Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa dapat memahami pengertian gempa bumi.
1.3.2 Mahasiswa dapat memahami penyebab terjadinya gempa bumi.
1.3.3 Mahasiswa dapat memahami proses perambatan gempa bumi.
1.3.4 Mahasiswa dapat memahami kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi.
1.3.5 Mahasiswa dapat memahami akibat yang ditimbulkan gempa bumi.
1.3.6 Mahasiswa dapat memahami penanggulangan bencana gempa bumi.
1.3.7 Mahasiswa dapat memahami mitigasi bencana gempa bumi.
1.3.8 Mahasiswa dapat memahami rehabilitasi / pemulihan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
yang berbentuk terowongan, pegunungan kapur atau lubang di dalam
pegunungan kapur.Kadang-kadang terdapat gua yang terjadi karena
pelarutan.Jika atap gua tersebut runtuh, maka timbullah gempa
bumi.Bahaya yang di akibatkan gempa bumi runtuhan kecil, umumnya
gempa runtuhan terjadi pada wilayah local.
4
2.3.2 Getaran Tranversal (naik turun)
Getaran ini berasal dari hiposentrum dan bergerak melalui bagian
dalam bumi.Kecepatan getaran ini antara 4-7km/jam.Getaran ini datang
setelah getaran longitudinal, dan merupakan getaran pendahuluan
kedua.Itulah disebut getaran sekunder (s).Getaran ini belum
menimbulkan kerusakan.
5
a) Identifikasi Ancaman dalam Rumah atau Gedung
Perbaiki retakan di dinding maupun di lantai. Jangan anggap
sepeleretakan kecil.
Benda seperti lukisan harus jauh dari tempat tidur, tempat
duduk,atau dimana pun tempat orang duduk. Berilah ekstra-
pengamanpada benda ringan yang tergantung di dinding atau di
atas kepala(misalkan lampu gantung).
Jangan tidurkan bayi di dekat barang-barang yang mudah
runtuhatau terjatuh. Pindahkan ke tempat yang aman.
Periksa kabel-kabel listrik dan selang gas, perbaiki atau ganti
bagian
yang rusak. Kerusakan alat-alat ini merupakan potensi
kebakaran.
Pastikan rak-rak berdiri aman, dan bila memungkinkan maka
tempelkan
ke dinding dengan kuat (dengan paku).
Barang-barang yang besar dan berat, jangan disimpan di atas
rak.Bila mau dimasukkan rak, maka simpanlah di bagian
bawah.Demikian halnya barang pecah belah.
Obat pemusnah serangga, pestisida, dan obyek yang mudah
terbakarharus tertutup dengan erat. Lalu simpanlah di tempat
aman.
Pada gedung bertingkat, tangga dan lift serta sisi terluar
tembokmerupakan area paling berbahaya saat terjadi gempa.
Tanggamemiliki konstruksi paling rapuh dan dapat rubuh dengan
cepat.
6
Karena itupenting untuk selalu memperhatikan sejenak situasi dimana
pun Andaberada, dan buat rencana menyelamatkan diri yang paling
aman.
1. .Dalam ruangan
Adakah sarana yang dapat dijadikan tempat
perlindungan?Perabotanberat, meubeul dari jati dan ranjang
yang kuat dapat digunakansebagai tempat berlindung.Pojok-
pojok ruangan (dekat pondasi)juga dapat menjadi tempat
menyelamatkan diri.Namun perlu diingatbahwa tempat
berlindung harus jauh dari jendela kaca, perapiandan kompor
gas, dan lemari berisi barang-barang berat.
2. Gedung Bertingkat
Tidak ada waktu untuk lari keluar ruangan.Tetap di
ruangan, dan usahakan merapat ke dinding/pondasi bagian
dalam. Konstruksiterkuat gedung bertingkat adalah pondasi
dekat lift, dan Anda dapatberlindung disana (tetapi jangan
berada di dalam lift atau di areatangga).
3. Ruang Terbuka
Apakah kondisi di luar ruangan lebih aman dan tidak ada
bahaya yang lebih besar?Bila hendak melarikan diri keluar
ruangan, apakahmemungkinkan, baik dari segi waktu dan
keamanan?Tiang listrik,tiang telepon, papan reklame, pohon-
pohon besar, serta reruntuhanbangunan, dapat menjadi
ancaman.
c) Titik Pertemuan
Seandainya gempa datang saat anggota keluarga beraktivitas
diluar,dan dampaknya cukup hebat sehingga mematikan listrik dan
saranakomunikasi, maka dirasa penting untuk menentukan “titik-
titikpertemuan” yang mudah dijangkau oleh semua anggota
keluarga.Misalkan, untuk anak sekolah, kita dapat menentukan titik
7
pertemuan dialun-alun kota, sebelum kemudian pulang ke rumah atau
pergi ketempat pengungsian.
e) Edukasi Keluarga
Setiap anggota keluarga harus mengetahui rencana
kesiapsiagaanbencana, mengetahui tempat paling aman saat
gempa terjadi, danmengingat titik pertemuan darurat.
Bila kompor gas atau pemanas air tidak digunakan, cabutlah
regulatordari tabung gas. Dan ajari semua keluarga cara
memasang danKesiapsiagaan Menghadapi Gempa
Bumimencabut regulator gas.
Rencanakan “pintu utama” untuk menyelamatkan diri. Pintu
iniharus mudah dibuka dalam situasi darurat, dan kuncinya
harus selalutergantung atau mudah ditemukan.
Siapkan senter, pluit dan tas siaga, dan simpan dekat tempat
Andatidur. Bilamana gempa menyerang saat tidur, Anda
sudah siap.
Perlengkapi diri Anda dengan pengetahuan pertolongan
pertamapada kecelakaan (P3K).
Latihlah anak-anak untuk menyelamatkan diri, misalkan
berlatihberlindung di kolong meja atau kolong tempat tidur
(gunakan meubelyang kuat untuk berlindung). Latihan dapat
meningkatkan reflex saat situasi darurat.
8
2.4.2 Saat Gempa: Langkah Penyelamatan Diri
a) Di Dalam Rumah atau Gedung
Lindungi kepala dan segera cari tempat berlindung. Bila Anda
berlindungdi pojok ruangan (dekat pondasi), cari benda untuk
dipergunakansebagai tameng untuk melindungi kepala Anda.
Anda dapat lari keluar bila sudah merencanakan bahwa hal
tersebut paling aman. Namun, bila tidak cukup waktu, tetap di
dalam ruangandan cari tempat berlindung.
Jika dalam posisi tidur, segera lindungi kepala dengan bantal
dankemudian masuklah ke kolong tempat tidur.
Jika rumah Anda berada di tebing atau lembah suatu bukit,
waspadalahterhadap bahaya longsor yang mungkin terjadi.
Jika rumah Anda berada di tepi pantai, Anda harus
menyiapkan rutemelarikan diri ke daerah yang lebih tinggi.
Hal tersebut untukmenghindar dari bahaya tsunami.
Bila memungkinkan, matikan listrik ataukompor yang
menyala,tapi bagaimanapun langkah menyelamatkan diri
harus diutamakan. Anda dapat melakukannya setelah gempa
reda atau sebelumkeluar ruangan.
Bila Anda berada di gedung bertingkat, tetaplah di ruangan
dan caritempat berlindung yang aman. Jauhi dinding luar,
tangga dan lift.Setelah gempa berhenti, sebaiknya Anda turun
menggunakantangga darurat (hindari lift dan eskalator).
b) Di Luar Ruangan
Jika Anda berada diluar, carilah tanah yang lapang, yang jauh
darigedung-gedung, pohon yang tinggi, dan kabel listrik.,
terowongandan jembatan.
Jauhi retakan tanah akibat gempa, karena dapat
membahayakan.Kesiapsiagaan Menghadapi Gempa Bumi
Jauhi tempat-tempat yang mungkin longsor atau terkena
longsoran,seperti tebing yang curam.
9
c) Di Perjalanan (Mengendarai Kendaraan)
Jika Anda sedang mengemudikan mobil atau motor, segeralah
mencaritempat aman untuk berhenti.
Jauhi gedung-gedung, pohon tinggi, jembatan, jembatan
laying terowongan, kabel listrik, papan reklame, tiang-tiang
listrik atau yang lainnya. Tetaplah di dalam mobil.
Jika Anda terperangkap dalam mobil karena terkena
reruntuhan atau sebab lain, jangan menyalakan mesin dan
juga api. Upayakan untuk segera keluar,
10
Pantau berita melalui radio yang dioperasikan dengan baterai untuk
mengetahui keadaan darurat terakhir. Dan gunakan handphone untuk
emergency call saja. (menghemat baterai).
Jangan kembali ke dalam rumah sebelum dinyatakan aman oleh
petugas. Dan saat kembali ke rumah, berhati-hatilah saat membuka
laci, dan juga awasi kepala jangan sampai dijatuhi barang dari rak.
Bilamana Anda terjebak dalam reruntuhan, maka hal-hal berikut
harus diperhatikan:
Bila tidak dapat melepaskan diri, maka pukullah tembok atau pipa,m
atau tiuplah peluit jika ada.
Teriakan hanya dapat dilakukan sesekali sebab debu dapat terhirup
dan membuat sesak nafas. Tidak perlu mengibas-ngibaskan debu,
karena hal itu justru akan menggangu pernapasan Anda.
Jangan menyalakan api, untuk menghindari bahaya yang tidak
diinginkan. Dan jangan memindahkan reruntuhan, kecuali Anda
yakinyakin bahwa hal tersebut aman dilakukan dan tidak akan
menimbulkan reruntuhan lebih parah.
11
Gempa dasar laut menyebabkan tsunami
12
pelayanan masyarakat atau public sampai pada tingkat yang
memadai.Dalam tahap ini juga diupayakan penyelesaian berbagai
permasalahan yang terkait engan aspek kejiwaan/psikoloogis melalui
penangan traum korban bencana.
2.6.4 Tahap Rekontruksi
Gempa bumi merupakan bencana alam yang sering melanda
wilayah Indonesia, kira-kira 400 kali dalam setahun.Hal ini terjadi
karena Indonesia dilalui oleh dua lempeng (sabuk) gempa bumi, yaitu
lempeng Mediterania (Alpen-Himalaya) dan lempeng Pasifik.
Antisipasi yang harus dilakukan oleh masyarakat luas adalah apa
dan bagaimana cara menghadapi gempa, pada saat dan sesudah
terjadinya gempa. Dalam menghadapi bencana gempa bumi misalnya
masyarakat Jepang telah tahu bagaimana reaksi ketika gempa bumi
berguncang. Mereka segera mematikan kompor atau api yang menyala,
menyambar tas yang telah disiapkan (yang berisi sebotol air mineral,
makanan ringan tahan lama, lampu senter, peluit, obat-obatan, radio
transistor, dan lain-lain), lalu segera bersembunyi dibawah meja, dan
tetap menunggu hingga guncangan reda.
Tindakan lari keluar rumah, menurut mereka, malah lebih
berbahaya karena ketika gempa besar berguncang, akan terjadi runtuhan
bangunan, tiang listrik, dan lain-lain. Dalam pengetahuan itu pula selalu
disebutkan untuk segera menghindari pantai (antisipasi tsunami) dan
menjauhi tebing (antisipasi longsor).
Penanggulangan bencana gempa bumi dapat ditangani sebagai
berikut:
1. Sebelum Terjadi Gempa Bumi
Sosialisasi potensi gempa bumi wilayah yang rawan
gempa.Mengembangkan bangunan yang relative tahan gempa,
dengan memperkuat atau memperdalam fondasi bangunan,
penggunaan material yang ringan supaya bangunan dapat mengikuti
getaran gempa.Penguatan jalan, di Jepang jalan dibangun dengan
desain seperti gelombang air ketika terjadi gempa. Pendidikan
13
kepada masyarakat tentang cara menyelamatkan diri dari gempa
mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Monitoring dengan
mengukur gerakan tanah dengan menggunakan skala richter.
Persiapan menghadapi gempa dirumah dengan menyiapkan air,
makanan, lampu senter, selimut dan pertolongan pertama.
14
h) Ikut serta dalam perlatihan program, upaya penyalamatan,
kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, perlatihan pemadam
kebakaran dan pertolongan pertama.
i) Persiapan alat pemadam kebakaran, dan peralatan penggalian, dan
peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
j) Rencan kontijusi / sedaruratan untuk melatih anggota pelage dalam
menghadapi gempa bumi
k) Membentuk kelompok aksi penyelamatan bencana dengan perlatihan
pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama
l) Persiapan alat kebakaran, peralatan penggalian dan alat perlindungan
masyarakat lainnya
15
Tentukan tempat bertemu, Dalam keadaan anggota keluarga
terpencar,misalnya ibu di rumah, ayah di tempat kerja,
sementara anak-anak di sekolah saat gempa terjadi, tentukan
tempat bertemu. Yang pertama semestinya lokasi yang aman
dan dekat rumah. Tempat ini biasanya menjadi tempat
anggota keluarga bertemu pada keadaan darurat. Tempat
kedua dapat berupa bangunan atau taman di luar desa,
digunakan dalam keadaan anggota keluarga tidak bisa
kembali ke rumah. Setiap orang mestinya tahu tempat
tersebut.
16
Gantungkan benda berat seperti gambar, lukisan, dan cermin
jauh dari tempat tidur, sofa atau kursi dimana orang duduk
Segera perbaiki kabel-kabel yang rusak dan sambungan gas
yang bocor
Perbaiki keretakan-keretakan pada atap dan fondasi rumah,
dan pastikan hal itu bukan karena kerusakan struktur
Pasang pipa air dan gas yang lentur untuk menghindari
kebocoran air dan gas
Simpan racun serangga atau bahan yang berbahaya dan
mudah terbakar di tempat aman, terkunci serta jauh dari
jangkauan anak-anak
Hiasan gantung dan lampu diikat kuat agar tidak jatuh pada
saat gempa.
Bila memungkinkan sediakan kasur gulung di dekat tempat-
tempat tertentu sebagai alat pengaman kejatuhan barang dari
atas
Menyediakan helm dekat dengan tempat kerja atau tempak
tidur Anda dan gunakan segera ketika terjadi gempa
17
berhenti, periksa anggota keluarga dan carilah tempat yang
aman. Ada baiknya kita mempunyai lampu senter dekat tempat
tidur. Saat gempa malam hari, alat murah ini sangat berguna
untuk menerangi jalan mencari tempat aman, terutama bila
listrik padam akibat gempa. Lilin dan lampu gas sangat
berbahaya, dan sebaiknya tidak digunakan
e. Jika Anda berada di tengah keramaian, cari perlindungan. Tetap
tenang dan mintalah yang lain untuk tenang juga. Jika sudah
aman, berpindahlah ke tempat yang terbuka, jauh dari
pepohonan besar atau bangunan. Waspada akan kemungkinan
gempa susulan.
f. Jika Anda di luar, cari tempat terbuka, jauh dari bangunan,
pohon tinggi dan jaringan listrik. Hindari rekahan akibat gempa
yang bisa sangat berbahaya.
g. Jika Anda mengemudi, berhentilah jika aman, tapi tetap dalam
mobil. Menjauhlah dari jembatan, jembatan layang atau
terowongan. Pindahkan mobil jauh dari lalu lintas. Jangan
berhenti dekat pohon tinggi, lampu lalu lintas atau tiang listrik.
h. Jika Anda di pegunungan, dekat dengan lereng atau jurang yang
rapuh waspadalah dengan batu atau tanah longsor yang runtuh
akibat gempa.
i. Jika Anda di pantai, segeralah berpindah ke daerah yang tinggi
atau berjarak beberapa ratus meter dari pantai. Gempa bumi
dapat menyebabkan tsunami selang beberapa menit atau jam
setelah gempa dan menyebabkan kerusakan yang hebat.
18
memungkinkan. Jangan coba memindahkan mereka yang luka
serius karena justru bisa memperparah luka.
19
gempa pertama. Tetaplah berada jauh dari bangunan. Kembali
ke rumah hanya bila pihak berwenang sudah mengumumkan
keadaan aman.
Gunakan lampu senter. Jangan gunakan korek api, lilin,
kompor gas atau obor.
Gunakan telepon rumah hanya dalam keadaan darurat yang
mengancam jiwa.
Nyalakan radio untuk informasi, laporan kerusakan atau
keperluan relawan di daerah Anda.
Kondisikan jalan bebas rintangan untuk mobil darurat
2.8 Rehabilitasi/Pemulihan
2.8.1 Pemulihan Kehidupan Pascam Bencana
Pemulihan (recovery) kehidupan sesudah bencana terdiri atas tiga
tahapan yang saling terkait.Ketiga tahap dimaksud bersifat berjenjang
berdasarkan skala prioritas, selaras dengan keadaan umum yang
20
senantiasa tercipta akibat bencana.Pertama, tahap tanggap-darurat atau
penyelamatan (salvation); kedua, tahap perbaikan (rehabilitation);
ketiga, tahap pembangunan-kembali (reconstruction).Tahap
penyelamatan atau masa tanggap darurat berlangsung segera setelah
reda dari kejadian, selama sekitar satu atau dua pekan.Pada tahap ini hal
mendesak yang harus dikerjakan adalah mengungsikan masyarakat ke
tempat yang aman; mengobati dan menyembuhkan mereka yang sakit;
menguburkan korban yang meninggal dunia; menyediakan kebutuhan
hidup harian bagi para korban yang selamat (di pengungsian, tempatnya
semula, rumah sakit), berupa pangan, sandang, tempat berteduh darurat
berikut keperluan sanitasi dan kedapuran.
Tahap berbaikan dimulai sesudah masa tanggap-darurat dipandang
selesai.Dalam tahap ini pekerjaan-pekerjaan yang perlu dilakukan
meliputi pembersihan lokasi kejadian dari puing-puing reruntuhan,
normalisasi kehidupan sosial masyarakat, perawatan traumatika,
perbaikan seperlunya sarana dan prasarana publik, serta pemulihan
kehidupan ekonomi dan kegiatan pemerintahan. Durasi tahap perbaikan
bergantung pada kadar keparahan kerusakan yang ditimbulkan oleh
bencana. Di tengah berlangsungnya tahap perbaikan atau rehabilitasi,
dibulailah tahap pembangunan-ulang atau rekonstruksi. Pekerjaan
dalam tahap rekonstruksi adalah pembangunan permanen fasilitas fisik,
terutama yang berupa (pra)sarana publik. Seperti halnya tahap
perbaikan, durasi tahap rekonstruksi juga dipengaruhi oleh kadar
keparahan kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana.
Hal yang harus disadari dalam memulihkan kehidupan
pascabencana ialah bahwa durasi pemulihan (khususnya untuk tahap
perbaikan dan tahap rekonstruksi) bukan semata-mata ditentukan oleh
kadar keparahan kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana. Durasi itu,
serta kualitas hasil rehabilitasi dan hasil rekonstruksinya, juga turut
ditentukan oleh kesediaan masyarakat penderita/korban untuk bangkit
sendiri, kesediaan masyarakat lain (bukan penderita/korban) untuk
21
menolong, ketersediaan dana, serta kebertanggungjawaban dan efisiensi
pengelolaan dana yang ada
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan
dislokasi pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba.Terjadinya gempa bumi
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya vulkanik, tektonik, runtuhan dan
nuklir. Akibat yang di timbulkan gempa bumi yakni menimbulkan
kerusakan bangunan, sarana dan prasarana umum seperti jalan raya dan
lain – lain. Upaya penanggulangan yang dapat kita lakukan yakni dengan
membuat bangunan yang sesuai standar / membuat bangunan tahan gempa
terutama di daerah rawan gempa.
Mitigasi saat terjadinya gempa bumi yang paling utama adalah
hindari kepanikan, jika ada di dalam ruangan berlindung di bawah kolong
meja, dan jika diluar ruangan jauhi tiang listrik dan pohon.
3.2 Saran
Sebaiknya pengetahuan mitigasi tentang bencana gempa bumi
ditanamkan sejak kecil dengan tujuan untuk menciptakan generasi yang
tanggap bencana serta berguna bagi nusa dan bangsa
23
DAFTAR PUSTAKA
Ischak. 1989. Geografi 2a; Gempa Bumi dan Klasifikasi Gempa. PT. Intan
Pariwira.Yogyakarta.
Wisesa Hendra. 2011. Buku Pintar Bumi; Tips penanganan jika terjadi gempa
bumi.Harmoni. Jogjakarta.
Suprobo Bambang. 2008. IPS Geografi; Penyebab Gempa Bumi dan
Penanggulangannya. Penerbit Erlangga. Jakarta./
Paramartha. Ceramah Umum: Kesiapsiagaan Menhadapi Gempa Bumi.m Entis
Sutisna (Relawan Pelatihan Siaga Bencana di Aceh). Jakarta: Paramartha,
2010.
Yayasan IDEP. Gempa Bumi: Cerita Tentang Masyarakat Desa Menghadapi
Gempa Bumi. Bali: Yayasan IDEP, 2005.
http://sheilahalizaplh.blogspot.com/p/mitigasi-bencana-saat-terjadi-gempa-
bumi.htmlhttp://mitigasigempa.blogspot.com/2011/11/mitigasi-bencana_23.html
24