Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 4-The Return and Risk Investing, Estimating Return and Risk
Kelompok 4-The Return and Risk Investing, Estimating Return and Risk
KELOMPOK 4
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017
THE RETURN AND RISK FROM INVESTING
1. RETURN (PENGEMBALIAN)
Dalam konteks manajemen investasi, pengembalian (return) merupakan imbalan yang diperoleh
dari investasi. Tujuan para investor berinvestasi adalah tidak lain dan tidak bukan untuk
memaksimalkan return.
Merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi
penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan serta sebagai dasar
penentuan return ekspektasi (expected return) untuk mengukur risiko di masa yang akan datang.
Adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa yang akan datang. Berbeda
dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi ini sifatnya belum terjadi.
Suad Husnan (2005) menyebutkan bahwa tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return)
adalah laba yang akan diterima oleh pemodal atas investasinya pada perusahaan emiten dalam waktu
yang akan datang dan tingkat keuntungan ini sangat dipengaruhi oleh prospek perusahaan di masa
yang akan datang. Seorang investor akan mengharapkan return tertentu di masa yang akan datang
tetapi jika investasi yang dilakukannya telah selesai maka investor akan mendapat return realisasi
Return yang diharapkan secara historis yang merupakan tingkat return minimal yang
dikehendaki oleh investor atas preferen sisubyektif investor terhadap risiko. Required return akan
semakin tinggi jika risiko investasi naik. Ketidak pastian ekonomi dan hukum,kekacauan social
politik, tidak ada jaminankeamanan, dan kebijakan yang tidak konsisten dapat meningkatkan risiko
investasi. Factor-faktor tersebut dapat memperparah risiko investasi suatu Negara, yang jika sudah
Komponen dasar yang merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara
periodik. Misalnya berupa bunga atau dividen. Yield dinyatakan dalam persentase dari modal yang
ditanamkan.Fitur yang membedakan pembayaran ini adalah bahwa penerbit melakukan pembayaran
Komponen kedua juga penting, terutama untuk saham biasa tetapi juga untuk obligasi jangka
panjang dan efek pendapatan tetap lainnya. Komponen ini merupakan apresiasi (atau depresiasi)
dalam harga aset, biasa disebut keuntungan (kerugian). Dalam kasus posisi panjang adalah
perbedaan antara harga beli dan harga dimana aset tersebut dapat atau dijual, untuk posisi pendek
adalah perbedaan antara harga jual dan harga berikutnya di mana posisi pendek ditutup. Dalam
perubahan harga selama periode tersebut, didefinisikan sebagai perbedaan antara awal (atau
pembelian) harga dan akhir (atau penjualan) harga, bisa positif (harga jual melebihi harga
pembelian), negatif (harga pembelian melebihi harga jual) atau nol. Sedangkan yield dapat bersifat
Contoh:
Laksmi membeli saham PT BCD sebanyak 5000 lembar dengan harga Rp. 1.500 per lembar.
Saham tersebut dimiliki selama sebulan dan selanjutnya dijual dengan harga Rp.1650 per lembar.
0 1.650 1.500
Jawab: tingkat pengembalian = 0,1
1.500
CFt ( PE PB)
TR=
PB
Adi membeli 100 lembar saham PT. ABC dengan harga $30 per lembar. Saham tersebut dimiliki
selama setahun. Dalam tahun tersebut PT. ABC membagikan dividen sebesar $26 per lembar.
Setelah memperoleh pembagian dividen, saham tersebut dijual dengan harga $2 per lembar. Hitung
2 (26 30)
Jawab: TR= - 0,0667 - 6,67%
30
Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return-ER) secara sederhana adalah rata-rata
tertimbang dari berbagai pengembalian historis. Faktor penimbangnya adalah probabilitas masing-
masing tingkat pengembalian. ER dari saham individual dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
n
E(Ri) = ( Pij )( Rij )
j 1
Keterangan simbol:
Rij = tingkat pengembalian aktual dari investasi pada saham i pada keadaan j
Contoh:
Berikut data saham PT G pada berbagai kemungkinan kondisi ekonomi, probabilitas dan tingkat
pengembaliannya.
Kondisi ekonomi Probabilitas Tingkat penegmbalian
E = 30%(20%)+40%(18%)+30%(15%) = 17.7%
Pengembalian yang diharapkan (ER) dari portofolio secara sederhana adalah rata-rata
tertimbang dari tingkat pengembalian yang diharapkan dari masing-masing saham. Faktor
penimbangnya adalah proporsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing saham. ER dari
n
E(Rp) = E( Ri )( Xi)
i 1
Keterangan simbol:
Contoh:
Amir mempunyai dana Rp. 5 juta yang diinvestasikan pada dua saham yaitu saham PT X dan PT Y
Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar proporsi dana yang
diinvestasikan pada saham dengan ER yang lebih tinggi, maka semakin besar pula ER dari
portofolionya.
D. RELATIVE RETURN
Relative return diperlukan untuk mengukur return dari sedikit perbedaan dasar daripada total
return. Relative return menyelesaikan masalah ketika return negatif karena relative return selalu
positif. Relative return menambahkan 1.0 untuk total return, dan nol, dengan mengeliminasi angka-
RR= CFt + PE
PB
Berdasarkan contoh soal dari total return diatas Adi membeli 100 lembar saham PT. ABC dengan
harga $30 per lembar. Saham tersebut dimiliki selama setahun. Dalam tahun tersebut PT. ABC
membagikan dividen sebesar $26 per lembar. Setelah memperoleh pembagian dividen, saham
tersebut dijual dengan harga $2 per lembar. Maka relative returnya adalah
2 26
Jawab: RR = 0.9333
30
Pengukuran return seperti pengukuran total return berubah dalam tingkat kekayaan. Meskipun
begitu, cumulative wealth index lebih dikehendaki untuk mengukur tingkat kekayaan (atau harga)
daripada perubahan kekayaannya. Dengan kata lain, kita mengukur pengaruh cumulative dari return
TR1,n = Periode TR dalam bentuk desimal (return periode ke t, mulai dari awal periode sampai akhir
periode
Contoh soal :
Indeks kemakmuran kumulatif untuk saham PT ‘A’ mulai dari tahun 1989 sampai dengan tahun
Indeks kemakmuran kumulatif ini menunjukkan kemakmuran akhir yang diperoleh dalam suatu
periode tertentu. Misalnya dengan membeli saham ‘A’ di akhir tahun 1989, maka pada akhir tahun
1991, kemakmuran akan menjadi sebesar 114.20% dari kemakmuran semula. Jika saham ini
dipertahankan lagi, maka pada akhir tahun berikutnya akan menjadi sebesar 125.00% dari nilai
F. RETURN RATA-RATA
1. Arithmetic Mean
Statistik yang paling dikenal baik oleh kebanyakan orang adalah arithmetic mean. Arithmetic
∑𝑋
𝑋̅=
𝑛
Contoh soal:
Harga dari suatu saham pada periode ke-0 (periode awal) adalah Rp500,-. Pada periode selanjutnya
(periode ke-1), harga saham ini meningkat menjadi Rp600,- dan turun di periode ke-2 menjadi
Rata-rata Return yang dihitung berdasarkan dengan metode aritmatika adalah sebesar :
𝑋̅ = {0.20+(0.083)}/2
=0.058
2. Geometric Mean
Geometric mean return mengukur susunan tarif dari pertumbuhan (rate of growth) sepanjang waktu.
Geometric mean terkadang digunakan dalam investasi dan keuangan untuk menggambarkan tarif
pertumbuhan yang tetap dari dana investasi sepanjang beberapa periode yang lampau. Geometric
mean ditentukan sebagai akar yang paling akhir dari produk yang dihasilkan dari perkembangan
relative return.
Contoh:
Berdasarkan contoh diatas, jika dihitung dengan metode rata-rata geometric adalah sebesar
Kapan seharusnya kita menggunakan arithmetic mean dan kapan seharusnya kita menggunakan
geometric mean untuk menerangkan return dari financial asset ? Jawabannya tergantung dari
Arithmetic mean adalah sebuah pengukuran yang baik atas rata-rata (pada khususnya) yang
ditunjukkan dalam satu periode. Arithmetic mean adalah perkiraan terbaik dari pengembalian
Geometric mean adalah sebuah pengukuran yang baik atas perubahan kekayaan sepanjang
waktu (multiple period). Geometric mean mengukur hasil susunan rate of return dimana uang
2. RISK (RISIKO)
dengan tingkat pengembalian aktual. Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat
risikonya.
A. JENIS RISIKO
Apabila dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko, maka risiko dibedakan menjadi
3 yaitu:
Merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat
pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi
dengan risiko yang lebih tinggi. Biasanya investor jenis ini bersikap agresif dan spekulatif dalam
mengambil keputusan investasi karena mereka tahu bahwa hubungan tingkat pengembalian dan
Merupakan investor yang akan meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk setiap
kenaikan risiko. Investor jenis ini umumnya cukup fleksibel dan bersikap hati-hati dalam mengambil
keputusan investasi.
Merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberi tingkat
pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi
dengan risiko yang lebih rendah. Biasanya risiko jenis ii cendrung mempertimbangkan keputusan
1. Risiko sistematis
Merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena
fluktuasi risiko ini dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar
secara keseluruhan.
Hampir semua sekuritas memiliki beberapa risiko sistematis, baik obligasi ataupun saham,
karena risiko sistematis langsung meliputi suku bunga, pasar, dan risiko inflasi. investor tidak bisa
lepas ini bagian dari risiko ini, karena tidak peduli seberapa baik ia diversifikasi, risiko pasar secara
Merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya
ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Fluktuasi risiko ini besarnya berbeda-beda antara
satu saham dengan saham yang lain. Karena perbedaan ini maka masing-masing saham memiliki
tingkat sensitivitas yang berbeda terhadap setiap perubahan pasar. Risiko ini berhubungan dengan
Beberapa jenis risiko yang mungkin timbul dan perlu dipertimbangkan dalam membuat
keputusan investasi
Merupakan risiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga yang berlaku di pasar. Biasanya
risiko ini berlawanan dengan harga-harga instrumen pasar modal. Acuan suku bunga sangat penting
untuk menakar risiko investasi di pasar obligasi. Jika suku bunga mengalami kenaikan, harga
obligasi akan turun, karena orang yang menyimpan dana di obligasi cenderung akan mengalihkan
uangnya ke instrumen yang lebih aman yaitu deposito yang sama-sama berbasis suku bunga.Bila
harga obligasi turun, nilai investasi di produk obligasi atau reksa dana pendapatan tetap yang
2. Risiko Pasar
Merupakan risiko yang timbul akibat kondisi perekonomian negara yang berubah-ubah
dipengaruhi oleh resesi dan kondisi perekonomian lain. Ketika indeks pasar saham meningkat secara
terus-menerus selama jangka waktu tertentu, tren yang meningkat ini disebut bull market.
Sebaliknya ketika indeks pasar saham turun secara terus menerus selama jangka waktu tertentu, tren
3. Risiko Inflasi
faktor yang mempengaruhi semua sekuritas adalah risiko daya beli atau berkurangnya
kemampuan membeli investasi. Risiko ini terkait dengan risiko suku bunga, karena suku bunga
umumnya naik karena inflasi meningkat, karena pemberi pinjaman menuntut premi inflasi tambahan
untuk mengkompensasi hilangnya daya beli. Orang akan merasakan risiko inflasi jika hanya
menyimpan uang di tabungan atau deposito. Dalam jangka panjang daya beli uang si penabung akan
4. Risiko Bisnis
Risiko dalam melakukan bisnis industri tertentu atau lingkungan disebut risiko bisnis. Risiko
bisnis timbul akibat menurunnya profitabilitas perusahaan emitem. Misalnya, pembangkit tenaga
listrik telepon tradisional, menghadapi perubahan besar saat ini dalam industri telekomunikasi.
5. Risiko Keuangan
Semakin besar proporsi aset yang dibiayai oleh hutang semakin besar variabilitas dalam
pengembalian, hal lain dianggap sama. Risiko keuangan melibatkan konsep pengaruh keuangan,
6. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah adalah risiko yang berhubungan dengan pasar sekunder dalam
perdagangan sekuritas.Risiko ini berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk
Semua investor yang berinvestasi internasional di arena investasi yang semakin global saat
keuntungan asing kembali ke mata uang mereka sendiri. Investor hari ini harus mengenali dan
memahami risiko nilai tukar, yang dapat didefinisikan sebagai variabilitas pengembalian atas efek
yang disebabkan oleh fluktuasi mata uang. risiko nilai tukar kadang-kadang disebut risiko mata
uang.
Misalnya, jika berinvestasi dalam produk yang menggunakan mata uang dolar AS dan terjadi
penguatan nilai rupiah tehadap dolar AS, maka ketika Anda ingin menukarkan dolar ke dalam
rupiah, nilai uang yang diterima menjadi lebih sedikit. Sebaliknya, jika memiliki kebutuhan dolar,
dan Anda hanya menyimpan uang dalam rupiah, ketika rupiah melemah terhadap dolar AS, maka
nilai uang akan berkurang atau tidak lagi mencukupi kebutuhan dolar yang sebelumnya bisa
Risiko negara, juga disebut sebagai risiko politik, adalah risiko penting bagi investor hari ini.
Dengan lebih banyak investor berinvestasi internasional, baik secara langsung maupun tidak
langsung, politik, dan karena itu ekonomi, stabilitas dan kelangsungan hidup ekonomi suatu negara
perlu dipertimbangkan. Amerika Serikat memiliki risiko negara terendah, dan negara-negara lain
dapat dinilai secara relatif menggunakan Amerika Serikat sebagai patokan. Contoh negara-negara
yang membutuhkan pemantauan hati-hati pada 1990-an karena risiko negara termasuk bekas Uni
2 n 2
i ( Pij ){Rij
j 1
E ( Ri )}
Keterangan simbol:
Contoh:
Berikut data saham PT S pada berbagai kemungkinan kondisi ekonomi, probabiltas dan tingkat
pengembalian
Dari data diatas, ER dan risiko atas saham PT S dapat dihitung sebagai berikut:
= 30%(20%-17.7%)2 +40%(18%-17.7%)2+30%(15%-17.7%)2
= 0.0001587+0.0000036+0.0002187
= 0.000381
S = 0,000381
= 0.019519
= 1,952%
C. RISIKO PORTOFOLIO
cov( A , B )
(A)(B )
( A, B )
n
( Pi){RAi E ( RA)}{RBi E ( RB )}
i 1
Keterangan simbol:
RAi = tingkat pengembalian aktual dari investasi pada saham A dalam keadaan i
RBi = tingkat pengembalian aktual dari investasi pada saham B dalam keadaan i
Contoh:
PERIODE RA RB
1 20% 15%
2 15% 20%
3 18% 17%
4 21% 15%
A
2
= {(20%-18.5%)2+(15%-18.5%)2+(18%-18.5%)2+(21%-18.5%)2}/4
=(2,25+12,25+0,25+6,25)/4
=21/4=5,25
A = 5,25 = 2,29%
B
2
= {(15%-16,75%)2+(20%-16,75%)2+(17%-16,75%)2+(15%-16,75%)2/4
= (3,0625+10,5625+0,0625+3,0625)/4
= 16,75/4 = 4,1875
= (15%-18,5%)(20%-16,75%) = -11,375%
= (18%-18,5%)(17%-16,75%) = -0,125%
= (21%-18,5%)(15%-16,75%) = -4,375%
Jumlah = -18,500%
4,625
r(A,B) = 0,9852
(2,29)( 2,05)
D. STANDAR DEVIASI
Standar deviasi adalah ukuran total resiko dari sebuah asset atau sebuah portofolio. Ini
menggambarkan total variablitas dalam asset atas pengembalian portofolio, apapun sumber dari
variabilitas tersebut. Standar deviasi dapat menjadi perhitungan untuk varians, perhitungannya
adalah:
( X 𝑋̅) 2
i 1
n-1
Dimana:
2
𝜎 = varians dari satu set nilai
1/2
𝜎 = (𝜎 2) = standar deviasi
Contoh :
standar deviasi dari 10 TRs untuk decade 1970-an, 1970-1979, untuk standard dan kelompok dari
ukuran pengembalian risiko total satu keamanan atau total resiko dari keamanan portofolio. Sejarah
standar deviasi dapat dihitung untuk keamanan individu atau keamanan portofolio digunakan TRs
untuk beberapa waktu tertentu. Nilai ex post ini digunakan dalam mengevaluasi total risiko untuk
periode sejarah tertentu dan dlam memperkirakan total risiko yang diharapkan untuk menang atas
𝑋̅ = 7.38 ∑ 𝑋 − 𝑋̅ ) 2 = 3250.22
3250.22
𝜎2 = =361.14
9
1/2
𝜎 = (361.14) = 19.00%
E. PREMI RISIKO
Premi risiko adalah pengembalian tambahan investor dengan harapan menerima, dengan
memberatkan pada peningkatan jumlah risiko. Ini mengukur playoff untuk mengambil berbagai
jenis risiko. Premi tersebut dapat dihitung antara dua kelas keamanan.
Yang sering dibahas pada premi risiko adalah premi risiko ekuitas, didefinisikan sebagai
perbedaan antara pengembalian saham dan tingkat bebas risiko. (proksi dengan laba atas tagihan
treasury). Ukuran premi risko ekuitas merupakan kompensasi tambahan untuk asumsi risiko.,
karena tagihan treasury tidak memiliki risiko praktis (secara nominal). Jelas, investor saham biasa
memperhatikan apakah premi risiko yang khas adalah 7 persen, 8 persen, atau 9 persen, karena ini
mempengaruhi apakah mereka memperoleh investasi mereka dalam saham. Memepertahankan suku
bunga kosntan, penyempitan premi risiko ekuitas menyiratkan sebuah penurunan pada tingkat dari
pengembalian saham.
Untuk menjaga konsistensi dengan seri kami yang lainnya, premi risiko diukur sebagai perbedaan
geometris antara pasangan dari seri pengembalian. (premi risiko kadang diukur sebagai pengurangan
dari dua seri, tapi ini hanyalah perkiraan). Karena itu, kami menghitung premi risiko sebagai beriut:
1+𝑇𝑅𝑐𝑠
ERP = −1
1+𝑅𝐹
Dimana:
Premi risiko keuangan merupakan konsep yang penting dalam keuangan, tapi satu yan tetap tidak
Premi risiko lain juga dapat dihitung. Sebagai contoh, premium bawaan obligasi adalah ukuran dari
perbedaan antara obligasi korpoasi jangka panjang dan pengembalian dari obligasi pemenrintah
jangka pnjang. Premium ini mencerminkan kompensaasi tambahan untuk risiko investi obligasi
Untuk mengestimasi return sekuritas sebagai asset tunggal (stand-alone-risk) investor harus
memperhitungkan setiap kemungkinan terwujudnya tingkat return tertentu, atau yang lebih dikenal
dengan probabilita kejadian. Sedangkan hasil dari perkiraan return yang akan terjadi dan
probabilitas menunjukan spesifikasi berapa tingkat return yang akan diperoleh dan berapa
Estimasi return suatu sekuritas dilakukan dengan menghitung return yang diharapkan atas
sekurutas tersebut. Penghitungan return yang diharapkan bisa dilakukan dengan menghitung rata-
rata dari semua return yang mungkin terjadi, dan setiap return yang mungkin terjadi terlebih dahulu
sudah diberi bobot berdasarkan probabilitas kejadiannya, secara matematis, rumus untuk
menghitung return yang diharapkan dari suatu sekuritas bisa dituliskan dalam persamaan berikut ini:
𝑛
𝐸(𝑅) = ∑ 𝑅𝑖 𝑝𝑟𝑖
𝑖=1
Berikut ini akan diberi contoh perhitungan return yang diharapkan dari suatu sekuritas ABC
Perhitungan return yang diharapkan dari sekuritas ABC tersebut bisa dihitung dengan rumus
Jadi, return yang diharapkan dari sekuritas ABC adalah sebesar 0,15 atau 15%.
2. Menghitung Risiko
Investor harus mampu menghitung risiko dari suatu investasi. Untuk menghitung besarnya
risiko total yang dikaitkan dengan return yang diharapkan dari suatu investasi, bisa kita lakukan
dengan menghitung varians dan standar deviasi return investasi yang bersangkutan. Varians maupun
standar deviasi merupakan ukuran besarnya penyebaran distribusi probabilitas yang menunjukkan
seberapa besar penyebaran variabel random di antara rata-ratanya, semakin besar penyebarannya
Untuk menghitung varians maupun standar deviasi merupakan akar kuadrat varians, kita harus
menghitung terlebih dahulu distribusi return yang diharapkan dengan menggunakan persamaan.
Secara sistematis rumus untuk menghitung varians dan standar deviasi bisa dituliskan sebagai
berikut :
Standart Deviasi ( σ) = ( σ2 ) ½
Keterangan :
σ2 = varians return
σ = standar deviasi
Dalam tabel berikut contoh perhitungan varians dan standar deviasi sadam DEF sebagai berikut
E(R) = Varians =
1,0
0,080 0,00202
Dalam pengukuran risiko sekuritas kita juga perlu menghitung risiko relatif sekuritas tersebut.
Risiko relatif ini menunjukkan risiko per unit return yang diharapkan. Hal ini diperlukan karena
informasi risiko yang hanya berupa varians dan standar deviasi kadangkala bisa menyesatkan,
terutama jika terdapat penyebaran return diharapkan yang sangat besar. Ukuran risiko relatif yang
Sebagai contoh, sesuai dengan data contoh sebelumnya, koefisien variasi saham DEF bisa
0,080
Mengestimasi return dan risiko portofolio berarti menghitung return yang diharapkan dan
risiko suatu kumpulan aset individual yang dikombinasikan dalam suatu portofolio aset.
Keunikannya adalah bahwa untuk menghitung risiko suatu portofolio kita tidak boleh hanya
menjumlahkan seluruh risiko aset-aset individual yang ada dalam portofolio bersangkutan.
Dengan kata lain risiko portofolio bukan merupakan penjumlahan risiko aset-aset individual yang
ada dalam portofolio tersebut. Risiko aset-aset individual yang ada dalam portofolio tidak bisa
dilihat dari besarnya risiko masing-masing aset individual tersebut, tetapi harus dilihat dari
Return yang diharapkan dari suatu portofolio bisa diestimasi dengan menghitung menghitung
rata-rata tertimbang dari return yang diharapkan dari masing-masing aset individual yang ada dalam
portofolio. Persentase nilai portofolio yang diinvestasikan dalam setiap aset-aset individual dalam
portofolio disebut sebagai ‘bobot portofolio’, yang dilambangkan dengan W. Jika seluruh bobot
portofolio dijumlahkan, akan berjumlah total 100% atau 1,0, artinya seluruh dana telah
Rumus untuk menghitung return yang diharapkan dari portofolio adalah sebagai berikut:
E(Rp) =
n
i 1 Wi E(Ri)
di mana:
Contoh : Sebuah portofolio yang terdiri dari 3 jenis saham ABC, DEF, dan GHI menawarkan return
yang diharapkan masing-masing sebesar 15%, 20% dan 25%. Persentase dana yang diinvestasikan
pada saham ABC sebesar 40%, saham DEF 30% dan saham GHI 30%, maka return yang diharapkan
=
n
E(Rp) i 1 Wi E(Ri)
2. Portofolio Risiko
Seperti telah disebutkan di muka, risiko portofolio tidak bisa dihitung hanya dengan
menjumlahkan risiko masing-masing sekuritas yang ada dalam portofolio. Menghitung risiko
portofolio tidak sama dengan menghitung return portofolio, karena risiko portofolio bukan
1. Kasus 2 Sekuritas
Dengan menggunakan ukuran kovarians seperti yang telah dibahas dimuka, kita bisa
menghitung besarnya risiko portofolio, baik yang terdiri dari dua buah sekuritas maupun n sekuritas.
Dalam menghitung risiko portofolio, ada tiga hal yang perlu ditentukan, yaitu:
Untuk mengukur risiko portofolio yang terdiri dari dua sekuritas, kita bisa menghitung standar
deviasi return kedua sekuritas tersebut. Secara matematis, rumus yang dipakai adalah:
σp = [WA2σA2+WB2σB2+ 2(WA)(WB)(ρAB)σAσB]1/2
Di mana:
Contoh: perhitungan risiko portofolio dua asset yang terdiri dari saham A dan B masing-masing
menawarkan return sebesar 10% dan 25%; serta standar deviasi masing-masing sebesar 30% dan
60%. Alokasi dana investor pada kedua aset tersebut masing-masing sebesar 50% untuk setiap asset;
serta kedua asset berkorelasi 0.Deviasi standar portofolio tersebut dihitung dengan:
Berikut ini beberapa skenario koefisien korelasi saham A dan B beserta hasil perhitungan
standar deviasinya:
2. Kasus n- Sekuritas
Rumus untuk menghitung standar deviasi untuk dua buah sekuritas diatas bisa diperluas untuk
menghitung risiko portofolio yang terdiri dari n-sekuritas. Ukuran yang dipakai adalah varians
return dari n-sekuritas yang ada dalam portofolio. Secara matematis rumus untuk menghitung risiko
n-sekuritas adalah:
Wi σi +
n n
n
σp 2 = i 1 2 2 i 1 j 1 Wi Wjσij
Di mana :
n n
i 1
j 1 = tanda penjumlahan ganda, berarti angka n2akan ditambahkan
dipasangkan)
n 2 2
Jika dari bagian pertama 4.12. Wi σ i , Kita asumsikan bahwa bobot portofolio sama untuk
i 1
setiap sekuritas, maka porsi dana yang diinvestasikan (w) akan menjadi:
n 1 2 2 1 n σ i2
σ i
n
i 1 n i 1 n
3.
Selanjutnya, kita bisa menyerderhanakan persamaan 4.12. tersebut menjadi:
n n
σ W1Wjσ ij
2
p
i 1 j1 (4.13)
Atau
1/2
n n
σ p W1 Wjρ ijσ i σ j
i1 j1 (4.14)
Kedua persamaan 4.13 dan 4.14 tersebut digunakan untuk menghitung varians maupun
kovarians portofolio; jika i=j maka rumus 4.13 bisa dipakai untuk menghitung varians, dan jika i≠j,
Penulisan rumus untuk menghitung varians portofolio seperti di atas, bagi beberapa orang
tampaknya cukup rumit. Tapi, pada dasarnya, untuk memahami rumus tersebut kita bisa
menggunakan bantuan matriks yang menunjukan bagaimana proses menghitung varians portofolio.
Matriks dalam gambar 4.2 berikut menunjukan gambaran perhitungan varians portofolio yang terdiri
dari 3 aset.
Gambar 4.2
Dari gambar di atas, daerah sel yang diarsir merupakan perpotongan antara aset yang
bersangkutan, yaitu aset 1 dengan aset 1(W1W1 σ 1 σ 1), aset 2 dengan aset 2 (berisi W2W2 σ 2 σ 2), dan
aset 3 dengan aset 3 (berisi W3W3 σ 3 σ 3). Sedangkan daerah sel yang merupakan perpotongan antara
aset 1 dan aset 2 akan berisi W1W2 σ 12, dan sel yang berpotongan antara aset 1 dan aset 3 akan berisi
W1W3 σ 13, demikian seterusnya. Dengan demikian, jika kita memasukan 3 jenis aset kedalam
portofolio, berarti kita perlu menjumlahkan semua hasil sel dalam matriks 3 aset (berjumlah 9)
demikian juga jika kita memasukan 4 jenis aset, berarti kita perlu menjumlahkan 16 sel.
Model portofolio Markowitz memang bisa membantu kita untuk menghitung return yang
diharapkan dan resiko portofolio. Tetapi, model tersebut memerlukan perhitungan yang
menggunakan kovarians yang terlalu kompleks terutama jika kita menhitung jumlah sekuiritas (n)
yang banyak. Kita harus menghitung nn 1/ 2 kovarians, untuk n-sekuritas. Artinya, kita harus
menghitung 100100 1/ 2 atau 4950 kovarians untuk 100 buah saham.