You are on page 1of 9

‫‪BERKATALAH YANG BAIK, ATAU DIAMLAH‬‬

‫‪Oleh: Waznin Mahfud‬‬

‫‪KHUTBAH PERTAMA:‬‬

‫ت ْأيعماَلهيناَ ْمن ْييههدهه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫هه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬


‫إهين ْاهليهميده ْل ْ يهنيمفدفه ْيونَيهستْي هعيينففه ْيونَيهستْييهغففرفه ْيونَييعفهوفذ ْهباَل ْمهن ْفشفرهوهر ْأينَهيفسيناَ ْيويسيييئاَ ه ي ي ه ي ه‬
‫ل ْيوأيهشيهفد ْأيين ْفمييمددا ْيعهبفدفه ْيويرفسهولففه ْ‬ ‫ي ْليفه ْأيهشيهفد ْأيهن ْيل ْهإليه ْإه ي‬ ‫ضلهل ْفي ي ه‬ ‫ال ْفي ي ه‬
‫ل ْا ف‬ ‫ل ْيهاَد ي‬ ‫ل ْفمضيل ْليفه ْيويمهن ْيف ه ه‬ ‫ف‬
‫صيحاَبههه ْيويمهن ْتيبهيعفههم ْبههإهحيساَنن ْإهيل ْيييهوهم ْاليدهين‪ْ .‬‬ ‫هه‬ ‫ن‬
‫صيل ْيويسليهم ْيعلى ْفمييمد ْيويعلى ْآله ْهوأي ه‬ ‫ياللفهيم ْ ي‬
‫ل ْيوأينَهيتْفهم ْفمهسلهفمهوين ْ‬
‫ل ْيحيق ْتفييقاَتههه ْيويل ْيتفهوتفين ْإه ي‬
‫يياَيأييييهاَ ْالييذيهين ْآيمنفيهوا ْاتييفقوا ْا ي‬
‫س ْيواهحيدنة ْيويخلييق ْهمهنييهاَ ْيزهويجيهاَ ْيوبي ي‬
‫ث ْهمهنيفهيماَ ْهريجاَلد‬ ‫س ْاتييفقهوا ْيربيفكفم ْاليهذي ْيخلييقفكهم ْهمهن ْنَييهف ن‬ ‫يياَيأييييهاَ ْاليناَ ف‬
‫ل ْيكاَين ْيعليهيفكهم ْيرقههيدباَ ْ‬ ‫هه‬
‫ل ْاليذي ْتييساَءيلفهوين ْبه ْيواهليهريحاَمي ْ ْإهين ْا ي‬
‫يكهثييرا ْونَهساَء ْواتييفقوا ْا ه‬
‫ي‬ ‫هد ي ي د ي‬
‫صلههح ْليفكهم ْأيهعيماَليفكهم ْيويييهغهفهرليفكهم ْذفنَيفهوبيفكهم ْيويمهن ْيفهطهع‬ ‫ه‬
‫ل ْيوقفيهولفهوا ْقييهودل ْيسديهددا ْيف ه‬
‫ه‬
‫يياَيأييييهاَ ْاليذيهين ْآيمنفيهوا ْاتييفقوا ْا ي‬
‫ل ْيويرفسهوليفه ْفيييقهد ْيفاَيز ْفييهودزا ْيعهظهيدماَ‪ْ ،‬أييماَ ْبييهعفد ْ‪ْ ...‬‬
‫اي‬
‫صيلى ْال ْيعليهيهه ْيويسلييم‪ْ ،‬يويشير ْاهلففمهوهر‬ ‫ن‬ ‫ه‬ ‫ث ْكهيتْاَ ه‬ ‫فيهأين ْأيصيديق ْاهلهدي ه‬
‫ى ْفمييمد ْ ي‬ ‫خييير ْاهليهدى ْيههد ف‬ ‫ب ْال‪ْ ،‬يو ي ه‬ ‫ف‬ ‫ي ه‬ ‫ه‬
‫ضليليهة ْهف ْاليناَهر‪.‬‬ ‫ضليليدة‪ْ ،‬يوفكيل ْ ي‬
‫ن‬ ‫ن‬
‫فهميديثاَتفييهاَ‪ْ ،‬يوفكيل ْ فهميدثية ْبههديعةة ْيوفكيل ْبههديعة ْ ي‬
‫‪Hadirin Rahimakumullah wa A'azzakumullah‬‬
‫‪Allah Ta’ala senantiasa menyerukan agar kita menjadi hamba-‬‬
‫‪hamba yang berbahagia di dunia dan di akhirat, dengan cara mena-ati,‬‬
‫‪patuh, dan mengikuti dengan ikhlas petunjuk dan aturan Dinul Islam,‬‬
‫‪yaitu rahmat bagi kita sekalian. Termasuk bukti rahmat Allah dalam‬‬
‫‪Dinul Islam adalah wasiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam‬‬
‫‪sunnahnya tentang menjaga lisan.‬‬
‫‪Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,‬‬
‫ه‬ ‫ه ه ه ه‬
‫ت‪ْ .‬‬
‫صفم ه‬ ‫يمهن ْيكاَين ْييفهؤمفن ْهباَل ْيواهليييهوم ْاهلخهر ْفييهليييفقهل ْ ي ه‬
‫خييدرا ْأيهو ْليي ه‬
‫‪"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka‬‬
‫‪hendaklah dia berkata yang baik atau hendaklah diam." (HR. al-‬‬
‫‪Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah).‬‬
Hadirin Rahimakumullah!
Wasiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut menunjukkan
betapa pentingnya kedudukan lisan. Dengan lisan, seorang hamba bisa
mencapai derajat yang tertinggi, bahkan mendapat karunia yang amat
agung di sisi Allah. Namun sebaliknya, dengan lisan pula seorang
hamba jatuh tersungkur ke dalam jurang kehinaan yang sedalam-
dalamnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
‫ ْييرفيع ْال ْهباَ ْدرجاَ ن‬،‫ل ْيل ْييهلهقيِ ْيلاَ ْباَدل‬
‫ ْيوإهنن ْالهيعهبيد‬،‫ت‬ ‫ضواهن ْا ه‬ ‫ن ه ه هه ه‬ ‫ه‬
‫ف ي ي يه ف ف ي ي ي ي‬ ‫إنن ْالهيعهبيد ْليييتْييكلفم ْباَلهيكليمة ْمهن ْر ه ي‬
ْ .‫ل ْيل ْييفهلهقيِ ْ ييلاَ ْيباَدل ْيييهههوي ْهبياَ ْهف ْيجيهنيم‬
‫لييتْييكلنم ْهباَلهيكلهمهة ْهمن ْسخهط ْا ه‬
‫ي ه يي‬ ‫ي ف‬
"Sesungguhnya seseorang mengucapkan kalimat dari keridhaan
Allah yang tidak diperhatikannya, namun Allah mengangkatnya
disebabkan kalimat itu beberapa derajat, dan sesungguhnya
seorang hamba mengucapkan kalimat dari kemurkaan Allah yang
tidak di-perhatikannya, sehingga Allah melemparkannya disebabkan
kalimat itu ke dalam Neraka Jahanam." (HR. al-Bukhari).

Hadirin Rahimakumullah!
Itulah kekuatan lisan dalam menentukan kedudukan dan
keselamatan seorang hamba. Kemudian marilah kita renungkan,
bagaimana agar kita secara pribadi-pribadi sekaligus secara maj-muk
masyarakat, mampu mempergunakan kekuatan lisan kita untuk
mencapai kedudukan yang tinggi, derajat yang terhormat, bahkan
pangkat yang paling mulia, bukan hanya di kalangan manusia atau
segenap makhluk, akan tetapi kemuliaan di sisi Allah juga, bagaimana
caranya?
Junjungan kita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai
pemimpin yang paling mengasihi dan menyayangi umatnya, telah
berpesan serta berwasiat demi keselamatan, kemuliaan, serta
ketinggian derajat kita, umat beliau, dalam sabda beliau shallallahu
‘alaihi wasallam, beliau menerangkan,
َ‫ل ْليفه ْهبيا‬ ‫ه‬ ‫ه‬
‫ب ْا ف‬
‫ت ْفييييهكتْف ف‬ ‫إهنن ْأييحيدفكهم ْليييتْييكلنفم ْهباَلهيكليمهة ْهمهن ْهر ه‬
‫ضيواهن ْال ْيماَ ْييظفنن ْأيهن ْتيهيبيلفيغ ْيماَ ْبييليغي ه‬
ْ .‫ضيوانَيفه ْإهيل ْيييهوهم ْيييهليقاَفه‬
‫هر ه‬
"Sesungguhnya seseorang dari kalian berkata dengan perkataan
yang diridhai Allah, dia tidak menyangka bahwa kalimat itu bisa
sampai pada apa yang dicapai (oleh kalimat itu), kemudian Allah
mencatat baginya disebabkan kalimat itu pada keridhaanNya
sampai hari dia bertemu denganNya." (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, an-
Nasa`i, Ibnu Hibban dari sahabat Bilal bin Harits ‫)رضيِ ال عنه‬.
Sekali lagi, kita perhatikan dalam wasiat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam tersebut, bahwa derajat yang tinggi dapat dicapai
dengan kalimat yang diridhai oleh Allah. Kalimat apakah itu?

Hadirin Rahimakumullah!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menunjukkan bahwa kalimat
yang diridhai oleh Allah Ta’ala, dijamin dapat menyelamatkan dan
menjadikan kita bahagia bahkan mencapai derajat yang setinggi-
tingginya di sisi Allah adalah dzikir kepada Allah. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda,
‫خييةر ْليفكهم ْهمهن ْإهنَهييفاَهق‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه ه ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬
‫أييل ْأفنَييبئففكهم ْبيههي ْأيهعيماَلفكهم ْيوأيهزيكاَيهاَ ْعهنيد ْيملهيكفكهم ْيوأيهرفيعيهاَ ْهف ْيديريجاَتفكهم ْيو ي ه‬
:‫ ْيقاَلفهوا‬.‫ضهربيفهوا ْأيهعيناَقيفكهم‬
‫ضهربيفهوا ْأيهعيناَقييفههم ْيويي ه‬‫خييةر ْليفكهم ْهمهن ْأيهن ْتييهليقهوا ْيعفدنوفكهم ْفييتْي ه‬ ‫ه‬ ‫النذيه ه‬
‫ب ْيوالهيوهرق ْيو ي ه‬
‫ ْهذهكر ْا ه‬:‫ ْيقاَيل‬.‫بييلى‬
ْ .‫ل‬ ‫ف‬ ‫ي‬
"Maukah aku tunjukkan kepada kalian tentang sebaik-baik amal
kalian, yang paling bersih di sisi Maharaja kalian, amalan yang
paling tinggi (yang mengangkat) derajat kalian, dan lebih baik bagi
kalian daripada menginfakkan emas maupun perak, juga lebih baik
(bagi kalian) daripada kalian bertemu musuh kalian, kemudian
kalian memenggal leher mereka atau mereka memenggal leher
kalian?" Mereka (para sahabat) menjawab, "Tentu (wahai
Rasulullah)." Beliau bersabda, "Dzikir kepada Allah Ta’ala." (HR.
Ahmad, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan al-Hakim).

Bersyukurlah bapak-bapak, saudara-saudara, hadirin


rahimakumullah! Hanya karena hidayah dan taufik Allah semata, kita
dapat senantiasa berdzikir dan bersyukur kepadaNya..
Maka sekarang tergantung kita, apakah kita sebagai umat, sebagai
bangsa, sebagai generasi, ingin tetap mempertahankan kedudukan
yang mulia dan tertinggi itu, atau malah kita tidak mau peduli dan tidak
mau sadar bahwa kita sedang menukik terjun ke dalam jurang
kehinaan dan kehancuran umat dan bangsa.

Hadirin Rahimakumullah!
Tiada cara untuk bisa mempertahankan kedudukan termulia dan
tertinggi itu selain dari bersyukur kepada Allah, senantiasa mensyukuri
nikmat kesehatan lisan, dengan berupaya mengguna-kannya untuk
mengucapkan kalimat yang diridhai Allah Ta’ala semata, menggunakan
lisan hanya untuk menyeru kepada Allah, memperbanyak dzikir di
manapun berada, sehingga bibir senantiasa basah oleh dzikir.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya oleh seorang sahabat,
"Duhai Rasulullah, sesungguhnya syari'at Islam telah terlalu banyak
yang harus aku jalankan, maka beritahukan kepadaku apa yang dapat
aku pegangi (terus menerus)." Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
menjawab,
‫ك ْرطهباَ ْهمن ْهذهكهر ْا ه‬
ْ .‫ل‬ ‫ه‬
‫يل ْييييزافل ْليساَنَف ي ي د ه‬
"Lidahmu tidak henti-hentinya basah dari dzikir kepada Allah." (HR.
at-Tirmidzi).
Di samping itu juga, sangat dianjurkan bahkan akan memperoleh
satu kedudukan yang tinggi jika kita menggunakan lisan untuk
bermudzakarah, menyebarkan, dan menuntut ilmu. Allah Ta’ala
berfirman,
‫ييرفيهع ْاللنه ْالنهذين ْآمنفوا ْهمنفكم ْوالنهذين ْفأوتفوا ْالهعههلم ْدرجاَ ن‬
ْ ‫ت‬ ‫ي يي ي‬ ‫هي ي‬ ‫يه ف ي ي‬
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat."
(Al-Mujadilah: 11).

Hadirin Rahimakumullah!
Dengan cara seperti itulah kaum Muslimin senantiasa bisa
mempertahankan kedudukan yang paling mulia sejak zaman para Nabi
dan Rasul sampai saat sekarang, maka janganlah sekali-kali kita
melupakan atau tidak mau mewarisinya dengan sungguh-sungguh,
sehingga tersungkur dalam jurang kehancuran, karena tidak mampu
lagi menjaga lisan dan mensyukurinya dengan sebaik-baiknya.
Apabila kita tidak mampu untuk berkata yang baik, maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam memberi satu solusi jitu yaitu, "Diamlah!"
Karena diam itu mampu menahan seorang hamba agar tidak jatuh
ke dalam jurang kehancuran.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ْ .َ‫ت ْ يينا‬
‫صيم ي‬
‫يمهن ْ ي‬
"Siapa yang diam, niscaya akan selamat." (HR. Ahmad, at-Tirmidzi,
ad-Darimi, Ibnul Mubarak, Ibnu Abi ad-Dunya).

Dengan diam, kita akan selamat dari jurang neraka, seperti yang
diperingatkan oleh Rasulullah dalam haditsnya, "Dan sesungguhnya
seorang hamba mengucapkan kalimat dari yang dimurkai Allah yang
tidak diperhatikannya, sehingga Allah melemparkannya disebabkan
kalimat itu ke dalam Neraka Jahanam." (HR. al-Bukhari).

Hadirin Rahimakumullah wa A'azzakumullah!


Sesungguhnya perkataan yang tidak baik dapat menyebab-kan
kehancuran dan kesengsaraan di dunia dan di akhirat, semua itu
dikarenakan tidak mau mengendalikan lisan atau tidak bisa diam.
Di sini khatib mencoba menyebutkan beberapa ucapan yang harus
kita hindari, agar kita selamat dari laknat dan murka Allah:

1. Berdusta Atas Nama Allah

Jika perbuatan itu dilakukan, maka dia termasuk orang-orang yang


zhalim, yang telah dipersiapkan baginya azab yang sangat pedih dan
mengerikan oleh Allah, Allah berfirman,
ْ ‫ب ْهبآِيياَتههه ْهنَإنفه ْيل ْييفهفلهفح ْالنظاَلهفموين‬ ‫ه ه‬ ‫ه‬
‫يويمهن ْأيظهليفم ْمنهن ْافهيتْيييرى ْيعيلى ْالليه ْيكذبداَ ْأيهو ْيكنذ ي‬
"Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-
buat suatu kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-
Nya? Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat
keberuntungan." (Al-An'am: 21).
Allah berfirman,
‫ب ْإهنن‬ ‫ه ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه ه‬
‫ب ْيهييذا ْيحليةل ْيويهييذا ْيحيراةم ْلبتْييهفتْييفروها ْيعيلى ْالليه ْالهيكذ ي‬
‫ف ْأيلهسنيتْففكفم ْالهيكذ ي‬
‫يويل ْتييفقولفوها ْليماَ ْتيص ف‬
ْ ‫ب ْيل ْييفهفلهفحوين‬ ‫ه ه‬ ‫ه‬
‫النذيين ْيييهفتْييفروين ْيعيلى ْالليه ْالهيكذ ي‬
"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut
oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan ini haram", untuk
mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang
yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah
beruntung. (Itu adalah) kesenangan yang sedikit; dan bagi mereka
azab yang pedih." (An-Nahl: 116–117).

2. Membantah Atau Berpaling Dari Kitab Atau Sunnah Rasulnya.

Perbuatan ini akan menyebabkan kemurkaan Allah, sehingga Allah


membiarkannya berkubang lebih lama di dalam kesesatan, setelah itu
dilemparkan ke dalam Neraka Jahanam sebagai tempat yang paling
buruk, di dalam Jahanam dia akan memakan buah Zaqqum yang
memenuhi perutnya, ketika haus, dia akan memi-num air nanah yang
sangat panas, Allah Ta’ala berfirman,
‫صلههه‬ ‫ه‬
‫ي ْنَيفيولبه ْيماَ ْتيييونل ْيونَف ه‬
‫هه‬
‫غييير ْيسهبيهل ْالهفمهؤمن ي‬
‫ي ْليفه ْاهلفيدى ْيوييتْينبههع ْ يه‬
‫ه ه‬ ‫ه‬
‫يويمن ْيفيشاَقهق ْالنرفسويل ْمن ْبييهعد ْيماَ ْتييبيي ن ي‬
‫ت ْم ه‬
ْ ‫صيدا‬ ‫يجيهنيم ْيويساَء ه ي‬
"Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran
baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang
mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah
dikuasai-nya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan
Jahanam itu seburuk-buruknya tempat kembali." (An-Nisa`: 115).
Allah Ta’ala berfirman, "Kemudian sesungguhnya kamu hai orang
yang sesat lagi mendus-takan, benar-benar akan memakan pohon
zaqqum, dan akan meme-nuhi perutmu dengannya. Sesudah itu kamu
akan meminum air yang sangat panas. Maka kamu minum seperti unta
yang sangat haus minum." (Al-Waqi'ah: 51-55).

3. Menertawakan Atau Mengolok-Olok Syari'at Allah, Mengolok-


Olok Nabi Maupun Al-Qur`an

Allah mengancam orang-orang yang berbuat demikian dengan cap


munafik dan kafir, bahkan orang-orang yang sekedar duduk-duduk
bersama mereka ketika mereka sedang mengolok-olok sya-ri'at Allah,
RasulNya dan al-Qur`an, Allah setarakan kedudukan mereka dengan
orang-orang kafir dan munafik di Neraka Jahanam. Allah Ta’ala
berfirman,
‫ت ْالليهه ْيفيكيففر ْ هيباَ ْيويفهستْييههيزفأ ْهبياَ ْفي ي‬
‫ل ْتييهقعففدوها ْيميعفههم‬ ‫ب ْأيهن ْإهيذا ْ يهسعتْفم ْآياَ ه‬
‫هه ي‬
‫وقيهد ْنَيينزيل ْيعليهيفكم ْهف ْالههكيتْاَ ه‬
‫ه‬ ‫ي‬
‫ي ْيوالهيكاَفههريين ْهف ْيجيهنيم‬ ‫هه‬ ‫ه‬ ‫ه ن ه‬
‫ضوها ْهف ْيحديث ْيغ ههيه ْهنَإنفكهم ْهإذدا ْبمثهيلففههم ْإهنن ْاللييه ْيجاَمفع ْالهفميناَفق ي‬ ‫يو ف‬‫يحنت ْ ي ف‬
ْ َ‫جيعدا‬ ‫يه‬
"Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam al-
Qur`an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari
dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah
kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembica-
raan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat
demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya
Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang
kafir di da-lam jahanam." (An-Nisa`: 140).
Allah berfirman, "Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang
apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab,
'Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.'
Katakanlah, 'Apa-kah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu
selalu berolok-olok?' Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir
sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan dari kamu
(lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan
(yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat
dosa." (At-Taubah: 65 – 66).

4. Gemar Bersumpah Palsu, Mengadu Domba Dan Menyebar-


Kan Fitnah (Berita Bohong)

Allah Ta’ala berfirman,


ْ {11}‫هاَنز ْنمنشاَء ْبهنيهمينم‬ ‫ويل ْتفهطع ْفكنل ْحنل ن‬
‫ف ْنمه ن‬
‫{ ْ ين‬10}‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي ه‬
"Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah
lagi hina yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur
fitnah." (Al-Qalam: 10–11).

5. Menuduh.

Allah Ta’ala berfirman,

‫ت ْالهيغاَفهيل ه‬
‫ت ْالهمهؤهميناَ ه‬
‫ت ْلفعهنفوا ْهف ْالندنَهيياَ ْواهلهخرهة ْويلم ْعيذاب ْع ه‬
}‫ظيم‬ ‫إهنن ْالنهذين ْييرموين ْالهمحصيناَ ه‬
‫ة‬ ‫ف ي ة ي‬ ‫ي ي ي ي ه‬ ‫ف‬ ‫ه ي‬ ‫ي يه ف ف‬
ْ {24}‫{ ْيييهويم ْتيهشيهفد ْيعليهي ه هم ْأيلههسنيتْفيفههم ْيوأييههدي ه هم ْيوأيهرفجلففهم ْهبياَ ْيكاَنَفوا ْيييهعيمفلوين‬23
"Sesungguhnya orang-orang yang menuduh (berbuat zina) wanita-
wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman, mereka menda-
patkan laknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang
besar, pada hari (ketika) lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi
saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan."
(An-Nur: 23–24).
ْ َ‫ب ْيخهطيئيدة ْأيهو ْهإهثداَ ْ فنث ْيييهرهم ْبههه ْبيهريئداَ ْفيييقهد ْاهحتْييميل ْبيفههتْياَنَداَ ْيوهإهثداَ ْنمهبيندا‬ ‫ه‬
‫يويمن ْييهكس ه‬
"Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa,
kemudian dituduhkan kepada orang yang tidak bersalah, maka
sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang
nyata." (An-Nisa`: 112).

6. Ghibah, Gosip, Menggunjing, Dan Berburuk Sangka

Allah Ta’ala berfirman,


‫ه ه‬ ‫ه‬
‫ض ْالظنبن ْإه هةث ْيويل ْيتينسفسوا ْيويل ْيييهغيتْب ْبينهع ف‬
‫ضفكم‬ ‫يياَ ْأييينيهاَ ْالنذيين ْآيمنفوا ْاهجتْينبفوا ْيكثيدا ْبمين ْالظنبن ْإهنن ْبييهع ي‬
ْ ‫ب ْنرهحيةم‬ ‫هه‬ ‫بييهعضداَ ْأي فهي ن‬
‫ب ْأييحفدفكهم ْيأن ْييأهفكيل ْيلهيم ْأيخيه ْيمهيتْداَ ْفييكهرههتْففموفه ْيواتنيفقوا ْاللنيه ْإهنن ْاللنيه ْتيينوا ة‬
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasang-
ka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan
janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah
sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah
seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah
mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang." (Al-Hujurat: 12).
Banyak bicara (tanpa manfaat), menyakiti hati, kalimat sia-sia,
bersenda gurau yang melalaikan Allah, bermain-main dengan doa,
menjuluki dengan julukan yang jelek dan menyebut-nyebut pemberian
yang telah diberikan kepada seseorang, juga termasuk ke dalam
serangkaian berkata yang mengakibatkan kita terjerumus ke dalam
jurang neraka, maka kita semua harus menghindari semua itu, agar
kita terhindar dari laknat dan murka Allah. .
ْ .‫ْ ْهنَإنفه ْفهيو ْالهغيفهوفر ْالنرهحهيفم‬,‫ ْيوأيهستْييهغهففر ْاللييه ْالهيعهظهييم ْه هل ْيوليفكهم‬،‫أيقفيهوفل ْقييهوه هل ْيهذا‬
KHUTBAH YANG KEDUA
‫ت ْأيعماَلهيناَ ْمن ْييههدهه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫هه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬
‫إهين ْاهليهميده ْل ْ يهنيمفدفه ْيونَيهستْي هعيينففه ْيونَيهستْييهغففرفه ْيونَييعفهوفذ ْهباَل ْمهن ْفشفرهوهر ْأينَهيفسيناَ ْيويسيييئاَ ه ي ي ه ي ه‬
‫ي ْليفه ْأيهشيهفد ْأيهن ْيل ْهإليه ْإه ي‬ ‫ضلهل ْفي ي ه‬ ‫ال ْفي ي ه‬
‫ل ْيوأيهشيهفد ْأيين ْفمييمددا ْيعهبفدفه ْيويرفسهولفهف‬
‫ل ْا ف‬ ‫ل ْيهاَد ي‬ ‫ل ْفمضيل ْليفه ْيويمهن ْيف ه ه‬ ‫ف‬
ْ ‫صنلى ْالليفه ْيعليهيهه ْيويسلنيم ْتيهسلههيدماَ ْيكههثييدرا‬
‫يو ي‬
Hadirin Rahimakumullah!
Marilah kita semua memohon perlindungan kepada Allah dari semua
jenis penyelewengan dan penyalahgunaan nikmat lidah atau lisan yang
dapat menghancurkan diri dan umat kita sekalian. Dan janganlah kalian
mengobral omongan dan banyak bicara, karena banyak bicara, banyak
salahnya.
Jauhilah berlebihan dalam berbicara, karena itu menyebabkan
derajat umat ini jatuh, termasuk parodi, melucu dengan kebohongan.
Nabi terkasih junjungan kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,
‫ه‬ ‫ث ْلهيف ه‬
‫ث ْهباَهلهدي ه‬
‫ضهح ي هه‬ ‫هه‬
ْ .‫ ْيويهةل ْليفه‬،‫ ْيويهةل ْليفه‬،‫ب‬
‫ك ْبه ْالهيقهويم ْفييييهكذ ف‬ ‫يويهةل ْللنذهي ْفييبد ف ي ه‬
"Celakalah bagi orang yang bercerita untuk membuat orang-orang
tertawa dengannya, kemudian dia berdusta, celaka baginya, celaka
baginya." (HR. at-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad).
‫صاَئهفد ْأيلههسنيتْهههم؟ْ ْ‬ ‫س ْهف ْالنناَهر ْيعيلى ْفوفجوههههم ْإه ن‬
‫ل ْيح ي‬ ‫ب ْالنناَ ي‬
‫يويههل ْييفك ن‬
‫‪"Apakah ada yang menjerumuskan manusia dengan wajah-wajah‬‬
‫‪mereka (terseret) selain hasil dari lidah mereka?" (HR. at-Tirmidzi).‬‬
‫‪Kita memohon perlindungan kepada Allah dari berbicara batil dan‬‬
‫‪memohon taufik kepada Allah agar senantiasa berbicara yang benar,‬‬
‫‪baik, atau diam. Semoga Allah mengangkat derajat kita dan senantiasa‬‬
‫‪terus meningkatkan derajat kita setinggi-tingginya di dunia dan di‬‬
‫‪akhirat. Amin.‬‬
‫ك ْ يه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه ن‬ ‫ن‬
‫حهيةد‬ ‫ت ْيعيلى ْهإبهييراههييم ْيويعيلى ْآهل ْهإبهييراههييم‪ْ ،‬هنَإن ي‬ ‫صلنهي ي‬ ‫صبل ْيعيلى ْفمينمد ْيويعيلى ْآل ْفمينمد ْيكيماَ ْ ي‬ ‫ياللنفهنم ْ ي‬
‫ك ْ يه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ه‬
‫حهيةد‬ ‫ت ْيعيلى ْهإبهييراههييم ْيويعيلى ْآهل ْهإبهييراههييم‪ْ ،‬هنَإن ي‬ ‫يمهيةد‪ْ .‬يويباَهرهك ْيعيلى ْفمينمد ْيويعيلى ْآهل ْفمينمد ْيكيماَ ْيباَيرهك ي‬
‫يهمهيةد‪ْ .‬‬
‫ربينناَ ْاهغهفر ْليناَ ْوههلخوانَهناَ ْالنهذين ْسبيفقوينَاَ ْهباَ ههلياَهن ْويل ْيتعل ْهف ْقفيفلوبهناَ ْهغ ي د ه‬
‫ف‬
‫ك ْيرفؤو ة‬ ‫ل ْلبلنذيين ْآيمنفوا ْيربينيناَ ْهنَإن ي‬ ‫ي‬ ‫ي ي هي ه‬ ‫ي يي‬ ‫ي ي ه ي ي هي ي‬
‫نرهحيةم ْ‬
‫لاَهسهريين ْ‬ ‫ه‬ ‫ه‬
‫يربينيناَ ْظيليهميناَ ْأينَفيسيناَ ْيوهإن ْ نهل ْتييهغفهر ْلييناَ ْيوتييهريحهيناَ ْلينيفكونَينن ْمين ْا هي‬
‫ل ْيعليى ْفمينمند ْيويعليى ْآلههه‬ ‫صلنى ْا ف‬‫ب ْاليناَهر‪ْ .‬يو ي‬
‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬
‫يربيييناَ ْيءاتيناَ ْهف ْاليدنَهييياَ ْيحيسنيدة ْيوهف ْاهليخيرهة ْيحيسنيدة ْيوقيناَ ْيعيذا ي‬
‫ي‪.‬‬ ‫وصحبههه ْتسهليماَ ْيكثهيا ْوآهخر ْدعوانَاَ ْأيهن ْاهلمد ْهللهه ْر ب ه‬
‫ب ْهاليعاَلي ي‬ ‫يه ف ي‬ ‫ي ي ه ي ه د د ي ف ي هي ي‬

You might also like