You are on page 1of 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

mengamanatkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia.

Negara merupakan institusi yang paling ideal untuk menyelenggarakan

pemenuhan kebutuhan hak asasi tersebut, dimana bentuk yang paling

kongkrit adalah pelayanan publik, yakni pelayanan yang diberikan

negara kepada rakyat. Pasal 28 H Undang- Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa setiap orang

berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan

mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak

memperoleh pelayanan kesehatan. Juga dalam Undang- Undang Nomor

36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan bahwa pembangunan

kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi

pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan

ekonomis.

Agar kondisi tersebut dapat terwujud diperlukan upaya pemenuhan

kesehatan secara komperhensif yang didukung oleh sumber daya

kesehatan. Salah satu sumber daya di bidang kesehatan yang sangat

strategis adalah Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK). Tersedianya

SDMK yang bermutu dapat mencukupi kebutuhan, terdistribusi secara

adil dan merata, serta termanfaatkan secara berhasil-guna dan

1
berdaya-guna untuk menjamin terselenggaranya pembangunan

kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang

tinggi-tingginya mutlak diperlukan secara berkesinambungan. Untuk

itu perencanaan kebutuhan SDMKyang mengawali aspek manjemen

SDMK secara keseluruhan harus disusun sebagai acuan dalam

menentukan pengadaan yang meliputi pendidikan dan pelatihan

SDMK, pendayagunaan SDMK, termasuk peningkatan

kesejahteraannya, dan pembinaan serta pengawasan mutu SDMK.

Perencanaan kebutuhan SDMK dilakukan dengan menyesuaikan

kebutuhan pembangunan kesehatan, baik lokal, nasional, maupun

global,dan memantapkan komitmen dengan unsur terkait lainnya.

Diera desentralisasi bidang kesehatan, pemerintah daerah memiliki

otoritas untuk merekrut SDMK di daerah masing-masing sebagai

pegawai pemerintah daerah. Konsekuensinya, daerah harus memiliki

kemampuan dalam melakukan perencanaan kebutuhan SDMK, baik di

pemerintah daerah provinsi maupun di pemerintah daerah

kabupaten/kota hingga di Tingkat UPTD Puskesmas.

Dalam perencanaan SDMK Kementrian Kesehatan telah mengeluarkan

Keputusan Menteri Kesehatan nomor 33 Tahun 2015 tentang

Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia

Kesehatan. Dalam keputusan tersebut Metode Perhitungan

Kebutuhan SDM Kesehatan yang digunakan Metode Analisis Beban

Kerja Kesehatan (ABK Kes) (Permenkes No. 33 Tahun 2015 / Permen

PANRB No. 26 tahun 2011 / Permendagri No.12 tahun 2008) dan

Metode Standar Ketenagaan Minimal (Permenkes No. 56 tahun 2014

2
(Untuk RS umum), Permenkes No. 340 Tahun 2010 (Untuk RS

khusus), Permenkes No.75 tahun 2014, Permen PANRB No. 26 tahun

2011).

Selama ini besarnya formasi untuk pengangkatan Pegawai Negeri Sipil

tergantung dari usulan Dinas Kesehatan, namun masih hanya

berdasarkan perkiraan tanpa adanya analisis yang tepat. Hal ini

dikuatkan dengan tidak adanya arsip tentang perhitungan kebutuhan

tenaga kesehatan di dinas kesehatan serta belum adanya pelatihan

bagaimana cara menghitung kebutuhan tenaga kesehatan. Apabila

ada tenaga kesehatan yang baru lulus, diberikan kepada

puskesmas yang meminta, serta tergantung dari pesanan pihak-

pihak berdasarkan kekerabatan, bukan berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja.

Dengan beberapa latar belakang diatas, maka UPT Puskesmas Citeras

Kecamatan Malangbong merasa perlu mengaplikasikan apa yang telah

dirumuskan dalam Permenkes No 33 tahun 2015 tersebut untuk

menjadi bahan pertimbangan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dalam

memasok kebutuhan Pegawai (PNS) ke tingkat yang lebih

berkepentingan di tahun 2017.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

3
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5587);

5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20141 Nomor 298,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi

Pegawai Negeri (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 194,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4015) sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 122,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4332);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4741);

4
8. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem

Kesehatan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2012 Nomor 193);

9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negera dan Reformasi

Birokrasi Nomor 26 Tahun 2011 tentang Pedoman Perhitungan

Jumlah Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil Untuk Daerah;

10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 6 Tahun 2013 tentang Kriteria

Fasilitas Pelayanan Kesehatan Terpencil, Sangat Terpencil, dan

Fasilitas Pelayanan Kesehatan RI Tidak Diminati (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 153);

11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat

Kesehatan Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2014 Nomor 1676);

12. Peraturan Bersama Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam

Negeri, dan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2014,

Nomor 68 Tahun 2014, dan Nomor 08/SKB/MenPAN-RB/10/2014,

tentang Perencanaan dan Pemerataan Tenaga Kesehatan di

Fasilitas Pelayanan Kesehatan Milik Pemerintah Daerah;

13. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 19 Tahun

2011 tentang Analisis Beban Kerja;

5
C. Tujuan

1. Memberikan gambaran singkat tentang ketersediaan SDM kesehatan

menurut jenis dan jumlahnya di UPT Puskesmas Citeras Kecamatan

Malangbong .

2. Memberikan gambaran kecukupan jenis dan jumlah SDM Kesehatan

dibandingkan dengan hasil perhitungan perencanaan kebutuhan

SDMK dengan menggunakan metode ABK kes dan Standar Minimal

Ketenagaan

3. Menjadi acuan dalam upaya pemenuhan kebutuhan SDM Kesehatan

melalui PNS, penugasan khusus, kontrak, pendelegasian

kewenangan kepada tenaga dengan kualifikasi lebih rendah (task

shifting), atau model pendayagunaan lainnya.

4. Menjadi acuan dalam meningkatkan pemerataan SDM Kesehatan.

5. Menjadi acuan dalam meningkatkan mutu SDM Kesehatan.

6. Menjadi acuan dalam penyesuaian kapasitas pendidikan tenaga

kesehatan

D. Ruang Lingkup

Dokumen Rencana Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan

(SDMK) UPT Puskesmas Citeras Kecamatan Malangbong Dinas

Kesehatan Kabupaten Garut ini berisi tentang

1. Gambaran umum profil UPT Puskesmas Citeras

2. Gambaran umum keadaan SDMK di UPT Puskesmas Citeras

3. Hasil Analisa Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes) dan Analisa Metode

Standar Pelayanan Minimal.

6
4. Kesimpulan dan rekomendasi

E. Metode Perhitungan Kebutuhan SDM Kesehatan yang digunakan

1. Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK kes) (Permenkes No. 33

Tahun 2015 / Permen PANRB No. 26 tahun 2011 / Permendagri

No.12 tahun 2008)

2. Metode Standar Ketenagaan Minimal (Permenkes No. 56 tahun 2014

(Untuk RS umum), Permenkes No. 340 Tahun 2010 (Untuk RS

khusus), Permenkes No.75 tahun 2014, Permen PANRB No. 26 tahun

2011)

F. Sumber Data

Atas dasar penggunaan metode tersebut diatas, maka data yang

diperlukan sebagai berikut.

1. ABK Kesehatan

a. Data institusi dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (rumah sakit

umum, puskesmas, klinik Pemerintah atau pemerintah daerah

sesuai dengan kebutuhan pada jenjang administrasi

pemerintahan masing-masing).

b. Data jenis dan jumlah SDMK yang ada (tahun terakhir) pada

institusi dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang bersangkutan.

c. Informasi hari kerja yang ditentukan oleh kebijakan Pemerintah

yakni 5 (lima) hari atau 6 (enam) hari kerja per minggu, sehingga

dalam 1 (satu) tahun maka jumlah hari kerja 260 (dua ratus

enam puluh) hari (5 x 52 minggu) dan 312 (tiga ratus dua belas)

hari (6 x 52 minggu).

7
d. Informasi WKT (Waktu Kerja Tersedia) sebesar 1200 (seribu dua

ratus) jam atau 72.000 (tujuh puluh dua ribu) menit per tahun.

e. Informasi rata-rata lama waktu mengikuti pelatihan sesuai

ketentuan yang berlaku Informasi kelompok dan jenis tenaga

kesehatan mengacu pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014

tentang Tenaga Kesehatan.

f. Informasi standar pelayanan dan Standar Operasional Prosedur

(SOP) pada tiap institusi kesehatan.

g. Informasi tugas pokok dan uraian tugas hasil Analisis Jabatan

institusi atau standar pelayanan yang ditetapkan).

2. Standar Ketenagaan Minimal

a. Data institusi dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (rumah sakit

umum dan puskesmas) pemerintah atau pemerintah daerah

sesuai dengan kebutuhan pada jenjang administrasi

pemerintahan.

b. Data jenis dan jumlah SDMK yang ada (tahun terakhir).

c. Informasi klasifikasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan (rumah sakit

umum dan puskesmas) yang ada.

d. Informasi standar ketenagaan minimal menurut klasifikasi

Fasilitas Pelayanan Kesehatan (rumah sakit umum dan

puskesmas), jenis, dan jumlah SDMK sesuai dengan ketentuan

peraturan perundangan-undangan baik ditingkat pusat maupun

daerah.

e. Standar Rasio terhadap Penduduk 1)

8
f. Data nama wilayah Nasional (berisi nama-nama provinsi) dan

Provinsi (berisi nama-nama kabupaten/kota) sesuai jenjang

administrasi pemerintahan (BPS setempat tahun terakhir).

g. 2) data penduduk tahun terakhir (jumlah penduduk per provinsi

dan jumlah penduduk per kab/kota setiap provinsi) sesuai

jenjang administrasi pemerintahan (BPS setempat tahun

terakhir).

h. 3) angka pertumbuhan penduduk (nasional, per provinsi, dan per

kabupaten/kota tiap provinsi) sesuai jenjang administrasi

pemerintahan (BPS setempat tahun terakhir).

i. data Tenaga Kesehatan yang masuk (pengangkatan baru dan

pindah masuk) dan Tenaga Kesehatan yang keluar (pensiun,

meninggal dan yang tidak mampu bekerja karena sakit, keluar,

cuti besar, dan dipecat) menurut jenis dan jumlahnya Tenaga

Kesehatan masuk dan Tenaga Kesehatan keluar 5 (lima) tahun

terakhir (BKD setempat sesuai jenjang administrasi

pemerintahan).

9
BAB II
PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN
BERDASARKAN METODE ANALISIS BEBAN KERJA
KESEHATAN (ABK KES)

A. Metode Analisa Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes)

Metode ABK Kes adalah suatu metode perhitungan kebutuhan SDMK

berdasarkan pada beban kerja yang dilaksanakan oleh setiap jenis SDMK

pada tiap fasilitas kesehatan (Faskes) sesuai dengas tugas pokok dan

fungsinya. Metode ini digunakan untuk menghitung semua jenis SDMK.

LANGKAH-LANGKAH METODE ABK Kes


1. Menetapkan Faskes dan Jenis SDMK
2. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)
3. Menetapkan Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu
4. Menghitung Standar Beban Kerja
5. Menghitung Standar Kegiatan Penunjang
6. Menghitung Kebutuhan SDMK Per Institusi / Fasyankes

1. LANGKAH 1

Menetapkan Faskes dan Jenis SDMK


Contoh:
Tabel IV.a
Penetapan Faskes dan Jenis SDMK
Kelompok
No. Faskes Jenis SDMK
SDMK
1 Puskesmas “A” 1 Dokter atau dokter layanan primer
Dokter gigi
Apoteker
Perawat
Bidan
Tenaga teknis kefarmasian
Tenaga Kesehatan Masyarakat
Tenaga Sanitasi Lingkungan
Tenaga Nutrisionis
Terapi Gigi dan Mulut
Tenaga Analis Kesehatan

10
Ahli teknik laboratoriummedik
dst

Keterangan: Kelompok SDMK (Tabel IV.a) mengacu pada Permenkes No.56


Tahun 2014 tentang “Puskesmas), seperti tabel IV.b.

Tabel IV.b
Penetapan Faskes dan Jenis SDMK
Pengelompokan SDM Kesehatan (UU No. 36 tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan)
N
Faskes Kelompok SDMK Jenis SDMK
o.
Puskesmas Dokter atau dokter layanan
1 Tenaga Medis
“A” primer
Dokter Spesialis
Dokter gigi
Dokter Gigi Spesialis
Tenaga Psikologi
Psikologi Klinis
Klinis
Tenaga
Apoteker
Kefarmasian
Tenaga Teknis Kefarmasian
Tanaga
Perawat
Keperawatan
Tenaga Kebidanan Bidan
Tenaga Kesehatan
Epidemiolog Kesehatan
Masyarakat
Tenaga Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku
Tenaga Biostatistik dan
Kependudukan
Tenaga Pembimbing Kesehatan
Kerja
Tenaga Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan
Tenaga Kesehatan Reproduksi
dan Keluarga
Tenaga Kesehatan
Tenaga Sanitasi Lingkungan
Lingkungan
Tenaga Entomolog Kesehatan
Tenaga Mikrobiolog Kesehatan
Tenaga Gizi Tenaga Nutrisionis
Tenaga Dietisien
Tenaga Keterapian Fisioterapis
Fisik
Okupasiterapis
Terapis Wicara
Tenaga Keterapian Radioterapis

11
Medis
Terapi Gigi dan Mulut
Teknisi Gigi
Teknisi Elektromedis
Analis Kesehatan
Refraksionis
Optisien
Otorik Prostetik
Teknisi Transfusi Darah
Perekam Medis
Tenaga Teknik Radiografer
Biomedika
Elektomedis
Ahli teknik lab.medik
Radioterapis
Ortotik prostetik
Tenaga Kesehatan TKT "Ramuan"
Tradisional
TKT "Keterampilan"
Tenaga Kesehatan Asisten Perawat / Pembantu
Lainnya Perawat
Asisten Bidan / Pembantu
Bidan
Asisten Gizi

Data dan informasi Faskes, Unit / Instalasi, dan jenis SDMK dapat

diperoleh dari:

1. Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) institusi

2. Data hasil Analisis Jabatan (Peta jabatan dan Informasi Jabatan)

2. LANGKAH 2
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)
Waktu Kerja Tersedia (WKT) adalah waktu yang dipergunakan oleh
SDMK untuk melaksanakan tugas dan kegiatannya dalam kurun
waktu 1 (satu) tahun
Dalam Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 telah ditentukan
jam kerja instansi pemerintah 37 jam 30 menit per minggu, baik untuk

12
yang 5 (lima) hari kerja ataupun yang 6 (enam) hari kerja sesuai
dengan yang ditetapkan Kepala Daerah masing-masing.

Berdasarkan Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 19 Tahun


2011 tentang Pedoman Umum Penyusunan Kebutuhan Pegawai Negeri
Sipil, Jam Kerja Efektif (JKE) sebesar 1200 jam per tahun. Demikian
juga menurt Permen PA-RB No. 26 tahun 2011, Jam Kerja Efektif (JKE)
sebesar 1200 jam per tahun atau 72000 menit per tahun baik 5 hari
kerja atau 6 hari kerja.

Tabel IV.c
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT) dalam 1 tahun

No Kode Komponen Keterangan Rumus Jumlah Satuan


A B C D E F
1 5 hrkerja / mg 52 (mg) 260 hr/th
A Hari Kerja
2 6 hrkerja / mg 52 (mg) 312 hr/th
Peraturan
3 B Cuti pegawai 12 hr/th
kepegawaian
Dalam 1 th
4 C Libur Nasional 19 hr/th
(Kalender)
Rata-2 dalam 1
5 D Mengikuti Pelatihan 5 hr/th
th
Rata-2 dalam 1
6 E Absen (Sakit, dll) 12 hr/th
th
Waktu Kerja (dalam Kepres No.
7 F 37.5 Jam/mg
1 minggu) 68/1995
Jam Kerja Efektif Permen PAN-RB
8 G 70% x 37.5 Jam 26.25 Jam/mg
(JKE) 26/2011
9 Waktu kerja (dalam 5 hr kerja / mg E8 / 5 5.25 Jam/hr
WK
10 1 hari) 6 hr kerja / mg E8 / 6 4.375 Jam/hr
11 Waktu Kerja 5 hr kerja / mg E1-(E3+E4+E5+E6) 212 Hari/th
12 Tersedia (hari) 6 hr kerja / mg
E2-( E3+E4+E5+E6) 264 Hari/th
WKT E1-(
13 5 hr kerja / mg 1113 Jam/th
Waktu Kerja E3+E4+E5+E6)xE9
Tersedia (jam) E2-
14 6 hr kerja / mg 1155 Jam/th
(E7+E8+E9+E10)xE10
Waktu Kerja Tersedia (WKT)…..dibulatkan (dalam jam) 1200 Jam/th
Waktu Kerja Tersedia (WKT)…..dibulatkan (dalam menit) 72000 Mnt/th

JKE (Jam Kerja Efektif) akan menjadi alat pengukur dari beban kerja yang

dihasilkan setiap Faskes.

13
3. LANGKAH 3

Menetapkan Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu

Komponen beban kerja adalah jenis tugas dan uraian tugas yang

secara nyata dilaksanakan oleh jenis SDMK tertentu sesuai dengan

tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan

Norma Waktu adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh seorang

SDMK yang terdidik, terampil, terlatih dan berdedikasi untuk

melaksanakan suatu kegiatan secara normal sesuai dengan standar

pelayanan yang berlaku di fasyankes bersangkutan.

Kebutuhan waktu untuk menyelesaiakan kegiatan sangat bervariasi

dan dipengaruhi standar pelayanan, standar operasional prosedur

(SOP), sarana dan prasarana medik yang tersedia serta kompetensi

SDMK itu sendiri.

Rata-rata waktu ditetapkan berdasarkan pengamatan dan pengalaman

selama bekerja dan kesepakatan bersama. Agar diperoleh data rata-

rata waktu yang cukup akurat dan dapat dijadikan acuan, sebaiknya

ditetapkan berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

tiap kegiatan pokok oleh SDMK yang memiliki kompetensi, kegiatan

pelaksanaan standar pelayanan, standar prosedur operasional (SPO)

dan memiliki etos kerja yang baik.

Data dan informasi dapat diperoleh dari:

a. Komponen Beban Kerja dapat diperoleh dari Standar Pelayanan dan

Standar Prosedur Operasional (SPO) yang telah ditetapkan oleh

Institusi yang berwenang.

14
b. Norma Waktu atau Rata-rata Waktu tiap kegiatan pokok dapat

diperoleh dari data Analisis Jabatan (Anjab) Faskes yang

bersangkutan.

c. Bilamana Norma Waktu atau Rata-rata Waku per kegiatan tidak ada

dalam Anjab institusi, dapat diperoleh dengan pengamatan atau

observasi langsung pada SDMK yang sedang melaksanakan tugas

dan kegiatan.

Penetapan Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu dapat dilihat

dalam penentuan Komponen Beban Kerja pada Bidan Puskesmas,

sebagai berikut:

Tabel IV.d
Menetapkan Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu(contoh: tugas
jabatan Bidan Puskesmas)
Norm
NO JenisTugas Komponen Beban Kerja (Kegiatan) a Satuan
waktu
1 Tugas Pokok 1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/pasi
en
2. PertolonganPersalinan 10 menit/pasi
en
3. Yan. IbuNifas (KF1-3) 600 menit/pasi
en
4. Yan. BBL (KN1-3) 60 menit/pasi
en
5. Yan. GadarObs 60 menit/pasi
en
6. Yan GadarNeot 60 menit/pasi
en
7. Yan Bayi (1-4) 30 menit/pasi
en
2 Tugas 1. Melaksanakan pencatatan dan 20 menit/hr
Penunjang pelaporan
2. Melaksanakan kunjungan rumah 120 menit/mg
3. Memberikan Yan Posyandu 180 menit/bln
4. Melaksanakan Keg.UKS 180 menit/bln
5. Mengikuti pertemuan bulanan 240 menit/bln
6. Memberikan Pengobatan 20 menit/hr
Sederhana

15
7. Melaksanakan Mini Lokakarya 120 menit/bln
8. Melakukan Penyuluhan ASI 120 menit/mg
EXSLUSIF
9. Membersihkan Alat dan ruangan 15 menit/hr
10. Melakukan pertemuan kelas ibu 15 menit/hr

4. LANGKAH 4

Menghitung Standar Beban Kerja (SBK)

Standar Beban Kerja (SBK) adalah volume/kuantitas beban kerja

selama 1 tahun untuk tiap jenis SDMK. SBK untuk suatu kegiatan

pokok disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaiakan setiap kegiatan (Rata-rata Waktu atau Norma Waktu)

dan Waktu Kerja Tersedia (WKT) yang sudah ditetapkan.

Rumus SBK

Waktu Kerja Tersedia (WKT)


Standar Beban Kerja (SBK) =
Norma Waktu per Kegiatan Pokok

Tujuan :

Dihasilkannya SBK SDMK untuk setiap kegiatan pokok.

Data dan informasi dapat diperoleh dari:

a. Data WKT diperoleh dari Langkah 2

b. Data Norma Waktu atau Rata-rata Waktu setiap kegiatan pokok

diperoleh dari Langkah 3

Langkah-langkah perhitungan Standar Beban Kerja (SBK) sebagai

berikut:

a. Pengisian data Jenis tugas, Kegiatan, Norma Waktu, dan Waktu

Kerja Tersedia / WKT, diambil dari tabel 2 dan tabel 3.

b. Selanjutnya menghitung SBK  SBK = WKT : Norma Waktu

16
(7) = (6) / (4)

Contoh:
Tabel IV.e
Menetapkan Standar Beban Kerja (SBK)
Norma Satuan
Jenis WKT SBK
NO Kegiatan Waktu (menit/Ps
Tugas (menit) (6)/(4)
(menit) )
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Tugas 1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/pas 72000 2400
Pokok ien
2. Pertolongan 600 menit/pas 72000 120
Persalinan ien
3. Yan. Ibu Nifas 60 menit/pas 72000 1200
(KF1-3) ien
4. Yan. BBL (KN1-3) 60 menit/pas 72000 1200
ien
5. Yan. Gadar Obs 60 menit/pas 72000 1200
ien
6. Yan Gadar Neot 60 menit/pas 72000 1200
ien
7. Yan Bayi (1-4) 30 menit/pas 72000 2400
ien

5. LANGKAH 5

Menghitung Standar Tugas Penunjang (STP) dan Faktor Tugas

Penunjang (FTP)

Tugas Penunjang adalah tugas untuk menyelesaikan kegiatan yang

tidak terkait langsung dengan tugas pokok dan fungsinya yang

dilakukan oleh seluruh jenis SDMK.

Standar Tugas Penunjang (STP) adalah proporsi waktu yang digunakan

untuk menyelesaikan setiap kegiatan per satuan waktu (per hari atau

per minggu atau per bulan atau per semester). Langkah-langkah

perhitungan, sebagai berikut (lihat Tabel 5):

17
a Waktu Kegiatan = Rata-rata waktu x 264 hr, bila

. satuan waktu per hari

= Rata-rata waktu x 52 mg, bila

satuan waktu per minggu

= Rata-rata waktu x 12 bln, bila

satuan waktu per bulan

= Rata-rata waktu x 2 smt, bila

satuan waktu per smt

(6) = (4) x 264, bila satuan waktu per hari

= (4) x 52, bila satuan waktu per

minggu

= (4) x 12, bila satuan waktu per

bulan

= (4) x 2, bila satuan waktu per

semester

b Faktor Tugas = (Waktu Kegiatan : WKT) x 100

. Penunjang (FTP)

(8) = (6) / (7) x 100

c Standar Tugas = (1 / (1- FTP/100)), sebagai faktor

. Penunjang (STP) pengali

18
Contoh:
Tabel IV.f
Menetapkan Standar Tugas Penunjang (STP)
Waktu
Rata- WKT
Jenis Keg FTP
NO Kegiatan rata Satuan (mnt/t
Tugas (mnt/t %
waktu h)
h)
(8) =
(6)/(
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
7)x1
00
2 Tugas 1. Melaksanakan RR 20 Menit 5280 72000 7.3
Penunja /hr
ng 2. Melaksanakan KR 120 Menit 6240 72000 8.7
/mg
3. Memberikan Yan Posyandu 180 Menit 2160 72000 3.0
/bln
4. Melaksanakan Keg.UKS 180 Menit 2160 72000 3.0
/bln
5. Mengikuti pertemuan bulanan 240 Menit 2880 72000 4.0
/bln
6. Memberika Pengobatan 20 Menit 5280 72000 7.3
Sederhana /hr
7. Melaksanakan Mini Lokakarya 120 Menit 1440 72000 2.0
/bln
8. Melakukan Penyuluhan ASI 120 Menit 6240 72000 8.7
eksklusif /mg
9. Membersihkan Alat dan 15 Menit 3960 72000 5.5
ruangan /hr
10. Melakukan pertemuan kelas 15 Menit 3960 72000 5.5
ibu /hr
Faktor Tugas Penunjang (FTP) dalam % 55.0
Standar Tugas Penunjang (STP)=(1/(1 – FTP/100) 2.22

6. LANGKAH 6

Menghitung Kebutuhan SDMK

Data dan informasi yang dibutuhkan per Faskes, sebagai berikut:

a. Data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya yaitu :

 Waktu kerja tersedia (WKT)

 Standar Beban Kerja (SBK) dan

 Standar Tugas Penunjang (STP)

b. Data Capaian (Cakupan) tugas pokok dan kegiatan tiap Faskes

selama kurun waktu satu tahun.

Rumus Kebutuhan SDMK sebagai berikut:

19
Capaian (1 th)
Kebutuhan SDMK = X STP
Standar Beban Kerja

Contoh:
Tabel IV.g
Perhitungan Kebutuhan SDMK (Bidan) Puskesmas "A"
Tahun 2013
Kebutuha
Jenis Tugas Kegiatan Capaian (1 th) SBK n SDMK
(Bidan)
(1) (2) (3) (4) (5) =(3)/(4)
A. Tugas
1. Yan. ANC (K1-4) 845 2400 0.35
Pokok 2. Pertolongan
197 120 1.64
Persalinan
3. Yan. Ibu Nifas
342 1200 0.29
(KF1-3)
4. Yan. BBL (KN1-3) 326 1200 0.27
5. Yan. Gadar
35 1200 0.03
Obstetri
6. Yan. Gadar
31 1200 0.03
Neonatus
7. Yan Bayi (1-4) 452 2400 0.19
JKT = Jumlah Kebutuhan Tenaga Tugas Pokok (Bidan) 2.79
B. Tugas
Standar Tugas Penunjang (hasil dari Langkah 5) 2.22
Penunjang
Total Kebutuhan SDMK (Bidan)= (JKT x
6.21
STP)
Pembulatan 6

Keterangan :
1) Jumlah kebutuhan SDMK tugas pokok (Bidan) = Jumlah
kebutuhan SDMK untuk melaksanakan seluruh kegiatan tugas
pokok.

2) Jumlah kebutuhan SDMK seluruhnya = (Jumlah Kebutuhan SDMK


Tugas Pokok x FTP), kemudian dilakukan pembulatan.

Langkah-langkah perhitungan kebutuhan SDMK (contoh: Bidan


Puskesmas) di atas, dapat digunakan dengan cara yang sama untuk
menghitung jenis-jenis SDMK lainnya di sebuah unit kerja Puskesmas
(Dokter Umum, Dokter Gigi, Perawat, Tanaga Gizi, Tenaga Kesling,
Tenaga Keteknisan Medis, Tenaga Keterapian Fisik, Tenaga

20
Laboratorium, Tenaga Teknis Kefarmasian, Tenaga Kesehatan
Masyarakat, Pekarya, dan Tenaga Non Kesehatan lainnya).
Tabel berikut adalah contoh hasil perhitungan kebutuhan SDMK di
sebuah Puskesmas.
Contoh:
Tabel IV.h
Rekapitulasi Kebutuhan SDMK berdasarkan ABK Kes
di Puskesmas “A”
Jumlah Kesenj
Jumla
SDMK angan
No h
Jenis SDMK yang SDMK Keadaan
. SDMK
seharusn (6) = (5)
saat ini
ya - ( 4)
(1) (2) (4) (5) (6) (7)
1 Dokter Umum 1 1 0 Sesuai
2 Perawat 3 5 -2 Kurang
3 Bidan 4 6 -2 Kurang
4 Tenaga Kesling 1 1 0 Sesuai
5 Tenaga Gizi 1 1 0 Sesuai
6 Tenaga Teknis kefarmasian 1 1 0 Sesuai
7 Tenaga Kesehatan masyarakat 1 1 0 Sesuai
8 Tenaga Keteknisan medis 1 1 0 Sesuai
9 Tenaga Keterapian fisik 1 1 0 Sesuai
10 Tenaga laboratorium 1 1 0 Sesuai
11 Tenaga administrasi tata 1 1 0 Kurang
usaha
12 Pengemudi 1 1 0 Sesuai g
Puskesmas “A” 17 21 -4 Kurang

Dari tabel di atas (contoh di Puskes “A”) menunjukkan, bahwa:

a. Secara keseluruhan kekurangan SDMK sebanyak 4 orang

b. Puskesmas “A” masih kekurangan Perawat dan Bidan masing-

masing sebanyak 2 orang.

c. Bilamana kekurangan tersebut tidak dipenuhi, maka mutu

pelayanan keperawatan dan kebidanan menjadi berkurrang karena

volume beban kerja melebihi dari beban kerja yang seharusnya

dilaksanakan oleh Perawat dan Bidan.

d. Kondisi pekerjaan yang dihadapi oleh Perawat dan Bidan

merupakan tekanan dalam melaksanakan pekerjaanya yang

21
berakibat pada bekerja tergesa-gesa, tidak sesuai dengan SPO,

tidak standar dalam melaksanakan pekerjaannya.

e. Bagi SDMK yang lain melaksanakan pekerjaannya secara normal,

hal ini akan berdampak pada kinerja yang optimal dan bermutu

karena beban kerja sesuai dengan kapasitas SDMK nya.

B. Hasil Analisa Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes) UPT Puskesmas

Citeras Tahun 2016

Dari hasil penghitungan Analisa Beban Kerja Kesehatan di UPT

Puskesmas Citeras dengan metode di atas maka dihasilkan sebagai

berikut

1. Jenis Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) yang dibutuhkan

di Fasilitas Kesehatan UPT Puskesmas Citeras Kecamatan

Pangaatikan

Setelah menganalisa kebutuhan tenaga berdasarkan jenis

ketenagaan di UPT Puskesmas Citeras yang mengacu kepada

permenkes No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, dan

dengan kondisi wilayah kerja sebagai berikut :

Kategori Rawat Inap Puskesmas : Puskesmas Non Rawat Inap

Kategori Kawasa Puskesmas : Puskesmas Pedesaan

Jumlah Desa : 7 Desa

Jumlah Pustu : 2 Pustu

maka di butuhkan jenis tenaga tersebut sebagai berikut :

22
Tabel IV.i
Jenis Ketenagaan yang dibutuhkan UPT Puskesmas Citeras
No. JENIS TENAGA

2 Kepala Tata Usaha


3 Bendahara Penerimaan Pembantu
4 Bendahara Pengeluaran Pembantu
5 Juru Bayar / Kasir
6 Perkam Medis
7 Pengadministrasi Umum
8 Kepegawaian
9 Pranata Komputer
10 Inventaris Barang
11 Pengelola Barang Milik Negara
12 Pengemudi
14 Dokter Umum
15 Dokter Gigi
16 Perawat Terampil
17 Perawat Ahli
18 Perawat gigi Terampil
19 Perawat Gigi Ahli
20 Bidan Terampil
21 Bidan Ahli
22 Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli
23 Sanitarian Ahli
24 Nutrisionis Terampil
25 Pranata Labolatorium
26 Apoteker
27 Asisten Apoteker
28 Bidan Terampil Bidan DESA SUKARATU
29 Bidan Terampil Bidan DESA SUKARASA
30 Bidan Terampil Bidan DESA LEWO BARU
31 Bidan Terampil Bidan DESA CIBUNAR
32 Bidan Terampil Bidan DESA KUTANAGARA
33 Bidan Terampil Bidan DESA KARANGMULYA
34 Bidan Terampil Bidan DESA CITERAS
35 Bidan Terampil Bidan DESA SUKAJAYA
36 Bidan Terampil Bidan DESA CIHAURKUNING
37 Bidan Terampil Bidan DESA SANDING
38 Bidan Terampil Bidan DESA MEKARMULYA
39 Bidan Terampil Bidan DESA GIRI MAKMUR
41 Bidan Terampil Bidan DESA BUNISARI
43 Perawat PUSTU DESA SUKARATU
44 Perawat PUSTU DESA SUKAJAYA
45 Perawat PUSTU DESA SANDING
46 Perawat PUSTU DESA CIBUNAR

23
47 Perawat PUSTU DESA KUTANAGARA
48 Perawat PUSTU DESA KARANGMULYA
49 Perawat PUSTU DESA DESA CITERAS
50 Perawat PUSTU DESA DESA SUKAJAYA
51 Perawat PUSTU DESA DESA CIHAURKUNING
52 Perawat PUSTU DESA DESA SANDING
53 Perekam Medis Pustu PUSTU DESA DESA SUKARATU
54 Perekam Medis Pustu PUSTU DESA DESA SUKAJAYA
55 Perekam Medis Pustu PUSTU DESA DESA LEWO BARU
56 Perekam Medis Pustu PUSTU DESA DESA CIBUNAR
57 Perekam Medis Pustu PUSTU DESA DESA KUTANAGARA
58 Perekam Medis Pustu PUSTU DESA DESA KARANGMULYA
59 Perekam Medis Pustu PUSTU DESA DESA CITERAS
60 Perekam Medis Pustu PUSTU DESA DESA SUKAJAYA
61 Perekam Medis Pustu PUSTU DESA DESA CIHAURKUNING
62 Perekam Medis Pustu PUSTU DESA DESA SANDING

2. Rekapitulasi Hasil Metode Analisa Beban Kerja Kesehatan (ABK

Kes) UPT Puskesmas Citeras Tahun 2016

Kategori Rawat Inap Puskesmas : Puskesmas Non Rawat Inap

Kategori Kawasa Puskesmas : Puskesmas Pedesaan

Jumlah Desa : 13 Desa

Jumlah Pustu : 3 Pustu

maka di butuhkan jenis tenaga tersebut sebagai berikut :

Tabel IV.j
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Metode ABK Kes
di UPT Puskesmas Citeras Tahun 2017
KETER
JUMLAH
JUMLA KETERAN ANGA
KEBUTU JUMLAH
H GAN JUMLAH N
HAN TOTAL
JUMLA KEBUTU (KURAN TENAGA (KURA
NO NAMA JABATAN SDMK SDMK
H PNS HAN G/ NON NG /
(PNS) (PNS+NON
SDMK SESUAI / PNS SESUAI
PEMBUL PNS)
(PNS) LEBIH) /
ATAN
LEBIH)
1 Kepala Puskesmas 1 0.53 1 0 0 1 0
2 Kepala Tata Usaha 1 0.87 1 0 0 1 0
3 Bendahara Penerimaan Pembantu 1 1.08 1 0 0 1 0
4 Bendahara Pengeluaran Pembantu 0 2.48 2 -2 0 0 -2
5 Juru Bayar / Kasir 0 1.46 1 -1 0 0 -1

24
6 Perkam Medis 0 2.30 2 -2 0 0 -2
7 Pengadministrasi Umum 0 2.89 3 -3 1 1 -2
8 Kepegawaian 0 0.53 1 -1 1 1 0
9 Pranata Komputer 0 0.81 1 -1 0 0 -1
10 Inventaris Barang 1 1.28 1 0 0 1 0
11 Pengelola Barang Milik Negara 0 0.53 1 -1 0 0 -1
12 Pengemudi 0 0.59 1 -1 0 0 -1
14 Dokter Umum 1 1.61 2 -1 1 2 0
15 Dokter Gigi 0 0.52 1 -1 0 0 -1
16 Perawat Terampil 3 10.41 10 -7 5 8 -2
17 Perawat Ahli 1 2.43 2 -1 1 2 0
18 Perawat gigi Terampil 1 1.94 2 -1 1 2 0
19 Perawat Gigi Ahli 0 2.21 2 -2 0 0 -2
20 Bidan Terampil 3 4.50 4 -1 5 8 4
21 Bidan Ahli 0 1.36 1 -1 0 0 -1
22 Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli 0 0.55 1 -1 0 0 -1
23 Sanitarian Ahli 1 0.63 1 0 0 1 0
24 Nutrisionis Terampil 0 1.51 2 -2 1 1 -1
25 Pranata Labolatorium 0 5.77 6 -6 0 0 -6
26 Apoteker 0 1.41 1 -1 0 0 -1
27 Asisten Apoteker 0 1.36 1 -1 0 0 -1
28 Bidan Terampil Bidan DESA SUKARATU 2.83 3 -3 1 1 -2
29 Bidan Terampil Bidan DESA SUKARASA 1 1.35 1 0 0 1 0
Bidan Terampil Bidan DESA LEWO
30 BARU 1 1.46 1 0 0 1 0
31 Bidan Terampil Bidan DESA CIBUNAR 1 2.72 3 -2 0 1 -2
Bidan Terampil Bidan DESA
32 KUTANAGARA 2.26 2 -2 1 1 -1
Bidan Terampil Bidan DESA
33 KARANGMULYA 1.24 1 -1 1 1 0
34 Bidan Terampil Bidan DESA CITERAS 1 1.61 2 -1 0 1 -1
35 Bidan Terampil Bidan DESA SUKAJAYA 1 1.59 2 -1 0 1 -1
Bidan Terampil Bidan DESA
36 CIHAURKUNING 2.51 3 -3 1 1 -2
37 Bidan Terampil Bidan DESA SANDING 1 1.47 1 0 0 1 0
Bidan Terampil Bidan DESA
38 MEKARMULYA 1.51 2 -2 1 1 -1
Bidan Terampil Bidan DESA GIRI
39 MAKMUR 1 0.00 0 1 0 1 1
41 Bidan Terampil Bidan DESA BUNISARI 0 0.84 1 -1 1 1 0
43 Perawat PUSTU DESA SUKARATU 1 2.47 2 -1 0 1 -1
44 Perawat PUSTU DESA SUKAJAYA 1 1.81 2 -1 1 2 0
45 Perawat PUSTU DESA SANDING 0 1.51 2 -2 1 1 -1
46 Perawat PUSTU DESA CIBUNAR 0 0.00 0 0 0 0 0
47 Perawat PUSTU DESA KUTANAGARA 0 0.00 0 0 0 0 0
48 Perawat PUSTU DESA KARANGMULYA 0 0.00 0 0 0 0 0
49 Perawat PUSTU DESA DESA CITERAS 0 0.00 0 0 0 0 0
50 Perawat PUSTU DESA DESA SUKAJAYA 1 0.00 0 1 0 1 1

25
Perawat PUSTU DESA DESA
51 CIHAURKUNING 0 0.00 0 0 0 0 0
52 Perawat PUSTU DESA DESA SANDING 0 0.00 0 0 2 2 2
Perekam Medis Pustu PUSTU DESA
53 DESA SUKARATU 0 0.00 0 0 0 0 0
Perekam Medis Pustu PUSTU DESA
54 DESA SUKAJAYA 0 0.00 0 0 0 0 0
Perekam Medis Pustu PUSTU DESA
55 DESA LEWO BARU 0 0.00 0 0 0 0 0
Perekam Medis Pustu PUSTU DESA
56 DESA CIBUNAR 0 0.00 0 0 0 0 0
Perekam Medis Pustu PUSTU DESA
57 DESA KUTANAGARA 0 0.00 0 0 0 0 0
Perekam Medis Pustu PUSTU DESA
58 DESA KARANGMULYA 0 0.00 0 0 0 0 0
Perekam Medis Pustu PUSTU DESA
59 DESA CITERAS 0 0.00 0 0 0 0 0
Perekam Medis Pustu PUSTU DESA
60 DESA SUKAJAYA 0 0.00 0 0 0 0 0
Perekam Medis Pustu PUSTU DESA
61 DESA CIHAURKUNING 0 0.00 0 0 0 0 0
Perekam Medis Pustu PUSTU DESA
62 DESA SANDING 0 0.00 0 0 0 0 0

JUMLAH 24 79 79 -55 26 50 -29

Dari tabel di atas menunjukkan, bahwa:

a. UPT Puskesmas Citeras membutuhkan SDMK (Tenaga PNS)

sebanyak 79 orang

b. Secara keseluruhan UPT Puskesmas Citeras mempunyai tenaga

PNS sebanyak 24 orang sehingga kekurangan SDMK (Tenaga PNS)

sebanyak 29 orang.

c. UPT Puskesmas Citeras masih kekurangan tenaga Jabatan

Fungsional Umum (JFU) diantaranya:

1) Tenaga Bendahara Pengeluaran Pembantu 1 orang.

Kebutuhan tenaga ini berdasarkan beban kerja tenaga tersebut

dalam penyelesaian tupoksinya. Sehingga 1 orang Bendahara

BPP perlu dibantu oleh 2 orang tenaga teknis, yang selama ini

26
dikerjakan oleh tenaga JFT yang mempuni dalam pengerjaan

SPJ secara komputerisasi.

2) Tenaga Juru Bayar/Kasir kekurangan 1 orang

Tenaga ini di UPT Puskesmas Citeras belum tersedia selama ini

di kerjakan oleh petugas lain.

3) Tenaga Perekam Medis 2 orang

4) Tenaga Administrasi Umum 3 orang

UPT Puskesmas Citeras selama ini dikerjakan oleh staf TU

tenaga sukwan.

5) Tenaga Pranata Komputer kekurangan 1 orang

6) Tenaga Pengelola Komputer kekurangan 1 orang

7) Tenaga Pengelola Barang Milik Negara kekurangan 1 orang

8) Tenaga Pengemudi kekurangan 1 orang

9) Tenaga Pramu Husada kekurangan 1 orang

d. UPT Puskesmas Citeras masih kekurangan tenaga Jabatan

Fungsional Tertentu (JFT) diantaranya:

1) Tenaga Dokter Gigi 1 orang

2) Tenaga Perawat,

Kebutuhan Tenaga perawat di UPT Puskesmas Citeras di bagi

atas Perawat Terampil dan Perawat Ahli. Sementara menurut

tempat kerjanya dibagi atas perawat di dalam gedung dan

perawat Pustu. Berdasarkan beban kerja kebutuhan tenaga

perawat di dalam gedung dibutuhkan tenaga Perawat Terampil

sebanyak 10 orang dan perawat ahli sebanyak 2 orang.

27
Sementara tenaga perawat Pustu kebutuhan Perawat dari

keahliannya dibebankan pada Perawat Terampil saja. Dari

jumlah 3 Pustu yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Citeras

membutuhkan perawat terampil sebanyak 6 orang

Total kebutuhan Perawat di UPT Puskesmas Citeras terdiri dari :

- Perawat Terampil sebanyak 10 orang

- Perawat Ahli sebanyak 1 orang

- Totak kebutuhan sebanyak 11 orang

- Jumlah yang ada tenaga perawat sebanyak 4 orang (Perawat

Ahli 1 orang dan Perawat Terampil 3 orang).

- Kekurangan tersebut selama ini di kerjakan oleh tenaga

Perawat TKS dan Magang sebanyak 10 orang.

3) Tenaga Perawat gigi

Tenaga perawat gigi belum ada

4) Tenaga Bidan

Jenis tenaga bidan terbagi dari Bidan Terampil dan Bidan Ahli.

Berdasarkan tempat kerjanya di UPT Puskesmas Citeras tenaga

Bidan dibedakan atas Dalam Gedung dan Bidan Desa sebanyak

13 Desa.

Berdasarkan perhitungan ABK Kes dihasikan kebutuhan Bidan

sebagai berikut:

- Bidan dalam gedung di Institusi Faskes Puskesmas

dibutuhkan tenaga Bidan Terampil sebanyak 4 orang (PNS

yang ada 3 orang) dan Bidan Ahli sebanyak 1 orang (PNS yang

ada 0 orang). Total kekurangan tenaga bidan dalam gedung

28
sebanayak 1 orang Bidan Terampil dan bidan ahli lebih 1

orang.

5) Kebutuhan Bidan Desa berdasarkan atas jumlah penduduk dan

banyaknya jumlah sasaran kerja Bidan masing-masing, dari

jumlah 13 desa jumlah kebutuhan bidan desa sebanyak 15 bidan

desa.

6) Tenaga Sanitarian Ahli di UPT Puskesmas Citeras ada 1 orang

7) Tenaga Pranata Labolatorium di UPT Puskesmas Citeras belum

ada sehingga kekurangan 2 orang

8) Tenaga Apoteker di UPT Puskesmas Citeras belum ada sehingga

kekurangan 1 orang.

9) Tenaga Asisten Apoteker di UPT Puskesmas Citeras belum ada

sehingga kekurangan 1 orang.

3. Rekapitulasi Hasil Standar Ketenagaan Minimal UPT Puskesmas

Citeras Tahun 2016

Metode Standar Ketenagaan Minimal ini digunakan berdasarkan

pada Permenkes No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas , bahwa

standar kebutuhan pegawai di Puskesmas dibedakan atas dasar

kategori kawasan. Adapun UPT Puskesmas Citeras termasuk pada

kategori sebagai berikut :

Kategori Rawat Inap Puskesmas : Puskesmas Non Rawat Inap

Kategori Kawasa Puskesmas : Puskesmas Pedesaan

Jumlah Desa :13 Desa

29
Jumlah Pustu : 3 Pustu

Berdasarkan pada kategori tersebut , maka UPT Puskesmas Citeras

memiliki Standar Kebutuhan Ketenagaan Minimal sebagai berikut :

Tabel IV.k
Rekapitulasi Hasil PenghitunganMetode Standar Ketenagaan
Minimal
di UPT Puskesmas Citeras Tahun 2016
Jumlah SDMK Saat Ini Kesenjangan

Hon SD
PNS MK
No orer (9) - (10)
Jenis SDMK / P Sta
. /
P PT Tota nd
Pega BLUD TKS
P T l ar
wai Kon
K
Teta trak
p
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Dokter atau dokter
1. 1 0 0 0 0 0 1 4 -3 ( Kurang )
layanan primer
2. Dokter gigi 0 0 0 0 0 0 0 - -
3. Perawat 1 0 0 2 0 4 7 8 -1 ( Kurang )
4. Bidan 3 0 7 0 0 7 17 4 -3 ( Kurang )
5. Tenaga Kesmas 0 0 0 0 0 0 0 0
a. Epidemiolog
0 0 0 0 0 0 0 - -
Kesehatan
b. Promosi
Kesehatan & lmu 0 0 0 0 0 0 0 - -
Perilaku
c. Pembimbing
0 0 0 0 0 0 0 - -
Kesehatan Kerja
d. Administrasi dan
0 0 0 0 0 0 0 - -
Kebijakan Kesehatan
e. Biostatistik dan
0 0 0 0 0 0 0 - -
Kependudukan
f. Reproduksi dan
0 0 0 0 0 0 0 - -
Keluarga
g. Tenaga Kesmas
0 0 0 0 0 0 0 - -
lainnya
Tenaga kesehatan
6. 1 0 0 0 0 0 0 1 ( Sesuai )
Lingkungan
a. Sanitasi
0 0 0 0 0 0 0 - -
Lingkungan
b. Entomolog
0 0 0 0 0 0 0 - -
Kesehatan
c. Mikrobiolog
0 0 0 0 0 0 0 - -
Kesehatan
Ahli Teknologi
7. 0 0 0 0 0 0 0 1 -1 ( Kurang )
Laboratorium Medik

30
8. Tenaga gizi 0 0 0 0 0 0 0 1 -1 ( Kurang )
a. Nutrisionis 0 0 0 0 0 0 0 - -
b. Dietisien 0 0 0 0 0 0 0 - -
9. Tenaga kefarmasian 0 0 0 0 0 0 0 - -1 ( Kurang )
a. Apoteker 0 0 0 0 0 0 0 - -
b. Tenaga Teknis
0 0 0 0 0 0 0 - -
Kefarmasian
10
Tenaga Administrasi 4 0 0 0 0 2 6 -
.
11
Pekarya 0 0 0 0 0 0 0 0 -
.
12
Perawat Pustu 2 0 0 0 0 0 0 0 0 ( Sesuai )
.
13
Bidan Desa 0 0 4 0 0 3 7 14 -
.
14
Bidan Pustu 0 0 0 0 0 0 0 0 -
.
15
Dokter Spesialis 0 0 0 0 0 0 0 0
.
16
Psikologi Klinis 0 0 0 0 0 0 0 0 -
.
17
Keteknisian Medis 0 0 0 0 0 0 0 -
.
a. Perekam Medis
dan Informasi 0 0 0 0 0 0 0 - -
Kesehatan
b. Teknik
0 0 0 0 0 0 0 - -
Kardiovaskuler
c. Teknisi Pelayanan
0 0 0 0 0 0 0 - -
Darah
d. Refraksionis
0 0 0 0 0 0 0 - -
Optisien/Optometris
e. Teknisi Gigi 0 0 0 0 0 0 0 - -
f. Penata Anestesi 0 0 0 0 0 0 0 - -
g. Terapis Gigi dan
0 0 0 0 0 0 0 - -
Mulut
h. Audiologis 0 0 0 0 0 0 0 - -
18
Keterapian Fisik 0 0 0 0 0 0 0 -
.
a. Fisioterapis 0 0 0 0 0 0 0 - -
b. Terapis Wicara 0 0 0 0 0 0 0 - -
c. Akupuntur 0 0 0 0 0 0 0 - -
d. Okupasi Terapis 0 0 0 0 0 0 0 - -
19 Tenaga Teknik
0 0 0 0 0 0 0 -
. Biomedika
a. Radiografer 0 0 0 0 0 0 0 - -
b. Teknisi
0 0 0 0 0 0 0 - -
Elektromedis
c. Fisikawan Medik 0 0 0 0 0 0 0 - -
d. Radioterapis 0 0 0 0 0 0 0 - -
e. Ortotik Prostetik 0 0 0 0 0 0 0 - -
20 Tenaga Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0 0 -

31
. Tradisional
a. Tenaga Kesehatan
0 0 0 0 0 0 0 - -
Tradisional Ramuan
b. Tenaga Kesehatan
Tradisional 0 0 0 0 0 0 0 - -
Keterampilan
21 Asisten Tenaga
0 0 0 0 0 0 0 0 -
. Kesehatan
22
Tenaga Non Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0 0 -
.
23 1 ( Sesuai )
Kepala Puskesmas 1 0 0 0 0 0 1 0
.
24 1 ( Sesuai )
Kepala TU 1 0 0 0 0 0 1 0
.

32
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan, penyebaran atau
distribusi, dan pengadaan SDMK;
Dari hasil pengukuran ABK Kesehatan pada BAB IV, maka kebutuhan
tenaga atau SDMK di UPT Puskesmas Citeras terdapat kesenjangan
yang signifikan. Dari kekuatan SDMK yang ada di UPT Puskesmas
Citeras saat ini sebanyak 24 orang, Sementara distribusi tenaga di
UPT Puskesmas Citeras saat ini selain tenaga PNS juga terdapat jenis
tenaga lainnya seperti Tenaga PTT sebanyak 1 orang, , tenaga
TKS/Magang sebanyak 25 orang. Total tenaga Non PNS sebanyak 26
orang. Sehingga total keseluruhan SDMK di UPT Puskesmas Citeras
sebanyak 40 orang.
Dalam penghitungan kebutuhan ABK Kes ini yang di analisa adalah
kebutuhan tenaga PNS saja, sementara jenis tenaga lainnya sebagai
pelengkap distribusi tenaga yang ada di Faskes Puskesmas. Sementara
dari hasil Metode Analisa Beban Kerja Kesehatan dibutuhkan tenaga
sebanyak 80 tenaga dari berbagai profesi. Terdapat kesenjangan
sebanyak 30 orang. Dengan hasil ini menggambarkan bahwa kondisi
ketenagaan SDMK di UPT Puskesmas Citeras sangat minim. Hal ini
akan menyebabkan hal-hal sebagai berikut:
a. Bila mana kekurangan tersebut tidak dipenuhi, maka mutu
pelayanan menjadi berkurang karena volume beban kerja melebihi
dari beban kerja yang seharusnya dilaksanakan oleh tenaga profesi
tersebut di atas
b. Bagi SDMK yang lain melaksanakan pekerjaannya secara normal,
hal ini akan berdampak pada kinerja yang optimal dan bermutu
karena beban kerja sesuai dengan kapasitas SDMK nya.

33
B. Rekomendasi
Sesuai amanat dari Permenkes No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
bahwa
1. Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi:
 Paradigma sehat;
 Pertanggungjawaban wilayah;
 Kemandirian masyarakat;
 Pemerataan;
 Teknologi tepat guna; dan
 Keterpaduan dan kesinambungan.
(Pasal 3 Ayat 1)
2. Selain itu Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat (Pasal 4)
3. Pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan ketenagaan
(Pasal 9 Ayat 4)
Dalam ragka meningkatkan Mutu pelayanan UPT Puskesmas Citeras
maka atas dasar alasan tersebut di atas maka dengan ini UPT
Puskesmas Citeras mengharapkan kepada pihak Dinas Kesehatan
Kabupaten Garut untuk segera memenuhi kebutuhan SDMK di UPT
Puskesmas Citeras .
Saat ini tenaga SDMK yang sangat dibutuhkan adalah tenaga
1. Tenaga Dokter Gigi
2. Tenaga Apoteker
3. Tenaga Labolatorium, dan
4. Tenaga Nutrisionis
5. Tenaga Promkes
6. Akuntan

34
C. Penutup
Dengan dilaksanakannya Analisan beban Kerja Kesehatan sesuai
dengan Permenkes No 33 tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan
Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan ini di
harapkan menjadi acuan bagi pihak yang berwenang dalam
penyusunan perencanaan kepegawaian. Hal ini untuk pemerataan
tenaga SDMK di Puskesmas dan untuk persyaratan Puskesmas sebagai
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama sebagai salah satu
syarat ketenagaan berdasarkan Permenkes 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas.
Akhirnya dengan segala hormat kami mohon maaf bilamana dalam
penulisan Laporan Perencanaan SDMK ini banyak kekurngannya.

Citeras, 07 Juni 2017


Mengetahui; Penyusun
Kepala UPT Puskesmas Citeras

U Darsono, S.Kep., M.Si Rohman


NIP. 19650414 198603 1 012 NIP. 19600412 198203 1 017

35

You might also like