You are on page 1of 32

TUGAS TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI

“THE RETURN AND RISK FROM INVESTING”

“ESTIMATING RETURN AND RISK”

KELOMPOK 4

REFICA DEWI 1510536022

FEBI RAMADHANNI 1610536037

RETNO NILAM SARI 1610536022

PROGRAM STUDI INTAKE S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2017
THE RETURN AND RISK FROM INVESTING

1. RETURN (PENGEMBALIAN)

Dalam konteks manajemen investasi, pengembalian (return) merupakan imbalan yang diperoleh

dari investasi. Tujuan para investor berinvestasi adalah tidak lain dan tidak bukan untuk

memaksimalkan return.

Return ini dibedakan menjadi :

a) Return realisasi (actual return)

Merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi

penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan serta sebagai dasar

penentuan return ekspektasi (expected return) untuk mengukur risiko di masa yang akan datang.

b) Return ekspektasi (expected return)

Adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa yang akan datang. Berbeda

dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi ini sifatnya belum terjadi.

Suad Husnan (2005) menyebutkan bahwa tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return)

adalah laba yang akan diterima oleh pemodal atas investasinya pada perusahaan emiten dalam waktu

yang akan datang dan tingkat keuntungan ini sangat dipengaruhi oleh prospek perusahaan di masa

yang akan datang. Seorang investor akan mengharapkan return tertentu di masa yang akan datang

tetapi jika investasi yang dilakukannya telah selesai maka investor akan mendapat return realisasi

(realized return) yang telah dilakukan.


c) Return yang Dipersyaratkan( Required Return )

Return yang diharapkan secara historis yang merupakan tingkat return minimal yang

dikehendaki oleh investor atas preferen sisubyektif investor terhadap risiko. Required return akan

semakin tinggi jika risiko investasi naik. Ketidak pastian ekonomi dan hukum,kekacauan social

politik, tidak ada jaminankeamanan, dan kebijakan yang tidak konsisten dapat meningkatkan risiko

investasi. Factor-faktor tersebut dapat memperparah risiko investasi suatu Negara, yang jika sudah

sangat parah dapat mengarah pada default country.

A. KOMPONEN PENGEMBALIAN (RETURN)

Pengembalian dalam investasi ada 2 komponen :

1. Imbal hasil (yield)

Komponen dasar yang merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara

periodik. Misalnya berupa bunga atau dividen. Yield dinyatakan dalam persentase dari modal yang

ditanamkan.Fitur yang membedakan pembayaran ini adalah bahwa penerbit melakukan pembayaran

secara tunai kepada pemegang aset.

2. Keuntungan /Kerugian (capital gain/loss)

Komponen kedua juga penting, terutama untuk saham biasa tetapi juga untuk obligasi jangka

panjang dan efek pendapatan tetap lainnya. Komponen ini merupakan apresiasi (atau depresiasi)

dalam harga aset, biasa disebut keuntungan (kerugian). Dalam kasus posisi panjang adalah

perbedaan antara harga beli dan harga dimana aset tersebut dapat atau dijual, untuk posisi pendek

adalah perbedaan antara harga jual dan harga berikutnya di mana posisi pendek ditutup. Dalam

kedua kasus, keuntungan atau kerugian dapat terjadi.


Dari kedua komponen pengembalian tersebut, selanjutnya dapat dihitung pengembalian total (total

return) dan tingkat pengembalian (rate of return) sebagai berikut:

Total pengembalian = capital gain (loss) + yield

pembayaran kas yang diterima  perubahan harga selama 1 periode


Tingkat pengembali an 
harga aset terse but dibeli

perubahan harga selama periode tersebut, didefinisikan sebagai perbedaan antara awal (atau

pembelian) harga dan akhir (atau penjualan) harga, bisa positif (harga jual melebihi harga

pembelian), negatif (harga pembelian melebihi harga jual) atau nol. Sedangkan yield dapat bersifat

positif (+) atau nol (0).

Contoh:

Laksmi membeli saham PT BCD sebanyak 5000 lembar dengan harga Rp. 1.500 per lembar.

Saham tersebut dimiliki selama sebulan dan selanjutnya dijual dengan harga Rp.1650 per lembar.

Hitung tingkat pengembalian yang diterima laksmi!

0  1.650  1.500
Jawab: tingkat pengembalian =  0,1
1.500

Persamaan umum untuk menghitung total return:

CFt  ( PE  PB)
TR=
PB

CFt = arus kas selama periode pengukuran t

PE = harga pada akhir periode t atau harga jual

PB = membeli harga aset atau harga pada awal periode


Contoh:

Adi membeli 100 lembar saham PT. ABC dengan harga $30 per lembar. Saham tersebut dimiliki

selama setahun. Dalam tahun tersebut PT. ABC membagikan dividen sebesar $26 per lembar.

Setelah memperoleh pembagian dividen, saham tersebut dijual dengan harga $2 per lembar. Hitung

total return yang diterima adi!

2  (26  30)
Jawab: TR=  - 0,0667  - 6,67%
30

B. TINGKAT PENGEMBALIAN YANG DIHARAPKAN DARI SAHAM INDVIDUAL

Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return-ER) secara sederhana adalah rata-rata

tertimbang dari berbagai pengembalian historis. Faktor penimbangnya adalah probabilitas masing-

masing tingkat pengembalian. ER dari saham individual dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

n
E(Ri) =  ( Pij )( Rij )
j 1

Keterangan simbol:

E(Ri) = tingkat pengembalian yang diharapkan (ER) dari investasi saham i

Pij = probabilitas diraihnya pengembalian pada keadaan j

Rij = tingkat pengembalian aktual dari investasi pada saham i pada keadaan j

Contoh:

Berikut data saham PT G pada berbagai kemungkinan kondisi ekonomi, probabilitas dan tingkat

pengembaliannya.
Kondisi ekonomi Probabilitas Tingkat penegmbalian

Baik 30% 20%

Normal 40% 18%

Buruk 30% 15%

Berdasarkan data diatas, ER dari saham PT G dapat dihitung sebagai berikut:

E = 30%(20%)+40%(18%)+30%(15%) = 17.7%

C. TINGKAT PENGEMBALIAN YANG DIHARAPKAN DARI PORTOFOLIO

Pengembalian yang diharapkan (ER) dari portofolio secara sederhana adalah rata-rata

tertimbang dari tingkat pengembalian yang diharapkan dari masing-masing saham. Faktor

penimbangnya adalah proporsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing saham. ER dari

portofolio dapat dihitung sebagai berikut:

n
E(Rp) =  E( Ri )( Xi)
i 1

Keterangan simbol:

E(Rp) = ER dari portofolio

E(Ri) = ER dari investasi saham i

Xi = proporsi dana yang diinvestasikan pada saham i

Contoh:

Amir mempunyai dana Rp. 5 juta yang diinvestasikan pada dua saham yaitu saham PT X dan PT Y

dengan bentuk portofolio sebagai berikut:


Saham E(Ri) P1i P2i P3i P4i P5i

X 10% 0% 25% 50% 75% 100%

Y 12% 100% 75% 50% 25% 0%

Berdasarkan data diatas, ER dari portofolio dapat dihitung sebagai berikut:

E(Rp1) = 10%(0%)+12%(100%) = 12%

E(Rp2) = 10%(25%)+12%(75%) = 11.5%

E(Rp3) = 10%(50%)+12%(50%) = 11%

E(Rp4) = 10%(75%)+12%(25%) = 10.5%

E(Rp5) = 10%(100%)+12%(0%) = 10%

Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar proporsi dana yang

diinvestasikan pada saham dengan ER yang lebih tinggi, maka semakin besar pula ER dari

portofolionya.

D. RELATIVE RETURN

Relative return diperlukan untuk mengukur return dari sedikit perbedaan dasar daripada total

return. Relative return menyelesaikan masalah ketika return negatif karena relative return selalu

positif. Relative return menambahkan 1.0 untuk total return, dan nol, dengan mengeliminasi angka-

angka yang negative.

RR= CFt + PE

PB
Berdasarkan contoh soal dari total return diatas Adi membeli 100 lembar saham PT. ABC dengan

harga $30 per lembar. Saham tersebut dimiliki selama setahun. Dalam tahun tersebut PT. ABC

membagikan dividen sebesar $26 per lembar. Setelah memperoleh pembagian dividen, saham

tersebut dijual dengan harga $2 per lembar. Maka relative returnya adalah

2  26
Jawab: RR =  0.9333
30

E. CUMULATIVE WEALTH INDEX

Pengukuran return seperti pengukuran total return berubah dalam tingkat kekayaan. Meskipun

begitu, cumulative wealth index lebih dikehendaki untuk mengukur tingkat kekayaan (atau harga)

daripada perubahan kekayaannya. Dengan kata lain, kita mengukur pengaruh cumulative dari return

sepanjang waktu dengan memberikan beberapa jumlah awal yang ditetapkan

Rumus: CWIn = WI0(1+TR1)(1+TR2)...(1+TRn)

CWIn = Indeks kemakmuran komulatif dari periode 1 sampai n

WI0 = Kekayaan awal yaitu 1

TR1,n = Periode TR dalam bentuk desimal (return periode ke t, mulai dari awal periode sampai akhir

periode

Contoh soal :

Indeks kemakmuran kumulatif untuk saham PT ‘A’ mulai dari tahun 1989 sampai dengan tahun

1996 tampak di tabel berikut ini :

PERIODE RETURN ( Rt) INDEKS KEMAKMURAN KOMULATIF(IKK)


1989 – 1,000

1990 0,060 1,060

1991 0,077 1,142

1992 0,095 1,250

1993 0,193 1,492

1994 0,047 1,562

1995 0,113 1,738

1996 0,112 1,933

Indeks kemakmuran kumulatif ini menunjukkan kemakmuran akhir yang diperoleh dalam suatu

periode tertentu. Misalnya dengan membeli saham ‘A’ di akhir tahun 1989, maka pada akhir tahun

1991, kemakmuran akan menjadi sebesar 114.20% dari kemakmuran semula. Jika saham ini

dipertahankan lagi, maka pada akhir tahun berikutnya akan menjadi sebesar 125.00% dari nilai

semula di akhir tahun 1990 dengan perhitungan sebagai berikut :

CWI1992 = 1 ( 1 + 0.060) (1 + 0.077) (1 + 0.095)

= 1.250 atau 125.00 %

F. RETURN RATA-RATA

1. Arithmetic Mean

Statistik yang paling dikenal baik oleh kebanyakan orang adalah arithmetic mean. Arithmetic

mean biasanya ditetapkan dengan simbol X-bar, dengan rumus:

∑𝑋
𝑋̅=
𝑛
Contoh soal:

Harga dari suatu saham pada periode ke-0 (periode awal) adalah Rp500,-. Pada periode selanjutnya

(periode ke-1), harga saham ini meningkat menjadi Rp600,- dan turun di periode ke-2 menjadi

Rp550,-. Return untuk masing-masing periode adalah sebagai berikut :

TR1 =(Rp660 – Rp500)/Rp500

=0.20 atau 20%

TR2 =(Rp550 – Rp600)/Rp600 = – 0.083 atau – 8.33%

Rata-rata Return yang dihitung berdasarkan dengan metode aritmatika adalah sebesar :

𝑋̅ = {0.20+(0.083)}/2

=0.058

2. Geometric Mean

Geometric mean return mengukur susunan tarif dari pertumbuhan (rate of growth) sepanjang waktu.

Geometric mean terkadang digunakan dalam investasi dan keuangan untuk menggambarkan tarif

pertumbuhan yang tetap dari dana investasi sepanjang beberapa periode yang lampau. Geometric

mean ditentukan sebagai akar yang paling akhir dari produk yang dihasilkan dari perkembangan

relative return.

Geometric mean dirumuskan sebagai berikut:

G = [(1 + TR1)(1 + TR2) … (1 + TRn)] – 1

Contoh:
Berdasarkan contoh diatas, jika dihitung dengan metode rata-rata geometric adalah sebesar

G = [(1 +0.2)(1 – 0.083)]1/2 – 1

= 0.04883 atau 4.883%

Arithmetic Mean Versus Geometric Mean

Kapan seharusnya kita menggunakan arithmetic mean dan kapan seharusnya kita menggunakan

geometric mean untuk menerangkan return dari financial asset ? Jawabannya tergantung dari

pandangan objektif investor, yaitu:

 Arithmetic mean adalah sebuah pengukuran yang baik atas rata-rata (pada khususnya) yang

ditunjukkan dalam satu periode. Arithmetic mean adalah perkiraan terbaik dari pengembalian

yang diharapkan (expected return) untuk periode berikutnya

 Geometric mean adalah sebuah pengukuran yang baik atas perubahan kekayaan sepanjang

waktu (multiple period). Geometric mean mengukur hasil susunan rate of return dimana uang

bertambah melewati periode yang telah ditetapkan.

2. RISK (RISIKO)

Risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan

dengan tingkat pengembalian aktual. Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat

risikonya.
A. JENIS RISIKO

Apabila dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko, maka risiko dibedakan menjadi

3 yaitu:

1. Investor menyukai risiko

Merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat

pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi

dengan risiko yang lebih tinggi. Biasanya investor jenis ini bersikap agresif dan spekulatif dalam

mengambil keputusan investasi karena mereka tahu bahwa hubungan tingkat pengembalian dan

risiko adalah positif.

2. Investor yang netral terhadap risiko

Merupakan investor yang akan meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk setiap

kenaikan risiko. Investor jenis ini umumnya cukup fleksibel dan bersikap hati-hati dalam mengambil

keputusan investasi.

3. Investor yang tidak menyukai risiko

Merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberi tingkat

pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi

dengan risiko yang lebih rendah. Biasanya risiko jenis ii cendrung mempertimbangkan keputusan

investasinya secara matang dan terencana.


Berdasarkan konteks portofolio, risiko dibedakan menjadi:

1. Risiko sistematis

Merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena

fluktuasi risiko ini dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar

secara keseluruhan.

Hampir semua sekuritas memiliki beberapa risiko sistematis, baik obligasi ataupun saham,

karena risiko sistematis langsung meliputi suku bunga, pasar, dan risiko inflasi. investor tidak bisa

lepas ini bagian dari risiko ini, karena tidak peduli seberapa baik ia diversifikasi, risiko pasar secara

keseluruhan tidak dapat dihindari

2. Risiko tidak sistematis

Merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya

ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Fluktuasi risiko ini besarnya berbeda-beda antara

satu saham dengan saham yang lain. Karena perbedaan ini maka masing-masing saham memiliki

tingkat sensitivitas yang berbeda terhadap setiap perubahan pasar. Risiko ini berhubungan dengan

faktor-faktor seperti risiko bisnis dan keuangan serta risiko likuiditas.

Beberapa jenis risiko yang mungkin timbul dan perlu dipertimbangkan dalam membuat

keputusan investasi

1. Risiko Suku Bunga

Merupakan risiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga yang berlaku di pasar. Biasanya

risiko ini berlawanan dengan harga-harga instrumen pasar modal. Acuan suku bunga sangat penting

untuk menakar risiko investasi di pasar obligasi. Jika suku bunga mengalami kenaikan, harga

obligasi akan turun, karena orang yang menyimpan dana di obligasi cenderung akan mengalihkan
uangnya ke instrumen yang lebih aman yaitu deposito yang sama-sama berbasis suku bunga.Bila

harga obligasi turun, nilai investasi di produk obligasi atau reksa dana pendapatan tetap yang

memiliki underlying obligasi akan cenderung bergerak turun.

2. Risiko Pasar

Merupakan risiko yang timbul akibat kondisi perekonomian negara yang berubah-ubah

dipengaruhi oleh resesi dan kondisi perekonomian lain. Ketika indeks pasar saham meningkat secara

terus-menerus selama jangka waktu tertentu, tren yang meningkat ini disebut bull market.

Sebaliknya ketika indeks pasar saham turun secara terus menerus selama jangka waktu tertentu, tren

yang menurun ini disebut bear market.

3. Risiko Inflasi

faktor yang mempengaruhi semua sekuritas adalah risiko daya beli atau berkurangnya

kemampuan membeli investasi. Risiko ini terkait dengan risiko suku bunga, karena suku bunga

umumnya naik karena inflasi meningkat, karena pemberi pinjaman menuntut premi inflasi tambahan

untuk mengkompensasi hilangnya daya beli. Orang akan merasakan risiko inflasi jika hanya

menyimpan uang di tabungan atau deposito. Dalam jangka panjang daya beli uang si penabung akan

berkurang akibat terjadinya inflasi walaupun jumlah uang tidak berkurang.

4. Risiko Bisnis

Risiko dalam melakukan bisnis industri tertentu atau lingkungan disebut risiko bisnis. Risiko

bisnis timbul akibat menurunnya profitabilitas perusahaan emitem. Misalnya, pembangkit tenaga

listrik telepon tradisional, menghadapi perubahan besar saat ini dalam industri telekomunikasi.
5. Risiko Keuangan

Risiko keuangan berhubungan dengan penggunaan pembiayaan utang oleh perusahaan.

Semakin besar proporsi aset yang dibiayai oleh hutang semakin besar variabilitas dalam

pengembalian, hal lain dianggap sama. Risiko keuangan melibatkan konsep pengaruh keuangan,

dijelaskan dalam kursus keuangan manajerial.

6. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah adalah risiko yang berhubungan dengan pasar sekunder dalam

perdagangan sekuritas.Risiko ini berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk

dapat segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti..

7. Risiko Nilai Tukar

Semua investor yang berinvestasi internasional di arena investasi yang semakin global saat

ini menghadapi prospek ketidakpastian dalam pengembalian setelah mereka mengkonversi

keuntungan asing kembali ke mata uang mereka sendiri. Investor hari ini harus mengenali dan

memahami risiko nilai tukar, yang dapat didefinisikan sebagai variabilitas pengembalian atas efek

yang disebabkan oleh fluktuasi mata uang. risiko nilai tukar kadang-kadang disebut risiko mata

uang.

Misalnya, jika berinvestasi dalam produk yang menggunakan mata uang dolar AS dan terjadi

penguatan nilai rupiah tehadap dolar AS, maka ketika Anda ingin menukarkan dolar ke dalam

rupiah, nilai uang yang diterima menjadi lebih sedikit. Sebaliknya, jika memiliki kebutuhan dolar,

dan Anda hanya menyimpan uang dalam rupiah, ketika rupiah melemah terhadap dolar AS, maka

nilai uang akan berkurang atau tidak lagi mencukupi kebutuhan dolar yang sebelumnya bisa

diperoleh dari uang Anda.


8. Risiko Negara

Risiko negara, juga disebut sebagai risiko politik, adalah risiko penting bagi investor hari ini.

Dengan lebih banyak investor berinvestasi internasional, baik secara langsung maupun tidak

langsung, politik, dan karena itu ekonomi, stabilitas dan kelangsungan hidup ekonomi suatu negara

perlu dipertimbangkan. Amerika Serikat memiliki risiko negara terendah, dan negara-negara lain

dapat dinilai secara relatif menggunakan Amerika Serikat sebagai patokan. Contoh negara-negara

yang membutuhkan pemantauan hati-hati pada 1990-an karena risiko negara termasuk bekas Uni

Soviet dan Yugoslavia, Cina, Hong Kong dan Afrika Selatan

B. RISIKO SAHAM INDIVIDUAL

Risiko saham individual dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

2 n 2
i   ( Pij ){Rij
j 1
 E ( Ri )}

Keterangan simbol:

 2i = varian dari investasi pada saham i

i = standar deviasi dari saham i

Pij = probabilitas diraihnya pengembalan pada kondisi j

Rij = tingkat pengembalian dari investasi pada saham i pada kondisi j

E(Ri) = ER dari investasi saham i

Contoh:
Berikut data saham PT S pada berbagai kemungkinan kondisi ekonomi, probabiltas dan tingkat

pengembalian

Kondisi ekonomi Probabiltas Return

Baik 30% 20%

Normal 40% 18%

buruk 30% 15%

Dari data diatas, ER dan risiko atas saham PT S dapat dihitung sebagai berikut:

E(RS) = 30%(20%)+40%(18%)+30%(15%) = 17.7%

= 30%(20%-17.7%)2 +40%(18%-17.7%)2+30%(15%-17.7%)2

= 0.0001587+0.0000036+0.0002187

= 0.000381

 S = 0,000381

= 0.019519

= 1,952%

C. RISIKO PORTOFOLIO

Risiko portofolio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

p 2  ( Xi) 2 (i) 2  ( Xj) 2 (j ) 2  2( Xi)( Xj)  (i, j )(i)(j )

P  ( Xi) 2 (i ) 2  ( Xj ) 2 (j ) 2  2( Xi)( Xj )  (i, j )(i )(j )


Keterangan simbol:

 = koefisien korelasi, menujukan keeratan hubungan suatu variabel dengan variabel

lain, dimana:-1<  (i,j)<+1

 (i, j )(i )(j )  kovarians (coveriance) saham i dengan saham j

Rumus untuk menghitung kovarians sebagai berikut:

cov( A , B )
 
(A)(B )
( A, B )

Cov(A,B) =  A, B ( )( )


A B

n
  ( Pi){RAi  E ( RA)}{RBi  E ( RB )}
i 1

Keterangan simbol:

Pi = probabilitas diraihnya pengembalian

RAi = tingkat pengembalian aktual dari investasi pada saham A dalam keadaan i

RBi = tingkat pengembalian aktual dari investasi pada saham B dalam keadaan i

E(RA)= ER dari investasi pada saham A

E(RB)= ER dari investasi pada saham B

Contoh:

Berikut data yang berkaita dengan saham PT.A dan PT.B

PERIODE RA RB
1 20% 15%

2 15% 20%

3 18% 17%

4 21% 15%

Dari data tersebut risiko portofolio dapat dihitung sebagai berikut:

20%  15%  18%  21%


E(RA)= = 18,5%
4

15%  20%  17%  15%


E(RB)= = 16,75%
4

 A
2
= {(20%-18.5%)2+(15%-18.5%)2+(18%-18.5%)2+(21%-18.5%)2}/4

=(2,25+12,25+0,25+6,25)/4

=21/4=5,25

 A = 5,25 = 2,29%

 B
2
= {(15%-16,75%)2+(20%-16,75%)2+(17%-16,75%)2+(15%-16,75%)2/4

= (3,0625+10,5625+0,0625+3,0625)/4

= 16,75/4 = 4,1875

Cov(A,B) = (20%-18,5%)(15%-16,75%) = -2,625%

= (15%-18,5%)(20%-16,75%) = -11,375%

= (18%-18,5%)(17%-16,75%) = -0,125%
= (21%-18,5%)(15%-16,75%) = -4,375%

Jumlah = -18,500%

Cov(A,B) = -18,5%/4 = -4,625%

 4,625
r(A,B) =  0,9852
(2,29)( 2,05)

D. STANDAR DEVIASI

Standar deviasi adalah ukuran total resiko dari sebuah asset atau sebuah portofolio. Ini

menggambarkan total variablitas dalam asset atas pengembalian portofolio, apapun sumber dari

variabilitas tersebut. Standar deviasi dapat menjadi perhitungan untuk varians, perhitungannya

adalah:

 ( X  𝑋̅) 2
i 1

n-1

Dimana:

2
𝜎 = varians dari satu set nilai

X = setiap nilai dalam set

𝑋̅ = rata dari pengamatan

n = nomor dari pengembalian dalam sampel

1/2
𝜎 = (𝜎 2) = standar deviasi

Contoh :
standar deviasi dari 10 TRs untuk decade 1970-an, 1970-1979, untuk standard dan kelompok dari

ukuran pengembalian risiko total satu keamanan atau total resiko dari keamanan portofolio. Sejarah

standar deviasi dapat dihitung untuk keamanan individu atau keamanan portofolio digunakan TRs

untuk beberapa waktu tertentu. Nilai ex post ini digunakan dalam mengevaluasi total risiko untuk

periode sejarah tertentu dan dlam memperkirakan total risiko yang diharapkan untuk menang atas

beberapa periode berikutnya.

perhitungan sejarah standar deviasi untuk periode 1970-1979

Tahun TR(%),x x- (x-)

1970 3.51 -3.87 14.98

1971 14.12 6.74 45.43

1972 18.72 11.34 128.6

1973 -14.50 -21.88 478.73

1974 -26.03 33.41 1116.23

1975 36.92 29.54 872.61

1976 23.64 16.26 264.39

1977 -7.16 14.54 211.41

1978 6.39 -0.99 0.98

1979 18.19 10.81 116.86

𝑋̅ = 7.38 ∑ 𝑋 − 𝑋̅ ) 2 = 3250.22

3250.22
𝜎2 = =361.14
9
1/2
𝜎 = (361.14) = 19.00%

E. PREMI RISIKO

Premi risiko adalah pengembalian tambahan investor dengan harapan menerima, dengan

memberatkan pada peningkatan jumlah risiko. Ini mengukur playoff untuk mengambil berbagai

jenis risiko. Premi tersebut dapat dihitung antara dua kelas keamanan.

Yang sering dibahas pada premi risiko adalah premi risiko ekuitas, didefinisikan sebagai

perbedaan antara pengembalian saham dan tingkat bebas risiko. (proksi dengan laba atas tagihan

treasury). Ukuran premi risko ekuitas merupakan kompensasi tambahan untuk asumsi risiko.,

karena tagihan treasury tidak memiliki risiko praktis (secara nominal). Jelas, investor saham biasa

memperhatikan apakah premi risiko yang khas adalah 7 persen, 8 persen, atau 9 persen, karena ini

mempengaruhi apakah mereka memperoleh investasi mereka dalam saham. Memepertahankan suku

bunga kosntan, penyempitan premi risiko ekuitas menyiratkan sebuah penurunan pada tingkat dari

pengembalian saham.

Untuk menjaga konsistensi dengan seri kami yang lainnya, premi risiko diukur sebagai perbedaan

geometris antara pasangan dari seri pengembalian. (premi risiko kadang diukur sebagai pengurangan

dari dua seri, tapi ini hanyalah perkiraan). Karena itu, kami menghitung premi risiko sebagai beriut:

1+𝑇𝑅𝑐𝑠
ERP = −1
1+𝑅𝐹

Dimana:

ERP = premi risiko ekuitas


TRcs = total pengembalian saham

RF = tingkat bebas risiko (tingkat tagihan treasury)

Premi risiko keuangan merupakan konsep yang penting dalam keuangan, tapi satu yan tetap tidak

dimengerti dan kontoversi.

Premi risiko lain juga dapat dihitung. Sebagai contoh, premium bawaan obligasi adalah ukuran dari

perbedaan antara obligasi korpoasi jangka panjang dan pengembalian dari obligasi pemenrintah

jangka pnjang. Premium ini mencerminkan kompensaasi tambahan untuk risiko investi obligasi

korporasi, yang memiliki bebeapa kemungkinan kegagalan, dibandingkan dengan obligasi

pemerintah, yang tidak dilakukan.

ESTIMATING RETURN AND RISK

A. Berhadapan dengan Ketidakpastian

1. Menghitung Return yang Diharapkan

Untuk mengestimasi return sekuritas sebagai asset tunggal (stand-alone-risk) investor harus

memperhitungkan setiap kemungkinan terwujudnya tingkat return tertentu, atau yang lebih dikenal

dengan probabilita kejadian. Sedangkan hasil dari perkiraan return yang akan terjadi dan

probabilitas menunjukan spesifikasi berapa tingkat return yang akan diperoleh dan berapa

probabilitas terjadinya return tersebut.

Estimasi return suatu sekuritas dilakukan dengan menghitung return yang diharapkan atas

sekurutas tersebut. Penghitungan return yang diharapkan bisa dilakukan dengan menghitung rata-

rata dari semua return yang mungkin terjadi, dan setiap return yang mungkin terjadi terlebih dahulu
sudah diberi bobot berdasarkan probabilitas kejadiannya, secara matematis, rumus untuk

menghitung return yang diharapkan dari suatu sekuritas bisa dituliskan dalam persamaan berikut ini:
𝑛

𝐸(𝑅) = ∑ 𝑅𝑖 𝑝𝑟𝑖
𝑖=1

dimana: E(R) = return yang diharapkan dari suatu sekuritas

Ri = return ke-i yang mungkin terjadi

Pri = probabilitas kejadian return ke-i

n = banyaknya return yang mungkin terjadi

Berikut ini akan diberi contoh perhitungan return yang diharapkan dari suatu sekuritas ABC

berdasarkan skenario kondisi ekonomi seperti dalam table dibawah ini:

Distribusi Probitabilitas Sekuritas ABC

Kondisi ekonomi Probabilitas Retun

Ekonomi kuat 0,30 0,20

Ekonomi sedang 0,40 0,15

Resesi 0,30 0,10

Perhitungan return yang diharapkan dari sekuritas ABC tersebut bisa dihitung dengan rumus

diatas, sebagai berikut:

E(R) = [(0,30) (0,20)] + [(0,40) (0,15) + [(0,30) (0,10)] = 0,15

Jadi, return yang diharapkan dari sekuritas ABC adalah sebesar 0,15 atau 15%.

2. Menghitung Risiko

Investor harus mampu menghitung risiko dari suatu investasi. Untuk menghitung besarnya

risiko total yang dikaitkan dengan return yang diharapkan dari suatu investasi, bisa kita lakukan

dengan menghitung varians dan standar deviasi return investasi yang bersangkutan. Varians maupun

standar deviasi merupakan ukuran besarnya penyebaran distribusi probabilitas yang menunjukkan
seberapa besar penyebaran variabel random di antara rata-ratanya, semakin besar penyebarannya

maka semakin besar varians atau standar deviasi investasi tersebut.

Untuk menghitung varians maupun standar deviasi merupakan akar kuadrat varians, kita harus

menghitung terlebih dahulu distribusi return yang diharapkan dengan menggunakan persamaan.

Secara sistematis rumus untuk menghitung varians dan standar deviasi bisa dituliskan sebagai

berikut :

Varians return ( σ2 ) = [Ri – E(R)]2 pri

Standart Deviasi ( σ) = ( σ2 ) ½

Keterangan :

σ2 = varians return

σ = standar deviasi

E(R) = return yang diharapkan dari suatu sekuritas

Ri = return ke-i yang mungkin terjadi

pri = probabilitas kejadian return ke-i

Dalam tabel berikut contoh perhitungan varians dan standar deviasi sadam DEF sebagai berikut

Perhitungan Variasi dan Standar Deviasi Saham DEF

(1) (2) (4) (5) (6)


(3)
Return Probabilitas Ri – [Ri – [Ri – E(R)]2 pri
(1) x (2)
(Ri) (pri) E(R) E(R)]2

0,07 0,2 0,014 -0,010 0,0001 0,00002

0,01 0,2 0,002 -0,070 0,0049 0,00098

0,08 0,3 0,024 0,000 0,0000 0,00000

0,10 0,1 0,010 0,020 0,0004 0,00004


0,15 0,2 0,030 0,070 0,0049 0,00098

E(R) = Varians =
1,0
0,080 0,00202

standar deviasi (σ) = ( σ2 ) ½ = (0,00202) ½ = 0,0449 = 4,49%

Dalam pengukuran risiko sekuritas kita juga perlu menghitung risiko relatif sekuritas tersebut.

Risiko relatif ini menunjukkan risiko per unit return yang diharapkan. Hal ini diperlukan karena

informasi risiko yang hanya berupa varians dan standar deviasi kadangkala bisa menyesatkan,

terutama jika terdapat penyebaran return diharapkan yang sangat besar. Ukuran risiko relatif yang

bisa dipakai adalah koefisien variasi.

Rumus untuk menghitung koefisien variasi adalah sebagai berikut ;

Koefisien Variasi = Standar Deviasi Return (σi)

Return yang diharapkan (E(R))

Sebagai contoh, sesuai dengan data contoh sebelumnya, koefisien variasi saham DEF bisa

dihitung sebagai berikut :

Koefisien Variasi = 0,0449 = 0,56125

0,080

B. Portofolio Return dan Risiko

Mengestimasi return dan risiko portofolio berarti menghitung return yang diharapkan dan

risiko suatu kumpulan aset individual yang dikombinasikan dalam suatu portofolio aset.

Keunikannya adalah bahwa untuk menghitung risiko suatu portofolio kita tidak boleh hanya

menjumlahkan seluruh risiko aset-aset individual yang ada dalam portofolio bersangkutan.
Dengan kata lain risiko portofolio bukan merupakan penjumlahan risiko aset-aset individual yang

ada dalam portofolio tersebut. Risiko aset-aset individual yang ada dalam portofolio tidak bisa

dilihat dari besarnya risiko masing-masing aset individual tersebut, tetapi harus dilihat dari

kontribusi risiko aset tersebut terhadap risiko portofolio.

1. Portofolio Return yang Diharapkan

Return yang diharapkan dari suatu portofolio bisa diestimasi dengan menghitung menghitung

rata-rata tertimbang dari return yang diharapkan dari masing-masing aset individual yang ada dalam

portofolio. Persentase nilai portofolio yang diinvestasikan dalam setiap aset-aset individual dalam

portofolio disebut sebagai ‘bobot portofolio’, yang dilambangkan dengan W. Jika seluruh bobot

portofolio dijumlahkan, akan berjumlah total 100% atau 1,0, artinya seluruh dana telah

diinvestasikan dalam portofolio.

Rumus untuk menghitung return yang diharapkan dari portofolio adalah sebagai berikut:

E(Rp) = 
n
i 1 Wi E(Ri)

di mana:

E(Rp) = return yang diharapkan dari portofolio

Wi = bobot portofolio sekuritas ke-i

E(Ri) = Return yang diharapkan dari sekuritas ke-i

n = jumlah sekuritas-sekuritas yang ada dalam portofolio.

Contoh : Sebuah portofolio yang terdiri dari 3 jenis saham ABC, DEF, dan GHI menawarkan return

yang diharapkan masing-masing sebesar 15%, 20% dan 25%. Persentase dana yang diinvestasikan
pada saham ABC sebesar 40%, saham DEF 30% dan saham GHI 30%, maka return yang diharapkan

dari portofolio tersebut adalah:

=
n

E(Rp) i 1 Wi E(Ri)

= 0,4 (0,15) + 0,3 (0,2) + 0,3 (0,25)

= 0,195 atau 19,5%

2. Portofolio Risiko

Seperti telah disebutkan di muka, risiko portofolio tidak bisa dihitung hanya dengan

menjumlahkan risiko masing-masing sekuritas yang ada dalam portofolio. Menghitung risiko

portofolio tidak sama dengan menghitung return portofolio, karena risiko portofolio bukan

merupakan rata-rata tertimbang risiko masing-masing sekuritas individual dalam portofolio.

C. Perhitungan Risiko Portofolio

1. Kasus 2 Sekuritas

Dengan menggunakan ukuran kovarians seperti yang telah dibahas dimuka, kita bisa

menghitung besarnya risiko portofolio, baik yang terdiri dari dua buah sekuritas maupun n sekuritas.

Dalam menghitung risiko portofolio, ada tiga hal yang perlu ditentukan, yaitu:

 Varians setiap sekuritas

 Kovarians antara satu sekuritas dengan sekuritas lainnya

 Bobot portofolio untuk masing-masing sekuritas

Untuk mengukur risiko portofolio yang terdiri dari dua sekuritas, kita bisa menghitung standar

deviasi return kedua sekuritas tersebut. Secara matematis, rumus yang dipakai adalah:

σp = [WA2σA2+WB2σB2+ 2(WA)(WB)(ρAB)σAσB]1/2
Di mana:

σp = standar deviasi portofolio

WA = bobot portofolio pada aset A

ρAB = koefisien korelasi asset A dan B

Contoh: perhitungan risiko portofolio dua asset yang terdiri dari saham A dan B masing-masing

menawarkan return sebesar 10% dan 25%; serta standar deviasi masing-masing sebesar 30% dan

60%. Alokasi dana investor pada kedua aset tersebut masing-masing sebesar 50% untuk setiap asset;

serta kedua asset berkorelasi 0.Deviasi standar portofolio tersebut dihitung dengan:

σp = [ (0,5)2(0,3)2 + (0,5)2(0,6)2 + 2 (0,5)(0,5)()(0,3)(0,6)] 1/2

= [0,0225 + 0,09 + (0,09) ()] 1/2

= [0,1125 + 0,09 (0,0)] ½ = 0,335 atau 33,5%

Jika ingin membuat skenario koefisien korelasi:

Berikut ini beberapa skenario koefisien korelasi saham A dan B beserta hasil perhitungan

standar deviasinya:

ρAB [0,1125 + 0,09 (ρAB)]½ σp

+1,0 [0,1125 + 0,09 (1,0)]1/2 45,0%

+0,5 [0,1125 + 0,09 (0,5)]1/2 39,8%

+0,2 [0,1125 + 0,09 (0,2)]1/2 36,1%

0 [0,1125 + 0,09 (0,0)]1/2 33,5%

-0,2 [0,1125 + 0,09 (-0,2)]1/2 30,7%

-0,5 [0,1125 + 0,09 (-0,5)]1/2 25,9%


-1,0 [0,1125 + 0,09 (-1,0)]½ 15,0%

2. Kasus n- Sekuritas

Rumus untuk menghitung standar deviasi untuk dua buah sekuritas diatas bisa diperluas untuk

menghitung risiko portofolio yang terdiri dari n-sekuritas. Ukuran yang dipakai adalah varians

return dari n-sekuritas yang ada dalam portofolio. Secara matematis rumus untuk menghitung risiko

n-sekuritas adalah:

 Wi σi + 
n n


n
σp 2 = i 1 2 2 i 1 j 1 Wi Wjσij

Di mana :

σp2 = varians return portofolio

σi2 = varians return sekuritas i

σij = kovarians antara return sekuritas i dan j

Wi = bobot atau porsi dana yang diinvestasikan pada sekuritas i

 
n n
i 1
j 1 = tanda penjumlahan ganda, berarti angka n2akan ditambahkan

secara bersamaan (semua nilai pasangan i dan j yang mungkin

dipasangkan)

 n 2 2
Jika dari bagian pertama 4.12.   Wi σ i  , Kita asumsikan bahwa bobot portofolio sama untuk
 i 1 

setiap sekuritas, maka porsi dana yang diinvestasikan (w) akan menjadi:

n 1  2 2  1 n σ i2
   σ i   
 n 
i 1   n i 1 n
3.
Selanjutnya, kita bisa menyerderhanakan persamaan 4.12. tersebut menjadi:
n n
σ   W1Wjσ ij
2
p
i 1 j1 (4.13)

Atau

1/2
n n 
σ p   W1 Wjρ ijσ i σ j 
 i1 j1  (4.14)

Kedua persamaan 4.13 dan 4.14 tersebut digunakan untuk menghitung varians maupun

kovarians portofolio; jika i=j maka rumus 4.13 bisa dipakai untuk menghitung varians, dan jika i≠j,

maka rumus 4.14 bisa digunakan untuk menghitung kovarians portofolio.

Penulisan rumus untuk menghitung varians portofolio seperti di atas, bagi beberapa orang

tampaknya cukup rumit. Tapi, pada dasarnya, untuk memahami rumus tersebut kita bisa

menggunakan bantuan matriks yang menunjukan bagaimana proses menghitung varians portofolio.

Matriks dalam gambar 4.2 berikut menunjukan gambaran perhitungan varians portofolio yang terdiri

dari 3 aset.

Gambar 4.2

Dari gambar di atas, daerah sel yang diarsir merupakan perpotongan antara aset yang

bersangkutan, yaitu aset 1 dengan aset 1(W1W1 σ 1 σ 1), aset 2 dengan aset 2 (berisi W2W2 σ 2 σ 2), dan

aset 3 dengan aset 3 (berisi W3W3 σ 3 σ 3). Sedangkan daerah sel yang merupakan perpotongan antara

aset 1 dan aset 2 akan berisi W1W2 σ 12, dan sel yang berpotongan antara aset 1 dan aset 3 akan berisi
W1W3 σ 13, demikian seterusnya. Dengan demikian, jika kita memasukan 3 jenis aset kedalam

portofolio, berarti kita perlu menjumlahkan semua hasil sel dalam matriks 3 aset (berjumlah 9)

demikian juga jika kita memasukan 4 jenis aset, berarti kita perlu menjumlahkan 16 sel.

Model portofolio Markowitz memang bisa membantu kita untuk menghitung return yang

diharapkan dan resiko portofolio. Tetapi, model tersebut memerlukan perhitungan yang

menggunakan kovarians yang terlalu kompleks terutama jika kita menhitung jumlah sekuiritas (n)

yang banyak. Kita harus menghitung nn  1/ 2 kovarians, untuk n-sekuritas. Artinya, kita harus

menghitung 100100  1/ 2 atau 4950 kovarians untuk 100 buah saham.

You might also like