You are on page 1of 8

LAPORAN PRAKTIKUM

MATAKULIAH KELISTRIKAN MESIN

Disusun oleh :

Rahaldi Bagus Septiawan

160515510208 / D3 TEKNIK OTOMOTIF

Pengampu matakuliah :

Windra Irdianto,S.Pd., M.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

PRODI D3 TEKNIK OTOMOTIF


SISTEM STARTER
Tujuan Pembelajaran :

Mahasiswa dapat :

 Memahami fungsi dan komponen-kompinen sistem starter


 Memahami cara kerja komponen-komponen sistem starter
 Merangkai sistem starter
 Mendiagnosis permasalahan dalam sistem starter

1.Fungsi Motor Starter

Motor starter berfungsi untuk merubah energi yang dialirkan dari baterai menjadi energi
gerak (tenaga), yang mana energi gerak (tenaga dalam bentuk putaran) ini digunakan untuk
memutar poros engkol pertama kali agar mesin dapat menjalankan siklus kerjanya (hidup).

Motor starter reduksi adalah motor starter yang disempurnakan dalam bentuk yang
lebih kecil dan lebih cepat putarannya. Selain itu juga model ini dapat menghasilkan gaya putar
yang lebih kuat, karena memakai idle gear. Dengan idle gear tersebut , gaya rotasi dari
armature diperlambat sampai sepertiga agar dapat menghasilkan momen putir yang lebih kuat
pada pinion gear, walaupun bentuk motor starternya lebih kecil.

2. Komponen motor starter reduksi

1. Starter Clutch dan Pinion Gear


Starter clutch (kopling starter) merupakan pengaman dari armature coil ketika roda penerus
(ring gear) cenderung memutar gigi pinion, ini dapat terjadi ketika mesin sudah hidup (putara mesin
lebih cepat). Kemudian pinion gear yang juga menjadi satu kontruksi dengan starter clutch berfungsi
untuk memindahkan tenaga putar dari armature shaft ke ring gear. Pinion gear inilah yang berhubungan
langsung dengan ring gear.

2. Magnetic Switch (solenoid)


Magnetic switch pada motor starter merupakan komponen yang memiliki fungsi ganda, yang
pertama adalah untuk mendorong pinion gear sehingga berhubungan dengan ring gear. Kemudian yang
kedua adalah berfungsi sebagai main switch atau relay yang memungkinkan arus yang besar langsung
dari baterai mengalir ke motor starter.

3. Field Coil
Jika pada sistem pengapian ada komponen yang namanya ignition coil, pada starter juga ada
yang bernama field coil. Fungsi field coil ini adalah untuk membangkitkan medan magnet, agar mampu
dialiri arus yang besar field coil ini terbuat dari lempengan tembaga.
4. Armature
Fungsi armature adalah untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik dalam gerak putar.

5. Brush atau Sikat


Bahan utama pembuat brush ini adalah tembaga lunak dan karbon, fungsi dari brush ini adalah
untuk mengalirkan listrik dari field coil ke armature coil kemudian dialirkan ke massa melalui komutator.
Pada umumnya brush atau sikat ini pada motor starter jumlahnya ada empat buah, yang terdiri dari dua
jenis yaitu brush positif dan brush negatif.

6. Yoke dan Pole Core


Komponen pada motor starter yang berbentuk seperti silinder disebut dengan yoke, yoke ini
merupakan dudukan dari pole core yang diikat menggunakan sekrup. Jadi yoke merupakan dudukan
pole core, dan pole core merupakan komponen yang berfungsi sebagai penopang field coil dan
memperkuat medan magnet yang dihasilkan field coil ketika dialiri arus listrik.

PERALATAN : Bahan :

1. Tool Box 1. Accu ( Baterai )


2. Multitester 2. Motor Starter
3. Jangka Soronng
4. Dial Gauge
5. V Block
6. Neraca Pegas
7. Watt Meter
3.Hasil Pemeriksaan
1. Percobaan menghidupkan system starter

Hasil Pemeriksaan : Sistem starter berkerja dengan baik dan berputar dengan halus dengan
arus baterai pada 11V

Kesimpulan : Starter dalam kondisi baik

2. Pemeriksaan Pull In Coil

Hasil Pemeriksaan : Pinion dalam kondisi menonjol pada saat magnetic switch di hubungkan
dengan baterai

Kesimpulan : Pull In Coil dalam keadaan Baik

3.Pemeriksaan Hold In Coil

Hasil Pemeriksaan : Pinion masih dalam keadaan menonjol pada saat terminal C di lepaskan

Kesimpulan : Hold In Coil dalam keadaan Baik

4.Pemeriksaan Plunger

Hasil Pemeriksaan : Plunger kembali dengan cepat setelah body switch di lepaskan

Kesimpulan : Plunger dalam keadaan baik

5.Pemeriksaan Magnetic Switch

Hasil Pemeriksaan : Pada saat plunger di tekan masuk dan kemudian di lepas ,plunger langsung
kembali dengan cepat

Kesimpulan : Plunger dalam keadaan baik tidak perlu diganti

6.Pemeriksaan sirkuit pull in coil

Hasil Pemeriksaan : pada saat terminal 50 dan terminal C dihubungkan dengan avometer tidak
ada hubungan pada 2 terminal tersebut

Kesimpulan : Coil putus harus diganti

7.Pemeriksaan hold in coil

Hasil Pemeriksaan : pada saat terminal 50 pada magnetic switch di hubungkan dengan coil case
dengan avo meter jarum pada avo meter bergerak atau berhubungan
Kesimpulan : sirkuit hold in coil dalam keadaan baik

8.Pemeriksaan ketebalan brush/sikat

Hasil Pemeriksaan :

1. 13.11mm
2. 14,18mm
3. 13,36mm
4. 13,64mm

Kesimpulan: ke 4 brush dalam kondisi di atas batas limit ketebalan yang telah di tentukan jadi
brush dalan keadaan masih bias di gunakan dan tidak perlu di ganti

9.Pemeriksaan ketegangan brush spring

Hasil Pemeriksaan :

Gaya Tarik Gaya Dorong

1. 2.20kg 1. 1.12kg
2. 2.20kg 2. 1.15kg
3. 2.10kg 3. 1.13kg
4. 2.15kg 4. 1.15kg
Kesimpulan : Ketegangan pada brush spring masih berada pada standart minimal dan tidak
perlu diganti

10.Pemeriksaan brush holder

Hasil pemeriksaan : pada saat brush holder positif dan negatif di dengan avometer
menunjukkan tidak adanya hubungan

Kesimpulan : Brush holder dalam keadaan baik dan tidak perlu diganti

11.Pemeriksaan keolengan atau keausan comutator dan armature

Hasil Pemeriksaan : pada saat pengukuran keolengan atau keausan dengan alat dial gauge
jarum pada skala dial guge menunjukkan run out comutator pada angka
0,04mm

Kesimpulan : tingkat keausan comutator masih dalam kondisi di atas batas limit jadi masih bias
di gunakan dan tidak ada kebengkokan

12.Pemeriksaan comutator dari keausan

Hasil Pemeriksaan : pada saat pemeriksaan keausan comutator menggunakan alat jangka
sorong pada skala utama menunjukkan diameter luar comutator di angka
31.10mm

Kesimpulan : diameter comutator masih berada di atas batas limit diameter luar comutator
atau belum di bawah batas minimal keausan comutaor

13.Pemeriksaan kedalaman insulator comutator

Hasil pemeriksaan : dari hasil pemeriksaan kedalaman insulator comutator di angka 0.40mm

Kesimpulan : insulator masih bagus


14.Pemeriksaan segmen comutator dan armature

Hasil Pemeriksaan : dari hasil pemeriksaan menggunakan alat avometer tidak ada hubungan
antara kedua semen tersebut

Kesimpulan : segmen tidak ada masalah masih baik digunakan

15.Pemeriksaan segmen comutator

Hasil pemeriksaan : dari hasil pemeriksaan menggunakan avometer segmen comutaor saling
berhubungan

Kesimpulan : hubungan antar segmen comutator tidak ada masalah dan tidak ada kebocoran

16.Pemeriksaan field coil

Hasil pemeriksaan : dari hasil pemeriksaan menggunakan avometer brush dengan yoke tidak
ada hubungan
Kesimpulan : tidak ada masalah dengan field coil jadi tidak perlu diganti

You might also like