Professional Documents
Culture Documents
Ivan Petrovich Pavlov Lahir 14 September 1849
Ivan Petrovich Pavlov Lahir 14 September 1849
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/elfa.dianymufida/teori-
belajar-behaviorisme-ivan-pavlov_54f7603ba3331116368b46c1
Teori Belajar dan Eksperimen Ivan Petrovich Pavlov
Gambar kedua. Jika anjing dibunyikan sebuah bel maka ia tidak merespon
atau mengeluarkan air liur.
Gambar ketiga.Sehingga dalam eksperimen ini anjing diberikan sebuah
makanan (UCS) setelah diberikan bunyi bel (CS) terlebih dahulu, sehingga
anjing akan mengeluarkan air liur (UCR) akibat pemberian makanan.
Jika anjing secara terus menerus diberikan stimulus berupa bunyi bel dan
kemudian mengeluarkan air liur tanpa diberikan sebuah hadiah berupa
makanan. Maka kemampuan stimulus terkondisi (bunyi bel) untuk
menimbulkan respons (air liur) akan hilang. Hal ini disebut dengan
extinction atau penghapusan.
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah bahwa tingkah laku
sebenarnya tidak lain daripada rangkaian refleks berkondisi, yaitu refleks-
refleks yang terjadi setelah adanya proses kondisioning (conditioning
process) di mana refleks-refleks yang tadinya dihubungkan dengan
rangsang-rangsang tak berkondisi lama-kelamaan dihubungkan dengan
rangsang berkondisi. Dengan kata lain, gerakan-gerakan refleks itu dapat
dipelajari, dapat berubah karena mendapat latihan. Sehingga dengan
demikian dapat dibedakan dua macam refleks, yaitu refleks wajar
(unconditioned refleks)-keluar air liur ketika melihat makanan yang lezat
dan refleks bersyarat atau refleks yang dipelajari (conditioned refleks)-
keluar air liur karena menerima atau bereaksi terhadap suara bunyi tertentu.
Penganut teori ini mengatakan bahwa segala tingkah laku manusia juga
tidak lain adalah hasil daripada conditioning. Yaitu hasil daripada latihan-
latihan atau kebiasaan-kebiasaan mereaksi terhadap syarat-syarat atau
perangsang-perangsang tertentu yang dialaminya dalam kehidupannya.
Proses belajar yang digambarkan seperti itu menurut Pavlov terdiri atas
pembentukan asosiasi antara stimulus dan respons refleksif. Dasar
penemuan Pavlov tersebut, menurut J.B. Watson diberi istilah
Behaviorisme. Watson berpendapat bahwa perilaku manusia harus
dipelajari secara objektif. la menolak gagasan mentalistik yang bertalian
dengan bawaan dan naluri. Watson menggunakan teori Classical
Conditioning untuk semuanya yang bertalian dengan pembelajaran. Pada
umumnya ahli psikologi mendukung proses mekanistik. Maksudnya
kejadian lingkungan secara otomatis akan menghasilkan tanggapan. Proses
pembelajaran itu bergerak dengan pandangan secara menyeluruh dari
situasi menuju segmen (satuan bahasa yang diabstraksikan dari kesatuan
wicara atau teks) bahasa tertentu. Materi yang disajikan mirip dengan
metode dengar ucap.
Ternyata dalam kehidupan sehari-hari ada situasi yang sama seperti pada
anjing. Sebagai contoh, suara lagu dari penjual es krim yang berkeliling
dari rumah ke rumah.Awalnya mungkin suara itu asing, tetapi setelah si
pejual es krim sering lewat, maka nada lagu tersebut bisa menerbitkan air
liur apalagi pada siang hari yang panas.Bayangkan, bila tidak ada lagu
tersebut betapa lelahnya si penjual berteriak-teriak menjajakan
dagangannya. Contoh lain adalah bunyi bel di kelas untuk penanda waktu
atau tombol antrian di bank. Tanpa disadari, terjadi proses menandai
sesuatu yaitu membedakan bunyi-bunyian dari pedagang makanan(rujak,
es, nasi goreng, siomay) yang sering lewat di rumah, bel masuk kelas-
istirahat atau usai sekolah dan antri di bank tanpa harus berdiri
lama.Contohlain adalahuntuk menambah kelekatan dengan pasangan, Jika
anda mempunyai pasangan yang “sangat suka (UCR)” dengan coklat
(UCS). Disetiap anda bertemu (CS) dengan kekasih anda maka berikanlah
sebuah coklat untuk kekasih anda, secara otonom dia akan sangat suka
dengan coklat pemberian anda. Berdasarkan teori, ketika hal itu dilakukan
secara berulang-ulang, selanjutnya cukup dengan bertemu dengan anda
tanpa memberikan coklat, maka secara otonom pasangan anda akan sangat
suka (CR) dengan anda, hal ini dapat terjadi karena pembentukan perilaku
antara UCS, CS, UCR, dan CR seperti ekperimen yang telah dilakukan
oleh pavlov. Contoh lain bunyi bel di kelas untuk penanda waktu atau
tombol antrian di bank. Tanpa disadari, terjadi proses menandai sesuatu
yaitu membedakan bunyi-bunyian dari pedagang makanan (rujak, es, nasi
goreng, siomay) yang sering lewat di rumah, bel masuk kelas-istirahat atau
usai sekolah dan antri di bank tanpa harus berdiri lama.
Mementingkan bagian-bagian
Penerapan teori belajar Pavlov yang salah dalam suatu situasi pembelajaran
juga mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak
menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai sentral, bersikap otoriter,
komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang
harus dipelajari murid. Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar, dan
sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru. Murid hanya
mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang
didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.
Kelemahan dari teori conditioning ini adalah, teori ini mengangaap bahwa
belajar itu hanyalah terjadi secarab otomatis, keaktifan dan penentuan
pribadi dalam tidak dihiraukannya. Peranan latihan atau kebiasaan terlalu
ditonjolkan. Sedangkan kita tidak tahu bahwa dalam bertindak dan berbuat
sesuatu manusia tidak semata-mata tergantung kepada pengaruh dari luar.
Aku atau pribadinya sendiri memegang peranan dalam memilih dan
menentukan perbuatan dan reaksi apa yang akan dilakukannya.
Teori conditioning ini memang tepat kalau kita hubungkan dengan
kehidupan binatang. Pada manusia teori ini hanya dapat kita terima dalam
hal-hal belajar tertentu. Umpamanya dalam belajar yang mengenai skills
(kecekatan-kecekatan) tertentu dan mengenai pembiasaan pada anak-anak
kecil.
KESIMPULAN
Aplikasi teori Pavlov dalam pembelajaran adalah dengan guru tidak banyak
memberi ceramah, tetapi instruksi singkat yng diikuti contoh-contoh baik
dilakukan sendiri maupun melalui simulasi. Bahan pelajaran disusun secara
hierarki dari yang sederhana sampai pada yang kompleks.
DAFTAR PUSTAKA
Usman, Moh. Uzer dan Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan
Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
B. Proses Eksperimen
Eksperimen Pavlov :
Gambar kedua. Jika anjing dibunyikan sebuah bel maka ia tidak merespon
atau mengeluarkan air liur.
Gambar ketiga.Sehingga dalam eksperimen ini anjing diberikan sebuah
makanan (UCS) setelah diberikan bunyi bel (CS) terlebih dahulu, sehingga
anjing akan mengeluarkan air liur (UCR) akibat pemberian makanan.
Jika anjing secara terus menerus diberikan stimulus berupa bunyi bel dan
kemudian mengeluarkan air liur tanpa diberikan sebuah hadiah berupa
makanan. Maka kemampuan stimulus terkondisi (bunyi bel) untuk
menimbulkan respons (air liur) akan hilang. Hal ini disebut dengan
extinction atau penghapusan.
Dalam pembelajaran untuk anak usia dini, guru memberikan materi yang
dapat merefres otak anak, hal ini dapat di lakukan seperti guru yang
menyampaikan materi dengan cerita dan dapat di lakukan dengan mengajak
anak keliling lingkungan sekitarnya dengan menunjukan sebuah benda atau
memberikan cerita tentang alam tersebut. Karena dengan bercerita akan
lebih dapat mengingatnya dan pengaruh lingkungan tersebut dapat
membekas dalam ingatan anak sebagai pengalaman baru.
2. Mementingkan bagian-bagian
Dalam pembelajaran bagi anak usia dini, guru harus mementingkan bagian-
bagian aspek dari ilmu yang akan di ajarakan dan di terapkan agar anak
bisa dan menerima materi dengan baik. Aspek tersebut seperti anak di
ajarkan untuk menulis, mengingat kembali akan memori yang sudah anak
dapatkan. Oleh karena itu pembelajaran menggunakan cerita perlu di
lakukan oleh guru. Setelah guru memberikan cerita, anak di minta untuk
menulis atas pengalaman yang tersimpan dalam memorinya tersebut.
Pada usia dini sebelum sekolah .biasanya orang tua sedikit-demi sedikit
telah mengajarkan anak membaca huruf dan menulis angka, guru mampu
mementingkan kemampuan siswa dengan teliti sehingga guru mampu
melihat kekurangan dan kelebihan dari diri individu. Dengan stimulus yang
sering anak terima berupa cerita dan pengalamannya langsung sehingga
membuat anak terbiasa dan meningkatkan serta mengasah daya ingat anak
itu sendiri.
Setiap guru akan memberikan pembelajaran, latihan dan ilmu yang akan
menghasilkan perilaku yang di inginkan, semua itu tidak lepas dari
bimbingan orangtua dan guru.
Guru yang menganut pandangan pembelajaran di masa lalu dan pada masa
sekarang merupakan segenap tingkah laku yang bereaksi terhadap
lingkungan mereka yang merupakan hasil belajar. Teori ini
menganalisiskejadian tingkah laku dengan mempelajari latar belakang
penguatan (reinforcement) terhadap tingkah laku tersebut.
PENUTUP
Penerapan teori belajar Pavlov yang salah dalam suatu situasi pembelajaran
juga mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak
menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai sentral, bersikap otoriter,
komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang
harus dipelajari murid. Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar, dan
sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru. Murid hanya
mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang
didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.
Kelemahan dari teori conditioning ini adalah, teori ini mengangaap bahwa
belajar itu hanyalah terjadi secarab otomatis, keaktifan dan penentuan
pribadi dalam tidak dihiraukannya. Peranan latihan atau kebiasaan terlalu
ditonjolkan. Sedangkan kita tidak tahu bahwa dalam bertindak dan berbuat
sesuatu manusia tidak semata-mata tergantung kepada pengaruh dari luar.
Aku atau pribadinya sendiri memegang peranan dalam memilih dan
menentukan perbuatan dan reaksi apa yang akan dilakukannya.
Teori conditioning ini memang tepat kalau kita hubungkan dengan
kehidupan binatang. Pada manusia teori ini hanya dapat kita terima dalam
hal-hal belajar tertentu. Umpamanya dalam belajar yang mengenai skills
(kecekatan-kecekatan) tertentu dan mengenai pembiasaan pada anak-anak
kecil