Professional Documents
Culture Documents
Untuk memahami tentang aktiva tetap, terdapat beberapa pendapat yang akan dikemukakan
antara lain sebagai berikut:
“Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun
lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam
rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”. (Ikatan
Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta, 2004, No 16 Paragraf 5)
Dari pengertian aktiva tetap di atas, yan g dimaksud dengan aktiva tetap adalah:
1. Merupakan aktiva berwujud
2. Memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun
3. Digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan
4. Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali
“Aktiva tetap adalah aktiva yang menjadi hak milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-
menerus dalam kegiatan menghasilkan barang dan jasa perusahaan”. (Sofyan Safri H. Akuntansi Aktiva Tetap.
PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, Hal 20)
2. Pengakuan aktiva tetap
Perusahaan harus segera mengakui setiap aktiva yang dimiliki dan mengelompokkannya sebagai
aktiva tetap, apabila aktiva yang dimaksud memenuhi pengertian dan memiliki sifat-sifat sebagai
aktiva tetap. Mengenai pengakuan aktiva tetap ini, Ikatan Akuntan Indonesia memberikan
pernyataan dalam PSAK
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap
apabila:
Besar kemungkinan bahwa manfaat keekonomisan di masa yang akan datang yang berkaitan
dengan aktiva tersebut akan mengalir dalam perusahaan; untuk dapat menilai apakah manfaat
keekonomisan di masa yang akan datang tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan maka
harus di nilai tingkat kepastian terjadinya aliran manfaat keekonomisan tersebut, yang juga
memerlukan suatu kepastian bahwa perusahaan akan menerima imbalan dan menerima resiko
terkait.
Biaya perolehan aktiva dapat di ukur secara handal; sedangkan kriteria kedua mengarah
kepada bukti-bukti yang diperlukan untuk mendukungnya.
Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan ditekankan pula masalah
pengendalian manfaat yang diharapkan dari suatu aktiva. Agar aktiva yang digunakan dapat
memberikan manfaat yang optimal terhadap kegiatan operasi perusahaan.
Dengan demikian satu hal yang penting yang berkaitan pula dengan pengakuan suatu aktiva
adalah perusahaan memiliki kendali atas manfaat yang diharapkan dari aktiva tersebut.
Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan terdiri dari berbagai jenis dan bentuk, tergantung pada
sifat dan bidang usaha yang diterjuni perusahaan tersebut. Aktiva tetap sering merupakan suatu
bagian utama dari aktiva perusahaan, karenanya signifikan dalam penyajian posisi keuangan.
Nilai yang relatif besar serta jenis dan bentuk yang beragam dari aktiva tetap menyebabkan
peusahaan harus hati-hati dalam menggolongkannya.
Dari macam-macam aktiva tetap, untuk tujuan akuntansi dilakukan penggolongan sebagai
berikut:
Aktiva tetap yang umumnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian dan
peternakan.
Aktiva tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya dapat
diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya bangunan, mesin, alat-alat, mebel dan lain-lain.
Aktiva tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak
dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya sumber-sumber alam seperti hasil tambang
dan lain-lain.
Menurut Sofyan Safri H aktiva tetap dapat dikelompokkan dalam berbagai sudut antara lain:(Sofyan
safri H, op.cit., Hal 22)
Penyusutan
1. Pengertian penyusutan
Di samping pengeluaran dalam masa penggunaannya, masalah penyusutan merupakan masalah
yang penting selama masa penggunaan aktiva tetap.
Yang dimaksud dengan penyusutan menurut Akuntansi Perpajakan terapan adalah sebagai
berikut :
“Proses alokasi sebagian harga perolehan aktiva menjadi biaya (costallocation), sehingga biaya
tersebut mengurangi laba usaha” (Prabowo, Yusdianto, Op.cit, Hal 22)
Pengertian penyusutan ini tidak sama seperti pengertian dalam ekonomi perusahaan yang
menekankan bahwa penyusutan itu merupakan cadangan untuk pembelian aktiva tetap baru
setelah aktiva tetap yang lama tidak dipakai lagi.
“Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat
yang diestimasi, penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan kependapatan baik secara
langsung maupun tidak langsung”. (Ikatan Akuntan Indonesia, Op.cit, No 17 Paragraf 2)
Akuntansi penyusutan merupakan suatu sistem akuntansi yang bertujuan untuk mendistribusikan
harga perolehan atau nilai dasar lain, setelah dikurangi nilai sisa (jika ada) dari harga aktiva
berwujud, terhadap masa pemakaian yang ditaksir untuk harga tetap yang bersangkutan.
Penyusutan merupakan proses alokasi dan penilaian (valuation). Penyusutan untuk tahun
berjalan merupakan bagian dari biaya total yang dialokasikan pada tahun tersebut menurut sistem
yang berlaku. Meskipun alokasi secara wajar dapat mempertimbangkan kejadian yang timbul
selama tahun berjalan, tetapi penyusutan bukanlah dimaksudkan untuk mengukur pengaruh dari
kejadian itu. Tujuan dari penyusutan adalah untuk menyajikan informasi tentang penyusutan
yang dilaporkan sebagai alokasi biaya yang diharapkan dapat berguna bagi para pemakai laporan
keuangan. Informasi tentang penyusutan merupakan hal yangcukup penting bagi pemakai
laporan keuangan, terutama dalam kaitannya earning power, yaitu mengenai:
Proses perbandingan beban terhadap pendapatan untuk menghitung laba periodik.
Tingkat keefektifan manajemen dalam menggunakan sumber daya.
Kebijakan pajak untuk penyusutan harus mempertimbangkan 3 (tiga) hal, yaitu: (Erly Suandy, Perencanaan
Pajak, Edisi 3, Salemba empat, Jakarta, 2006, Hal 30)
Keadilan pajak, dengan adanya penyusutan, maka perusahaan manufaktur dan jenis usaha
yang padat modal (capital intensive) akan sangat diuntungkan dibandingkan perusahaan jasa
ataupun jenis usaha padat karya (labor intensive).
Kebijakan ekonomi, dengan adanya penyusutan membawa akibat pada
peningkataninvestasi (capital growth) sehingga EAT/ROI/CF menjadi meningkat.
Administrasi, pemilihan jenis penyusutan harus disesuaikan dengan beberapa hal, yaitu
besarnya biaya administrasi, sumber daya manusia, dan kepatuhan wajib pajak.
Hal-hal yang menyebabkan terbatasnya masa penggunaan aktiva tetap tersebut antara lain karena
adanya faktor-faktor fisik yang mengurangi atau bahkan tidak dipergunakan lagi, yang
disebabkan karena:
1. Aus karena dipakai - Oleh karena pemakaian aktiva tetap dalam proses produksi tidak hanya
sekali saja, tetapi berlangsung terus menerus secara kontiyu mengakibatkan kapasitas dan
produktivitas yang dimiliki aktiva itu akan semakin berkurang nilainya sehingga kualitas dan
kuantitas yang dihasilkan dalam proses produksi semakin berkurang pula hasilnya.
2. Aus karena umur - Setiap aktiva dapat aus seiring dengan perjalanan waktu. Sekalipun aktiva
tetap ini belum pernah dipakai, namun dengan adanya faktor kimia yang diakibatkan oleh
pengaruh alam seperti hujan, panas dan udara terhadap aktiva tersebut akan menyebabkan
kerusakan dan mungkin tidak efisien untuk dipergunakan lagi.
3. Kerusakan-kerusakan - Kerusakan suatu aktiva dapat disebabkan oleh kurang hati-hati atau
kurang tepat dalam cara pengguanaan aktiva tetap, juga yang disebabkan oleh bencana seperti;
gempa bumi, banjir atau kebakaran yang tidak sepenuhnya dapat dipergunakan kembali atau
bahkan aktiva tetap itu tidak dapat dipergunakan sama sekali.
Adapun faktor lain, selain faktor fisik yang menyebabkan perlunya diadakan penyusutan adalah
faktor fungsional yang juga dapat mengurangi atau mengakibatkan suatu aktiva tetap tidak dapat
dipergunakan lagi, yaitu:
1. Ketidaklayakan - Dengan meningkatkan daya beli konsumen yang melampui kemampuan alat
produksi yang tersedia akan mengakibatkan alat-alat produksi yang tersedia secara teknis
masih dapat dipergunakan, tetapi secara ekonomis telah menunjukkan kemunduran, karena
tidak lagi memenuhi syarat-syarat yang menunjang skala ekonomis. Oleh karena itu, untuk
memenuhi permintaan konsumen perlu adanya penggantian alat-alat produksi baru yang
mempunyai kapasitas produksi lebih besar dibanding alat-alat lama.
2. Keusangan - Kemajuan dan pembaharuan teknis yang terus menerus membawa akibat alat-
alat produksi yang lama secara ekonomis dianggap sudah kuno. Perbaikan dan pembaharuan
teknis yang datang terus menerus dengan cepat dapat mengakibatkan daya guna ekonomis
alat-alat produksi lama akan semakin berkurang atau secara ekonomis tidak dapat
dipergunakan lagi dan perlu di ganti dengan peralatan yang baru.
3. Penghentian permintaan - Suatu alat produksi tidak akan mempunyai nilai karena hasil
produksinya tidak dapat dipertahankan lagi di pasaran. Ini disebabkan karena perubahan selera
atau kebutuhan konsumen yang semakin beragam. Barang-barang hasil produksi tersebut
dianggap kuno oleh konsumen, sehingga tidak dapat diandalkan lagi untuk merebutkan
pangsa pasar.
c. Disusutkan jika masa manfaat lebih dari satu tahun. Untuk aktiva tetap tak berwujud,
penyusutannya disebut amortisasi.