You are on page 1of 16

Titik Berat

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Titik berat adalah titik tangkap gaya berat benda. Letak titik berat benda dapat ditentukan
melalui percobaan dan perhitungan . Oleh karena itu saya membuat laporan ini untuk
melakukan percobaan sekaligus perhitungan Titik berat tersebut.

B. Tujuan
1. Untuk menentukan titik berat benda-benda yang tidak beraturan
2. Untuk dapat menghitung titik berat benda yang tidak beraturan
3. Mempelajari konsep titik berat dalam kehidupan sehari-hari.

M. Naufaal Daffa Realdi 1


(XI MIPA 1)
Titik Berat

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian
Titik Berat adalah, suatu titik kesetimbangan suatu benda ataupun suatu bangun baik
itu Panjang, maupun Luas, dan Volume. Benda ukurannya dapat diabaikan sehingga dapat
digambarkan sebagai suatu titik materi disebut partikel. Gerak yang terjadi pada partikel
hanyalah gerak translasi. Gerak translasi adalah gerak yang tidak menyebabkan gerak rotasi.
Oleh karena itu satu-satunya syarat agar suatu partikel seimbang adalah resultan gaya yang
bekerja pada benda tersebut sama dengan nol.
∑F = 0

Jika partikel terletak pada bidang x-y,maka suatu kesetimbangan dapat ditulis :
∑Fx = 0 (Resultan pada sumbu x)

∑Fy = 0 (Resultan pada sumbu y)

Ketika partikel seimbang, partikel itu ada dalam keadaan diam (Seimbang statis) atau
bergerak dengan kecepatan konstan (Seimbang dinamis).
Apabila ada 3 buah gaya yang seimbang, maka resultan 2 buah gaya akan sama besar dan
berlawanan arah dengan gaya yang lain. Hasil bagi setiap besar gaya dengan sudut sinus di
seberangnya pun selalu bernilai sama.

Konsep Titik Berat


Semua benda di bumi mempunyai berat. Berat suatu benda dapat dianggap
terkonsentrasi pada satu titik yang di sebut pusat gravitasi atau titik berat. Pada titik berat ini
gaya-gaya yang bekerja menghasilkan momen resultan sama dengan nol. Karena itulah benda
yang di tumpu pada titik beratnya akan berada dalam keseimbangan statik. Dengan kata lain
titik berat adalah titik tangkap dari semua gaya yang bekerja. Contoh berikut ini
menunjukkan bagaimana menentukan letak resultan gaya yang sejajar.

M. Naufaal Daffa Realdi 2


(XI MIPA 1)
Titik Berat

Nah setelah mempelajari bagaimana mencari letak resultan gaya sejajar yang bekerja
pada benda marilah kita lihat bagaimana letak resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda
homogen berbentuk tak beraturan berikut ini.
Benda dengan berat w tersusun atas partikel-partikel dengan berat w1, w2, w3, ....
yang terletak pada koordinat (x1,y2,z3), (x2,y2,z2), (x3,y3,z3) dan seterusnya.

1. Titik Berat bentuk benda homogen berbentuk garis (1 dimensi) dan letak titik beratnya.

2. Titik berat benda-benda homogen berbentuk luasan (dua dimensi)


Jika tebal diabaikan maka benda dapat dianggap berbentuk luasan (dua dimensi), dan titik
berat gabungan benda homogen berbentuk luasan dapat ditentukan dengan persamaan
berikut:

M. Naufaal Daffa Realdi 3


(XI MIPA 1)
Titik Berat

3. Titik berat benda-benda homogen berdimensi tiga


Letak titik berat dari gabungan beberapa benda pejal homogen berdimensi tiga dapat
ditentukan dengan persamaan:

Keterangan :
x,y = kordinat di sumbu kartesius (m)
w = berat partikel (kg)

Rumus tersebut diatas dapat juga diturunkan seperti pada dibawah ini. Dan untuk benda yang
berbentuk dua dimensi dan tiga dimensi

M. Naufaal Daffa Realdi 4


(XI MIPA 1)
Titik Berat

B. Contoh Soal
Tentukan titik berat dari dua benda berikut ini !

Pembahasan
Untuk titik berat dari bangun yang pertama, dengan melihat sekilas maka akan dapat ditebak
bahwa kordinat titik beratnya itu x,y = (2,1) cm . Namun apabila kita menggunakan rumus
yang diatas tadi maka akan diperoleh

Jadi kordinat yang diperoleh dari rumus diperoleh hasil yang sama yaitu (2,1) cm

M. Naufaal Daffa Realdi 5


(XI MIPA 1)
Titik Berat

Selanjutnya mari kita kerjakan gambar bagian kedua. Untuk lebih memudahkan menentukan
titik berat dari bangun seperti itu maka dibagi kedalam bagian-bagian yang dapat dengan
mudah ditentukan titik beratnya. Untuk contoh ini dibagi kedalam bangun I dan bangun II

Jadi koordinat dari bangun kedua tersebut adalah (x, y) = (2.33 , 1.67 ) cm

M. Naufaal Daffa Realdi 6


(XI MIPA 1)
Titik Berat

BAB III
PROSES PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan


1. Kertas karton homogen tebal
2. Mistar(Penggaris) 30 cm
3. Benang
4. Beban
5. Neraca
6. Kertas Grafik
7. Gunting
8. Jarum pentul

B. Rancangan Percobaan

C. Langkah Kerja
1. Siapkan kardus bekas yang sudah digunting menjadi bentuk yang tidak beraturan
2. Lubangi bagian tepi kardus itu menggunakan paku hingga longgar

M. Naufaal Daffa Realdi 7


(XI MIPA 1)
Titik Berat

3. Lubang tersebut dianggap sebagi titik A, Kemudian ikat paku menggunakan benang
dan benang diberi titik berat nya menggunakan pulpen
4. Setelah itu, masukan paku ke lubang tersebut dan lihat benang sampai ia berhenti
5. Garisilah benang tersebut dan ujung nya dilubangi dan dianggap sebagai titik A’
6. Lakukan ulang tetapi ditempat yang berbeda dari kardus tersebut sehingga didapatkan
titik B dan B’ serta titik C dan C’
7. Setelah itu garisi sehingga didapatka titik potong antara titik A,B dan C, dan itu
merupakan titik z.
8. Timbanglah kardus itu untuk melihat m1 nya
9. Setelah ditimbang, potonglah kardus itu menjadi dua bagian.
10. Setelah didapatka dua potongan , Timbanglah potongan-potongan itu m1 dan m
11. Tandai masing-masing benda sehingga massanya tidak tertukar
12. Tandai dan lubangi masing-masing benda yang berbeda pada sisi berbeda titik A dan
B. Kemudian lakukan langkah seperti diatas untuk mendapatkan z1 dan z2
13. Benda m1 dan m2 gabungkanlah kembali
14. Ukurlah jarak z1 ke z2 sebagai x1 dan jarak z2ke z1 sebagai x2
15. Masukkan data hasil pengukuran kedalam tabel
16. Membandingkan hasil yang diperoleh dengan persamaan

M. Naufaal Daffa Realdi 8


(XI MIPA 1)
Titik Berat

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Pengamatan

Zo = (9,6 ; 8,1) cm

W1 = m1.g W2 = m2.g
x1 (cm) y1 (cm) x2 (cm) y2 (cm) x2 (cm) y2 (cm)
(N) (N)
0,0915N 0,089N 10,9 10,9 8 5,9 9,47 8,4

B. Pembahasan
Telah dikatakan sebelumnya bahwa suatu benda tegar dapat mengalami gerak
translasi (gerak lurus) dan gerak rotasi. Benda tegar akan melakukan gerak translasi apabila
gaya yang diberikan pada benda tepat mengenai suatu titik yang yang disebut titik
berat.Titik berat merupakan titik dimana benda akan berada dalam keseimbangan rotasi
(tidak mengalami rotasi). Pada saat benda tegar mengalami gerak translasi dan rotasi
sekaligus, maka pada saat itu titik berat akan bertindak sebagai sumbu rotasi dan lintasan
gerak dari titik berat ini menggambarkan lintasan gerak translasinya.

Dari praktikum Titik Berat yang telah dilaksanakan dapat dibuat pembahasan dari hasil data
pengamatan Titik Berat, yaitu sebagai berikut.

Benda tidak beraturan tersebut memiliki Titik Berat yaitu ( X0 ; Y0 ) = ( 9,6 ; 8,1 ).
Dan berdasarkan teori seperti pada tabel :
Benda tidak beraturan tersebut memiliki Titik Berat yaitu ( X0 ; Y0 ) = ( 9,47 ; 8,4 ).

Maka tingkat kesalahnnya dapat dicari sebagai berikut

[9,47 − 9,6]
𝑇𝐾𝑋0 = × 100%
9,47

M. Naufaal Daffa Realdi 9


(XI MIPA 1)
Titik Berat

0,3
= × 100%
9,47

= 0,013 × 100
= 1,3%

8,4 − 8,1
𝑋0 = × 100%
8,4

0,3
= × 100%
8,4

= 0,03 × 100
= 3,5%

M. Naufaal Daffa Realdi 10


(XI MIPA 1)
Titik Berat

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari praktikum Titik Berat yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Setiap benda memiliki titik berat.
2. Untuk mencari titik berat dari suatu benda yang memiliki bentuk yang beraturan
maupun tidak beraturan dapat dilakukan dengan cara yang mudah dan sederhana yaitu
titik berat dari suatu benda didapat dari perpotongan tiga buah garis atau lebih yang
ada pada benda tersebut.
3. Posisi Titik Berat benda terletak pada perpotongan diagonal sisi untuk benda
homogen berbentuk teratur. Sedangkan untuk benda sembarang posisi Titik Berat
benda terletak pada perpotongan tiga garis vertikal / lebih.

B. Saran
1. Persiapkan dan periksa (cek) terlebih dahulu semua peralatan dan bahan yang akan
digunakan dalam kegiatan praktikum Titik Berat.
2. Lakukan semua langkah kerja dalam kegiatan praktikum Titik Berat secara tertib,
sistematis (berurutan) dan benar.
3. Lakukan praktikum dengan kompak dan menjalin kerja sama antar anggota kelompok
dan ciptakan suasana yang kondusif.
4. Pada saat membuat 3 (tiga) lubang pada benda, jangan buat lubang pada posisi tegak
lurus atau segaris / lurusnya lubang yang sebelumnya telah dibuat, karena apabila
dibuat lubang pada posisi tegak lurus atau segaris / lurusnya lubang yang sebelumnya
telah dibuat maka 2 (dua) lubang tersebut hanya akan menghasilkan 1 (satu) garis
lurus saja. Dan akhirnya nanti hanya akan menghasilkan 2 garis saja untuk
menentukan titik perpotongan. Sedangkan pada praktikum Titik Berat ini dibutuhkan
3 (tiga) garis untuk menentukan titik perpotongan pada benda.
5. Beban pada tali yang dipasang pada statif sebaiknya diletakkan pada bagian belakang
benda, supaya lebih mudah memberi tanda pada saat keadaan benda seimbang.
6. Pada saat menentukan koordinat X0 dan Y0 dari titik tengah benda, sebaiknya jiplak /
gambarlah benda pada selembar kertas supaya lebih mudah dalam menentukan
koordinat X0 dan Y0 dari titik tengah benda tersebut.

M. Naufaal Daffa Realdi 11


(XI MIPA 1)
Titik Berat

7. Ambillah gambar setiap percobaan untuk digunakan sebagai bukti, arsip /


dokumentasi percobaan yang telah kalian lakukan.
8. Catat setiap hasil data pengamatan secara objektif (sesuai kenyataan).

M. Naufaal Daffa Realdi 12


(XI MIPA 1)
Titik Berat

DAFTAR PUSTAKA

http://rumushitung.com/2013/12/15/rumus-titik-berat-benda-berdimensi-2/

http://www.slideshare.net/Antonfirdaus64/praktikum-fisika-titik-berat

http://gurumuda.net/titik-berat.htm

http://belajar.kemdiknas.go.id/index.php?display=view&ack=1&list=1&mod=script&cmd=B
ahan%20Belajar/Materi%20Pokok/view&id=199&uniq=1926

http://fisika2000.blogspot.com/2009/08/pusat-massa-dan-titik-berat.html

M. Naufaal Daffa Realdi 13


(XI MIPA 1)
Titik Berat

LAMPIRAN:
1. Analisis Data (perhitungan-perhitungan)

M. Naufaal Daffa Realdi 14


(XI MIPA 1)
Titik Berat

2. Dokumentasi (photo-photo kegiatan praktikum)

M. Naufaal Daffa Realdi 15


(XI MIPA 1)
Titik Berat

M. Naufaal Daffa Realdi 16


(XI MIPA 1)

You might also like