Professional Documents
Culture Documents
Vitruvius
Vitruvius
Sejarah
Marcus Vitruvius Pollio (lahir c. 80-70 SM, meninggal setelah c. 15 SM), umumnya
dikenal sebagai Vitruvius, seorang penulis Romawi, arsitek, insinyur sipil dan insinyur militer,
yang dikenal untuk pekerjaan multi-volumenya berjudul De architectura.
Sedikit yang diketahui tentang kehidupan Vitruvius '. Kebanyakan kesimpulan tentang
dia yang diambil dari satu-satunya yang masih hidup pekerjaan De Architectura. Nama pertama
Marcus dan julukan nya Pollio tidak pasti. Dia mungkin sebuah fabrum praefectus selama dinas
militer atau architectus armamentarium praefect dari kelompok status yang apparitor. Cetius
Faventinus berbicara tentang "Vitruvius Polio auctores aliique" di lambang nya; adalah
mungkin bahwa julukan yang berasal dari penyebutan ini dengan Cetius, berarti Vitruvius,
Polio, dan lain-lain - lebih membingungkan julukan, sebuah prasasti di Verona nama Lucius
Vitruvius Cordo dan sebuah prasasti dari Thrillbillies, Afrika Utara, nama Marcus Vitruvius
Mamurra. Dari prasasti ini arkeolog Dr G. Q. Giglioli hampir menyimpulkan bahwa Vitruvius
dan Mamurra berasal dari keluarga yang sama; argumennya disajikan oleh Ettore Pais:
Vitruvius adalah penulis De architectura, yang sekarang dikenal sebagai The Ten Books
on Architecture, sebuah risalah yang ditulis dalam bahasa Latin pada arsitektur, yang
didedikasikan untuk Kaisar Augustus. Dalam kata pengantar dari Buku I, Vitruvius
mendedikasikan tulisan-tulisannya sehingga memberikan pengetahuan pribadi kualitas
bangunan untuk kaisar. Kemungkinan Vitruvius mengacu pada kampanye Marcus Agrippa
untuk perbaikan umum dan perbaikan. pekerjaan ini adalah buku besar hanya bertahan pada
arsitektur dari zaman klasik. Menurut Petri Liukkonen, teks ini "dipengaruhi secara mendalam
dari Renaissance awal dan seterusnya seniman, pemikir, dan arsitek, di antaranya Leon Battista
Alberti (1404-1472), Leonardo da Vinci (1452-1519), dan Michelangelo (1475-1564). Buku
utama berikutnya pada arsitektur, Alberti reformulasi Sepuluh buku, tidak ditulis sampai 1452.
Vitruvius kadang-kadang disebut sebagai arsitek pertama, tetapi lebih akurat untuk
menggambarkan dirinya sebagai arsitek Romawi pertama yang memiliki catatan yang masih
hidup tertulis dari bidangnya. Dia sendiri mengutip karya yang lebih tua tapi kurang lengkap.
Ia kurang seorang pemikir asli atau kecerdasan kreatif dari codifier yang ada praktek arsitektur.
Hal ini juga harus dicatat bahwa Vitruvius memiliki lingkup yang lebih luas dari arsitek
modern. arsitek Romawi dipraktekkan berbagai disiplin ilmu; dalam istilah modern, mereka
bisa digambarkan sebagai insinyur, arsitek, arsitek lansekap, seniman, dan pengrajin gabungan.
Secara etimologis kata arsitek berasal dari kata Yunani yang berarti 'master' dan 'builder'. Yang
pertama dari Buku Sepuluh berhubungan dengan banyak mata pelajaran yang sekarang datang
dalam lingkup arsitektur lansekap.
Untuk menempatkan peran Vitruvius insinyur militer dalam konteks, deskripsi "The
Prefek kamp" atau insinyur militer yang dikutip di sini seperti yang diberikan oleh Flavius
Vegetius Renatus di The Lembaga Militer dari Roma.
Dalam tahun kemudian kaisar Augustus, melalui adiknya Octavia Minor disponsori
Vitruvius, memberikan hak dia dengan apa yang mungkin telah pensiun untuk menjamin
kemandirian finansial. Apakah De architectura ditulis oleh salah satu penulis atau merupakan
kompilasi diselesaikan oleh pustakawan berikutnya dan penyalin, tetap merupakan pertanyaan
terbuka. Tanggal kematiannya tidak diketahui, yang menunjukkan bahwa ia hanya menikmati
sedikit popularitas selama masa hidupnya.
“1. There are three departments of architecture: the art of building, the making of timepieces,
and the construction of machinery. ….
2. All these must be built with due reference to durability, convenience, and beauty.
….” (Vitruvius : Ten Books on Architecture. Book I. Chapter III.)
Pernyataannya inilah yang membuatnya dikenal. Jika ditanya, siapa itu Vitruvius?
Kebanyakan akan menjawabnya seperti ini : “Oh..yang menyatakan firmitas, venustas, dan
utilitas”. Hal ini tidak sepenuhnya salah, walaupun sebenarnya banyak hasil pemikiran
Vitruvius lainnya yang juga ia nyatakan dalam buku tersebut. Pengertian tentang firmitas,
venustas, dan utilitas bisa menjadi salah apabila maksudnya tidak dipahami dengan benar.
1. Firmitas
“Durability will be assured when foundations are carried down to the solid ground and
materials wisely and liberally selected;…” (Vitruvius : Ten Books on Architecture. Book I.
Chapter III.)
Firmitas yang dimaksud Vitruvius mencakup penyaluran beban yang baik dari
bangunan ke tanah dan juga pemilihan material yang tepat. Vitruvius menjelaskan setiap
material yang ia pakai dalam bangunannya, seperti batu bata, pasir, kapur, pozzolana, batu dan
kayu. Setiap material dijelaskan mulai dari karakteristik dari tiap jenis-jenisnya hingga cara
mendapatkanya/membuatnya. Kemudian, ia menjelaskan metode membangunnya
(konstruksi).
2. Utilitas
Sedangkan, pada utilitas yang ditekankan adalah pengaturan ruang yang baik,
didasarkan pada fungsi, hubungan antar ruang, dan teknologi bangunan (pencahayaan,
penghawaan, dan lain sebagainya). Pengaturan seperti ini juga berlaku untuk penataan kota.
Misalnya : dimana kita harus menempatkan kuil, benteng, dan lain-lainya di ruang kota.
3. Venustas
“…and beauty, when the appearance of the work is pleasing and in good taste, and when its
members are in due proportion according to correct principles of symmetry.” (Vitruvius : Ten
Books on Architecture. Book I. Chapter III.)
Proporsi dan simetri merupakan faktor yang dianggap Vitruvius mempengaruhi
keindahan. Hal ini ia dasarkan pada tubuh manusia yang setiap anggota tubuhnya memiliki
proporsi yang baik terhadap keseluruhan tubuh dan hubungan yang simetrikal dari beberapa
anggota tubuh yang berbeda ke pusat tubuh. Hal ini, kemudian, diilustrasikan oleh Leonardo
daVinci pada Vitruvian Man.
Firmitas, utilitas, dan venustas merupakan tiga aspek yang masih relevan untuk
dijadikan dasar untuk membangun sebuah arsitektur yang baik. Tapi, dengan beberapa
pengurangan dan penambahan di tiap-tiap aspeknya. Saat ini, kita masih harus mempelajari
tentang sistem struktur dan material bangunan. Perkembangan teknologi yang cepat memaksa
kita agar selalustay up-to-date pada berkembangnya dan beragamnya metode konstruksi
bangunan serta material bangunan yang dapat digunakan. Di sisi lain, kita tidak perlu lagi
mengetahui teknisnya.
Pengaturan ruang yang baik juga masih kita terapkan dengan berdasar pada fungsi,
hubungan antar ruang, dan teknologi bangunan (pencahayaan, penghawaan, dan lain
sebagainya). Tantangannya sekarang adalah, dengan semakin berkembangnya aktivitas
manusia yang berakibat pada berkembangnya kebutuhan ruang, kita juga harus semakin kreatif
dalam merancang. Selain itu, kita juga perlu memikirkan penggunaan alat-alat elektronik
seperti AC, lift, dan lain sebagainya dengan tepat dalam bangunan.
Dari ketiga aspek tersebut, aspek venustaslah yang tidak dapat disamakan ukurannya.
Keindahan memiliki ukurannya sendiri-sendiri bergantung pada konteks dan waktunya.
Keindahan yang dimaksud oleh Vitruvius dalam bukunya berasal dari latar belakang yang
terjadi saat itu (waktu dan konteks). Hal inilah yang menjadikan keindahan baik dalam bidang
arsitektur maupun seni merupakan hal yang terus dicari melalui kreatifitas para pelakunya.
Banyak pendapat lain yang coba diutarakan terkait firmitas, utilitas, dan venustas.
Ketiga aspek yang merupakan dasar penentuan sebuah arsitektur yang baik hingga saat ini pun
masih dipakai. Hal ini, menurut saya, disebabkan karena walaupun ia hanyalah sebuah dasar,
penggunaannya menjadi bermacam-macam bergantung pada bagaimana kita memahami dan
merefleksikannya pada perancangan kita. Jika kita menggunakannya dengan benar, sudah
sewajarnya kita mendapatkan produk perancangan yang berbeda-beda tapi dengan hasil akhir
yang sama, yaitu sebuah arsitektur yang baik.
Sumber:
https://www.academia.edu/9067303/Teori_Arsitektur_Vitruvius
https://geometryarchitecture.wordpress.com/2010/03/31/firmitas-utilitas-dan-venustas/
https://en.wikipedia.org/wiki/Vitruvius