Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
1
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik mahasiswa mampu
menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan sesuai tugas dan pengembangan keluarga.
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Keluarga Binaan
2. Bagi Mahasiswa
Menjadi penerapan ilmu bagi mahasiswa dan dapat membantu keluarga yang
membutuhkan bantuan tenaga kesehatan untuk mendapatkan informasi mengenai
masalah kesehatan yang terjadi di keluarga Tn. M.
3. Bagi Pembaca
Penulis membatasi ruang lingkup pembahasan laporan ini hanya pada asuhan
keperawatan pada keluarga.
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Effendy. Nasrul, 1998)
3. Fungsi keluarga
3
Menurut Nasrul Effendi (1998) keluarga mempunyai bebrapa fungsi pokok
yaitu :
a. Asih
Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan
kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan
berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b. Asuh
Adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga menjadikan anak-anak yang sehat
baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
c. Asah
Adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia
dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
4. Tipe keluarga
Menurut Nasrul Effendi (1998) terdapat beberapa tipe keluarga yaitu:
a. Keluarga Inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak
b. Keluarga Besar (Extended Family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
ponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
c. Keluarga Berantai (Serial Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu
kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga Janda (Singel Family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian
e. Keluarga Berkomposisi (Composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
f. Keluarga Kabitas (Cahabitation)
Adalah bila dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu
keluarga.
5. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan
fungsi keluarga di masyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya :
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
4
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri,
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluaraga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri (Setiadi, 2008:6).
2. Klasifikasi
Ditinjau dari lokasi patologis maka jenis rematik tersebut dapat dibedakan
dalam dua kelompok besar yaitu rematik artikular dan rematik Non artikular.
Rematik artikular atau arthritis (radang sendi) merupakan gangguan rematik yang
berlokasi pada persendian, diantarannya meliputi arthritis rheumatoid,
osteoarthritis dan gout arthritis. Rematik non artikular atau ekstra artikular yaitu
gangguan rematik yang disebabkan oleh proses diluar persendian diantaranya
bursitis,fibrositis dan sciatica(hembing,2006 dalam Iwayan:9)
5
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran
khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari
pada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada
wanita biasanya mendekati masa menopause.
3. Etiologi
Penyebab dari Reumatik hingga saat ini masih belum terungkap, namun beberapa
faktor resiko untuk timbulnya Reumatik antara lain adalah :
1. Umur.
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah
yang terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin meningkat dengan
bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang
pada umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.
2. Jenis Kelamin.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih
sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara
keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada
laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada
wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada
patogenesis osteoartritis.
3. Genetic.
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu
dari seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal
terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-
anaknya perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu
dananak perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis.
4. Suku.
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat
perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritis paha
lebih jarang diantara orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia.
Osteoartritis lebih sering dijumpai pada orang – orang Amerika asli dari pada
orang kulit putih. Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup
maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.
5. Kegemukan
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko
untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan
ternyata tak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung
beban, tapi juga dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).
6
4. Manifestasi Klinis
1. Nyeri pada anggota gerak
2. Kelemahan otot
3. Peradangan dan bengkak pada sendi
4. Kekakuan sendi
5. Kejang dan kontraksi otot
6. Gangguan fungsi
7. Sendi berbunyi (krepitasi)
8. Sendi goyah
9. Timbunya perubahan bentuk
10. Timbulnya benjolan nodul.
5. Komplikasi
Beberapa kondisi yang mungkin dapat diderita oleh penderita rheumatoid
arthritis adalah sebagai berikut:
a. Peradangan menyebar luas.
Peradangan dapat menjangkiti jaringan tubuh lain, seperti hati, pembuluh darah,
paru-paru, dan mata. Kondisi ini jarang terjadi dengan perawatan dini.
b. Cervical myelopathy.
Saraf tulang belakang tertekan akibat dislokasi persendian tulang belakang
bagian atas. Walau jarang terjadi, jika tidak segera dioperasi, kondisi ini bisa
menyebabkan kerusakan saraf tulang belakang permanen dan akan berdampak
kepada aktivitas sehari-hari.
c. Sindrom lorong karpal.
Kondisi ini terjadi karena saraf median, yaitu saraf yang mengendalikan gerakan
dan sensasi di pergelangan tangan tertekan dan menimbulkan gejala kesemutan,
nyeri, dan mati rasa. Kondisi ini bisa diringankan dengan suntikan steroid atau
menggunakan bebat untuk pergelangan tangan. Namun, umumnya operasi
diperlukan untuk melepaskan tekanan pada saraf median.
d. Penyakit kardiovaskular.
Penyakit seperti stroke dan serangan jantung bisa terjadi akibat dampak
rheumatoid arthritis yang memengaruhi pembuluh darah atau jantung. Risiko
terkena penyakit ini bisa dikurangi dengan mengonsumsi makanan sehat,
berolahraga secara teratur dan berhenti merokok.
e. Kerusakan sendi.
Kerusakan sendi akibat radang bisa menjadi permanen jika tidak ditangani
dengan baik. Ada beberapa masalah yang dapat memengaruhi persendian,
seperti kelainan bentuk persendian, penipisan tulang (osteroporosis), kerusakan
pada tulang dan tulang rawan, serta tendon di area sekitar terjadinya
peradangan.
f. Sindrom Sjogren.
7
Penderita rheumatoid arthritis rentan mengalami sindrom Sjogren, yakni kondisi
dimana kelembapan pada mata dan mulut berkurang.
g. Limfoma.
Limfoma merupakan jenis kanker darah yang menyerang getah bening di dalam
tubuh.
6. Penetalaksanaan
1. Obat obatan
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk osteoartritis,
oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan
untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak
mampuan. Obat-obat anti inflamasinon steroid bekerja sebagai analgetik dan
sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat memperbaiki atau
menghentikan proses patologis osteoartritis.
2. Perlindungan sendi
Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang
kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit.
Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi juga
perlu diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan karena kakai yang tertekuk
(pronatio).
3. Diet
Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus
menjadi program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan
seringkali dapat mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.
4. Dukungan psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya
yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak
pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin
orang lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali
keberatan untuk memakai alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.
5. Persoalan Seksual
Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada
tulang belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi karena ini harus dimulai
dari dokter karena biasanya pasien enggan mengutarakannya.
6. Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi
pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemakaian panas
yang sedang diberikan sebelum latihan untk mengurangi rasa nyeri dan
8
kekakuan. Pada sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat
gosok jangan dipakai sebelum pamanasan.
I. Data umum
1. Namakeluarga (KK) : Tn. H
2. Umur : 46 tahun
3. Alamat dan telepon : Jl. Lintas Timur, RT O2 / RW 04, Kelurahan Kulim,
Kecamatan Tenayan Raya.
4. Pekerjaan : Petani
5. Komposisikeluarga : Ayah, Ibu, anak
No Nama Jeniskelamin Hub TTL / umur pendidikan
dengan
KK
1. Tn. H Laki-Laki Suami 1972 (46 tahun) SMA
2. Ny. R Perempuan Istri 1969 (49 tahun) SMA
Genogram
9
Tn. Ny.R
H
Kelenjar
paru-
getah
paru
bening
An. H An. T
Keterangan :
= Laki-laki = Laki-laki meninggal = Perempuan= Perempuan Meninggal
= Anggota yang =Anggota Keluarga yang
Tinggalserumahsakit
Berdasarkan genogram diatas, Tn. H merupakan anak ke 3 dari 6 bersaudara, dan Ny.R
merupakan anak ke 2 dari 5 bersaudara. Tn. H dan Tn. H memiliki 2 orang anak perempuan.
6. Tipekeluarga : Tipe keluarga Tn. H adalahKeluarga Inti,
yaitu terdiri dari suami, istri, anak.
7. Suku : Keluarga Tn. H berasal dari suku Batak
Indonesia, kebudayaan yang dianut tidak
bertentangan dengan masalah kesehatan,
sedangkan bahasa sehari-hari yang digunakan
adalah bahasa daerah dan Indonesia.
8. Agama : Kristen, seluruh anggota keluarga Tn. H
Adalah beragama kristen dan taat beribadah.
9. Status social ekonomi keluarga : Tn. H mendapat penghasilan ± Rp.
1.500.000
perbulan
10
10. Aktivitas rekreasi keluarga : Tn. H mengatakan bahwa keluarga tidak
memiliki jadwal khusus untuk rekreasi dan
liburan. Mereka hanya berkebun di daerah .
III. Lingkungan
11
U
kamar
Ruang Keluarga
kamar
kamar
kamar mandi
Dapur
15. Karakteristik rumah : keluarga Tn. H tinggal di rumah yang merupakan milik
Bos nya tempat Tn. H bekerja yang bagunannya permanen dengan luas 7 x 16
m². Rumah Tn. H terlihat bersih dan rapi. Atap rumah dari seng. Memiliki 3
kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 dapur, 1 kamar mandi dan
halaman rumah. Penerangan rumah cukup sehingga tidak membutuhkan lampu
untuk penerangan pada siang hari. Sinar matahari bisa masuk pada pagi hari
diruangan depan sehingga di dalam rumah tidak terlihat gelap, terdapat jendela
dan ventilasi, serta pintu selalu terbuka di pagi hari. Tn. H mempunyai 1 WC
yang terletak di luar rumah, jarak septic tank dengan kamar mandi adalah <10
meter. Sumber air nya dari sumur bor. Sampah dikumpulkan di tempat sampah
lalu di bakar. Dan kebersihan rumah bersih
16. Karakteristik tetangga dan comunitas RW : lingkungan di sekitar rumah Tn. H
bersih, rumah Tn. H agak berjauhan dari Tetangga.
17. Mobilitas geografis keluarga : Keluarga Tn. H berasal dari Medan, lalu pindah
karena Tn.H ingin mencari rezeki di pekanbaru, yang beralamat di Jl. Lintas
Timur, RT OO2 / RW 004, Kelurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya.
12
18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Keluarga Tn. H selalu
mengikuti perkumpulan keluarga (marga) dan dapat berinteraksi baik
dilingkungan sekitarnya dan tidak ada masalah dengan tetangganya.
19. Sistem pendukung keluarga : jumlah anggota keluarga 3 orang yaitu 1 Istri, dan
2 anak.
V. Fungsi keluarga
24. Fungsi afektif : Keluaraga Tn. H saling menghormati antar anggota keluarga,
hubungan antar keluarga baik, saling mendukung satu sama lain.
25. Fungsis sosialisasi : Dalam keluarga Tn. H terjalin hubungan yang harmonis,
Keluarga Tn. H berhubungan baik dengan anggota keluarga lainnya begitu pun
sebaliknya.
26. Fungsi perawatan keluarga : Tn. H mengetahui tentang makanan yang sehat
untuk dirinya sendiri dan untuk keluarganya. Bila ada keluarganya yang sakit
Tn. H selalu bawak ke puskesmas untuk di periksa, dan Ny. R juga sering ke
dokter untuk menanyakan penyakit kelenjar getah beningnya yang sudah sehat
karena Ny. R takut penyakitnya kambuh, tetapi Ny. R sekarang sering
mengalami sesak di dada.
13
VI. Stress dan koping keluarga
27. Stressor jangka pendek : Ny. R mempunyai masalah sesak di dada yang baru-
baru timbul.
28. Stressor jangka panjang : menurut Ny. R yang menjadi beban pikirannya adalah
kondisi kesehatannya, Ny. R takut klau kelenjar getah beningnya kambuh
kembali.
29. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah :Tn. H berharap, memohon
dan berdo’a kepada tuhan supaya diberikan yang terbaik untuk dirinya dan
keluarganya.
30. Strategi koping yang digunakan : Keluarga Tn. H jika mempunyai masalah
maka mereka akan bermusyawarah dengan anggota keluarga yang lainnya.
31. Strategi adaptasi disfungsional: keluarga tidak pernah menggunakan ancaman
atau kekerasan dalam menyelesaikan masalah.
VII. Harapan keluarga : keluarga berharap petugas dapat memberikan informasi tentang
masalah kesehatan sehingga dapat menambah pengetahuan tentang kesehatan yang
mana sebelumnya keluarga tidak tahu menjadi tahu.
14
VIII. Pemeriksaan fisik
Tn. H Ny. R An. H An. T
Pemeriksaanfisik
Umum
Penampilan umum
Kesadaran CM CM CM CM
Kebersihan personal Bersih Bersih Bersih Bersih
Postur dan cara Postur tubuh simetris, Postur tubuh simetris, berjalan Postur tubuh simetris, berjalan Postur tubuh simetris, berjalan
berjalan berjalan tanpa bantuan tanpa bantuan tanpa bantuan tanpa bantuan
Tanda-tanda vital TD : 120/80 mmHg TD : 130/100 mmHg TD : 110/70 mmHg TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/mnt N : 80 x/mnt N : 80 x/mnt N : 80 x/mnt
S : 36,5 C S : 36,5 C S : 36,5 C S : 36,5 C
R : 18 x/m R : 22 x/m R : 20 x/m R : 20 x/m
Status mental dan Normal Normal Normal Normal
cara berbicara
Status emosi Stabil Stabil Stabil Stabil
Orientasi Dapat mengenal orang, Dapat mengenal orang, waktu Dapat mengenal orang, waktu Dapat mengenal orang, waktu
waktu dan tempat dan tempat dan tempat dan tempat
Proses berfikir Normal, jelas merespon Normal, jelas meresponNormal, jelas meresponNormal, jelas merespon
pertanyaan dengan cepat. pertanyaan dengan cepat pertanyaan dengan cepat pertanyaan dengan cepat
Gaya berbicara Bicara santai dan normal. Bicara santai dan normal. Bicara santai dan normal. Bicara santai dan normal.
PEMERIKSAAN Terlihat bersih, lembab, Terlihat bersih, lembab, tidakTerlihat bersih, lembab, tidakTerlihat bersih, lembab, tidak
KULIT tidak bau, tidak terdapat bau, tidak terdapat lesi. bau, tidak terdapat lesi. bau, tidak terdapat lesi.
15
lesi.
KUKU Terlihat bersih dan CRT Terlihat bersih dan CRT baik Terlihat bersih dan CRT baik Terlihat bersih dan CRT baik
baik <3 dtk <3 dtk <3 dtk <3 dtk
PEMERIKSAAN
KEPALA
Bentuk dan sensori Muka simetris, sensasi Muka simetris, sensasi normal Muka simetris, sensasi normal Muka simetris, sensasi normal
normal gerakan pipi, alis gerakan pipi, alis simetris gerakan pipi, alis simetris gerakan pipi, alis simetris
simetris
Rambut Rambut & kulit kepala Rambut & kulit kepala bersih,Rambut & kulit kepala bersih,Rambut & kulit kepala bersih,
bersih, beruban, distribusi beruban, distribusi rambutrambut hitam dan ikal,rambut hitam dan ikal,
rambut merata merata distribusi merata distribusi merata
Mata Letak simetris, bola mata Letak simetris, bola mata Letak simetris, bola mata Letak simetris, bola mata
dapat bergerak mengikuti dapat bergerak mengikuti arah dapat bergerak mengikuti arah dapat bergerak mengikuti arah
arah tangan pemeriksa, tangan pemeriksa, tidak nyeri,tangan pemeriksa, tidak nyeri,tangan pemeriksa, tidak nyeri,
tidak nyeri, reaksi cahaya +, reaksi cahaya +, konjungtivareaksi cahaya +, konjungtivareaksi cahaya +, konjungtiva
konjungtiva tdk anemis, tdk anemis, kornea tidaktdk anemis, kornea tidaktdk anemis, kornea tidak
kornea tidak ikterik, tidak ikterik, tidak pakai kacamata. ikterik, tidak pakai kacamata. ikterik, tidak pakai kacamata.
pakai kacamata.
Hidung Bentuk simetris, warna kulit Bentuk simetris, warna kulitBentuk simetris, warna kulitBentuk simetris, warna kulit
sama dengan sekitar, tidak sama dengan sekitar, tidak adasama dengan sekitar, tidak adasama dengan sekitar, tidak ada
ada lesi, mukosa lembab, lesi, mukosa lembab, ada bulu lesi, mukosa lembab, ada bulu lesi, mukosa lembab, ada bulu
ada bulu hidung, penciuman hidung, penciuman baik. hidung, penciuman baik. hidung, penciuman baik.
baik.
16
Telinga Daun telinga simetris kiri Daun telinga simetris kiri danDaun telinga simetris kiri danDaun telinga simetris kiri dan
dan kanan, bersih, tidak ada kanan, bersih, tidak adakanan, bersih, tidak adakanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, benjolan, tidak bengkak, tidak benjolan, tidak bengkak, tidakbenjolan, tidak bengkak, tidak
tidak terdapat nyeri tekan terdapat nyeri tekan padaterdapat nyeri tekan padaterdapat nyeri tekan pada
pada masteudeus, tidak ada masteudeus, tidak adamasteudeus, tidak adamasteudeus, tidak ada
serumen dan pendengaran serumen dan pendengaranserumen dan pendengaranserumen dan pendengaran
normal. normal. normal. normal.
Mulut Bibir simetris, mukosa Bibir simetris, mukosaBibir simetris, mukosaBibir simetris, mukosa
lembab, lidah simetris, lembab, lidah simetris, dapatlembab, lidah simetris, dapatlembab, lidah simetris, dapat
dapat bergerak kiri kanan bergerak kiri kanan tidakbergerak kiri kanan tidakbergerak kiri kanan tidak
tidak pucat, lidah dapat pucat, lidah dapat mrasakanpucat, lidah dapat mrasakanpucat, lidah dapat mrasakan
mrasakan rasa dengan baik. rasa dengan baik. rasa dengan baik. rasa dengan baik.
Leher Simetris, warna sama Simetris, warna sama denganSimetris, warna sama denganSimetris, warna sama dengan
dengan kulit, tidak ada kulit, tidak ada pembesarankulit, tidak ada pembesarankulit, tidak ada pembesaran
pembesaran JVP, tiroid. JVP, tiroid. Dapat bergerakJVP, tiroid. Dapat bergerakJVP, tiroid. Dapat bergerak
Dapat bergerak proporsional ke kiri kanan proporsional ke kiri kanan proporsional ke kiri kanan
proporsional ke kiri kanan atas bawah. atas bawah. atas bawah.
atas bawah.
Dada (pernafasan) Simetris, warna sama Simetris, warna sama denganSimetris, warna sama denganSimetris, warna sama dengan
dengan kulit, tidak terdapat kulit, tidak terdapat tonjolan kulit, tidak terdapat tonjolan kulit, tidak terdapat tonjolan
tonjolan abnormal, dapat abnormal, dapat bergerakabnormal, dapat bergerakabnormal, dapat bergerak
bergerak seimbang ke atas, seimbang ke atas, nafas 22 seimbang ke atas, nafas 20seimbang ke atas, nafas 20
17
nafas 18 x /menit, suara x /menit, suara nafas normal. x /menit, suara nafas normal. x /menit, suara nafas normal.
nafas normal.
Dada (kardiovaskuler) Tidak ada tonjolan dan Tidak ada tonjolan dan massa,Tidak ada tonjolan dan massa,Tidak ada tonjolan dan massa,
massa, intercosta rata. intercosta rata. intercosta rata. intercosta rata.
Perut Inspeksi : Perut datar, warna Inspeksi : Perut datar, warna Inspeksi : Perut datar, warna Inspeksi : Perut datar, warna
sama dengan kulit sekitar, sama dengan kulit sekitar,sama dengan kulit sekitar,sama dengan kulit sekitar,
tidak terdapat lesi dan tidak terdapat lesi dan massa. tidak terdapat lesi dan massa. tidak terdapat lesi dan massa.
massa.
Palpasi : lembut, tidak nyeri Palpasi : lembut, tidak nyeriPalpasi : lembut, tidak nyeriPalpasi : lembut, tidak nyeri
tekan, tidak teraba massa, tekan, tidak teraba massa,tekan, tidak teraba massa,tekan, tidak teraba massa,
hepar tidak teraba. hepar tidak teraba. hepar tidak teraba. hepar tidak teraba.
Auskultasi : bising usus 8 Auskultasi : bising usus 8 x / Auskultasi : bising usus 8 x / Auskultasi : bising usus 8 x /
x / menit menit menit menit
Perkusi :Suara timpani
GENITALIA DAN Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji
ANUS
EKSTREMITAS
EKSTREMITAS atas Bahu simetris, warna sama Bahu simetris, warna sama Bahu simetris, warna sama Bahu simetris, warna sama
dan bawah dengan kulit, tidak ada dengan kulit, tidak adadengan kulit, tidak adadengan kulit, tidak ada
tonjolan, dapat mengangkat tonjolan, dapat mengangkattonjolan, dapat mengangkattonjolan, dapat mengangkat
dan menahan beban dengan dan menahan beban dengandan menahan beban dengandan menahan beban dengan
baik, reflex baik. baik, reflex baik. baik, reflex baik. baik, reflex baik.
18
19
1. Format Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
Format rencana asuhan keperawatan keluarga merupakan format yang dirancang
untuk memudahkan mahasiswa menyusun masalah yang ditemukan berdasarkan
prioritas masalah yang ditulis dalam bentuk diagnose keperawatan disertai rencana
untuk mengatasi masalah yang ada. Format rencana asuhan keperawatan keluarga
adalah seperti dibawah ini
1. ANALISA DATA
NO DATA PENYEBAB MASALAH
D
1 S: DS : ketidak mampuan keluarga Ketidak efektifan pola
- Ny. R mengatakan dada merawat anggota keluarga nafas
nya terasa sesak dari dengan gangguan pernafasan
sebulan yang lalu
- Ny. R mengatakan
terasak pada malam hari
DO :
- RR: 22 x/m
- pasien tampak berat
dalam menarik nafas
2DS: DS : ketidak mampuan keluarga Ansietas
- Ny. R mengatakan dalam merawat anggota
cemas jika kelenjar getah keluarga dengan penyakit
bening nya kambuh pernafasan
- Ny. R mengatakan akan
konsul kembali pada
dokter
DO :
- Ny. R tampak cemas
3.ds DS : Jarak rumah tetangga yang Kurangnya bersosialisasi
- Ny. R mengatakan berjauhan
perkumpulan hanya di
keluarga atau Marga saja
dan tentangga sekitar
20
jarang mengunjunginya
DO :
- Rumah Ny.R berjauhan
dengan tetangga
2. Diagnosa keperawaan
a. Ketidak efektifan pola nafas b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan gangguan pernafasan
b. Ansietas b.d ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
dengan penyakit pernafasan
c. Kurangnya bersosialisasi b.d Jarak rumah tetangga yang berjauhan
21
c. Rendah tradisional, dan keluarga
sudah membawa Ny. R
berobat ke puskesmas tetapi
tidak rutin
4. Menonjolnya Masalah 2/2x1=1 2 Keluarga mengatakan
a. Masalah berat dan harus di bahwa masalah pada Ny. R
tangani harus segera ditangani,
b. Ada masalah, tidak perlu segera karena menganggu aktifitas
di tangani Ny. R, hal ini membuat
c. Masalah tidak di rasakan keluarga merasa perlu
menangani masalah ini
segera.
Jumlah skor 3 2/3
22
c. Masalah tidak di rasakan dalam mengetahui
penyakit yang
sebenarnya.
Jumlah skor 2 5/6
23
4.FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Tujuan Evaluasi
Diagnosa Keperawatan umum Khusus Kriteria Standar Rencana tindakan
Ketidak efektifan pola Setelah Setelah dilakukan 1.1 Menjelaskan Cara mengatasi sesak 1.1.1 Diskusikan cara mengatasi sesak
nafas b.d ketidak dilakukan 5 2 kali kunjungan penyebab nafas dapat dilakukan di dada kepada semua keluarga.
mampuan keluarga kali kunjungan rumah selama 45 gangguan dengan cara 1.1.2 Menganjurkan semua anggota
merawat anggota rumah, menit setiap pernafasn mengajarkan teknik keluaga untuk mengulang
keluarga dengan diharapkan kunjungan, 1.2 Menjelaskan relaksasi, teknik nafas kembali cara mengatasi sesak di
gangguan pernafasan tekanan darah diharapkan komplikasi dalam, obat tradisional dada.
yang dialami keluarga dapat dari gangguan 1.1.3 Beri pujian jika keluarga mampu
khususnya Ny. mengatasi pola pernafasn mengulang kembali cara
R dapat nafas yang 1.3 Menjelaskan mengatasi sesak di dada.
diatasi. efektif. cara mengatasi
mengurangi
sesak nafas
24
diharapkan keluarga dapat dengan baik kecemasan kesehatan keluarga
rasa cemas n memahami masalah yang 1.1.4 Kaji pengetahuan keluarga
khusunya Ny. tentang cara di alami tentang gangguan pernafasan
R dapat mengenal pasien 1.1.5 Dengarkan dengan baik
diatasi. masalah keluahan pasien
kesehatan
gangguan
pernafasn.
Kurangnya Setelah Setelah dilakukan 1.1 Menjelaskan Memberikan 1.1.1 Diskusikan tentang pendekatan
bersosialisasi b.d Jarak dilakukan 5 2 kali kunjungan tentang pengertian, dengan tetangga yang terdekat
rumah tetangga yang kali kunjungan rumah selama 45 keadaan pemahaman dan 1.1.2 Beri penjelasan secara perlahan
berjauhan rumah selama menit setiap pentingnya penjelasan kepada Ny. agar keluarga dapat memahami
45 menit setiap kunjungan, bersosialisai R bahwa bersosialisasi dengan tepat apa itu
kunjungan, diharapkan dengan orang sangat penting bagi bersosialisasi
diharapkan keluarga dapat lain kehidupan. 1.1.3 Memberikan pujian kepada
khusunya Ny. mengerti dengan 1.2 Menjelaskan keluarga jika suda bisa
U dapat keadaan sekarang manfaat bersosialisasi
bersosialisasi dan beradaptasi bersosialisasi
dengan baik. dengan keadaan.
25
LAPORAN PENDAHULUAN
STIKES AL-INSYIRAH
PEKANBARU
Kunjungan : Pertemuan 1
1. LATAR BELAKANG
a) Karakteristik keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Effendy. Nasrul, 1998).
26
Keluraga Tn. H merupakan keluarga dengan tahap perkembangan keluarga
dengan keluarga anak remaja dimana keluarga terdiri dari Tn. H , Ny. R dan An. H
dan An. T
b) Masalah keperawatan
2. PROSES KEPERAWATAN
a. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang dirumuskan berdasarkan data
yang terkumpul dan berupa rumusan tentang respon klien terhadap masalah
27
kesehatan serta faktor penyebab yang berkontribusi terhadap timbulnya masalah
yang perlu diatasi dengan tindakan keperawatan.
Masalah atau diagnosa yang dapat dirumuskan pada suatu keluarga biasanya
cukup banyak, dalam arti kata tidak mungkin satu. Semakin benarpengkajian yang
dilakukan maka semakin banyak masalah atau diagnosa yang dapat dirumuskan
pada keluarga yang dikaji.masalah-masalah yang dikelompokan dalam tipologi
masalah yang terdiri atas:
a. aktual/defisit/gangguan kesehatan
masalah yang terjadi ,dari hasil pengkajian telah didapatkan tanda dan
gejalahgangguan kesehatan.
b. Resiko /ancaman kesehatan
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
c. Potensial/keadaan sejahtera/wellness
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera atau sehat sehingga
hanya memerlukan peningkatan kesehatan atau kesejahteraan.
b. Tujaun umum
Dalam waktu 3x60 menit terbina hubungan saling percaya antara mahasiswa
dengan keluarga dan diperoleh data yang akan menunjang pengkajian masalah
kesehatan pada keluarga secara lengkap dan jelas.
c. Tujuan khusus
a. Keluarga menerima kunjungan mahasiswa dalam 3x60 menit.
b. Keluarga memberi informasi berkaitan dengan data umum, lingkungan, fungsi
keluarga, stress dan koping keluarga, pemeriksaan fisik dan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan.
c. Teridentifikasi masalah keperawatan.
3. Rencana kegiatan
a. Topik
Pengkajian data umum, lingkungan, fungsi keluarga, pemeriksaan fisik dan
harapan keluarga.
b. Metode
Wawancara, observasi, inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
c. Media dan alat
Format pengkajian, alat tulis, nursing kit.
d. Waktu dan tempat
Tanggal 21-23 juli 2018, bertempat di kediaman Tn. H di RT 02 RW 04 kelurahan
Kulim, Kecamatan Tenayan Raya.
a. Strategi pelaksanaan
28
Waktu Fase Kegiatan mahasiswa Kegiatan keluarga
10 menit Orientasi Mengucapkan salam Menjawab salam
Memvalidasi keadaan Menjawab
keluarga pertanyaan
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan mendengarkan
kunjungan
45 menit Kerja membina hubungan mempercayai
mengikuti
saling percaya
melakukan kegiatan
mengikuti semua
pengkajian
melakukan proses
memperhatikan
pemeriksaan fisik
mendengarkan
mengidentifikasi
masalah kesehatan
memberikan
reinforcement positif
5 menit Terminasi mengevaluasi menjawab
perasaan keluarga pertanyaan
membuat kontrak menyepakati
selanjutnya kontrak
mengucapkan salam menjawab salam
4. KRITERIA EVALUASI
a. Kriteria struktur
a. Menyiapkan laporan pendahuluan
b. Menyiapkan alat bantu atau media yang dibutuhkan
c. Kontrak dengan keluarga mengenai tempat dan waktu sesuai rencana
b. Kriteria proses
1. Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan yang telah
ditetapkan
2. Keluarga aktif menjawab setiap pertanyaan yang diajukan
c. Kriteria hasil
1. Diperoleh data umum dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan, struktur
keluarga, pemeriksaan fisik, dan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
secara lengkap dan jelas.
2. Teridentifikasi masalah kesehatan dalam keluarga serta rencana keperawatan
setelah dilakukan pengkajian, analisa data dan prioritas masalah.
29
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kesimpulan Saran
Pengkajian keluarga dilaksanakan melalui metode wawancara dengan kepala
keluarga dan anggota keluarga. Berdasarka hasil pengkajian yang didapatkan
selama praktek preklinik STIKES AL-Insyirah Pekanbaru didapatkan masalah
kesehatan di keluarga Tn. H dan Ny. R yaitu:
- Ketidak efektifan pola nafas b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan gangguan pernafasan
- Ansietas b.d ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
dengan penyakit pernafasan
- Kurangnya bersosialisasi b.d Jarak rumah tetangga yang berjauhan
Setelah ditemukan masalah kesehatan pada keluarga Tn. H, maka disusunlah
suatu rencana keperawatan keluarga. Berdasarkan hasil yang disepakati dengan
30
keluarga yaitu Tn. H sesuai rencana, maka ditetapkan satu prioritas masalah
kesehatan berdasarkan pengkajian yang sudah dilakukan. Tahap selanjutnya
dilakukan implementasi yang meliputi penyuluhan kesehatan pada keluarga Tn. H.
Setelah melaksanakan beberapa kali pertemuan didapatkan hasil yang sesuai
dengan kriteria hasil yang direncanakan yaitu keluarga mampu mengenal masalah
penyakit yang diderita dengan memanfaatkan pengobatan tradisional.
2. Kesimpulan Proses
C. SARAN
1. Untuk keluarga
2. Pihak RT dan RW
a. Diharapkan pihak RT dan Rw untuk dapat mengkoordinir masyarakat
dalam setiap kegiatan yang menunjang derajat kesehatan masyarakat.
31
b. Mengingat penyakit gangguan pernafasan merupakan penyakit yang tidak
dapat diabaikan, maka diharapkan upaya secara maksimal untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan baik melalui tenaga kesehatan, sarana
dan prasarana kesehatan.
c. Diharapkan pihak RT, RW dan Kelurahan dapat mengawasi setiap
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
32
Daftar Pustaka
33