You are on page 1of 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawatan keluarga yang komprehensif merupakan suatu proses yang rumit,


sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis untuk bekerja
dengan keluarga dan anggota keluarga, pendekatan ini disebut proses keperawatan.
Menurut Yura dan Walsh (1978) “proses adalah suatu aksi gerak yang dilakukan
dengan sengaja dan sadar dari satu titik ke titik yang lain menuju pencapaian tujuan”.

Pada dasarnya keperawatan merupakan suatu proses pemecahan masalah yang


sistematis, yang digunakan ketika bekerja dengan individu, keluarga, kelompok atau
komunitas. Salah satu aspek terpenting dari keperawatan adalah penekannnya pada
keluarga.Keluarga bersama dengan individu, kelompok dan komunitas adalah klien
atau resipien keperawatan.Secara empiris, disadari bahwa kesehatan para anggota
keluarga dan kualitas kesehatan keluarga mempunyai hubungan erat.Akan tetapi,
hingga saat ini sangat sedikit yang diberikan perhatian.

Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia telah dijalankan selama ini


masih memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara pendekatan pembangunan
kesehatan masyarakat dengan tanggapan masyarakat, manfaat yang diperoleh
masyarakat, dan partisipasi masyarakat yang diharapkan.Meskipun dalam Undang-
Undang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan telah ditegaskan bahwa tujuan
pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah meningkatkan kemandirian
masyarakat dalam mengatasi kesehatannya. Salah satu intervensi keperawatan
komunitas di Indonesia yang belum banyak digali adalah kemampuan perawat
spesialis komunitas dalam membangun jejaring kemitraan di masyarakat.

Keluarga sebagai masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling


mempengaruhi antara sesama anggota dan akan mempengaruhi keluarga-keluarga di
sekitarnya atau masyarakat secara keseluruhan.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum

1
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik mahasiswa mampu
menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan sesuai tugas dan pengembangan keluarga.

2. Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan belajar klinik, mahasiswa mampu:


a. Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan keluarga
b. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga sesuai dengan masalah kesehatan
keluarga
c. Merencanakan tindakan sesuai dengan diagnosa keperawatan
d. Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah ditentukan
e. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga.

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Keluarga Binaan

Diharapkan keluarga mendapatkan informasi tentang Rematik yang dialami


oleh salah satu anggota keluarga Tn. M.

2. Bagi Mahasiswa

Menjadi penerapan ilmu bagi mahasiswa dan dapat membantu keluarga yang
membutuhkan bantuan tenaga kesehatan untuk mendapatkan informasi mengenai
masalah kesehatan yang terjadi di keluarga Tn. M.

3. Bagi Pembaca

Menjadi bahan referensi untuk dipergunakan dalam ilmu kesehatan.

D. Ruang Lingkup Penulisan

Penulis membatasi ruang lingkup pembahasan laporan ini hanya pada asuhan
keperawatan pada keluarga.

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR KELUARGA


1. Pengertian keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Effendy. Nasrul, 1998)

Keluarga juga dipandang sebagai instansi (lembaga) yang dapat memenuhi


kebutuhan insani. Hal ini dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan suatu sistem
yang saling berinteraksi satu sama lainnya dalam memenuhi kebutuhan termasuk
kesehatan, sehingga keluarga mempunyai peranan penting dalam mengembangkan,
mencegah dan mengatasi atau memperbaiki masalah kesehatan yang ada dalam
kekuarga. (Amanui, 2007).

2. Ciri- ciri keluarga

Menurut Robert Mc Iver dan Charles Horton:


a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara
c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (Nomen Clatur) termasuk
perhitungan garis keturunan.
d. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah
tangga(Setiadi, 2008:3)
e. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota –
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan
membesarkan anak.

Ciri keluarga Indonesia :


a. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong.
b. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran
c. Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan secara
musyawarah (Setiadi, 2008 : 4)

3. Fungsi keluarga

3
Menurut Nasrul Effendi (1998) keluarga mempunyai bebrapa fungsi pokok
yaitu :
a. Asih
Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan
kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan
berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b. Asuh
Adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga menjadikan anak-anak yang sehat
baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
c. Asah
Adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia
dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

4. Tipe keluarga
Menurut Nasrul Effendi (1998) terdapat beberapa tipe keluarga yaitu:
a. Keluarga Inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak
b. Keluarga Besar (Extended Family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
ponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
c. Keluarga Berantai (Serial Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu
kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga Janda (Singel Family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian
e. Keluarga Berkomposisi (Composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
f. Keluarga Kabitas (Cahabitation)
Adalah bila dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu
keluarga.

5. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan
fungsi keluarga di masyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya :
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal

4
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri,
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluaraga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri (Setiadi, 2008:6).

B. KONSEP DASAR RHEUMATOID ARTHRITIS


1. Pengertian Rheumatoid Arthritis
Rematik adalah orang yang menderita rheumatism(Encok) , arthritis (radang
sendi) ada 3 jenis arthritis yang paling sering diderita adalah osteoarthritis
,arthritis goud, dan rheumatoid artirtis yang menyebabkan pembengkakan
benjolan pada sendi atau radang pada sendi secara serentak.(utomo.2005:60)
Penyakit rematik meliputi cakupan luas dari penyakit yangdikarakteristikkan
oleh kecenderungan untuk mengefek tulang, sendi, dan jaringan lunak (Soumya,
2011).

2. Klasifikasi
Ditinjau dari lokasi patologis maka jenis rematik tersebut dapat dibedakan
dalam dua kelompok besar yaitu rematik artikular dan rematik Non artikular.
Rematik artikular atau arthritis (radang sendi) merupakan gangguan rematik yang
berlokasi pada persendian, diantarannya meliputi arthritis rheumatoid,
osteoarthritis dan gout arthritis. Rematik non artikular atau ekstra artikular yaitu
gangguan rematik yang disebabkan oleh proses diluar persendian diantaranya
bursitis,fibrositis dan sciatica(hembing,2006 dalam Iwayan:9)

Rematik dapat dikelompokan dalam beberapa golongan yaitu :


1. Osteoartritis.
Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang
berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut.
2. Artritis rematoid.
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh.
3. Olimialgia Reumatik.
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan
kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher, bahu
dan panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut sekitar
50 tahun ke atas.
4. Artritis Gout (Pirai).

5
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran
khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari
pada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada
wanita biasanya mendekati masa menopause.

3. Etiologi
Penyebab dari Reumatik hingga saat ini masih belum terungkap, namun beberapa
faktor resiko untuk timbulnya Reumatik antara lain adalah :
1. Umur.
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah
yang terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin meningkat dengan
bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang
pada umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.
2. Jenis Kelamin.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih
sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara
keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada
laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada
wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada
patogenesis osteoartritis.
3. Genetic.
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu
dari seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal
terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-
anaknya perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu
dananak perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis.
4. Suku.
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat
perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritis paha
lebih jarang diantara orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia.
Osteoartritis lebih sering dijumpai pada orang – orang Amerika asli dari pada
orang kulit putih. Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup
maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.
5. Kegemukan
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko
untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan
ternyata tak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung
beban, tapi juga dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).

6
4. Manifestasi Klinis
1. Nyeri pada anggota gerak
2. Kelemahan otot
3. Peradangan dan bengkak pada sendi
4. Kekakuan sendi
5. Kejang dan kontraksi otot
6. Gangguan fungsi
7. Sendi berbunyi (krepitasi)
8. Sendi goyah
9. Timbunya perubahan bentuk
10. Timbulnya benjolan nodul.

5. Komplikasi
Beberapa kondisi yang mungkin dapat diderita oleh penderita rheumatoid
arthritis adalah sebagai berikut:
a. Peradangan menyebar luas.
Peradangan dapat menjangkiti jaringan tubuh lain, seperti hati, pembuluh darah,
paru-paru, dan mata. Kondisi ini jarang terjadi dengan perawatan dini.
b. Cervical myelopathy.
Saraf tulang belakang tertekan akibat dislokasi persendian tulang belakang
bagian atas. Walau jarang terjadi, jika tidak segera dioperasi, kondisi ini bisa
menyebabkan kerusakan saraf tulang belakang permanen dan akan berdampak
kepada aktivitas sehari-hari.
c. Sindrom lorong karpal.
Kondisi ini terjadi karena saraf median, yaitu saraf yang mengendalikan gerakan
dan sensasi di pergelangan tangan tertekan dan menimbulkan gejala kesemutan,
nyeri, dan mati rasa. Kondisi ini bisa diringankan dengan suntikan steroid atau
menggunakan bebat untuk pergelangan tangan. Namun, umumnya operasi
diperlukan untuk melepaskan tekanan pada saraf median.
d. Penyakit kardiovaskular.
Penyakit seperti stroke dan serangan jantung bisa terjadi akibat dampak
rheumatoid arthritis yang memengaruhi pembuluh darah atau jantung. Risiko
terkena penyakit ini bisa dikurangi dengan mengonsumsi makanan sehat,
berolahraga secara teratur dan berhenti merokok.
e. Kerusakan sendi.
Kerusakan sendi akibat radang bisa menjadi permanen jika tidak ditangani
dengan baik. Ada beberapa masalah yang dapat memengaruhi persendian,
seperti kelainan bentuk persendian, penipisan tulang (osteroporosis), kerusakan
pada tulang dan tulang rawan, serta tendon di area sekitar terjadinya
peradangan.
f. Sindrom Sjogren.

7
Penderita rheumatoid arthritis rentan mengalami sindrom Sjogren, yakni kondisi
dimana kelembapan pada mata dan mulut berkurang.
g. Limfoma.
Limfoma merupakan jenis kanker darah yang menyerang getah bening di dalam
tubuh.

6. Penetalaksanaan
1. Obat obatan
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk osteoartritis,
oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan
untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak
mampuan. Obat-obat anti inflamasinon steroid bekerja sebagai analgetik dan
sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat memperbaiki atau
menghentikan proses patologis osteoartritis.
2. Perlindungan sendi
Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang
kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit.
Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi juga
perlu diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan karena kakai yang tertekuk
(pronatio).
3. Diet
Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus
menjadi program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan
seringkali dapat mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.
4. Dukungan psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya
yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak
pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin
orang lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali
keberatan untuk memakai alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.
5. Persoalan Seksual
Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada
tulang belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi karena ini harus dimulai
dari dokter karena biasanya pasien enggan mengutarakannya.
6. Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi
pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemakaian panas
yang sedang diberikan sebelum latihan untk mengurangi rasa nyeri dan

8
kekakuan. Pada sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat
gosok jangan dipakai sebelum pamanasan.

FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

I. Data umum
1. Namakeluarga (KK) : Tn. H
2. Umur : 46 tahun
3. Alamat dan telepon : Jl. Lintas Timur, RT O2 / RW 04, Kelurahan Kulim,
Kecamatan Tenayan Raya.
4. Pekerjaan : Petani
5. Komposisikeluarga : Ayah, Ibu, anak
No Nama Jeniskelamin Hub TTL / umur pendidikan
dengan
KK
1. Tn. H Laki-Laki Suami 1972 (46 tahun) SMA
2. Ny. R Perempuan Istri 1969 (49 tahun) SMA

3. An. H Perempuan Anak 1998 (20 tahun) Pelajar


4. An. T Perempuan Anak 2004 (14 tahun) Pelajar

Genogram

9
Tn. Ny.R
H

Kelenjar
paru-
getah
paru
bening
An. H An. T

Keterangan :
= Laki-laki = Laki-laki meninggal = Perempuan= Perempuan Meninggal
= Anggota yang =Anggota Keluarga yang
Tinggalserumahsakit

Berdasarkan genogram diatas, Tn. H merupakan anak ke 3 dari 6 bersaudara, dan Ny.R
merupakan anak ke 2 dari 5 bersaudara. Tn. H dan Tn. H memiliki 2 orang anak perempuan.
6. Tipekeluarga : Tipe keluarga Tn. H adalahKeluarga Inti,
yaitu terdiri dari suami, istri, anak.
7. Suku : Keluarga Tn. H berasal dari suku Batak
Indonesia, kebudayaan yang dianut tidak
bertentangan dengan masalah kesehatan,
sedangkan bahasa sehari-hari yang digunakan
adalah bahasa daerah dan Indonesia.
8. Agama : Kristen, seluruh anggota keluarga Tn. H
Adalah beragama kristen dan taat beribadah.
9. Status social ekonomi keluarga : Tn. H mendapat penghasilan ± Rp.
1.500.000
perbulan

10
10. Aktivitas rekreasi keluarga : Tn. H mengatakan bahwa keluarga tidak
memiliki jadwal khusus untuk rekreasi dan
liburan. Mereka hanya berkebun di daerah .

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


11. Tahap perkembangan keluarga saat ini : tahap perkembangan Tn. H adalah tahap
perkembangan ke V yaitu keluarga anak remaja.
12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Tn. H mengatakan tahap
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah . anaknya masih sekolah,
dan ingin anaknya kelak sukses.
13. Riwayat keluarga inti : Tn. H sebagai kepala keluarga sebelumnya memiliki
Riwayat sakit Paru – Paru sekitar 20 Tahun yang lalu, tidak memiliki masalah
dengan istirahat, makan, maupun kebutuhan dasar yang lain. Sedangkan Ny. R
sekitar 2 tahun yang lalu menderita kelenjar getah bening, sekarang Ny, R
mengeluh sesak – sesak di dada.
14. Riwayat keluarga sebelumnya : Tn. H mengalami riwayat sakit Paru – Paru.dan
Ny, R mengalami Kelenjar getah bening

III. Lingkungan

11
U

kamar

Ruang tamu &

Ruang Keluarga
kamar

kamar

kamar mandi
Dapur

15. Karakteristik rumah : keluarga Tn. H tinggal di rumah yang merupakan milik
Bos nya tempat Tn. H bekerja yang bagunannya permanen dengan luas 7 x 16
m². Rumah Tn. H terlihat bersih dan rapi. Atap rumah dari seng. Memiliki 3
kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 dapur, 1 kamar mandi dan
halaman rumah. Penerangan rumah cukup sehingga tidak membutuhkan lampu
untuk penerangan pada siang hari. Sinar matahari bisa masuk pada pagi hari
diruangan depan sehingga di dalam rumah tidak terlihat gelap, terdapat jendela
dan ventilasi, serta pintu selalu terbuka di pagi hari. Tn. H mempunyai 1 WC
yang terletak di luar rumah, jarak septic tank dengan kamar mandi adalah <10
meter. Sumber air nya dari sumur bor. Sampah dikumpulkan di tempat sampah
lalu di bakar. Dan kebersihan rumah bersih
16. Karakteristik tetangga dan comunitas RW : lingkungan di sekitar rumah Tn. H
bersih, rumah Tn. H agak berjauhan dari Tetangga.
17. Mobilitas geografis keluarga : Keluarga Tn. H berasal dari Medan, lalu pindah
karena Tn.H ingin mencari rezeki di pekanbaru, yang beralamat di Jl. Lintas
Timur, RT OO2 / RW 004, Kelurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya.

12
18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Keluarga Tn. H selalu
mengikuti perkumpulan keluarga (marga) dan dapat berinteraksi baik
dilingkungan sekitarnya dan tidak ada masalah dengan tetangganya.
19. Sistem pendukung keluarga : jumlah anggota keluarga 3 orang yaitu 1 Istri, dan
2 anak.

IV. Struktur keluarga


20. Pola komunikasi keluarga : komunikasi antar anggota keluarga Tn. H berjalan
dengan baik. Setiap anggota keluarga saling terbuka jika sedang mempunyai
masalah. Bahasa yang digunakan dalam sehari-hari yaitu batak dan indonesia.
21. Struktur kekuatan keluarga : Kepala Keluarga berperan dalam pengambilan
keputusan, walau pun kadang – kadang sering meminta persetujuan dari Istri
22. Struktur peran :
- Formal : Tn. H sebagai kepala keluarga, dan Ny. R sebagai Istri.
- Informal : Tn. H sebagai pencari nafkah, Ny. R sebagai ibu rumah tangga
kadang Ny. R ikut membantu di kebun dan berjualan di pasar.
23. Nilai dan norma budaya : keluarga percaya bahwa hidup ini sudah ada yang
mengatur yaitu Tuhan yang maha esa demikian pula dengan sehat dan sakit.
Nilai dan norma yang berlaku di keluarganya. Tn. H menyesuaikan dengan nilai
agama yang dianut dan norma yang berlaku di lingkungannya dan tidak
bertentangan dengan kesehatan dan masyarakat.

V. Fungsi keluarga
24. Fungsi afektif : Keluaraga Tn. H saling menghormati antar anggota keluarga,
hubungan antar keluarga baik, saling mendukung satu sama lain.
25. Fungsis sosialisasi : Dalam keluarga Tn. H terjalin hubungan yang harmonis,
Keluarga Tn. H berhubungan baik dengan anggota keluarga lainnya begitu pun
sebaliknya.
26. Fungsi perawatan keluarga : Tn. H mengetahui tentang makanan yang sehat
untuk dirinya sendiri dan untuk keluarganya. Bila ada keluarganya yang sakit
Tn. H selalu bawak ke puskesmas untuk di periksa, dan Ny. R juga sering ke
dokter untuk menanyakan penyakit kelenjar getah beningnya yang sudah sehat
karena Ny. R takut penyakitnya kambuh, tetapi Ny. R sekarang sering
mengalami sesak di dada.

13
VI. Stress dan koping keluarga
27. Stressor jangka pendek : Ny. R mempunyai masalah sesak di dada yang baru-
baru timbul.
28. Stressor jangka panjang : menurut Ny. R yang menjadi beban pikirannya adalah
kondisi kesehatannya, Ny. R takut klau kelenjar getah beningnya kambuh
kembali.
29. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah :Tn. H berharap, memohon
dan berdo’a kepada tuhan supaya diberikan yang terbaik untuk dirinya dan
keluarganya.
30. Strategi koping yang digunakan : Keluarga Tn. H jika mempunyai masalah
maka mereka akan bermusyawarah dengan anggota keluarga yang lainnya.
31. Strategi adaptasi disfungsional: keluarga tidak pernah menggunakan ancaman
atau kekerasan dalam menyelesaikan masalah.

VII. Harapan keluarga : keluarga berharap petugas dapat memberikan informasi tentang
masalah kesehatan sehingga dapat menambah pengetahuan tentang kesehatan yang
mana sebelumnya keluarga tidak tahu menjadi tahu.

14
VIII. Pemeriksaan fisik
Tn. H Ny. R An. H An. T

Pemeriksaanfisik
Umum
Penampilan umum
Kesadaran CM CM CM CM
Kebersihan personal Bersih Bersih Bersih Bersih
Postur dan cara Postur tubuh simetris, Postur tubuh simetris, berjalan Postur tubuh simetris, berjalan Postur tubuh simetris, berjalan
berjalan berjalan tanpa bantuan tanpa bantuan tanpa bantuan tanpa bantuan
Tanda-tanda vital TD : 120/80 mmHg TD : 130/100 mmHg TD : 110/70 mmHg TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/mnt N : 80 x/mnt N : 80 x/mnt N : 80 x/mnt
S : 36,5 C S : 36,5 C S : 36,5 C S : 36,5 C
R : 18 x/m R : 22 x/m R : 20 x/m R : 20 x/m
Status mental dan Normal Normal Normal Normal
cara berbicara
Status emosi Stabil Stabil Stabil Stabil
Orientasi Dapat mengenal orang, Dapat mengenal orang, waktu Dapat mengenal orang, waktu Dapat mengenal orang, waktu
waktu dan tempat dan tempat dan tempat dan tempat
Proses berfikir Normal, jelas merespon Normal, jelas meresponNormal, jelas meresponNormal, jelas merespon
pertanyaan dengan cepat. pertanyaan dengan cepat pertanyaan dengan cepat pertanyaan dengan cepat
Gaya berbicara Bicara santai dan normal. Bicara santai dan normal. Bicara santai dan normal. Bicara santai dan normal.
PEMERIKSAAN Terlihat bersih, lembab, Terlihat bersih, lembab, tidakTerlihat bersih, lembab, tidakTerlihat bersih, lembab, tidak
KULIT tidak bau, tidak terdapat bau, tidak terdapat lesi. bau, tidak terdapat lesi. bau, tidak terdapat lesi.

15
lesi.
KUKU Terlihat bersih dan CRT Terlihat bersih dan CRT baik Terlihat bersih dan CRT baik Terlihat bersih dan CRT baik
baik <3 dtk <3 dtk <3 dtk <3 dtk
PEMERIKSAAN
KEPALA
Bentuk dan sensori Muka simetris, sensasi Muka simetris, sensasi normal Muka simetris, sensasi normal Muka simetris, sensasi normal
normal gerakan pipi, alis gerakan pipi, alis simetris gerakan pipi, alis simetris gerakan pipi, alis simetris
simetris
Rambut Rambut & kulit kepala Rambut & kulit kepala bersih,Rambut & kulit kepala bersih,Rambut & kulit kepala bersih,
bersih, beruban, distribusi beruban, distribusi rambutrambut hitam dan ikal,rambut hitam dan ikal,
rambut merata merata distribusi merata distribusi merata
Mata Letak simetris, bola mata Letak simetris, bola mata Letak simetris, bola mata Letak simetris, bola mata
dapat bergerak mengikuti dapat bergerak mengikuti arah dapat bergerak mengikuti arah dapat bergerak mengikuti arah
arah tangan pemeriksa, tangan pemeriksa, tidak nyeri,tangan pemeriksa, tidak nyeri,tangan pemeriksa, tidak nyeri,
tidak nyeri, reaksi cahaya +, reaksi cahaya +, konjungtivareaksi cahaya +, konjungtivareaksi cahaya +, konjungtiva
konjungtiva tdk anemis, tdk anemis, kornea tidaktdk anemis, kornea tidaktdk anemis, kornea tidak
kornea tidak ikterik, tidak ikterik, tidak pakai kacamata. ikterik, tidak pakai kacamata. ikterik, tidak pakai kacamata.
pakai kacamata.
Hidung Bentuk simetris, warna kulit Bentuk simetris, warna kulitBentuk simetris, warna kulitBentuk simetris, warna kulit
sama dengan sekitar, tidak sama dengan sekitar, tidak adasama dengan sekitar, tidak adasama dengan sekitar, tidak ada
ada lesi, mukosa lembab, lesi, mukosa lembab, ada bulu lesi, mukosa lembab, ada bulu lesi, mukosa lembab, ada bulu
ada bulu hidung, penciuman hidung, penciuman baik. hidung, penciuman baik. hidung, penciuman baik.
baik.

16
Telinga Daun telinga simetris kiri Daun telinga simetris kiri danDaun telinga simetris kiri danDaun telinga simetris kiri dan
dan kanan, bersih, tidak ada kanan, bersih, tidak adakanan, bersih, tidak adakanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, benjolan, tidak bengkak, tidak benjolan, tidak bengkak, tidakbenjolan, tidak bengkak, tidak
tidak terdapat nyeri tekan terdapat nyeri tekan padaterdapat nyeri tekan padaterdapat nyeri tekan pada
pada masteudeus, tidak ada masteudeus, tidak adamasteudeus, tidak adamasteudeus, tidak ada
serumen dan pendengaran serumen dan pendengaranserumen dan pendengaranserumen dan pendengaran
normal. normal. normal. normal.
Mulut Bibir simetris, mukosa Bibir simetris, mukosaBibir simetris, mukosaBibir simetris, mukosa
lembab, lidah simetris, lembab, lidah simetris, dapatlembab, lidah simetris, dapatlembab, lidah simetris, dapat
dapat bergerak kiri kanan bergerak kiri kanan tidakbergerak kiri kanan tidakbergerak kiri kanan tidak
tidak pucat, lidah dapat pucat, lidah dapat mrasakanpucat, lidah dapat mrasakanpucat, lidah dapat mrasakan
mrasakan rasa dengan baik. rasa dengan baik. rasa dengan baik. rasa dengan baik.
Leher Simetris, warna sama Simetris, warna sama denganSimetris, warna sama denganSimetris, warna sama dengan
dengan kulit, tidak ada kulit, tidak ada pembesarankulit, tidak ada pembesarankulit, tidak ada pembesaran
pembesaran JVP, tiroid. JVP, tiroid. Dapat bergerakJVP, tiroid. Dapat bergerakJVP, tiroid. Dapat bergerak
Dapat bergerak proporsional ke kiri kanan proporsional ke kiri kanan proporsional ke kiri kanan
proporsional ke kiri kanan atas bawah. atas bawah. atas bawah.
atas bawah.
Dada (pernafasan) Simetris, warna sama Simetris, warna sama denganSimetris, warna sama denganSimetris, warna sama dengan
dengan kulit, tidak terdapat kulit, tidak terdapat tonjolan kulit, tidak terdapat tonjolan kulit, tidak terdapat tonjolan
tonjolan abnormal, dapat abnormal, dapat bergerakabnormal, dapat bergerakabnormal, dapat bergerak
bergerak seimbang ke atas, seimbang ke atas, nafas 22 seimbang ke atas, nafas 20seimbang ke atas, nafas 20

17
nafas 18 x /menit, suara x /menit, suara nafas normal. x /menit, suara nafas normal. x /menit, suara nafas normal.
nafas normal.
Dada (kardiovaskuler) Tidak ada tonjolan dan Tidak ada tonjolan dan massa,Tidak ada tonjolan dan massa,Tidak ada tonjolan dan massa,
massa, intercosta rata. intercosta rata. intercosta rata. intercosta rata.
Perut Inspeksi : Perut datar, warna Inspeksi : Perut datar, warna Inspeksi : Perut datar, warna Inspeksi : Perut datar, warna
sama dengan kulit sekitar, sama dengan kulit sekitar,sama dengan kulit sekitar,sama dengan kulit sekitar,
tidak terdapat lesi dan tidak terdapat lesi dan massa. tidak terdapat lesi dan massa. tidak terdapat lesi dan massa.
massa.
Palpasi : lembut, tidak nyeri Palpasi : lembut, tidak nyeriPalpasi : lembut, tidak nyeriPalpasi : lembut, tidak nyeri
tekan, tidak teraba massa, tekan, tidak teraba massa,tekan, tidak teraba massa,tekan, tidak teraba massa,
hepar tidak teraba. hepar tidak teraba. hepar tidak teraba. hepar tidak teraba.
Auskultasi : bising usus 8 Auskultasi : bising usus 8 x / Auskultasi : bising usus 8 x / Auskultasi : bising usus 8 x /
x / menit menit menit menit
Perkusi :Suara timpani
GENITALIA DAN Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji
ANUS
EKSTREMITAS
EKSTREMITAS atas Bahu simetris, warna sama Bahu simetris, warna sama Bahu simetris, warna sama Bahu simetris, warna sama
dan bawah dengan kulit, tidak ada dengan kulit, tidak adadengan kulit, tidak adadengan kulit, tidak ada
tonjolan, dapat mengangkat tonjolan, dapat mengangkattonjolan, dapat mengangkattonjolan, dapat mengangkat
dan menahan beban dengan dan menahan beban dengandan menahan beban dengandan menahan beban dengan
baik, reflex baik. baik, reflex baik. baik, reflex baik. baik, reflex baik.

18
19
1. Format Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
Format rencana asuhan keperawatan keluarga merupakan format yang dirancang
untuk memudahkan mahasiswa menyusun masalah yang ditemukan berdasarkan
prioritas masalah yang ditulis dalam bentuk diagnose keperawatan disertai rencana
untuk mengatasi masalah yang ada. Format rencana asuhan keperawatan keluarga
adalah seperti dibawah ini

1. ANALISA DATA
NO DATA PENYEBAB MASALAH
D
1 S: DS : ketidak mampuan keluarga Ketidak efektifan pola
- Ny. R mengatakan dada merawat anggota keluarga nafas
nya terasa sesak dari dengan gangguan pernafasan
sebulan yang lalu
- Ny. R mengatakan
terasak pada malam hari
DO :
- RR: 22 x/m
- pasien tampak berat
dalam menarik nafas
2DS: DS : ketidak mampuan keluarga Ansietas
- Ny. R mengatakan dalam merawat anggota
cemas jika kelenjar getah keluarga dengan penyakit
bening nya kambuh pernafasan
- Ny. R mengatakan akan
konsul kembali pada
dokter
DO :
- Ny. R tampak cemas
3.ds DS : Jarak rumah tetangga yang Kurangnya bersosialisasi
- Ny. R mengatakan berjauhan
perkumpulan hanya di
keluarga atau Marga saja
dan tentangga sekitar

20
jarang mengunjunginya
DO :
- Rumah Ny.R berjauhan
dengan tetangga

2. Diagnosa keperawaan
a. Ketidak efektifan pola nafas b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan gangguan pernafasan
b. Ansietas b.d ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
dengan penyakit pernafasan
c. Kurangnya bersosialisasi b.d Jarak rumah tetangga yang berjauhan

3. Skala Prioritas Masalah Keluarga


a. Ketidak efektifan pola nafas b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan gangguan pernafasan
Kriteria Skor Bobot Pembahasan
1. Sifat Masalah 3/3 x 1=1 3 Masalah sudah terjadi Ny. R
a. Aktual (tidak/kurang sehat) sudah mengalami sesak di
b. Ancaman kesehatan dada semenjak 1 bulan ini.
c. Keadaan sejahtera masalah ini harus segera
ditangani agar sesak di dada
dan Ny. R bisa beraktifitas
kembali dengan nyaman
2. Kemungkinan Masalah Dapat 1/2x 2=1 1 Pengetahuan keluarga
diubah tentang sesak di dada masih
a. Mudah minim,tapi ada tenaga
b. Sebagian perawat yang akan
c. Tidak dapat memberikan informasi, ada
fasilitas kesehatanyang
terjangkau oleh keluarga.
3. Potensi Masalah Untuk di Cegah 2/3x1=2/3 2 Masalah sudah terjadi
a. Tinggi keluarga juga sudah
b. Cukup meberikan obat – obatan

21
c. Rendah tradisional, dan keluarga
sudah membawa Ny. R
berobat ke puskesmas tetapi
tidak rutin
4. Menonjolnya Masalah 2/2x1=1 2 Keluarga mengatakan
a. Masalah berat dan harus di bahwa masalah pada Ny. R
tangani harus segera ditangani,
b. Ada masalah, tidak perlu segera karena menganggu aktifitas
di tangani Ny. R, hal ini membuat
c. Masalah tidak di rasakan keluarga merasa perlu
menangani masalah ini
segera.
Jumlah skor 3 2/3

b. Ansietas b.d ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga


dengan penyakit pernafasan
Kriteria Skor Bobot Pembahasan
1. Sifat Masalah 2/3x1=2/3 2 Rasa cemas menyebabkan
a. Aktual (tidak/kurang sehat) meperburuk keadaan Ny. R
b. Ancaman kesehatan
c. Keadaan sejahtera
2. Kemungkinan Masalah Dapat 2/2x2=2 2 Pemberian penjelasan
diubah tentang tentang masalah
a. Mudah penyebab sakit dapat
b. Sebagian membantu menurunkan rasa
c. Tidak dapat cemas
3. Potensi Masalah Untuk di Cegah 2/3x1=2/3 2 Penjelaan dapat
A. Tinggi membantu
B. Cukup mengurangi rasa
C. Rendah cemas
4. Menonjolnya Masalah 1/2x1=1/2 1 Keluarga menyadari
a. Masalah berat dan harus dengan lebih banyak
ditangani bertanya pada tenaga
b. Ada masalah, tidak perlu segera kesehatan akan
di tangani membantu keluarga

22
c. Masalah tidak di rasakan dalam mengetahui
penyakit yang
sebenarnya.
Jumlah skor 2 5/6

C. Kurangnya bersosialisasi b.d Jarak rumah tetangga yang berjauhan


Kriteria Skor Bobot Pembahasan
1. Sifat Masalah 1/3x1=1 1 Keluarga perlu di berikan
a. Aktual (tidak/kurang sehat) pengertian bahwa
b. Ancaman kesehatan bersosialisasi itu perlu
c. Keadaan sejahtera
2. Kemungkinan Masalah Dapat 2/2x2=2 2 Pemberian penjelasan yang
diubah tepat dapat membantu
a. Mudah keluarga dalam
b. Sebagian bersosialisasi.
c. Tidak dapat
3. Potensi Masalah Untuk di Cegah 3/3x1=1 3 Karena tindakan masalah
a. Tinggi yang dihapadi keluarga
b. Cukup wajar, mungkin beradaptasi
c. Rendah dengan keadaan.
4. Menonjolnya Masalah 1/2x1=1/2 1 Masalah ini tidak perlu
a. Masalah berat dan harus di ditangani, karena tidak
tangani mengancam kesehatan.
b. Ada masalah, tidak perlu segera
di tangani
c. Masalah tidak di rasakan
Jumlah skor 4 1/2

23
4.FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Tujuan Evaluasi
Diagnosa Keperawatan umum Khusus Kriteria Standar Rencana tindakan

Ketidak efektifan pola Setelah Setelah dilakukan 1.1 Menjelaskan Cara mengatasi sesak 1.1.1 Diskusikan cara mengatasi sesak
nafas b.d ketidak dilakukan 5 2 kali kunjungan penyebab nafas dapat dilakukan di dada kepada semua keluarga.
mampuan keluarga kali kunjungan rumah selama 45 gangguan dengan cara 1.1.2 Menganjurkan semua anggota
merawat anggota rumah, menit setiap pernafasn mengajarkan teknik keluaga untuk mengulang
keluarga dengan diharapkan kunjungan, 1.2 Menjelaskan relaksasi, teknik nafas kembali cara mengatasi sesak di
gangguan pernafasan tekanan darah diharapkan komplikasi dalam, obat tradisional dada.
yang dialami keluarga dapat dari gangguan 1.1.3 Beri pujian jika keluarga mampu
khususnya Ny. mengatasi pola pernafasn mengulang kembali cara
R dapat nafas yang 1.3 Menjelaskan mengatasi sesak di dada.
diatasi. efektif. cara mengatasi
mengurangi
sesak nafas

Ansietas b.d ketidak Setelah Setelah dilakukan 1.1. Menjelaskan Memberikan


mampuan keluarga dilakukan 5 2 kali kunjungan kenapa bisa penjelasan tentang 1.1.1 Bina hubungan saling percaya
dalam merawat anggota kali kunjungan rumah selama 45 terjadi cara mengatasi cemas kepada keluarga
keluarga dengan rumah selama menit setiap gangguan dengan cara teknik 1.1.2 Gunakan pendekatan
penyakit gangguan 45 menit setiap kunjungan, pernafasan relaksasi dan komunikasi terapeutik
pernafasan kunjungan, diharapkan 1.2. Menjelaskan menurukan tingkat 1.1.3 Tanyakan kabar dan kondisi

24
diharapkan keluarga dapat dengan baik kecemasan kesehatan keluarga
rasa cemas n memahami masalah yang 1.1.4 Kaji pengetahuan keluarga
khusunya Ny. tentang cara di alami tentang gangguan pernafasan
R dapat mengenal pasien 1.1.5 Dengarkan dengan baik
diatasi. masalah keluahan pasien
kesehatan
gangguan
pernafasn.
Kurangnya Setelah Setelah dilakukan 1.1 Menjelaskan Memberikan 1.1.1 Diskusikan tentang pendekatan
bersosialisasi b.d Jarak dilakukan 5 2 kali kunjungan tentang pengertian, dengan tetangga yang terdekat
rumah tetangga yang kali kunjungan rumah selama 45 keadaan pemahaman dan 1.1.2 Beri penjelasan secara perlahan
berjauhan rumah selama menit setiap pentingnya penjelasan kepada Ny. agar keluarga dapat memahami
45 menit setiap kunjungan, bersosialisai R bahwa bersosialisasi dengan tepat apa itu
kunjungan, diharapkan dengan orang sangat penting bagi bersosialisasi
diharapkan keluarga dapat lain kehidupan. 1.1.3 Memberikan pujian kepada
khusunya Ny. mengerti dengan 1.2 Menjelaskan keluarga jika suda bisa
U dapat keadaan sekarang manfaat bersosialisasi
bersosialisasi dan beradaptasi bersosialisasi
dengan baik. dengan keadaan.

25
LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA BINAAN

PRE KLINIK KEPERAWATAN KELUARGA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES AL-INSYIRAH

PEKANBARU

Nama : ALY AKBAR

Kunjungan : Pertemuan 1

Tanggal : 21 s/d 31 Agustus 2018

1. LATAR BELAKANG
a) Karakteristik keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Effendy. Nasrul, 1998).

Asuhan keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui


praktik keperawatan dengan sasaran keluarga ( Suprahitno, 2004). Asuhan
keperawatan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami
keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

Dalam memberikan asuhan keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa,


intervensi, implementasi dan evaluasi. Melalui pengkajian, perawat berusaha
untuk mengidentifikasi masala-masalah kesehatan yang aktual maupun potensial
yang terdapat pada setiap anggota keluarga.

26
Keluraga Tn. H merupakan keluarga dengan tahap perkembangan keluarga
dengan keluarga anak remaja dimana keluarga terdiri dari Tn. H , Ny. R dan An. H
dan An. T

Data yang perlu dikaji pada tahap penjajakan 1, meliputi :


a. Data umum yang terdiri dari nama KK, alamat, komposisi keluarga, tipe
keluarga, suku, agama, status sosial ekonomi keluarga, dan aktifitas rekreasi
keluarga.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga terdiri dari tahap perkembangan
keluarga saat ini, tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, riwayat
keluarga inti, dan riwayat keluarga sebelumnya
c. Lingkungan yang terdiri dari karakteristik rumah, tetangga dan komunitas,
mobilitas geografi keluarga, perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat, serta sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga terdiri dari pola komunikasi keluarga, struktur keperawatan
keluarga, nilai dan norma anggota keluarga.
e. Fungsi keluarga terdiri atas fungsi afektif, sosialisasi dan fungsi perawatan
kesehatan
f. Stress dan koping keluarga terdiri dari stressor jangka pendek dan stressor
jangka panjang, kemampuan keluarga menghadapi stressor, strategi koping
yang digunakan dan strategi adaptasi fungsional
g. Pemeriksaan fisik
h. Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan

b) Masalah keperawatan

1) Ketidak efektifan pola nafas


2) Ansietas
3) Kurangnya bersosialisasi

2. PROSES KEPERAWATAN
a. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang dirumuskan berdasarkan data
yang terkumpul dan berupa rumusan tentang respon klien terhadap masalah

27
kesehatan serta faktor penyebab yang berkontribusi terhadap timbulnya masalah
yang perlu diatasi dengan tindakan keperawatan.
Masalah atau diagnosa yang dapat dirumuskan pada suatu keluarga biasanya
cukup banyak, dalam arti kata tidak mungkin satu. Semakin benarpengkajian yang
dilakukan maka semakin banyak masalah atau diagnosa yang dapat dirumuskan
pada keluarga yang dikaji.masalah-masalah yang dikelompokan dalam tipologi
masalah yang terdiri atas:
a. aktual/defisit/gangguan kesehatan
masalah yang terjadi ,dari hasil pengkajian telah didapatkan tanda dan
gejalahgangguan kesehatan.
b. Resiko /ancaman kesehatan
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
c. Potensial/keadaan sejahtera/wellness
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera atau sehat sehingga
hanya memerlukan peningkatan kesehatan atau kesejahteraan.

b. Tujaun umum
Dalam waktu 3x60 menit terbina hubungan saling percaya antara mahasiswa
dengan keluarga dan diperoleh data yang akan menunjang pengkajian masalah
kesehatan pada keluarga secara lengkap dan jelas.

c. Tujuan khusus
a. Keluarga menerima kunjungan mahasiswa dalam 3x60 menit.
b. Keluarga memberi informasi berkaitan dengan data umum, lingkungan, fungsi
keluarga, stress dan koping keluarga, pemeriksaan fisik dan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan.
c. Teridentifikasi masalah keperawatan.

3. Rencana kegiatan
a. Topik
Pengkajian data umum, lingkungan, fungsi keluarga, pemeriksaan fisik dan
harapan keluarga.

b. Metode
Wawancara, observasi, inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
c. Media dan alat
Format pengkajian, alat tulis, nursing kit.
d. Waktu dan tempat
Tanggal 21-23 juli 2018, bertempat di kediaman Tn. H di RT 02 RW 04 kelurahan
Kulim, Kecamatan Tenayan Raya.
a. Strategi pelaksanaan

28
Waktu Fase Kegiatan mahasiswa Kegiatan keluarga
10 menit Orientasi  Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memvalidasi keadaan  Menjawab
keluarga pertanyaan
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan  mendengarkan
kunjungan
45 menit Kerja  membina hubungan  mempercayai
 mengikuti
saling percaya
 melakukan kegiatan
 mengikuti semua
pengkajian
 melakukan proses
 memperhatikan
pemeriksaan fisik
 mendengarkan
 mengidentifikasi
masalah kesehatan
 memberikan
reinforcement positif
5 menit Terminasi  mengevaluasi  menjawab
perasaan keluarga pertanyaan
 membuat kontrak  menyepakati
selanjutnya kontrak
 mengucapkan salam  menjawab salam

4. KRITERIA EVALUASI
a. Kriteria struktur
a. Menyiapkan laporan pendahuluan
b. Menyiapkan alat bantu atau media yang dibutuhkan
c. Kontrak dengan keluarga mengenai tempat dan waktu sesuai rencana
b. Kriteria proses
1. Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan yang telah
ditetapkan
2. Keluarga aktif menjawab setiap pertanyaan yang diajukan
c. Kriteria hasil
1. Diperoleh data umum dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan, struktur
keluarga, pemeriksaan fisik, dan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
secara lengkap dan jelas.
2. Teridentifikasi masalah kesehatan dalam keluarga serta rencana keperawatan
setelah dilakukan pengkajian, analisa data dan prioritas masalah.

29
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Kesimpulan Saran
Pengkajian keluarga dilaksanakan melalui metode wawancara dengan kepala
keluarga dan anggota keluarga. Berdasarka hasil pengkajian yang didapatkan
selama praktek preklinik STIKES AL-Insyirah Pekanbaru didapatkan masalah
kesehatan di keluarga Tn. H dan Ny. R yaitu:

- Ketidak efektifan pola nafas b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan gangguan pernafasan
- Ansietas b.d ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
dengan penyakit pernafasan
- Kurangnya bersosialisasi b.d Jarak rumah tetangga yang berjauhan
Setelah ditemukan masalah kesehatan pada keluarga Tn. H, maka disusunlah
suatu rencana keperawatan keluarga. Berdasarkan hasil yang disepakati dengan

30
keluarga yaitu Tn. H sesuai rencana, maka ditetapkan satu prioritas masalah
kesehatan berdasarkan pengkajian yang sudah dilakukan. Tahap selanjutnya
dilakukan implementasi yang meliputi penyuluhan kesehatan pada keluarga Tn. H.
Setelah melaksanakan beberapa kali pertemuan didapatkan hasil yang sesuai
dengan kriteria hasil yang direncanakan yaitu keluarga mampu mengenal masalah
penyakit yang diderita dengan memanfaatkan pengobatan tradisional.

2. Kesimpulan Proses

Selama proses asuhan keperawatan yang dimulai dari pengkajian, diagnosa,


intervensi, implementasi, dan evaluasi keluarga menyambut mahasiswa dengan
sangat baik. keluarga bisa berinteraksi dengan mahasiswa untuk membahas tanda
dan gejala penyakit yang dialami keluarga.

Keluarga sangat mengharapkan kedatangan mahasiswa setiap hari selama


praktek dilaksanakan karena sangat banyak memberikan informasi tentang
penyakit yang dialami Tn. H. Selama dilakukan kunjungan untuk pengkajian oleh
mahasiswa, Ny. R dan Tn. H sudah mengenal penyakit dan cara mengatasinya, hal
ini sangat membantu keluarga Tn. H.

B. KENDALA DAN HAMBATAN

Dalam melaksanakan keperawatan keluarga ini, penulis tidak mendapatkan


kendala dan hambatan apapun, karena keluarga binaan sangat kooperatif dan
bersemangat dalam setiap pertemuan. Waktu yang diberikan selama satu bulan juga
sangat membantu penulis dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga mulai
dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi.

C. SARAN
1. Untuk keluarga

Diharapkan keluarga Tn. H dapat memahami masalah penyakit yang dialami


keluarga, sehingga keluarga dapat mengatasi masalah kesehatan yang ada dalam
keluarga.

2. Pihak RT dan RW
a. Diharapkan pihak RT dan Rw untuk dapat mengkoordinir masyarakat
dalam setiap kegiatan yang menunjang derajat kesehatan masyarakat.

31
b. Mengingat penyakit gangguan pernafasan merupakan penyakit yang tidak
dapat diabaikan, maka diharapkan upaya secara maksimal untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan baik melalui tenaga kesehatan, sarana
dan prasarana kesehatan.
c. Diharapkan pihak RT, RW dan Kelurahan dapat mengawasi setiap
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

32
Daftar Pustaka

33

You might also like