Professional Documents
Culture Documents
DOSEN PENGAMPU :
Dra. EVITA ANGGREINI, M.Si.
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
karena itu guru dituntut agar dapat menerapkan model pembelajaran yang
efektif dan efisien yang dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan
belajar mengajar. Manfaat dari model pembelajaran adalah untuk
meningkatkan suasana belajar yang lebih kondusif dengan lebih melibatkan
aspek-aspek kecerdasan siswa atau dengan kata lain siswa diarahkan untuk
melakukan aktivitas pembelajaran mandiri dengan pengawasan secara
proposional oleh guru.
Oleh karena itu peneliti akan meakukan studi pendahuluan, berupa
observasi dan wawancara dengan guru Biologi SMA Negeri 11 Muaro Jambi,
setelah melakukan studi pendahuluan akan diketahui kendala dalam
melaksanakan proses pembelajaran, yaitu kurangnya rasa keingintahuan siswa
dalam belajar, siswa juga cenderung pasif, tidak berani mengungkapkan
pendapat atau pertanyaan, siswa kurang dapat mengeksplor kemampuan yang
mereka miliki, siswa tidak memiliki rasa percaya diri ketika dilakukan tes dan
siswa tidak pernah diminta oleh guru untuk menerapkan/ mengaplikasikan
konsep dan keterampilan yang telah dimiliki dalam situasi baru sehingga
pembelajaran dirasakan siswa kurang bermakna.
Sikap ilmiah dan hasil belajar siswa dapat meningkat apabila guru
dapat membangkitkan minat siswa, meningkatkan rasa ingin tahu siswa dalam
belajar dengan menggunakan berbagai macam model pembelajaran,
memberikan umpan balik kepada siswa. Salah satu alternative untuk
pemecahan masalah tersebut adalah dengan menggunakan model
pembelajaran yaitu model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Group
Investigation.
2
3
sikap ilmiah siswa. yang telah diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Group Investigation Untuk
Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA2
SMA Negeri 11 Muaro Jambi Tahun Ajaran 2017/2018.
3
4
BAB II
4
5
adalah satu predisposisi atau kecenderungan yang relatif stabil dan berlangsung
terus-menerus untuk bertingkah laku atau untuk mereaksi dengan cara tertentu”.
sikap yang selalu ingin mendapatkan jawaban yang benar dari obyek yang
diamati”.
Abdullah Aly dkk (2011: 17) menyatakan yang dimaksud dengan sikap
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
6). Evaluasi
Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topik
yang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok
terhadap kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat
berupa penilaian individual atau kelompok.
11
12
12
13
13
14
juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang. Daun
ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan
ukurandan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan
makrofil. Mikrofil bentuk kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang
daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil daun besar, bertangkai,
bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi ( Tjittrosoepomo, 2004
: 206-207).
Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas
mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga
bagian pokoknya, yaitu akar, batang dan daun. Namun demikian, pada
tumbuhan paku belum dihasilkan biji. Seperti warga divisi–divisi yang telah
dibicarakan sebelumnya, alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang utama
adalah spora. Oleh sebab itu, sementara ahli taksonomi membagi dunia
tumbuhan dalam dua kelompok saja yng diberi nama Cryptogamae dan
phanerogamae. Cryptogamae (tumbuhan spora) meliputi yang sekarang kita
sebut dibawah nama Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, dan Pteridophyta (
Tjittrosoepomo, 2004 : 207).
terdapat dalam arkegonium, kutikula pada bagian luar , dan yang paling penting
adalah sistem transport internal yang mengangkut air dan zat makanan dari
a) Struktur tubuh
1. Akar
Bersifat seperti akar serabut, ujungnya dilindungi kaliptra yang terdiri
atas sel – sel yang dapat dibedakan dengan sel – sel akarnya sendiri.
14
15
2. Batang
Pada sebagian jenis tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di
dalam tanah berupa rimbang, mungkin menjalar atau sedikit tegak. Jika
muncul di atas permukaan tanah, batangnya sangat pendek sekitar 0,5
m. akan tetapi ada batang beberapa jenis tumbuhan paku seperti paku
pohon /paku tiang yang panjangnya mencapai 5 m dan kadang – kadang
bercabang misalnya: Alsophilla dan Cyathea.
3. Daun
Daun selalu melingkar dan menggulung pada usia muda. berdasarkan
bentuk ukuran dan susunanya, daun paku dibedakan antara epidermis,
daging daun, dan tulang daun.
a. Mikrofil
Daun ini berbentuk kecil – kecil seperti rambut atau sisik, tidak
bertangkai dan tidak bertulang daun, belum memperlihatkan
diferensiasi sel, dan tidak dapat dibedakan antara epidermis, daging
daun dan tulang daun.
b. Makrofil
Merupakan daun yang bentuknya besar, bertangkai dan bertulang
daun, serta bercabang – cabang. Sel – sel penyusunnya telah
memperlihatkan diferensiasi, yaitu dapat dibedakan antara jaringan
tiang, jaringan bunga karang, tulang daun, serta stomata (mulut
daun).
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
2. Paku Heterospora
21
22
22
23
hidup di daerah tropis dan subtropis. Sporofit paku purba ada yang tidak
memiliki akar sejati dan tidak memiliki daun sejati.
Paku purba yang memilki daun pada umumnya berukuran kecil
(mikrofil) dan berbentuk sisik. Batang paku purba bercabang dikotomi
dengan tinggi mencapai 30 cm hingga 1 m. Paku purba juga tidak
memiliki pembuluh pengangkut. Batang paku purba mengandung klorofil
sehingga dapat melakukan fotosintesis. Cabang batang mengandung
mikrofil dan sekumpulan sporangium yang terdapat di sepanjang cabang
batang. Sporofil paku purba menghasilkan satu jenis spora (homospora).
Gametofitnya tidak memiliki klorofil dan mengandung anteridium dan
arkegonium. Gametofit paku purba bersimbiosis dengan jamur untuk
memperoleh nutrisi. Contoh tumbuhan paku purba yaitu paku purba tidak
berdaun (Rhynia) dan paku purba berdaun kecil (Psilotum)
(Tjitrosoepomo, 2004 :215)
2. Paku Kawat (Lycopsida)
Paku kawat mencakup 1.000 spesies tumbuhan paku, terutama dari
genus Lycopodium dan Selaginella. Paku kawat banyak tumbuh di hutan-
hutan daerah tropis dan subtropis. Paku kawat menempel di pohon atau
hidup bebas di tanah. Anggota paku kawat memiliki akar, batang, dan
daun sejati. Daun tumbuhan paku kawat berukuran kecil dan tersusun
rapat. Sporangium terdapat pada sporofil yang tersusun membentuk
strobilus pada ujung batang. Strobilus berbentuk kerucut seperti konus
pada pinus.
Oleh karena itu paku kawat disebut juga pinus tanah. Pada paku rane
(Selaginella sp) sporangium terdiri dari dua jenis, yaitu mikrosporangium
dan megasporangium. Mikrosporangium terdapat pada mikrosporofil
(daun yang mengandung mikrosporangium). Mikrosporangium
menghasilkan mikrospora yang akan tumbuh menjadi gametofit jantan.
Megasporangium terdapat pada megasporofil (daun yang mengandung
megasporangium). Megasporangium menghasilkan megaspora yang akan
tumbuh menjadi gametofit betina.
23
24
24
25
25
26
26
27
siklus kedua. Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dapat
diteliti dan ditingkatkan agar mencapai kriteria keberhasilan yang di tentukan.
Guru
27
28
dihubungkan dengan kondisi dunia nyata. Sikap ingin tahu ini penting karena
merupakan fondasi dalam menambah pengetahuan-pengetahuan baru yang
akan dimiliki siswa. pengukuran sikap ingin tahu dapat dilakukan dengan
mengembangkan indikator-indikator sikap ingin tahu sehingga akan memudahkan
dalam penyusunan setiap butir instrumen sikap ingin tahu. Dalam pengukuran
sikap ingin tahu siswa di gunakan bentuk penilaian non tes.Dalam meningkatan
sikap ingin tahu siswa dibutuhkan suatu pendekatan pembelajaran yang
membuat siswa aktif dan kreatif.
28
29
BAB III
METODE PENELITIAN
29
30
Model penelitian ini adalah model siklus (siklus spiral) yaitu model
pembelajaran yang semakin lama semakin meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas. Sedangkan bentuk penelitian tindakan kelas pada
penelitian ini adalah penelitian tindakan kolaboratif. Penelitian tindakan
kolaboratif meliputi mahasiswa sebagai peneliti dan perancang rencana
tindakan, sedangkan guru yang melaksanakan tindakan tersebut.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah sikap ingin tahu siswa melalui
pendekatan kontekstual pada mata pelajaran Biologi Kelas XI IPA 2 MUARO
JAMBI
3.5. Desain Penelitian
30
31
Keterangan:
Plan (rencana)
Action (tindakan)
Observe (observasi)
Reflect (refleksi)
31
32
2. Siklus I
32
33
b. Tahap Tindakan
33
34
34
35
1. Pengamatan/observasi
3. Catatan lapangan
35
36
36
37
37
Kisi kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 1
Unsur
1. Guru menunjukkan
beberapa contoh tumbuhan √ √
paku
2. Guru mengamati bagian-
bagain tumbuhan paku
√
3. Guru mengamati siswa saat
√
bagian tumbuhan paku
4. Guru membagi siswa
membagi kelompok-
√
kelompok (pembagian
tugas)
5. Guru mengamati kegiatan √
percobaan / pratikum
6. Guru membimbing kegiatan
√ √
pratikum
7. Guru menilai kegiatan √
pratikum
8. Guru membimbing siswa
dalam menuliskan hasil √
pengamatan
9. Guru mengamati jalannya √
diskusi
10. Guru membimbing jalannya √ √
diskusi
11 Guru menilai jalannya √
diskusi
12. Guru mengamati jalannya √
presentasi
38
13. Guru membimbing jalannya
√
Presentasi
14. Guru menilai jalannya √
presentasi
15. Guru menanyakan √
kepahaman siswa
16. Guru memberikan
penekanan pada
hal-hal yang belum √
dimengerti siswa
17. Guru mengavaluasi
ketercapaian
kompetensi dasar √
18. Guru membimbing siswa
dalam
membahas jawaban soal √
evaluasi dengan menelaah
buku
19. Guru membimbing siswa
dalam menyimpulkan √ √
materi pembelajaran
1. Guru menunjukkan
beberapa contoh tumbuhan √ √
paku
2. Guru menanyakan
√ √
klasifikasi tumbuhan paku
3. Guru membagi siswa
menjadi kelompok- √
kelompok.
39
4. Guru mengamati kegiatan
siswa saya
√
mengindentifikasi
tumbuhan paku
5. Guru membimbing kegiatan
mengindentifikasi √ √
tumbuhan paku
6. Guru menilai kegiatan
√
indentifikasi
7. Guru membimbing siswa
dalam menuliskan hasil √
indentifikasi
8. Guru mengamati jalannya √
diskusi
9. Guru membimbing jalannya √ √
diskusi
10. Guru menilai jalannya √
diskusi
11 Guru mengamati jalannya √
presentasi
12. Guru membimbing jalannya
√
presentasi
13. Guru menilai jalannya √
presentasi
14. Guru menanyakan √
kepahaman siswa
15. Guru memberikan
penekanan pada
hal-hal yang belum √
dimengerti siswa
16. Guru mengavaluasi
ketercapaian
kompetensi dasar √
17. Guru membimbing siswa
dalam
membahas jawaban soal √
evaluasi dengan menelaah
buku
40
18. Guru membimbing siswa
dalam
menyimpulkan materi √ √
pembelajaran
Kisi kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II pertemuan I
Unsur
1. Guru menunjukkan
beberapa contoh tumbuhan √ √
paku dan morfologi
2. Guru menanyakan daur
√ √
hiduptumbuhan paku
3. Guru membagi siswa
menjadi kelompok- √
kelompok.
4. Guru mengamati kegiatan
siswa mengetahuai daur √
hidup tumbuhan paku
5. Guru membimbing kegiatan
mengetahui daur √ √
hiduptumbuhan paku
6. Guru menilai kegiatan
mengetahui daur hidup √
tumbuhanpaku
7. Guru membimbing siswa
dalam menuliskan hasil √
daur hidup tumbuhan paku
8. Guru mengamati jalannya √
diskusi
9. Guru membimbing jalannya √ √
diskusi
41
10. Guru menilai jalannya √
diskusi
11 Guru mengamati jalannya √
presentasi
12. Guru membimbing jalannya
√
presentasi
13. Guru menilai jalannya √
presentasi
14. Guru menanyakan √
kepahaman siswa
15. Guru memberikan
penekanan pada
hal-hal yang belum √
dimengerti siswa
16. Guru mengavaluasi
ketercapaian
kompetensi dasar √
17. Guru membimbing siswa
dalam
membahas jawaban soal √
evaluasi dengan menelaah
buku
18. Guru membimbing siswa
dalam
menyimpulkan materi √ √
pembelajaran
42
Kisi kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru Si klus II Pertemuan II dan Siklus III
Unsur
1. Guru menunjukkan
beberapa contoh tumbuhan √ √
paku dan morfologi
2. Guru menanyakan daur
√ √
hiduptumbuhan paku
3. Guru membagi siswa
menjadi kelompok- √
kelompok.
4. Guru mengamati kegiatan
siswa mengetahuai daur √
hidup tumbuhan paku
5. Guru membimbing kegiatan
mengetahui daur √ √
hiduptumbuhan paku
6. Guru menilai kegiatan
mengetahui daur hidup √
tumbuhanpaku
7. Guru membimbing siswa
dalam menuliskan hasil √
daur hidup tumbuhan paku
8. Guru mengamati jalannya √
diskusi
9. Guru membimbing jalannya √ √
diskusi
10. Guru menilai jalannya √
diskusi
11 Guru mengamati jalannya √
presentasi
12. Guru membimbing jalannya
√
presentasi
43
13. Guru menilai jalannya √
presentasi
14. Guru menanyakan √
kepahaman siswa
15. Guru memberikan
penekanan pada
hal-hal yang belum √
dimengerti siswa
16. Guru mengavaluasi
ketercapaian
kompetensi dasar √
17. Guru membimbing siswa
dalam
membahas jawaban soal √
evaluasi dengan menelaah
buku
18. Guru membimbing siswa
dalam
menyimpulkan materi √ √
pembelajaran
44
b. Wawancara
c. Catatan lapangan
hasil observasi.
d. Dokumentasi
45
siswa tersebut yaitu sikap bertanya tentang kegiatan atau materi yang sedang dipelajari; sikap
antusias mencari jawaban dari pertanyaan guru, sikap menanyakan setiap langkah kegiatan,
sikap kurang mempercayai atau meragukan temuan teman, sikap menyakan setiap perubahan/
hal baru, sikap mengulangi kegiatan yang dilakukan, sikap tidak mengabaikan data meskipun
kecil, sikap menghargai pendapat/ temuan orang lain, sikap mau mengubah pendapat jika
data kurang, sikap menerima saran dari teman, sikap tidak merasa selalu benar, sikap tidak
memanipulasi data, sikap mengambil keputusan sesuai fakta, sikap tidak mencampur fakta
dengan pendapat, dan sikap menyatakan apa adanya tanpa diikuti perasaan pribadi. Untuk
Suharsimi Arikunto (2007: 127) menyatakan bahwa “instrumen yang valid adalah
instrumen yang mampu dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur”. Pengambilan
keputusan valid atau tidaknya suatu lembar observasi berdasarkan indikator yang telah
judgement.
46
N= jumlah pengamat
Kategori rerata dan skor aspek pembelajaran berpendekatan inkuiri dikategorikan
pada penelitian ini adalah baik, cukup, dan kurang. Penentuan kisaran skor setiap kategori
menggunakan rumus menurut Sudijono (2006) :
Range
Data sikap ilmiah siswa dianalisis secara deskriptif dengan rerata, standar deviasi, dan
persentase kategori sikap ilmiah. Rerata digunakan untuk memeroleh gambaran rerata skor
sikap ilmiah siswa di masing-masing siklus pembelajaran berpendekatan inkuiri. Rumus
rerata menurut Sudijono (2006) :
Keterangan:
X = Rata-rata skor angket
N = Banyaknya subyek penelitian
Σ X = Jumlah skor angket
Standar deviasi rata-rata skor sikap ilmiah siswa dihitung dengan menggunakan rumus
menurut Arikunto (2006) :
Keterangan :
SD = Standar Deviasi
= total skor
𝑋2 = total skor dikuadratkan
N = Jumlah subyek
Persentase kategori digunakan untuk memeroleh gambaran proporsi kategori sikap
ilmiah siswa pada pembelajaran berpendekatan inkuiri. Kategori sikap ilmiah siswa
ditetapkan peneliti adalah baik, cukup, dan kurang.
47
Untuk menentukan kategori sikap ilmiah siswa setiap skor sikap ilmiah siswa, dihitung
range (kisaran) setiap kategori, dengan rumus menurut Sudijono (2006:121) :
Range
Keterangan:
%: persentase siswa kategori X f: jumlah
siswa untuk kategori X
N: jumlah seluruh siswa
Setelah data dianalisis , maka data akan disajikan dalam tabel konversi nilai, didasarkan pada
konversi nilai sesuai yang disebutkan Suharsimi Arikunto (2003: 245) yaitu sebagai berikut.
Konversi Nilai Sikap Ingin Tahu Siswa (Sikap Ilmiah ) dan Konversi Nilai
Penggunaan model pembelajaran cooperative
Angka 100 Keterangan
80-100 Baik sekali
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
30-39 Gagal
Tujuan PTK untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas”.
Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini sebagai berikut.
Meningkatnya sikap ingin tahu siswa ditandai dengan 75% dari jumlah siswa sikap ingin
tahunya dan hasil belajar meningkat pada mata pelajaran Biologi materi Pteridophyta kelas XI
IPA 2 SMAN 11 Muaro Jambi Meningkatnya kemampuan guru.
48
SOAL EVALUASI
1 . tumbuhan paku yang merupakan bentuk peralihan antara yang homospor dengan
heterospor adalah …..
a. Selaginella
b. Marsilea
c. Lycopodium
d. Equisetum
e. Adiantum
Jawaban: d
3.Bagian tumbuhan Pteridophyta yang menunjukkan tingkat perkembangan lebih maju dari
tumbuhan Bryophyta adalah …..
A. Gigi peristom
B. Kapsul spora
C. Jaringan steril
D. Rhizoid multiseluler
E. Jaringan angkut
PEMBAHASAN:
Bagian tumbuhan Pteridophyta yang menunjukkan tingkat perkembangan lebih maju dari
tumbuhan Bryophyta adalah pada jaringan pengangkutnya dan tipe akar paku adalah akar
serabut.
JAWABAN: E
49
– Mikrofil = Daun paku yang ukurannya kecil
JAWABAN: C
5.Struktur pembentukkan gamet pada tumbuhan Pterydophyta terdapat pada bagian …..
A. Mikroprotalium
B. Sporangium
C. Makroprotalium
D. Sporogonium
PEMBAHASAN:
Struktur pembentuk gamet pada tumbuhan Pterydophyta terdapat pada bagian
mikroprotalium (pembentuk spermatozoa) dan makroprotalium (pembentuk sel telur).
JAWABAN: B
7. Anggota dari tumbuhan paku di bawah ini yang termasuk paku homospora adalah …..
A. Filicinae (paku benar)
B. Platyserium (paku tanduk rusa)
C. Lycopodium (paku kawat)
D. Marsilea (paku semanggi)
PEMBAHASAN:
Anggota dari tumbuhan paku di bawah ini yang termasuk paku homospora adalah:
A. Filicinae (paku benar)
B. Platyserium (paku tanduk rusa)
C. Lycopodium (paku kawat)
D. Marsilea (paku semanggi)
JAWABAN: A
8. Pada tumbuhan paku heterospora yang membentuk anteridium dan arkegonium adalah …..
A. Mikroprotalium
B. Mikrosporofil
C. Makroprotalium
50
D. Makrosporofil
PEMBAHASAN:
9. Pada tumbuhan paku heterospora yang membentuk anteridium dan arkegonium adalah:
A. Mikroprotalium
B. Mikrosporofil
C. Makroprotalium
D. Makrosporofil
JAWABAN: B
10. ditemukan fase-fase dari perkembangbiakan tumbuhan paku adalah seperti di bawah ini:
1) tumbuhan paku dengan sporangium
2) protalium
3) spora
4) zigot
5) embrio
6) tumbuhan paku muda
Dari fase-fase perkembangbiakan paku tersebut dapat disusun secara urut adalah …..
a. 3 – 1 – 2 – 5 – 4 – 6
b. 3 – 4 – 5 – 2 – 6 – 1
c. 3 – 2 – 4 – 5 – 6 – 1
d. 3 – 2 – 5 – 4 – 6 – 1
e. 3 – 5 – 4 – 2 – 1 – 6
Jawaban: b
Pembahasan:
Hal yang membedakan Bryophyta dan Pteridophyta dari Spermatophyta adalah Bryophyta
dan Pteridophyta belum mampu menghasilkan biji. Hal yang membedakan Bryophyta dan
Pteridophyta:
1. Bryophyta belum memiliki pembuluh angkut, sedangkan Pteridophyta sudah memiliki
pembuluh angkut.
2. pada metagenesis Bryophyta, gametofit berumur lebih panjang dari sporofit, sedangkan
pada metagenesis tumbuhan paku, generasi sporofit lebih dominan daripada generasi
gametofit.
Jawaban: d
51
3. memiliki protonema
4. belum memiliki pembuluh angkut
5. tingkat sporofit lebih dominan dalam hidupnya
6. memiliki protalium
Ciri-ciri tumbuhan paku adalah …..
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 5, dan 6
c. 2, 3, dan 4
d. 3, 4, dan 5
e. 4, 5, dan 6
Pembahasan:
Ciri-ciri tumbuhan paku, yaitu:
1. memiliki sorus
2. daun dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil
3. sudah memiliki pembuluh angkut
4. tingkat sporofit lebih dominan dalam hidupnya
5. memiliki protalium
Jawaban: b
Pembahasan:
Keterangan gambar di atas sebagai berikut.
1 = spora, 2 = protalium, fase gametofit, 3 = sporofit muda, 4 = tumbuhan paku, fase sporofit
Jawaban: b
52
14. Daun pada tumbuhan paku yang sudah menjadi epidermis, daging daun, dan tulang daun
tersebut …..
a. mesofil
b. mikrofil
c. makrofil
d. tropofil
e. sporofil
Pembahasan:
• Mesofil adalah daging daun yang terdiri atas jaringan palisade dan spons
• Mikrofil adalah daun pada tumbuhan paku yang belum terdiferensiasi menjadi epidermis,
daging daun, dan tulang daun
• Makrofil adalah daun pada tumbuhan paku yang sudah menjadi epidermis, daging daun, dan
tulang daun
• Tropofil adalh daun yang mengandung sorus dan berfungsi menghasilkan spora untuk
reproduksi
• Sporofil adalah daun yang tidak mengandung sorus dan berfungsi untuk fotosintesis
Jawaban: c
15. Pada tumbuhan paku, sporagonium terkumpul dalam suatu tempat yang disebut ….
A. indusium
B. operkulum
C. annalus
D. strobilus
E. sorus
Jawab: E
Porangium pada tumbuhan paku akan mengumpul dalam suatu tempat yakni sorus.
16. Spora yang dhasilkan tumbuhan paku jika jatuh ditempat yang cocok akan tumbuh
menjadi ….
A. protalium
B. sporopit
C. gametopit
D. makrofil
E. protonema
Jawab: A
Spora tumbuhan paku bila tumbuh akan menjadi protalium sedangkan spora lumut menjadi
protonema.
SOAL ESAI
53
2. Apa yang menjadi dasar pengelompokan tumbuhan menjadi kelompok talophyta dan
kormophyta?
Jawab: Dasar pengelompokkan talopohtya dan kormopytha adalah ada atau jelas
tidaknya akar, batang dan daun sejati.
3. Apa yang dimaksud dengan paku homospor, paku heterospos, paku peralihan?
Jawab: Paku homospora adalah paku menghasilkan satu jenis spora, heterospora adalah
menghasilkan dua jenis spora yang berlainan: yaitu mikrospora berkelamin jantan dan
makrospora (mega spora) berkelamin betina, paku peralihan adalah paku yang
menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelaminnya,
satu berjenis kelamin jantan dan lainnya berjenis kelamin betina.4
4. Apa yang anda ketahui tentang tropofil dan sporofil? Jelaskan!
Jawab: Tropofi l adalah daun steril tidak menghasilkan spora berfungsi sebagai tempat
fotosintesis, sedangkan sporofi l adalah daun penghasil spora.
54
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA NEGERI XI MUARO JAMBI
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Tumbuhan Paku
Alokasi Waktu : 2 × 45 Menit
(2x 45 menit : LKS1 klasifikasi tumbuhan paku)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mendeskripsikan ciri-ciri berbagai macam tumbuhan paku berdasarkan pengamatan morfologi
media herbarium yang telah di sediakan.
2. Mengklasifikasikan tumbuhan paku ke dalam divisi berdasarkan ciri yang diamati.
B. KOMPETENSI DASARDAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. (KD : 3.7 ) Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan ke dalam divisio
berdasarkan pengamatan morfologi dan metagenesis tumbuhan serta mengaitkan peranannya
dalam kelangsungan kehidupan di bumi.
3.7.1 Mendeskripsikan ciri-ciri berbagai macam tumbuhan paku berdasarkan
pengamatan morfologi media herbarium yang telah di sediakan.
3.7.2 Mengklasifikasikan tumbuhan paku ke dalam divisio berdasarkan ciri yang
diamati pada media herbarium yang telah di sediakan.
2. (KD 4.7)Menyajikan data tentang morfologi dan peran tumbuhan pada berbagai aspek kehidupan
dalam bentuk laporan tertulis.
4.7.1 Menuliskan data hasil pengamatan berupa menggambar dan pendeskripsian
tumbuhan paku pada tabel LKS setelah melakukan pengamatan.
Materi Pengayaan
Tumbuhan paku merupakan jenis tumbuhan kormus, artinya telah memiliki akar, batang,
dan daun sejati serta berkembangbiak dengan menggunakan spora
55
No Karakter Divisi
Pembeda
Polydophyta Equisetophyta Lycophyta Psilophyta
1 AKAR
Jenis akar Akar sejati Akar sejati Akar sejati Tidak
memiliki
akar
Sistem akar Serabut serabut serabut Akar rhizoid
2 BATANG
Arah Arah Arah Arah Arah
pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan
tegak tegak merayap tegak
Sistem batang simpodial monopodial dikotomi dikotomi
Bentuk batang Oval oval oval oval
3 DAUN
Ruasdaun Parallel - - -
Bentuk daun Bentuk daun - Bentukdaun -
belah ketupat linier
4 SPORANGIUM
Bentuk Sorus strobilus strobilus synangium
Letak Tepi abaksial Ujung batang Ujung batang Di ruas-ruas
dari daun batang
E. MEDIA/ALAT,DAN BAHAN
Slide berbasis powerpoint
Herbarium paku-pakuan
F. SUMBER BELAJAR
LKS I (Pengklasifikasian)
Buku siswa
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN 1 (2×45 Menit)
56
Fase Kegiatan
Kegiatan Awal 1. Guru mengucapkan salam, menunjuk salah satu siswa untuk
(± 5 menit) memimpin Doa (Implementasi Nilai Religius).
2. Guru mengecek kehadiran siswa.
3. Guru memotivasi siswa dengan menayangkan gambar makanan
semanggi dan menanyakan “Menurut kalian, termasuk tumbuhan
apakah yang digunakan dalam makanan tersebut?’’
4. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai materi
yang telah disajikan untuk menumbuhkan rasa ingin tau siswa.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Menanya
Siswa diminta untuk menyusun pertanyaan mengenai hasil
pengamatan keanekaragaman tumbuhan paku berkaitan dengan
penggolongan tumbuhan paku. Harapan pertanyaan yang
dimunculkan :
57
- Apa ciri-ciri yang dimiliki oleh masing-masing
kelompok paku tersebut?
- Bagaimana cara mengelompokkan/klasifikasi tumbuhan
paku agar mudah dipelajari?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut guru meminta siswa untuk
melakukan pengamatan.
3. Mengumpulkan Data
Guru membagikan LKS 1 mengklasifikasikan tumbuhan paku.
Siswa diorganisasikan kedalam kelompok belajar menjadi 3
kelompok.
Guru memintaperwakilan kelompok untuk mengambil bahan
yaitu media herbarium paku-pakuan yang sudah disediakan.
Siswa dibimbing guru dalam kelompok belajar dan bekerja.
Siswa secara berkelompok diminta untuk mengamati media
herbarium paku.
Siswa diminta untuk mencatat semua data deskripsi ciri-ciri yang
diperoleh dengan teliti.
Guru membimbing siswa untuk menganalisis ciri-ciri yang
sudah didapatkan dari hasil mengamati secara teliti dengan
mengisi pada tabel perbedaan empat divisi.
Guru membimbing siswa dalam tahapan klasifikasi seperti
panduan yang ada pada LKS dengan menggunakan
kuncidikotomi yang sudah disediakan.
4. Mengasosiasi
Siswa menjawab LKS setelah memperoleh informasi dari hasil
mencoba.
Siswa dapat membandingkan antara yang telah diketahui
sebelumnya dengan fakta objek yang diamatinya.
58
Guru mengamati dan membantu siswa jika ada kesulitan.
5. Mengkomunikasikan
Siswa secara berkelompok diminta untukmempresentasikan hasil
pengamatanya di depan kelas.
Guru memberikan umpan balik terhadap hasil kerja siswa.
Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok yang dinilai
sebagai kelompok terbaik selama pembelajaran.
59
b. Kompetensi sosial : lembar peniliain diri kompetensi sikap
c. Kompetensi pengetahuan : lembar evaluasi (tes hasil belajar)
d. Kompetensi keterampilan : lembar penilaian produk laporan pengamatan
3. Pembelajaran Remidial dan Pengayaan
a. Pembelajaran Remidial
Pembelajaran remidi merupakan pembelajaran yang dilakukan untuk memberikan
bantuan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar atau keterlambatan belajar.Pembelajaran
remidial dilakukan diluar pembelajaran.Remidi menekankan pada materi yang belum dikuasai
oleh siswa.
Penilian pembelajaran remidial berasal dari rata-rata skor hasil belajar yang
diperoleh siswa.Nilai remidial biasanya labih tinggi dari KKM yang ditetapkan oleh
sekolah, dengan nilai maksimal 100. Maka dari itu, pemerolehan nilai remidial sama
dengan KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yakni 75. Berikut ini soal remidi yang
diberikan pada siswa:
Soal Remidi
Nama :
Kelas :
No Abs :
60
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………....
3. Buatlah skema siklus hidup tumbuhan paku homospora!
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswa diharapkan dapat :
Mendeskripsikan ciri-ciri tumbuhan paku.
61
Menjelaskan dasar pengelompokkan tumbuhan paku.
Membedakan berbagai tumbuhan paku berdasarkan ciri-ciri morfologinya
Menjelaskan cara perkembangbiakan pada tumbuhan paku
Menjelaskan metagenesis pada tumbuhan paku
Menyajikan data contoh peran tumbuhan paku bagi kehidupan
III. Metode Pembelajaran
Praktikum, Ceramah informasi, diskusi dan tanya jawab
Model Pembelajaran
Think Pairs Share (TPS)
A. Eksplorasi: 70’
Inti
Membacakan prosedur praktikum
62
Mengajak siswa untuk mengamati Mengamati tumbuhan paku
tumbuhan paku dengan dengan menggunakan lup
menggunakan lup dan mikroskop dan mikroskop
C. Konfirmasi:
63
Menguraikan hasil kerja
Memberi penjelasan kembali atau kelompok
memantapkan pengetahuan siswa
V. Media Pembelajaran
Alat/ Bahan : Tumbuhan paku
Sumber Belajar :
Buku Biologi 1A, Istamar Syamsuri, Erlangga,
Buku Biologi kelas X, Pratiwi dkk, Erlangga,
Berbagai informasi tentang Tumbuhan paku
VI. Penilaian
Penilaian meliputi:
1. Ranah afektif
Prosedur : Pengamatan Keaktifan siswa di dalam kelas
2. Ranah psikomotorik : keterampilan mengkomunikasikan informasi.
64
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung : Universitas Bandar
Lampung.
Abdullah Aly, dkk. 2011. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Gusnery. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Biologi Peserta Didik dengan Menggunakan Model
Kooperatif Tipe Mind Map Kelas X2 SMAN 5 Bukit Tingggi.Jurnal Pendidikan dan
Teknologi Informasi V0. 3, No.1, September 2016, (Hal 58-80) ISSN 2355-9977
Patta Bundu. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran
Sains-SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Direktorat Ketenagaan.
65
Slavin, Robert E. 2005. Cooperatif Learning. Bandung :Nusa Media.
Slameto. 2003 . Belajar dan Faktor-faktor yang Mengpengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Tampubolon, Saur. 2012. Pemanfaatan Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Penerbit Erlangga
Wena, Made. 2013. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional. Bumi Aksara. Jakarta
66
67
68