You are on page 1of 17

MORFOLOGI PERKEMBANGAN JENIS PAKU Davalia denticulata,

Microsorum scolopendria, Nephrolepis biserrata DAN SUMBANGANYA PADA


PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA

Muhammad Akbar1, Didi Jaya Santri2, Ermayanti3


1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sriwijaya
2,3
Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Raya Palembang-Prabumulih KM 32 Indralaya, OI, Sumatera Selatan 30662
1
Email: Akbaralhabsy@gmail.com
2
E-mail: dj_santri@unsri.ac.id
3
E-mail: ema_antik@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan morfologi pada tiap fase
perkembangan siklus hidup tumbuhan paku (Pteridophyta) dan waktu yang diperlukan
selama proses perberkembangan mulai dari fase pembelahan sampai fase sporofit muda.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskritif. Data dikumpulkan
melalui kegiatan pengamatan dan dokumentasi kemudian data tersebut deskripsikan
secara komprehensif serta disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa struktur morfologi siklus tumbuhan paku yaitu Davalia denticulata, Microsorum
scolopendria dan Nephrolepis biserrata mengalami perubahan-perubahan pada setiap
fase siklus hidupnya. Waktu yang dibutuhkan tumbuhan paku mulai dari fase pembelahan
sampai dengan terbentuknya sporofit muda yaitu selama 7-10 minggu. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan materi tambahan pada pelajaran biologi di SMA kelas X
semester 1 yang berhubungan dengan kompetensi dasar 3.8 Menerapkan prinsip
klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan ke dalam divisio berdasarkan pengamatan
morfologi dan metagenesis tumbuhan serta mengaitkan peranannya dalam kelangsungan
kehidupan di bumi.

Kata-kata kunci: Morfologi, pembelahan, protalium, siklus hidup, sporofit.

PENDAHULUAN merambat, epifit di pohon atau terapung


Tumbuhan paku merupakan bebas di air (Tjitrosoepomo, 1994).
tumbuhan perintis. Tumbuhan jenis ini Menurut Holttum (1967), tumbuhan
dapat ditemukan di setiap tipe kawasan paku telah memiliki sistem pembuluh
hutan dan memegang peran penting (kormus), tidak menghasilkan biji untuk
dalam menyusun ekosistem hutan. reproduksinya, tetapi menggunakan
Kelompok tumbuhan ini umumnya spora sebagai alat perbanyakan
berperawakan herba, semak atau perdu, generatifnya. Siklus hidup tumbuhan
hanya sedikit saja yang berbentuk paku meliputi dua fase yaitu fase
pohon. Daunnya berwarna hijau gametofit dan fase sporofit.
mengkilat atau kusam, tunggal atau Tumbuhan paku mengalami
majemuk. Batangnya jarang nampak pergiliran keturunan (metagenesis)
jelas, umumnya tumbuh di tanah, antara dua generasi tersebut. Fase
gametofit pada tumbuhan paku berupa 90% dari total genus dalam kelas
protalium sedangkam fase sporofitnya Filicinae yang tersebar diseluruh muka
merupakan tumbuhan paku itu sendiri. bumi. Tumbuhan ini paling banyak
Pada siklus hidup tumbuhan paku, fase terdapat didaerah tropika
yang paling dominan adalah fase (Tjitrosoepomo, 1998).
sporofit dibandingkan dengan fase Kajian mengenai tumbuhan paku
gametofit. Tumbuhan paku memiliki terdapat dalam materi pembelajaran
kotak spora atau sporangium yang biologi SMA, namun gambar-gambar
menghasilkan spora. Banyak mengenai contoh siklus hidup
sporangium terkumpul dalam satu (metagenesis) tumbuhan paku tersebut
wadah yang disebut sorus, yang masih bersifat umum, karena tidak
dilindungi oleh suatu selaput yang berdasarkan pada spesies tumbuhan
disebut indusium. Spora terdapat di paku tertentu. Hal tersebut tentunya
dalam kantung-kantung spora yang tidak sejalan dengan prinsip
berkelompok membentuk sori, pembelajaran biologi yang kontekstual.
merupakan ciri khas tumbuhan paku. Sementara itu jenis-jenis tumbuhan paku
Spora yang masih muda berwarna hijau, sendiri sangat beraneka ragam. Di
tersebar atau berkelompok kecil-kecil di Indonesia sendiri diperkirakan terdapat
seluruh permukaan bawah atau sekitar 1300 jenis dari 10.000 spesies
sepanjang tepi daun (Kremp, 1965). tumbuhan paku yang tumbuh di
Dalam taksonomi, tumbuhan permukaan bumi (LBN 1979) dan di
paku (Pteridophyta) termasuk juga yang pulau Jawa tercatat sekitar 515 jenis
telah punah dibedakan dalam beberapa (Khoiriyah, 2004).
kelas yaitu kelas Psilophytinae (paku Menurut Dayat dan Santri
purba), kelas Lycopodinae (paku rambut (2000), selama ini penelitian mengenai
atau paku kawat), kelas Equuisetinie inventarisasi keberadaan jenis-jenis
(paku ekor kuda) dan kelas Filicinae tumbuhan paku di dataran rendah
(paku sejati). Kelas Filicinae meliputi Sumatera Selatan masih terus dilakukan.
beranekaragam tumbuhan yang menurut Sementara itu, penelitian mengenai
bahasa sehari-hari dikenal sebagai siklus hidup tumbuhan paku sudah
tumbuhan paku atau pakis yang pernah dilakukan oleh Hartini (2005)
sebenarnya. Contoh speseis dari kelas dengan judul “Perkecambahan Spora
Filicinae yaitu Davalia denticulata, dan Siklus Hidup Paku Kidang
Microsorum scolopendria dan (Dicksonia blumei Moore) pada
Nephrolepis biserrata. Dari segi ekologi Berbagai Media Tumbuh” dan
tumbuhan ini termasuk higrofit, banyak penelitian yang dilakukan oleh
tumbuh ditempat-tempat teduh dan Handayani (2003) dengan judul
lembab. Kelas Filicinae meliputi tiga “Perkecambahan Spora Paku Pohon
sub kelas yaitu Eusporangiate, (Cyathea contaminans) (Wall. ex
Leptosporangiate dan Hydropterides. Hook.) Copel) pada Berbagai Media
Tumbuhan paku subkelas Tumbuh”, namun kedua penelitian
Leptosporangiate beranggotakan sekitar tersebut ternyata memakan waktu yang
cukup lama yaitu 18-36 minggu pengumpulan spora dari ketiga jenis
berdasarkan jenis paku dan keadaan paku yang telah ditentukan. Kemudian
lingkungan pengamatan. menyiapkan media tanam berupa
Karena keterbatasan informasi cacahan batang pakis yang dicampur
mengenai siklus hidup tumbuhan paku dengan kompos yang diperoleh dari
dari jenis paku tertentu, maka perlu toko penjual tanaman hias. Media yang
dilakukan penelitian lebih lanjut baik untuk perkecambahan spora paku
mengenai siklus hidup tumbuhan paku yaitu cacahan batang pakis. Menurut
terutama dari jenis Davalia denticulata, Hartini, (2006) jenis media ini
Microsorum scolopendria dan merupakan media yang cocok untuk
Nephrolepis biserrata. Tujuan penelitian perkecambahan spora dan pertumbuhan
ini adalah untuk mengetahui struktur semai. Sifatnya yang remah
morfologi dan lama waktu yang memungkinkan adanya sirkulasi udara
diperlukan ketiga jenis tumbuhan paku yang baik dalam media. Selain itu media
tersebut pada setiap fase siklus hidupnya. tersebut memiliki kemampuan untuk
Hasil penelitian yang disumbangkan menahan air dan meloloskan air dengan
dalam bentuk RPP dan LKPD ini baik. Selanjutnya dilakukan penyemaian
diharapkan dapat digunakan oleh siswa spora, spora ditabur di atas media tanam
dan guru dalam pembelajaran Biologi secara merata. Spora tersebut ditabur
SMA serta dapat dijadikan informasi dengan bantuan saringan teh. Setelah
dasar bagi penelitian tumbuhan paku penyemaian spora selesai, selanjutnya
selanjutnya. spora disiram dengan air menggunakan
hand sprayer. Penyiraman dilakukan
METODE secukupnya hingga permukaan media
tanam dalam keadaan lembab, lalu
Alat yang digunakan dalam
baskom secepatnya dimasukkan
penelitian ini yaitu baskom plastik
kedalam kantong plastik transparan
berlubang (besek), Kertas HVS ukuran
sehingga cahaya matahari dapat
A4, saringan teh, kantong plastik
menembus masuk, kemudian kantong
transparan, tusuk gigi, karet gelang,
diikat menggunakan karet gelang
kertas label, tissue, tali, hand sprayer,
sehingga media dalam keadaan tertutup
kamera, pinset, mikroskop cahaya,
rapat sehingga terhindar dari
mikroskop stereo, kertas milimeter
kontaminasi.
block, neraca analitik, termometer dan
Pemeliharaanmeliputi penyiram-
penggaris. Adapun bahan yang
an dan penyiangan. Penyiraman
digunakan dalam penelitian ini adalah
dilakukan dengan menggunakan hand
spora dari jenis paku Davalia
sprayer setiap 2-3 kali dalam satu
denticulata (Paku tertutup), Microsorum
minggu. Hal ini dilakukan untuk
scolopendria (Paku cacing) dan
menjaga kelembaban dari media tanam
Nephrolepis biserrata (Paku Pedang),
sehingga spora tetap dapat tumbuh
air cacahan batang pakis dan kompos.
dengan baik. Penyiraman dilakukan
Penelitian ini diawali dengan
sejak spora disemai hingga penelitian
selesai. Penyiangan dilakukan dengan 2017.
membersihkan kontaminan berupa Pengamatan morfologi pada fase
rumput dan parasit penggangu yang siklus hidupnya dilakukan setiap hari
tumbuh dalam media tanam. pada masing-masing media tanam dan
Pengamatan morfologi paku Davalia lama waktu yang dibutuhkan pada setiap
denticulata, Microsorum scolopendria fase dihitung berdasarkan ciri morfologi
dan Nephrolepis biserrata dilaksanakan yang muncul. Pengamatan dilakukan
di Laboratorium Botany dan secara langsung menggunakan mata
Laboratorium Biologi FKIP Unsri telanjang dan dengan bantuan
kampus Indralaya Kabupaten Ogan Ilir mikroskop cahaya maupun mikroskop
pada bulan Juni sampai bulan September stereo.

HASIL
Fase Pembelahan
Siklus Hidup Davalia denticulata
Fase Pembelahan pada Davalia
Hasil pengamatan siklus hidup
denticulata diawali dengan terjadinya
Davalia denticulata dibedakan menjadi
pembelahan sel menjadi beberapa sel
4 (empat) fase yaitu fase pembelahan sel
yang disertai munculnya rizoid.
rata-rata mulai terlihat pada minggu ke-
Pengamatan secara langsung, fase ini
2 hari ke-10 sampai minggu ke-3 hari ke-
terlihat seperti benang-benang yang
18, fase protalium muda terlihat pada
sangat halus berwarna hijau transparan
minggu ke-4 hari ke-19 sampai minggu
dan menutupi sebagian permukaan
ke 5 hari ke-32, fase protalium dewasa
media tanam.
terlihat pada minggu ke-6 hari ke-33
Pengamatan di bawah
sampai minggu ke-9 hari ke-61, dan fase
mikroskop menunjukkan bahwa sel-sel
sporofit muda terlihat pada minggu ke-
yang membelah berbentuk seperti
10 hari ke-62 sampai minggu ke-11 hari
lembaran pita bersekat-sekat dan
ke-74. Setiap fase ditandai dengan
berwarna hijau. Sedangkan dari
adanya perubahan-perubahan bentuk
pangkal sel yang membelah muncul
(Gambar 1).
struktur seperti akar yang dinamakan

Gambar 1. Siklus Hidup Davalia denticulata


rizoid, jumlahnya dapat lebih dari satu
dan tidak bersekat-sekat. Rizoid
cenderung tumbuh ke arah bawah.
(Gambar 2.)

Gambar 3. Fase Protalium Muda Davalia


denticulata (perbesaran 100x);
a. Susunan sel, b. Rizoid

Fase Protalium Dewasa


Protalium muda terus tumbuh
Gambar 2. Fase Pembelahan Davalia
denticulata; a. Rizoid (perbesaran
dan berkembang menjadi protalium
100x), b. Kloroplas (perbesaran dewasa. Pengamatan langsung pada
400x) media tanam ditandai dengan suatu
bentukan berupa sepasang lembaran
Fase Protalium Muda yang menyerupai sayap kupu-kupu.
Lembaran ini hampir menutupi sebagian
Fase ini ditandai dengan sel-sel
besar permukaan media (Gambar 4).
yang terus membelah hingga terbentuk
Arkegonium dan anteridium
suatu struktur seperti lembaran kecil,
pada organ yang menyerupai lembaran
yang disebut protalium muda.
tersebut terlihat jelas dan jumlahnya
Pengamatan dengan mata telanjang
semakin banyak. Arkegonium tumbuh
tampak jelas berbentuk lembaran
di dekat lekukan bagian atas, sedangkan
bundar kecil dan apabila diamati
anteridium tumbuh di bagian daerah
dengan menggunakan mikroskop
yang menyempit diantara rizoid-rizoid.
bagian ini berbentuk seperti jantung,
Pembuahan akan menghasilkan zigot
berwarna hijau dan bagian tepi
yang akan berkembang menjadi embrio,
protaliumnya tidak rata serta melekat di
pengamatan pada fase ini terlihat
permukaan media. Bentuk sel
struktur embrio yang terletak pada
penyusunya terlihat jelas dan
bagian lekukan protalium. Ukuran
jumlahnya bertambah banyak sehingga
protalium pada fase ini rata-rata
ukuran protalium semakin besar. Pada
berdiameter 0.5 cm.
fase ini jumlah rizoid bertambah
banyak dan melekat di permukaan
media. Anteridium mulai terlihat pada
pengamatan minggu ke-4, sementara
Arkegonium telihat pada minggu ke-5
(Gambar 3).
Fase Sporofit Dewasa
Morfologi pada sporofit dewasa
berupa daun (Ental), batang (rimpang)
dan akar. Ental pada Davalia denticlata
berbentuk segitiga (tripinnate), tebal dan
sedikit kaku, berwarna hijau muda.
Permukaan entalnya licin dan mengkilat.
Ada dua macam tipe ental yaitu ental
steril dan ental fertil, yang ukuranya
kadang-kadang hampir sama. Ental
Gambar 4. Fase Protalium Dewasa Davalia denticulata; muda menggulung yang berwarna merah
a. Perkembangan Pada Media , b. Protalium kecoklatan. Sori berkumpul ditepi ental
(perbesaran 40x), c. susunan sel (perbesaran
yang berlekuk-lekuk pada ujung pinna
100x), d. Kloroplas (perbesaran 400x), e. Rizoid
(perbesaran 100x) , f. Arkegonium (perbesaran dan berwarna coklat saat matang.
400x), g. Anteridium (perbesaran 400x) Rimpangnya kuat, berdaging dan
menjalar. Jika tumbuhan ini masih muda,
rimpang-rimpangnya ditutupi oleh sisik-
Fase Sporofit Muda
sisik yang padat dan berwarna putih.
Fase ini ditandai dengan Entalnya berjumbai sampai 87 cm dan
munculnya struktur daun dan akar yang lebar 49 cm. (Gambar 6).
tumbuh didaerah lekukan protalium.
Jumlahnya terus bertambah sesuai
dengan masa perkembanganya. Adapun
ukuran rata-rata sporofit mda sampai
minggu ke 12 mencapai 2 cm (Gambar
5).

Gambar 6. Sruktur Sporofit Dewasa Davalia


denticulata; a. Daun, b. Letak Sorus
pada Daun, c. Sorus

Gambar 5. Fase Sporofit Muda Davalia


Siklus Hidup Microsorum scolopendria
denticulata; a. Sporofit
Muda, b. Protalium
Hasil pengamatan siklus hidup
Microsorum scolopendria dibedakan
menjadi 4 (empat) fase yaitu fase
pembelahan sel yang rata-rata mulai membelah tersebut terlihat seperti pita
terlihat pada minggu ke-2 hari ke-10 bersekat-sekat dan ada juga yang

Gambar 7. Siklus Hidup Microsorum scolopendria


sampai minggu ke-3 hari ke-20, fase menyerupai bentuk spatula berwarna
protalium muda pada minggu ke-4 hari hijau. Jumlah sel masih sedikit, namun
ke-21 sampai minggu ke 6 hari ke-39, terus membelah sampai terbentuk badan
fase protalium dewasa pada minggu ke- protalium. Rizoid muncul pada pangkal
7 hari ke-40 dan berakhir pada hari ke- sel yang membelah dan berjumlah tidak
47 dan fase sporofit muda pada minggu lebih dari 2 buah serta tidak bersekat
ke-8 hari ke-48 sampai minggu ke-12 (Gambar 8).
hari ke-84. Setiap fase ditandai dengan
terbentuknya suatu organ baru dan
penambahan massa sel (Gambar 7).

a. Fase Pembelahan
Fase ini terlihat pada pengamatan
minggu ke-2 sampai minggu ke-3.
Berdasarkan pengamatan secara
langsung, sel-sel yang membelah terlihat
seperti benang-benang yang berwarna
Gambar 8. Fase Pembelahan Microsorum
hijau transparan dan menutupi scolopendria; a. Rizoid (perbesaran
permukaan sebagian media tanam. 100x), b. Kloroplas (perbesaran 400x)
Sedangkan pengamatan dibawah
mikroskop cahaya, sel-sel yang
b. Fase Protalium Muda c. Fase Protalium Dewasa
Fase ini terlihat pada Fase ini terlihat pada pengamatan
pengamatan minggu ke-4 sampai minggu ke-7. Pengamatan di dalam
minggu ke-6. Pengamatan protalium besek penyemaian terlihat struktur
didalam besek persemaian terlihat lembaran kecil menyerupai bentuk kupu-
struktur berupa lembaran-lembaran kecil kupu yang melekat dan menutupi seluruh
yang melekat pada substrat media tanam. permukaan media tanam. Lembaran
Pengamatan pada minggu ke-5 tersebut rata-rata berukuran 0,6 cm.
menunjukan bahwa protalium sudah Pengamatan dibawah mikroskop cahaya
menutupi seluruh permukaan media terlihat struktur protalium yang lebih
tanam. Sedangkan pengamatan dibawah besar, susunan selnya terlihat jelas dan
mikroskop cahaya terlihat jelas terdapat banyak klorofil. Arkegonium
protalium berbentuk jantung, jumlah sel- dan anteridium terlihat jelas serta
sel penyusun protalium bertambah terdapat struktur embrio pada bagian
banyak sehingga protalium semakin lekukan protalium (Gambar 10).
besar. Bagian tepi protalium tidak rata
hal ini diduga karena sel-sel dibagian
tersebut masih aktif membelah.
Jumlah rizoid semakin banyak,
sementara arkegonium dan anteridium
baru terlihat jelas pada pengamatan
minggu ke-5. Spermatozoa yang
dihasilkan anteridium terlihat berbentuk
spiral dan nampak bergerak serta
berenang bebas melalui media air
disekitar badan protalium (Gambar 9).

Gambar 10. Fase Protalium Dewasa Microsorum


scolopendria; a. Protalium pada Media Tanam,
b. Susunan Sel (perbesaran 100x), c. Kloroplas
(perbesaran 400x), d. Rizoid (perbesaran
100x), e. Arkegonium (perbesaran 400x), f.
Anteridium (perbesaran 400x)

d. Fase Sporofit Muda


Fase ini terjadi pada pengamatan
Gambar .9. Fase Protalium Muda
Microsorum scolopendria (per
minggu ke-8 sampai minggu ke-12.
besaran 100x); a. Susunan Sel, Pengamatan dalam besek penyemaian
b. Rizoid terlihat beberapa struktur daun yang
muncul diantara protalium. Struktur ini
mulai terlihat pada minggu ke 7 dan
mengalami perkembangan pada minggu-
minggu selanjutnya. Seiring
perkembangan itu juga, massa protalium
semakin menyusut. Pengamatan
dibawah mikroskop stereo menunjukan
bahwa terdapat daun muda yang masih
menggulung (Gambar 11).

Gambar 12. Struktur Sporofit Dewasa Microsorum


scolopendria; a. Daun Steril, b. Daun Fertil, c.
Sorus

Siklus Hidup Nephrolepis bisrrata


Hasil pengamatan siklus hidup
Davalia denticulata dibedakan menjadi
4 (empat) fase yaitu fase pembelahan sel
yang mulai terlihat pada minggu ke-2
Gambar 11. Fase Sporofit Muda Microsorum
scolopendria; a. Daun, b. Daun Muda hari ke-10 sampai minggu ke-3 hari
yang Menggulung, c. Protalium, d. Akar ke20, fase protalium muda pada minggu
ke-4 hari ke 21 sampai minggu ke 5 hari
ke-32, fase protalium dewasa pada
e. Fase Sporofit Dewasa minggu ke-6 hari ke-33 sampai hari ke-
Ental ini berwarna hijau 39 dan fase sporofit muda pada minggu
mengkilat, panjang 50 cm dan lebar 40 ke-7 hari 40 sampai minggu ke-12 hari
cm, bentuk ental sterilnya lebih lebar ke-84. Setiap fase ditandai dengan
dari entar fertilrnya. Ujung pinna adanya perubahan bentuk dan ukuran
tersebut menyenpit dan pangkal (Gambar 13).
pinnanya menjari. Ental mudanya
menggulung tumbuh dari rimpang dan
terdapat sisik coklat yang menutupi.
Rimpang berwarna hijau pekat dan
panjang, memanjat dengar akar
merambat. Ental tunggal dan menjari.
Sori tersebar merata diurat-urat ental,
berbentuk bulat, tersusun acak dalam 3
baris, sejajar di sisi kanan dan kiri ental
(Gambar 12).
Gambar 13. Siklus Hidup Nephrolepis biserrata

a. Fase Pembelahan
Fase ini terjadi pada pengamatan
minggu ke-2 sampai minggu ke-3.
Berdasarkan pengamatan secara
langsung, sel-sel yang membelah terlihat
seperti benang-benang hijau transparan
yang menutupi seluruh permukaan
media tanam. Sementara itu pengamatan
dibawah mikroskop cahaya terlihat pita
berwarna hijau bersekat-sekat, lalu
meruncing pada bagian ujungnya. Gambar 14. Fase pembelahan Nephrolepis
Adapula struktur yang menyerupai biserrata; a. Rizoid (perbesar 100x),
spatula. Pada media tanam tersebut, b. Kloroplast (perbesaran 400x)
terdapat pula kontaminan berupa rumput
serta tumbuhan lain yang tidak b. Fase Protalium Muda
diinginkan. Jumlah rizoid yang muncul
Fase ini terlihat pada pengamatan
masih sedikit. (Gambar 14).
minggu ke-4 sampai minggu ke-5. Pada
besek persemaian, protalium terlihat
menyerupai lembaran kecil berwarna
hijau yang melekat pada media tanam.
Struktur berupa lembaran tersebut
tersebar diseluruh permukaan media
tanam. Pada pengamatan dibawah
mikroskop cahaya, protalium dengan
jelas terlihat berbentuk jantung, jumlah
sel yang menyusunya bertambah banyak,
bagian tepi protalium masih tidak rata
dan jumlah rizoid semakin banyak.
Arkegonim dan anteridium terlihat jelas
pada minggu ke-5, selain itu melalui
media air spermatozoa juga terlihat
berenang disekitar badan protalium
(Gambar 15).
Gambar 16. Fase Protalium Dewasa Nephrolepis
biserrata; a. Susunan Sel (perbesaran
100x), b. Kloroplast (perbesaran 400x), c.
Arkegonium (perbesaran 400x), d.
Anteridium (perbesaran 400x), e. Rizoid
(perbesaran 100x)

d. Fase Sporofit Muda


Fase ini terlihat pada pengamatan
minggu ke-7 sampai minggu ke-12. Pada
media tanam, jumlah sporofit muda
semakin banyak sampai pengamatan ke-
Gambar 1.5 Fase Protalium Muda 12. Daun yang masih muda terlihat
Nephrolepis biserrata (per menggulung dan sebagian besar sporofit
besaran 100x), a. Susunan masih menempel pada protalium.
Sel, b. Rizoid
Pengamatan dibawah mikroskop stereo
c. Fase Protalium Dewasa menunjukan struktur daun yang terus
Fase ini terlihat pada pengamatan berkembang. Ukuran panjang atau
minggu ke-6. Pengamatan secara tinggi sporofit sampai minggu ke-12
langsung terlihat protalium berbentuk dapat mencapai 2 cm. (Gambar 17).
seperti lembaran yang menyerupai kupu-
kupu. Protalium menutupi seluruh
permukaan media tanam. Pengamatan
dibawah mikroskop cahaya terlihat sel-
sel penyusun protalium bertambah
banyak, bagian tepi protalium sudah rata,
anteridium dan arkegonium terletak
diantara rizoid-rizoid yang berjumlah
banyak dan terdapat struktur embrio
Gambar 17 . Sporofit Muda Nephrolepis
pada bagian lekukan protalim (Gambar biserrata; a. Daun, b. Akar
16).
tegak, tumbuhanya memanjat. Sori
e. Fase Sporofit Dewasa
berbentuk bulat, berupa bintik-bintik
Fase sporofit muda terlihat ental kecil di dekat tepi ental (Gambar 18).
berupa pinnate, warna hijau, ujung
runcing dan tepi bergerigi. Panjang ental
mencapai 138 cm dan lebar 24 cm.
Bentuk ental fertilnya lebih lebar dari
ental sterilnya. Dasar ental pada
keduanya tidak sama bentuknya. Pada
ental steril bentuknya lancip dengan
dasar berkuping. Tiap ental terdiri atas
pinna yang letaknya berdekatan sekali
akan tetapi tidak saling menutupi. Ujung
pinnanya runcing dan pangkal pinnanya
Gambar 18. Fase Sporofit Muda Nephrolepis
tumpul. Ental mudanya menggulung biserrata; a. Akar, b. Sorus c. Ental
ditutupi oleh rambut-rambut halus yang (Daun) Muda yang Menggulung
berwarna pirang. Rimpang biasanya

4.1.4 Masa Siklus Hidup Tumbuhan Masa pengamatan berlangsung selama


Paku dari Spora sampai Fase Sporofit 12 minggu. Masing-masing memiliki
Muda. masa yang berbeda pada setiap fase
perkembangannya. Adapun perbedaan
waktu tersebut dapat dilihat pada tabel 1
Tabel 1. Waktu yang dibutuhkan masing-masing spesies pada setiap fase perkembanganya

NO SPESIES M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12


1 Davalia
denticulata

3 Microsorum
scolopendria

4 Nephrolepis
biserrata

Keterangan : M : Minggu ke -
: Fase pembelahan : Fase protalium dewasa
: Fase protalium muda : Fase Sporofit muda
Dari tabel 1. Dapat diketahui pada semua berwarna hijau. Warna hijau pada sel-sel
jenis paku tersebut, bahwa fase tersebut disebabkan adanya kloroplast.
pembelahan sel dimulai bersamaan yaitu Kloroplast sendiri merupakan plastid
pada minggu ke-2 setelah spora disemai. yang mengandung pigmen hijau yang
Fase protalium muda juga dimulai pada disebut klorofil. Kloroplast terlihat
waktu yang hampir bersamaan, yaitu dengan mudah dengan mikroskop
pada minggu ke-3, kecuali Nephrolepis cahaya, tetapi ultra strukturnya secara
biserrata yang dimulai pada minggu ke- detail hanya dapat dilihat dengamn
4. Fase tersebut ada yang berlangsung mikroskop elektron (Lakitan, 2001).
sampai minggu ke-5, yaitu pada paku Fase pembelahan biasanya juga
jenis Davalia denticulata dan diiringi dengan muculnya rizoid. Rizoid
Nephrolepis biserrata. Pada paku jenis merupakan akar semu yang berfungsi
Microsorum scolopendria, fase ini untuk menghisap air dan nutrisi dari
berlangsung sampai minggu ke-7. Fase dalam media tumbuh. Pada fase ini spora
protalium dewasa paling cepat terlihat yang berkecambah diduga sudah mampu
pada minggu ke-5 setelah spora disemai, memenuhi kebutuhan makanan
yaitu pada paku jenis Davalia tubuhnya sendiri melalui proses
denticulata, sedang yang paling lambat fotosintesis yang dilakukan sel-sel
baru muncul pada minggu ke-7 yaitu berklorofil tersebut.
pada paku jenis Microsorum Pengamatan langsung fase
scolopendria. Fase ini berlangsung protalium muda pada permukaan media
selama 6-7 minggu. Fase sporofit muda tanam menunjukan perkembangan, hal
baru muncul pada minggu ke-7, namun ini ditandai dengan tertutupnya suluruh
pada paku jenis Davaliaa denticulata media tanam oleh protalium. Sedangkan
fase ini muncul paling lambat yaitu pada Pengamatan dibawah mikroskop cahaya
minggu ke-10. terlihat jelas struktur protalium yang
berbentuk jantung. Struktur ini terus
mengalami perkembangan melalui
PEMBAHASAN
proses pembelahan sel sehingga ukuran
Pada spesies Davlia denticulata, protalium semakin besar. Pade fase ini
Microsorum scolopendria, dan arkegonium dan anteridium mulai
Nephrolepis biserrata terjadi pola terlihat, namun anteridium terlihat
perkembangan yang hampir sama pada muncul terlebih dahulu dari arkegonium.
tiap fase siklus hidupnya, fase Arkegonium dan anteridium pada ketiga
pembelahan memperlihatkan struktur jenis paku yang diamati baru terlihat
berupa benang-benang berwarna hijau jelas pada minggu ke-5. Arkegonium
yang menutupi permukaan media tanam. baru terbentuk setelah protalium
Pengamatan dibawah mikroskop juga mendapat kesempatan cukup lama untuk
menunjukan karakter yang sama pada berasimilasi, sementara anteridium telah
masing-masing spesies. Pada fase ini sel- dibentuk terlebih dahulu. Anteridium
sel yang membelah terlihat seperti pada letosporangiate berupa suatu
lembaran pita yang bersekat-sekat dan tonjolan berbentuk bulat yang duduk
tanpa tangkai pada suatu sel protalium, anak daun. Sporofit muda selanjutnya
dan terdapat pada bagian protalium yang akan tumbuh menjadi sporofit dewasa,
sempit diantara- rizoid-rizoidnya. yang ditandai oleh menghilangnya
(Tjitrosoepomo, 1998). protalium. (Tjitrosoepomo, 1998).
Pengamatan Pada Fase protalium Pengamatan pada fase sporofit
dewasa secara langsung dalam besek dewasa pada masing-masing jenis paku
persemaian ditandai dengan suatu terdapat perbedaan pada bentuk daun
bentukan berupa sepasang lembaran (ental), batang (rimpang) dan akar. Ental
yang menyerupai sayap kupu-kupu. Pada Davalia denticulata berbentuk segitiga
fase ini jumlah Arkegonium dan (tripinnate), permukaan entalnya licin
anteridium semakin banyak. dan mengkilat, Sementara Microsorum
Arkegonium akan menghasilkan sel-sel scolopendria entalnya tunggal dan
kelamin betina (ovum), sedangkan bercangap menjari tebal dan sedikit
anteridium akan menghasilkan sel-sel kaku, berwarna hijau muda dan Ental
kelamin jantan (spermatozoa). Pada Nephrolepis biserrata berupa pinnate,
pengamatan dibawah mikroskop cahaya, warna hijau, ujung runcing dan tepi
spermatozoa terlihat berenang ke arah bergerigi. Ada dua macam tipe ental
ovum. Apabila kondisi memungkinkan, yaitu ental steril dan ental fertil, yang
maka akan terjadi pembuahan. ukuranya kadang-kadang hampir sama.
Pembuahan sangat membutuhkan Ental muda menggulung. Tergulungnya
kondisi kelembaban yang stabil. sel-sel daun itu disebabkan karena sel-sel pada
jantan dapat mendekati arkegonium sisi bawah lebih cepat pertumbuhanya
karena adanya air pada permukaan dan baru ditiadakan dengan terbukanya
protalium dan adanya zat-zat kimia yang daun (Tjitrosoepomo, 1989)
dikeluarkan oleh sel-sel dinding Batang pada tumbuhan paku
arkegonium (Toogood,1999). berupa rimpang. Pada Davalia
Fase sporofit muda ditandai denticulata rimpangnya kuat, berdaging
dengan munculnya stuktur seperti daun dan menjalar sedangkan rimpang
diantara lembaran-lembaran protalium, Microsorum scolopendria berwarna
jumlah sporofit ini semakin bertambah hijau pekat dan panjang, memanjat
sampai minggu ke-12 pengamatan. dengar akar merambat. Rimpang
Sporofit ini pada umumnya tumbuh di Nephrolepis biserrata biasanya tegak,
sekitar lekukan bagian atas. Pada fase tumbuhanya memanjat. Batang
ini, sporofit untuk sementara waktu mengeluarkan banyak akar, tetapi jika
hidup sebagai parasit dan menyerap tidak dapat masuk ke tanah akar-akar itu
makanan dari protaliumnya sampai tidak bertambah panjang. Kekuatan
protalium itu mati. Sporofit muda terdiri batang diperoleh dari berkas-berkas
atas akar (rizoid) dan daun. Organ daun pengangkut yang masing-masing
yang terbentuk merupakan daun sejati, mempunyai susunan konsentrik,
artinya bagian-bagian daun majemuk lempeng-lempeng sklerenkim dan
sudah dapat dibedakan dengan jelas kadang-kadang batang itu diselubungi
antara tangkai daun, rakhis, dan anak-
oleh akar-akar pendek yang kaku. LKPD tersebut berkaitan dengan materi
(Cronquist, 1982) tentang Siklus Hidup Tumbuhan Paku
Davalia denticulata memiliki (Pteridophyta) untuk Sekolah Menengah
sori yang berkumpul ditepi ental yang Atas (SMA) kelas X semester 1
berlekuk-lekuk pada ujung pinna (anak khususnya pada Kompetensi dasar 3.8
daun) dan berwarna coklat saat matang, Menerapkan prinsip klasifikasi untuk
semntara sori pada Microsorum menggolongkan tumbuhan ke dalam
scolopendria tersebar merata diurat-urat divisio berdasarkan pengamatan
ental, berbentuk bulat, tersusun acak morfologi dan metagenesis tumbuhan
dalam 3 baris, sejajar di sisi kanan dan serta mengaitkan peranannya dalam
kiri ental, sedangkan sori pada kelangsungan kehidupan di bumi.
Nephrolepis biserrata berbentuk bulat,
berupa bintik-bintik kecil di dekat tepi
KESIMPULAN
ental. Pada warga suku Polypodiaceae
Berdasarkan hasil penelitian
(yang meliputi sebagian besar anggota
jenis paku Davalia denticulata,
Leptosporangiate), sporangium
Microsorum scolopendria dan
terkumpul menjadi sorus yang
Nephrolepis biserrata tentang perubahan
bentuknya dapat bermacam-macam.
morfologi selama siklus hidupnya mulai
(Stern, 2003)
dari fase pembelahan sampai fase
Pemunculan fase pembelahan,
sporofit muda dapat disimpulkan sebagai
fase protalium muda dan fase sporofit
berikut :
muda berlangsung hampir bersamaan,
1. Siklus hidup tumbuhan paku terdiri
namun fase protalium dewasa dimulai
atas 5 fase yaitu
pada waktu yang berbeda. Pada paku
a. Fase pembelahan. Pada fase ini
jenis Davalia denticulata, dimulainya
sel-sel yang membelah terlihat
fase protalium dewasa ini lebih cepat
seperti lembaran pita yang
daripada paku jenis lain, namun
bersekat-sekat dan berwarna
munculnya fase sporofit muda
hijau. Fase pembelahan biasanya
berlangsung paling lambat yaitu pada
juga diiringi dengan muculnya
minggu ke-10. Perbedaan waktu
rizoid dengan jumlah yang masih
pemunculan setiap fase tersebut diduga
sedikit.
karena perbedaan jenis spesies dan
b. Fase protalium (gametofit) muda.
keadaan lingkungan dalam media tanam.
Pada fase ini terlihat jelas
struktur protalium yang
Sumbanganya pada Pembelajaran
berbentuk jantung berwarna
Biologi SMA
hijau. Arkegonium dan
Hasil penelitian ini
anteridium sudah mulai terlihat
disumbangkan dalam bentuk Rencana
diantara rizoid-rizoid. Jumlah
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
rizoid semakin banyak.
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
c. Fase protalium (gametofit)
yang sudah di validasi terlebih dahulu
dewasa. Fase ini ditandai dengan
lalu dilakukan perbaikan. RPP dan
suatu bentukan berupa sepasang SARAN
lembaran yang menyerupai sayap Berdasarkan penelitian diatas
kupu-kupu dan berwarna hijau. diketehui pertumbuhan yang paling baik
Pada fase ini jumlah arkegonium ditunjukan oleh paku jenis Microsorum
dan anteridium semakin banyak scolopendria dan Nephrolepis biserrata.
dan terlihat jelas. Bagi siswa dan guru, disarakan
d. Fase sporofit muda. Fase ini menggunakan kedua jenis tersebut
ditandai dengan munculnya ketika akan mengamati perubahan
stuktur daun dan akar yang masih morfologi pada setiap fase
melekat pada protalium. Daun perkembangan siklus hidupnya, selain
yang masih muda terlihat itu guru dapat memanfaatkan
menggulung. sumbangan berupa Instrumen LKPD
e. Fase sporofit dewasa. Fase ini dalam proses pembelajaran biologi, yang
memiliki perbedaan pada struktur sebelumnya sudah divalidasi dan
daun (ental), batang (rimpang), diperbaiki penulis. Selanjutnya
akar dan letak sorus pada daun diharapkan agar dilakukan penelitian
fertil. Sori berbentuk bulat, lebih lanjut mengenai siklus hidup
berupa bintik-bintik kecil pada tumbuhan paku dari kelas tumbuhan
permukaan bawah atau dibagian paku lain seperti Psilophytinae,
tepi daun. Lycopodinae dan kelas Equistinae.

2. Waktu yang dibutuhkan tumbuhan DAFTAR PUSTAKA


paku mulai dari spora membelah
sampai dengan terbentuknya Cronquist, A. (1982). Basic botany. New
sporofit muda yaitu selama 6-10 York: Harper & Row Publisher
minggu yaitu mulai dari minggu ke- Dayat, E. (2000). Studi Floristik
2 sampai minggu ke-7 setelah spora Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
disemai. Fase pembelahan di Hutan Lindung Gunung
berlangsung selama 2 minggu mulai Dempo Sumatera Selatan.
dari minggu ke-2 sampai minggu http://iirc.ipb.ac.id/jspui/-
ke-3, fase protalium muda bitstream /4200eda.pdf. Bogor:
berlangsung selama 2-3 minggu Diakses pada tanggal 14 April
mulai dari minggu ke-4 sampai 2017.
minggu ke-6, fase protalium dewasa Handayani, T. & Hartini, S. (2003).
berlangsung selama 1-3 minggu Perkecambahan Spora Paku
mulai dari minggu ke-6 sampai Pohon (Cyathea contaminans
minggu ke-9 dan fase sporofit muda (Wall. ex Hook.) Copel) pada
berlangsung selama 2-6 minggu Berbagai Media Tumbuh. Bio
mulai dari minggu ke-7 sampai smart. 5(2): 111-114.
minggu ke 12.
Hartini, S. (2006). Perkecambahan Spora Lembaga Biologi Nasional-LIPI. (1980).
dan Siklus Hidup Paku Kidang Jenis Paku Indonesia. Jakarta:
(Dicksonia blumei Moore) pada Balai Pustaka.
Berbagai Media Tumbuh. Sari, D.I.Y. & Rosada, A. (2009).
Biodiv.7(1): 85-89. Identifikasi Dan Klasifikasi
Holttum, R.E. (1966). Flora of Malaya Tumbuhan Paku di Perkebunan
Vol II. Government Printing Karet (Hevea Brasiliensis) di
Office. Singapore. Desa Tanjung Raya Kecamatan
Johnson, G.B. & Losos, J.B. (2008). Rambang Prabumulih Sumatera
Fifth Edition The Living World. Selatan. Sainmatiaka. 6(2): 23-
New York: McGraw-Hill Higher 31.
Education Stern, K.R., Jansky, S. & Bidlack, J. E.
Khoiriyah, M. (2004). Inventarisasi
Paku-pakuan (Pteridophyta) (2003). Introductory Plant
sebagai Sumber Belajar di Biology. Newyork: McGraw-
Kawasan Coban Talun Batu. http Hill
:// digilib. gunadarma. ac. Tjitrosoepomo, G. (1994). Taksonomi
id/go.Php?id=jiptumm-gdl-s1- Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah
2004-miftahulk-2136. Diakses Mada University Press.
tanggal 14 Februari 2017.
Tjitrosoepomo, G. (1998). Taksonomi
Kremp, G.O.W. (1965). Encyclopedia of
Tumbuhan Scizophyta
Pollen Morphology. Tuscon,
Thallophyta, Bryophyta,
U.S.A : Univ Arizona
Pteridophyta. Yogyakarta: Gadjah
Press
Mada University Press.
Lakitan, B. (2001). Dasar-dasar
Toogood, A. (1999). Horticultural
Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT
Techniques. Cambridge: Royal
Raja Grafindo Persada.
Horticultural Society.
Lembaga Biologi Nasional. (1979).
Jenis Paku Indonesia. Jakarta:
PN Balai Pustaka.

You might also like