You are on page 1of 14

LAPORAN BIOLOGI MENGENAI

PENGARUH SINAR MATAHARI TERHADAP KOROSI PADA BESI

DISUSUN OLEH :

1. Arlis Putra Prabowo


2. Ayu Widya Putri
3. Jihan Lutfi Utami
4. Rizki Ardelia

SMA N 1 METRO LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2013/2014


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian ini. Adapun tujuan di dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh oksigen terhadap korosi pada besi. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Erna Suwarni, S.Pd selaku guru Biologi SMAN 1 Metro


2. Bapak Mahmuda selaku guru pembimbing
3. Ibu Nova selaku guru pembimbing

Semoga amal baik yang telah diberikan kepada kami mudah-mudahan menjadi amal
yang saleh dan mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Semoga penelitian
yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi pembaca pada umumnya.

Metro, 18 Agustus 2013

Penyusun

SMA N 1 METRO LAMPUNG | BIOLOGI 2


DAFTAR ISI

Halaman judul………………………………………………………………………….. 1

Kata pengantar………………………………………………………………………….. 2

Daftar isi………………………………………………………………………………… 3

Bab I Pendahuluan

A. Latar belakang masalah………………………………………………………… 4


B. Rumusan masalah………………………………………………………………. 4
C. Tujuan penelitian……………………………………………………………….. 4
D. Manfaat penelitian……………………………………………………………… 5

Bab II Tinjauan Pustaka

A. Dasar teori……………………………………………………………………….. 6
B. Hipotesis ………………………………………………………………………… 6

Bab III Metode Penelitian

A. Rancangan penelitian…………………………………………………………….. 7
B. Alat dan bahan…………………………………………………………………… 7
C. Cara kerja………………………………………………………………………… 8

Bab IV Hasil dan Pembahasan

A. Hasil penelitian…………………………………………………………………… 10
B. Pembahasan………………………………………………………………………. 12

Bab V Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan………………………………………………………………………... 13
B. Saran ……………………………………………………………………………… 13

Daftar pustaka……………………………………………………………………………... 15

Lampiran dokumen………………………………………………………………………… 16

SMA N 1 METRO LAMPUNG | BIOLOGI 3


Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Roberge, Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan
lingkungannya, sedangkan menurut Gunaltun, korosi adalah fenomena elektrokimia dan
hanya menyerang logam, Korosi adalah teroksidasinya suatu logam. Korosi adalah kerusakan
atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif. Korosi dapat juga
diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau
elektrokimia dengan lingkungan.
Sinar matahari berpengaruh terhadap korosi besi oleh karena itu kami melakukan
percobaan ini untuk mengetahui besi mana yang cepat mengalami korosi.

B. Rumusan Masalah
- Apakah oksigen mempengaruhi korosi pada besi?
- Besi manakah yang lebih cepat mengalami korosi ?

C. Tujuan penelitian
Penelitian ini kami lakukan dengan tujuan mengetahui hal-hal yang dapat
menyebabkan korosi yang terjadi pada besi serta mengamati proses korosi pada besi.

D. Manfaat penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan peneliti dapat mengetahui hal-hal yang
menyebabkan dan mempercepat terjadinya korosi pada paku serta pengetahuan mengenai
perlakuan yang sebaiknya dilakukan pada besi agar tidak terjadi korosi.

SMA N 1 METRO LAMPUNG | BIOLOGI 4


Bab II
Tinjauan Pustaka

A. Dasar teori
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang emnghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Korosi terjadi karena sebagian besar logam mudah teroksidasi dengan melepas
electron ke oksigen di udara dam membentuk oksida logam sehingga pada peristiwa korosi,
logam mengalami oksidasi sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi.
Dalam kehidupan sehari - hari, besi yang teroksidasi disebut dengan karat dengan
rumus Fe2O3·xH2O. Proses perkaratan termasuk proses elektrokimia, di mana logam Fe yang
teroksidasi bertindak sebagai anode dan oksigen yang terlarut dalam air yang ada pada
permukaan besi bertindak sebagai katode.
Reaksi perkaratan:
Anode : Fe → Fe2+ + 2 e–
Katode : O2 + 2H2O → 4e– + 4 OH–
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi
itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Korosi


Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal
dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan,
struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik
pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran
udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya.

1. Oksigen terlarut ( DO = Dissolved oxygen ) → DO berperan dalam sebagian proses


korosi, bila konsentrasi DO naik, maka kecepatan korosi akan naik.
2. Zat padat terlarut jumlah ( TDS = total dissolved solid ) → konsentrasi TDS sangatlah
penting, karena air yang mengandung TDS merupakan penghantar arus listrik yang baik
dibandingkan dengan air tanpa TDS. Aliran listrik diperlukan untuk terjadinya korosi pada
pipa logam, oleh karena itu jika TDS naik, maka kecepatan korosi akan naik.
3. pH dan Alkalinitas → mempengaruhi kecepatan reaksi, pada umumnya pH dan
alkalinitas naik, kecepatan korosi akan naik.
SMA N 1 METRO LAMPUNG | BIOLOGI 5
4. Temperatur → makin tinggi temperatur, reaksi kimia lebih cepat terjadi dan naiknya
temperatur air pada umumnya menambah kecepatan korosi.
5. Tipe logam yang digunakan untuk pipa dan perlengkapan pipa → logam yang mudah
memberikan elektron atau yang mudah teroksidasi, akan mudah terkorosi.
6. Aliran listrik → Aliran listrik yang diakibatkan oleh korosi sangat lemah dan isolasi
dapat menghalangi aliran listrik antara logam-logam yang berbeda, sehingga korosi galvanis
dapat dihindari. Bilamana aliran listrik yang kuat melewati logam yang mudah terkorosi,
maka akan menimbulkan aliran nyasar dari sistem pemasangan listrik di pelanggan yang
tidak menggunakan aarde, hal ini menyebabkan korosi cepat terjadi.
7. Bakteri → tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena mereka akan
menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), selama masa putaran
hidupnya. CO2 akan menurunkan pH secara berarti sehingga menaikkan kecepatan korosi.
H2S dan besi sulfida, Fe2S2, hasil reduksi sulfat (SO42–) oleh bakteri pereduksi sulfat pada
kondisi anaerob, dapat mempercepat korosi bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini dapat
menaikkan kecepatan korosi. Jika terjadi korosi logam besi maka hal ini dapat mendorong
bakteri besi (iron bacteria) untuk berkembang, karena mereka senang dengan air yang
mengandung besi.
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi, satu sama lain dengan material pipa. Kombinasi
faktor-faktor dan pengaruhnya terhadap reaksi-reaksi korosi akan membantu menentukan
berapa besarnya kecepatan jalannya korosi. Bila faktor berubah, maka kecepatan korosipun
berubah.
· Akibat Korosi
Korosi lebih banyak menimbulkan kerusakan, terutama pada bangunan dan benda-benda
yang terbuat dari besi. Korosi merupakan reaksi yang cepat terjadi dan berlangsung terus-
menerus karena besi (III) oksida bersifat porous (mudah ditembus oleh oksigen dan air). Sifat
porous pada besi inilah yang mempercepat proses pengkaratan selanjutnya, sehingga
bangunan atau benda-benda yang terbuat dari besi yang telah berkarat akan semakin rapuh.
Karat yang dihasilkan dari korosi besi semakin berbahaya karena mudah larut dan bersifat
racun.
Pencegahan Korosi
Beberapa tindakan untuk mencegah atau memperlambat korosi yang dapat dilakukan antara
lain :
a. Pada pembuatan logam dalam industri, diusahakan agar zat-zat tercampur sehomogen
mungkin dalam logam tersebut. Hal ini untuk menghindari tertumpuknya campuran tersebut
SMA N 1 METRO LAMPUNG | BIOLOGI 6
di satu bagian, sehingga tidak terjadi perbedaan potensial listrik antar zat yang dapat memicu
terjadinya korosi.
b. Melapisi permukaan logam dengan cat untuk mencegah kontak antara permukaan
logam dengan udara yang mengandung oksigen dan uap aur.
c. Melakukan proses galvanisasi, misalnya besi dilapisi dengan seng (Zn) sehingga
terbentuk lapisan tipis ZnO yang mampu melingdungi besi dari oksidasi oleh oksigen di
udara
d. Penggunaan logam pelapis, seperti timah (Sn), tembaga (Cu), atau platina (Pt) pada
kaleng. Prinsipnya logam pelapis memiliki potensial elektroda lebih besar daripada logam
yang dilapisi, sehingga logam pelapis mampu melindungi dari reaksi oksidasi. Namun bila
logam pelapis rusak, korosi yang hebat akan terjadi, karena terbentuknya sel elektrokimia
dengan besi sebagai anoda dan logam pelapis sebagai katoda, yang akan menghasilkan karat
besi. Oleh karena itulah, proses pencegahan korosi ini biasa disebut “metode pengorbanan”.
Beberapa hal yang berkaitan dengan proses korosi yaitu :
1. Besi yang terbenam dalam minyak tidak akan berkarat, karena minyak mampu
melindungi besi terhadap gas oksigen dan uap air yang ada di udara.
2. Besi dalam ruang yang kering lebih lambat berkarat, karena tanpa adanya uap air di
udara (udara yang lembab) perkaratan sulit terjadi. Kalaupun terjadi akan sangat lambat.
3. Perkaratan dipercepat oleh pH larutan, adanya suatu garam, kontak dengan logam lain
yang memiliki potensial elektroda lebih besar, keadaan logam sendiri.

B. Hipotesis
- H0 Sinar matahari berpengaruh terhadap korosi pada besi
H1 Sinar matahari tidak berpengaruh terhapa korosi pada besi
- H0 Korosi terjadi apabila besi diletakkan di ruangan terbuka
H1 Korosi tidak terjadi apabila besi diletakkan di ruangan tertutup

SMA N 1 METRO LAMPUNG | BIOLOGI 7


Bab III
Metode penelitian

A. Rancangan penelitian
- Pengaruh sinar matahari pada besi dan besi manakah yang lebih cepat mengalami
korosi ?
Hari, tanggal penelitian : 18 Agustus 2013
Tempat penelitian : Rumah Ayu
Waktu penelitian : Diluar jam sekolah

B. Alat dan bahan


- 7 buah paku ukuran sama
- Air
- Kotak tertutup
- Alat tulis

C. Cara kerja
1. Pengaruh sinar matahari pada besi
- Langkah pertama siapkan 2 buah paku
- Lalu letakkan di ruangan terbuka
- Setelah itu, tetesi paku dengan air sebanyak 3x sehari
- Lakukan selama 4 hari berturut-turut dan amati yang terjadi
2. Besi manakah yang lebih cepat berkarat
- Langkah pertama siapkan 2 buah paku dan kotak tertutup
- Lalu masukkan paku ke dalam kotak
- Tunggu selama 3 hari dan amati yang terjadi
- Bandingkan dengan paku yang diletakkan di ruangan terbuka.

SMA N 1 METRO LAMPUNG | BIOLOGI 8


Bab IV
Hasil dan Pembahasan

A. Hasil penelitian

1. Penelitian pengaruh sinar matahari terhadap korosi pada besi

2. Penelitian apakah korosi terjadi apabila paku diletakkan di ruangan tertutup

SMA N 1 METRO LAMPUNG | BIOLOGI 9


Hari Pertama Hari Ke-2 Hari Ke-3

Sebelum sesudah

B. Pembahasan

a. Penelitian pengaruh oksigen terhadap korosi pada paku

Hari pertama :

Belum terlihat adanya korosi pada paku.

Hari kedua :

Belum tampak jelas adanya korosi pada paku.

Hari ketiga :

SMA N 1 METRO LAMPUNG | BIOLOGI 10


Sudah mulai terlihat adanya korosi pada paku

Hari keempat :

Terjadi korosi pada paku ditandai dengan perubahan warna pada paku seperti pada gambar,
karena,

b. Penelitian apakah korosi terjadi apabila paku diletakkan di ruangan tertutup


Seperti yang terlihat pada gambar paku sebelum penelitian, hasil penelitian sama dengan
gambar sebelum penelitian. Ini membuktikan bahwa korosi tidak terjadi saat paku diletakkan
di ruangan tertutup.

Bab V
Kesimpulan dan saran

A. Kesimpulan
Dari pengamatan yang sudah kami lakukan terdapat paku yang mengalami korosi dan tidak
mengalami korosi. Paku yang mengalami korosi, yakni :
Paku yang mendapat perlakuan yang dibiarkan pada udara terbuka, hal ini disebabkan karena
besi teroksidasi membentuk ion besi (III) yang kemudian membentuk senyawa oksida
terhidrasi, yaitu karat besi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa korosi terjadi apabila paku diletakkan di ruangan terbuka
yang dipengaruhi oksigen.
SMA N 1 METRO LAMPUNG | BIOLOGI 11
B. Saran
Dalam melakukan penelitian mengenai korosi pada besi diperlukan ketelitian agar tidak
terjadi kesalahan pada proses pengamatannya, juga ketelitian mata saat melihat paku yang
sudah mengalami korosi meskipun hanya sedikit.
Untuk mencegah terjadinya korosi pada paku dapat dilakukan dengan cara:
1. Dicat
2. Dilapisi logam yang lebih mulia
3. Dilapisi logam yang lebih mudah teroksidasi
4. Menanam batang-batang logam yang lebih aktif dekat logam besi dan dihubungkan
5. Dicampur dengan logam lain

Misalnya dicat :

Paku sebelum dicat Paku setelah dicat lalu diletakkan di ruang terbuka

SMA N 1 METRO LAMPUNG | BIOLOGI 12


4 hari setelah di letakkan di ruang terbuka

Catatan : Paku yang telah dicat lalu diletakkan di ruang terbuka tidak terjadi korosi.

Daftar Pustaka

http://cmc-kimia.blogspot.com/
Akhadi,Mukhlis. 2006. Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa
Indonesia
Hermawan, Beni. 2007. Dari http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia
Oxtoby,David W. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga
Sudarmo, Unggul. 2006. KIMIA SMA. Jakarta: Erlangga

SMA N 1 METRO LAMPUNG | BIOLOGI 13


SMA N 1 METRO LAMPUNG | BIOLOGI 14

You might also like