You are on page 1of 30

1

DAFTAR ISI

DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………………………………………………………………………….1

BAB 1………………………………………………………………………………………………………………………………………………….2

A.TUJUAN………………………………………………………………………………………………………………………........2

B. RUANG LINGKUP………………………………………………………………………………………………………..........2

C. DEFINISI……………………………………………………………………………………………………………………..........3

BAB 2…………………………………………………………………………………………………………………………………………….......5

A. PENGENDALIAN………………………………………………………………………………………………………….......5
B. KEKUASAAN………………………………………………………………………………………………………………….....5
C. IMBAL HASIL…………………………………………………………………………………………………………………....7
D. HUBUNGAN ANTARA KEKUASAAN DAN IMBAL HASIL…………………………………………………......7
E. KEPENTINGAN NONPENGENDALI……………………………………………………………………………….......8
F. KEHILANGAN PENGENDALI……………………………………………………………………………………………….9
G. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI………………………………………………………....10
H. PERSYARATAN AKUNTANSI DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI………………………………………………………………………………………………………………….11
I. PENENTUAN APAKAH ENTITAS ADALAH ENTITAS INVESTASI…………………………………………..23
J. ENTITAS INVESTASI PENGECUALIAN TERHADAP KONSOLIDASI……………………………………….24
K. HAK SUBSTANTIF…………………………………………………………………………………………………………….24
L. WARALABA……………………………………………………………………………………………………………………..25
M. HAK SUARA……………………………………………………………………………………………………………………..26

BAB 3………………………………………………………………………………………………………………………………………………….29

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………………………….30
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan

Tujuan dari pernyataan ini adalah Menetapkan prinsip penyusunan dan penyajian laporan
keuangan konsolidasian ketika entitas mengendalikan satu atau lebih entitas lain. Untuk
mencapai tujuan dalam pernyataan ini:
1. Mensyaratkan entitas (entitas induk)nyang mengedalikan satu atau lebih entitas
lain(entitas anak) untuk menyajikan laporan keuangankonsolidasi.
2. Mendefinisikan prinsip pengendalian (control) dan menetapkan pengendalian sebagai
dasar konsolidasi.
3. Menetapkan bagaimana cara merapkan prinsip pengendalian untuk mengindentifikasi
apakah investor mengendalikan investee sehingga investor harus mengonsolidasi investee
4. Menetapkan persyaratan akuntansi untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi
5. Mendefinisikan entitas investasi dan menetapkan pengecualian untuk mengonsolidasikan
entitas anak tertentu dari entitas investasi.
Pernyataan ini juga diterapkan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak,
pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika suatu entitas menyajikan laporan
keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan.

B. Ruang Lingkup
Entitas yang merupakan entitas induk menyajikan laporan keuangan konsolidasian.
Pernyataan ini berlaku untuk seluruh entitas, kecuali: program imbalan pascakerja atau program
imbalan kerja jangka panjang lain yang diatur dalam PSAK 24: Imbalan Kerja. Pernyataan ini
juga pada entitas induk yang menyajikan laporan keuangan tersendiri dalam mencatat investasi
pada entitas anak, ventura bersama, dan entitas asosiasi
entitas investasi tidak perlu menyajikan laporan keuangan konsolidasian jika entitas investasi
disyaratkan untuk mengukur seluruh entitas anaknya pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai
dengan paragraf 31.
3

C. Definisi

Istilah berikut ini digunakan dalam Pernyataan ini dengan arti spesifik:

1. Laporan Keuangan Tersendiri adalah laporan keuangan yang disajikan oleh entitas
induk yang mencatat entitas anak, asosiasi dan ventura bersama berdasarkan biaya
perolehan atau sesuai dengan Psak 55.
2. Aktivitas relevan adalah aktivitas investeeyang secara signifikan mempengaruhi imbal
hasil investee.
3. Entitas anak adalah entitas yang dikendalikan oleh entitas lain.

4. Entitas induk adalah entitas yang mengendalikan satu atau lebih entitas.

5. Entitas investasi adalah entitas yang :


a. memperoleh dana dari satu atau lebih investor dengan tujuan memberikan
investortersebut jasa manajemen investasi’
b. menyatakan komitmen kepada investorbahwa tujuan bisnisnya adalah untuk
menginvestasikan dana yang semata-mata untuk memperoleh imbal hasil dari
kenaikan nilai modal, penghasilan investasi, atau keduanya.
c. dan mengukur dan mengevaluasi kinerja dari seluruh investasinya yang substansial
berdasarkan pada nilai wajar.
6. Hak pencabutan adalah adalah hak untuk mencabut kewenangan pengambilan
keputusan yang dimiliki oleh pengambil keputusan.
7. Hak Protektif adalah hak yang didesain untuk melindungi kepentingan pihak pemegang
hak protektif tanpa memberikan kekuasaan kepada pihak tersebut atas entitas dimana hak
tersebut terkait.
8. Kekuasaan adalah hak yang ada saat ini yang memberikan kemampuan kini untuk
mengarahkan aktivitas relevan.
9. Kelompok Usaha adalah suatu entitas induk dan entitas anaknya.
10. Kepentingan Non Pengendali adalah ekuitas entitas anak yang tidak dapat diatribusikan
secara langsung atau tidak langsung kepada entitas induk
4

11. Laporan Keuangan Konsolidasi adalah laporan keuangan suatu kelompok usaha yang
didalamnya aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas entitas induk dan
konsolidasian entitas anak disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal.
12. Pengambilan Keputusan adalah Entitas dengan hak pengambilan keputusan merupakan
prinsipal maupun agen untuk pihak lain.
13. Pengendalian atas investee adalah Investor mengendalikan investee ketika
investorterekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan
investeedan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui
kekuasaannya atas investee.
5

BAB 2
LANDASAN TEORI
Investor mempertimbangkan seluruh fakta seluruh fakta dan keadaan ketika menilai
apakah investor mengendalikan investee. Investor menilai kembali apakah investor
mengendalikan investee jika fakta dadn keadaan mengindikasikan adanya perubahan terhadap
satu atau lebih dari tiga elemen pengendalian yang disebutkan dalam paragraph 07 (lihat
paragraph PP80-PP85).
Dua atau lebih investor secara kolektif mengendalikan investee ketika mereka harus bertindaka
secara bersama-sama untuk mengarahkan aktivitas relevan. Dalam kasus tersebut karena tidak
ada investor yang dapat mengarahkan aktivitas tanpa kerja sama dengan investor mencatat
kepentingannya dalam investee sesuai dengan SAK yang relevan, seperti PSAK 66: PSAK 55:
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

A. PENGENDALIAN
Investor, terlepas dari sifat keterlibatannya dengan entitas (investee), menentukan apakah
investor merupakan entitas induk dengan menaksir apakah investor tersebut mengendalikan
investee. Investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau memiliki hak atas imbal
hasil variable dari keterlibatannya dengan investee dan memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaanya atas investee. Investor mengendalikan
investee jika dan hanya jika investor memiliki seluruh hal berikut ini:
a. kekuasaan atas investee (lihat paragraf 10–14);
b. eksposur atau hak atas imbal hasil variable dari keterlibatannya dengan investee (lihat
paragraf 15 dan 16); dan
b. kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi
jumlah imbal hasil investor(lihat paragraf 17 dan 18).

B. KEKUASAAN
Investor memiliki kekuasaan atas investee ketika investor memiliki hak yang ada saat ini
yang member investor tersebut kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relevan, yaitu
aktivitas yang secara signifikan mempengaruhi imbal hasil investee.
6

Kekuasaan timbul dari hak. Terkadang, menilai kekuasaan sangat mudah seperti ketika
kekuasaan atas investee di peroleh secara langsung dan semata-mata dari hak suara yang
diberikan oleh instrument ekuitas seperti saham, dan dapat dinilai dengan
mempertimbangkan hak suara dari pemegang saham. Dalam kasus ini, penilaian akan lebih
komplek dan mensyaratkan lebih dari satu factor yang harus mempertimbangkan, sebagai
contoh ketika kekuasaan berasal dari satu atau lebih pengaturan kontraktual.
Investor dengan kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relevan memiliki
kekuasaan meskipun hak untuk mengarahkan belum dilaksanakan. Bukti bahwa investor
telah mengarahkan aktivitas relevan dapat membantu menentukan apakah investor memiliki
kekuasaan, namun bukti tersebut tidak dengan sendirinya dapat menyakinkan dalam
menentukan apakah investor memiliki keuasaan atas investee.
Jika Masing-masing dari dua atau lebih investor memiliki hak yang ada saat ini yang
memberi mereka kemampuan sepihak untuk mengarakan aktivitas relevan yang berbeda
maka investor yang memiliki kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas yang paling
mempengaruhi imbal hasil investee secara signifikan, memiliki kekuasaan atas investee.
Investor dapat memiliki kekuasaan atau investee meskipun entitas lain memiliki hak yang
ada saat ini yang memberi mereka kemampuan kini untuk berpartisipasi dalam
mengarahkan aktivitas relevan, Sebagai contoh ketika entitas lain memiliki pengaruh
signifikan . Akan tetapi, investor yang hanya memiliki hak protektif tidak memiliki
kekuasaan atas investee (Lihat paragraph PP26-PP28), dan sebagai akibatnya tidak
mengendalikan investee.
Contoh hak protektif termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
1. Hak pemberi pinjaman untuk membatasi peminjaman dalam melakukan aktivitas yang
dapat secara signifikan mengubah risiko kredit peminjaman yang dapat menyebabkan
kerugian pemberi pinjaman.
2. Hak pemilik kepentingan nonpengendali dalam investee untuk menyetujui pengeluaran
modal yang lebih besar dari yang diperlukan dalam kegiatan usaha normal atau untuk
menyetujui penertiban instrument ekuitas atau utang.
3. Hak pemberi pinjaman untuk mengambil alih asset dari peminjam jika peminjam gagal
memenuhi ketentuan spesifik pembayaran kembali utang.
7

C. IMBAL HASIL
Investor terekspos atas imbal hasil variable dengan investee, ketika imbal hasil investor dari
keterlibatannya tersebut berpotensi untuk bervariasi sebagai akibat dari kinerja investeeImbal
hasil investor dapat hanya positif, hanya negatif atau positif dan negative.
Meskipun hanya satu investor yang dapat mengendalikan investee, lebih dari satu
pihakdapat berbagi imbal hasil investee. Sebagai contoh, pemilik kepentingan nonpengendali
dapat berbagi laba atau distribusi dari investee.

D. HUBUNGAN ANTARA KEKUASAAN DAN IMBAL HASIL


Investor mengendalikan investee jika investor tidak hanya memiliki kekuasaan atas investee
dan aksposur atau hak atas imbal hasil variable dari keterikatannya dengan investee, tetapi juga
memiliki kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya dalam mempengaruhi imbal hasil
investor dari keterlibatannya dengan investee.
Dengan Demikian, Investor yang memiliki hak pengambilan keputusan menetukan apakah
investor tersebut berindak sebagai principal atau agen. Investor yang bertindak sebagai agen,
sesuai dengan paragraph PP58-PP72, tidak mengendalikan investee ketika investor tersebut
melaksanakan hak pengembilan keputusan yang didelegasikan kepada investor tersebut.
Investor memiliki kekuasaan dimana ketika investor, dengan hak pengambilan keputusan
atau sebagai pengambil keputusan, menilai apakah investor mengendalikan investee, investo
menentukan apakah apakah investor tersebut principal atau agen. Investor juga menetukan
apakah entitas lain dengan hak pengambilan keputusan bertindak sebagai agen untuk investor
tersebut.
Agen adalah pihak yang terikat kontrak terutama untuk bertindak atas nama untuk
kepentingan pihak lain (principal) dan oleh karena itu, tidak mengendalikan investee ketika agen
melaksanakan wewenang pengambilan keputusannya (Lihat paragraph 17 dan 18). Dengan
demikian, terkadang kekuasaan principal mungkin dimiliki dan dilaksanakan oleh agen, tetapi
atas nama principal. Pengembil keputusan bukan merupakan agen hanya karena puhak lain dapat
memperoleh manfaat dari keputusan yang diambilnya.
Dalam mengevaluasi eksposurnya terhadap variabilitas imbal hasil yang berasal dari
kepentingan lain dalam investee, pengambil keputusan mempertimbangkan hal berikut:
8

1. Semakin besar jumlah dai, dan variabilitas yang terkait dengan, kepentingan
ekonominya, dengan mempertimbakan remunerasi dan kepentingan lain secara
gabungan, semakin besar kemungkinan bahwa pengambil keputusan adalah principal.
2. Apakah eksposurnya terhadap variabilitas imbal hasil berbeda dari eksposur investor
lain dan, jika demikian, apakah eksposur tersebut mempengaruhi tindakannya. Sebagai
contoh, hal ini mungkin terjadi ketika pengembil keputusan memiliki kepentingan
subordinasi dalam investee atau memberikan peningkatan kualitas kredit kepda investee.

E. KEPENTINGAN NONPENGENDALI
Entitas induk menyajikan kepentingan nonpengendali di ekuitas dalam laporan keuangan
posisi keuangan komsolidasian, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk.
Perubahan dalam bagian pemilikan entitas induk pada entitas anak yang hilang
mengakibatkan hilangnya pengendalian entitas induk pada entitas induk pada entitas anak
adalah transaksi ekuitas (yaitu transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik).
Menetapkan pedoman akuntansi untuk kepentingan mempengauhi dalam laporan
keuangan konsolidasi dimana entitas mengatribusikan laba rugi dan setiap komponen dari
penghasilan komprehensif lain kepada pemilik entitas induk dan kepentingan nonpengendali.
Entitas juga mengatribusikan total pengahsilan komprehensif lain kepada pemilik entitas
induk dan kepentingan nonpengendali meskipun hal tersebut mengakibatkan kepentingan
nonpengendali memiliki saldo deficit.
Perubahan proporsi kepemilikan oleh kepentingan nonpengendali ketika proporsi ekuitas
yang dimiliki oleh kepentingan nonpengendalu berubah, entitas menyesuaikan jumlah
tercatat kepentingan pengendali dan kepentingan nonpengendali untuk mencerminkan
perubahan kepemilikan relatifnya dalam entitas anak. Entitas tersebut mengakui secara
langsung dalam ekuitas setiap Perbedaan antara jumlah tercatat kepentingan nonpengendali
yang disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang dibayar atau diterima dan
mengatribusikannya kepada pemilik entitas induk.
9

F. KEHILANGAN PENGENDALI.
Jika entitas induk kehilangan pengendalian pada entitas amak, maka entitas induk:
1. Menghentikan pengakuan asset dan liabilitas entitas anak-anak terdahulu dari laporan
posisi keuangan konsolidasian.
2. Mengakui sisa investasi pada entitas tedahulu pada nilai wajarnya pada tanggal
hilangnya pengendalian dan selanjutnya mencatat sisa investasi tersebut dan setiap
jumlah terutang oleh atau kepada entitas anak terdahulu sesuai dengan SAK . Nilai
wajar tersebut dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal asset keuangan
sesuai dengan PSAK 55: Instrumen: Pengakuan dan Pengukuran atau (jika sesuai)
biaya perolehan pada saat pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi atau ventura
bersama
3. Mengakui keuntungan atau kerugian terkait dengan hilangnya pengendalian yang
dapat diatribusikan pada kepentingan pengendali terdahulu.

Pedoman akuntansi menetapkan pedoman kehilangan pengedalian dimana Entitas induk


mungkin kehilangan pengendalian atas entitas anak dalam dua atau lebih pengaturan
(transaksi). Akan tetapi terkadang beberapa keadaan mengindikasikan bahwa lebih dari satu
pengaturan seharusnya dicatat sebagai transaksi tunggal. Dalam menentukan apakah
pengaturan tersebut dicatat sebagai transaksi tunggal, entitas induk mempertimbangkan
seluruh syarat dan ketentuan pengaturan dan dampak ekonomiknya . Satu atau lebih hal
berikutnya ini mengindikasikan bahwa entitas induk mencatat lebih dari satu pengaturan
sebagai transaksi tunggal:
1. Pengaturan tersebut disepakti pada waktu yang sama atau terkait satu dengan yang
lain.
2. Pengaturan tesebut membentuk suatu transaksi tunggal yang didesain untuk mecapai
suatu dampak komersial secara keseluruhan.
3. Terjadinya satu pengaturan bergantung pada terjadinya perjanjian lain.
4. Satu pengaturan yang berdiri sendiri tidak dijustifikasi secara ekonomi, tetapi
pengaturan tersebut dapat diijustifikasi secara ekonomi jika bergabung dengan
pengaturan lain. Contohnya, ketika saham dijual dibawah harga pasar dan
dikompensasikan dengan penjualan berikutnya diatas harga pasar.
10

Jika entitas induk kehilangan pengendalian atas entitas anak, maka entitas induk mencatat
seluruh jumlah yang diakui sebelumnya dalam penghasilan komprehensif lain yang tekait
dengan entitas anak tersebut dengan dasar yang sama yang diisyaratkan jika entitas induk telah
melepaskan secara langsung asset dan liabilitas terkait. Oleh karena itu, jika keuntungan dan
kerugian yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain, akan direklasifikasi ke
laba rugi atas pelepasan asset da liabilitas yang terkait, maka entitas induk mengreklasifikasikan
keuntungan atau kerugian dai ekuitas laba rugi (sebagai penyesuain reklasifikasi) ketika entitas
induk kehilangan pengendalian atas entitas anak. Jika surplus revaluasi yang sebelumnya diakui
dalam penghasilan komprehensif lain akan diahlikan secara langsung ke saldo laba atas
pelepasan asset, maka entitas induk mengahlian surplus revaluasi tersebut secara langsung ke
saldo laba ketika entitas induk kehilangan pengendalian atas entitas anak.

G. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI


Laporan keuangan tersendiri disusun sesuai dengan SAK yang berlaku, kecuali jika
entitas induk menyusun laporan keuangan tersendiri, maka entitas induk tersebut mencatat
investasi pada entitas anak, ventura bersama dan entitas asosiasi pada:
1. Biaya perolehan
2. Sesuai PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan pengukuran
3. Menggunakan metode ekuitas sebagaimana dideskripsikan dalam PSAK 15:Investasi
pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama.
Entitas induk menerapkan akuntansi yang sama untuk setiap kategori investasi. Investasi
yang dicatat pada biaya perolehan atau menggunakan meoted ekuitas dicatat sesuai dengan
PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan ketika
investasi tersebut diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau untuk didistribusikan (atau
termasuk kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau untuk
didistribusikan). Pengukuran investasi yang dicatat sesuai dengan PSAK 55 tidak berubah dalam
keadaan yang demikian.
Jika entitas induk juga bertindak sebagai investor atau venture memilih, sesuai dengan
PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama paragraph 18, untuk mengukur
investasinya dalam entitas assosiasi atau ventura bersama pada nilai wajar melalui laba rugi
11

sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan pengukuran, maka entitas juga
mencatat investasi tersebut dengan cara yang sama dalam laporan keuangan tersendirinya.
Ketika entitas induk berhenti menjadi entitas investasi, maka ntitas mencatat perubahan
dari tanggal ketika perubahan status tersebut terjadi entitas mencatat investasi pada entitas anak
sesuai dengan paragraph 10. Tanggal perubahan status diperlakukan sebagai tangga akuisisi
bawaan. Nilai wajar entitas anak pada tanggal akuisisi bawaan merepresentasikan imbalan
bawaan yang dialihkan ketika mencatat investasi.
Dividen dari entitas anak, ventura bersama atau entitas asosiasi diakui dalam laporan
keuangan tersendiri entitas tersebut ketika hak entitas tersebut untuk menerima dividen
ditetapkan. Dividen diakui dalam laba rugi, kecuali jika entitas tersebut memilih menggunakan
metode ekuitas, dimana dividen tersebut diakui sebagai pengurang jumlah tercatat investasi.
Ketika entitas induk mengorganisasi struktur kelompok usahanya dengan membentuk
suatu entitas induk baru sebagai entitas induk yang memenuhi criteria :
1. Entitas induk baru memperoleh pengendalian atas entitas induk awal dengan
menerbitkan instrument ekuitas yang ditukarkan dengan instrument ekuitas entitas
induk awal.
2. Aset dan liabilitas kelompok usaha baru dan kelompok usaha awal adalah sama
segera sebelum dan setelah reorganisasi
3. Pemilik entitas induk awal sebelum reorganisasi memiliki kepentingan yang sama
secara absolute dan relative atas asset neto kelompok usaha awal dan kelompok usaha
baru segera sebelum dan setelah reorganisasi.
Dan entitas induk baru mencatat investasinya dalam entitas awal sesuai dengan
paragraph 10, dalam laporan keuangan tersendiri, maka entitas induk baru mengukur
biaya perolehan pada nilai tercatat atas bagiannya atas pos-pos ekuitas dalam laporan
keuangan tersendiri entitas induk awak dan kelompok usaha awal merujuk pada
entitas awal.

H. PERSYARATAN AKUNTANSI DALAM PENYUSUNAN LAPORAN


KEUANGAN KONSOLIDASI
Entitas induk menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan menggunakan kebijakan
akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa.
12

Konsolidasi atas investee dimulai sejak tanggal investor memperoleh pengendalian atas
investee dan berakhir ketika investor kehilangan pengendalian atas investee.
Menetapkan pedoman penyusunan laporan keuangan konsolidasi dengan prosedur
konsolidasi :
1. Menggabungkan asset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas sejenis dai
entitas induk dengan entitas anaknya.
2. Menghapus (mengeliminasi) jumlah tercatat dari investasi entitas induk di setiap entitas
anak dan bagian entitas induk pada ekuitas setiap entitas anak (PSAK 22: Kombinasi anak
dan bagian entitas induk pada ekuitas setiap entitas anak (PSAK 22: Kombinasi Bisnis
menjelaskan bagaiamana menghitung setiap goodwill terkait)
3. Mengeliminasi secara penuh asset dan liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas
dalam intra kelompok usaha terkait dengan transaksi dalam kelompok usaha (laba atau rugi
yang timbul dari transaksi dalam kelompok usaha yang diakui dalam asset, seperti
persediaan dan asset tetap, dieliminasi seluruhnya). Kerugian dalam kelompok usaha
mengindikasikan adanya penurunan nilai yang mensyaratkan pengakuan dalam laporan
keuangan konsolidasian. PSAK 46: Pajak penghasilan diterapkan untuk perbedaan
temporerer sebagai akibat penghapusan laba dan rugi yang timbul dari transaksi dalam
kelompok usaha.
Pada Tanggal Pelaporan Laporan Keuangan entitas induk dan entitas anaknya yang
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian memiliki tanggal pelaporan yang
sama. Ketika akhir perode pelaporan entitas induk berbeda dengan entitas anak, entitas anak
menyusun, untuk tujuan konsolidasi, infomasi keuangan tambahan pada tanggal yang sama
dengan laporan keuangan entitas induk untuk memungkinkan entitas induk mengonsolidasi
informasi keuangan entitas anak, kecuali tidak praktis.

Ilustrasi - Konsolidasi < 100% Kepemilikan

1. Power Corporation mengakuisisi 75 % kepemilikan Best Company pada 1 January 20X8


sebesar $96.000.
13

2. Pada tanggal tersebut nilai wajar kepentingan nonpengendali (noncontrolling interest)


sebesar $32.000.
3. Nilai buku aset bersih (net assets) Best pada tanggal akuisisi adalah $100.000.
4. Nilai buku dan nilai wajar aset bersih dan liabilitas Best’s adalah sama kecuali untuk
bangungan dan peralatan (buildings and equipment) dimana nilai wajarnya lebih besar
$20.000 dibandingkan nilai bukunya.
5. Bangunan dan peralatan disusutkan dengan garis lurus selama 10 tahun.
6. Pada 31 Desember 20X8, manajemen Power menurunkan nilai goodwill menjadi $2.500.
Goodwill and penurunan goodwill dialokasikan ke kepentingan pengendali dan
nonpengendali secara proporsional
14
15
16
17
18

Ilustrasi Eliminasi Laba Atau Rugi yang Timbul Dari Transaksi Intra Kelompok Usaha Yang
Diakui Dalam Aset Tetap
1. PT Firda membeli 60% saham biasa PT Mindanao pada tanggal 1Januari 20X1 pada nilai
bukunya.
2. Pada tanggal 1 Januari 20X5, PT Firda menerima kas sebesar Rp 245.000.000 dari PT
Mindanao untuk truk milik PT Firda yang dulunya dibeli pada tanggal 1 Januari 20X2
seharga Rp 300.000.000. T
3. Truk tersebut diekspektasi mempunyai masa manfaat 10 tahun tanpa nilai sisa. Kedua
perusahaan menyusutkan truk dengan garis lurus
Diminta;
1. buatlah jurnal umum oleh PT Firda dan PT Mindanao pada tahun 2005 terkait transfer truk
tersebut
2. buatlah jurnal eliminasi pada tanggal 31 desember 20x5
19
20

Ilustrasi Eliminasi Laba atau Rugi yang Timbul dari Transaksi Intra Kelompok Usaha yang
Diakui dalam Persediaan.

1. PT Norma membeli 90% saham PT Oloan pada tahun 20x1. selamatahun 20x4
2. PT Norma membeli 40.000 unit barang dari supplier seharga Rp24.000.
3. PT Norma kemudian menjual 25.000 unit barang tersebut ke PT Oloan seharga Rp
30.000.
4. PT Oloan berhasil menjual 18.000 unit ke pelanggannya sebelum 31 Desember 20x4
dengan harga Rp 45.000 per unit. Kedua perusahaan menggunakan persediaan perpetual.

Diminta:
1. buatlah ayat jurnal umum yang dicatat PT Norma pada tahun 20x4
2. buatlah ayat jurnal umum yang dicatat PT Oloan pada tahun 20x4
3. buatlah jurnal eliminasi untuk menghilangkan semua pengaruh
penjualan antarperusahaan
21
22
23

I. PENENTUAN APAKAH ENTITAS ADALAH ENTITAS INVESTASI


Entitas induk menentukan apakah entitas induk adalah entitas investasi. Entitas investasi
adalah entitas yang:
1. Memperoleh dana dari satu atau lebih investor dengan tujuan memberikan investor
tersebut jasa manajemen investasi
2. Menyatakan komitmen kepada investor bahwa tujuan bisnisny adalah untuk
mengingatkan dana yang semata-mata untuk memperoleh imbal hasil dari kenaikan
nilai modal, penghasilan investasi, atau keduanya
3. Mengukur dan mengevaluasi kinerja dari seluruh investasinya berdasarkan nilai
wajar.
Entitas mempertimbangkan seluruh fakta dan keadaan ketika menilai apakah entitas
adalah entitas investasi, termasuk tujuan dan desainnya. Entitas yang memenuhi tiga elemen
definisi entitas investasi, sebagaimana dijelaskan dalam paragraph 27 adalah entitas investas.
Paragraph PP85B-PP85M menjelaskan elemen definisi tersebut dengan lebih rinci.
Entitas investasi dapat memiliki beberapa asset noninvestasi, seperti properti kantor pusat
dan peralatan terkait,dan mungkin juga memiliki liabilitas keuangan. Elemen pengukuran nilai
wajar dari definisi entitas investasi. Sejalan dengan hal tersebut, entitas investasi tidak perlu
mengukur asset noninvestasi atau liabilitasnya pada nilai wajar.
Dalam menilai apakah entitas investasi memenuhi definisi yang disebutkan dalam
paragraph, entitas mempertimbangkan apakah entitas tersebut memiliki karakterestik khusus dai
entitas investasi berikut ini:
1. Memiliki lebih dari satu investasi (lihat paragraph PP85O-PP85P)
2. Memiliki lebih dari satu investor (lihat paragraph PP85Q-PP85S)
3. Memiliki investor yang bukan merupakan pihak-pihak berelasi dari entitas (lihat
paragraph PP85T-PP85U)
4. Memiliki bagian kepemilikan dalam bentuk kepentingan ekuitas atau kepentingan
serupa (lihat paragraph PP85V-PP85W)
Jika tidak terdapat karakteristik khusus di atas, maka tidak berarti mendiskualifikasikan
entitas dari pengklasifikasian sebagai entitas investasi. Entitas investasi yang tidak memiliki
seluruh karakterestik khusus di atas memberikan pengungkapan tambahan sebagaiamana
diisyaratkan oleh PSAK 67: Pengungkapkan Kepentingan dalam Entitas lain paragraph 09A.
24

Entitas induk yang berhasil sebagai entitas investasi atau menjadi entitas investasi
mencatat perubahan statusnya secara prospektif dari tanggal terjadinya perubahan status tersebut
(lihat paragraph PP100-PP101).
Ketika entitas berhenti menjadi entitas investasi, entitas menerapkan PSAK 22:
Kombinasi Bisnis untuk setiap entitas anak yang sebelumnya diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi sesuai dengan paragraph 31. Tanggal perubahan status dianggap sebagai tanggal
akuisis. Nilai wajar entitas anak pada tanggal yang dianggap sebagai tanggal akuisisi
merepresentasikan imbalan yang diahlikan ketika mengukur goodwill atau keuntungan apapun
dari pembelian dengan diskon yang timbul dari transaksi yang dianggap akuisisi. Seluruh entitas
entitas anak diskonsolidasi sesuai dengan paragraph 19-24 dari pernyataan ini sejak tanggal
perubahan status.
Ketika entitas menjadi entitas investasi, entitas berhenti untuk mengonsolidasi entitas
anak pada tanggal perubahan status, kecuali untuk entitas anak yang akan terus diskonsolidasi
sesuai dengan paragraph 32. Entitas investasi menerapkan persyaratan paragraph 25 dan 26
kepada entitas anak tersebut yang berhenti untuk dikonsolidasi seolah-olah entitas investasi telah
kehilangan pengadilan atas entitas anak tersebut pada tanggal tersebut.

J. ENTITAS INVESTASI PENGECUALIAN TERHADAP KONSOLIDASI


Kecuali sebagaimana dijelaskan dalam paragraph 32, entitas investasi tidak mengonsolidasi
entitas anaknya atau menerapkan PSAK 22: Kombinasi Bisnis ketika entitas tersebut
memperoleh pengendalian atas entitas lain. Akan tetapi. Entitas investasi mengukur investasi
dalam entitas anak pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai dengan PSAK 55: Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.
Jika entitas anak yang buka

K. HAK SUBSTANTIF
Dalam menilai apakah investor memiliki kekuasaan, investor hanya mempertimbangkan
hak substantig yang terkait dengan investee (yang dimiliki oleh investor dan pihak lain 0. Agar
hak dapat menjadi substantif, pemegang hak harus mempunyai kemampuan praktis untuk
melaksanakan hak tersebut.
25

Penentuan apakah hak bersifat substantif memerlukan pertimbangan dengan


memperhitungkan seluruh fakta dan keadaan. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
membuat penentuan tesebut termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
1. Apakah melakasanakan hambatan 9ekonomik atau lainnya) yang mencegah
pemegang hak untuk melaksanakan hak tersebut. Contoh hambatan tersebut
termasuk, tetapi tidak terbatas.
2. Ketika pelaksanaan hak mensyaratkan persetujuan lebih dari satu pihak, atau ketika
hak dimiliki oleh lebih dari satu pihak, apakah terdapat mekanisme yang memberikan
para pihak memilih untuk melaksanakan hak mereka secara kolektif jika para pihak
memilih untuk melaksanakan hak secara kolektif.
3. Apakah pihak atau para pihak yang memiliki hak akan mendapat keuntungan dari
pelakasanaan hak tersebut, sebagai contoh, pemegang hak suara potensial dalam
investee dalam paragraph PP47-PP50 mempertimbangkan harga pelaksanaan atau
harga konversi instrument tersebut.

L. WARALABA
Perjanjian waralaba yang investeenya Bertindak sebagai pewaralaba(franchisee)
seringkali memberikan pemilik waralaba (franchisor) hak yang didesain untuk melindungi merek
waralaba,\. Perjanjian waralab biasanya memberikan pemilik waralab beberapa hak pengambilan
keputusan berkenan dengan operasional pewaralaba.
Umumnya hak pemilik waralaba tidak membatasi kemampuan pihak lain untuk membuat
keputusan yang memiliki pengaruh signifikan terhadao imbal hasil pewaralaba. Demikian halnya
dengan hak pemilik waralaba dalam perjanjian waralaba tidak memberikannya kemampuan kini
untuk mengarahkan aktivitas relevan yang secara signifikan mempengaruhi imbal hasil
pewaralaba.
Dengan perjanjian waralaba, pewaralaba telah membuat keputusan sepihak untuk
mengoperasikan usahanya sesuai dengan persyratan dalam perjanjian waralaba, tetapi untuk
kepentingannya sendiri.
Pengendendalia atas keputusan fundamental tersebut sebagai bentuk hokum pewaralaba
dan struktur pendanaannya dapat ditentukan oleh pihak selain pemilik waralaba dan berpengaruh
signifikan terhadap imbal hasil pewaralaba. Semain rendah tingkat dukungan keuagan waralaba
26

terhadap variabilita terhadap variabilitas imbal hasil dari pewaralaba, maka semakin besa
kemungkinan bahwa pemilik waralaba hanya meliki hak protektif.

M. HAK SUARA
Kekuasaan dengan Hak Suara Mayoritas Investor lebih dari setengah hak suara investee
memiliki kekuasaan dalam situasi beriku, kecuali paragraph PP36 atau PP37 diterapkan:
1. Aktivitas relevan diarahkan oleh suara dari pemilik hak suara mayorita
2. Mayoritas anggot aorgan yang mengarahkan aktivitas relevan ditunjuk melalui
pemilihan dari pemilik hak suara mayoritas.
Hak suara Mayoritas tetapi Tanpa Kekuasaan bagi para investor yang memiliki lebih dari
setengah hak suara investee, untuk memiliki kekuasaan atas investee, hak suara investor harus
substantive, sesuai dengan paragraph PP22-PP25, dan harus memberikan investor kemampuan
kini untuk mengarahkan aktivitas relevan, yang seringkali akan terjadi melalui penentuan
kebijakan operasional dan keuangan. Jika entiras lain meiliki hak yang ada saati ini yang
memberikan entitas tersebut hak untuk mengarahkan aktivitas relevan dan entiras tersebut buka n
merupakan agen dari investor, maka investor tidak memiliki kekuasaan atas investee.
Investor tidak memiliki kekuasaan atas investee, mekipun investor tersebuta memiliki
hak suara mayoritas di investee, ketika hak suara tersebit tidak substantive. Sebagai contoh,
investor yang memiliki lebih dari setengah hak suara di investee tidak dapat memiliki kekuasaan
jika aktivitas relevan bergantung pada pengarahan pemerintah, pengadilan, administrator,
curator, likuidator atau regulator.
Kekuasaan investor dapat memiliki kekuasaan meskipun investor memiliki keurang dari
hak suara mayoritas di investee. Investor dapat memilik kekkuasaan dengan hak suara di investee
kurang dari mayoritas, sebagai contoh melalui:
1. Pengaturan kontraktual antara investor dan pemilik hak suara lain dalam paragraph
PP39
2. Hak yang timbul dari pengaturan kontraktual lain(paragraph PP40
3. Hak suara investor paragraph PP41-PP45
4. Hak suara potensial paragraph PP47-PP50
5. Kombinasi huruf a,d
27

Pengaturan kontratual dengan pemegang saham suara lain pengaturan kontraktual antara
investor dan pemilik sura lain dapat memberikan hak bagi investor untuk melaksanakan hak
suara yang cukup untuk memberikan kekuasaan kepada investor, meskipun investor tidak
memiliki hak suara yang cukup untukmemberi investor kekuasaan tanpa pengaturan kontraktual
tersebut. Akan tetapi pengaturan kontraktual menjamin bahwa investor mampu mengarahkan
pemegang suara lain mengenai car untuk memilih yang memampukan investor untuk membuat
keputusan mengenai aktivitas relevan.
Hak dari pengaturan Kontraktual lain hak pengambilan keputusan lain, dalam kombinasi
dengan hak suara dapat memberikan investor kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas
relevan. Sebagai contoh hak yang disebutkan di pengaturan kontraktual yang dikombinasikan
dengan hak suara dapat mencukupi untuk memberikan investor kemampuan kini untuk
mengarahkan proses produksi investee atau untuk mengarahkan aktivtas operasional atau
keuangan lain yang berpengaruh signifikan terhadap imbal hasil investee. Akan tetapi jika tidak
terdapat hak lain apapun, ketergantungan ekonomik investee kepada investor (seperti hubungan
pemasok dengan pelanggan utamanya) tidak menyebabkan investor memiliki kekuasaan atas
investee.
Hak suar investor dengan hak suara kurang dari mayoritas memiliki hak yang cukup
untuk memberinya kekuasaan ketika investor memiliki kemampuan praktis untuk mengarahkan
aktivitas relevan secara sepihak.
Ketika menilai apakah hak suara investor mencukupi untuk member investor kekuasaab,
investor mempertimbangkan seluruh fakta dan keadaan, termasuk:
1. Ukuran kepemilikan hak suara investor relative terhadap ukuran dan penyebaran
kepemilikan pemilik suara lain, dengan memperhatikan bahwa:
a. Semakin banyak suara yang dimiliki oleh investor, semakin besar kemungkinan
investor tersebut memiliki hak yang ada saat ini yang member investr kemampuan
kini untuk mengarahkan aktivitas relevan.
b. Semakin banyak hak suara yang dimiliki oleh investor relative terhadap pemilik
suara lain, semakin besar kemungkinan investor tersebut memiliki hak yang ada
saat ini yang member investor kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas
relevan.
28

c. Semakin banyak pihak yang perlu bertindak bersama untuk mengalahkan investor
semakin besar kemungkinan investor tersebut memiliki hak yang ada saat ini yang
memberinya kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relevan.
2. Hak suara potensial yang dimiliki oleh investor yang dimilki oleh pemegang suara
lain atau pihak lain parangrap PP47, PP50
3. Hak yang timbul dari pengaturan kontraktual lain paragraph PP40
4. Fakta dan keadaan tambahan apapun yang mengindikasikan bahwa investor memiliki
atau tidak memiliki kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relevan pada saat
keputusan perlu dibuat, termasuk pola pemilihan suara dalam RUPS sebelumnya.
Hak suara potensial ketika menilai pengendalian investor mempertimbangkan hak suara
potensialnya maupun hak suara potensial yang dimiliki pihak lain untuk menentukan apakah
investor memiliki kekuasaan. Hak suara potensial adalah hak untuk memperoleh hak suara
investee, seperti hak yang timbul dari instrument dapat dikonversi atau opsi, termasuk forward
contract. Hak suara potensial tersebut dipertimbangkan hanya jika hak tersebut substantif dalam
paragraph PP22-PP25.
29

BAB 3
KESIMPULAN
Penyajian laporan keuangan merupakan sebuah hal yang mendasar dan sangat penting
bagia sbuah entitas. Sesuai dengan tujuan penggunaan laporan keuangan yaitu untuk
memberikan informasi mengenai posisi keuangan entitas secara keseluruhan, juga sebagai hasil
pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber dayanya yang dikemas dalam sebuah
penyajian sehingga mudah untuk dibaca dan dimengerti oleh para penggunan laporan keuangan.
Laporan keuangan konsolidasi biasanya diperlukan untuk penyajian yang wajar posisi
keuangan dan hasil-hasil operasi dari suatu perusahaan induk dan perusahaan anak. Laporan
keuangan konsolidasi bukan hanya merupakan penjumlahan akun-akun laporan keuangan
perusahaan induk dan perusahaan anak. Jumlah resiprokal dieliminasi, dan hanya jumlah
nonresiprokal yang digabung dan dimasukkan dalam laporan konsolidasi. Akun investasi pada
perusahaan anak dan ekuitas pemegang saham perusahaan anak dieliminasi dalam penyiapan
laporan keuangan konsolidasi karena akun-akun tersebut resiprokal, keduanya mewakili aktiva
bersih perusahaan anak. Transaksi-transaksi penjualan, peminjaman, dan sewa guna usaha antara
perusahaan induk dan perusahaan anak juga mengakibatkan jumlah resiprokal yang harus
dieliminasi dalam proses konsolidasi.
Jumlah ekuitas pemegang saham yang tampak dalam neraca konsolidasi adalah jumlah
ekuitas pemegang saham dari perusahaan induk kecuali ekuitas hak minoritas, yang mungkin
dilaporkan sebagai bagian terpisah di dalam atau di luar ekuitas pemegang saham yang
dikonsolidasikan. Laba bersih konsolidasi adalah pengukuran pendapatan bagi para pemegang
saham perusahaan induk. Setiap pendapatan yang menjadi hak pemegang saham minoritas
adalah suatu pengurang dalam menentukan laba bersih konsolidasi.
30

DAFTAR PUSTAKA
Sumber : Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2016 – Ikatan Akuntansi Indonesia.

Sumber : Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015 – Ikatan Akuntansi Indonesia.

http://accountingunsoed.org/accounting-standard-resume-psak-4-bagian-1/

You might also like