You are on page 1of 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak macam pompa air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari. Salah
satunya adalah pompa sentrifugal. Pompa sentrifugal ini dipakai untuk memompa
air dari sungai maupun sumur-sumur dangkal.
Unjuk kerja pompa dipengaruhi oleh beberapa parameter, yaitu debit, tinggi
tekan, tinggi hisap dan daya poros. Debit saat pengujian diatur dengan cara
mengatur bukaan kran pada pipa tekan secara perlahan-lahan. Semakin besar
bukaan kran, maka debit yang dihasilkan semakin besar pula. Instrumen yang
digunakan untuk mengukur debit adalah electromagnetic flowmeter dan bak ukur
(weir). Nilai tinggi tekan dan tinggi hisap yang dihasilkan oleh pompa akan
mempengaruhi tinggi total pompa (total head). Debit dan tinggi total merupakan
dua faktor yang mempengaruhi daya air (water power), yaitu daya yang dikeluarkan
untuk mengangkat air. Pada saat impeller pompa berputar pada kecepatan
peripheralnya untuk menghisap dan mengangkat air maka torsi poros pompa
memiliki angka yang tertentu. Dalam pengujian ini input daya poros pompa
merupakan hasil perhitungan dari faktor kecepatan peripheral (rpm) dan torsi poros.
Pembacaan torsi dilakukan secara tidak langsung dengan digital multi meter YEM-
2506A untuk mengukur tegangan listrik pada slip ring torque-meter. Pembacaan
tegangan listrik tersebut akan dikonversi kedalam torsi dengan menggunakan tabel
kalibrasi yang telah dibuat sebelum pengujian dilakukan.
pada akhirnya, pompa banyak digunakan dari skala kecil yaitu skala rumah
tangga sampai skala besar yaitu pada skala industri. Sistem pemompaan
bertanggung jawab terhadap kebutuhan energi listrik yaitu hampir 20 % dan
penggunaan pada operasi industri tertentu berkisar 20-25 % (US DOE,2004). Pada
bidang industri, pompa memegangan peranan penting pada industri tersebut,
dimana pompa digunakan untuk memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat
lain dengan cara menaikan tekanan
Efisiensi pompa merupakan perbandingan antara daya output terhadap daya
input. Daya output pompa adalah daya yang digunakan untuk mengangkat air
(water power). Sedangkan input daya merupakan daya poros pompa. Efisiensi

1
maksimum merupakan titik pengoperasian optimum pompa dilapang yang harus
dipakai sebagai acuan oleh pengguna pompa.
1.2 Perumusan Masalah
1.) Apa yang dimaksud dengan pompa?
2.) Jelaskan apa saja klasifikasi pompa serta jenis jenis pompa?
3.) Apa yang dimaksud dengan kavitasi?
4.) Jelaskan apa saja komponen dan penyusuan pompa air ?
5.) Bagaimana perhitungan di dalam pompa?
1.3 Tujuan Penulisan
- Mahasiswa dapat mengetahui pengertian pompa
- Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi serta jenis jenis pompa
- Mahasiswa dapat mengetahui tentang kavitasi
- Mahasiswa dapat mengetahui tentang pompa air
- Mahasiswa dapat mengetahui perhitungan pompa dalam mengalirkan fluida

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pompa

Pompa suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh tenaga mesin yang
digunakan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat lain,
dimana cairan tersebut hnya mengalir apabila terdapat perbedaan tekanan. Pompa
juga dapat diartikan sebagai alat untuk memindahkan energi dari pemutar atau
penggerak ke cairan ke bejana yang bertekanan yang lebih tinggi. Selain dapat
memindahkan cairan pompa juga berfungsi untuk meningkatkan kecepatan, tekanan
dan ketinggian cairan. Dan pompa tersebut mengalami perubahan energi mekanaik
menjadi energi tekan fluida adapun beberapa cara untuk melakukan pengubahan
tersebut adalah ;

1.) Mengubah energi mekanis dengan memakai alat semacam sudu atau
impeller dengan bentuk tertentu.
2.) Dengan memakai gerak bolak-balik piston atau alat semacamnya.
3.) Dengan penukaran energi memakai fluida perantara, baik gas maupun cair.
Fluida perantara ini diberi kecepatan tinggi serta dicampur dengan fluida
yang dipompa dengan berkecepatan rendah. Cara ini biasa dipakai pada
pompa jet (jet pump).
4.) Dengan memakai udara atau gas bertekanan tinggi yang di injeksikan
kedalam suatu saluran yang berisi fluida yang dipompa. Cara ini digunakan
pada air/gas lift pump.

Komponen utama pada system pemompaan adalah ;

1. Pompa
2. Mesin penggerak: motor listrik, mesin diesel atau sistem udara tekan
3. Piping (pemipaan), digunakan sebagai tempat mengalirnya fluida
4. Valve (katup), digunakan untuk mengendalikan laju alir dalam sistem
5. Fitting (sambungan), pengendalian dan instrumentasi lainnya
6. Peralatan pengguna akhir, yang memiliki berbagai persyaratan (misalnya
tekanan, aliran) yang menentukan komponen dan susunan sistim
pemompaan.

3
2.2 Klasifikasi Pompa

Bedasarkan klasifikasi standar yang sering dipakai. Ada tiga kelas yang
digunakan yaitu,

- Pompa Sentrifugal
- Pompa Rotari
- Torak Reciprocating

Istilah ini banyak berlaku pada mekanika fluida, ini penting karena banyak
pompa yang dijual untuk keperluan khusus, hanya dengan melihat detail dan
desain, sehingga masalah yang bedasarkan kepada kelas dan jenis pompa
menjadi sejumlah yang berbeda-beda sesuai dengan pompa tersebut. Terdapat
dua jenis pompa dasar, yaitu pompa geser positif dan pompa dinamik. Untuk
setiap jenis ini ada bermilyar-milyar yang digunakan sekarang.

Gambar 1 Klasifikasi Pompa

2.2.1 Pompa Geser-Positiv (PGP)

Pompa geser-positiv mempunyai batas gerakan, yang mendesak fluida


dengan mengubah volumenya. Suatu rongga terbuka, dan fluida tersebut masuk
melalaui sebuah lubang-masuk. Rongga itu lalu ditutup, dan fluidanya didesak
melalui sebuah lubang keluar.

4
Pompa geser-positif (PGP) ini dapat dipilih sebagai berikut:

A. Timbal-balik
1.) Piston atau plunyer
2.) Diafragma
B. Berputar
1.) Rotor Tunggal
a.) Sudu Luncur
b.) Tabung atau selubung fleksibel
c.) Sekrup
d.) Peristaltik (penyusutan gelombang)
2.) Rotor berganda
a.) Roda gerigi atau gir
b.) Daun atau cuping
c.) Sekrup
d.) Piston keliling

Semua Pompa positif-geser menghasilkan aliran yang denyut atau berkala


ketika volumenya membuka, menjebak, dan mendesak ke luar fluida yang
terperangkap. Keunggulannya bahwa pompa ini menyalurkan fluida
bagaimanaupun kekentalanya.

1.) Pompa Reciprocating

Pada pompa jenis ini, sejumlah volume fluida masuk kedalam


silinder melalui valve inlet pada saat langkah masuk dan selanjutnya
dipompa keluar dibawah tekanan positif melalui valve outlet pada
langkah maju.
- Kelebihan Pompa Reciprocating

• Mempunyai tekanan yang tinggi, sehingga bisa dioperasikan pada sistem


dengan head yang tinggi.
- Kekurangan Pompa Reciprocating

• Aliran tidak kontinyu (berpulsa).

5
• Aliran tidak steady.

• Apabila perpindahan dilakukan oleh maju mundurnya jarum piston,


pompa ini hanya digunakan untuk pemompaan cairan kental dan sumur
minyak.

Gambar 2 Pompa Timbal-Balik

2.) Pompa Rotary

Pompa Rotary adalah pompa yang menggerakkan fluida dengan menggunakan


prinsip rotasi. Vakum terbentuk oleh rotasi dari pompa dan selanjutnya menghisap
fluida masuk.
1.) Pompa Gear
Sebuah pompa rotary yang simpel dimana fluida ditekan dengan menggunakan
dua roda gigi. Prinsip kerjanya saat antar roda gigi bertemu terjadi penghisapan
fluida kemudian berputar dan diakhiri saat roda gigi akan pisah sehingga fluida
terlempar keluar.
- Keuntungan Pompa Gear
a.) Self priming (menghisap sendiri).

b.) Kapasitas konstan pada putaran tertentu.

c.) Aliran hampir kontinyu.

6
d.) Arah pemompaan dapat dibalik.

e.) Ringan, menghemat tempat.

f.) Dapat memompa cairan yang mengandung uap dan gas.

- Kekurangan Pompa Gear

• Cairan harus relatif bersih.

• Poros harus diberi seal.

• Clearence antar bagian-bagian yang berputar harus sekecil-


kecilnya.
• Tidak diijinkan fluida benda padat.

Gambar 3 Prinsip Pompa Gear

7
2.) Pompa Screw

Pompa ini menggunakan dua ulir yang bertemu dan berputar untuk menghasilkan aliran
fluida sesuai dengan yang diinginkan. Pompa screw ini digunakan untuk menangani cairan
yang mempunyai viskositas tinggi, heterogen, sensitif terhadap geseran dan cairan yang
mudah berbusa. Cara kerja Pompa Sekrup adalah zat cair masuk pada lubang isap,
kemudian akan ditekan di ulir yang mempunyai bentuk khusus. Dengan bentuk ulir
tersebut, zat cair akan masuk ke ruang antara ulir-ulir, ketika ulir berputar, zat cair
terdorong ke arah lubang pengeluaran

1.) Keuntungan Pompa Screw

• Efisiensi total tinggi.

• Kemampuan hisap tinggi.

• Aliran konstan dan lancar.

• Desain sederhana.

• Pompa dapat beroperasi tanpa valve.

2.) Kekurangan Pompa Screw

• Harga relative lebih mahal.

• Untuk tekanan tinggi, memerlukan elemen pompa yang panjang.

• Desain dilengkapi dengan sebuah screw pemaksa dan gurdi

• Dilengkapi dengan hopper dengan panjang hingga 3 meter.

8
Gambar 4 Prinsip Pompa Screw

3. Pompa Vane

Memiliki prinsip yang sama dengan kompresor scroll, yang menggunakan


rotor silindrik yang berputar ecar harmonis menghasilkan tekanan fluida tertentu. Prinsip
kerjanya baling-baling menekan lubang rumah pompa oleh gaya sentrifugal bila motor
diputar. Fluida yang terjebak diantara dua bolang-baling dibawa berputar dan dipaksa
keluar dari sisi buang pompa.

1.) Keutungan Pompa Vane

• Mengkompensasi keausan melalui perpanjangan baling- baling.

2.) Kerugian Pompa Vane

• Tidak cocok untuk fluida dengan viskositas tinggi.

• Tidak cocok untuk tekanan yang tinggi.

9
Gambar 5 Prinsip Pompa Vane

4. Pompa Peristaltik
Pompa jenis ini menggunakan prinsip kerja yang mirip dengan gerakan peristaltik pada
kerongkongan. Pompa ini menggunakan semacam selang elastis sebagai saluran fluida
kerja. Selang tersebut ditekan oleh rotor dengan ujung berupa roller sehingga membentuk
gerakan dorongan.

Gambar 6. Pompa Peristaltik

2.2.2 Pompa Dynamic

Merupakan suatu pompa yang memiliki elemen utama sebuah motor dengan
sudu impeler berputar dengan kecepatan tinggi. Fluida masuk dipercepat oleh
impeler yang menaikkan kecepatan fluida maupun tekanannya dan melemparkan
keluar volut. Prosesnya yaitu :
 Antara sudu impeller dan fluida Energi mekanis alat penggerak diubah
menjadi nergi kinetik fluida.
 Pada Volut Fluida diarahkan kepipa tekan (buang), sebagian energi kinetik
fluida diubah menjadi energi tekan.
Yang tergolong jenis pompa ini adalah :

10
1.) Pompa Sentrifugal

Salah satu mesin turbo aliran-radial yang paling umum adalah pompa
sentrifugal. Jenis pompa ini mempunyai dua komponen utama; sebuah impeller
yang terpasang pada poros yang berputar, selubung diam, rumah atau rumah
keong yang menutupi impeller. Impeller terdiri dari beberapa pisau
(blade)(biasanya melengkung), dan kadang-kadang disebut sudu (vanes), dipasang
dengan pola yang teratur disekliling poros.

Secara umum bagian-bagian utama pompa sentrifugal dapat dilihat sepert gambar berikut
:

Gambar 7 Pompa Sentrifugal

Rumah Pompa Sentrifugal

A. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa
menembus casing.

B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa melalui
poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.

C. Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi dan
tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.
11
D. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada
stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing dan
interstage atau distance sleever.

E. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.

F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang
berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat
memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan
menjadi energi dinamis (single stage).

G. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.

H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan
pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus
menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk
sebelumnya.

I. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian
depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah antara
casing dengan impeller.

J. Bearing
Beraing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar dapat
berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga memungkinkan
poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian
gesek menjadi kecil.

K. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang
berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat

12
memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan
menjadi energi dinamis (single stage).

Gambar 8 Sketsa Pompa Sentrifugal

Cara kerja
Dalam bentuknya yang sederhana, pompa sentrifugal terdiri dari dari sebuah kipas
yang berputar dalam rumah pompa. Rumah pompa mempunyai dua saluran yaitu saluran
isap dan saluran kempa. Terhadap arah putaran biasanya sudu-sudu kipas dibengkokkan ke
belakang. Sebelum pompa dijalankan rumah pompa dan saluran isap harus terisi zat cair,
untuk menjaga agar zat cair tidak mengalir dari saluran isap dan rumah pompa kembali ke
sumber biasanya dibagian bawah saluran isap dipasang katup kaki.
Bila kipas berputar dengan cepat, maka sudu-sudu kipas memberikan gerak berputar
kepada zat cair yang berada di dalam rumah pompa. Gaya sentrifugal yang terjadi
mendorong zat cair ke bagian keliling sebuah luar kipas dan terkempakan keluar. Karena
itu pada lubang saluran masuk ke dalam kipas di dalam rumah pompa timbul ruang kosong
sehingga tekanannya turun (hampa udara). Oleh sebab itu cairan dapat terdorong masuk
ke dalam rumah pompa atau terjadi kerja isap. Pada keliling sebelah luar kipas, zat cair
mengalir dalam rumah pompa dengan tekanan dan kecepatan tertentu. Zat cair mengalir
sedemikian rupa dalam aliran yang tidak terputus-putus dari saluran isap melalui pompa ke
saluran kempa.

13
Gambar 24. Skema prinsip kerja dan arah aliran dalam pompa sentrifugal

Pompa sentrifugal jauh lebih banyak digunakan (lebih populer) dari pada pompa
desak. Karena bila dibandingkan pompa desak pompa sentrifugal mempunyai beberapa
kelebihan disamping kekurangan yang ada. Walaupun demikian untuk keperluan-
keperluan tertentu tetap diperlukan pompa desak. Adapun kelebihan dan kekurangan yang
dimililki pompa sentrifugal adalah sebagai berikut:

Kelebihan
1. Pada aliran volum yang sama harga pembelian lebih murah.
2. Tidak banyak bagian yang bergerak (tidak ada katup) sehingga biaya perawatannya
rendah.
3. Lebih sedikit memerlukan tempat.
4. Jumlah putaran tinggi sehingga memungkinkan digerakkan langsung oleh motor
listrik atau turbin.
5. Jalannya tenang sehingga fondasi dapat dibuat ringan.
6. Bila konstruksi disesuaikan dapat digunakan untuk memompa cairan yang
mengandung kotoran atau padatan.
7. Aliran zat cair yang diperoleh tidak terputus-putus.

Kekurangan
1. Randemen rendah terutama untuk aliran volum yang kecil dan daya dorong yang
tinggi.
2. Dalam pelaksanaan normal tidak dapat menghisap sendiri.
3. Tidak cocok untuk memompa cairan yang kental, terutama pada aliran volum yang
kecil.

14
Kemampuan head dan kapasitas yang dapat ditimbulkan oleh pompa jenis ini
terbatas, karena pada nilai yang tinggi efisiensi pompa tersebut akan turun (tidak
ekonomis). Bila diperlukan kapasitas atau head yang tinggi dapat digunakan atau dipilih
pompa sentrifugal jenis DOUBLE SUCTION ATAU MULTISTAGE.

DOUBLE SUCTION
Pompa jenis ini dipilih bila diperlukan kapasitas pemompaan yang tinggi tetapi head
rendah

Cara kerja
Dalam rumah pompa terdapat dua kipas yang dipasang saling membelakangi (back
to back). Pemasukan umpan melalui dua sisi sehingga pompa ini ekivalen dengan dua buah
pompa dengan satu kipas yang bekerja secara paralel. Kapasitas pompa jenis ini sama
dengan jumlah kapasitas masing-masing kipas. Tetapi head yang dihasilkan sama dengan
satu kipas dengan diameter dan kecepatan putar yang sama.

Gambar 25. Pompa sentrifugal double suction

MULTI STAGE
Pompa jenis ini dipilih bila diperlukan head pemompaan yang tinggi dimana single
stage pump tidak ekonomis. Pompa ini mampu beroperasi sampai head 3000 psia dan
kapasitas pemompaan sampai 3000 gallon per menit.

Cara kerja
Dalam pompa terdapat beberapa buah kipas yang dipasang secara seri dalam satu
poros. Total head yang ditimbulkan oleh pompa jenis ini sama dengan jumlah head yang
dihasilkan masing-masing kipas. Tetapi kapasitasnya sama dengan kapasitas yang melalui
satu buah kipas.

15
Gambar 26. Dua arah aliran dalam pompa multistage, dengan arah aliran ini gaya
aksial
yang terjadi dapat diabaikan pengaruhnya.

Karakteristik pompa sentrifugal


Pada pompa sentrifugal head yang dapat dicapai dan kapasitas terdapat hubungan
yang tidak dapat dipisahkan (berbeda dengan pompa desak). Hubungan ini secara umum
dapat dinyatakan sebagai berikut, bila head bertambah besar maka kapsitasnya akan
menurun asal semua data pompa yang lainnya dipertahankan tetap. Karekteristik pompa
yang berbeda akan berbeda pula.

Gambar 27. Contoh karakteristik pompa sentrifugal

Parameter Keluaran Dasar

16
Jika aliranya dianggap tunak, pompa itu pada dasarnya memperbesar hulu-
Bernaouli aliranya antara titik 1 (mata), dan titik 2 (lubang keluar ). Menurut persamaan
jika usaha kekentalan dan pemindahan kalor kita abaikan . perubahan hulu ini dinyatakan
H:

𝑝 𝑉2 𝑝 𝑉2
𝐻 = (𝜌𝑔 + 2𝑔 + 𝑍)2 - (𝜌𝑔 + 2𝑔 + 𝑍)1 = hs – hf

H = Parameter keluaran pompa

Hs = Hulu-Pompa

Hf = kerugian pompa

Biasanya V2 fan V1 kira-kira sama, dan Z2 –Z1 tidak lebih dari sekitar satu meter ,
sehingga hulu pompa netto praktis sama dengan perubahan hulu tekanan nya

𝑃2−𝑃1 ∆𝑃
H≈ =
𝜌𝑔 𝜌𝑔

Daya yang diberikan pada fluida sama dengan berat jenis kali debit kali perubahan hulu
netto

Pw = 𝜌𝑔𝑄𝐻

2. Pompa Aksial

Pompa aksial merupakan salah satu jenis pompa yang masuk ke dalam kelompok
pompa dinamik. Pompa jenis ini berfungsi untuk mendorong fluida kerja dengan arah
yang sejajar terhadap sumbu/poros impellernya. Hal ini berbeda dengan pompa jenis
sentrifugal yang arah output fluidanya tegak lurus dengan sumbu impeller.

Energi mekanik yang dihasilkan oleh sumber penggerak ditransmisikan melalui poros
impeller untuk menggerakkan impeller pompa. Putaran impeller memberikan gaya aksial
yang mendorong fluida sehingga menghasilkan energi kinetik pada fluida kerja tersebut.
Pada beberapa desain pompa aksial, terpasang sudu-sudu tetap (diam) yang membentuk
difuser pada sisi keluaran pompa. Fungsinya adalah untuk menghilangkan efek berputar
dari fluida kerja dan mengkonversikan energi kinetik yang terkandung di dalamnya
menjadi tekanan kerja.

17
Gambar 9 Pompa Aksial

Perawatan Pompa

Tabel 1. Trouble shooting pump


Gejala penyebab penanganan
Pump fails to start - Motor rusak - Perbaikan motor
(pompa tidak mau - Pompa rusak - Memperbaiki pompa
menyala - Tidak ada arus listrik - Periksa listrik
- Impeller tersumbat - Lakukan pembersihan
impeller
Through pump starts - Katup tertutup - Buka katup
working, water isn’t - Katup tidak terbuka - Perbaiki katup
discharge (meskipun - Impeller tersumbat - Lakukan pembersihan
pompa mulai bekerja, impeller
air tidak tersedot)
No specified amount of - Tekanan head terlalu - periksa pemasangan
water (taka da jumlah tinggi pipa pada jalur akhir
air dan head) - Pipa pengisapan dan air
saringan tersumbat - lakukan pembersihan
- Impeller tersumbat pada pipa
- pembersihan impeller
Motor is overloaded - shaft rusak - mengganti shaft
(motor kelebihan beban) - casing distorted dengan yang baru
- penghantara arus - periksa kondisi
terlalu tinggi pompa
- head rendah - mengurangi tekanan
katup

18
Bearing is overheated - pelumas tidak cukup - isi pelumas
(bearing terlalu panas - pelumas terlalu - kurangi pelumas
banyak - mengganti roller
- bearing tergores dan bearing dengan yang
berkarat baru
- shaft bengkok - mengganti shaft
dengan yang baru
Pump vibrates (pompa - shaft bengkok - Mengganti shaft
bergetar) - getaran saat - Memperkuat pipa
memompa - Mengganti roller
- bearing rusak bearing dan
- impeller tersumbat underwater bearing
Tindakan perawatan di Unit Utility bertujuan untuk mempertahankan kelancaran
produksi agar sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Kegiatan-kegiatan
perawatan meliputi :

Routine Maintenance
Merupakan inspeksi harian terhadap peralatan yang terpasang dan dalam
keadaan beroperasi. Hal ini dilakukan agar gejala-gejala kerusakan dapat
segera diketahui, sehingga kerusakan dapat segera diketahui, sehingga
kerusakan yang lebih fatal dapat dihindari. Sedangkan untuk menetapkan
kerusakan yang terjadi dilakukan dengan langkah pemeriksaan menggunakan
instrumen seperti pada predictive maintenance. Kegiatan yang dilakukan pada
saat melakukan routine maintenance adalah :
 Pemeriksaan kondisi oli.
 Pemeriksaan temperature fluida.
 Memeriksa apakah terjadi vibrasi yang terlalu besar.
 Pemeriksaan baut-baut pada sambungan.

Predictive Maintenance
Merupakan tindakan perawatan yang bersifat pengamatan terhadap objek
dengan melakukan pengukuran-pengukuran tertentu. Kegiatan ini dilakukan
untuk menentukan langkah perawatan yang dilakukan serta menigkatkan
kesiapan untuk melakukan perawatan. Kegiatan yang dilakuakan saat
predictive maintenance adalah :
 Pengecekan terhadap temperature mesin.

19
 Mengukur tingkat kebisingan mesin.
 Pengecekan vibrasi pada alat putar.
 Memprediksi terhadap kerusakan dari mesin tersebut.

Preventive Maintenance
Preventive Maintenance merupakan pekerjaan perawatan yang sifatnya berupa
pencegahan dan dilakukan secara rutin sesuai jadwal. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan keandalan peralatan dan memperpanjang umur peralatan
tersebut.

Hal-hal yang dilakukan pada saat melakukan preventive maintenance pada


pompa sentrifugal adalah sebagi berikut :
 Tambah/ ganti Greas Coupling.
 Periksa line pompa & check valve (ganti bila perlu)
 Bersihkan oli filter & cooler (bila perlu).
 Periksa kondisi oli gear box.
 Periksa lateral play pompa.
 Periksa dan bersihkan suction starainer pompa.
 Ukur vibrasi sebelum dan sesudah preventive maintenance.
 Periksa Alignment/ kelurusan poros sebelum dan sesudah preventive
maintenance.
 Periksa baut-baut pondasi.
 Bersihkan mesin dan area sekitarnya.

Dan hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat preventive maintenance adalah
1. Pemberian pelumas
Pemberian pelumasan pada pompa dengan mengisi sesuai dengan
ukuran/kapasitas yang sudah ditentukan. Dan apabila mengisi pelumas
pada pompa melebihi ukuran yang sudah ditentukan, akan meningkatkan
tempratur dengan tidak normal.
2. Awal pengoperasian
Awal pengoperasian pompa yang harus diperhatikan adalah temperature
bearing(bantalan). Dan mengganti pelumas pada bearing minimal satu
minggu dua kali dan secara berkala.
3. Pemberhentian operasi pompa

20
Operasi berhenti jika temperatur bearing melebihi temperatur tekanan
pompa mencapai suhu 40℃ dan mencari permasalahan yang membuat
temperatur pompa menjadi naik, sehingga harus berhenti beroperasi.
4. Memperkuat penekanan pompa
Mengencangkan packing untuk menghindari kebocoran yang
berkelanjutan. Apabila terjadi kebocoran kembali, ganti packing dan
kecangkan kembali.

2.3 Kavitasi
2.3.1 Pengertian Kavitasi
Daya yang dihitung bergantung pada perbedaan tekanan antara titik buang dan
titik isap, dan tidak tergantung pada tingkat tekanan. Dari segi energi, tidaklah menjadi
soal apakah tekanan isap itu berada dibawah tekanan atmosfer atau jauh diatasnya, asal
fluida itu tetap berwujud cair. Akan tetapi, jika tekanan isap hanya sedikit lebih tinggi dan
tekanan uap, sebagian zat cair berubah menjadi uap (flash) didalam pompa. Proses ini
disebut Kavitasi (cavitaion).Kavitasi adalah pembentukan gelembung gas pada pompa
karena tekanan sangat rendah mencapai dibawah tekanan uap sehingga air menguap
karena tekanan yang sangat rendah ini.
2.3.2 Mempengaruhi terjadinya kavitasi
- Tekanan Atmosfer semakin tinggi dari permukaan laut, maka tekanan atmosfer
semakin tekanan rendah. Karena itu dapat meningkatkan resiko kavitasi.
- Tekanan Jenuh, temperature cairan dipompa sangat berpengaruh terhadap nilai
NPSH, semakin tinggi temperature semakin tinggi resiko kavitasi
- Semakin tinggi pompa dari kolom air yang akan dihisap, kemungkinan terjadi
kavitasi akan semakin tinggi. Semakin tinggi air semakin rendah tekanan.
2.3.3 Mencegah terjadinya Kavitasi
1. Kecepatan aliran pada area sisi isap (suction) jangan terlalu besar Karena area yang
memiliki kecepatan aliran yang tinggi akan menyebabkan menurunnya tekanan. Maka
kecepatan aliran harus dibaratasi. Cara menghindari kecepatan aliran yang tinggi yaitu
dengan memperhatikan diameter pipa isap agar tidak terlalu besar.

2. Pada instalasi perpipaan sebaiknya menghindari belokan-belokan yang tajam. Mengapa


demikian? Karena pada belokan yang tajam kecepatan aliran fluida cenderung akan
meningkat sementara tekanan fluida akan menurun sehingga sangat rawan terhadap
kavitasi.

3. Pipa pada sisi isap pompa usahakan agar dibuat sependek mungkin, atau pilih pipa isap
satu nomor lebih tinggi guna menghindari kerugian gesek. Dengan cara ini, timbulnya
kavitasi dapat dicegah atau setidaknya diminamalisir.
21
4. Hindari hambatan pada aliran fluida, terutama pada sisi isap karena hambatan akan
membuat aliran semakin deras dan akan diikuti dengan timbulnya gelembung-gelembung.

5. Tekanan pada sisi isap usahakan agar tidak terlalu rendah serta posisi letak pompa
sebaiknya jangan diletakkan jauh di atas permukaan cairan yang sedang dialirkan karena
dapat memperbesar head statis.

6. Head total pompa sebaiknya digunakan sesuai kebutuhan operasi sesungguhnya.


Penggunaan yang tinggi tentunya akan berpengaruh terhadap proses pengaliran fluida.

2.4 Pompa Air


Pompa air pada umumnya memiliki 2 bagian penting yaitu bagian mesin listrik, dan bagian
penghisap air, nah pada gambar diatas saya akan mencoba menerangkan bagian – bagain
pompa air yang biasa ada
1. Bodi pompa air
Bodi pompa air ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam pompa air agar tidak terkena
sentuhan langsung dari luar sekaligus membuat pompa air lebih keren...
2. Penutup kipas angin
Nah, untuk alat satu ini berfungsi untuk menutupi kipas dan juga agar menjaga tiupan kipas
agar menuju kemesin sehingga mesin dinamo pompa air terjaga suhunya
3. Bagain kapasitor
Kapasitor pada pompa air berfungsi untuk memutus arus listrik bila bagian lilitan bantu
start atau memulai, dibawah saya coba memberi diagramnya
4. Lilitan utama
Lilitan utama biasa berdiameter sedikit lebih besar namun dengan jumlah lebih sidikit
dibanding dengan lilitan bantu kapasitor.
5. Lilitan bantu
Lilitan bantu berfungsi untuk arus pengejut sekaligus membantu putaran motor listrik
pompa air sehingga mencapai titik kecepatan stabil dan akan diputus melalui kapasitor
6. Bagian Rotor
Rotor disini berfungsi agar gaya magnet didapatkan dan dapat memutarkan bagian impeler
7. Bering atau laher
Bering disni berfungsi sebagai penyeimbang bagian rotor agar putaran dari rotor maksimal
dan stabil
8. Output

22
Bagain output ini berfungsi mengeluarkan air yang telah dihisap oleh impeler menuju ke
penampungan
9. Input
Bagian input ini adalah bagian tempat masuk air menuju impeler
10. Bagain tabung
Tabung disini berpungsi untuk memberikan tekanan lebih pada impeler sehingga air akan
lebih bertenaga
11. Otomatis
Benda satu ini berfungsi untuk memutus alus listrik bila keran pada bagian penampung
ditutup dan aliran air terhenti dan disana otomatis ini bekerja memutuskan aliran listrik
pada motor pompa air sehingga motor pompa air berhenti
12. Impeler
Bagian impeler adalah bagian yang dapat menarik dan mendorong aliran air, biasanya pada
bagian Impeler memiliki gerigi pendorong
13. Penampung air
Penampung air ini berfungsi untuk memberi tekanan pada impeler juga untuk memasukan
air pancingan pada impeler, karena pompa air tidak akan menghisap air sebelum terisi
penuh dengan air
14. Poros
Bagian poros ini adalah bagian penghubung antara Rotor dan bagian impeler sehingga
putaran rotor mengalir ke impeler
15. Kaki pompa air
Berfungsi untuk menahan pompa air

Operasi Seri dan Paralel dengan Karakteristik Pompa Sama


Jika head atau kapasitas yang diperlukan tidak dapat dicapai dengan satu pompa saja, maka
dapat digunakan dua pompa atau lebih yang disusun secara seri atau paralel.
Penyusunan pompa air
Pompa air dapat disusun secara seri dan secara paralel. Rangkaian pompa ini digunakan
untuk menghemat instalasi pipa dan untuk meningkatkan kinerjanya. Masing masing
rangkaian ini memiliki kelebihan sendiri sendiri. Adapun kelebihannya adalah sebagai
berikut:
 Susunan Seri
Bila head yang diperlukan besar dan tidak dapat dilayani oleh satu pompa, maka dapat
digunakan lebih dari satu pompa yang disusun secara seri. Apabila 2 pompa disusun secara
seri maka kemampuan head akan meningkat kurang lebih 2 kali lipat tinggi dibandingkan
hanya menggunakan 1 pompa, sedangkan kemampuan debit airnya sama dengan 1 pompa.
Penyusunan pompa secara seri dapat digambarkan sebagai berikut :

23
Susunan Paralel
Susunan paralel dapat digunakan bila diperlukan kapasitas yang besar yang tidak dapat
dihandle oleh satu pompa saja, atau bila diperlukan pompa cadangan yang akan
dipergunakan bila pompa utama rusak/diperbaiki. Rangkaian ini adalah kemampuangnya
kebalikan dari pompa seri. Rangkaian paralel kemampuan headnya kurang lebih sama
dengan 1 pompa saja. sedangkan kemampuan debitnya dua kali lipat jika dibandingkan
hanya menggunakan 1 pompa saja
Penyusunan pompa secara paralel dapat digambarkan sebagai berikut :
.

Pengoperasian pompa secara paralel biasanya digunakan untuk cadangan saja, hal ini
dilakukan apabila sewaktu-waktu salah satu pompa ada yang rusak maka bisa secara
langsung mengoperasikan pompa yang satunya.

24
menunjukan kurva head – kapasitas dari pompa-pompa yang mempunyai karakteristik
yang sama yang di pasang secara paralel atau seri. Dalam gambar ini kurva untuk pompa
tunggal diberi tanda (1) dan untuk susunan seri yang terdiri dari dua buah pompa diberi
tanda (2). Harga head kurva (2) diperoleh dari harga head kurva (1) dikalikan (2) untuk
kapasitas (Q) yang sama. Kurva untuk susunan paralel yang terdiri dari dua buah pompa,
diberi tanda (3). Harga kapasitas (Q) kurva (3) ini diperoleh dari harga kapasitas pada kurva
(1) dikalikan (2) untuk head yang sama.
Dalam gambar ditunjukkan tiga buah kurva head-kapasitas sistem, yaitu R1, R2, dan R3.
Kurva R3 menujukkan tahanan yang lebih tinggi dibanding dengan R2 dan R1.
Jika sistem mempunyai kurva head-kapasitas R3, maka titik kerja pompa 1 akan terletak di
(D). Jika pompa ini disusun seri sehingga menghasilkan kurva (2) maka titik kerja akan
pindah ke (E). Disini terlihat bahwa head titik (E) tidak sama dengan dua kali lipat head
(D), karena ada perubahan (berupa kenaikan) kapasitas.
Sekarang jika sistem mempunyai kurva head-kapasitas R1 maka titik kerja pompa (1) akan
terletak di (A). Jika pompa ini disusun paralel sehingga menghasilkan kurva (3) maka titik
kerjanya akan berpindah ke (B). Disini terlihat bahwa kapasitas dititik (B) tidak sama
dengan dua kali lipat kapasitas dititik (A), karena ada perubahan (kenaikan) head sistem.

Jika sistem mempunyai kurva karakteristik seperti R2 maka laju aliran akan sama untuk
susunan seri maupun paralel. Namun jika karakteristik sistem adalah seperti R1 dan R3
maka akan diperlukan pompa dalam susunan paralel atau seri. Susunan paralel pada
umumnya untuk laju aliran besar, dan susunan seri untuk head yang tinggi pada operasi.
Untuk susunan seri, karena pompa kedua menghisap zat cair bertekanan dari pertama, maka
perlu perhatian khusus dalam hal kekuatan konstruksi dan kerapatan terhadap kebocoran
dari rumah pompa.

Operasi Paralel dengan Karakteristik Pompa Berbeda


Pompa-pompa yang berbeda karakteristiknya dapat pula bekerjasama secara paralel. Hal
ini ditunjukkan dalam gambar 2.21. dimana pompa (1) mempunyai kapasitas kecil dan
pompa (2) mempunyai kapasitas besar.

Gambar Operasi Paralel dari pompa-pompa dengan karakteristik yang Berbeda


Jika keduanya dipasang secara paralel maka akan menghasilkan kurva karakteristik (3).
Disini, untuk kurva head-kapasitas sistem R1 akan dicapai titik operasi paralel di (C)
25
dengan laju aliran total sebesar Q. Dalam hal ini pompa 32 (1) beroperasi dititik (D) dengan
kapasitas Q1 dan pompa (2) beroperasi dititik (E) dengan kapasitas aliran Q2. Laju aliran
total Q = Q1 + Q2.
Apabila kurva head-kapasitas sistem naik lebih curam dari pada R2, maka pompa (1) tidak
dapat lagi menghasilkan aliran keluar karena head yang dimiliki tidak tinggi untuk
melawan head sistem. Bahkan jika head sistem lebih tinggi dari pada head ini pompa, aliran
akan membalik masuk kedalam pompa (1). Untuk mencegah aliran balik ini pompa perlu
dilengkapi dengan katup cegah (check valve) pada pipa keluarnya. Kondisi operasi seperti
ini pada umumnya tidak dikehendaki. Jadi untuk operasi paralel sebaiknya dipakai pompa-
pompa dengan head tertutup (shut-off head) yang tidak terlalu berbeda.
Operasi Seri dengan Karakteristik Pompa Berbeda
Pada gambar memperlihatkan karakteristik susunan seri dari dua buah pompa yang
mempunyai karakteristik berbeda. Kurva (1) adalah dari pompa kapasitas kecil, kurva (2)
dari pompa kapasitas besar, dan kurva (3) merupakan karakteristik operasi kedua pompa
dalam susunan seri.

Gambar Operasi Seri dari pompa-pompa dengan karakteristik berbeda


Jika sistem pipa mempunyai kurva karakteristik R1 maka titik operasi dengan pompa
susunan seri akan terletak di (C). Keadaan ini, pompa (1) bekerja dititik (D) dan pompa (2)
dititik (E). Untuk sistem yang mempunyai kurva 33
karakteristik R2, menjadi negatif sehingga akan menurunkan head pompa (2). Jadi untuk
kurva sistem yang lebih rendah dari R2 maka dipakai pompa (2) saja.

2.5 Dasar Perhitungan Pompa


1. Kontinuitas
Laju aliran yang masuk kedalam pompa adalah sama dengan laju aliran yang
keluar dari pompa, dengan dirumuskan
Q1 = Q2
A1 V1 = A2 V2
2. Head Pompa

Secara umum head total dapat dicari:


Head Total (TDH) : hdis - hsuc
Dimana ;
𝑉2
Head pada discharge = 𝑍0 + + ℎ0
𝑔

26
𝑉2
Head pada suction = 𝑍0 + + ℎ0
𝑔

Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah fluida
seperti yang direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi intalasi yang akan
dilayani pompa.

Dan head total pompa dapat dirumuskan sebagai berikut

𝑉2
𝐻 = ℎ𝑎 + ∆ℎ𝑝 + ℎ1 + 𝑔

Keterangan ;
H = Head Total Pompa (m)
Ha = Head Statis Total (m)
∆𝐻𝑝 = Perbedaan tekanan yang berkerja pada kedua permukaan fluida (m)

H1 = kerugian dalam pipa, katup, belokan, sambungan (dll)


g = pecepatan gravitasi (m/s2)

total
Static Suction Head static static discharge head
head
Total Static Head = Static Discharge head – Static Suction Head
Untuk head total system, maka kehilangan gesekan didalam pipaharus diperhitungkan
beadasarkan persamaan bernauli
𝑝1 𝑣2 𝑝 𝑣2
+ 𝑧1 + 2𝑔1 − 𝐹 − 𝑊𝑠 = 𝜌𝑔2 +𝑧1 + 2𝑔2
𝜌𝑔

𝑙.𝑣 2
F= Friksi = 𝑓 2𝑔𝐷

𝑤𝑠 = head total system

Head Manometrik :
Manometrik head adalah tinggi-tekan yang nyata/sebenarnya (actual head) yang
harus diatasi pompa.
𝑉d2
Hm = H s + H fs + Hd + H fd + 2𝑔

dimana :
27
Hs = tinggi hisap
Hfs = kerugian tinggi tekan (loss of head) pada pipa hisap (suction pipe) akibat
gesekan
Hd = tinggi hantar (delivery lift)
Hfd = kerugian tinggi-tekan pada pipa hantar akibat gesekan Vd = kecepatan air
dalam pipa hantar
g = gravitasi
Daya Penggerak Pompa Sentrifugal
Daya atau horse power yang diperlukan untuk menggerakkan suatu pompa
sentrifugal, besarnya dapat dihitung dari manometric head atau dengan cara
menggambar segitiga kecepatan. Besar daya yang diperlukan oleh pompa dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
𝛾QHm
P= (Satuannya :HP)
75 .𝜂o

Atau,
𝛾QHm
SI: P= (Satuannya :kW)
𝜂o

dimana : Hm = manometric head dalam meter


Q = kapasitas pompa dalam m3/detik
𝜂o = efisiensi keseluruhan pompa
𝛾= berat spesifik fluida (kgN/ m3 )
Efisiensi Pompa
1. Efisiensi manometrik
Adalah rasio antara manometric head dengan energi sudu/kg air, yang secara
matematik dapat dinyatakan sebagai :
𝐻m
𝜂= 𝑉w1 𝑣1 .
𝑔

2. Efisiensi mekanik
Adalah rasio antara energi tersedia pada sudu dengan energi yang diberikan pada
sudu oleh penggerak mula.

3. Efisiensi keseluruhan, ηo
Adalah rasio antara kerja sebenarnya yang dilakukan oleh pompa dengan energi
yang diberikan pada pompa oleh penggerak mula.
𝜸.Q.Hm
𝜼o = 𝑷

𝜼o = 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
28
𝛾 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘 𝐹𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎
Q = Kapasitas Pompa
Hm = Head Manometric
P = Daya Pompa

29
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
1.) Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh tenaga mesin yang
digunakan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat lain,
dimana cairan tersebut hnya mengalir apabila terdapat perbedaan tekanan.
2.) Klasifikasi pompa terdiri dari pompa geser-positif dan pompa dinamik, pompa
geser-positif terbagi 2 yaitu pompa timbal-balik dan pompa berputar, sedangkan
pompa dinamik terdiri dari pompa sentrifugal, pompa aksial, dan pompa aliran
campuran.
3.) Pompa air pada umumnya memiliki 2 bagian penting yaitu bagian mesin listrik, dan
bagian penghisap air, serta penyusunan pompa dapat dilakukan secara seri dan
parallel sesuai dengan kebutuhan.
4.) Kavitasi adalah pembentukan gelembung gas pada pompa karena tekanan sangat
rendah mencapai dibawah tekanan uap sehingga air menguap karena tekanan yang
sangat rendah ini.
5.) Perawatan pompa dilakukan dengan cara :
a. Routine maintenance
b. Predictive maintenance
c. Preventive maintenance

3.2 Saran
Dalam penggunaan pompa untuk memenuhi kebutuhan, ada baiknya gunakan
pompa sesuai dengan fungsi dan kegunaan dari pompa tersebut agar dapat menghindari
kerusakan serta kebutuhan yang diperlukan dapat tercapai dengan efektif dan efisien

30
DAFTAR PUSTAKA

White, Frank M. Mekanika Fluida Jilid 2 Edisi kedua.1986.Jakarta. Penerbit


Erlangga

T.G. Hicks, T.W. Edwards. 1996. Teknologi Pemakaian Pompa. Erlangga: Jakarta

Tahara, Haruo diterjemahkan Sularso. 2003. Pompa & Kompresor. PT.Pradnya


Paramita: Jakarta.

Qodir M.Abdul, 2008, Aplikasi Hukum Bernoulli Pada Berbagai Aliran Dengan
Diameter Pipa 20 mm,Searang : Undip.

Kirst, Thomas. Hidraulika. 1991. Jakarta. Penerbit Erlangga

Munson, Bruce R. Mekanika Fluida Jilid 2 Edisi 4. 2003. Jakarta. Penerbit


Erlangga

Giles, Ranald V. Mekanika Fluida dan Hidraulika. 1990. Jakarta. Penerbit


Erlangga

http://www.prosesindustri.com/2015/05/pompa-perpindahan-positif-positive.html
(diakses pada tannggal 9 Spetember 2018)

31

You might also like