikir, dan lain-lain. Sebaiknya seseorang
presenter menggunakan kata pengalaman membuktikan ..., uji coba menunjukkan,
dan lain-lain, (4) berpakaian sopan, (5) menunjukkan sikap positif, serius, cermat,
dan percaya diri.
d. Kemampuan teknis, yakni (1) menganalisis data primer dan sekundewr, baik
kualitatif maupaun kuantitatif, (2) mengaplikasikan penggunaan pustaka, (3)
melengkapi pembuktian (sumber) teori, (4) menggunakan saran visual seperti,
LCD, OHP, peraga, dan data (dokumen), (5) memvisualkan data pendukung
gambar, grafik, atau data lain yang relevan.
Ketika melakukan presentasi ilmiah, presenter juga dituntut untuk berusaha
sekiuat tenaga agar bahasa Indonesia ilmiah sebagaimana yang dikemukakan di
atas. Sementara itu, beberapa fasilitas dalam penggunaan bahasa lisan tetap dapat
dimanfaatkan, misalnya adanya kesempatan untuk mengulang-ulang, menekankan
dengan menggunakan intonasi, jeda, dan unsur intonasi lainnya.
Contoh pidato presentasi skipsi:
Bapak-bapak, ibu-ibu, dan saudara-saudara yang saya hormati,
Perkenanakan saya memaparkan skripsi saya secara ringkas!
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penjualan Saham terhadap Laba Usaha pada PT BNI
Cabang Makassar tahun 2007”. Skripsi ini memasahkan bagaimana pengaruh
penjualana saham terhadap laba usaha pada perusahaan tersebut sejak 1 Juli hingga
31 Desember 2007. Penjualan saham merupakan variabel bebas dan laba usaha
merupakan variabel terikat.
Kajian teoritik bersumber pada data sekunder yang diperoleh melalui buku, jurnal,
ensiklopedia, website, dan beberapa laporan penelitian dalam bahasan yang sejalan
dengan topik ini. Kajian ini menggunakan sumber data yang diterbitkan pada
tahuan 2006-2007. Kajian ini dideskripsikan dalam Bab II Deskripsi Teori.
Berdasarkan kajian teoritik tersebut dilakukan pengumpulan data di lapangan,
yaitu kantor PT BNI Cabang Makassar dan di kantor-kantor cabang pembantu
lainnya untuk mendapatkan data prmier. Data ini dikumpulkan sejak tanggal 1 juli
sampai dengan 31 Desember 2007. Data ini diperoleh melalui observasi, angket,
wawancara, dan melalui website. Data ini dideskripsikan dalam Bab V Deskripsi
Data, Analisis, dan Hasil Analisis Data. Selanjutnya, data ini dianalisis secara
deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahawa penjualan saham terhadap laba
usaha memenngaruhi secara signifikan. Sebagai kesimpulan bahwa penjualan
saham berpengaruh secara positif terhadap laba usaha.
E. Ragam Ilmiah dalam Menulis Akademik
Menggunakan bahasa Indonesia ragam ilmiah dalam menulis dan presentasi
ilmiah berarti memanfaatkan potensi bahasa Indonesia untuk memaparkan fakta,
konsep, prinsip, teori atau gabungan dari keempat hal tersebut, serta hasil penelitian
secara tertulis dan lisan. Itu berarti bahwa pada saat menulis tulisan ilmiah, penulis
harus berusaha keras agar bahasa Indonesia yang digunakan benar-benar
menunjukkan sifat yang cendekia, lugas dan jelas, mengindari kalimat yang
fragmentasi, bertolak dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat, dan
konsisten. Sifat-sifat bahasa Indonesia yang demikian ditampakkan pada pilihan
kata, pengembangan kalimat, pengembangan paragraf, kecermatan dalam
menggunakan ejaan, dan aspek-aspek lainnya.
Contoh : Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial
yang lain, kegiatan berbahasa baru dapat terwujud apabila manusia terlibat di
dalamnya. Di dalam berbicara, pembicara dan lawan bicara sama-sama menyadari
bahwa ada kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya,
inpterpretasi-interpretasi lainnya terhadap tindakan lawan bicara. Setiap peserta
penutur bertanggung jawab atas tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah
kebahasaan yang dilakukan dalam interaksi lingual itu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa
Indonesia yang digunakan dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah.
Dimana bahasa ragam ilmiah ini diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan
didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu,
disusun menurut metode (pendekatan rasional pendekatan empiris) dengan
sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya. Bahasa ragam ilmiah
memiliki ciri khas yakni cendekia, lugas dan jelas, menghindari kalimat
fragmentaris, bertolak dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat,
dan konsisten. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, seorang presenter
ilmiah harus memperhatikan beberapa hal, yaitu : etika ilmiah, ketentuan
lembaga (universitas), kemampuan personal, dan kemampuan
teknis. Menggunaan bahasa Indonesia ragam ilmiah dalam menulis dan
presentasi ilmiah berarti memanfaatkan potensi bahasa Indonesia untuk
memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan dari keempat hal
tersebut, serta hasil penelitian secara tertulis dan lisan.

You might also like