You are on page 1of 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampai saat ini bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat
mendukung kelangsungan hidup seluruh makhluk, diantara planet-planet
anggota tata-surya lainnya.Oleh karenanya pengetahuan mengenai bumi
dianggap sangat vital guna kelangsungan hidup penghuninya termasuk
manusia. Di jagat raya ini masih banyak pengetahuan yang belum kita kuasai,
termasuk pengetahuan mengenai gempa bumi dan cara memprediksinya.
Indonesia adalah pertemuan rangkaian sirkum mediterania dan
rangkaian sirkum pasifik dengan proses peembentukan gunung yang masih
berlangsung .Oleh sebab itu ,di Indonesia banyak terjadi gempa bumi . Korban
jiwa yang di timbulkan dari gempa bumi ini mengalami peningkatan dari
sekian gempa yang terjadi (gempa-gempa besar), hal ini disebabkan karena
kurangnya wawasan dan pengetahuan masyarakat terhadap gempa dan cara
penanggulanganya, oleh karena itu kami menyusun makalah ini unutk
meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap gempa, serta cara
penanggulanganya dan mitigasi yang baik dan benar.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian gempa bumi ?
1.2.2 Apa penyebab terjadinya gempa bumi ?
1.2.3 Bagaimana proses perambatan gempa bumi ?
1.2.4 Bagaimana kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi ?
1.2.5 Apa akibat yang ditimbulkan gempa bumi ?
1.2.6 Bagaimana penanggulangan bencana gempa bumi ?
1.2.7 Bagaimana mitigasi bencana gempa bumi ?
1.2.8 Bagaimana rehabilitasi / pemulihan ?

1
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa dapat memahami pengertian gempa bumi.
1.3.2 Mahasiswa dapat memahami penyebab terjadinya gempa bumi.
1.3.3 Mahasiswa dapat memahami proses perambatan gempa bumi.
1.3.4 Mahasiswa dapat memahami kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi.
1.3.5 Mahasiswa dapat memahami akibat yang ditimbulkan gempa bumi.
1.3.6 Mahasiswa dapat memahami penanggulangan bencana gempa bumi.
1.3.7 Mahasiswa dapat memahami mitigasi bencana gempa bumi.
1.3.8 Mahasiswa dapat memahami rehabilitasi / pemulihan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Gempa Bumi


Gempa bumi adalah getran yang dirasakan di permukaan bumi yang di
sebabkan oleh gelombang seismic dari sumber gempa di dalam lapisan kulit
bumi.Pusat atau sumber gempa bumi yang letaknya di dalam bumi disebut
hiposentrum.Daerah permukaan bumi ataupun di dasar laut yang merupakan
tempat pusat getaran bumi merambat disebut episentrum.
Gempa bumi adalah getaran bumi atau getaran kulit bumi secara tiba-
tiba,bersumber pada lapisan kulit bumi (litosfer) bagian dalam, dirambatkan
oleh kulit bumi ke permukaan bumi. Gempa bumi di sebabkan adanya
pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi (pergeseran) pada bagian dalam
kulit bumi secara tiba-tiba.Gempa bumi termasuk bagian dari tenaga endogen
yang merusak, menyimpang dari sifat tenaga endogen pada umumnya, yaitu
membangun tetapi merupakan gejala sampingan tenaga endogen yaitu
tektonisme dan vulkanisme.

2.2 Penyebab Terjadinya Gempa Bumi


Menurut sebab terjadinya gempa di klasifikan sebagai berikut:
2.2.1 Gempa Vulkanisme
Gempa vulkanisme terjadi karena meletusnya gunung berapi. Kalau
gunung api akan meletus timbullah tekanan gas dari dalam sumbat
kawah. Tekanan itu menyebabkan terjadinya getaran yang di sebut
gempa bumi. Gempa bumi ini hanya terdapat di daerah sekitar gunung
api yang meletus. Gempa bumi ini lebih bahaya dari gempa bumi
runtuhan.

2.2.2 Gempa Runtuhan (guguran)


Gempa bumi runtuhan terjadi karena guguran atau runtuhan tanah
atau runtuhnya bagian atas litosfer karena sebelah dalam
berongga.Daerah yang terjadi gempa guguran adalah daerah tambang

3
yang berbentuk terowongan, pegunungan kapur atau lubang di dalam
pegunungan kapur.Kadang-kadang terdapat gua yang terjadi karena
pelarutan.Jika atap gua tersebut runtuh, maka timbullah gempa
bumi.Bahaya yang di akibatkan gempa bumi runtuhan kecil, umumnya
gempa runtuhan terjadi pada wilayah local.

2.2.3 Gempa Tektonik


Gempa bumi tektonik di sebabkan oleh gerak lempeng tektonik dan
merupakan akibat dari gerak orogenetik.Daerah yang sering kali
mengalami gempa ini adalah daerah pegunungan lipatan muda, yaitu
daerah rangkaian mediterania dan rangkaian sirkum pasifik.Bahaya
gempa ini besar sekali sebab lapisan bumi dapat mengalami lipatan
patahan, retakan atau bergeser.Karena gempa ini selalu mengakibatkan
pergeseran muka bumi, maka gempa ini di sebut juga gempa
dislokasi.Dislokasi berasal dari kata Dis artinya terpisah, iocare artinya
tempat.Jadi, timbulnya getaran itu karena retakan kulit bumi atau
terpisahnya kulit bumi dari kedudukan semula.

2.2.4 Ledakan Nuklir


Gempa ini terjadi di sebabkan oleh peledakan nuklir.Pada
umumnya peristiwa ini terjadi pada Negara-negara yang sedang perang
atau yang melakukan percobaan hasil rakitnya.Kekuatan gempa ini
tergantung dari kekuatan dari hantaman nuklir tersebut.

2.3 Proses Perambatan Gempa Bumi


Proses perambatan gempa bumi melalui tiga cara macam yaitu:
2.3.1 Getararan Longitudinal (Merapat-merenggang)
Yaitu getaran yang berasal dari hiposentrum dan bergerak melalui
dalam bumi. Kecepatan getaran ini besar sekali yakni 7-14
km/jam..Getaran ini datang paling awal dan merupakan getaran
pendahuluan yang pertama.Itulah sebabnya di sebut juga getaran
primer. Getaran ini belum menimbulkan kerusakan.

4
2.3.2 Getaran Tranversal (naik turun)
Getaran ini berasal dari hiposentrum dan bergerak melalui bagian
dalam bumi.Kecepatan getaran ini antara 4-7km/jam.Getaran ini datang
setelah getaran longitudinal, dan merupakan getaran pendahuluan
kedua.Itulah disebut getaran sekunder (s).Getaran ini belum
menimbulkan kerusakan.

2.3.3 Getaran Gelombang Panjang


Getaran ini berasal dari episentrum dan bergerak melalui
permukaan bumi. Kecepatan getaran ini antara 3,8 - 3,9 km/jam.
Getaran ini dating paling ahir, tetapi merupakan getaran pokok.Getaran
inilah yang menimbulkan kerusakan.

2.4 Kesiapsiagaan Menghadapi Gempa Bumi


2.4.1 Pra Gempa: Rencana Siaga
Hal pertama dari proses kesiapsiagaanadalah edukasi mengenai
alam di sekitar kita, baik dari sisikeunggulannya maupun
tantangannya.Hal kedua adalah membangun rumah dan infrastruktur
lainnyayang sesuai dengan potensi ancaman. Belajar dari pengalaman
negaramaju, selain terdapat standar minimum konstruksi bangunan
tahangempa, juga ada syarat-syarat lain saat membangun rumah dan
bangunan,seperti: bunker perlindungan dan tempat persediaan
makanan.Di Jepang, setiap kamar mandi sekaligus berfungsi sebagai
bunker perlindungangempa; desain dan konstruksinya dirancang khusus
dan mudahdipasang saat membangun rumah.Selain itu, untuk gedung-
gedungpublik seperti sekolah dan hotel, harus tersedia meja tahan
gempa yangdapat dipergunakan sebagai tempat berlindung.
Dan hal ketiga atau terakhir, adalah edukasi tentang potensi
ancaman,serta persiapan dan latihan menyelamatkan diri (survival)
dalamkeadaan darurat.Edukasi pada tahap ini meliputi hal-hal berikut
dibawah.

5
a) Identifikasi Ancaman dalam Rumah atau Gedung
 Perbaiki retakan di dinding maupun di lantai. Jangan anggap
sepeleretakan kecil.
 Benda seperti lukisan harus jauh dari tempat tidur, tempat
duduk,atau dimana pun tempat orang duduk. Berilah ekstra-
pengamanpada benda ringan yang tergantung di dinding atau di
atas kepala(misalkan lampu gantung).
 Jangan tidurkan bayi di dekat barang-barang yang mudah
runtuhatau terjatuh. Pindahkan ke tempat yang aman.
 Periksa kabel-kabel listrik dan selang gas, perbaiki atau ganti
bagian
yang rusak. Kerusakan alat-alat ini merupakan potensi
kebakaran.
Pastikan rak-rak berdiri aman, dan bila memungkinkan maka
tempelkan
ke dinding dengan kuat (dengan paku).
 Barang-barang yang besar dan berat, jangan disimpan di atas
rak.Bila mau dimasukkan rak, maka simpanlah di bagian
bawah.Demikian halnya barang pecah belah.
 Obat pemusnah serangga, pestisida, dan obyek yang mudah
terbakarharus tertutup dengan erat. Lalu simpanlah di tempat
aman.
 Pada gedung bertingkat, tangga dan lift serta sisi terluar
tembokmerupakan area paling berbahaya saat terjadi gempa.
Tanggamemiliki konstruksi paling rapuh dan dapat rubuh dengan
cepat.

b) Identifikasi Tempat Aman


Saat gempa terjadi, umumnya orang memilih lari keluar
ruangan.Tetapi hal tersebut belum tentu merupakan pilihan yang
bijaksana,karena gempa berlangsung sangat cepat (rata-rata kurang
dari satumenit), sehingga setiap langkah kaki Anda sangat berharga.

6
Karena itupenting untuk selalu memperhatikan sejenak situasi dimana
pun Andaberada, dan buat rencana menyelamatkan diri yang paling
aman.
1. .Dalam ruangan
Adakah sarana yang dapat dijadikan tempat
perlindungan?Perabotanberat, meubeul dari jati dan ranjang
yang kuat dapat digunakansebagai tempat berlindung.Pojok-
pojok ruangan (dekat pondasi)juga dapat menjadi tempat
menyelamatkan diri.Namun perlu diingatbahwa tempat
berlindung harus jauh dari jendela kaca, perapiandan kompor
gas, dan lemari berisi barang-barang berat.
2. Gedung Bertingkat
Tidak ada waktu untuk lari keluar ruangan.Tetap di
ruangan, dan usahakan merapat ke dinding/pondasi bagian
dalam. Konstruksiterkuat gedung bertingkat adalah pondasi
dekat lift, dan Anda dapatberlindung disana (tetapi jangan
berada di dalam lift atau di areatangga).
3. Ruang Terbuka
Apakah kondisi di luar ruangan lebih aman dan tidak ada
bahaya yang lebih besar?Bila hendak melarikan diri keluar
ruangan, apakahmemungkinkan, baik dari segi waktu dan
keamanan?Tiang listrik,tiang telepon, papan reklame, pohon-
pohon besar, serta reruntuhanbangunan, dapat menjadi
ancaman.

c) Titik Pertemuan
Seandainya gempa datang saat anggota keluarga beraktivitas
diluar,dan dampaknya cukup hebat sehingga mematikan listrik dan
saranakomunikasi, maka dirasa penting untuk menentukan “titik-
titikpertemuan” yang mudah dijangkau oleh semua anggota
keluarga.Misalkan, untuk anak sekolah, kita dapat menentukan titik

7
pertemuan dialun-alun kota, sebelum kemudian pulang ke rumah atau
pergi ketempat pengungsian.

d) Tas Siaga dan Bunker Persediaan


Penting untuk selalu menyiapkan diri atas kemungkinan
terburuk dari suatu bencana.Tas siaga adalah ‘teman’ yang akan
meringankanbeban pasca bencana. Selain itu, mencontoh penduduk
Jepang, merekaselalu menyiapkan pasokan air dan makanan (cepat
saji) untuk keadaandarurat.Checklist perlengkapan yang harus
disiapkan dalam “tas siaga” dan“bunker persediaan” dapat dilihat
pada lampiran.

e) Edukasi Keluarga
 Setiap anggota keluarga harus mengetahui rencana
kesiapsiagaanbencana, mengetahui tempat paling aman saat
gempa terjadi, danmengingat titik pertemuan darurat.
 Bila kompor gas atau pemanas air tidak digunakan, cabutlah
regulatordari tabung gas. Dan ajari semua keluarga cara
memasang danKesiapsiagaan Menghadapi Gempa
Bumimencabut regulator gas.
 Rencanakan “pintu utama” untuk menyelamatkan diri. Pintu
iniharus mudah dibuka dalam situasi darurat, dan kuncinya
harus selalutergantung atau mudah ditemukan.
 Siapkan senter, pluit dan tas siaga, dan simpan dekat tempat
Andatidur. Bilamana gempa menyerang saat tidur, Anda
sudah siap.
 Perlengkapi diri Anda dengan pengetahuan pertolongan
pertamapada kecelakaan (P3K).
 Latihlah anak-anak untuk menyelamatkan diri, misalkan
berlatihberlindung di kolong meja atau kolong tempat tidur
(gunakan meubelyang kuat untuk berlindung). Latihan dapat
meningkatkan reflex saat situasi darurat.

8
2.4.2 Saat Gempa: Langkah Penyelamatan Diri
a) Di Dalam Rumah atau Gedung
 Lindungi kepala dan segera cari tempat berlindung. Bila Anda
berlindungdi pojok ruangan (dekat pondasi), cari benda untuk
dipergunakansebagai tameng untuk melindungi kepala Anda.
 Anda dapat lari keluar bila sudah merencanakan bahwa hal
tersebut paling aman. Namun, bila tidak cukup waktu, tetap di
dalam ruangandan cari tempat berlindung.
 Jika dalam posisi tidur, segera lindungi kepala dengan bantal
dankemudian masuklah ke kolong tempat tidur.
 Jika rumah Anda berada di tebing atau lembah suatu bukit,
waspadalahterhadap bahaya longsor yang mungkin terjadi.
 Jika rumah Anda berada di tepi pantai, Anda harus
menyiapkan rutemelarikan diri ke daerah yang lebih tinggi.
Hal tersebut untukmenghindar dari bahaya tsunami.
 Bila memungkinkan, matikan listrik ataukompor yang
menyala,tapi bagaimanapun langkah menyelamatkan diri
harus diutamakan. Anda dapat melakukannya setelah gempa
reda atau sebelumkeluar ruangan.
 Bila Anda berada di gedung bertingkat, tetaplah di ruangan
dan caritempat berlindung yang aman. Jauhi dinding luar,
tangga dan lift.Setelah gempa berhenti, sebaiknya Anda turun
menggunakantangga darurat (hindari lift dan eskalator).

b) Di Luar Ruangan
 Jika Anda berada diluar, carilah tanah yang lapang, yang jauh
darigedung-gedung, pohon yang tinggi, dan kabel listrik.,
terowongandan jembatan.
 Jauhi retakan tanah akibat gempa, karena dapat
membahayakan.Kesiapsiagaan Menghadapi Gempa Bumi
 Jauhi tempat-tempat yang mungkin longsor atau terkena
longsoran,seperti tebing yang curam.

9
c) Di Perjalanan (Mengendarai Kendaraan)
 Jika Anda sedang mengemudikan mobil atau motor, segeralah
mencaritempat aman untuk berhenti.
 Jauhi gedung-gedung, pohon tinggi, jembatan, jembatan
laying terowongan, kabel listrik, papan reklame, tiang-tiang
listrik atau yang lainnya. Tetaplah di dalam mobil.
 Jika Anda terperangkap dalam mobil karena terkena
reruntuhan atau sebab lain, jangan menyalakan mesin dan
juga api. Upayakan untuk segera keluar,

2.4.3 Pasca Gempa: Pemulihan dan Waspada


Pasca gempa, segera periksa kondisi kesehatan Anda, keluarga
danorang-orang di sekitar Anda.Bila kondisi Anda selamat, beri
bantuankepada korban, serta waspada terhadap ancaman lain, seperti
kebakaran,sengatan listrik dan juga adanya gempa susulan. Berikut
panduannya:
 Periksa keadaan Anda dan keluarga. Bila Anda terluka, pastikan
mendapatkan pertolongan P3K.
 Bila kondisi bangunan mengkhawatirkan, segera keluarlah dari
ruangan dan carilah tempat aman. Bawa serta tas siaga yang sudah
Anda siapkan. Bila memungkinkan, matikan listrik atau komporyang
menyala sebelum Anda pergi ke tempat aman.
 Perhatikan keamanan di sekitar Anda. Waspada terhadap hal-
halberikut: kebakaran atau kondisi yang rentan mengalami
kebakaran, gas bocor, kerusakan pada sirkuit listrik, dan lain-lain.
 Lindungi diri sendiri Anda dari bahaya-bahaya tidak langsung di
atas. Dan tinggalkan area bila anda mencium bau gas atau bau zat
kimia lain.
 Upayakan agar jalan umum lancar, sehingga memudahkan
kendaraan darurat dan regu penolong.

10
 Pantau berita melalui radio yang dioperasikan dengan baterai untuk
mengetahui keadaan darurat terakhir. Dan gunakan handphone untuk
emergency call saja. (menghemat baterai).
 Jangan kembali ke dalam rumah sebelum dinyatakan aman oleh
petugas. Dan saat kembali ke rumah, berhati-hatilah saat membuka
laci, dan juga awasi kepala jangan sampai dijatuhi barang dari rak.
Bilamana Anda terjebak dalam reruntuhan, maka hal-hal berikut
harus diperhatikan:
 Bila tidak dapat melepaskan diri, maka pukullah tembok atau pipa,m
atau tiuplah peluit jika ada.
 Teriakan hanya dapat dilakukan sesekali sebab debu dapat terhirup
dan membuat sesak nafas. Tidak perlu mengibas-ngibaskan debu,
karena hal itu justru akan menggangu pernapasan Anda.
 Jangan menyalakan api, untuk menghindari bahaya yang tidak
diinginkan. Dan jangan memindahkan reruntuhan, kecuali Anda
yakinyakin bahwa hal tersebut aman dilakukan dan tidak akan
menimbulkan reruntuhan lebih parah.

Manakala Anda selamat dari bencana, ada baiknya untuk


memberikan bantuan dan pertolongan kepada orang lain secara gotong-
royong dan terkoordinir. Waktu adalah nyawa. Semakin cepat kita
dapat membentuk kelompok-kelompok penyelamat, adalah semakin
baik; hal tersebut akan meringankan penderitaan semua orang.

2.5 Akibat yang Ditimbulkan Gempa Bumi


2.5.1 Dampak fisik
 Bangunan roboh
 Kebakaran
 Jatuhnya korban jiwa
 Tanah lonsor akibat goncangan
 Permukaan tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus
 Banjir akibat rusaknya tanggul

11
 Gempa dasar laut menyebabkan tsunami

2.5.2 Dampak social


 Kemiskinan
 Kelaparan
 Menimbulkan penyakit
 Bila pada skla yang besar(menimbulkan tsunami yang besar) dapat
Melumpuhkan politik, system ekonomi dll.

2.6 Penanggulangan Bencana Gempa Bumi


Penanggulangan bencana adalah segala upaya kegiatan yang dilakukan
meliputi kegiatan pencegahan, penjinakan (mitigasi), penyelamatan,
rehabilitasi dan rekontruksi, baik sebelum, pada saat maupun setelah bencana
dan menghindarkan dari bencana yang terjadi.
Berdasarkan pengertian tersebut, penanggulangan bencana tidak hanya
pada saat dan setelah terjadinya bencana saja tetapi upaya pencegahan juga
termasuk ke dalam kegiatan penanggulangan bencana. Karena itu,
penanggulangan bencana dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu sebagai
berikut:
2.6.1 Tahap pencegahan
Pada tahap ini berbagai upaya dilakukan untuk meminimaqlkan
dampak buruk dari bencana alam.
2.6.2 Tahap Tanggap Darurat
Pada tahap tanggap darurat, hal paling pokok sebaiknya dilakukan
adalah penyelamatan korban bencana.Inilah sasaran utama dari tahapan
tanggap darurat.Selain itu, tahap tanggap darurat bertujuan membantu
masyarakat yang terkena bencana langsung untuk segera dipenuhi
kebutuhan dasarnya yang paling minimal.
2.6.3 Tahap Rehabilitasi
Dalam tahap rehablitasi, upaya yang dilakukan adalah perbaikan
fisik dan non fisik serta pemberdayaan dan pengembalian harkat
korban.Sasaran utama dari tahap ini adalah untuk memperbaiki

12
pelayanan masyarakat atau public sampai pada tingkat yang
memadai.Dalam tahap ini juga diupayakan penyelesaian berbagai
permasalahan yang terkait engan aspek kejiwaan/psikoloogis melalui
penangan traum korban bencana.
2.6.4 Tahap Rekontruksi
Gempa bumi merupakan bencana alam yang sering melanda
wilayah Indonesia, kira-kira 400 kali dalam setahun.Hal ini terjadi
karena Indonesia dilalui oleh dua lempeng (sabuk) gempa bumi, yaitu
lempeng Mediterania (Alpen-Himalaya) dan lempeng Pasifik.
Antisipasi yang harus dilakukan oleh masyarakat luas adalah apa
dan bagaimana cara menghadapi gempa, pada saat dan sesudah
terjadinya gempa. Dalam menghadapi bencana gempa bumi misalnya
masyarakat Jepang telah tahu bagaimana reaksi ketika gempa bumi
berguncang. Mereka segera mematikan kompor atau api yang menyala,
menyambar tas yang telah disiapkan (yang berisi sebotol air mineral,
makanan ringan tahan lama, lampu senter, peluit, obat-obatan, radio
transistor, dan lain-lain), lalu segera bersembunyi dibawah meja, dan
tetap menunggu hingga guncangan reda.
Tindakan lari keluar rumah, menurut mereka, malah lebih
berbahaya karena ketika gempa besar berguncang, akan terjadi runtuhan
bangunan, tiang listrik, dan lain-lain. Dalam pengetahuan itu pula selalu
disebutkan untuk segera menghindari pantai (antisipasi tsunami) dan
menjauhi tebing (antisipasi longsor).
Penanggulangan bencana gempa bumi dapat ditangani sebagai
berikut:
1. Sebelum Terjadi Gempa Bumi
Sosialisasi potensi gempa bumi wilayah yang rawan
gempa.Mengembangkan bangunan yang relative tahan gempa,
dengan memperkuat atau memperdalam fondasi bangunan,
penggunaan material yang ringan supaya bangunan dapat mengikuti
getaran gempa.Penguatan jalan, di Jepang jalan dibangun dengan
desain seperti gelombang air ketika terjadi gempa. Pendidikan

13
kepada masyarakat tentang cara menyelamatkan diri dari gempa
mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Monitoring dengan
mengukur gerakan tanah dengan menggunakan skala richter.
Persiapan menghadapi gempa dirumah dengan menyiapkan air,
makanan, lampu senter, selimut dan pertolongan pertama.

2. Pada Saat Gempa dan Setelah Gempa


Memberikan peringatan terjadinya gempa kepada masyarakat,
memantau perkembangan gempa, dan menyebarluaskan kepada
masyarakat. Memberikan informasi jika keadaan telah dianggap
aman, mengerahkan regu atau tim tanggap darurat kelapangan untuk
memberikan pertolongan. Memperbaiki berbagai fasilitas yang rusak
terutama jalan agar bantuan tidak terhambat datang kelokasi dan
masyarakat dapat melakukan mobilitas.Melakukan berbagai upaya
rekontruksi.

2.7 Mitigasi Bencana Gempa Bumi


2.7.1 Mitigasi Struktural
Antara lain sebagai berikut :
a) Harus di bangun dengan konstruksi tanah getaran atau gempa
khususnya di daerah rawan gempa.
b) Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar atau kualitas
bangunan
c) Pembangunan fasilitas umum dengan kewalitas tinggi
d) Perkuatan bangunan vital yang telah ada
e) Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan pegunungan lahan
f) Rencan penampatan pemukiman unrtuk mengurangi tingkat
kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi
g) Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya
gempa bumi dan cara – cara penyelamatkan diri jika terjadi gempa
bumi

14
h) Ikut serta dalam perlatihan program, upaya penyalamatan,
kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, perlatihan pemadam
kebakaran dan pertolongan pertama.
i) Persiapan alat pemadam kebakaran, dan peralatan penggalian, dan
peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
j) Rencan kontijusi / sedaruratan untuk melatih anggota pelage dalam
menghadapi gempa bumi
k) Membentuk kelompok aksi penyelamatan bencana dengan perlatihan
pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama
l) Persiapan alat kebakaran, peralatan penggalian dan alat perlindungan
masyarakat lainnya

Adapun secara rinci mitigasi bencana gempa tersebut antara lain:


1) Mitigasi sebelum gempa terjadi
Merencanakan kesiapsiagaan terhadap bencana tidak hanya
mencakup perencanaan fisik bangunan belaka. Setiap orang dalam
rumah sebaiknya tahu apa yang harus dilakukan dan ke mana harus
pergi bila situasi darurat terjadi.

a. Prinsip rencana siaga untuk rumah tangga


 Rencana darurat rumah tangga dibuat sederhana sehingga
mudah diingat oleh seluruh anggota keluarga. Bencana
adalah situasi yang sangat mencekam sehingga mudah
mencetus kebingungan. Rencana darurat yang baik hanya
berisi beberapa rincian saja yang mudah dilaksanakan.
 Tentukan jalan melarikan diri, Pastikan Anda dan keluarga
tahu jalan yang paling aman untuk keluar dari rumah saat
gempa. Jika Anda berencana meninggalkan daerah atau desa,
rencanakan beberapa jalan dengan memperhitungkan
kemungkinan beberapa jalan yang putus atau tertutup akibat
gempa.

15
 Tentukan tempat bertemu, Dalam keadaan anggota keluarga
terpencar,misalnya ibu di rumah, ayah di tempat kerja,
sementara anak-anak di sekolah saat gempa terjadi, tentukan
tempat bertemu. Yang pertama semestinya lokasi yang aman
dan dekat rumah. Tempat ini biasanya menjadi tempat
anggota keluarga bertemu pada keadaan darurat. Tempat
kedua dapat berupa bangunan atau taman di luar desa,
digunakan dalam keadaan anggota keluarga tidak bisa
kembali ke rumah. Setiap orang mestinya tahu tempat
tersebut.

b. Prinsip rencana siaga untuk sekolah


Sama dengan prinsip rencana siaga di rumah
tangga.Gedung sekolah perlu diperiksa ketahanannya terhadap
gempa bumi.Sebaiknya sekolah dibangun berdasarkan standar
bangunan tahan gempa.Anak-anak sekolah perlu sering dilatih
untuk melakukan tindakan penyelamatan diri bila terjadi gempa,
misalnya sekurang kurangnya 2 kali dalam setahun.

c. Menyiapkan rumah tahan gempa


 Minta bantuan ahli bangunan. Tanyakan tentang perbaikan
dan penguatan rumah seperti serambi, pintu kaca geser,
garasi, dan pintu garasi. Setidaknya ada bagian rumah yang
tahan gempa sebagai titik atau ruang berlindung
 Periksa apakah fondasi rumah Anda kokoh
 Jika mempunyai saluran air panas dan gas, pastikan tertanam
dengan kuat. Gunakan sambungan pipa yang lentur.
 Letakkan barang yang besar dan berat di bagian bawah rak
dan pastikan rak tertempel mati pada tembok
 Simpan barang pecah-belah di bagian bawah rak atau lemari
yang berlaci dan dapat dikunci

16
 Gantungkan benda berat seperti gambar, lukisan, dan cermin
jauh dari tempat tidur, sofa atau kursi dimana orang duduk
 Segera perbaiki kabel-kabel yang rusak dan sambungan gas
yang bocor
 Perbaiki keretakan-keretakan pada atap dan fondasi rumah,
dan pastikan hal itu bukan karena kerusakan struktur
 Pasang pipa air dan gas yang lentur untuk menghindari
kebocoran air dan gas
 Simpan racun serangga atau bahan yang berbahaya dan
mudah terbakar di tempat aman, terkunci serta jauh dari
jangkauan anak-anak
 Hiasan gantung dan lampu diikat kuat agar tidak jatuh pada
saat gempa.
 Bila memungkinkan sediakan kasur gulung di dekat tempat-
tempat tertentu sebagai alat pengaman kejatuhan barang dari
atas
 Menyediakan helm dekat dengan tempat kerja atau tempak
tidur Anda dan gunakan segera ketika terjadi gempa

2) Mitigasi saat terjadi gempa bumi


a. Bila Anda berada dalam bangunan, cari tempat perlindungan.
Hindari jendela dan bagian rumah yang terbuat dari kaca.
Gunakan bangku, meja atau perlengkapan rumah tangga yang
kuat sebagai perlindungan.
b. Tetap di sana namun bersiap untuk pindah. Tunggu sampai
goncangan berhenti dan aman untuk bergerak.
c. Menjauhlah dari jendela kaca, perapian, kompor atau peralatan
rumah tangga yang mungkin akan jatuh. Tetap di dalam untuk
menghindari terkena pecahan kaca atau bagian-bagian
bangunan.
d. Jika malam hari dan Anda di tempat tidur. Cari tempat yang
aman yang kuat dan tunggu gempa berhenti. Jika gempa sudah

17
berhenti, periksa anggota keluarga dan carilah tempat yang
aman. Ada baiknya kita mempunyai lampu senter dekat tempat
tidur. Saat gempa malam hari, alat murah ini sangat berguna
untuk menerangi jalan mencari tempat aman, terutama bila
listrik padam akibat gempa. Lilin dan lampu gas sangat
berbahaya, dan sebaiknya tidak digunakan
e. Jika Anda berada di tengah keramaian, cari perlindungan. Tetap
tenang dan mintalah yang lain untuk tenang juga. Jika sudah
aman, berpindahlah ke tempat yang terbuka, jauh dari
pepohonan besar atau bangunan. Waspada akan kemungkinan
gempa susulan.
f. Jika Anda di luar, cari tempat terbuka, jauh dari bangunan,
pohon tinggi dan jaringan listrik. Hindari rekahan akibat gempa
yang bisa sangat berbahaya.
g. Jika Anda mengemudi, berhentilah jika aman, tapi tetap dalam
mobil. Menjauhlah dari jembatan, jembatan layang atau
terowongan. Pindahkan mobil jauh dari lalu lintas. Jangan
berhenti dekat pohon tinggi, lampu lalu lintas atau tiang listrik.
h. Jika Anda di pegunungan, dekat dengan lereng atau jurang yang
rapuh waspadalah dengan batu atau tanah longsor yang runtuh
akibat gempa.
i. Jika Anda di pantai, segeralah berpindah ke daerah yang tinggi
atau berjarak beberapa ratus meter dari pantai. Gempa bumi
dapat menyebabkan tsunami selang beberapa menit atau jam
setelah gempa dan menyebabkan kerusakan yang hebat.

3) Mitigasi setelah gempa bumi berlangsung


Saat Anda dan keluarga terlepas dari ancaman akibat gempa awal
a. Periksa adanya luka. Setelah menolong diri, bantu menolong
mereka yang terluka atau terjebak. Hubungi petugas yang
menangani bencana, kemudian berikan pertolongan pertama jika

18
memungkinkan. Jangan coba memindahkan mereka yang luka
serius karena justru bisa memperparah luka.

b. Periksa keamanan. Periksa hal-hal berikut setelah gempa


 Api atau ancaman kebakaran.
 Kebocoran gas – tutup saluran gas jika diduga bocor dari
adanya bau dan jangan dibuka sebelum diperbaiki oleh
ahlinya.
 Kerusakan saluran listrik – matikan meteran listrik.
 Kerusakan kabel listrik – menjauhlah dari kabel listrik
sekalipun meteran telah dimatikan.
 Barang-barang yang jatuh di dalam lemari (saat Anda
membukanya).
 Periksa pesawat telepon – pastikan telepon pada tempatnya

c. Lindungi diri Anda dari ancaman tidak langsung dengan


memakai celana panjang, baju lengan panjang, sepatu yang kuat,
dan jika mungkin juga sarung tangan. Ini akan melindungi Anda
dari luka akibat barang-barang yang pecah.

d. Bantu tetangga yang memerlukan bantuan. Orang tua, anak-


anak, ibu hamil, ibu menyusui dan orang cacat mungkin perlu
bantuan tambahan. Mereka yang jumlah anggota keluarganya
besar juga memerlukan bantuan tambahan pada keadaan darurat.

e. Pembersihan. Singkirkan barang-barang yang mungkin


berbahaya, termasuk pecahan gelas, kaca, dan obat-obatan yang
tumpah.

f. Waspada dengan gempa susulan. Sebagian besar gempa susulan


lebih lemah dari gempa utama. Namun, beberapa dapat cukup
kuat untuk merobohkan bangunan yang sudah goyah akibat

19
gempa pertama. Tetaplah berada jauh dari bangunan. Kembali
ke rumah hanya bila pihak berwenang sudah mengumumkan
keadaan aman.
 Gunakan lampu senter. Jangan gunakan korek api, lilin,
kompor gas atau obor.
 Gunakan telepon rumah hanya dalam keadaan darurat yang
mengancam jiwa.
 Nyalakan radio untuk informasi, laporan kerusakan atau
keperluan relawan di daerah Anda.
 Kondisikan jalan bebas rintangan untuk mobil darurat

2.7.2 Mitigasi Non Struktural


Mitigasi nonstruktural dapat dilakukan dengan memperkenalkan
atau menerapkan asuransi bencana di daerah yang rawan sehingga
masyarakat tidak harus menunggu bantuan pemerintah atau donatur saat
harus melakukan pemulihan pascabencana dan masyarakat dapat
kembali melakukan berbagai aktivitas sosial dan ekonomi lebih segera.
Melihat pentingnya upaya mitigasi bencana alam tersebut,
tampaknya harus segera dilakukan oleh semua pihak yang diprakarsai
oleh departemen sosial. Mitigasi gempa tersebut harus dilakukan secara
terpadu, terus-menerus, dan dilakukan semua pihak, sehingga kerugian
cacat fisik, jiwa dan harta benda,dapat diminimalkan. Berbagai kejadian
mengenaskan yang terjadi dalam bencana gempa tersebut adalah
merupakan pengalaman berharga. Seringkali penyesalan itu terulang
lagi hanya karena tidak ada inisiatif untuk memulai mitigasi bencana
yang sangat penting ini

2.8 Rehabilitasi/Pemulihan
2.8.1 Pemulihan Kehidupan Pascam Bencana
Pemulihan (recovery) kehidupan sesudah bencana terdiri atas tiga
tahapan yang saling terkait.Ketiga tahap dimaksud bersifat berjenjang
berdasarkan skala prioritas, selaras dengan keadaan umum yang

20
senantiasa tercipta akibat bencana.Pertama, tahap tanggap-darurat atau
penyelamatan (salvation); kedua, tahap perbaikan (rehabilitation);
ketiga, tahap pembangunan-kembali (reconstruction).Tahap
penyelamatan atau masa tanggap darurat berlangsung segera setelah
reda dari kejadian, selama sekitar satu atau dua pekan.Pada tahap ini hal
mendesak yang harus dikerjakan adalah mengungsikan masyarakat ke
tempat yang aman; mengobati dan menyembuhkan mereka yang sakit;
menguburkan korban yang meninggal dunia; menyediakan kebutuhan
hidup harian bagi para korban yang selamat (di pengungsian, tempatnya
semula, rumah sakit), berupa pangan, sandang, tempat berteduh darurat
berikut keperluan sanitasi dan kedapuran.
Tahap berbaikan dimulai sesudah masa tanggap-darurat dipandang
selesai.Dalam tahap ini pekerjaan-pekerjaan yang perlu dilakukan
meliputi pembersihan lokasi kejadian dari puing-puing reruntuhan,
normalisasi kehidupan sosial masyarakat, perawatan traumatika,
perbaikan seperlunya sarana dan prasarana publik, serta pemulihan
kehidupan ekonomi dan kegiatan pemerintahan. Durasi tahap perbaikan
bergantung pada kadar keparahan kerusakan yang ditimbulkan oleh
bencana. Di tengah berlangsungnya tahap perbaikan atau rehabilitasi,
dibulailah tahap pembangunan-ulang atau rekonstruksi. Pekerjaan
dalam tahap rekonstruksi adalah pembangunan permanen fasilitas fisik,
terutama yang berupa (pra)sarana publik. Seperti halnya tahap
perbaikan, durasi tahap rekonstruksi juga dipengaruhi oleh kadar
keparahan kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana.
Hal yang harus disadari dalam memulihkan kehidupan
pascabencana ialah bahwa durasi pemulihan (khususnya untuk tahap
perbaikan dan tahap rekonstruksi) bukan semata-mata ditentukan oleh
kadar keparahan kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana. Durasi itu,
serta kualitas hasil rehabilitasi dan hasil rekonstruksinya, juga turut
ditentukan oleh kesediaan masyarakat penderita/korban untuk bangkit
sendiri, kesediaan masyarakat lain (bukan penderita/korban) untuk

21
menolong, ketersediaan dana, serta kebertanggungjawaban dan efisiensi
pengelolaan dana yang ada

22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan
dislokasi pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba.Terjadinya gempa bumi
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya vulkanik, tektonik, runtuhan dan
nuklir. Akibat yang di timbulkan gempa bumi yakni menimbulkan
kerusakan bangunan, sarana dan prasarana umum seperti jalan raya dan
lain – lain. Upaya penanggulangan yang dapat kita lakukan yakni dengan
membuat bangunan yang sesuai standar / membuat bangunan tahan gempa
terutama di daerah rawan gempa.
Mitigasi saat terjadinya gempa bumi yang paling utama adalah
hindari kepanikan, jika ada di dalam ruangan berlindung di bawah kolong
meja, dan jika diluar ruangan jauhi tiang listrik dan pohon.

3.2 Saran
Sebaiknya pengetahuan mitigasi tentang bencana gempa bumi
ditanamkan sejak kecil dengan tujuan untuk menciptakan generasi yang
tanggap bencana serta berguna bagi nusa dan bangsa

23
DAFTAR PUSTAKA

Ischak. 1989. Geografi 2a; Gempa Bumi dan Klasifikasi Gempa. PT. Intan
Pariwira.Yogyakarta.
Wisesa Hendra. 2011. Buku Pintar Bumi; Tips penanganan jika terjadi gempa
bumi.Harmoni. Jogjakarta.
Suprobo Bambang. 2008. IPS Geografi; Penyebab Gempa Bumi dan
Penanggulangannya. Penerbit Erlangga. Jakarta./
Paramartha. Ceramah Umum: Kesiapsiagaan Menhadapi Gempa Bumi.m Entis
Sutisna (Relawan Pelatihan Siaga Bencana di Aceh). Jakarta: Paramartha,
2010.
Yayasan IDEP. Gempa Bumi: Cerita Tentang Masyarakat Desa Menghadapi
Gempa Bumi. Bali: Yayasan IDEP, 2005.

http://sheilahalizaplh.blogspot.com/p/mitigasi-bencana-saat-terjadi-gempa-
bumi.htmlhttp://mitigasigempa.blogspot.com/2011/11/mitigasi-bencana_23.html

24

You might also like