You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggara jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti
bahwa berhasila atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung
pada proses belajar yang di alami oleh seorang pelajar.
Pada masa sekarang ini banyak sekali seorang pelajar mengalami kesulitan
belajar. Hal tersebut tidak hanya di alami oleh seorang pelajar yang
berkemampuan tinggi. Selain itu, seorang pelajar yang berkemampuan rata-rata
juga mengalami kesulitan belajar.
Kesulitan belajar ini tidak selalu di sebabkan oleh rendah (kelainan
mental) akan tetapi juga di sebabkan oleh faktor-faktor non intelegensi. Dengan
demikian IQ yang tinggi belum tentu mendapat jaminan keberhasilan belajar.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apa penyebab kesulitan belajar dalam diri sendiri?
1.2.2 Apa penyebab kesulitan belajar bahasa inggris?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk mengetahui dan bisa mendeskripsi kan pemasalahan
kesulitan belajar yang di hadapi oleh diri sendiri dan cara mengatasi
kesulitan dalam pembelajaran tertentu

2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian kesuliatan Belajar
Menurut KBBI V kesulitan adalah “keadaan yang sulit; sesuatu yang sulit;
kesusahan” (Kemdikbud, 2016). Dan belajar adalah keadaan dimana keadaan
ketika kita berusaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu (Kemdikbud, 2016).
Tahun 1987, Interagency committee on Learning Disabilities mengemukakan :
Kesulitan Belajar adalah suatu kelompok heterogen dari gangguan yang
diwujudkan oleh kelemahan mencolok dalam kemahiran dan penggunaan
kemampuan matematikal, penalaran, menulis, membaca, bicara, mendengarkan,
atau ketrampilan bergaul. Gangguan ini diduga merupakan akibat disfungsi saraf
pusat, dan dapat terjadi bersamaan dengan kondisi cacat lainnya (lemahnya saraf
sensor, retardasi mental, gangguan emosional dan sosial) serta adanya pengaruh
lingkungan seperti perbedaan cultural, instruksi yang tidak memadai, faktor-faktor
psikogenik dan gangguan karena merasa kurang diperhatikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Kesulitan Belajar merupakan hambatan secara
umum yang mencakup ketidakmampuan belajar (Learning Disabilities),
ketidakmampuan belajar khusus (Specific Learning Disabilities), dan kekacauan
belajar (Learning Disorders).
Menurut Abin Syamsudin kasus Kesulitan belajar dapat dilatar belakangi:
kekurangana motivasi, sikap negatif pada guru, kebiasaan belajar yang salah,
ketidakserasian antara kondisi obyektif keragaman pribadinya dengan kondisi
obyektif instrumental impuls (Makmun, 2017)

2.2 Kesulitan belajar Bahasa Inggris


Dalam proses pembelajaran bahasa Inggris, seorang siswa tentu pernah
mengalami suatu hambatan dalam belajar. Hambatan tersebut dapat menimbulkan
kurang maksimalnya hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat terjadi pada siapa saja
termasuk pada mahasiswa yang mengambil program studi bahasa Inggris dan non
bahasa Inggris. Hasan (2000) menyatakan bahwa kesulitan yang dihadapi oleh

3
banyak pebelajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing adalah ketidakpahaman
pada pengucapan bahasa Inggris yang diutarakan dengan kecepatan normal
melalui materi listening. Pada keterampilan membaca, Rahmawati (2011)
berpendapat bahwa masalah yang dihadapi untuk pemahaman teks bacaan terletak
pada kurangnya pengetahuan tentang bahan bacaan dan ketidaktahuan bagaimana
cara menghubungkan ide antara kalimat satu dengan yang lain. Keterampilan
menulis merupakan hal yang sulit karena kegiatan tersebut membutuhkan proses
pemikiran yang kompleks dan sistematis, namun demikian perlu dikuasai oleh
pebelajar bahasa Inggris. Menurut Rukmini (2011), di dalam komunikasi
keterampilan menulis juga penting untuk dikuasai. Manfaatnya akan terasa ketika
bahasa tulis tersebut publikasikan dan dibaca orang banyak. Sehingga kualitas
tulisan harus selalu ditingkatkan. Untuk kemampuan berbicara, Megawati &
Mandarani (2016) dalam penelitiannya menemukan bahwa kesulitan yang sering
dihadapi siswa sewaktu berbicara bahasa Inggris terletak pada minimnya kosa
kata bahasa Inggris. Dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi tentunya
mendorong seorang guru atau instruktur bahasa agar lebih memperhatikan kondisi
siswanya diikuti dengan kesiapan dalam pelaksanaan pembelajaran. Tanpa
persiapan yang matang, kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif.
Persiapanpersiapan tersebut dapat dilihat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), materi, media, dan penilaian. Dengan memahami permasalahan yang
dihadapi siswa, seorang pendidik dapat melakukan refleksi diri untuk mengatahui
seberapa efektif keterlaksanaan proses pembelajaran di kelas dan untuk
meningkatkan kualitas mahasiswa). Permasalahan pada pembelajaran bahasa
Inggris tidak hanya ditemukan di level pendidikan dasar, menengah, dan atas,
melainkan akan berlanjut sampai tingkat perguruan tinggi. Beberapa penelitian
telah membuktikan hal tersebut pada masing-masing keterampilan bahasa Inggris
(Kharma, 1981; Megawati &Mandarani, 2016; Lituanas dkk. (1999); Hasan,
2016). Hal ini berlaku juga pada mahasiswa yang bukan berasal dari jurusan
Bahasa Inggris. Tiap mahasiswa tentu memiliki ketertarikan pada bidang ilmu
yang berbeda. Sehingga tidak semua suka pada bahasa Inggris dan memilih
jurusan bahasa Inggris. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari permasalahan yang

4
akan muncul ketika proses pembelajaran berlangsung. Untuk memenuhi
kewajiban sebagai mahasiswa di suatu universitas, mereka diharuskan mengambil
mata kuliah Bahasa Inggris dan bahkan harus lulus tes TOEFL dengan nilai yang
cukup tinggi. Bagi mahasiswa yang tidak memiliki latar belakang pengetahuan
bahasa yang kuat yang didapat sejak SD sampai SMA akan merasa sangat
terbebani dengan hal ini. Sehingga sebagai pebelajar bahasa Inggris yang tidak
mendalami ilmu di bidangnya (ESP learners) berpotensi untuk menghasilkan
beragam respon dalam proses pembelajaran (Zuomin, 1995) Berdasarkan konsep
yang dipaparkan pada pendahuluan, dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak
kesulitan yang dihadapi siswa ketika belajar bahasa Inggris, terutama sebagai
bahasa asing karena bahasa tersebut digunakan pada kondisi dan orang tertentu
bukan pada kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu, pada artikel ini peneliti tertarik
untuk menggali lebih dalam hambatan-hambatan yang dialami mahasiswa pada
empat keterampilan bahasa, khususunya pada bebelajar Bahasa Inggris yang
bukan dari juruan bahasa Inggris atau yang umum di sebut ESP learners. Hal ini
dirasa perlu untuk dilakukan sebagai bahan informasi yang nantinya dapat
digunakan untuk perbaikan konsep pembelajaran bahasaInggris yang efektif untuk
mahasiswa yang bukan dari jurusan bahasa Inggris (ESP learners).

5
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 DESKRIPSI KASUS
Pada kajian teori di atas masalah yang sering di alami pada kesulitan
belajar pada diri sendiri atau pada siswa/mahasiswa sebenarnya banyak yang
mengalami kesulitan belajar dan tidak hanya mengarah pada satu mata pelajaran.
“Tahun 1987, Interagency committee on Learning Disabilities mengemukakan :
Kesulitan Belajar adalah suatu kelompok heterogen dari gangguan yang
diwujudkan oleh kelemahan mencolok dalam kemahiran dan penggunaan
kemampuan matematikal, penalaran, menulis, membaca, bicara, mendengarkan,
atau ketrampilan bergaul. Gangguan ini diduga merupakan akibat disfungsi saraf
pusat, dan dapat terjadi bersamaan dengan kondisi cacat lainnya (lemahnya saraf
sensor, retardasi mental, gangguan emosional dan sosial) serta adanya pengaruh
lingkungan seperti perbedaan cultural, instruksi yang tidak memadai, faktor-faktor
psikogenik dan gangguan karena merasa kurang diperhatikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Kesulitan Belajar merupakan hambatan secara
umum yang mencakup ketidakmampuan belajar (Learning Disabilities),
ketidakmampuan belajar khusus (Specific Learning Disabilities), dan kekacauan
belajar (Learning Disorders).” Pada kutipan di atas adalah salah satu pengertian
tentang kesulitan belajar yang sering siswa/mahaiswa alami dan masih banyak
sebetulnya pengertian-pengertian tentang kesulitan belajar. Hal yang diri saya
alami pada masa saya mengikuti pembelajaran di smp/sma dan sampai sekarang
pada saat kuliah saya mengelamai kesulitan pada pembelajaran bahasa inggris
dengan banyaknya kosa kata. Sebenarnya saya pernah mengikuti les bimbingan
belajar bahasa inggris tetapi tetap saja saya sulit mempelajari kosa kata dan sulit
untuk mengingat kosa kata yang menurut saya susah. Kelemahan saya pada
pembelajaran bahasa inggris terletak pada ingatan karena ingatan saya dan gugup
ketika disuruh untuk menjelaskan apa yang telah saya pelajari pada pembelajaran
bahasa inggris. Pada teori di atas juga diharuskan mengambil mata kuliah bahasa
inggris dan diharuskan lulus tes TOEFL sebenarnya jika diharuskan diharuskan
lulus tes TOEFL itu tidak efektif karena jika mahasiswa tersebut pada latar

6
belakang saat smp/smanya tidak pandai berbahasa inggris maka mahasiswa
tersebut akan kesulitan pada saat akan melaksanakan tes TOEFL walaupun
mahasiswa tersebut di tuntut untuk mengikuti les bimbingan Bahasa Inggris kalau
mahasiswa tidak berminat pada pembelajaran Bahasa Inggris maka akan percuma
saja kalau mahasiswa tersebut memaksaan untuk mengikutin tes TOEFL karena
akan mengalami tekanan pada dalam diri mahasiswa tersebut pada saat mengikut
tes TOEFL. dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak kesulitan yang dihadapi
siswa ketika belajar bahasa Inggris, terutama sebagai bahasa asing karena bahasa
tersebut digunakan pada kondisi dan orang tertentu bukan pada kegiatan sehari-
hari.
3.2 IDENTIFIKASI KASUS
1. Identifikasi kasus

Pada langkah ini, menentukan siswa mana yang diduga mengalami kesulitan
belajar.
Cara-cara yang ditempuh dalam langkah ini, sebagai berikut:
a. Menandai siswa dalam satu kelas untuk kelompok yang diperkirakan
mengalami kesulitan belajar.
b. Caranya, ialah dengan membandingkan posisi atau kedudukan prestasi
siswa dengan prestasi kelompok atau dengan kriteria tingkat keberhasilan
yang telah ditetapkan.
c. Teknik yang ditempuh dapat bermacam-macam, antara lain:
(1) Meneliti nilai hasil ujian semester yang tercantum dalam laporan hasil
belajar, dan kemudian membandingkan dengan nilai rata-rata kelompok
atau dengan kriteria yang telah ditentukan.
(2) Mengobservasi kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar, siswa
yang berperilaku menyimpang dalam proses belajar mengajar diperkirakan
akan mengalami kesulitan belajar.

7
1. Identifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Faktor penyebab kesulitan belajar dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dalam diri siswa itu
sendiri. Hal ini antara lain, disebabkan oleh:
(1) Kelemahan fisik, pancaindera, syaraf, cacat karena sakit, dan
sebagainya.
(2) Kelemahan mental: faktor kecerdasan, seperti inteligensi dan bakat
yang dapat diketahui dengan tes psikologis.
(3) Gangguan-gangguan yang bersifat emosional.
(4) Sikap kebiasaan yang salah dalam mempelajari materi pelajaran.
(5) Belum memiliki pengetahuan dan kecakapan dasar yang dibutuhkan
untuk memahami materi pelajaran lebih lanjut.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, sebagai
penyebab kesulitan belajar, antara lain:
(1) Situasi atau proses belajar mengajar yang tidak merangsang siswa
untuk aktif antisipatif (kurang memungkinkan siswa untuk belajar secara
aktif“student active learning”).
(2) Sifat kurikulum yang kurang fleksibel.
(3) Beban studi yang terlampau berat.
(4) Metode mengajar yang kurang menarik
(5) Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar
(6) Situasi rumah yang kurang kondusif untuk belajar.
Untuk memperoleh berbagai informasi di atas, dapat menggunakan
berbagai cara dan bekerjasama dengan berbagai pihak yang berhubungan
dengan kegiatan ini. Misalnya, untuk mendapatkan informasi tentang
keadaan fisik siswa, perlu bekerjasama dengan dokter atau klinik sekolah,
untuk memperoleh data tentang kemampuan potensial siswa dapat
bekerjasama dengan petugas bimbingan dan konseling (konselor) atau
dengan psikolog, untuk mengetahui sikap dan kebiasaan belajar siswa
dapat mengamatinya secara langsung di kelas, menggunakan skala sikap

8
dan kebiasaan belajar, wawancara dengan wali kelas, dengan orang tua,
dengan siswa itu sendiri, atau dengan teman-temannya, dan masih banyak
cara yang dapat ditempuh.
3.3 PROGNOSIS
Pada tahap kasus ini pemecahan masalah atau cara alternatif untuk bisa
mengatasi masalah kesulitan belajar yang di alami oleh diri saya sendiri yaitu
buatlah pelajaran apapun itu semenarik mungkin untuk diminati. Memang cara
belajar yang sekarang itu mahasiswa di tuntut untuk mengetahui sendiri supaya
dalam pembelajaran nanti akan terjadinya diskusi dan itu mungkin akan membuat
beberapa mahasiswa sulit untuk beradaptasi. Maka dari mahasiswa seharusnya
mempelajari mata kuliah yang ia minati supaya mahasiswa-mahasiwa ini bisa
menggali lebih dalam lagi potensi yang ia punya.
Memang harus mengikuti pembelajaran yang lainnya tetapi jangan terlalu
di bebankan untuk pembelajaran tersebut karena nantinya akan bisa menghambat
perkembangan potensi yang ia miliki atau minat yang ia miliki bisa terhambat
karena adanya pelajaran yang terlalu di bebankan kepada mahasiswa tersebut.
Maka dari itu buatlah pelajaran Bahasa Inggris ini kalau bisa dibuat semenarik
mungkin karena untuk mengundang mahasiswa yang tadinya tidak minat kepada
pembelajaran Bahasa Inggris akan menjadi minat apabila di dalam pembelajaran
Bahasa Inggris tersebut ada ke unikan pada saat pembelajaran. Dan tidak harus
juga tes TOEFL itu untuk kelulusan juga supaya mahasiswa bisa menguasai
bahasa asing.

9
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa kesulitan
belajar banyak di alami oleh pelajar lain dan munculnya kesulitan belajar dalam
diri sendiri adalah lemahnya mental atau fisik yang di hadapi oleh seorang pelajar
tersebut dan bisa juga faktor faktor lainnya. Bisa juga terjadi kesulitan belajar
dikarenakan gangguan-gangguan emosional yang di alami oleh seorang pelajar
dan malasnya seorang pelajar terhadap pelajar tersebut.
Maka dari itu jangan di bebankan seorang pelajar untuk bisa menguasai
pelajaran yang ada karena nantinya akan menghambat potensi belajarnya karena
adanya suatu tuntutan untuk bisa menguasai pelajaran tersebut.
Buatlah seorang pelajar itu bisa minat kepada pelajaran tersebut supaya
Kesuliatan belajar yang di hadapi oleh kaum pelajar tidak akan mendapatkan lagi
yang namanya kesulitan belajar.

10
DAFTAR PUSTAKA
Rj Annisa, Bz Fadillah, Dkk. 2018. Langkah-langkah operasional diagnostik dan
remidial kesulitan belajar. Makalah
Umsida. Kesulitan Mahasiswa Dalam Mencapai Pembelajaran Bahasa Inggris
Secara Efektif.
http://ojs.umsida.ac.id/index.php/pedagogia/article/download/246/227

11

You might also like