Professional Documents
Culture Documents
Laporan Teh
Laporan Teh
Sistem pemetikan mempengaruhi kandungan polifenol dan kafein dari daun teh. Semakin halus
sistem pemetikan maka akan semakin tinggi pula kandungan polifenol dan kafein yang terdapat dalam
petikan tersebut. Hal ini disebabkan karena kandungan polifenol daun teh terbesar terletak pada pucuk
peko. Peko sendiri merupakan pucuk daun teh yang masih tergulung dan masih aktif bertumbuh. Secara
umum terdapat tiga jenis petikan yang berlaku, yaitu petikan halus, sedang, dan kasar. Makin halus
sistem petikan maka akan semakin baik pula mutu teh yang dihasilkan (Yoga 2011). Jenis Petikan dapat
dibedakan menjadi petikan halus, petikan medium dan petikan kasar. Petikan halus yaitu apabila pucuk
yang dihasilkan terdiri atas pucuk peko (p) dengan satu daun, atau pucuk burung (b) dengan satu daun
yang muda (m), biasa ditulis dengan rumus p+1 atau b+1 m. Petikan medium yaitu apabila pucuk yang
dihasilkan terdiri dari pucuk peko dengan dua daun , tiga daun muda serta pucuk burung dengan satu,
dua atau tiga daun muda (p+2, p+3 b+1 m, b+2m, b+3m). Petikan kasar yaitu apabila pucuk yang
dihasilkan terdiri dari pucuk peko dengan empat daun atau lebih, dan pucuk burung dengan beberapa
daun tua (p+4 atau lebih, b+(1-4t) (Wijiastuti 2009).
Pada praktikum ini, analisa petikan sangat penting dalam proses pengolahan teh karena terkait
dengan kondisi yang sesuai dengan tujuan teh tersebut dibuat. Indikator diperlakukan pada 6 jenis daun
teh yang telah dipetik, yaitu peko, peko+2, peko+3 atau lebih, pucuk burung+1, pucuk+2 atau lebih,
dan pucuk tua. Teh yang disediakan sebanyak 100 gram dipisahkan berdasarkan jenisnya, dari data
didapatkan hasil yaitu rata-rata persen bobot untuk p+1 adalah 0.89%, p+2 jumlahnya 0.235%, p+3 atau
lebih 4.548%, B+1 jumlahnya 7.513%, B+2 jumlahnya 27.7%, dan daun tua jumlahnya 50.00%.
Percobaan analisa petikan teh ini dapat ditarik kesimpulan bahwa daun teh ini memiliki kualitas yang
rendah karena jumlah daun tua paling banyak dan termasuk kedalam kategori petikan kasar. Semakin
kasar pucuk makin rendah kualitasnya, sebaliknya semakin banyak petikan halus dari suatu produk
maka makin banyak daun yang muda dan makin tinggi pula kualitas tersebut. Hal ini terlihat dari
kandungan zat katekin dan kafein yang berbeda disetiap bagian pucuk. Bagian pucuk memiliki katekin
dan cafein yang lebih besar dibandingkan bagian lain yaitu katekin sebesar 26,5% dan kafein sebesar
4,7 % (Yunitasari 2010).
Pengujian Organoleptik
Badan Standarisasi Nasional. 1990. SNI 01-1902-1990 Teh Hitam. Jakarta: BSN
Badan Standarisasi Nasional. 2012. SNI 03-3836-2012 Teh Kering. Jakarta: BSN
Wijiastuti S. 2009. Pedoman Teknis Pengembangan Budidaya Teh Organik. Jakarta (ID) : Direktorat
Jenderal Perkebunan.
Yoga K. 2011. Tea and health. Nutr Rev . Vol 58 (1) :1–10
Yunitasari L. 2010. Quality Control Pengolahan Teh Hitam di Unit Perkebunan Tambi, PT Perkebunan
Tambi Wonosobo. [Skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret.