You are on page 1of 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN TOILET TRAINING

Di Posyandu Flamboyan, Kadipiro Surakarta

Disusun Oleh :
1. Ambar Sari
2. Deddi Cahyadi
3. Dona Agarevi K.
4. Febriana Dyah
5. Handika Agustina
6. Lola Ameria D.
7. Miftahul Cilia
8. Panji Atmara
9. Rahmad
10. Rizky Fatqur R.
11. Sinta Wening N.
12. Suci Nur W.
13. Winda Ade K.

S1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2013
SATUAN ACARA PENYULUHAN TOILET TRAINING

Mata Ajar : Keperawatan Komunitas


Pokok bahasan : Toilet Training
Sub Pokok Bahasan : Toilet Training Pada Masyarakat di Posyandu Flamboyan, Kadipiro,
Surakarta
Hari / tanggal : Rabu, 27 Maret 2013
Waktu : 08.00-08.30 WIB
Tempat : Posyandu Flamboyan, Kadipiro, Surakarta

A. Analisis Situasional
1. Penyuluh : Mahasiswa yang melakukan pelatihan Toilet Training di Posyandu Flamboyan,
Kadipiro, Surakarta.
2. Peserta : Anak, Orang tua, dan Pengurus Posyandu.

B. Latar Belakang
Hal yang menyebalkan sekaligus menggemaskan buat orang tua adalah pada saat buah hatinya
buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB) dilantai yang sudah bersih. Kalau bukan
sayang kepada sang buah hati ini, tentu saja cacian dan marahan yang akan terlontar dari
mulut orang tua yang mendapati buah hatinya sedang buang air kecil dan buang air besar
di sembarang tempat.
Apalagi kalau si anak buang air kecil atau pipis di kasur yang kain penutupnya baru
diganti dengan yang bersih dan wangi, akibatnya, cucian bekas ompol menumpuk yang
seakan-akan menghantui anda. Salah satu cara untuk menyiasati agar anak tidak BAK dan
BAB di sembarang tempat adalah dengan mengajarkan Toilet Training sedini mungkin pada si
kecil.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Anak memahami tentang buang air kecil dan buang air besar ditempat yang telah
ditentukan.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pembelajaran, anak diharapkan mampu :
a. Mengerti tentang pengert ian toilet training
b. Anak mengetahui tanda-tanda siap melakukan toilet training
c. Anak mengetahui tahapan-tahapan toilet training
d. Anak mengetahui hal-hal yang perlu dihindari selama proses toilettraining
e. Anak mengetahui dan mengerti tips -tips ke toilet
f. Anak mengetahui keuntungan toilet training

D. Sasaran
Posyandu di lingkungan masyarakat.
E. Tempat
Posyandu Flamboyan, Kadipiro, Surakarta

F. Waktu Pelaksanaan
1. Waktu : 30 menit
2. Hari/tanggal/jam : Rabu, 27 Maret 2013 Pukul 08.00 – 08.30

G. Media
1. Laptop
2. LCD

H. Metode
1. Memberikan penjelasan tentang penggunaan toilet training
2. Diskusi dan Tanya jawab

I. Pelaksanaan
No. Pelaksanaan Waktu Kegiatan Audiens
1. Pembukaan 5 menit a. Menjawab salam
a. Salam b. Mendengar
b. Perkenalan diri
2. Inti 10 menit Audien mendengarkan penjelasan
Menyampaikan Materi tentang :
a. Pengertian Toilet a. Pengertian toilet training
b. Tanda-tanda siap melakukan b. Tanda-tanda siap melakukan
toilet training toilet training
c. Tahapan toilet training c. Tahapan toilet training
d. Hal-hal yang perlu dihindari d. Hal-hal yang perlu dihindari
selama proses toilet training selama proses toilet training
e. Tips membiasakan anak e. Tips membiasakan diri ke toilet
ketoilet f. Keuntunga toilet training
f. Keuntungan toilet training
3. Penutup 15 menit a. Ada sebagian audien yang
a. Tanya jawab + evaluasi bertanya tentang toilet training
b. Menyimpulkan b. Audien mendengarkan
c. Salam kesimpulan
c. Menjawab salam
J. Denah

Pintu

Keterangan : MC
Ibu
Fasilitator
Masyarakat

Pengurus
posyandu

K. Strategi Pel

L. Pengorganisasian Kelompok
Penanggung jawab: Sinta Wening
Sekretaris : Winda Ade
Humas : Handika Agustina
Pelaksana Terapi Bermain

MC : 1. Dedi Cahyadi

2. Lola Ameria Devi


Narator : Miftahul Cilia

Pengurus posyandu : Winda Ade Kusuma

Fasilitator : 1. Dona Agarevi K

2. Rizky Fatqur Rohmah

Masyarakat : 1. Sinta Wening.


2. Febriana Dyah.
3. Rahmad
Ibu : 1. Handika Agustina
2. Suci Nur Wijayanti
3. Ambarsari
Operator : Panji Atmara S

M. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Peserta terdiri dari 3 anak, 3 orang tua.
 Pengaturan tempat sesuai setting
 Mahasiswa bertugas sesuai dengan fungsi peran yang terdapat di
pengorganisasian
2. Evaluasi Proses
 Selama proses berlangsung anak dapat mengikuti seluruh kegiatan
 Selama proses kegiatan berlangsung berperan anak aktif dalam
kegiatan
 Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
3. Evaluasi hasil
 Anak dapat melakukan toileting secara mandiri dan orang tua mampu
memberikan pendidikan toilet training, sesuai dengan kegiatan yang
dilakukan
 Semua anak yang mengikuti kegiatan mampu mengutarakan
perasaannya
 Anak yang ikut kegiatan mampu bersosialisasi dengan yang lainnya
Indikator evaluasi orang tua
MATERI TOILET TRAINING

A. Pengertian Toilet Training

Toilet training merupakan proses pengajaran untuk kontrol buang air besar dan
buang air kecil secara benar dan teratur. Biasanya kontrol buang air kecil
terlebih dahulu dipelajari oleh anak, baru kemudian kontrol buang air besar
(Sekartini, 2006).

Toilet training (mengajarkan anak ke toilet) adalah cara anak untuk mengontrol
kebiasaan membuang hajatnya di tempat yang semestinya, sehingga tidak
sembarang membuang hajatnya. Hal yang menyebalkan sekaligus menggemaskan
buat orang tua adalah pada saat buah hatinya buang air kecil (BAK) atau buang
air besar (BAB) di lantai yang sudah bersih. Kalau bukan sayang kepada sang
buah hati ini, tentu saja cacian dan marahan bakal terlontar dari mulut orang
tua yang mendapati anaknya sedang BAK dan BAB disembarang tempat.
Salah satu cara menyiasati agar anak tidak BAK dan BAB disembarang tempat
adalah dengan mengajarkan toilet training sedini mungkin pada si kecil.

Seorang anak minimal sudah diajarkan sejak usia 1 tahun. Bila anak diajarkan
ketika berusia lebih dari 3 tahun dikhawatirkan akan agak susah mengubah
perilaku anak. Selain itu, bila anak sudah lebih dari 3 tahun belum mampu
untuk toilet training, boleh jadi ia mengalami kemunduran. Karena pada saat
usia 1 sampai 3 tahun ia belum mampu melakukan buang air sesuai dengan
waktu dan tempat yang telah ditentukan. Akibatnya, anak bisa menjadi bahan
cemoohan teman-temannya.

Anak usia 4 tahun yang tidak mampu BAK atau BAB sesuai waktu dan tempat
yang telah disediakan boleh dianggap kurang wajar. Tetapi pada usia tiga tahun
masih dianggap wajar bila BAK atau BAB di celananya. Namun begitu,
bukan berarti orangtua membiarkan saja. Berilah pengertian pada anak bahwa
cara yang dilakukan tidaklah tepat.

Masalah kemandirian anak BAK dan BAB boleh dikatakan tidak ada perbedaan
antara anak wanita dan laki-laki. Biasanya anak wanita lebih penurut, maka ia
akan lebih cepat diajarkan untuk toilet training dibanding anak laki-laki. Namun
demikian untuk mengajarkan toilet training pada laki-laki pun harus bisa.

B. Tanda-tanda Diperlihatkan Seorang Anak Sebelum Memulai Toilet Training


1. Telah belajar berjalan dan berlari
2. Dapat duduk dan bermain dengan tenang sekitar 5 menit.
3. Dapat memakai dan menanggalkan pakaiannya sendiri. Dapat meniru
perilaku orang di sekelilingnya.
4. Dapat mengerti dan mengikuti perintah sederhana.
5. Pola eliminasi teratur setiap hari
6. Memenuhi kebutuhan eliminasi.
7. Dapat mengatakan dan mengenali tanda-tanda defekasi dan berkemih.
8. Anak memberikan tanda-tanda atau kata-kata untuk membuang hajat
9. Anak menyadari bahwa dirinya dalam keadaan defekasi atau Tidak
sabar dengan popok basah.
10. Mampu untuk miksi dalam satu waktu dengan jumlah yang banyak.
11. Tidak mengompol beberapa jam sehari, atau bila ia berhasil bangun tidur
tanpa mengompol sedikitpun
12. Anak merasa tidak nyaman dengan pampers kotor dan ingin diganti
13. Tertarik dengan kebiasaan masuk ke dalam toilet, seperti kebiasaan oranglain
di dalam rumahnya
14. Minta untuk diajari menggunakan toilet

C. Tahapan Toilet Training


1. Biasakan menggunakan toilet pada buah hati untuk buang air
Mulailah dengan membiasakan anak masuk ke dalam WC. Latih si kecil
untuk duduk di toilet meski dengan pakaian lengkap. saat si kecil
sedang membiasakan diri di toilet, Anda dapat menjelaskan kegunaan toilet.
Nah, agar si kecil tidak takut di toilet, Anda dapat menemaninya sambil
membacakan buku atau menyanyikan lagu kesayangannya.
2. Lakukan secara rutin pada anak ketika terlihat ingin buang air
Sejak si kecil terbiasa dengan toiletnya, ajaklah ia untuk menggunakannya.
Biarkan ia duduk di toilet pada waktu-waktu tertentu setiap hari,
terutama 20 menit setelah bangun tidur dan seusai makan. Bila pada
waktu-waktu itu, si kecil sudah duduk di toilet namun tidak ingin buang
air, ajak ia segera keluar dari toilet. Bila sekali-sekali ia mengompol, itu
merupakan hal yang normal. Anda juga tak perlu khawatir dan
memaksanya bila si kecil kadang-kadang mogok dan tak mau ke toilet.
3. Pujilah Bila Anak Berhasil, meskipun kemajuannya tidak secepat yang anda
inginkan.
Bila si anak mengalami kecelakaan segera bersihkan dan jangan
menyalahkannya. Jadilah model yang baik, agar si kecil lebih mudah
mengerti. Contohkan padanya bagaimana menggunakan toilet sehari-hari.

D. Hal yang Dihindari Selama Proses Toilet Training


1. Jangan berharap terlalu banyak dan terlalu cepat. Karena anak
memerlukan waktu untuk belajar.
2. Jangan memarahi, menghukum, atau mempermalukan anak jika anak
belum berhasil menggunakan pispot untuk BAB atau pipis. Karena
pembelajaran ini tidak harus langsung berhasil tetapi melalui proses.
3. Jangan menghentikan minumnya hanya karena tidak ingin anak pipis
terus. Justru dengan banyak minum, anak akan memiliki waktu
banyak untuk belajar menggunakan toilet.
4. Jangan menggunakan cara yang tidak lazim untuk membuat jadwal BAB
anak teratur. Misalnya memberikan obat pencahar atau enema. Selain
tidak bijaksana tindakan ini akan membahayakan kondisi kesehatan
anak. Jangan memaksa bila anak memang tidak ingin menggunakan
pispot. Selain itu, jangan mengomel ketika anak tiba-tiba pipis di lantai
sebelum sampai pada pispot tempat pipisnya

E. Tips Membiasakan Anak ke Toilet


1. Hindari pemakaian bahan sintetis yang hanya beralasan kepraktisan
seperti pampers yang membuat anak malas.
2. Kenalkan anak ke toilet sejak enam bulan dengan menatur atau
membopong.
3. Bila anak sudah berumur 2-3 tahun maka biasakan mereka dengan
mengajak ke kamar mandi.
4. Biasakan mengajak anak dengan kebiasaan minum yang kuat ke kamar
mandi dengan menjadwal tiga jam sekali.
5. Hindari kesan seram, gelap, jorok pada ruangan kamar mandi.
6. Jangan jadikan ruang kamar mandi sebagai tempat hukuman kemarahan
orang tua ke anak yang membuat anak jadi trauma.

F. Keuntungan Toilet Training


1. Mengajarkan anak disiplin, dan hidup bersih
2. Memacu kreatifitas dan insiatif berfikir anak.
3. Bisa memacu kemandirian anak.
4. Menghindari perilaku malas pada anak sejak dini.
DIALOG

Rabu, 27 Maret 2013


Disebuah Posyandu, diadakan penyuluhan toilet training oleh mahasiswa Stikes
Kusuma Husada.

Pengurus : Selamat pagi ibu-ibu dan adik-adik


Ibu dan anak : selamat pagi.....
Pengurus : Bagaimana kabarnya hari ini?
Ibu dan anak : baik...
Pengurus : Pada pagi hari ini akan ada penyuluhan toilet training oleh para
mahasiswa dari Stikes Kusuma Husada yang kemarin sudah
dijanjikan.
Ibu 1 : toilet training itu apa bu?
Pengurus : nanti akan dijelaskan oleh para mahasiswa
(pause)

Mahasiswa masuk ke ruang penyuluhan

MC 1 : pagi ibu-ibu dan adik-adik semua


Ibu dan anak : pagi kakak
MC 2 : Bagaimana kabarnya hari ini?
Ibu dan anak : baik kakak.....
Mahasiswa 1 : pagi ini kami datang kesini, sesuai yang dijanjikan, kami kesini
akan melakukan penyuluhan tentang toilet training selama kurang
lebih 60 menit.
Ibu 1 : toilet training itu apa mbak?
Mahasiswa 2 : iya ibu, pertanyaan yang bagus
Mahasiswa 1 : toilet training itu suatu pelatihan tentang bagaimana cara BAB
dan BAK secara mandiri, agar adik itu terlatih dan tidak
menggantungkan orang tua
Mahasiswa 2 : emm..selain adik-adik, orang tua dan anggota keluarga yang lain
juga ikut berperan aktif dalam penerapan tolet training.
Ibu 2 : Mbak, kadang-kadang anak saya masih suka BAK disembarang
tempat dan susah dibilangin kalau BAK itu dikamar mandi.
Mahasiswa 1 : Nanti ibu membuat suasana kamar mandi menjadi nyaman,
sehingga anak akan senang jika BAB atau BAK dikamar mandi.
Kalau anak sudah bisa mandiri, beri pujian. Maka anak akan
mengulanginya hingga menjadi kebiasaan.
Ibu 3 : Bagaimana kalau anak masih tidak mau BAB dan BAK di kamar
mandi setelah membuat suasana kamar mandi menjadi nyaman?
Mahasiswa 2 : Nanti ibu mengganti closet yang khusus untuk anak-anak seperti
gambar itu
Ibu 3 : Itu bagaimana cara penggunaanya mbak?
Mahasiswa 2 : Ini penggunaanya seperti closet biasa bu, ini hanya miniatur
closet yang didesain lebih menarik, untuk melatih dan
membiasakan anak menggunakan closet.
Ibu 2 : Kapan waktu yang tepat untuk menggunakan alat tersebut mbak?
Mahasiswa 1 : Ibu cukup mengajak anak ke kamar mandi 20 menit setelah
bangun tidur atau setelah makan. Pada awalnya mungkin anak
tidak langsung bisa BAB atau BAK, tapi nanti akan terbiasa
dengan sendirinya. Gimana ibu-ibu? Sudah jelas? Apa masih ada
yang ditanyakan?
Ibu – ibu : Ooo iya mbak, tidak ada.
Mahasiswa 1 : Bagaimana perasaan ibu-ibu setelah mengerti kalau buang air di
kamar mandi mengasikkan daripada di sembarang tempat ?
Ibu-ibu : Kami sudah jelas, kami akan mencoba melakukan toilet training
di rumah
Mahasiswa : Demikian penyuluhan dari kami, waktu kami kembalikan kepada
moderator.
MC 1 : Terima kasih untuk para mahasiswa yang telah memberikan
penyuluhan kepada ibu-ibu posyandu flamboyan.
MC 2 : Semoga apa yang disampaikan para mahasiswa bermanfaat bagi
ibu-ibu semua. Sekian acara hari ini, kurang lebihnya kami mohon
maaf. Selamat pagi

(pause)
Setelah dilakukan toilet training, ibu-ibu dan anak-anak sudah mengerti apa itu
toilet training, dan tujuan toilet training.

Anak-anak merasa senang setelah mendapat pendidikan toilet training dan anak-
anak
termotivasi untuk buang air di kamar mandi.

You might also like