You are on page 1of 10

MAKALAH

Pengaruh Bulan Ramadhan Terhadap Harga Saham

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5:

Asnita (A062171031)
Nurul Huda Yus’an (A062171006)
Magfirah Wahyu Ramadhani (A062171005)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pasar modal menjadi salah satu sarana bagi perusahaan untuk mencari dana dari para
investor. Hipotesis pasar modal yang efisien (Efficient Market Hypotesis) mengatakan bahwa
pasar yang efisien bereaksi dengan cepat terhadap informasi yang relevan. Dapat dikatakan
bahwa pergerakan harga saham pada bursa efek secara signifikan disebabkan oleh ekspektasi
pemegang saham yang terbentuk dari kombinasi faktor fundamental, teknis, dan
pandangan.Namun demikian, hipotesis efisiensi pasar mendapat tantangan keras dari para
peneliti yang mencoba untuk menguji hipotesis tersebut dengan data-data empiris. Berbagai
macam anomali yang ditemukan pada data-data historis harga saham di berbagai bursa saham
dunia menunjukan adanya ketidakefisienan dalam proses penyesuaian harga saham akibat
adanya informasi “tambahan” yang terdapat bahkan dalam harga saham itu sendiri
(penolakan terhadap hipotesis efisiensi pasar dalam bentuk lemah). Ketidakefisienan tersebut
berupa adanya pola-pola tingkat imbal hasil yang secara signifikan terdapat pada waktu
tertentu dan terus terjadi dalam jangka waktu yang lama. Anomali ini dinamakan anomali
musiman (seasonal anomaly) atau anomali kalender. Anomali musiman terdiri dari beberapa
jenis berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh para peneliti terdahulu, diantaranya
adalah Turn-of-the Month effect (TOM), Monthly effect, Holidays effect, Religious Holiday
effect atau Religious Calendar.
Efek libur keagamaan (Religious Holiday effect) atau efekbulanan pada bulan
keagamaan (Religious Calendar), adalah hari libur keagamaan dan kalendar keagamaan yang
paling berpengaruh di suatu negara tertentu yang memiliki penduduk dengan mayoritas
agama atau keyakinan tertentu, misalnya Ramdhan effect. Dampak yang terjadi di Indonesia
selama bulan Ramadhan adalah harga kebutuhan pokok akan cenderung meningkat, dan yang
paling terlihat adalah menjelang akhir bulan Ramadhan atau menjelang hari raya Idul Fitri
akan ada aktifitas yang biasa dilakukan yaitu “pulang kampung” dan keperluan lainnya
menjelang Idul Fitri. Di sisi lain pemberian THR (Tunjangan Hari Raya) akan diberikan pada
akhir bulan Ramadhan yang turut memberikan efek meningkatnya peredaran uang di
Indonesia. Hal ini akan ada kemungkinan berdampak pada keuangan setiap orangnya baik
berupa tabungan pribadi maupun pada kegiatan jual beli saham.
2. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apakah terdapat perbedaan return saham pada bulan Ramadhan dengan bulan selain
Ramadhan?
2. Apakah terdapat anomali return saham atau tidak selama bulan Ramadhan atau yang
biasa disebut dengan Ramadhan Effect?”

3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisian makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan return pada bulan Ramadhan dengan
bulan selain Ramadhan?
2. Untuk mengetahui apakah terdapat anomali return saham atau tidak selama bulan
Ramadhan atau yang biasa disebut dengan Ramadhan Effect?”

3. Manfaat penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Mengkaji lebih jauh tentang Ramadhan Effect dan dampak terhadap harga pasar
saham.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypotesis)


Efisiensi pasar modal berhubungan dengan efisiensi informasi yang mengukur seberapa
cepat dan akurat pasar dapat menyerap informasi yang baru. Pasar dapat dikatakan efisien
ketika harga dari semua sekuritas telah merefleksikan seluruh informasi yang relevan dengan
cepat. Karena harga saham telah mencerminkan semua informasi, maka harga tidak akan
membentuk suatu pola tertentu atau sering disebut dengan random walk. Pola random walk
adalah pola perubahan harga yang bersifat independen, harga di masa lalu tidak dapat
digunakan untuk memperkirakan harga di masa depan.

Beberapa asumsi yang digunakan dalam pasar modal (Frank and Keith : 2003) adalah
1. Ada banyak orang yang melakukan analisis dan penilaian terhadap sekuritas guna
memperoleh profit yang maksimum, mereka tidak berngantung antara yang satu dan
yang lainnya - independen.
2. Informasi baru mengenai sekuritas masuk ke pasar secara acak dan waktu
pengumuman suatu informasi independen terhadap informasi lainnya.
3. Investor yang bertujuan untuk memperoleh profit yang maksimum menyesuaikan
hargasekuritas secara cepat untuk merefleksikan pengaruh dari informasi baru.

Pembuktian mengenai teori hipotesis pasar efisien ini dijelaskan oleh Fama (1970) dalam
penelitiannya dengan menggunakan fair game model, yakni investor bisa percaya diri bahwa
harga pasar saat ini secara penuh merefleksikan seluruh informasi yang tersedia mengenai
sekuritas dan tingkat pengembalian yang diharapkan berdasarkan pada harga ini adalah
konsisten dengan tingkat risikonya.

2. Anomali Musiman (Seasonal Anomaly)


Anomali dalam pasar saham terjadi karena terdapat penyimpangan-penyimpangan
(deviations) pada pasar efisien. Suatu model pasar yang efisien didefinisikan sebagai pasar
yang semua harga sekuritasnya secara cepat dan penuh mencerminkan semua informasi
relevan yang tersedia secara kualitas, waktu, dan persepsi (Sukamulja, 2003).Anomali
musiman atau anomali kalender menurut Zafar, Shah, dan Urroj (2009) adalah adanya pola-
pola yang konsisten yang terjadi pada suatu interval waktu secara teratur atau pada waktu
spesifik pada tanggal-tanggal tertentu. Anomali musiman menunjukan bahwa harga dari
suatu saham dapat naik atau turun berdasarkan efek musiman. Keberadaan dari anomali
kalender ini merupakan negasi dari konsep efisiensi pasar yang menyatakan bahwa tidak ada
investor yang dapat memperoleh excess return di pasar.
Ziemba dan Hensel (1994) berpendapat bahwa terdapat beberapa penyebab timbulnya
anomali yang menyebabkan terjadinya kenaikan return ekuitas jangka pendek, antara lain:
a. Adanya kenaikan dari arus kas pada sebelum maupun selama periode anomali
tersebut terjadi.
b. Adanya kebijakan dari investor institusional seperti dana pensiun yang
menginvestasikan dananya pada hari terakhir dari perdagangan dalam suatu bulan
karena performa mereka biasanya diukur dari harga penutupan terakhir dari suatu
bulan.
c. Adanya perilaku dari investor seperti sentimen investor yang mengakibatkan
pembelian atau penjualan yang berlebih.
d. Adanya waktu-waktu tertentu yang terdapat arus informasi yang favorable atau
unfavorable bagi investor.
e. Keterlambatan dari pasar untuk beraksi terhadap informasi yang baru seperti
perubahan earnings, perubahan peringkat, dan lain-lain.

3. Anomali Bulan Ramadan (Ramadhan Effect)


Anomali bulan Ramadhan adalah anomali yang terjadi selama bulan ramadhan, sebelum
dan sesudah bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah merupakan bulan suci bagi seluruh
umat muslim dengan dilakukannya puasa sebulan penuh, terdapat penurunan aktifitas selama
bulan ramadhan, pengurangan jam operasional kerja termasuk perusahaan perbankan dan
biasanya di ikuti acara silaturahmi atau pulang kampun untuk setiap hari raya idul
fitri.Anomali Ramadhan effect, penelitian mengenai Ramadhan effect ini pertama kali diteliti
oleh Husain (1998), penelitian ini mengacu pada penelitian anomali musiman lainnya, namun
penelitian ini di fokuskan meneliti return saham selama bulan Ramadhan. Husain (1998)
meneliti efek Ramadhan pada Karachi Stock Exchange (KSE) periode 1989-1993 di Pakistan.
Penelitian menggunakan regresi varibael dummy dan model GARCH untuk mengetahui ada
tidaknya anomali. Hasil penelitian ditemukan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan
terhadap rata-rata return selama bulan Ramadhan dengan bulan-bulan lainnya, namun
demikian terjadi signifikan penurunan return volatility selama bulan Ramadhan.
Penelitian selanjutnya mengenai anomali Ramadhan effect dilakukan oleh Seyyed,
Abraham, dan Al-Hajji (2005). Penelitian dilakukan pada Saudi Stock Market dengan return
mingguan dari enam sektor mayoritas yaitu sektor perbankan, industri, semen, listrik,
pertaninan, dan jasa selama periode Februari 1985 - April 2000. Hasil penelitian
mengindikasikan terdapat penurunan signifikan pada volatility return mingguan selama bulan
Ramadhan untuk keseluruhan market dan sector yang dipilih, kecuali pada sektor listrik dan
pertanian. Namun tidak signifikan terhadap rata-rata return serta tidak terjadi efek atau
perubahan yang signifikan selama bulan Ramadhan.
Mustafa (2008) meneliti efek Ramadhan yang diambil dari Daily Business Recorder
pada Karachi Stock Exchange - 100 index di Pakistan periode Maret 1998 - September 2004.
Dalam penelitiannya ditemukan bahwa rata-rata return pada bulan Ramadhan lebih rendah
dan tidak signifikan namun terdapat rata-rata return yang positif dan signifikan ditemukan
pada bulan Syahwal dan Ziqad (setelah bulan Ramadhan). Ditemukan juga koefisien faktor
risiko yang signifikan negatif pada KSE sehingga mengindikasikan bahwa relatif rendah
risiko selama bulan Ramadhan. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada Ramadhan effect pada
Karachi Stock Exchange.
BAB III
PEMBAHASAN

Tidak terjadi Ramadhan Effect di Bursa Efek Indonesia, Tidak terdapat perbedaan
signifikan antara return bulan Ramadhan dan return bulan lainnya. Tidak adanya perbedaan
return yang terjadi disebabkan karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dijadikan
dasar perhitungan return cukup stabil dan tidak mengalami perbedaan yang cukup signifikan
dari bulan ke bulan. Fenomena Ramadhan Effect tidak terjadi di Indonesia khususnya di BEI
dibandingkan di negara lain dikarenakan adanya perbedaan budaya dan kondisi yang berbeda
pada saat bulan Ramadhan, contohnya Pada bulan Ramadhan pemerintah Mesir memberikan
pengurangan satu jam di jam perdagangan bursa efek sedangkan hal tersebut tidak terjadi di
Indonesia. Tidak terjadinya Ramadhan Effect juga dipengaruhi komposisi investor di
Indonesia. Pada Bursa Efek Indonesia didominasi oleh investor asing dan institusi, sehingga
pada bulan Ramadhan di Bursa Efek Indonesia tidak terjadi perubahan aktivitas di pasar
modal pada saat bulan Ramadhan, terkait dengan perubahan perilaku investor. Penelitian efek
Ramadhan yang dilakukan Mustafa (2011) pada bursa efek Karachi di Pakistan menemukan
ada perbedaan return pasar pada bulan Ramadhan dibandingkan bulan-bulan lainnya. Hal
tersebut terkait dengan perilaku investor, pada bulan Ramadhan aktivitas ekonomi menurun,
dan transaksi di pasar modal juga menurun. Perubahan perilaku investor yangterjadi di Bursa
Efek Karachi tersebut tidak terjadi pada investor di Indonesia, Hal tersebut dapat kita lihat
dari volume perdagangan saham yang tidak mengalami perubahan yang signifikan pada bulan
Ramadhan. Selain Komposisi Investor, aktivitas ekonomi bulan Ramadhan di Indonesia juga
memiliki perbedaan dengan negara-negara lainnya. Jika di negara lainnya aktivitas ekonomi
cenderung menurun, di Indonesia berbagai sektor justru mengalami peningkatan aktivitas
ekonomi, Ramadhan juga membuka lahan usaha baru bagi pedagang-pedagang musiman
yang berjualan kue dan makanan buka puasa di pasar Ramadhan yang selalu ramai pembeli,
begitu pula Departement Store yang memberikan diskon besar pada saat Ramadhan
mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat dibandingkan bulan lainnya. Bentuk pasar di
Indonesia tergolong efisien dalam bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi
masa lalu untuk memperoleh abnormal return di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Anomali bulan Ramadhan tidak ditemukan terdapat pada Bursa Efek Indonesia
terutama pada Indeks Harga Saham Gabungan dimungkinkan karena terdapat investor yang
melakukan pembelian saham dikarenakan memiliki persepsi serta optimisme bahwa selama
bulan Ramadhan akan memperoleh return yang positif yang didasarkan pada informasi
bahwa selama bulan Ramadhan terdapat perilaku masyarakat yang lebih konsutif sehingga
pasar lebih bergairah. Hal ini dapat dilihat dari volume perdagangan saham yang terjadi
selama periode 2016 sampai dengan 2017 yang identik melakukan pembelian saham dengan
diindikasikan harga saham yang meningkat. Kondisi lainnya, terdapat investor yang
cenderung melakukan penjualan saham dikarenakan kebutuhan akan keuangan yang
diakibatkan dari harga bahan pokok yang cenderung meningkat serta kegiatan jalan-jalan
liburan panjang/ mudik.Dapat disimpulkan keberadaan anomali tidak ditemukan karena tidak
terdapat sentimen investor yang mengakibatkan penjualan atau pembelian saham yang
berlebih.Dapat disimpulkan juga bahwa penyebabnya anomali bulan Ramadhan tidak
ditemukan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dikarenakan jumlah investor sangat sedikit
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada di Indonesia, dapat dilihat bahwa
persentase penduduk Indonesia yang melakukan investasi di bursa saham masih dibawah 1%.
Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk Indonesia belum percaya sepenuhnya pada
bursa saham atau lebih kepada bank oriented atau lebih percaya dengan menyimpan uangnya
di bank. Sehingga kondisi yang terjadi selama bulan Ramadhan tidak mempengaruhi secara
signifikan terhadap pasar modal di Indonesia.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Adapun ksimpulan dalam penulisan ini yaitu:
1. Fenomena Ramadhan Effect tidak terjadi di Indonesia khususnya di BEI
dibandingkan di negara lain dikarenakan adanya perbedaan budaya dan kondisi yang
berbeda pada saat bulan Ramadhan, , contohnya Pada bulan Ramadhan pemerintah
Mesir memberikan pengurangan satu jam di jam perdagangan bursa efek sedangkan
hal tersebut tidak terjadi di Indonesia. Tidak terjadinya Ramadhan Effect juga
dipengaruhi komposisi investor di Indonesia.
2. Tidak ada anomali bulan ramadhan pada Bursa Efek Indonesia terutama pada Indeks
Harga Saham Gabungan dimungkinkan karena terdapat investor yang melakukan
pembelian saham dikarenakan memiliki persepsi serta optimisme bahwa selama bulan
Ramadhan akan memperoleh return yang positif yang didasarkan pada informasi
bahwa selama bulan Ramadhan terdapat perilaku masyarakat yang lebih konsutif
sehingga pasar lebih bergairah. Penyebabnya anomali bulan Ramadhan tidak
ditemukan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dikarenakan jumlah investor sangat
sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Fama, F. Eugene, 1970. Efficient Capital Markets: A Review of Theory and


Empirical Work. TheJournal of Finance, Vol 25, No. 2

Frank, K. Reilly, Keith, C., Brown, 2003. Investment Analysis and Portofolio
Management, 7th Edition. United States Of America: Thomson
Southwestern.

French, K.R., 1980. Stock Returns and the Weekend Effect. Journal of
Financial Economics 8:55-69

Husain, Fazal, 1998. A Seasonality in the Pakistan Equity Market: the


Ramadhan Effect. ThePakistan Development Review. 7, 77 – 81

Keim, D.B., 1983. Size-related Anomalies and Stock Return Seasonality:


Further EmpiricalEvidence: Journal of Financial Economics. June: 13-32

Kirn, Chang-Wung., and Park, Jinwoo, 1994. Holiday Effect and Stock
Returns: Further Evidence. Journal of Financial and Quantitative
Analysis. Vol 29 no.1

Mustafa, Khalid, 2008. The Islamic Calendar Effect in Karachi Stock Market.
Department of Economics. University of Karachi

Seyyed, F. J., Abraham, A., Al-Hajji, M., 2005. Seasonality in Stock Returns
and Volatility: the Ramadhan Effect. Research in International Business
and Finance. 19, 374 – 383

Zafar, N., & Shah, S.Z.A., & Urooj, F. 2009. Calendar Anomalies: Case of
Karachi Stock Exchange. Research Journal of International Studies, 9, 88-
99.

You might also like