Trial of Continuous or Interrupted Chest Compressions during CPR
Oleh:
Tuti Yekti Suprapti C11112124
A. Tri Asti Musdalifah C11112155
A.Emma Ainun Nidzma C11112177
A.Siti Chairiyah Satriyani C11112326
Pembimbing Residen : dr. Wirawan Harahap
Pembimbing Supervisor :
dr. Abdul Wahab Sp.An
DEPARTEMEN ILMU ANESTESI, PEREWATAN INTENSIF DAN
MANAJEMEN NYERI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018 LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa nama yang tersebut:
1. Tuti Yekti Suprapti C11112124
2. A. Tri Asti Musdalifah C11112155
3. A.Emma Ainun Nidzma C11112177
4. A.Siti Chairiyah Satriyani C11112326
Dengan judul jurnal Trial of Continuous or Interrupted Chest
Compressions during CPR, telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kedokteran Anestesi, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Makassar, Agustus 2018
Pembimbing Residen Pembimbing Supervisor
dr. Wirawan Harahap dr. Abdul Wahab Sp.An
PERCOBAAN MENGENAI KOMPRESI yang baik). Cara melakukan CPR DADA YANG DILAKUKAN SECARA diukur untuk menilai pengembangan TERUS MENERUS (KONTINYU) ATAU paru. TERPUTUS PADA RESUSITASI JANTUNG PARU HASIL
ABSTRAK Dari 23.711 pasien yang dimasukkan
dalam analisis primer, 12.653 LATAR BELAKANG dimasukkan dalam kelompok intervensi dan 11.058 dimasukkan dalam Selama resusitasi jantung paru (CPR) kelompok kontrol. Sebanyak 1.129 dari pada pasien dengan henti jantung diluar 12.613 pasien dengan data yang RS, adanya interupsi pada kompresi tersedia (9,0%) pada kelompok dada manual untuk memberikan intervensi dan 1072 dari 11.035 dengan bantuan pernapasan mengurangi jumlah data yang tersedia (9,7%) pada darah yang bersirkulasi dan kelompok kontrol bertahan sampai menurunkan kemungkin untuk bertahan keluar RS (perbedaan, -0,7 poin hidup. Kami menilai apakah hasil pada persentase; interval kepercayaan 95% kompresi yang dilakukan secara terus [CI], -1,5 sampai 0,1; P = 0,07); 7,0% menerus dengan ventilasi tekanan dari pasien dalam kelompok intervensi positif berbeda dengan orang yang dan 7,7% dari mereka dalam kelompok setelah dilakukan kompresi kemudian kontrol yang selamat memiliki fungsi dilakukan interupsi untuk ventilasi neurologis yang baik setelah keluar RS dengan rasio 30 untuk kompresi dada (perbedaan, -0,6 Poin persentase; 95% dan dua untuk ventilasi. CI, -1,4 sampai 0,1, P = 0,09). METODE Kelangsungan hidup pasien yang keuar dari rumah sakit dengan selamat secara Percobaan dengan metode klaster acak signifikan lebih pendek pada kelompok Crossover memasukkan 114 lembaga intervensi dibandingkan dengan pelayanan darurat medis (EMS). Orang kelompok kontrol (rata-rata perbedaan, - dewasa dengan henti jantung non- 0,2 Hari; 95% CI, -0,3 sampai -0,1; P = traumatik yang dirawat oleh penyedia 0,004). layanan EMS mendapat kompresi dada secara terus menerus (kelompok KESIMPULAN intervensi) atau kompresi dada secara Pada pasien dengan henti jantung di terputus (kelompok kontrol). Hasil utama luar RS, kompresi dada secara terus adalah angka harapan hidup setelah menerus selama dilakukan CPR oleh keluar dari RS. Hasil sekunder penyedia layanan EMS tidak memasukkan skor skala Rankin yang menghasilkan angka harapan hidup telah dimodifikasi (skala 0-6, dengan yang lebih tinggi atau fungsi neurologis skor ≤3 menunjukkan fungsi neurologis yang lebih baik dibandingkan dengan menyarankan bahwa kompresi secara kompresi dada yang terputus. terus menerus terkait dengan angka harapan hidup yang lebih tinggi Standar mengenai resusitasi dibandingkan dengan kompresi yang jantung paru (CPR) terdiri dari kompresi terputus.8,9 Kami menguji apakah dada untuk mempertahankan aliran kompresi dada secara terus menerus, darah dan ventilasi tekanan positif untuk dibandingkan dengan kompresi dada mempertahankan oksigenasi sampai yang terputus karena ventilasi, selama sirkulasi kembali secara spontan.1 dilakukan CPR oleh penyedia layanan Kompersi dada sering terganggu oleh darurat medis mempengaruhi angka adanya ventilasi yang diberikan sebagai harapan hidup, fungsi neurologis, atau bantuan pernapasan selama memberikan efek yang merugikan. penatalaksanaan henti jantung diluar RS.2-4 Interupsi ini mengurangi aliran Metode darah dan berpotensi mengurangi efektivitas CPR.5 Sebuah strategi untuk Desain penelitian dan Pengawasan mengurangi gangguan kompresi adalah Sebuah penjelasan rinci tentang desain memberikan ventilasi tekanan positif penelitian telah dijelaskan secara asynchronous sementara sebelumnya.10 Penelitian ini dilakukan kompresi tidak dihentikan karena oleh Resuscitation Outcomes ventilasi. Consortium (ROC). Jaringannya terdiri dari 10 klinik di Amerika Utara yang Gangguan kompresi dada memiliki pengalaman melakukan dikaitkan dengan penurunan angka percobaan acak yang melibatkan pasien dengan henti jantung di luar rumah harapan hidup pada hewan yang sakit; jaringannya juga termasuk mengalami henti jantung.6 Dalam henti lembaga EMS di daerah yang terkait jantung tanpa asfiksia, kompresi terus dengan klinik tersebut dan pusat menerus sama efektifnya dengan koordinasi berada di Seattle.11-13 kompresi dada yang terinterupsi oleh Delapan klinik ROC dan 114 lembaga ventilasi dengan durasi 4 detik.5 EMS berpartisipasi dalam percobaan ini Kompresi secara terus menerus (lihat Tambahan Lampiran, tersedia dengan teks lengkap artikel ini di memberikan fungsi neurologis yang NEJM.org). Institusi menyetujui lebih baik dibandingkan dengan pelaksanaan penelitian ini; persyaratan kompresi yang disertai dengan interupsi untuk informed consent dibebaskan untuk ventilasi.6 Sebaliknya, dalam henti karena penelitian ini melibatkan jantung yang disertai asfiksi, ventilasi penelitian dalam pengobatan darurat. memberikan hasil yang lebih baik.7 Pasien atau secara hukum perwakilan resmi dari pasien diberitahu setelah Penelitian observasional yang dilakukan pertolongan. melibatkan manusia dengan henti Penelitian ini disponsori oleh jantung yang terjadi diluar RS dengan Instut National Jantung, paru-paru, dan duggan karena penyebab cardiac Darah , Kanada Institutes peneliti kesehatan, dan lain-lain (lihat Lampiran memilih untuk tidak berpartisipasi dalam Tambahan). Para peneliti, termasuk dua penelitian. Beberapa pasien juga penulis merupakan karyawan dari terdaftar dalam percobaan terapi Institusi peneliti kesehatan nasional, antiaritmia untuk ventrikel fibrillasi rancangan dan jalannya penelitian, berulang.14 analisis data, pembacaan hasil, penulisan naskah, dan pembuatan Intervensi penelitian keputusan untuk mengirimkan naskah Penelitian menggunakan metode klaster untuk publikasi. Para ahli statistik acak crossover. 114 peserta lembaga memiliki akses penuh terhadap semua EMS pada delapan daerah asal ROC data dalam penelitian ini dan dikelompokkan menjadi 47 cluster. bertanggung jawab terhadap integritas Kluster secara acak ditugaskan, dengan data, kelengkapan , akurasi dan anlisis rasio 1: 1, untuk melakukan kompersi data sesuiai dengan protocol penelitian, dada terus menerus atau kompresi dada tersedia di NEJM.org. yang terputus pada semua pasien dengan henti jantung diluar rumah sakit. Dua kali per tahun, masing-masing Populasi pasien cluster mengganti strategi resusitasi. Pola acak tugas cluster ditunjukkan Populasi penlelitian termasuk orang pada Gambar S1 di Lampiran dewasa dengan henti jantung non Tambahan. traumatic yang terjadi diluar rumah sakit yang mendapat kompresi dada yang Percobaan memerlukan setiap cluster dilakukan oleh EMS yang dikirim lembaga EMS untuk mendaftaran ketempat kejadian. Pasien dikeluarkan pasien pada fase kunjungan untuk dari penelitian jika mereka mengalami menunjukkan kepatuhan terhadap henti jantung yang disaksikan oleh protokol. Setelah cluster menunjukkan seorang anggota EMS, instruksi tertulis kemampuan yang diberikan saat untuk tidak melakukan resusitasi, melakukan pengobatan dengan cedera traumatik, henti jantung dengan memenuhi kepatuhan kinerja dan tolok asfiksia, perdarahan yang tidak ukur kepatuhan yang ditetapkan oleh terkendali , hamil, atau memiliki riwayat komite monitoring internal penelitian, trakeostomi; seorang tahanan; mereka masuk ke dalam fase aktif. dilakukan CPR awal oleh sebuah Standar yang dinilai termasuk lembaga penyedia EMS yang bukan kepatuhan terhadap tugas pengacakan anggota penelitian; dilakukan kompresi kelompok-pengobatan, ketepatan waktu dada mekanik sebelum dilakukan dan penyelesaian entri data, dan manual CPR oleh anggota ROC EMS; ketersediaan untuk melakukan tindakan telah dilakukan manajemen jalan napas CPR berdasarkan jumlah defibrillator. lanjut sebelum kedatangan ROC EMS; Rincian pengacakan dan jalannya atau memiliki pemikiran tersendiri, prosedur disediakan dalam Lampiran secara berkala mengulas data ini. Tambahan. Tujuannya adalah untuk menilai apakah target yang sudah ditentukan untuk Pasien yang masuk kedalam kelompok kinerja seperti angka partisipasi, tingkat yang menerima kompresi dada secara kepatuhan pengobatan, dan elemen terus menerus (kelompok intervensi) kunci dari perawatan bersama dan menerima kompresi dada secara terus kemudian membuat rekomendasi menerus, 100 kompresi per menit, tentang langkah-langkah yang akan dengan asynchronous ventilasi tekanan dilaksanakan untuk meningkatkan hasil positif diberikan 10 kali ventilasi CPR.10 disediakan dalam Lampiran permenit. Pasien yang masuk kedalam Tambahan. kelompok yang mendapat kompresi dada secara terputus (kelompok kontrol) Hasil menerima kompresi terputus dengan rasio kompresi 30 : dua ventilasi; Hasil utama adalah angka harapan ventilasi diberikan selama kompresi hidup setelah pasien keluar dari rumah dihentikan dengan durasi kurang dari 5 sakit. Hasil sekunder termasuk fungsi detik. Rincian protokol CPR, neurologis setelah pasien keluar dari manajemen jalan napas, dan RS, yang diukur dengan menggunakan penggunaan pressor disediakan dalam modifikasi skala Rankin (skor berkisar Teks Lampiran Tambahan dan gambar dari 0, menunjukkan tidak ada gejala, 6, S2 dan S3 dalam Lampiran Tambahan. yang menunjukkan kematian, dengan Manajemen berdasarkan cara yang skor ≤3 menunjukkan fungsi neurologis dilakukan di RS dimana suhu menjadi yang baik) berdasarkan catatan klinis, target pengobatan, dipantau tetapi tidak dan adanya peristiwa yang merugikan. menjadi standar dalam uji coba ini. Angka harapan hidup setelah keluar dari RS didefinisikan sebagai jumlah hari Pemantauan cara melakukan CPR selama dirawat di RS dimana pasien masih hidup dan setelah pasien keluar Lokasi penelitian diperlukan untuk dari rumah sakit selama 30 hari pertama memperoleh data dan laporan setelah henti jantung. Hasil lainnya mengenai cara melakukan CPR dikumpulkan untuk tujuan deskriptif. sebelum memulai pendaftaran dan Deskripsi rinci dari hasil studi disediakan sepanjang masa percobaan. Data dalam lampiran Tambahan. mengenai cara melakukan CPR diukur secara komersial melalui pemantauan Analisis statistik defibrillator selama resusitasi. Koordinator penelitian diperintahkan Kami memperkirakan bahwa 23.600 untuk mengaudit data untuk akurasi. pasien (11.800 pasien per kelompok) Selain itu, komite pemantaunan diperlukan untuk mendaftarkan diri agar penelitian internal, yang anggotanya penelitian ini memiliki kekuatan 90% tidak menyadari hasil pengobatan, untuk mendeteksi angka harapan hidup untuk 8,1% pada kelompok control adanya atau tidaknya hubungan dibandingkan 9,4% pada kelompok tersebut. Pengaruh pengobatan juga intervensi, tingkat kesalahan 0,05. diperiksa dalam dua analisis dari setiap Estimasi angka harapan hidup pada protocol berdasarkan data cara kelompok kontrol berdasarkan data dari melakukan CPR. Analisis protokol Resuscitation ROC Prehospital pertama yang digunakan merupakan Impedansi Valve Early vs Delayed untuk menentukan kepatuhan cara Analisis (ROC prima).12,13 melakukan CPR berdasarkan algoritma otomatis (Tabel S1 di Lampiran Efektivitas populasi termasuk semua Tambahan), dan yang kedua pasien yang menerima pengobatan berdasarkan penilaian dari koordinator secara acak selama fase pendaftaran- penelitian. Sebagai tambahan, hot-deck aktif penelitian. Keselamatan populasi imputasi digunakan untuk menghitung termasuk semua pasien yang menerima data penting yang hilang setelah keluar pengobatan secara acak baik selama rumah sakit.17 Rincian lebih lanjut fase kunjungan atau fase pendaftaran- mengenai analisis statistic disediakan aktif. Hasil utama dari hipotesis nol dalam Lampiran Tambahan. digunakan perbedaan angka kejadian dibagi dengan estimasi kesalahan Hasil standar didasarkan pada Huber-Putih Sandwich estimator.15,16 Interval Pendaftaran, Randomisasi, dan kepercayaan 95% dihitung dengan Karakteristik Pasien penyesuaian untuk analisis interim. Lembaga EMS pertama memasuki fase Perbandingan dari kelompok perlakuan kunjungan pada tanggal 6 Juni, 2011. sehubungan dengan distribusi hasil Semua lokasi penelitian menghentikan sekunder digunakan kesalahan standar pendaftaran pada tanggal 28 Mei, 2015, yang kuat tetapi tidak disesuaikan untuk ketika maksimal jumlah pendaftar analisisinterim. Data yang independen tercapai. Dari 35.904 pasien dengan dan pemantauan keamanan dipantau henti jantung diluar rumah sakit yang seiring dengan kemajuan dan disaring, 26.148 yang memenuhi syarat keamanan penelitian dengan untuk berpartisipasi dalam penelitian penggunaan batas resi penghentian dan yang terdaftar dalam penelitian baik analisis dilakukan setiap 6 bulan. pada fase kunjungan atau fase Efek terhadap hasil primer dan pendaftaran-aktif (Gambar. 1). Fase hasil sekunder dalam subkelompok pendaftaran-aktif termasuk 23.711 yang dilihat berdasarkan ada atau tidak pasien, di antaranya 12.653 dimasukkan adanya faktor prognostik diperiksa dalam kelompok intervensi dan 11.058 secara terpisah, sebagai rincian ada untuk kelompok kontrol. Data mengenai dalam Lampiran Tambahan.Dilakukan hasil primer yang tersedia 12.613 sebuah uji statistik untuk mengetahui pasien (99,7%) pada kelompok intervensi dan 11.035 (99,8%) pada selamat setelah keluar rumah sakit kelompok kontrol. (perbedaan dengan penyesuaian untuk cluster dan pemantauan berurutan,-0,7 Karakteristik pasien sebelum dan Poin persentase; Interval kepercayaan setelah inisiasi pengobatan secara 95% [CI], -1,5 sampai 0,1; P = 0,07) acak, serta karakteristik penyedia (Tabel 3). Diantara pasien dengan data layanan EMS dan perawatan rumah status neurologis yang tersedia, hanya sakit, umumnya sama antar kelompok, 883 dari 12.560 pasien (7,0%) dalam dengan beberapa perbedaan kecil yang kelompok intervensi dan 844 dari tidak dianggap signifikan (Tabel 1 dan 10.995 (7,7%) dalam kelompok control 2). Penyedia layanan EMS memiliki yang selamat dari henti jantung dengan perbedaan hasil yang kecil tapi penting skor skala Rankin 3 atau kurang mengenai cara melakukan CPR (fraksi (perbedaan dengan penyesuaian untuk kompresi-dada, jumlah jeda pada saat cluster, -0,6 persen; 95% CI, -1,4 kompresi, dan panjang jeda) antar sampai 0,1; P = 0,09). Pasien pada kelompok pengobatan (Tabel 2, dan kelompok intervensi secara signifikan Gambar. S4 di lampiran Tambahan). cenderung lebih banyak di bawa ke RS Tiap Protokol populasi yang ditentukan dibandingkan dengan kelompok kontrol oleh penerapan algoritma otomatis pada (perbedaan, -2,0 poin persentase, 95% data cara melakukan CPR dikecualikan CI, -3,6 sampai -0,5; P = 0,01) atau pada 6108 pasien pada kelompok dirawat di rumah sakit (perbedaan, -1,3 intervensi dan 7371 pada kelompok Poin persentase; 95% CI, -2,4 sampai - kontrol. Dalam setiap protocol populasi, 0,2; P = 0,03). Angka harapan hidup karakteristik pasien dan karakteristik setelah keluar dari RS secara signifikan penyedia EMS setelah pengobatan lebih pendek pada kelompok intervensi seimbang, dengan tingkat signifikan dibandingkan kelompok kontrol (rata- lebih tinggi irama shockable dan rata perbedaan, -0,2 hari; 95% CI, -0,3 intubasi sebelum dirumah sakit pada sampai -0,1; P = 0,004). kelompok kontrol dibandingkan pada Protokol pada setiap populasi, angka kelompok intervensi (Tabel S2 dalam harapan hidupnya secara signifikan Lampiran Tambahan). lebih rendah dalam kelompok intervensi, Hasil Primer dan Sekunder yang memasukkan 6.529 pasien, dibandingkan pada, kelompok kontrol, Selama pendaftaran tahap aktif, 1129 yang memasukkan 3.678 pasien dari 12.613 pasien (9,0%) pada (perbedaan disesuaikan, -2,0 persen; kelompok intervensi (yang menerima 95% CI, -2,9 ke -1,1; P <0,001). Setelah kompresi dada terus menerus) dan data yang hilang dikeluarkan (untuk 40 1.072 dari 11.035 (9,7%) pada pasien [0,3%] pada kelompok intervensi kelompok control (yang menerima dan 23 [0,2%] pada kelompok kontrol), kompresi dada secara terputus) yang perbedaan angka harapan hidup pada kedua kelompok populasi efektif masih Dalam uji coba acak dengan sampel belum signifikan. besar yang melibatkan orang dewasa dengan serangan henti jantung diluar Penyesuaian untuk fakto pembaur pre- RS, strategi kompresi dada secara treatment dilemahkan perbedaannya kontinyu dengan ventilasi tekanan positif dalam angka harapan hidup antar tidak dikaitkan dengan peningkatan kelompok perlakuan (perbedaan, -0.3 angka harapan hidup yang signifikan persentase poin; 95% CI, -1,1 sampai setelah keluar RS atau fungsi neurologis 0,4; P = 0,38). yang lebih baik pada kompresi dada Analisis tambahan dengan interupsi untuk ventilasi dilakukan oleh penyedia EM. Kelompok Ada beda signifikan pada beberapa yang menerima kompresi dada secara analisis prespecified subgrup pre- terus menerus secara signifikan lebih treatment (Tabel 4). Ada heterogenitas sedikit dibawa ke rumah sakit dan efek pengobatan terkait dengan status masuk ke rumah sakit, serta menyaksikan kejadian (P = 0,05 untuk kelangsungan hidup yang lebih pendek interaksi),dan kepatuhan individual setelah keluar RS, dibandingkan terhadap standar kinerja (P = 0,05 untuk dengan kelompok yang menerima interaksi). Ada heterogenitas efek kompresi dada dengan interupsi. pengobatan yang terkait dengan waktu pemberian bantuan napas canggih (P = Dalam analisis setiap protokol, pasien 0,04 untuk interaksi), tetapi distribusi yang menerima kompresi dada terus pasien tersebut tidak seimbang antar menerus harus secara signifikan angka kelompok perlakuan (Tabel S3 harapan hidupnya lebih rendah daripada Lampiran Tambahan). Tidak ada mereka yang menerima kompresi hubungan yang signifikan antara angka dengan dengan interupsi. Studi harapan hidup antara kelompok observasional sebelumnya telah perlakuan dan status neurologis pada menunjukkan peningkatan jumlah kelompok kontrol menurut letak klinik angka harapan hidup di antara pasien (Gbr. S5 dalam Lampiran Tambahan). dengan schockable rhythm9,18-20 dengan Tidak ada perbedaan yang signifikan pemberian kompresi secara terus antara pada dua kelompok mengenai menerus oleh EMS vs kompresi dada peristiwa yang merugikan (Tabel S4 dengan interupsi untuk ventilasi. Di dalam Lampiran Tambahan) atau dalam antara pasien dengan henti jantung waktu untuk kematian atau sadarnya karena penyebab noncardiac yang pasien (Gambar. S6 di Lampiran dirawat oleh orang awam21 atau mereka Tambahan). dengan irama nonshockable yang dirawat oleh EMS, 9 kompresi secara Diskusi terus menerus tidak dikaitkan dengan peningkatan hasil yang signifikan. Pada penelitian sebelumnya, lembaga EMS yang berpartisipasi tidak dinilai melakukan CPR, dikecualikan banyak mengenai cara melakukan CPR ketika peserta penelitian. Seringkali, mengimplementasikan kompresi secara pengecualian ini terjadi karena algoritma kontinyu, dan implementasi terjadi otomatis tidak bisa mengklasifikasikan bersamaan dengan perubahan lain, pasien apakah dia menerima kompresi termasuk cara untuk memberikan dada secara terus menerus atau epinefrin intravena lebih dini, kompresi dada secara terputus. Dalam menggunakan masker nonrebreathing analisis post hoc dari setiap protokol dengan ventilasi pasif, menunda dengan klasifikasi menurut penilaian pemberian napas, dan mengurangi oleh koordinator penelitian, lebih banyak jumlah defibrillasi yang diberikan pasien dapat diklasifikasikan, tetapi dengan masing-masing analisis ritme. banyak pasien masih tidak Dalam laporan awal pelaksanaan diklasifikasikan memiliki menerima kompresi secara terus menerus, 9,20 intervensi yang seharunya didaptkan. Ini pasien menerima bantuan pernapasan adalah keterbatasan penting dalam dengan cara ventilasi tekanan positif penelitian. dengan bag valve mask. Intervensi lain yang diterima pasien tidak dilaporkan. Dalam analisis setiap protokol, lebih Tampaknya masuk akal bahwa banyak pasien menerima kompresi beberapa perbaikan yang diamati dalam dada dengan interupsi dibandingkan penelitian sebelumnya adalah karena dengan kelompok yang menerima membaiknya cara melakukan CPR kompresi dada secara terus menerus (misalnya, tingkat kompresi dan yang dikeluarkan dari penelitian. kedalaman), bersamaan dengan Beberapa di antara kelompok ada perbaikan dalam sistem perawatan, ketidakseimbangan dalam karakteristik atau Hawthorne Efek (perubahan pasien dan perawatan pasien. perilaku yang dihasilkan dari kesadaran Akibatnya, pengamatan bahwa angka yang diamati) 22 daripada pelaksanaan harapan hidup lebih tinggi pada kompresi secara berkesinambungan kompresi dengan interupsi dibandingkan saja. dengan kompresi dada secara terus menerus dikacaukan oleh factor Kami mengumpulkan data CPR-proses pembaur diantara kelompok. Sebuah pada 90% dari semua pasien dan analisis setiap protocol yang telah menggambarkan pola CPR di masing- disesuaikan dikoreksi untuk mengukur masing kelompok. Secara keseluruhan, perbedaan data dasar tapi tidak bisa kualitas CPR yang diserahkan kepada terukur dengan benar atau faktor pasca pasien konsisten dengan kontemporer perawatan mungkin telah berbasis bukti praktek guidelines.1,23 mempengaruhi hasil. Namun, analisis dari setiap protokol, tentang algoritma otomatis yang Penelitian kami memiliki beberapa digunakan untuk menilai kepatuhan cara keterbatasan. Pertama, perbedaan rata- rata fraksi kompresi dada (proporsi Akhirnya, kita tidak mengukur setiap menit selama penekanan oksigenasi atau ventilasi yang diberikan. diberikan) antara kelompok perlakuan Aliran oksigen rendah atau tinggi dapat selama penelitian itu kecil. Perbedaan diberikan dengan masker fraksi kompresi dada mungkin dikaitkan nonrebreathing, seperti yang digunakan dengan hasil.3,4 Ada kemungkinan dalam studi observasi sebelumnya bahwa dalam praktek EMS di luar mengenai kompresi dada secara terus konteks klinis percobaan perbedaan menerus. 28,29 Oksigenasi tinggi atau besar dalam fraksi kompresi dada akan rendah dan hiperventilasi berhubungan terjadi dan akan dikaitkan dengan dengan hasil yang buruk pada manusia perbedaan besar dalam hasil yang dengan henti jantung.30-32 jami tidak diamati dalam uji coba ini. tahu apakah ada perbedaan penting dalam strategi pemberian oksigenasi Kedua, ada beberapa atau ventilasi antara dua strategi ketidakseimbangan dalam jumlah pengobatan. pasien dalam masing-masing kelompok pada percobaan kami karena variasi Kesimpulannya, di antara pasien yang dalam jumlah waktu selama periode mengalami henti jantung diluar RS, CPR klaster pertama sebelum Crossover, dilakukan oleh EMS, strategi kompresi jumlah yang tidak merata periode dada yang berkelanjutan dengan cluster, dan suspensi dari lembaga EMS ventilasi tekanan positif tidak oleh komite pemantauan studi. Ada juga memberikan angka harapan hidup yang beberapa perbedaan karakteristik antar secara signifikan lebih tinggi atau status kelompok pasien dan dalam cara neurologis yang lebih baik jika perawatan yang dilakukan EMS. dibandingkan dengan strategi kompresi Penyesuaian pada uji pos hoc dada dengan interupsi untuk ventilasi. mengenai perbedaan yang dilemahkan dalam angka harapan hidup antar kelompok perlakuan (Tabel S3 dalam Lampiran Tambahan).
Ketiga, kualitas perawatan post
resusitasi, termasuk penggunaan target suhu 24,25 dan angiografi koroner dini, 25-27 dikaitkan dengan hasil setelah
keluar dari rumah sakit. Kami menilai
tapi tidak wajib mengenai perawatan post-resuscitation, yang mungkin mempengaruhi angka harapan hidup sejak saat masuk hingga keluar RS.
Summary: Surrounded by Idiots: The Four Types of Human Behavior and How to Effectively Communicate with Each in Business (and in Life) by Thomas Erikson: Key Takeaways, Summary & Analysis