You are on page 1of 15

MAKALAH

SISTEM HEMATOLOGI DAN IMUNOLOGI

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah biomedik dasar


Dosen Pembimbing : dr. Hj. Lisa Natalia, MM

Nama kelompok 8 :

1. NURLAELA SARI
2. RADEN AHMAD ADI
3. RETNO PAUJIAH
4. SAPNAH
5. SRI YAYAT H.N
6. YUSTIKA RAHAYU

AKPER PEMDA SERANG


2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Serang, September 2017

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1

DAFTAR ISI ............................................................................................................................2

BAB I

PENDAHULUAN....................................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG...............................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................3
C. TUJUAN PENULISAN.............................................................................................4
D. MANFAAT...............................................................................................................4
BAB II

TINJAUAN TEORI..................................................................................................................5
1.SISTEM HEMATOLOGI......................................................................................................5

A. DEFINISI HEMATOLOGI.......................................................................................5

B. ANATOMI HEMATOLOGI......................................................................................5

2.SISTEM IMUNOLOGI........................................................................................................10

A. FUNGSI SISTEM IMUN............................................................................................11


B. MACAM-MACAM SISTEM IMUN..........................................................................11
C. JENIS-JENIS ANTIBODI..........................................................................................12
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MERENDAHKAN SISTEM KEIMUNAN................13

BAB III

PENUTUP...............................................................................................................................14

KESIMPULAN.......................................................................................................................14

SARAN...................................................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di dalam tubuh manusia, ada alat transportasi yang berguna sebagai pengedar oksigen
dan zat makanan ke seluruh sel-sel tubuh serta mengangkut karbon dioksida dan zat sisa ke
organ pengeluaran. Alat transportasi pada manusia terkoordinasi dalam suatu sistem yang
disebut sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah manusia terdiri atas darah, jantung,
dan pembuluh darah.
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat
tinggi yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata
hemo atau hemato yang berasal dari kata Yunani yang berarti haima yang berarti darah.
Darah manusia berwarna merah, namun dalam hal ini warna darah ada dua jenis warna
merah pada darah manusia. Warna merah terang menandakan bahwa darah tersebut
mengandung banyak oksigen, sedangkan warna merah tua menandakan bahwa darah tersebut
mengandung sedikit oksigen atau dalam arti lain mengandung banyak karbondioksida. Warna
merah pada darah disebabkan oleh adanya hemoglobin. Hemoglobin adalah protein
pernafasan (respiratory protein) yang mengandung besi (Fe) dalam bentuk heme yang
merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan hematologi ?
2. Bagaimana anatomi hematologi ?
3. Bagaimana fisiologi hematologi ?
4. Apa yang dimaksud dengan sisitem imunologi ?
5. Apa fungsi sistem imun ?
6. Apa macam-macam dari sistem imun ?
7. Jenis-jenis antibodi ?
8. Apa faktor-faktor yang dapat merendahkan sistem imun ?
9. Penyakit akibat ketidakseimbangan sistem imun ?

4
C. TUJUAN PENULISAN
Dengan mempelajari teori ini diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang
hematologi dan imunologi.

D. MANFAAT
1. Dapat mengetahui yang dimaksud dengan hematologi.
2. Dapat mengetahui anatomi hematologi.
3. Dapat mengetahui fisiologi hematologi.
4. Dapat mengetahui sistem imunologi.
5. Dapat mengetahui fungsi sistem imun.
6. Dapat mengetahui macam-macam dari sistem imun.
7. Dapat mengetahui jenis-jenis antibodi.
8. Dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat merendahkan sistem imun.
9. Dapat mengetahui penyakit akibat ketidak seimbangan sistem imun.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Sistem Hematologi
A. Hematologi adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi
untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri.

B. Anatomi Hematologi
Sistem hematologi tersusun atas hematologi dan tempat hematologi di produksi, termasuk
sumsum tulang dan nodus limpa. Hematologi adalah organ khusus yang berada dengan organ
lain karena berbentuk cairan. Hematologi merupakan medium transport ubuh, volume
hematologi manusia sekitar 7% - 10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter.
Hematologi terdiri dari dua komponen utama, yaitu:
1. Plasma hematologi, bagian cair hematologi yang sebagian besar terdiri dariats
air,elektrolit, dan protein hematologi.
2. Butir butir hematologi (blood corpuscles), yang terdiri atas komponen komponen
berikut ini:
A. Eritrosit (sel hematologi merah)
1) Struktur Eritrosit
Sel hematologi merah merupakan cairan bikonkaf dengan diameter sekitar 7 mikron.
Bikon kavitas memungkinkan gerakan oksigen masuk dan keluar sel secara cepat dengan
jarak yang pendek antara membrane dan inti sel. Warnanya kuning kemerah merahan, karena
didalamnya mengandung suatu zat yang di sebut hemoglobin.
Sel hematologi merah tidak memiliki inti sel , mitokondria, dan ribosom, serta tidak
dapat bergerak. Sel ini tidak dapat melakukan mitosis, fosforilasi sel, atau pembentukan
protein.
Komponen eritrosit adalah sebagai berikut:
a) Membrane eritrosit.
b) System enzim: enzim G6PD (glucose 6 phospatedehydrogenase).
c) Globin : bagian protein yang terdiri atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta. (eritosit normal
dengan pembesaran mikroskop electron 3000 kali).

6
2) Produksi Sel Hematologi Merah
Dalam keadaan normal, eritropoesisi pada orang deawsa terutama terjadi dalam
sumsum tulang, dimana system eritrosit menempati 20%-30% bagian jaringan sumsum
tulang yang aktif membentuk sel hematologi. Sel eritrosit berinti berasal dari sel induk
multipotensial menjadi sel hematologi system eritrosit, myeloid, dan mengakariosibila yang
di ransang oleh eritropoetin. Sel induk multipotensial akan berdeferensiasi menjadi sel induk
unipotensial.
Sel induk unipotensial tidak mampu berdiferensiasi lebih lanjut, sehingga sel induk
unipotensial seri eritrosit hanya akan berdeferesiasi menjadi sel pronormoblas. Sel
pronomorblas akan membentuk DNA yang diperlukan untuk tiga sampai empat kali fase
mitosis. Melalu empat kali mitosis dari setiap kali pronormoblas akan terbentuk 16 eritrosit .
eritrosit matang kemudian dilepaskan dalam sirkulasi. Pada produksi eritosit normal sumsum
tulang memerlukan besi, Vitamin B12, asam folat, piridoksin (vit B6), kobal, asam amino,
dan tembaga.
Secara garis besar dapat di simpulkan bahwa perubahan morpologi sel yang terjadi selama
proses deferesiensi sel pronormoblas sampai eritrosit matang dapat di kelompokan kedalam
tiga kelompok:
a) Ukuran sel semakin kecil akibat mengecilnya inti sel.
b) Inti sel manjadi makin padat dan akhirnya dikeluarkan pada tingkatan eritroblas
asidosis.
c) Dalam sitoplasma di bentuk hemoglobin yang diikuti dengan hilangnya RNA dalam
sitoplsma sel.
3) Lama Hidup
Eritrosit hidup selama 74-154 hari. Pada usia ini system enzim mereka gagal,
membrane sel berhenti berfungsi dengan adekuat, dan sel ini di hancurkan oleh sel system
retikulo endothelial.
4) Jumlah Eritrosit
Jumlah normal pada orang dewasa kira kira 11,5-15 gram dalam 100 cc hematologi.
Normal HB wanita 11,5 mg% dan HB laki-laki 13,0 mg%.

7
5) Sifat-sifat Sel Hematologi Merah
Sel hematologi merah biasanya digambarkan berdasarkan ukuran dan jumlah
hemoglobin yang terdapat didalam sel seperti berikut:
a) Normositik : sel yang ukurannya normal
b) Normokromik : sel dengan jumlah hemoglobin yang normal
c) Mikrositik : sel yang ukurannya terlalu kecil
d) Makrositik : sel yang ukurannya terlalu besar
e) Hipokromik : sel yang jumlah hemoglobinnya terlalu sedikit
f) Hiperkromik : sel yang hemoglobinnya terlalu banyak

6) Antigen Sel Hematologi Merah


Sel hematologi merah memiliki bermacam macam antigen spesifik yang terdapat di
membrane selnya dan tidak ditemukan di sel lain. Antigen-antigen itu adalah A,B,O, dan Rh.
B. Sel Hematologi Putih
1) Struktur Leokosit
Bentuknya dapat berubah-rubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu
(pseudopodia), mempunya bermacam-macam inti sel, sehingga ia dapat di bedakan menurut
inti selnya serta warnanya bening (tidak berwarna). Sel hematologi putih dibentuk disumsum
tulang dari sel-sel bakal. Jenis –jenis dari golongan sel ini adalah golongan yang tidak
bergranula, yaitu limposit T dan B, monosit dan makrofag, serta golongan yang bergranula
yaiu : eosinofil, basofil, dan neutrofil.

2) Fungsi Sel Hematologi Putih


a. Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit/ bakteri yang
masuk kedalam tubuh jaringan RES (system retikulo endotel).
b.Sebagai pengangkut, yaitu mengangkut/membawa zat lemak dari dinding usus melalu
limpa terus kepembuluh hematologi.

3) Jenis-jenis Sel Drah Putih


a. Agranulosit, yang terdiri dari neutrofil, Eosinofil, dan Basofil.
b.Granulosit , yang terdiri dari limposit (limposit T dan Limposit B) dan monosit.

8
4) Jumlah Sel Hematologi Putih
Pada orang dewasa jumlah sel hematologi putih total 4,0-11,0 x 109/l yang terbagi sebagai
berikut:
a. Granulosit
i. Neutopil 2,5-7,5 x 109
ii. Eosinfil 0.04-0,44 x 109
iii. Basofil 0-0,10 x 109
b. Limposit 1,5-3,5 x 109
c. Bsofil 0,2-0,8 x 109
C. Keping Hematologi ( Trombosit )
1) Struktur Trombosit
Trombosit adalah bagian dari beberapa sel besar dlam sumsum tulang yang berbentuk
cakram bulat, oval,bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar 10 hari.
2) Jumlah Trombosit
Jumlah trombosit antara 150 dan 400 x 109/liter (150.000-400.000/milliliter), sekitar
30-40% terkosentrasi didalam limpa dan sisanya bersirkulasi dalam hematologi.
3) Fungsi Trombosit
Trombosit berperan penting dalam pembentukan bekuan hematologi. Trombosit dalam
keadaan normal bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui aliran hematologi.
4) Plasma Hematologi
Plasma adalah bagian hematologi yang encer tanpa sel-sel hematologi, warnanya
bening kekuning-kuningan. Hamper 90% dari plasma hematologi terdiri atas air. Zat-zat yang
terdapat dalam plasma hematologi adala sebagai berikut:
a) Fibrinogen yang beguna dalam peristiwa pembekuan hematologi.
b) Garam-garam mineral, yang berguna dalam metabolism dan juga mengadakan osmotic.
c) Protein hematologi (albumin, globulin) meningkatan viskositas hematologi juga
menimbulkan tekanan osmotik untuk memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh.
d) Zat makanan (asam amino, gukosa, lemak, mineral, dan vitamin).
e) Hormone, yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh.
f) Antibody.

9
D. Limpa
1) Struktur Limpa
Merupakan organ ungu lunak kurang lebih berukuran satu kepalan tangan. Limpa
terletak pada sebelah kiri atas abdomen dibawah kostae. Limpa memiliki permukaan luar
konveks yang berhadapan dengan diafragma dan permukaan medial yang konkaf serta
berhadapan dengan lambung, fleksura linealis kolon, dan ginjal kiri.
Limpa terdiri atas kapsula jaringan fibroelastin, folikel limpa (masa jaringan limpa),
dan pulpa merah (jaringan ikat, sel eritrosit, sel leokosit).

2) Fungsi Limpa
a) Pembentukan sel eritrosit (hanya pada janin).
b) Destruksi sel eritrosit tua.
c) Penyimpanan zat besi dari sel-sel yang di hancurkan.
d) Produksi bilirubin dari eritrosit.
e) Pembentukan limposit dalam folikel limpa.
f) Pembentukan imunoglobin.
g) Pembuangan partikel asing dari hematologi.
2. Hematopoiesis
Hematopoiesis merupakan proses pembentukan hematologi. Tempat hematopoiesis pada
manusia berpindah-pindah, sesuai dengan usianya.
a.Yolk sac : usia 0-3 bulan intrauteri
b. Hati dan lien : usia 3-6 bulan intrauteri
c. Sumsum tulang : usia 4 bulan intrauterine sampai dewasa
3. Hemostasis
Adapun prinsif dari hemostasis adalah Mengurangi aliran hematologi yang menuju daerah
trauma. Cara mengurangi hematologi menuju daerah trauma yaitu:
a. Vasokontriksi
b. Penekanan oleh edema
c. Mengadakan sumbatan/menutup lubang perhematologian

10
5. Pembekuan Hematologi
Pembekuan hematologi adalah proses dimana komponen cairan hematologi
ditransformasi menjadi material semisolid yang dinamakan bekuan hematologi. Menurut
howell proses pembekuan hematologi dibagi menjadi tiga stadium yaitu:
a. Stadium I : pembentukan tromboplastin.
b. Stadium II : perubahan dari protrombin menjadi thrombin.
c. Stadium III : perubahan dari fibrinogen menjadi fibrin.

C. Fisiologi Hematologi
Dalam keadaan fisiologis, hematologi selalu berada dalam pembuluh hematologi,
sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai berikut.
1. Sebagai alat pengangkut.
2. Mengatur keseimbangan cairan tubuh.
3. Mengatur panas tubuh.
4. Berperan penting dalam mengatur pH cairan tubuh
5. Mempertahankan tubuh dari serangan penyakit infeksi
6. Mencegah perhematologian.
2.Sistem Imunologi
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis
yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan
bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus,
serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan
melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan
patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh.
Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem
ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

11
A. Fungsi Sistem Imun
Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai:
Pertahanan tubuh, yaitu menangkal bahan berbahaya agar tubuh tidak sakit, dan jika sel-sel
imun yang bertugas untuk pertahana ini mendapatkan gangguan atau tidak bekerja dengan
baik, maka oranmg akan mudah terkena sakit. Keseimbangan, atau fungsi homeostatik
artinya menjaga keseimbangan dari komponen tubuh.
Perondaan, sebagian dari sel-sel imun memiliki kemampuna untuk memantau ke
seluruh bagian tubuh. Jika ada sel-sel tubuh yang mengalami mutasi maka sel peronda
tersebut akan membinasakannya.
B. Macam-Macam Sistem Imun
Sistem kekebalan tubuh manusia dibagi 2, yaitu kekebalan tubuh tidak spesifik dan
kekebalan tubuh spesifik.
1. Sistem Kekebalan Tubuh Non Spesifik
Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap pertama
Proses pertahanan tahap pertama ini bisa juga diebut kekebalan tubuh alami. Tubuh
memberikan perlawanan atau penghalang bagi masuknya patogen/antigen. Kulit menjadi
penghalang bagi masuknya patogen karena lapisan luar kulit mengandung keratin dan sedikit
air sehingga pertumbuhan mikroorganisme terhambat. Air mata memberikan perlawanan
terhadap senyawa asing dengan cara mencuci dan melarutkan mikroorganisme tersebut.
2. Sistem Kekebalan Tubuh Spesifik
Pertahanan spesifik: imunitas diperantarai antibodi untuk respon imun yang
diperantarai antibodi, limfosit B berperan dalam proses ini, dimana limfosit B akan melalui 2
proses yaitu respon imun primer dan respon imun sekunder.Jika sel limfosit B bertemu
dengan antigen dan cocok, maka limfosit B membelah secara mitosis dan menghasilkan
beberapa sel limfosit B. Semua Limfosit b segera melepaskan antibodi yang mereka punya
dan merangsang sel Mast untuk menghancurkan antigen atau sel yang sudah terserang
antigen untuk mengeluarkan histamin. 1 sel limfosit B dibiarkan tetap hidup untuk
menyimpan antibodi yang sama sebelum penyerang terjadi. Limfosit B yang tersisa ini
disebut limfosit B memori. Inilah proses respon imun primer. Jika suatu saat, antigen yang
sama menyerang kembali, Limfosit B dengan cepat menghasilkan lebih banyak sel Limfosit
B daripada sebelumnya. Semuanya melepaskan antibodi dan merangsang sel Mast
mengeluarkan histamin untuk membunuh antigen tersebut. Kemudian, 1 limfosit B dibiarkan
hidup untuk menyimpan antibodi yang ada dari sebelumnya. Hal ini menyebabkan kenapa
respon imun sekunder jauh lebih cepat dari pada respon imun primer.

12
3.Pertahanan Spesifik
Untuk respon imun yang diperantarai sel, Limfosit yang berperan penting adalah
limfosit T. Jika suatu saat ada patogen yang berhasil masuk dalam tubuh kemudian dimakan
oleh suatu sel yang tidak bersalah(biasanya neutrofil), maka patogen itu dicerna dan
materialnya ditempel pada permukaan sel yang tidak bersalah tersebut. Materi yang tertempel
itu disebut antigen. Respon imun akan dimulai jika kebetulan sel tidak bersalah ini bertemu
dengan limfosit T yang sedang berpatroli, yaitu sel tadi mengeluarkan interleukin 1 sehingga
limfosit T terangsang untuk mencocokkan antibodi dengan antigennya. Permukaan Limfosit
T memiliki antibodi yang hanya cocok pada salah satu antigen saja.
C. Jenis-Jenis Antibodi
1. Immunoglobulin A (IgA)
Terdapat pada beberapa bagian tubuh yang dilapisi oleh selaput lendir, misalnya hidung,
mata, paru-paru, dan usus.
2. Immunoglobulin D (IgD)
Jenis antibodi D atau IgD merupakan antibodi yang jumlahnya yang sangat sedikit terdapat
dalam darah, getah bening, dan pada permukaan sel-sel B. Fungsi IgD adalah untuk
mengaktifkan sel B. IgD ini bertindak dengan menempelkan dirinya pada permukaan sel T
dan membantu menangkap antigen.
3. Immunoglobulin E (IgE)
E atau IgE merupakan jenis antibodi dalam tubuh yang beredar dalam aliran darah dan
terlibat dalam mempertahankan tubuh terhadap parasit dan alergen. Jenis antibodi ini
kadang juga menimbulkan reaksi alergi akut pada tubuh. Oleh karena itu, tubuh seorang
yang sedang mengalami alergi biasanya memiliki kadar IgE yang tinggi. IgE penting melawan
infeksi parasit.
4. Immunoglobulin G (IgG)
Jenis antibodi IgG beredar dalam tubuh dan banyak terdapat pada darah, sistem getah bening, dan
usus. Jenis antibodi dalam tubuh ini memiliki efek kuat sebagai antibakteri maupun virus, serta
menetralkan racun.
5. Immunoglobulin M (IgM)
Antibodi ini terdapat pada darah, getah bening, dan pada permukaan sel-sel B. Pada saat antigen
masuk ke dalam tubuh, Immunoglobulin M (IgM) merupakan antibodi pertama yang dihasilkan
tubuh untuk melawan antigen tersebut. IgM terbentuk segera setelah terjadi infeksi dan menetap
selama 1-3 bulan, kemudian menghilang.

13
D. Faktor-Faktor Yang Merendahkan Sistem Keimunan
Sistem imun mempunyai hubungan rapat dengan cara hidup kita. Berikut adalah
faktor-faktor yang merendahkan sistem keimunan kita:
1. Cara hidup yang tidak sehat.
2. Kekurangan zat makanan.
3. Pencemaran udara atau alam sekitar.

4. Keletihan.

5. Tekanan dan kerisauan.


6. Kurang bersenam.
7. Penggunaan antibiotik yang berlebihan.
Apabila sistem imun kita menurun, maka lebih mudah untuk kita mendapat jangkitan.
Orang yang mempunyai sistem imun yang rendah mudah berasa letih, tidak bersemangat,
sentiasa selesema, jangkitan usus (makanan yang tidak sesuai akan menyebabkan muntah dan
mual), luka sukar untuk sembuh, alergi dan sebagainya. Selain itu, sistem imun yang tidak
teratur juga boleh menyebabkan kecederaan pada sel.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hematologi adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi
untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan
tubuh terhadap virus atau bakteri.
2. Imunologi adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel
dan organ khusus pada suatu organisme.
B. Saran
Sebagai calon-calon perawat kita perlu mempelajari lebih detail tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan sistem imun dan hematologi agar pada saatnya nanti kita dapat
melakukan tindakan yang berkaitan dengan sistem imun dan hematologi secara professional
sesuai dengan prosedur tindakan tanpa ada keragu-raguan.

15

You might also like